BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII
SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN T.A 2012/2013
Oleh : Indah Pratiwi NIM. 071244110021
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. J.
Ambarita, M.Pd, Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si, dan Bapak Drs. Syafari,
M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran
dalam penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis
juga disampaikan terima kasih.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak M. Hanafiah, S.Pd
guru kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan dan seluruh bapak/ibu guru serta staf
pegawai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Marly,
ibunda Risnani, adik Violin Astika, Sylvia Anggraini, M. Fadly Syahputra yang
telah memberikan dukungan material, spritual, memberikan doa yang tulus dan
nasehat yang menjadi motivasi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Begitu
juga penulis ucapkan terima kasih kepada para sahabat stambuk 2007 Dik B dan
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang turut membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian
penelitian ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan penelitian ini. Kiranya penelitian ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2012
Penulis,
Indah Pratiwi
Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012/2013
Indah Pratiwi (NIM 07124411002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013 melalui penerapan pendekatan CTL.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33 orang. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Data penelitian dikumpulkan dengan mengguunakan tes (pre test, post test I, dan post test II) dan observasi. Tes yang diberikan sebanyak 5 soal dan telah divalidkan oleh 3 orang validator.
Dari hasil pre test didapat hasil belajar siswa dengan rata-rata 36,6667 yang jauh dibawah nilai ketuntasan yaitu 0%. Pada tes hasil belajar siklus I (post test I) diperoleh rata-rata 69,3939 dan terdapat 9 siswa dari 33 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan ketuntasan klasikal 72,73%. Ini berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 32,7272 dan peningkatan ketuntasan sebesar 72,73% dari pre test yang dilaksanakan. Karena tingkat ketuntasan klasikal belum tercapai maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II diperoleh hasil belajar (post test II) dengan rata-rata 76,9696 dengan 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dan tingkat ketuntasan klasikal 87,88%, yang berarti terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 7,5757 dan peningkatan ketuntasan sebesar 15,15%.
2.4.2 Operasi Penjumlahan pada Bilangan Bulat 22
2.4.3 Operasi Pengurangan pada Bilangan Bulat 24
2.5 Kerangka Konseptual 26
2.6 Hipotesis Tindakan 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 28
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 28
3.2.1 Subjek Penelitian 28
3.2.2 Objek Penelitian 28
3.3 Jenis Penelitian 28
3.4 Alat Pengunpul Data 28
3.4.1 Tes Hasil Belajar 28
3.4.2 Observasi 29
3.5 Prosedur Penelitian 30
3.6 Teknik Analisis Data 33
3.6.1 Analisis Tes 33
3.6.2 Analisis Observasi 34
3.7 Indikator Keberhasilan 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 36
4.1.1 Siklus I 36
4.1.2 Siklus II 47
4.2 Temuan Penelitian 58
4.3 Diskusi Penelitian 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 61
5.2 Saran 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Penguasaan 34
Tabel 3.2 Kriteria Pencapaian Indikator 35
Tabel 4.1 Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Pre Test 36
Tabel 4.2 Tingkat Penguasaan Siswa pada Pre Test 36
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus I 40
Tabel 4.4 Nilai Siswa pada Post Test I 44
Tabel 4.5 Deskripsi Nilai Post Test I Siswa 45
Tabel 4.6 Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Post Test I 46
Tabel 4.7 Tingkat Penguasaan Siswa pada Post Test I 46
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus II 50
Tabel 4.9 Nilai Siswa pada Post Test II 54
Tabel 4.10 Deskripsi Nilai Post Test II Siswa 55
Tabel 4.11 Data Ketuntasan Belajar Siswa pada Post Test II 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 65
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 68
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 71
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 74
Lampiran 5 : Soal Pre Test 77
Lampiran 6 : Soal Post Test I 80
Lampiran 7 : Soal Post Test II 83
Lampiran 8 : Kunci Jawaban 86
Lampiran 9 : Lembar Validasi Tes 87
Lampiran 9 : Lembar Validasi Tes 88
Lampiran 9 : Lembar Validasi Tes 89
Lampiran 10 : Daftar Nama Validator 90
Lampiran 11 : Nilai Pre Test Siswa 91
Lampiran 12 : Nilai Post Test I Siswa 92
Lampiran 13 : Nilai Post Test II Siswa 93
Lampiran 14 : Lembar Observasi 109
Lampiran 14 : Lembar Observasi 98
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar dari pengembangan sains (basic of
science) dan sangat berguna dalam kehidupan semua manusia. Di lingkungan
masyarakat secara tidak langsung orang sudah menggunakan matematika. Seperti
ketika orang menghitung penghasilan, hasil panen, jumlah belanja, luas tanah,
luas rumah, ongkos, hak waris dan masih banyak yang lainnya. Ini berarti tidak
ada orang yang tidak memerlukan matematika dalam kehidupan dan
perkembangannya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Sujono (dalam Sari,
2007:1) bahwa:
“Matematika merupakan himpunan peradaban manusia. Matematika merupakan faktor pendukung dalam laju perkembangan dan persaingan di berbagai bidang, ekonomi, teknologi, persenjataan, usaha eksplorasi ruang
angkasa dan sebagainya.”
Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif.
Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga Indonesia sebagai
negara berkembang perlu mensejajarkan diri dengan negara-negara yang sudah
maju tersebut.
Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki peran penting dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peran matematika dalam tujuan umum pendidikan
matematika dalam mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan yang berkembang melalui tindakan dasar pemikir kritis, rasional dan
cermat serta dapat menggunakan pola berfikir matematika baik dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan sehari- hari.
“Matematika merupakan fondasi yang perlu ditanamkan sejak dini.
Kalau sejak dini siswa tidak suka matematika, maka siswa tidak akan pernah suka
2
Pada kenyataannya matematika telah diajarkan sejak SD bahkan di
bangku TK. Namun sampai sekarang, masih banyak siswa yang menunjukkan
bahwa matematika itu sukar dan menakutkan. Sebagaimana Sujono (dalam Sari,
2007:2) mengungkapkan bahwa:
”Pandangan bahwa matematika adalah sesuatu yang menakutkan dimulai sejak anak masuk kelas satu Sekolah Dasar. Guru dan banyak orang dewasa lain menunjukkan bahwa matematika itu sukar dan menakutkan, dan pada saat yang sama ditunjukkan bahwa keterampilan dan kemampuan matematika disajikan sebagai suatu yang hanya dapat dikerjakan oleh anak-anak yang benar-benar cemerlang, anak dipaksa untuk menghafalkan fakta-fakta matematika misalnya tabel perkalian, di bawah tekanan yang bertubi-tubi dan mereka didesak agar bekerja lebih keras. Dalam kondisi semacam ini, dijamin kegagalan dan timbul
perasaan tidak mampu yang tidak dapat dielakkan.”
Kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa sebagai bekal mempelajari
matematika salah satunya adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung
siswa perlu dipupuk dan dilatih dengan berbagai teknik agar tertanam dalam pola
berpikir anak sehingga nantinya dalam mempelajari matematika tak ada kendala
dalam hal kemampuan berhitung.
Setelah siswa menyelesaikan studi di tingkat SD kemampuan berhitung
yang harus telah dikuasai adalah meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perpangkatan, dan penarikan akar. Kemampuan berhitung itu harus
dikuasai anak untuk diterapkan pada himpunan bilangan Asli, cacah, bulat, dan
pecahan/desimal.
Dari pandangan Sujono tersebut, dapat dilihat bahwa ketakutan terhadap
matematika mengakibatkan kegagalan dan perasaan tidak mampu yang akhirnya
berujung pada hasil belajar matematika yang rendah.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cockroft ( dalam Abdurrahman,
2003 : 253 ) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena:
1. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan
2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai 3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas
3
6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Operasi hitung bilangan bulat biasanya telah dikenal oleh anak semenjak
dini. Terutama operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
walaupun anak itu sendiri belum menyadari bahwa ia sedang melakukan operasi
hitung. Hal itumerupakan sebuah potensi dasar anak yang sangat perlu
dikembangkan oleh orang tua dan atau gurunya. Disekolah dasar operasi hitung
mulai dikembangkan oleh guru dengan cara menanamkan dasar-dasar
pengetahuan pada siswa melalui bidang pengajaran, terutama pembelajaran
matematika. Melalui berbagai kegiatan pembelajaran matematika siswa berlatih
mengembangkan potensi diri dan mengembangkan pengetahuan serta pola pikir
untuk belajar memecahkan masalah.
Ketakutan dan kesukaran siswa dalam mempelajari matematika
bersumber pada pelaksanaan pembelajarannya yang kurang bermakna yang
membuat siswa pasif dan tidak merasakan nikmatnya belajar matematika, dimana
pembelajaran yang diterima hanya menekankan pada pola hafalan rumus dan
soal-soal latihan. Sebagaimana diungkapkan Baskoro (http://rumahilmuindonesia.net)
bahwa:
“Fakta menunjukkan, tidak sedikit siswa sekolah yang masih
menganggap matematika adalah pelajaran yang bikin “stress”, membuat
pikiran bingung, menghabiskan waktu dan cenderung hanya mengotak-atik rumus yang tidak berguna dalam kehidupan. Akibatnya, matemmengotak-atika dipandang sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan dapat diabaikan. Selain itu, hal ini juga didukung dengan proses pembelajaran di sekolah yang masih hanya berorientasi pada pengerjaan soal-soal latihan saja.”
Kemudian Suherman (http://educare.e-fkipunla.net) mengatakan bahwa:
”Pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umunya guru masih
mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,...,lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Siswa tidak menyadari tujuan belajar sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti. Ditambah lagi materi matematika susah (abstrak) dan seringkali dibuat susah, suasana pembelajaran yang monoton, penuh ketegangan, banyak tugas dan nilainya jelek lagi. Dampak dari hal tersebut bagi siswa adalah tidak merasa nikmatnya (enjoy) belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban yang
4
Kondisi yang terjadi pada SMP Negeri 2 Perbaungan, dari pengamatan
awal menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi
disertai contoh soal kemudian diberi latihan. Sedangkan siswa bersifat pasif hanya
menerima rumus-rumus tanpa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri,
ditambah lagi dengan masih diterapkannya sistem guru kelas yang mengajarkan
semua mata pelajaran kecuali agama, keterampilan dan olah raga yang
kemungkinan besar tidak semua guru memiliki latar belakang pendidikan
matematika.
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran
yang bermakna, yaitu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan
nyata dan melibatkan peran siswa secara aktif. Karena pembelajaran yang
bermakna membuat siswa selalu ingat pada pelajaran tersebut, seperti yang
diungkapkan Johnson (2008:64) bahwa: ”Ketika para siswa menemukan makna di dalam pelajaran mereka, mereka akan belajar dan ingat apa yang mereka pelajari.”
Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah
sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) bahwa :
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan
bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siwa yang berkesulitan belajar”.
Selama ini pembelajaran matematika kurang menyentuh kepada substansi
pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika
sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.
Seperti diungkapkan Lilis Widianti (http://newspaper.pikiranrakyat.com/prprint?mib=beritadetail&id=72425)
“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada
substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjaan soal. Bahkan siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ngulang menyebutkan defenisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang”.
Kekurang pemahaman siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan
5
mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya guru menjelaskan
konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak menggunakan
pengalaman siswa sehari-hari, sehingga siswa sulit memahaminya. Hal tersebut
mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna, sedangkan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat harus dikuasai oleh siswa untuk
pembelajaran yang lebih tinggi. Siswa yang tidak menguasai operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
pelajaran selanjutnya. Apabila hal ini berlanjut pada siswa maka bisa saja siswa
tidak menyukai pembelajaran matematika, karena pelajaran matematika dianggap
sulit, bahwa siswa akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.
Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar
jika selalu memperoleh yang rendah dalam belajar.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman ( 1999:9)
bahwa:”Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa berkesulitan belajar.
Selanjutnya Kauffman (dalam Abdurrahman, 1999:6) mengatakan bahwa :
“Kesulitan adalah suatu gagasan dalam satu atau lebih proses psikologi dasar yang
mencakup pemahaman dan pengguanaan bahasa, tulisan, dan gangguan itu berupa
membaca, menulis, dan berhitung”.
Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar
yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung. Untuk
peneliti menggunakan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan pemecahan masalah siswa yaitu Contextual Teaching and Learning
(CTL). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu sisstem belajar
yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang akan mampu menyerap materi
pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. CTL
merupakan sistem menyeluruh yang terdiri dari bagian – bagian yang saling
terhubung yang terdiri dari 7 komponen yaitu kontruktivisme, menemukan,
6
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat juga merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Untuk
mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah banyak hal disarankan
dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung kembali ke cara konvensional,
(http://www.depdiknas.go.id/jurnal51/0404429%-ed-nurhayati-penerapan-model-pembelajaran.pdf) menyatakan bahwa:
“ Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dikelas. Kenyataan menunjukkan selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak
didominasi oleh guru”.
Ini berarti dalam proses pembelajaran tidak cukup bila hanya memberi
tekanan pada terampil menghitung dan menghitung soal. Perhatian khusus juga
harus diberikan pada bagaimana pemahaman dan sikap siswa dapat terbentuk
serta kemampuan menerapkan pembelajaran yang merupakan penting
terbentuknya kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang mungkin
dihadapinya. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkanantara materi dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan kontekstual ini diterapkan mengingat
bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Dalam hal
ini fungsi dan peranan guru masih dominan sehingga siswa menjadi pasif da tidak
kreatif.
Hal ini dikarenakan penyampaian materi cenderung abstrak, padahal
materi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat banyak diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi ketakutan dan kesulitan siswa yang dapat
menyebabkan hasil belajar siswa rendah dalam mempelajari bilangan bulat, dapat
digunakan pendekatan kontekstual, di mana kegiatan belajar mengajar akan lebih
bermakna dan melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sedangkan
peranan guru hanya sebagai fasilitator, mengarahkan siswa untuk belajar dan
7
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2
Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan pada
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah.
2. Siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit.
3. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah sangat kurang.
4. Kurangnya pengalaman siswa dalam belajar sehingga tidak dapat mengaitkan
apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada hasil belajar matematika dan
kurangnya pengalaman siswa kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan pada operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah sehingga tidak
dapat mengaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa
dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 2
8
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa dengan menerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII
SMP Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan hasil penelitian ini
memberi manfaat antara lain:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru matematika untuk
menerapkan pendekatan kontekstual dalam pengajaran matematika.
2. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan pemahaman siswa yang berujung pada meningkatnya hasil
belajar siswa.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dan mengetahui kesulitan yang dialami
siswa untuk peningkatan kualitas pengembangan pembelajaran matematika.
4. Pedoman bagi penulis sebagai calon guru untuk diterapkan nantinya di
lapangan.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah:
1. Nilai rata-rata tes meningkat sebesar 32,7272 (69,3939 – 36,6667) dari hasil
pre test ke post test I (siklus I) dan peningkatan sebesar 7,5757
(76,9696 – 69,3939) dari siklus I ke siklus II.
2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 72,73%
(72,73%-0%) dari pre test ke post test I (siklus I) dan peningkatan sebesar
15,15% (87,88% - 72-73%) dari siklus I ke siklus II.
3. Ketuntasan belajar siswa minimal berkategori sedang mengalami
pertambahan sebanyak 5 orang dari siklus I ke siklus II.
4. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ketentuan (
85%) yaitu 87,88%.
5. Pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam kategori baik (3,07) dengan
peningkatan nilai observasi sebesar 0,24 (3,12 - 2,88).
6. Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas
VII SMP Negeri 2 Perbaungan Tahun Ajaran 2012/2013.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika hendaknya selalu berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa dan mempertimbangkan pendekatan kontekstual sebagai
alternatif pembelajaran.
2. Kepada siswa SMP Negeri 2 Perbaungan di sarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide – ide, dapat memepergunakan seluruh
90
3. Kepada Kepala SMP Negeri 2 Perbaungan, agar dapat mengkoordinasikan
guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pendekatan CTL sebagai salah
satunya.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pendekatan CTL pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ataupun materi yang lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Aqib, Zainal., Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk guru SMP. SMA, SMK, Penerbit CV.Yrama Widya, Bandung.
Armanto, D., dan Firdaus, M., (2007), Alat Pendidikan Matematika, Diktat Perkuliahan, FMIPA Unimed.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Baskoro, E.T., (2008), Ubah Cara Pengajaran Matematika, http://rumahilmuindonesia.net, (Tanggal diakses: 12-8-2009).
Bandono, (2008),Menyusun Model Contextual Teaching and Learning( CTL) Error! Hyperlink reference not valid.
Chandra, S., (2010), Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Pecahan di Kelas V SD Negeri 067091 Medan Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA
Unimed.
Hudojo, H., (1998), Strategi Belajar Matematika, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Johnson, E.B., (2008), Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerbit MLC, Bandung.
Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
M. Cholik Adinawan, S.,(2006), Matematika SMP Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Popham, W.J., dan Baker, E. L., (2003), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Saiful, B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Bandung.
Suherman, E., (2009), Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika, http://educare.e-fkipunla.net, (Tanggal diakses: 12-8-2009).
Suyitno, A., dkk, (2000), Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, FMIPA UNNES, Semarang.
Syah, M., (2003), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Usman, (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wono Setya Budhi, Ph.D.,(2006), Matematika Jilid 1A untuk SMP Kelas VII, Penerbit Erlangga, Bandung.
………, (2009) Skripsi Pelaksanaan Contextual Teaching
RIWAYAT HIDUP
Indah Pratiwi adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lahir di Perdagangan
tanggal 16 Februari 1990. Ayah bernama Marly dan Ibu bernama Risnani. Jenjang
pendidikan dimulai pada SD Swa Karya pada tahun 1995 dan lulus tahun 2001.
Pada tahun 2001 melanjutkan pendidikan ke SMP Karya Bunda dan lulus pada
tahun 2004. Kemudian pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan ke SMA Univ.
T. Amir Hamzah dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 peulis diterima
pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas