• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 - 2009 Analisis Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 - 2009 Analisis Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun 2005 - 2009."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN

SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 - 2009

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Fakultas Geografi

Disusun Oleh: FERI ARDITIA

NIRM : 06.6.106.09010.5.0007

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN SIMO

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 – 2009

FERI ARDITIA

NIRM : 06.6.106.09010.5.0007

Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat oleh Team Pembimbing :

Pembimbing I : Drs. Priyono, M.Si (...) Pembimbing II : Dra. Hj. Umrotun, M.Si (...)

Surakarta, 4 Maret 2013 Dekan Fakultas Geografi

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertandatangan di bawah ini, saya Nama : Feri Arditia

Nirm : 06.6.106.09010.5.0007 Fakultas : Geografi

Jenis : Skripsi

Judul : Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun 2005 – 2009

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan Perpustakaan UMS dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 4 Maret 2013 Yang Menyatakan

(4)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 – 2009

Analysis of population growth in the sub district Simo Boyolali in 2005 – 2009

Oleh : Feri Arditia

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271)717417

ABSTRACT

The research was conducted in Sub District of Simo Boyolali Regency entitled “ANALYSIS OF POPULATION GROWTH IN THE SUB DISTRICT SIMO BOYOLALI IN 2005 – 2009”. The aims are: 1. Finding out the rate of population growth in Sub District of Simo in 2005 - 2009, 2. Finding out the factor which most influence the rate of population growth in Sub District of Simo in 2005 - 2009, 3. Finding out the effect of population growth on the availability of health facilities, education, and economic development in Sub District of Simo.

The method used in this research was the analysis of secondary data, secondary data used in this research included death, birth, migration, economic facilities, educational facilities, and healthcare facilities. Data analysis used frequency tables and statistical analysis data, the analysis was done by scoring or giving a score of 1 to 3 to the variables of the research. While, to search the relationship and state how strong the relationship between variables, namely the rate of population growth affects to availability of socio-economic facilities used SPSS program with the linear regression formula.

The research results showed that the population growth that occurred in the research area from the year of 2005 - 2009 in the low category because it had only a growth rate of 0.17%. The factors that most affect population growth is a factor of mortality, it is known from the value of mortality rates have increased so the rate of population growth that occurred in the research area is low. The calculations in the year of 2005 on the relationship between the availability of health facilities to population growth of (0.373) indicates that the value of the availability of health facilities affect population growth despite having a low number, the relationship between educational facilities to the population growth of (0.538) indicates that the value of the availability of educational facilities affect population growth despite having the numbers were, the relationship between economic facilities to the growth of a population of (0.316) indicates that the value of the availability of the economic impact of population growth despite having a low number. Whereas in 2009 the relationship between health facilities to population growth of (0.682) indicates that the value is the availability of health facilities affect population growth because they have strong numbers, the relationship between educational facilities to the population growth of (0.166) indicates that the value is the availability of educational facilities effect on population growth despite having a very low rate, the relationship between economic facilities to the growth of a population of (0.322) indicates that the value of the availability of the economic impact of population growth despite having a low number.

(5)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali dengan judul “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2005 – 2009” bertujuan: 1. Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo tahun 2005 – 2009, 2. Mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo tahun 2005 – 2009, 3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi di Kecamatan Simo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kematian, kelahiran, migrasi, fasilitas ekonomi, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Analisis data menggunakan table frekwensi dan analisa data statistik, analisis dikerjakan dengan melakukan scoring atau memberikan skor 1 sampai 3 terhadap variabel – variabel penelitian. Sedangkan untuk mencari hubungan dan menyatakan seberapa kuat hubungan antar variabel yaitu tingkat pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap ketersediaan fasilitas sosial ekonomi digunakan program SPSS dengan rumus regresi linier.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk yang terjadi di daerah penelitian dari tahun 2005 – 2009 masuk dalam kategori rendah karena hanya memiliki nilai pertumbuhan sebesar 0,17%. Faktor yang paling mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah faktor kematian, hal ini diketahui dari angka kematian yang mengalami peningkatan sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi di daerah penelitian rendah. Perhitungan pada tahun 2005 mengenai hubungan antara ketersediaan fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,373) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk walaupun mempunyai angka yang rendah, hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,538) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk walaupun mempunyai angka yang sedang, hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,316) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas ekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk walaupun mempunyai angka yang rendah. Sedangkan pada tahun 2009 hubungan antara fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,682) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk karena mempunyai angka yang kuat, hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,166) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk walaupun mempunyai angka yang sangat rendah, hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,322) nilai tersebut menunjukan bahwa ketersediaan fasilitas ekonomi berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk walaupun mempunyai angka yang rendah.

Kata kunci : Analisis PertumbuhanPenduduk

PENDAHULUAN

Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala – gejala di muka bumi dan peristiwa – peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fiskal maupun yang menyangkut

(6)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Salah satu aspek geografi adalah aspek non fisik yang didalamnya terdapat faktor kependudukan, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang penduduk disebut juga sebagai demografi. Terdapat beberapa definisi tentang demografi diantaranya adalah sebagai berikut.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya). (Multilingual Demographic Dictionary 1982, dalam Ida Bagoes Mantra 2000)

Demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan sebab – sebab perubahannya, yang biasanya timbul karena fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status). (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan 1959, dalam Ida Bagoes Mantra 2000)

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu daerah. Struktur merupakan gambaran atau potret penduduk dari hasil sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus tertentu, struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. struktur penduduk ini selalu berubah-ubah dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan – kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan juga akan dipengaruhi oleh jumlah kematian (mengurangi jumlah penduduk) yang terjadi pada semua golongan umur. Sementara itu

migrasi juga sangat berperan dalam pertumbuhan penduduk, imigran (pendatang) akan menambah jumlah penduduk dan emigran akan mengurangi jumlah penduduk (Ida Bagus Mantra 1981).

Migrasi masuk menuju suatu daerah akan meningkatkan laju pertumbuhan penduduk, sebaliknya migrasi keluar dari suatu daerah akan menurunkan laju pertumbuhan penduduk daerah yang bersangkutan. tiga sumber data yang harus ada dalam demografi yaitu sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey.

Sumber data yang pertama adalah sensus penduduk yaitu merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data penduduk yang menyangkut ciri demografi antara lain sosial ekonomi dan lingkungan hidup.

Sumber data yang kedua adalah registrasi penduduk yaitu pencatatan kejadian-kejadian kependudukan yang terjadi setiap saat. Jumlah penduduk akan bertambah dari waktu ke waktu dan akan mempengaruhi perubahan dari waktu ke waktu pula, seirama dengan perubahan jumlah penduduk dan segala macam bentuk aktivitasnya.

Sumber data yang ketiga adalah survey yaitu pengumpulan data-data demografis pada suatu obyek penduduk dengan cara wawancara tiap-tiap penduduk secara mendetail. Survey ini bersifat lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam, biasanya survey kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sample atau dalam bentuk studi kasus (Ida Bagoes Mantra, 2000).

(7)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan ekonomi maka produksi yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi penduduk akan habis dikonsumsi oleh penduduk itu sendiri sehingga tidak akan ada kelebihan penghasilan.

Kecamatan Simo merupakan salah satu kecamatan diantara 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Simo terdiri dari 13 desa, 68 RW, dan 293 RT, dengan luas wilayah 48.040275 ha yang terdiri dari tanah sawah sebesar 44,08%, Pekarangan 34,85%, Perkebunan 3,25%, Fasilitas umum 12,43%, dan lain-lain 5,38%. Jumlah penduduk Kecamatan Simo tahun 2005 – 2009 mengalami peningkatan, Perubahan jumlah penduduk di Kecamatan Simo dari tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009

No Desa Jumlah Penduduk Pertumbuhan

% 2005 2006 2007 2008 2009

1 Pelem 4.965 4.978 4.986 5.010 5.024 0,24

2 Bendungan 2.204 2.211 2.221 2.228 2.230 0,23

3 Temon 2.599 2.607 2.607 2.616 2.619 0,15

4 Teter 2.979 2.982 2.987 2.999 3.009 0,20

5 Simo 3.906 3.929 3.955 3.965 3.981 0,38

6 Walen 3.734 3.742 3.746 3.760 3.759 0,13

7 Pentur 3.386 3.394 3.396 3.395 3.399 0,08

8 Gunung 3.666 3.667 3.670 3.669 3.668 0,01

9 Talakbroto 2.503 2.512 2.516 2.531 2.541 0,30

10 Kedunglengkong 3.020 3.025 3.034 3.046 3.054 0,22

11 Blagung 3.567 3.565 3.572 3.567 3.570 0,02

12 Sumber 3.574 3.586 3.595 3.601 3.617 0,24

13 Wates 3.134 3.142 3.146 3.156 3.162 0,18

Jumlah 43.237 43.340 43.431 43.533 43.633 0,17

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005 - 2009.

Pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan perkembangan wilayah di Kecamatan Simo yang semakin meningkat dapat ditandai dengan munculnya fasilitas – fasilitas publik seperti banyak dibangunnya mini market, selain itu juga dibangunnya Simo Trade Center dan wisata Water Boom.Sesuai dengan uraian tersebut maka penulis ingin meneliti pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo antara tahun 2005 – 2009 sebagai bahan penelitian serta menganalisis faktor – faktor demografi yang mengakibatkan terjadinya

pertumbuhan penduduk. Dengan adanya pertumbuhan penduduk tersebut maka secara tidak langsung akan mempengaruhi adanya perubahan – perubahan berbagai fasilitas yang terdapat di daerah penelitian terutama fasilitas ekonomi, fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder, data sekunder diambil dari instansi – instansi yang terkait dengan penelitian ini, data sekunder yang digunakan merupakan data dari tahun 2005 – 2009, sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah unit analisis terkecil wilayah desa. Penelitian ini penulis mengambil dua variabel yaitu variabel kependudukan meliputi kelahiran, kematian, migrasi. Variabel fasilitas sosial ekonomi meliputi fasilitas ekonomi (pasar, toko, warung, rumah makan), fasilitas kesehatan (rumah sakit, poliklinik swasta, puskesmas, posyandu) dan fasilitas pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA).

ANALISA DATA

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan table frekwensi dan analisa data statistik, analisa dikerjakan dengan melakukan scoring atau memberikan skor 1 sampai 3 terhadap variabel – variabel penelitian. Sedangkan untuk mencari hubungan dan menyatakan seberapa kuat hubungan antar variabel yaitu tingkat pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap ketersediaan fasilitas sosial ekonomi digunakan program SPSS dengan rumus regresi linier, analisis yang dilakukan yaitu tingkat pertumbuhan penduduk akan dikorelasikan terhadap ketersediaan fasilitas sosial ekonomi.

HASIL PENELITIAN

Jumlah Penduduk di Kecamatan Simo Tahun 2005 2009

(8)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

2009 dari urutan jumlah penduduk yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

Table 3.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Simo dari Paling Tinggi Sampai Paling

Rendah Tahun 2005 – 2009

No Desa Jumlah penduduk

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pelem 4.965 4.978 4.986 5.010 5.024

2 Simo 3.906 3.982 3.955 3.965 3.981

3 Walen 3.734 3.394 3.746 3.760 3.759

4 Gunung 3.666 3.667 3.670 3.669 3.668

5 Sumber 3.574 3.586 3.595 3.601 3.617

6 Blagung 3.567 3.565 3.572 3.567 3.570

7 Pentur 3.386 3.394 3.396 3.395 3.399

8 Wates 3.134 3.142 3.146 3.156 3.162

9 Kedunglengkong 3.020 3.025 3.034 3.046 3.054

10 Teter 2.979 2.982 2.987 2.999 3.009

11 Temon 2.599 2.607 2.607 2.616 2.619

12 Talakbroto 2.503 2.512 2.516 2.531 2.541

13 Bendungan 2.204 2.211 2.221 2.228 2.230

Jumlah 43.237 43.340 43.431 43.533 43.633

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005 - 2009.

Tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2005 di Kecamatan Simo dengan jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Pelem berjumlah 4.965 jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling rendah terdapat di Desa Bendungan berjumlah 2.204 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2006 di Kecamatan Simo dengan jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Pelem berjumlah 4.978 jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling rendah terdapat di Desa Bendungan berjumlah 2.211 jiwa, Jumlah penduduk pada tahun 2007 di Kecamatan Simo dengan jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Pelem berjumlah 4.986 jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling rendah terdapat di Desa Bendungan berjumlah 2.221 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2008 di Kecamatan Simo dengan jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Pelem berjumlah 5.010 jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling rendah terdapat di Desa Bendungan berjumlah 2.228 jiwa. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduk paling tinggi masih berada di Desa Pelem dengan jumlah penduduk 5.024 jiwa dan jumlah penduduk yang paling

rendah juga masih berada di desa Bendungan dengan jumlah penduduk sebesar 2.230 jiwa. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2005 – 2009 dari jumlah penduduk yang paling tinggi sampai jumlah penduduk yang paling rendah tidak mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di daerah penelitian antara desa yang satu dengan desa yang lain semuanya mengalami peningkatan yang rata karena tidak ada desa yang mengalami lonjakan jumlah penduduk.

Angka Kelahiran Kasar di Kecamatan Simo Tahun 2005 2009

Dalam menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk perhitungan yang pertama dilakukan adalah menghitung Angka Kelahiran Kasar / Crude Birth Rate (CBR). Tingkat kelahiran kasar diidentifikasikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.

Tabel 3.2 Angka Kelahiran Kasar Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009

No Nama Desa CBR (Per 1000 Penduduk)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pelem 4,0 2,4 2,6 3,8 4,4

10 Kedunglengkong 5,0 5,3 5,3 5,9 4,9

11 Blagung 3,4 3,1 4,8 4,5 4,5

12 Sumber 5,3 4,5 3,6 3,3 5,5

13 Wates 6,7 4,5 4,5 5,1 3,8

Jumlah 5,1 4,8 4,5 4,7 5,1

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005 - 2009.

(9)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

desa – desa yang mengalami penurunan Angka Kelahiran Kasar selama tahun 2005 – 2009 adalah Desa Bendungan, Temon, Teter, Pentur, Talakbroto, Wates. Penurunan terbesar terjadi di Desa Wates yaitu sebesar 2,9 per 1000 penduduk.

Perubahan angka kelahiran di daerah penelitian disebabkan karena jumlah penduduk yang banyak serta tingginya tingkat kesejahteraan yang menyebabkan angka kelahiran mengalami peningkatan, sedangkan untuk daerah yang mengalami penurunan angka kelahiran disebabkan oleh faktor kesejahteraan masyarakat yang masih rendah.

Angka Kematian Kasar Kecamatan Simo Tahun 2005 - 2009

Perhitungan dalam menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dilakukan dengan mencari Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) di daerah penelitian. Tingkat kematian kasar diidentifikasikan sebagai banyaknya kematian pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk .

Tabel 3.3 Angka Kematian Kasar Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009

No Nama Desa CDR (Per 1000 Penduduk)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pelem 2,2 1,0 1,8 2,0 2,2

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005 - 2009.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di Kecamatan Simo selama tahun 2005 – 2009 terjadi peningkatan angka kematian kasar sebesar 0,8 per seribu penduduk. Peningkatan angka CDR terjadi di Desa Bendungan,

Temon, Teter, Simo, Walen, Pentur, Talakbroto, Kedunglengkong, Blagung, Sumber. Peningkatan terbesar terjadi di Desa Bendungan sebesar 3,1 perseribu penduduk. Desa yang mengalami penurunan angka CDR hanya terdapat di satu desa yaitu di Desa Gunung sebesar 0,9 perseribu penduduk. Sedangkan Desa yang tidak mengalami perubahan CDR terdapat di Desa Pelem dan Wates.

Meningkatnya angka kematian di desa yang mengalami peningkatan angka kematian kasar disebabkan karena banyak penduduk yang mempunyai struktur umur tua dan tingkat kesehatan yang rendah, hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas kesehatan di daerah penelitian yang sangat belum memadai.

Angka Migrasi Neto Kecamatan Simo Tahun 2005 2009

Perhitungan yang dilakukan dalam menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk adalah dengan mencari angka migrasi neto (Mn) daerah penelitian. Migrasi merupakan gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu.

Table 3.4 Angka Migrasi Neto (Mn) Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009

No Nama Desa Migrasi Neto per 1000 penduduk

2005 2006 2007 2008 2009

1 Pelem 1,2 1,2 0,8 3,0 0,6

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005 - 2009.

(10)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

penduduk. Peningkatan angka migrasi neto terjadi di Desa Bendungan, Temon, Teter, Pentur, Gunung, Talakbronto, Kedunglengkong, Blagung, Sumber, Wates. Peningkatan terbesar terjadi di Desa Blagung sebesar 2,2 perseribu penduduk. Sedangkan desa yang mengalami penurunan angka migrasi neto yaitu Desa Pelem, Simo, Walen. Penurunan terbesar terjadi di Desa Walen sebesar 1,3 perseribu penduduk.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi keluar, tetapi faktor yang sering menyebabkan seseorang melakukan migrasi keluar dari daerah asal adalah faktor mata pencaharian, hal ini di disebabkan karena di Kecamatan Simo lapangan pekerjaan yang tersedia kurang menjamin kehidupan masyarakat yang berada di daerah tersebut.

Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Simo Tahun 2005 2009

Dalam melakukan analisa perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo antara tahun 2005 – 2009 maka dilakukan scoring menjadi 3 yaitu untuk skor 1 klasifikasi rendah, skor 2 klasifikasi sedang, dan skor 3 klasifikasi tinggi.

Berdasarkan nilai pertumbuhan penduduk tahun 2005 – 2009, maka scoring untuk pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo adalah:

Hasil dari perhitungan diperoleh nilai skor dan klasifikasi pertumbuhan penduduk sebagai berikut:

0.01 – 0,13 : Skor 1 (klasifikasi rendah) 0,14 – 0, 26 : Skor 2 (klasifikasi sedang) 0,27 – 0,38 : Skor 3 (klasifikasi tinggi)

Table 3.5 Nilai Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009

No Nama Desa Pertumbuhan(%) Skor Klasifikasi

1 Pelem 0,24 2 Sedang

10 Kedunglengkong 0,22 2 Sedang

11 Blagung 0,02 1 Rendah

12 Sumber 0,24 2 Sedang

13 Wates 0,18 2 Sedang

Jumlah 0,17

Sumber: Kecamatan Simo Dalam Angka dan analisis data Tahun 2005 - 2009.

Berdasarkan table 3.5 diketahui bahwa klasifikasi pertumbuhan penduduk Kecamatan Simo menunjukan adanya perbedaan tingkat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk dengan nilai klasifikasi tinggi berada di Desa Simo dan Talakbroto. Pertumbuhan penduduk dengan nilai klasifikasi sedang berada di Desa Pelem, Bendungan, Temon, Teter, Kedunglengkong, Sumber dan Wates. Sedangkan pertumbuhan penduduk dengan nilai klasifikasi rendah berada di Desa Walen, Pentur, Gunung, dan Blagung. Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kecamatan Simo antara tahun 2005 – 2009 masuk dalam kategori rendah karena hanya memiliki nilai pertumbuhan sebesar 0,17% sehingga hipotesa pertama terbukti bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo tahun 2005 – 2009 tergolong rendah.

(11)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

sehingga pertumbuhan penduduk yang terjadi di daerah penelitian rendah. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka hipotesa kedua terbukti yang menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo pada tahun 2005 – 2009 adalah faktor kematian dan migrasi.

Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Simo

Ketersediaan fasilitas kesehatan tahun 2005 Tabel 4.1. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di

Kecamatan Simo Tahun 2005

No Desa Jumlah

fasilitas Skor Klasifikasi

1 Pelem 7 3 Tinggi

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005.

Klasifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu klasifikasi tinggi berada di Desa Pelem dan Desa Simo, klasifikasi rendah berada di Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa

Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.1).

Jumlah ketersediaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu ketersediaan fasilitas kesehatan di Desa Pelem sebanyak 7 buah, Desa Simo sebanyak 6 buah, Desa Temon sebanyak 2 buah, Desa Sumber sebanyak 1 buah, sedangkan desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan sama sekali berada di Desa Bendungan, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, dan Desa Wates (Tabel 4.1).

Tingginya ketersediaan fasilitas kesehatan di Desa Pelem dan Desa Simo disebabkan karena di kedua desa tersebut memiliki jumlah penduduk yang paling tinggi jika dibandingkan dengan desa – desa lain yang berada di Kecamatan Simo, selain itu juga letak kedua desa tersebut yang strategis karena berada di pusat Kecamatan Simo. Sedangkan untuk desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, masyarakat yang berada di desa tersebut memanfaatkan ketersediaan fasilitas kesehatan di desa yang memiliki fasilitas kesehatan seperti Desa Pelem dan Desa Simo. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Simo pada tahun 2005 bisa dikatakan kurang memadai karena antara jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia dengan jumlah penduduk yang ada tidak seimbang karena jumlah fasilitas kesehatan yang ada hanya 16 buah.

(12)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Tabel 4.2. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di

Kecamatan Simo Tahun 2009

No Desa Jumlah

fasilitas Skor Klasifikasi

1 Pelem - 1 Rendah

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2009.

Klasifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Simo pada tahun 2009 yaitu tingkat klasifikasi tinggi berada di Desa Sumber, klasifikasi rendah berada di Desa Pelem, Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Simo, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.2).

Jumlah ketersediaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Simo pada tahun 2009 yaitu di Desa Sumber dengan jumlah fasilitas sebanyak 7 buah, Desa bendungan, Teter, dan Simo sebanyak 2 buah, Desa Walen sebanyak 1 buah, sedangkan desa yang tidak memiliki fasilitas kesehatan sama sekali berada di Desa Pelem, Desa Temon, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, dan Desa Wates (Tabel 4.2).

Klasifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan antara tahun 2005 – 2009 mengalami perubahan yang mencolok. Perubahan terjadi di Desa Pelem yaitu pada tahun 2005 terdapat 1 poliklinik swasta, 1 puskesmas, dan 5 dokter praktek, sedangkan pada tahun 2009 tidak terdapat fasilitas kesehatan sama sekali. Perubahan yang terjadi di Desa Simo yaitu pada tahun 2005 terdapat 1 rumah sakit dan 5 tempat

dokter praktek, sedangkan pada tahun 2009 terdapat 2 dokter praktek. Perubahan yang terjadi di Desa Sumber yaitu pada tahun 2005 terdapat 1 puskesmas sedangkan pada tahun 2009 terdapat 6 tempat praktek dokter. Perubahan jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Simo menunjukan bahwa fasilitas kesehatan yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan penduduk dan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kecamatan Simo tahun 2005 – 2009.

Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Simo

Ketersediaan fasilitas pendidikan tahun 2005

Tabel 4.3. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di

Kecamatan Simo Tahun 2005

No Desa Jumlah

fasilitas Skor Klasifikasi

1 Pelem 15 3 Tinggi

10 Kedunglengkong 7 1 Rendah

11 Blagung 4 1 Rendah

12 Sumber 3 1 Rendah

13 Wates 7 1 Rendah

Jumlah 86

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005.

(13)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Desa Simo, klasifikasi rendah berada di Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.3).

Jumlah ketersediaan fasilitas pendidikan di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu di Desa Simo dengan jumlah fasilitas sebanyak 17 buah, Desa Pelem sebanyak 15 buah, Desa Kedunglengkong dan wates sebanyak 7 buah, Desa Walen sebanyak 6 buah, Desa Temon, Desa Pentur, dan Desa Gunung sebanyak 5 buah, Desa Bendungan, Desa Teter, Desa Talakbroto, dan Desa Blagung sebanyak 4 buah, Desa Sumber sebanyak 3 buah (Tabel 4.3).

Banyaknya sarana pendidikan yang tersedia di desa yang menempati klasifikasi tinggi yaitu Desa Pelem dan Simo disebabkan karena kedua desa tersebut berada di pusat Kecamatan Simo, selain itu juga tidak terlepas dari banyaknya jumlah penduduk yang berada di kedua desa tersebut. Sedangkan desa yang menempati klasifikasi rendah disebabkan karena desa – desa tersebut berada di wilayah yang tidak strategis dan masyarakat yang ada di desa tersebut lebih memilih untuk sekolah di luar desa mereka sendiri.

Ketersediaan fasilitas pendidikan tahun 2009

Tabel 4.4. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di

Kecamatan Simo Tahun 2009

No Desa Jumlah Skor Klasifikasi

1 Pelem 16 3 Tinggi

10 Kedunglengkong 7 1 Rendah

11 Blagung 3 1 Rendah

12 Sumber 3 1 Rendah

13 Wates 7 1 Rendah

Jumlah 83

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2009.

Klasifikasi ketersediaan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Simo pada tahun 2009 yaitu tingkat klasifikasi tinggi berada di Desa Pelem dan Desa Simo, klasifikasi rendah berada di Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.4).

Jumlah ketersediaan fasilitas pendidikan di Kecamatan Simo pada tahun 2009 yaitu di Desa Simo sebanyak 18 buah, Desa Pelem sebanyak 16 buah, Desa Kedunglengkong dan Desa Wates sebanyak 7 buah, Desa Walen dan Desa Gunung sebanyak 5 buah, Desa Temon, Desa Teter, Desa Pentur, dan Desa Talakbroto ebanyak 4 buah, sedangkan Desa Bendungan, Desa Blagung, dan Desa Sumber sebanyak 3 buah (Tabel 4.4).

(14)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

sebanyak 1 buah, Desa Bendungan mengalami penurunan sebanyak 1 buah, Desa Temon mengalami penurunan sebanyak 1 buah, Desa Simo mengalami peningkatan sebanyak 1 buah, Desa Walen mengalami penurunan sebanyak 1 buah, Desa Pentur mengalami penurunan sebanyak 1 buah, Desa Blagung mengalami penurunan sebanyak 1 buah. Penurunan jumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Simo antara tahun 2005 – 2009 menunjukan bahwa kualitas pendidikan di daerah tersebut masih rendah dan jumlah yang ada belum mencukupi kebutuhan penduduk.

Ketersediaan Fasilitas Ekonomi di Kecamatan Simo

Ketersediaan fasilitas ekonomi tahun 2005 Tabel 4.5. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Ekonomi di

Kecamatan Simo Tahun 2005

No Desa Jumlah

fasilitas Skor Klasifikasi

1 Pelem 113 3 Tinggi

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2005.

Klasifikasi ketersediaan fasilitas ekonomi yang terdapat di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu klasifikasi tinggi berada di desa Pelem, klasifikasi sedang berada di Desa Simo, dan klasifikasi rendah berada di Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.5).

Jumlah ketersediaan fasilitas ekonomi di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu di Desa Pelem dengan jumlah fasilitas sebanyak 113 buah, Desa Simo sebanyak 46 buah, Desa Kedunglengkong sebanyak 28 buah, Desa Sumber sebanyak 15 buah, Desa Teter sebanyak 13 buah, Desa Blagung sebanyak 12 buah, Desa Temon sebanyak 11 buah, Desa Bendungan sebanyak 10 buah, Desa Walen dan Desa Wates sebanyak 9 buah, Desa Gunung sebanyak 8 buah, Desa Pentur sebanyak 7 buah, dan Desa Talakbroto sebanyak 5 buah (Tabel 4.5).

Walaupun ada beberapa desa yang memiliki jumlah fasilitas ekonomi yang sangat rendah namun ketersediaan fasilitas ekonomi yang terdapat di Kecamatan Simo dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari masyarakat di daaerah tersebut, untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari masyarakat memanfaatkan warung yang berada di desa, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan yang lebih besar masyarakat di Kecamatan Simo memanfaatkan fasilitas ekonomi yang berada di Kabupaten Boyolali.

(15)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Tabel 4.6. Jumlah dan Skoring Ketersediaan Fasilitas Ekonomi di

Kecamatan Simo Tahun 2009

No Desa Jumlah

fasilitas Skor Klasifikasi

1 Pelem 111 3 Tinggi

Sumber: BPS, Kecamatan Simo Dalam Angka Tahun 2009.

Klasifikasi ketersediaan fasilitas ekonomi yang terdapat di Kecamatan Simo pada tahun 2005 yaitu klasifikasi tinggi berada di desa Pelem, klasifikasi sedang berada di Desa Simo, klasifikasi rendah berada di Desa Bendungan, Desa Temon, Desa Teter, Desa Walen, Desa Pentur, Desa Gunung, Desa Talakbroto, Desa Kedunglengkong, Desa Blagung, Desa Sumber, dan Desa Wates (Gambar 4.6).

Jumlah ketersediaan fasilitas ekonomi di Kecamatan Simo pada tahun 2009 yaitu di Desa Pelem dengan jumlah fasilitas sebanyak 111 buah, Desa Simo sebanyak 53 buah, Desa Kedunglengkong sebanyak 33 buah, Desa Sumber sebanyak 15 buah, Desa Blagung sebanyak 14 buah, Desa Teter sebanyak 13 buah, Desa Bendungan, Desa Temon, dan Desa Walen sebanyak 11 buah, Desa Gunung dan Desa Wates sebanyak 10 buah, Desa Pentur sebanyak 9 buah, dan Desa Talakbroto sebanyak 8 buah (Tabel 4.6).

Jumlah fasilitas ekonomi di Kecamatan Simo antara tahun 2005 – 2009 mengalami perubahan, jumlah fasilitas ekonomi pada tahun 2005 sebanyak 286 buah sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 309 atau mengalami peningkatan sebanyak 23 buah. Penambahan jumlah fasilitas terjadi di Desa Bendungan sebesar 1 buah,

Desa Simo sebanyak 7 buah, Desa Walen sebanyak 2 buah, Desa Pentur sebanyak 2 buah, Desa Gunung sebanyak 2 buah, Desa Talakbroto sebanyak 3 buah, Desa Kedunglengkong sebanyak 5 buah, Desa Blagung sebanyak 2 buah, dan Desa Wates sebanyak 1 buah. Peningkatan jumlah fasilitas ekonomi terjadi karena di Kecamatan Simo juga mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk, dengan adanya peningkatan pertumbuhan penduduk maka jumlah fasilitas ekonomi juga harus bisa mengimbangi jumlah penduduk yang ada sehingga kebutuhan sehari – hari masyarakat yang berada di Kecamatan Simo dapat terpenuhi.

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Ketersediaan Fasilitas Sosial Ekonomi di Kecamatan Simo

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Tahun 2005

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 0,545 + 0,373x1 + 0,538x2 + 0,316x3

(16)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Sedangkan angka korelasi yang dihasilkan dari perhitungan hubungan antara tiap – tiap fasilitas sosial ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut : hubungan antara fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,373) atau memiliki hubungan yang rendah, hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,538) atau memiliki hubungan yang sedang, dan hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,316) atau memiliki hubungan yang rendah.

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Tahun 2009

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 0,529 + 0,682x1 + 0,166x2 + 0,322x3

Perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai hubungan antara ketersediaan fasilitas sosial ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk di

Kecamatan Simo tahun 2009 diperoleh angka R sebesar (0,529), hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara ketersediaan fasilitas sosial ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk. Sedangkan nilai R yang dihasilkan dari perhitungan hubungan antara tiap – tiap fasilitas sosial ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut : hubungan antara fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,682) atau memiliki hubungan yang kuat, hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,166) atau memiliki hubungan yang sangat rendah, dan hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,322) atau memiliki hubungan yang rendah.

Berdasarkan pada perhitungan dan analisa maka hipotesa ketiga terbukti yang menyatakan bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi di Kecamatan Simo rata – rata memiliki hubungan yang rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar Suadi. 1997. Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di

Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Skripsi S-1. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Basuki Sudiharjo. 1976. Prinsip Dasar Pembuatan Peta Tematik. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Biro Pusat Statistik. 2005. Kecamatan Simo dalam angka Tahun 2005. Boyolali: BPS Biro Pusat Statistik. 2009. Kecamatan Simo dalam angka Tahun 2009. Boyolali: BPS Dajan Anton. 1974. Pengantar metode statistik. Jakarta: Pustaka LP3ES

Fakultas Geografi. 2010. Buku Petunjuk Penyusunan Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS

(17)

Analisis Pertumbuhan Penduduk... (Feri Arditia)   

Herlan Firmansyah. 2009. Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Ida Bagoes Mantra. 1981. Pengantar Study Demografi. Yogyakarta: Nur Cahaya Ida Bagoes Mantra. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Suparno. 2005. Analisa Terhadap Penyediaan Sarana Dan Prasarana Sosial Ekonomi Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994-2003. Skripsi S-1. Surakarta: Fakultas Geografi UMS

Gambar

Tabel 3.2 Angka Kelahiran Kasar
Tabel 3.3 Angka Kematian Kasar Kecamatan Simo Tahun 2005 – 2009
Table 3.5 Nilai Pertumbuhan Penduduk
Tabel 4.1. Jumlah dan Skoring
+5

Referensi

Dokumen terkait

STUDI DESKRIPTIF PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR SISTEM PENERANGAN PADA MATA KULIAH SISTEM KELISTRIKAN BODI MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN DPTM FPTK

Pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan pengadaan dengan waktu yang tepat pada saat merencanakan dan menentukan tingkat

menunjukkan bahwa sebagian besar user menilai sistem informasi penjualan tersebut dapat membantu dalam pencarian data transaksi penjualan dengan jumlah 25%. Sementara

tersebut akan ditempatkan dan mengabdi sebagai guru di daerah-daerah terluar yang tersebar. di 14 Provinsi dan

Penelitian yang dilakukan di Semarang dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Kedungmundu memiliki tingkat

Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut. 1) Berpusat pada

Penelitian ini hanya mengambil responden yang mempunyai bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan, sehingga perlu diberikan pengetahuan untuk tahap selanjutnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 jenis radionuklida yang tergolong TENORM pada sampel air, 5 jenis radionuklida yang tergolong TENORM pada sampel