• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengertian Sistem

“Menurut Anastasia Diana, Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Anastasia Diana, (2011:3)

“Sistem pada dasarnya adalah kesatuan bagian-bagian yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Mulyadi, (2016:2)

Menurut Mulyadi dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut mengenai pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut: a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersngkutan.

c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Mulyadi, (2016:2)

2. Sistem Akuntansi

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuan gan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Mulyadi, (2016:3)

(2)

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian setiap unsur sistetem akuntansi tersebut:

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam atau menyimpan transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karna dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karna formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yan g terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Mulyadi, (2016:3)

Dalam sistem akuntansi secara manual (manual sistem), media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data kedalam sistem pengolahan data seperti : papan ketik (keyboard), optical and magnetic characters and code, mice, voice,touch sensors, dan cats. Mulyadi, (2016:3)

b. Jurnal

“ Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Seperti telah disebut di atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir”. Mulyadi, (2016:3).

c. Buku Besar

Buku besar (general leadger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk

(3)

menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. Mulyadi, (2016:4)

d. Buku Pembantu

“Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiari ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar”. Mulyadi, (2016:4)

e. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umum penjualan kredit, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor komputer. Mulyadi, (2016:4)

Di atas telah dikemukakan definisi sistem secara umum dan definisi sistem akuntansi. Dalam efinisi sistem akuntansi, formulir merupakan salah satu unsur sistem akuntansi.formulir ini merupakan keluaran sistem lain yang menghasilkan formulir ini terdiri dari sub-sub sistem yang diberi nama prosedur. Oleh karna itu dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem dan prosedur, agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem akuntansi. Mulyadi, (2016:4) Definisi sistem dan prosedur adalah sebagai berikut: sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasa nya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang ulang. Dari definisi berikut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir,

(4)

buku jurnal, dan buku besar seperti menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindah, dan membandingkan. Mulyadi, (2016:

3. Sistem Akuntansi Utang.

Referensi sistem akuntansi utang khususnya koperasi belum tersedia. Oleh karna itu untuk sistem akuntansi utang koperasi penulis mengadaptasi dari sistem akuntansi utang perusahaan dagang.

Sistem akuntansi utang meliputi prosedur pencatatan utang dan distribusi pembelian.

a. Prosedur pencatatan utang

Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable procedur dan voucher payable procedur, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher payable prosedure, tidak diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher (bukti kas keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang. Mulyadi, (2016: 281-282) 1) account payable procedure

Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur adalah:

a) Faktur dari pemasok

b) Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat pembritahuan (remittance advice) yang dikirim ke pemasok, yang berisi keterangan untuk pembayaran tersebut. Mulyadi, (2016:282)

Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah:

a) Kartu utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur

b) Jurnal pembelian. Digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.

(5)

c) Jurnal pengeluaran kas. Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain. Mulyadi, (2016:283)

Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah

a) Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian.

b) Informasi dalam jurnal pembelian kemudian diposting ke dalam kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur. Mulyadi, (2016:283)

Pada saat jumlah dalam faktur dibayar : a) Cek dicatat dalam jurnal pengeluaran kas

b) Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang diposting ke dalam kartu utang. Mulyadi, (2016:284)

2) Voucher payable procedure

Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher atau voucher chek). Formulir ini memiliki 3 fungsi : a) Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan

pengeluaran kas sejumlah yang tercantum didalamnya.

b) Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayaran sebagai (remmittance advise)

c) Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain. Mulyadi, (2016:284)

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah:

a) Register bukti kas keluar ( voucher register) b) Register cek (check register)

Proedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dibagi menjadi :

(6)

(1) One-time voucher procedure dengan dasar tunai (cash basis)

(2) One- time voucher prosedur dengan dasar waktu (acrual basis)

b) Built-up voucher procedures. Mulyadi,(2016:285-288) 4. Sistem Akuntansi Piutang

Referensi sistem akuntansi piutang khususnya koperasi belum tersedia. Oleh karena itu untuk sistem akuntansi piutang koperasi, penulis mengadaptasi dari sistem akuntansi piutang untuk perusahaan dagang.

Sistem akuntansi piutang mencakup prosedur pencatatan piutang, prosedur pembuatan pernyataan piutang, dan prosedur distribusi penjualan. a. Prosedur pencatatan piutang

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang adalah disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.

1) Informasi yang diperlukan manajemen

Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :

a) Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.

b) Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur.

c) Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu. Mulyadi, (2016:207)

b. Dokumen

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah.

(7)

1) Faktur penjualan. dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

2) Bukti kas masuk. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.

3) Memo kredit. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan.

4) Bukti memorial (journal voucher). Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Mulyadi, (2016:208)

c. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:

1) Jurnal penjualan. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

2) Jurnal retur penjualan. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.

3) Jurnal umum. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih

4) Jurnal penerimaan kas. Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur

5) Kartu piutang. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur. Mulyadi, (2016:209)

d. Organisasi

Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah :

(8)

1) Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang.

2) Menghasilkan pernyataan piutang (account reiceivable statement) secara periodik dan mengirimkan ke setiap debitur. 3) Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur untuk

memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur. Mulyadi, (2016:209-210)

e. Metode Pencatatan piutang

Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu metode berikut ini :

1) Metode konvensional. Dalam metode ini, posting ke kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. 2) Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau

pernyataan piutang.

3) Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping).

4) Metode pencatatan dengan menggunakan komputer. Mulyadi, (2016:210)

f. Prosedur pembuatan pernyataan piutang

Pernyataan piutang adalah formulir yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini :

1) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month statement)

2) Pernyataan satuan (unit statement)

3) Pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional (running balance statement with conventional account). 4) Pernyataan faktur yang belumdilunasi (open item statement).

(9)

5. Koperasi menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

a. Pengertian koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id/lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

b. Modal koperasi

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan. Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Modal sendiri dapat berasal dari : 1) Simpanan pokok.

2) Simpanan wajib. 3) Dana cadangan. 4) Hibah.

Modal pinjaman dapat berasal dari : 1) Anggota.

(10)

2) Koperasi lainnya dan atau anggotanya. 3) Bank dan lembaga keuangan lainnya.

4) Sumber lain yang sah. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id/lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

c. Perangkat Organisasi Koperasi

Koperasi memiliki perangkat organisasi yang terdiri atas rapat anggota, pengawas, dan pengurus.

1) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam Anggaran dasar.

Rapat Anggota menetapkan: a) Anggaran Dasar

b) Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen, dan usaha koperasi

c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.

d) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan.

e) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.

(11)

f) Pembagian sisa hasil usaha.

g) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go. id/lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

2) Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian. Masa jabatan pengurus paling lama 5 tahun. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id/ lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

3) Pengawas

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar

(12)

Pengawas bertugas :

a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

b) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Pengawas berwenang :

a) Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

b) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id /lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

6. Standar operasional prosedur (SOP) koperasi simpan pinjam (KSP)/unit simpan pinjam (USP) tahun 2004 dari kementrian Koperasi dan usaha kecil menengah (UKM)

a. Definisi dan Koperasi

Standar operasional prosedur (SOP) merupakan panduan untuk menoprasionalkan berbagai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha simpan pinjam oleh KSP/USP koperasi.pedoman standar operasional prosedur dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan usaha simpan pinjam oleh koperasi, sehingga usaha simpan pinjam pada KSP/USP koperasi dapat ditangani secara profesional.

Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan,

(13)

calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Unit usaha simpan pinjam adalah unit usaha koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id /lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

b. Standar Operasional prosedur (SOP) Pengelolaan Usaha KSP/USP Koperasi

Sesuai dengan peraturan pemerintah no 9 tahun 1995, bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan usaha simpan pinjam oleh KSP/USP koperasi adalah manajemen pelayanan jasa keuangan berupa (1) penghimpun dana (2) penyalur dana dalam bentuk pinjaman kepada anggota dan koperasi lain dan anggotanya.

1) SOP Penghimpun Dana

a) Kegiatan transaksi penghimpun dana KSP/USP koperasi dapat dilakukan dengan anggota, calon anggota,koperasi lain, dan anggotanya dalam bentuk simpanan lancar, simpanan berjangka, dan penyertaan.

b) Kegiatan transaksi pengimpunan dana dari calon anggota, koperasi lain dan anggotanya hanya dapat dilakukan di dalam wilayah kerja koperasi yang sah, sesuai dengan anggaran dasar dan badan hukum koperasi dan hanya jika KSP/USP koperasi

(14)

memiliki kapasitas lebih atas dasar pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi, serta terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari rapat anggota.

c) Dalam rangka melindungi KSP/USP Koperasi dari praktik pencucian uang, penerimaan simpanan dan dana penyertaan yang nilainya lebih dari Rp 50.000.000,- untuk setiap transaksi, baik yang berasal dari anggota, calon anggota, maupun koperasi lain dan atau anggotanya, KSP/USP koperasi harus memiliki standard operasional prosedur tertulis untuk mengetahui asal-usul uang tersebut yang ditandatangani oleh pihak penyimpan/penyertaan modal.

d) Dalam rangka memberikan insentif yang lebih baik bagi anggota sebagai penyimpan maupun penyerta modal, KSP/USP Koperasi harus memiliki ketentuan tentang:

(1) Tingkat bunga simpanan dan insentif modal penyertaan yang lebih tinggi bagi anggota dibandingkan dengan bagi calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

(2) Tingkat balas jasa pertisipasi anggota atas simpanan pokok dan simpanan wajib dari SHU Koperasi.

(3) Perlindungan simpanan yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. (Kementrian BUMN, 2017,

(15)

http://jdih.bumn.go.id/lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

2) SOP Penyaluran Dana

a) Penyaluran dana pada KSP/USP Koperasi harus diutamakan dalam bentuk pinjaman kepada anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama pendapatan KSP/USP koperasi untuk menutupi seluruh pengeluarannya.

b) Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.

c) Penyaluran dana kepada calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya jika dan hanya jika KSP/USP kopersi memiliki kapasitas lebih atas dasar pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan pelayanan kepada anggotanya dan mendapat persetujuan rapat anggota.

d) Untuk mendorong partisipasi anggota dalam meminjam serta merangsang calon anggota agar menjadi anggota koperasi, perlu dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat harga bunga antara anggota dan non anggota.

(16)

e) Penyaluran peminjaman harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan selalu mempertimbangkan bahwa:

(1) Pemberian pinjaman akan memberi manfaat kepada yang menerima, dan

(2) Diyakini bahwa pinjaman dapat dibayar kembali oleh peminjam sesuai dengan perjanjian.

f) Kebijakan mengenai jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh KSP/USP koperasi kepada anggota harus memperhatikan hal-hal berikut:

(1) Pemanfaatan pinjaman oleh calon peminjam.

(2) Kemampuan calon peminjam untuk membayar kewajibannya.

(3) Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas primer dan skunder.

(4) Distribusi resiko pinjaman melalui asuransi kredit atau lebaga penjamin.

g) Perjanjian pinjaman harus tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah disepakati. Apabila jumlah pinjaman di atas plafon yang telah ditetapkan, disarankan untuk membuat akta perjanjian di depan notaris dan atas sepengetahuan rapat anggota.

(17)

h) KSP/USP koperasi harus memiliki standa penyaluran dana yang terdiri atas:

(1) Kebijakan tertulis tentang balas jasa partisipasi pemanfaatan pinjaman oleh anggota dari SHU.

(2) Standar jen is pinjaman.

(3) Standar persyaratan calon peminjam.

(4) Standar pelayanan pinjaman kepada unit lain (khusus untuk USP koperasi).

(5) Standar plafon pinjaman.

(6) Standar bunga pinjaman dan biaya pinjaman lainnya. (7) Standar pengembalian pinjaman.

(8) Standar jangka waktu pinjaman. (9) Standar agunan.

(10) Standar pengajuan pinjaman

(11) Standar persiapanrealisasi pinjaman (analisi pinjaman). (12) Standar realisasi pinjaman.

(13) Standar pembayaran angsuran. (14) Standar pelunasan pinjaman

(15) Standar pembinaanpasca penyaluran pinjaman (16) Standar penanganan pinjaman bermasalah.

i) Dalam hal KSP/USP koperasi masih memiliki kelebihan dana setelah anggota mendapat pelayanan sepenuhnya, maka

(18)

pengelola KSP/USP koperasi dapat melayani calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang menganggur.

j) Tahapan penggunaan kelebihan dana pada KSP/USP Koperasi : (1) Apabila anggota sudah mendapat pelayanan pinjaman sepenuhnya, maka pengelola KSP/USP koperasi dapat melayani calon anggota.

(2) Apabila anggota dan calon anggota sudah mendapat pelayanan sepenuhnya, pengelola KSP/USP koperasi dapat melayani koperasi lain dan anggotanya berdasarkan perjanjian kerjasama antar koperasi yang bersangkutan (3) Dalam hal terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun,

setelah melaksanakan kegiatan pemberian pinjaman (butir a dan b) atas persetujuan rapat anggota, pengelola KSP/USP koperasi dapat:

(a) Menempatkan dana dalam bntuk giro, simpanan, simpanan berjangka, dan sertifikat simpanan berjangka pada bank dan lembaga keuangan lainnya.

(b) Pembeli saham/obligasi melalui pasar modal. (c) Menempatkan dana pada sarana investasi lainnya. k) Pemanfaatan kelebihan dana sebagaimana tercantum pada butir

(19)

(1) Dalam penempatan kelebihan dana untuk pembelian saham, obligasi dan sarana investasi lainnya, pengelola harus mendapat persetujuan rapat anggota terlebih dahulu.

(2) Pinjaman kepada anggota koperasi lain harus diberikan melalui koperasinya.

(3) Rapat anggota menetapkan batas maksimum pemberian pinjaman baik kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

(4) Pinjaman kepada calon anggota harus ada jaminan, dan pinjaman kepada koperasi lain dan atau anggotanya harus didukung dengan perjanjian antar koperasi yang bersangkutan.

(5) Pemanfaatan kelebihan dana harus dapat meningkatkan hasil usaha KSP/USP Koperasi. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id/lihat/UU%Nomor%25%Tahun%199 2, 20 Mei 2018)

3) Metode Perhitungan Angsuran Pinjaman

Metode perhitungan angsuran pinjaman terdiri dari :

a) Berdasarkan sistem flat (tetap), yaitu perhitungan bunga pinjaman berdasarkan pokok awal pinjaman sehingga jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah sama.

(20)

Berikut adalah rumus umum dalam menghitung suku bunga berdasarkan sistem flat:

Bunga/bulan (Rp) = tingkat bunga/bulan x saldo awal pokok pinjaman... (1) b) Perhitungan bunga menurun (sliding rate) , adalah perhitungan

angsuran bunga pinjaman berdasarkan sisa pokok pinjaman setiap bulan, sehingga jumlah bunga yang dibayar menurun setiap bulannya. Perhitungan bunga menurun didasarkan pada sisa pokok pinjaman yang diformulasikan sebagai berikut : Bunga/bulan (Rp) = tingkat bunga/bulan x sisa pokok pinjaman...(2) c) Akuntansi untuk koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam

koperasi, setiap transaksi yang terjadi di KSP/USP harus dicatat, diklasifikasikan, diringkas, dan disajikan dalam bentuk laporan. Kegiatan-kegiatan yang dimulai dari pencatatan sampai dengan penyajian tersebut disebut proses akuntansi. (1) Jenis-jenis transaksi pada KSP/USP

Terdapat tiga jenis transaksi yang sering terjadi di KSP/USP, yaitu transaksi penerimaan kas, transaksi pengeluaran kas dan transaksi yang tidak termasuk ke dalam ke-2 jenis transaksi tersebut.

(21)

(a) Penerimaan pengembalian pinjaman.

(b) Penerimaan pendapatan operasional dari anggota berupa partisipsi bruto anggota, partisipasi jasa provisi, dan partisipasi jasa adminisrasi, serta pendapatan operasional dari non anggota berupa pendapatan bunga, pendapatan provisi dan pendapatan administrasi.

(c) Penerimaan simpanan pokok dan simpanan wajib (untuk KSP).

(d) Penerimaan simpanan.

(e) Penerimaan dana dari bank/kreditur lain berupa pinjaman, pendapatan bunga atas simpanan di bank/lembaga keuangan lain.

Sedangkan transaksi pengeluaran kas di KSP/USP dapat berupa:

(a) Pemberian pinjaman.

(b) Pembayaran kembali simpanan pokok dan wajib (untuk anggota yang keluar).

(c) Pembayaran simpanan atau simpanan berjangka. (d) Penyetoran ke bank.

(e) Pembayaran biaya-biaya usaha dan organisasi. (Kementrian BUMN, 2017, http://jdih.bumn.go.id /lihat/UU%Nomor%25%Tahun%1992, 20 Mei 2018)

(22)

7. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang adalah :

a) Surat Pemberitahuan

Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan pembayaran yang telah dilakukannya. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar. Mulyadi, (2016:408)

b) Daftar Surat Pemberitahuan

Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kasyang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilaksanakan melalui pos, fumgsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari. Jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuat daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas. Mulyadi, (2016:408)

c) Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat tiga lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan di cap oleh bank sebagai bukti penyetor kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas. Mulyadi, (2016:409)

(23)

d) Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan canceled check kepada check issuer. Jika cancelled check dikembalikan kepada check issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsi nya oleh cancelled check. Mulyadi, (2016:409).

8. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang adalah :

a. Jurnal Umum.

Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi. Mulyadi, (2016:209) b. Jurnal Penerimaan Kas.

Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas yang berasal dari debitur. Mulyadi, (2016:209)

c. Kartu Piutang.

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur. Mulyadi, (2016:209)

9. Unsur Pengendali Internal a. Organisasi

Menurut Mulyadi organisasi dalam sistem pengendalian intern sebagai berikut :

(24)

1) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.

2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Mulyadi, (2016:409)

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Menurut Mulyadi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dalam sistem pengendalian intern sebagai berikut :

1) Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

3) Pengkreditan akun pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur. Mulyadi, (2016:409)

c. Praktik yang Sehat

Praktik yang sehat dalam sistem pengendalian intern sebagai berikut :

1) Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera.

2) Para penagih dan kasir harus diasuransikan

3) Kas dalam perjalanan (Baik yang ada di tangan bagian kasa maupun di tangan penagih perusahaan) harus diasuransikan. Mulyadi. (2016:411)

(25)

10. Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen menurut Mulyadi adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Bagan alir dokumen berbagai sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang :

Tabel 1

Beberapa Simbol Standard dan Keterangan Bagan Alir Dokumen

Simbol Keterangan

Dokumen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya transaksi Dokumen dan tembusannya Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan dokumen asli dan tembusan nya.

Berbagai Dokumen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama di dalam satu paket.

Catatan Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir

1 2

(26)

Lanjutan

Penghubung Halaman yang Sama Karena Keterbatasan ruang halaman untuk menggambar, maka diperlukan simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu halamn tertentu.

Akhir Arus Dokumen Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantim dalam simbol tersebut.

Arus Awal Dokumen Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Penghubung Halaman Beda Simbol ini digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman yang lain.

Kegiatan Manual Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan kegiatan manual.

Keterangan, Komentar Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan untuk memperjels pesan yang disampaikan dalam bagan alir.

1

(27)

Lanjutan

Arsip Sementara Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip

A=menurut abjad N=menurut nomor

T=kronologis, menurut tanggal

Arsip Permanen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan

On-Line Computer Process Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara online.

Keying (typing, verifying) Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer mellui on-line terminal.

Pita magnetik (magnetic tape) Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetik.

On-line storage Arsip ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memori komputer

Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan yang

baru dibuat dalam proses pengolahan data, keputusan yang ditulis dibuat dalam simbol.

(28)

Lanjutan

Garis alir (flowline) Simbol ini menggambarkan arah proses pengolah data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah kebawah dan kekanan.jika arah arus mengalir ke atas atau kekiri, anak panah perlu dicantumkan. Persimpangan Garis Alir Jika dua garis alir persimpangan

untuk menunjukkan arah masing masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut.

Pertemuan Garis Alir Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.

Mulai / Berakhir (Terminal) Simbol ini digunakanuntuk

menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.

Masuk ke sistem

Dari pemasok

Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke sistem yang digambarkan dalam bagan alir.

Keluar ke sistem lain

Ke sistem penjualan

Karena kegiatan diluar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan ke luar ke sistem lain.

(29)

B. Penelitian Terdahulu

Berbagai hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan oleh penulis sebagai bahan contoh, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas

peneliti

Billyes Barreva Fessy A03140009 Politeknik Negri Banjarmasin Misbah Muhiddin A03110036 Politeknik Negri Banjarmasin Judul Sistem Akuntansi Simpan

Pinjam pada Koperasi Pegawai Negri Guru-guru Banjar Utara Banjarmasin

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Simpan Pinjam Berbasis Komputer Menggunakan Delphi 210 pada Koperasi pagawai republik Indonesia (KPRI) Barakat Mandiri KORPRI Kabupaten Banjar Institusi atau

Perusahaan yang diteliti

Koperasi Pegawai Negri Guru-guru Banjar Utara Banjarmasin

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Barakat Mandiri KORPRI

Kabupaten Banjar

Permasalahan Bagaimana Sistem Akuntansi simpan pinjam pada KPN guru-guru Banjar utara Banjarmasin.

Bagaimana Sistem Informasi Simpan Pinjam yang tepat pada KPRI Barakat Mandiri KORPRI Kabupaten Banjar?

Bagaimana rancang bangun sistem informasi Akuntansi simpan Pinjam Berbasis Komputer pada KPRI Barakat KORPRI Kabupaten Banjar? Tujuan

Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem akuntansi simpan pinjam pada KPN Guru-guru Banjar Utara Banjarmasin

Untuk Menghasilkan Rrancang Bangun sistem informasi Akuntansi Simpan Pinjam Berbasis Komputer pada KPRI Barakat Mandiri KORPRI Kabupaten Banjar

(30)

Metode Penelitian Observasi, wawancara,dan dokumentasi Observasi, wawancara, dokumentasi

Hasil penelitian Peneliti menyimpulkan sistem akuntansi simpan pinjam pada koperasi Pegawai Negri Guru-guru Banjar Utara Banjarmasin merupakan sistem akuntansi piutang yang dibedakan menjadi sistem akuntansi utang dan piutang.

Sistem Informasi Akuntansi Simpan pinjam berbasis komputer sudah

menyediakan fitur fitur yang membantu kegiatan pencatatan dan pengolahan transaksi simpan pinjam koperasi

Sumber: Billyes Barreva Fessy (2017) dan Misbah Muhiddin (2014)

Persamaan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu terletak pada pembahasan mengenai Sistem Simpan Pinjam. Untuk perbedaan terhadap Misbah Muhiddin yaitu, Misbah Muhidin Berbasis Komputer menggunakan Aplikasi Delphi sedangkan Penulis tidak.Perbedaan denga Bilyess Barreva Fessy yaitu objek penelitian merupakan Koperasi Khusus Pegawai negeri Guru-guru, sedangkan objek penulis merupakan koperasi Pegawai Negeri .

Referensi

Dokumen terkait

8) mendokumentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta

Metode ini penulis pergunakan untuk menggali data tentang gambaran umum obyek penelitian tentang aplikasi manajemen mutu sebagai upaya peningkatan kualitas siswa SMK Persatuan

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari struktur modal dan likuiditas terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas pada

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Seksi Pelayanan pada salah satu Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam kesempatan magang yang didapat oleh peneliti, keluhan

Perancangan aplikasi sistem pakar ini dapat membantu user tanpa harus menemui seorang pakar dengan menganalisa proses pengumpulan fakta-fakta yang berkaitan dengan

Hal ini menunjukkan beberapa bahwa mereka mungkin memiliki cara hidup secara planktonik, seperti pada krustasea ostracoda, melayang di kawanan serampangan atas benthos,

Data ekokardiografi sebelum BMV didapatkan 73 (49.7%) orang pasien stenosis mitral mengalami hipertensi pulmonal berat dimana tekanan sistolik arteri pulmonal rerata 95 mmHg

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang