• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA STUDI KASUS PT. SUCACO, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA STUDI KASUS PT. SUCACO, Tbk"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN

BALANCED SCORECARD PADA STUDI KASUS

PT. SUCACO, Tbk

Rio Eko Prasetio, Pariang Siagian, S.E., M.Ak.

Binus University, Jl. Kampung Bulak Barat, Tangerang Selatan, 085717072616, ryo_rabszy@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai “Pengukuran Kinerja Perusahaan Manufaktur Dengan Pendekatan Balanced

Scorecard Pada Studi Kasus PT. SUCACO, Tbk”. Dengan adanya Balanced Scorecard sebagai

pengukuran kinerja dalam perusahaan PT. SUCACO, Tbk dapat membantu perusahaan untuk

mencapai tujuannya secara ekonomi, efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan tujuan Balanced

Scorecard yaitu sebagai alat untuk menjaga keseimbangan antara aspek keuangan tetapi juga dari

aspek non-keuangan, melalui empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, internal bisnis dan

perbelajaran & pertumbuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.

Kualitatif yaitu dengan menggunakan kuesioner, wawancara serta dokumen yang dibutuhkan.

Kuantitatif yaitu dengan menggunakan Laporan Keuangan Perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa kinerja dari perspektif keuangan belum baik karena terdapat rasio likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas mengalami penurunan pada tahun terakhir. Kinerja dari

perspektif pelanggan sudah cukup baik karena pelanggan sudah merasa puas atas pelayanan dan

produk yang diberikan. Kinerja dari perspektif internal bisnis sudah baik karena perusahaan dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Dan pada perspektif yang terakhir yaitu perspektif

pembelajaran & pertumbuhan sudah baik karena kemampuan karyawan, produktivitas karyawan dan

motivasi karyawan menunjukan kenyamanan dalam bekerja. Dari empat perspektif dapat dinilai

bahwa kinerja perusahaan PT. SUCACO, Tbk sudah baik.

Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan);hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Pengukuran kinerja memiliki peranan penting untuk dilakukan pada setiap bisnis yang dijalankan. Pada awal mulanya, pengukuran kinerja hanya dilakukan berdasarkan dari segi keuangan. Hal ini disebabkan karena keuangan dianggap cukup dalam mewakili pengukuran dan mudah untuk dilakukan. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan terdapat berbagai macam bisnis, penilaian dari segi keuangan mulai dianggap tidak cukup memadai untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.

PT. Sucaco, Tbk adalah salah satu perusahaan penghasil kabel listrik dengan berbagai jenis, ukuran dan fungsi. PT. Sucaco, Tbk memproduksi kabel-kabel tersebut sesuai dengan pesanan dari pelanggannya. Ada kalanya PT. Sucaco, Tbk tidak mampu memenuhi permintaan pelanggannya secara tepat waktu ataupun sesuai dengan jumlah yang diminta. Hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan metode pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja yang dilakukan diharapkan dapat membantu PT. Sucaco, Tbk agar menjadi lebih siap dalam menghadapi lonjakan permintaan yang mungkin muncul dan menjaga kestabilan produksi sehingga menjadi lebih mampu bersaing dengan perusahaan pesaing.

(2)

Penerapan balanced Scorecard yang telah dijalankan oleh beberapa perusahaan terbukti memberikan dampak signifikan bagi perusahaan tersebut, diantaranya adalah manajemen semakin berorientasi pada pelanggan, perbaikan terhadap kualitas produk yang dihasilkan, adanya penekanan pada kerja tim, respon terhadap pelanggan yang semakin cepat, waktu yang digunakan untuk peluncuran produk baru yang semakin cepat dan manajemen yang lebih berorientasi pada masa depan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penerapan konsep Balanced Scorecard untuk mengukur empat perspektif (aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan) pada perusahaan manufaktur.

Dengan melihat pentingnya pengukuran kinerja. Penulis akan membuat skripsi dengan judul “Pengukuran kinerja perusahaan manufaktur dengan pendekatan balanced scorecard pada studi kasus PT. SUCACO, Tbk”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kinerja perusahaan secara menyeluruh. Maka dapat diidentifikasikan perusahaan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja PT.SUCACO, Tbk jika diukur dengan menggunakan pendekatan metode balance scorecard?

2. Apakah kinerja PT.SUCACO, Tbk sudah dapat dikatakan baik dengan adanya penerapan perspektif-perspektif dalam metode Balanced Scorecard?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan di PT. SUCACO, Tbk adalah:

1. Untuk mengidentifikasi gambaran penggunaan metode Balanced Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui ukuran tingkat kinerja perusahaan berdasarkan empat perspektif pada penerapan metode balanced scorecard.

METODE PENELITIAN

Penulis melakukan desain penelitian dalam menyusun skripsi ini dengan metode analisis kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu yang sedang berlangsungnya proses penelitian. Selain itu, didalam penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif deskriptif yang berfokus pada studi kasus di suatu perusahaan yang mana akan dijadikan sebagai objek penelitian.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan PT. SUCACO, Tbk sebagai pihak internal untuk dijadikan sebagai sampel penelitian dan pelanggan sebagai pihak eksternal yang juga dijadikan sebagai sampel penelitian. Dan target populasinya adalah 30 karyawan dilingkungan PT. SUCACO, Tbk dan 30 pelanggan dari PT. SUCACO, Tbk. Untuk mengumpulkan sampel yang representatif terhadap populasi dan setelah jumlah sampel yang akan diambil dari populasi telah ditentukan. Selanjutnya pengumpulan sampel pun harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan sampel dilakukan secara acak atau probabilitas.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non-keuangan. Data keuangan berisikan tentang rasio – rasio laporan keuangan, laporan manajemen. Sedangkan data nonkeuangan berupa jawaban responden dari pertanyaan – pertanyaan yang diberikan merupakan suatu hal terpenting dalam penelitian ini, karena data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Keabsahan dari suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh indikator – indikator tolok ukur yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi yang diteliti.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk menyajikan data di dalam penyusunan skripsi ini yaitu dengan pengambilan data dari laporan keuangan perusahaan dan diolah dengan menggunakan rasio-rasio laporan keuangan perusahaan dan data-data tersebut disajikan dalam bentuk diagram/grafik agar yang membaca

(3)

mudah untuk memahami isi dari skripsi ini dan juga wawancara kepada pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan di dalam skripsi ini.

HASIL DAN BAHASAN

Perspektif Keuangan

Rasio Likuiditas a. Current Ratio

Current Ratio merupakan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Current Ratio mengalami penurunan kembali yang menunjukkan bahwa pengelolaan aktiva lancar kurang bagus.

b. Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajiban kepada para deposan dengan sejumlah current assets yang dimiliki. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik hasil yang ditunjukan.

Quick Ratio mengalami penurunan kembali yang menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik pada tahun 2013.

Rasio Solvabilitas

a. Debt To Asset Ratio (DAR)

Debt To Asset Ratioyaitu rasio total kewajiban terhadap aset. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

(4)

Terjadinya peningkatan dalam DAR menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan kembali dan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar peminjaman modal yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. b. Debt To Equity Ratio (DER)

Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dalam DER yang berarti semakin besar dana yang dibelanjai oleh pihak kreditur.

Rasio Profitabilitas a. Return On Assets

Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik hasil yang ditunjukan.

Penurunan ini terjadi karena laba bersih yang didapat perusahaan dari tahun 2011 hingga tahun 2013 mengalami penurunan. Jadi bisa disimpulkan bahwa kinerja perusahaan untuk tahun 2011 sampai tahun 2013 kurang baik karena penggunaan aktiva kurang baik karena tingkat keuntungan yang rendah.

(5)

b. Return On Equity

Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik hasil yang ditunjukan.

Dapat disimpulkan bahwa keuntungan investor rendah karena kurang efisien modal yang ditanamnya. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan SUCACO kurang baik pada tahun 2013.

c. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui pendapatan operasi. Semakin tinggi rasio yang terjadi, maka akan semakin baik hasil yang ditunjukan.

Untuk tahun 2013, NPM yang diperoleh oleh perusahaan SUCACO mengalami penurunan sebesar 1.99% menjadi 2.79%.

Rasio Aktifitas

a. Account Receivable Turnover

Account Receivable Turnover menunjukkan seberapa cepat perusahaan dalam menerima pelunasan piutang dari pelanggan. Jadi semakin cepat (tinggi) maka akan semakin baik untuk perusahaan.

(6)

Berdasarkan hasil dari perhitungan Account Receivable Turnover mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan 2012, hal ini menjelaskan perusahaan semakin cepat dalam menerima pelunasan piutang. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah baik pada tahun 2013.

b. InventoryTurnover

Inventory Turnover menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin cepat dana yang tertanam dipersediaan berputar kembali menjadi uang kas.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Total Aset Turnover mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan 2012, hal ini menjelaskan perusahaan semakin cepat yang tertanam dipersediaan berputar kembali menjadi uang kas.Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah baik pada tahun 2013.

c. Account Payable Turnover

Account Payable Turnover menunjukkan seberapa cepat perusahaan dalam melakukan pelunasan hutang kepada kreditor. Jadi semakin cepat (tinggi) maka akan semakin baik untuk perusahaan.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Account Payable Turnover mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan 2012, hal ini menjelaskan perusahaan semakin baik karena semakin cepat perusahaan melunasi hutang.Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah baik pada tahun 2013.

d. Fixes Assets Turnover

Fixes Assets Turnover berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau mungkin di sebabkan hal hal seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan nilai output yang diperoleh. Jadi semakin rendah rasio, maka semakin kurang efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

(7)

Berdasarkan hasil dari perhitungan Fixes Asset Turnover mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan 2012, hal ini menjelaskan perusahaan kurang baik karena aktiva berputar dengan lambat dan menunjukan ketidak efektif penggunaan aktiva tetap.

e. Total Asset Turnover

Total Assets Turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar meraih laba dan menunjukan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Berdasarkan hasil dari perhitungan Total Aset Turnover mengalami penurunan pada tahun 2013 dibandingkan 2012, hal ini menjelaskan perusahaan kurang baik karena aktiva berputar dengan lambat dan menunjukan ketidak efisienan penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Perspektif Pelanggan

Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dari lima penilaian (Tangible,Realiability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy) yang dilakukan oleh peneliti kepada pelanggan untuk pengukuran pada PT.SUCACO, Tbk, sebagai berikut:

Dengan hasil tersebut bahwa perusahaan dapat dikatakan sudah baik jika melihat pada tingkat kepuasan pelanggan ,yaitu “Puas” sebesar 45% karena faktor kepuasan pelanggan adalah nomor satu. Hal tersebut harus terus ditingkatkan untuk dapat menarik para pelanggan dan mempertahankan para pelanggan yang sudah ada.

Perspektif Proses Bisnis Internal

Proses Inovasi

Dalam hal ini perusahaan sangat memahami betul perkembangan dari persaingan bisnis yang terjadi dan untuk tetap mempertahankan ke eksistensinya perusahaan terus melakukan inovasi pada setiap produk-produknya dan pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya. Berikut beberapa inovasi yang dilakukan oleh perusahaan: a) Para pelanggan perusahaan yang melakukan pembelian produk-produk kabel dari perusahaan PT. SUCACO, Tbk tersebut dapat memesan pembelian secara online melalui e-mail, melalui telepon atau secara langsung.

(8)

b) Perusahaan juga menyediakan layanan customer service untuk para pelanggan mereka yang ingin menyalurkan segala macam bentuk keluhan, dan saran kepada perusahaan.

c) Perusahaan melakukan inovasi pada setiap produknya apabila di minta oleh konsumen-konsumennya, misalnya kemasan produk, jenis, dan ukuran.

Proses Operasi

Kegiatan operasional perusahaan dilakukan dengan memproduksi dan mendistribusikan produk kepada para pelanggan. Dan dalam melaksanakan kegiatan operasinya perusahaan selalu berusaha untuk melakukan secara efektif dan efisien. Hasil operasional PT.SUCACO, Tbk yang telah berjalan dari tahun 2011 sampai 2013 sebagai berikut:

a) Realisasi penjualan kabel pada tahun 2011 mencapai 3.363.728, untuk tahun 2012 mencapai 3.542.885 dan untuk tahun 2013 mencapai 3.751.042. Pada hasil diatas ini menunjukan manajemen perusahaan telah berhasil meningkatkan penjualan kabel mereka kepada konsumen. Dan dapat disimpulkan bahwa manajemen berhasil melakukan penjualan mencapai 105.84% dari target yang ditetapkan oleh perusahaan.

b) Realisasi produksi kabel pada tahun 2011 mencapai 17.535 ton tembaga dan 3.718 ton alumunium. Pada tahun 2012 meningkat mencapai 18.053 ton tembaga dan 3.811 ton alumunium. Dan pada tahun 2013 meningkat kembali mencapai 18.212 ton tembaga dan 5.692 ton aluminium. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan dari tahun 2011 sampai 2013 terus meningkatkan produksinya.

Layanan Purna Jual

Proses ini dilakukan dengan cara memberikan layanan konsultasi kepada pelanggan dengan tujuan untuk menampung semua keluhan yang diterima pelanggan serta melakukan perbaikan dengan cara memberikan masa garansi pada setiap produknya. Dan perusahaan juga memonitor konsumen mereka untuk memastikan produk-produk tersebut terjamin.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kemampuan Karyawan

Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dari indikator kemampuan karyawan yang dilakukan oleh peneliti kepada karyawan untuk pengukuran pada PT.SUCACO, Tbk, sebagai berikut:

Dengan hasil tersebut bahwa perusahaan dalam hal kemampuan karyawan atau dapat dikatakan sudah baik jika melihat pada tingkat Kepuasan Karyawan, yaitu “Cukup Puas” sebesar 38% dan “Puas” sebesar 38%.

Kemampuan Sistem Informasi

Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dari indikator kemampuan sistem informasi yang dilakukan oleh peneliti kepada karyawan untuk pengukuran pada PT.SUCACO, Tbk, sebagai berikut:

Dengan hasil tersebut bahwa perusahaan dalam hal kemampuan sistem informasi karyawan dapat dikatakan sudah baik jika melihat pada tingkat produktifitas karyawan, yaitu “Puas” sebesar 41%.

(9)

Motivasi

Berikut ini merupakan hasil kesimpulan dari indikator motivasi yang dilakukan oleh peneliti kepada karyawan untuk pengukuran pada PT.SUCACO, Tbk, sebagai berikut:

Dengan hasil tersebut bahwa perusahaan dalam hal motivasi dapat dikatakan sudah baik jika melihat pada tingkat motivasi karyawan, yaitu “Cukup Puas” sebesar 53%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan dalam penerapan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan terdapat tiga rasio yang diukur yaitu:

a) Rasio Likuiditas: rasio ini terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. Kedua rasio ini menunjukan penurunan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yang menunjukan bahwa Current Ratio mengalami penurunan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar dan Quick Ratio mengalami penurunan yang dapat diartikan bahwa tingkat liquiditas mengalami penurunan untuk menbayar kewajiban kepada para deposan.

b) Rasio Solvabilitas: rasio ini terdiri dari DAR dan DER. Kedua rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Dengan meningkatnya DAR pada tahun 2013 ini maka menunjukan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dan dengan meningkatnya DER pada tahun 2013 ini menunjukan bahwa semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

c) Rasio Profitabilitas: rasio ini terdiri dari ROA, ROE dan Net Profit Margin. Ketiga rasio ini menunjukan penurunan pada tahun 2013, ini merupakan bukti terjadinya penurunan kinerja dan hasil yang kurang baik dari perusahaan pada tahun 2013 ini dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit melalui operasi perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan karena melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar secara signifikan.

d) Rasio Aktivitas terdiri dari Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Account Payable Turnover, Fixed Assets Turnover dan Total Assets Turnover. Ketiga ratio tersebut kecuali Total Assets Turnover menunjukan hasil yang sudah baik karena perusahaan berhasil atau efektif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun pada Total Assets Turnover hasil yang diketahui menyatakan bahwa aktiva perusahaan kurang cepat berputar untuk meraih laba dan kurang efisien dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan.

2. Perpektif Pelanggan

Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa pelanggan perusahaan berada pada tingkat “Puas” dengan produk dan pelayanan yang diberikan oleh PT. SUCACO, Tbk. Hal itu, memberi kejelasan tentang sudah baiknya kualitas produk yang dihasilkan sesuai permintaan pelanggan dan pelayanan yang diterapkan saat ini oleh perusahaan. 3. Perspektif Internal Bisnis

(10)

Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan dalam hal proses internal bisnis sudah cukup baik ini ditunjukan dalam inovasi-inovasi, produk baru dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan pada setiap tahunnya. Dalam proses operasi perusahaan juga telah meningkatkan penjualan dan produksi mereka dalam hal produk. Hal ini juga ditunjang oleh pelayan seperti customer service dan pemesanan produk melalui e-mail dan telepon tanpa harus datang langsung ke perusahaan yang semain memuaskan para pelanggan. Serta pemberian masa garansi terhadap setiap produk-produknya.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Berdasarkan hasil kuesioner karyawan yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa karyawan perusahaan berada pada tingkat “Cukup Puas” dengan kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi dan motivasi untuk diberikan kepada perusahaan PT. SUCACO, Tbk. Hal itu, memberi kejelasan tentang kepuasan karyawan yang sudah cukup baik seperti, tunjangan yang memuaskan, suasana kerja yang nyaman dan kemampuan karyawan itu sendiri.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan analisa yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk Perusahaan:

a. Perspektif Keuangan

Pada perspektif keuangan, terjadi penurunan rasio profitabilitas pada tahun 2013 dibandingkan 2012. Perusahaan diharapkan untuk dapat meningkatkan rasioprofitabilitas, yaitu laba dan ROA dengan cara meningkatkan laba, mengurangi biaya dan memaksimalkan aktiva/aset.

b. Perspektif Pelanggan

Pada perspektif pelanggan perusahaan hasil kuesioner sudah menunjukan kepuasan pada konsumen, maka perusahaan perlu untuk lebih meningkatkan lagi dengan cara: lebih meningkatkan kembali pelayanan yang sudah baik, seperti tetap menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen yang sudah tidak menjadi mitra bisnis, tidak melakukan penurunan kualitas yang diminta oleh konsumen. Dan untuk menarik konsumen baru perusahaan harus meningkatkan promosinya dengan menyediakan dana khusus untuk promosi dengan tujuan untuk memperluas pangsa pasarnya baik nasional maupun internasional.

c. Perspektif Internal Bisnis

Pada perspektif internal bisnis, tingkat efisien dan efektivitas perusahaan sudah baik karena penjualan dan produksi terus meningkat. Dan juga perusahaan diharapkan untuk lebih memonitor jalannya proses pemilihan bahan baku, mengolah bahan baku, hingga menjadi produk yang siap dijual kepada konsumen.

d. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan

Pada perspektif pertumbuhan & pembelajaran perusahaan harus membuat program-program yang membuat karyawan termotivasi, nyaman dan meningkatkan produktivitas kerja. Hasil dari kuesioner menunjukan adanya kekakuan hubungan antara atasan dan bawahan. Oleh karena itu, atasan diharapkan dapat melakukan pendekatan kepada setiap karyawannya dengan tingkatan yang lebih sering lagi, sehingga atasan menjadi paham akan masalah atau kendala apa yang dihadapi bawahannya dalam bekerja dan bawahan pun akan merasa nyaman atas pengawasan yang diberikan atasannya. Selain itu, perusahaan juga dapat menciptakan acara-acara yang bersifat menghibur yang melibatkan atasan dan bawahan, seperti membuat acara berlibur bersama sehingga akan lebih tercipta hubungan yang erat dan kekeluargaan antara atasan dan bawahan.

2.Untuk Kepentingan Ilmiah:

Untuk peneliti selanjutnya agar menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya, dengan penelitian yang lebih mendalam guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

(11)

Sebagai bahan masukan dalam menambah pengetahuan untuk menilai kinerja perusahaan yang lebih baik.

REFERENSI

David, Fred R. 2011. Manajemen Strategis (Sunardi D, Trans). (12th edition). Jakarta: Salemba Empat Garrison, Noreen and Brewer 2008. Managerial Accounting

Gasperz. 2013. All-in-one key performance indicators and balanced scorecard

Gaspersz, Vincent. (2011). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi dengan Balanced Scorecard dengan Malcolm Baldrige dan Lean Six Sigma Supply Chain Management. Jakarta: Vinchriso Publication.

Kartajaya, Hermawan.,&Yuswohady. (2005). Attracting Tourist, Trades, Investors: Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Luis, Suwardi.,& Biromo. (2010). Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to Functional Scorecards. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mulyadi. (2007). Sistem terpadu pengelolaan kinerja personel berbasis balanced scorecard. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Rivai, Veithzal. ,& Sagala, Jauvani, E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (2 ed). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen (Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi).Jakarta : Kencana.

Sarjono, Haryadi., Pujadi, Arko.,& Wong, Henry Wono. (2010). Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja

Sumarsan, Thomas, (2013), Sistem Pengendalian Manajemen,Edisi 1, Indeks, Jakarta RIWAYAT PENULIS

Nama : Rio Eko Prasetio

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 10 April 1992 Pendidikan Formal :

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengumpulan data di enam Kelurahan pada Kecamatan Selebar Kota Bengkulu (Betungan, Pekan Sabtu, Suka Rami, Bumi Ayu, Pagar Dewa, Sumur Dewa) diperoleh tiga

Perbandingan antara nilai daily output pada proyek Gunawangsa Manyar Apartemen, Gunawangsa Merr Apartemen, dan data referensi akan dikelompokkan menjadi pekerjaan pengecoran

Dengan topik khusus tata kelola internet, modul ini mengulas mengenai apa yang dinamakan dengan tata kelola internet, yang mencakup sejarah penyusunannya, definisi dan

Tujuan dari field project ini adalah menganalisa kelayakan kerja dari overhead crane pada saat operasi pengangkatan dengan menitikberatkan penelitian pada girder serta cross

adanya branding , aset atau potensi yang telah ada dapat digunakan untuk.. 4 meningkatkan identitas dan mengomunikasikan USP yang dimiliki oleh sebuah produk. Kaitannya

Berdasarkan tinjauan peneliti terhadap data dari Dinas Kesehatan Surakarta di tahun 2015 dan 2016, jumlah capaian pada WPS hanya sedikit, serta belum terdapat

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Hasil analisis inferensia untuk menguji perbedaan dengan wilcoxon signed rank test menunjukkan nilai yang tidak signifikan sehingga penerapan ACT dinilai tidak