• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Buah Labu Kuning

Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima, Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata, dan Cucurbita pipo L

(Anonim, 2010).

Buah labu kuning umumnya berbentuk bulat dan berukuran besar. Warna kulit luarnya kuning kecoklatan, sementara daging buahnya berwarna kuning tua dan tebal. Rasanya manis (Wirakusumah, 2010). Mempunyai kulit yang sangat tebal dan keras, sehingga dapat bertindak sebagai penghalang laju respirasi keluarnya air melalui proses penguapan, maupun masuknya udara penyebab proses oksidasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan labu kuning relatif awet dibanding buah-buahan lainnya. Daya awet dapat mencapai enam bulan atau lebih, tergantung pada cara penyimpanannya (Anonim, 2010).

2.1.1 Manfaat Dan Kandungan Buah Labu Kuning

Labu kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, C dan E, mineral, serta karbohidrat. Daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai penangkal berbagai jenis kanker. Buah labu dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya dapat dijadikan kuwaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita (Anonim, 2009).

Labu juga kaya akan asam lemak baik protein yang di butuhkan kulit dan juga mengandung vitamin E, zinc, dan magnesium yang berfungsi untuk membuat

(2)

kulit lebih bersinar. Makan labu juga bisa mendorong regenerasi sel kulit dan melawan bakteri penyebab jerawat. Vitamin E merupakan antioksidan kuat yang membantu proses perbaikan kulit. Zinc yang terkandung dalam labu juga bisa sebagai obat bagi mereka yang jerawat (Anonim, 2009). Adapun kandungan gizi pada labu dapat dilihat dalam tabel berikut:

Komponen gizi Jumlah Komponen gizi Jumlah

karbohidrat 65 g protein 1,0 g

Gula 136 g Vitamin A 361 mg

Serat 0,5 g betakaroten 310 mcg

Lemak total 0,1 g Vitamin B1 0,05 mg

Vitamin B2 0,11 mg Vitamin B3 0,11 mg

Vitamin B5 0,298 mg Vitamin B6 0,061 mg

Folat 16 mcg Vitamin E 1,06 mg

Kalsium 21 mg Zat besi 0,8 mg

Magnesium 12 mg Fosfor 44 mg

Kalium 340 mg Natrium 1,0 mg

Seng 0,3 mg

(Wirakusumah, 2010).

2.1.2 Taksonomi Tanaman Buah Labu Kuning Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Familia : Cucurbitaceae Genus : Cucurbita

Spesies : Cucurbita moschata Durch (Hutapea, J.R, et al., 1994).

(3)

2.2 Kulit

Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar (Tranggono, 2007).

Secara alamiah kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya.

Dimana lapisan lemak tersebut terutama berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Kulit juga mengandung air sebagai pelembab alami, meskipun sedikit (hanya 10%) tetapi sangat penting karena kelembutan dan elastisitas kulit tergantung pada air yang dikandungnya dan bukan pada kandungan lemaknya. Bila kadar air di dalam kulit sedikit maka kulit akan kering dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam. Keadaan ini menyebabkan mikroorganisme, kotoran, sisa sabun, dan lain-lain akan masuk pada kulit yang pecah-pecah tersebut sehingga menimbulkan berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi (Tranggono, 2007).

2.2.1 Anatomi Kulit

Kulit terbagi atas tiga lapisan utama, yaitu: epidermis, dermis, dan subkutis (subkutan).

1. Lapisan Epidermis

Adalah lapisan kulit yang paling luar. Lapisan ini terdiri atas:

• Stratum corneum (lapisan tanduk)

Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin,

(4)

yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar.

• Stratum lucidum (lapisan jernih)

Berada tepat dibawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

• Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.

• Stratum spinosum (lapisan malphigi)

Sel berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.

• Stratum germinativum (lapisan basal)

Adalah lapisan terbawah epidermis. Di lapisan ini juga terdapat sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin (Tranggono, 2007).

2. Dermis

Lapisan dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin, yang berada didalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida (Tranggono, 2007).

(5)

3. Subkutis

Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel-sel lemak. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan saluran getah bening (Wasitaatmadja, 1997).

2.2.2 Fungsi Kulit

Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama mempunyai beberapa fungsi (Wirakusumah, 1994), diantaranya sebagai berikut:

a. Kulit sebagai filter dan pelindung tubuh

Kulit mempunyai kemampuan untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang membahayakan tubuh, seperti bakteri dan bahan asing lainnya.

Selain itu kulit juga dapat melindungi tubuh dari benturan fisik, panas matahari, api, dan angin.

Fungsi proteksi (Dwikarya, 2003), terjadi karena beberapa hal:

1. Kehadiran selaput tanduk yang bersifat waterproof atau kedap air, sehingga manusia tidak menggelembung ketika berenang.

2. Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berkeliaran di sekitar kulit.

3. jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan.

b. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh

Kulit dapat menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara melepaskan keringat apabila suhu tubuh panas. Yang mana keringat tersebut akan menguap dan tubuh merasa dingin. Demikian pula sebaliknya bila

(6)

mengalami kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga panas yang ada di dalam tubuh tidak keluar (tetap tertahan).

c. Kulit sebagai sistem saraf yang sensitif

Kulit terdiri dari sistem syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar seperti panas, dingin, sentuhan dan tekanan. Oleh karena itu kulit akan selalu memberikan reaksi setelah ada peringatan awaldari sistem syaraf tersebut.

d. Kulit menjaga kelembaban dengan mencegah keluarnya cairan dalam jaringan tubuh lapisan kulit bersifat pejal (padat dan kencang) terutama bagian lapisan tanduknya. Kulit mempunyai genggaman terhadap air yang kuat, namun apabila kulit terluka atau retak maka daya genggamnya terhadap air akan berkurang.

2.2.3 Jenis Kulit

Ditinjau dari sudut perawatan (Wasitaatmadja, 1997), kulit terdiri atas 3 jenis:

1. Kulit Normal

Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban cukup.

2. Kulit Berminyak

Adalah kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam. Biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya kasar dan lengket.

3. Kulit Kering

Adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan

(7)

kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan.

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecantikan Kulit

Masalah yang terjadi pada kulit disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar (Wirakusumah, 1994), Adapun beberapa faktornya adalah sebagi berikut:

a. Keturunan (bawaan)

keadaan kulit seseorang dapat tercermin pada kulit kedua orang tuanya.

Misalnya warna kulit ada yang hitam, putih, atau sawo matang. Demikian pula dengan kulit halus, kasar atau berminyak.

b. Hormon

Kadar hormon estrogen (pada wanita) dan progesteron (pada pria) dalam tubuh sangat mempengaruhi keadaan kulit. Misalnya timbulnya jerawat pada saat menstruasi yang disebabkan meningkatnya hormon estrogen.

Hormon estrogen ini juga berperan dalam proses regenerasi kulit.

c. Alergi

Bagi sebagian orang ada memiliki jenis kulit sensitif dan alergi terhadap benda-benda atau zat tertentu. Seperti perhiasan, jam tangan, kosmetik maupun makanan. Gejala alergi ini dapat dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi kemerahan, terasa gatal, menjadi bengkak bahkan sampai ada yang terluka.

d. Iklim

Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu

(8)

perlindungan ketika beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya.

e. Stres

Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.3 Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi setengah kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe air minyak (a/m) dan krim minyak air (m/a). untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2000).

Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O seperti cold cream.

b. Emulsi minyak dalam air atau O/W seperti vanishing cream .

Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini (Lachman,1994).

Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet.

Zat pengawet yang sering digunakan adalah nipagin 0,12-0,18% dan nipasol 0,02- 0,05% (Anief, 2000).

2.3.1 Krim Tangan dan Badan

Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering, tidak

(9)

bersisik, dan tidak mudah pecah. Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum untuk mempertahankan agar permukaan kulit tetap lembut, lunak, dan terlindungi.

Krim tangan dan badan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Memberikn sumber kelembaban yang siap digunakan oleh kulit

2. Memberikan lapisan tipis minyak yang bersifat seperti sebum dan tidak mempengaruhi respirasi kulit

3. Memberikan rasa lembut dan halus pada kulit,tidak terlalu berminyak

4. Mudah dikontrol (Ditjen POM, 1985).

2.3.2 Krim Pelembab

Umumnya krim pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak kulit semula. Kosmetika pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan minyak tersebut (moisturizing oil), atau campuran minyak dalam air (moisturizing cream) dan dapat ditambah atau di kurangi zat tertentu untuk tujuan khusus (Wasitaatmadja, 1997).

Cara mencegah penguapan air dari sel kulit (Wasitaatmadja, 1997), adalah:

1. Menutupi permukaan kulit dengan minyak (oklusif)

2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit

3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air

(10)

4. memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh sinar matahari yang dapat mengeringkan kulit

2.4 Emulsi

Emulsi adalah suatu disperse dimana fase terdispers terdiri dari bulatan- bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur.

Dalam batasan emulsi, fase terdispers dianggap sebagai fase dalam dan medium dispersi sebagai fase luar (fase kontinu). Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai emulsi m/a. Sebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebagai emulsi a/m (Ansel, 1989).

Keuntungan dari tipe emulsi m/a (Voight, 1995), adalah:

1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit 2. Memberi efek dingin terhadap kulit 3. Tidak menyumbat pori-pori kulit 4. Bersifat lembut

5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit 2.4.1 Stabilitas Emulsi

Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika :

a. Fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregat dari bulatan-bulatan.

b. Jika bulatan-bulatan atau agregat dari bulatan naik kepermukaan atau turun kedasar emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam.

(11)

c. Jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi, yang merupakan hasil dari bergabungnya bulatan-bulatan fase dalam.

Disamping itu suatu emulsi mungkin sangat dipengaruhi oleh kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta perubahan fisika dan kimia lainnya (Ansel, 1989).

Umumnya proses kerusakan emulsi terjadi menurut 3 pola, yaitu kriming, inversi fase dan de-emulsifikasi.

Kriming adalah proses mengembangnya partikel dispersi karena pengaruh gravitasi, sehingga masing-masing partikel memisah menjadi bentuk emulsi krim dan emulsi yang lebih encer, masing-masing mengandung lemak berkisar 30-35%

dan 8-10%. Kriming terjadi karena sedimentasi partikel dispersi secara perlahan- lahan.

Inversi fase adalah ketidakstabilan emulsi karena perubahan fase m/a menjadi a/m atau sebaliknya. Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya inversi fase antara lain adalah:

1. Konsentrasi volume kedua fase 2. Sifat serta jumlah zat pengemulsi.

De-emulsifikasi adalah proses pemisahan sempurna emulsi menjadi masing- masing komponen cair. Proses pemisahan tersebut dapat terjadi dalam 2 tahap, yaitu:

1. Mula-mula terjadi flokulasi, partikel dispersi masing-masing berikatan membentuk kelompok yang lebih besar, tetapi apabila di kocok perlahan-lahan akan terdispersi sempurna.

(12)

2. Selanjutnya terjadi koalesensi, kelompok partikel dispersi membentuk kelompok yang lebih besar, yang sifatnya ireversibel, secara visual terlihat memisah, tetapi jika dikocok kuat-kuat akan terdispersi sempurna (Ditjen POM, 1985)

2.5 Silika Gel

Silika gel (SiO2) adalah terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam bentuk granul seperti kaca dengan berbagai ukuran. Jika digunakan sebagai pengering, sering kali disalut dengan senyawa yang berubah warna jika kapasitas penyerapan air telah habis. Bahan berwarna tersebut dapat di kembalikan (dapat menyerap air kembali) dengan memanaskannya pada suhu 110o hingga gel berubah warna semula (Ditjen POM, 1995).

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, limbah yang dihasilkan pada industri pengolahan karet antara lain serum dari hasil pemggumpalan lateks yang relatif bebas dari butir-butir karet dan limbah berupa

a) Rasio Likuiditas: rasio ini terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. Kedua rasio ini menunjukan penurunan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012

Bila pasien kontrol kesehatan atau cuci darah ke rumah sakit, anak pasien sangat jarang untuk mau mengantarkan pasien, sehingga istri pasien lebih sering meminta

Dokumen RKPDes sesuai amanah perundang-undangan menjadi pedoman pemerintah desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa yang disusun secara partisipatif

Setelah halaman start page, di bagian menu File -> New Sheet yang digunakan untuk membuat sheet baru , maka user akan disuruh mengisi beberapa form yang digunakan untuk

Untuk menyebut di antara ilmuwan dimaksud adalah Fazlur Rahman dari Pakistan yang menunjukkan pentingnya hermeneutika dalam kajian Islam, Syahrur dari Syria yang

Persepsi kualitas diharapkan dapat mengarahkan pelanggan ke pembelian berulang, sehingga pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara kualitas produk yang dirasakan

Pada praktikum ini, perlu dilakukan pengaturan suhu supaya tidak terjadi tekanan ke atas yang berlebih, yang dapat menyebabkan molases tertarik ke tabung untuk uap alkohol.Pada bagian