• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Cacat Produk Arm Rear Brake KWBF dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengendalian Cacat Produk Arm Rear Brake KWBF dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengendalian Cacat Produk Arm Rear Brake KWBF dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control

Lidya Laguna Silalahi1*, Aulia Fashanah Hadining2

1, 2Program Studi Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 28 Maret 2023 Disetujui: 5 April 2023

Abstract

PT. XYZ is a manufacturing company, one of which produces Arm Rear Brake/KWBF. PT. XYZ prioritizes quality, as stated in its motto "Excellent Quality is Our Priority". But in practice, there are still found defective products produced by the company. After observing and interviewing, it was found that the Arm Rear Brake/KWBF products always had defective products in each production and the numbers fluctuated. The purpose of this research is to find out how big the level of defects that occur, analyze the factors that cause defects, and describe the improvements that can be made by PT. XYZ in minimizing the number of defective products uses the Statistical Quality Control (SQC) method using control chart techniques and fishbone diagrams. The results show that January, February, April, June, September, and November are within the control limits, which means the quality requirements are good. However, in August and December was found to be out of control, so a causal analysis using a fishbone diagram was needed. It was concluded that the most important problem factors were materials and machines. The proposed steps for improvement of material and machine factors are to sort materials and improve storage methods before the production stage as well as carry out routine maintenance and enforce SOPs in the use of molds.

Keywords: statistical quality control, defect, quality, quality control, product

Abstrak

PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur salah satunya memproduksi Arm Rear Brake/KWBF. PT.

XYZ sangat mengedepankan kualitas dalam produknya, seperti tertera dalam motonya “Excellent Quality is Our Priority”. Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemukan produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan. Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara terhadap karyawan bagian final check, ditemukan bahwa pada produk Arm Rear Brake/KWBF selalu terdapat produk cacat setiap produksinya dan jumlahnya bersifat fluktuatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat cacat yang terjadi, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat, dan mendeskripsikan perbaikan yang dapat dilakukan PT. XYZ dalam meminimalkan jumlah produk cacat menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dengan penggunaan teknik peta kendali dan diagram tulang ikan.

Diperoleh hasil produksi bulan Januari, Februari, April, Juni, September, November dalam batas kendali yang berarti persyaratan mutu sudah baik. Namun, produksi pada bulan Agustus dan Desember ditemukan proses tidak dalam kendali sehingga diperlukan analisis penyebab menggunakan diagram tulang ikan.

Disimpulkan bahwa faktor masalah yang paling utama adalah material dan mesin. Langkah usulan tindakan perbaikan dari faktor material dan mesin adalah mengadakan pemilahan material dan memperbaiki metode penyimpanan sebelum tahap produksi serta melakukan perawatan rutin dan penegakan SOP dalam penggunaan cetakan.

Kata Kunci: alat pengendalian kualitas, cacat, kualitas, pengendalian kualitas, produk

1. Pendahuluan

Seiring berkembangnya industri di era globalisasi ini ditandai dengan adanya pergeseran pasar lokal dan regional ke pasar global memberikan dampak persaingan yang semakin ketat dan kompleks. Peran kualitas tampaknya lebih penting dan menentukan dalam memenangkan persaingan, serta digunakan dalam memberi jaminan kepada pelanggan. Kualitas apabila dipertahankan sebagai tujuan akan menghilangkan kecelakaan (zero accident), menghilangkan kecacatan (zero defect), dan menghilangkan keluhan (zero complain) [1]. Faktor kontrol kualitas yang penting antara lain menentukan atau mengurangi jumlah cacat dan perbaikan, menjaga standar kualitas, dan mengurangi keluhan pelanggan [2]. Kecacatan produk merupakan salah satu bentuk dari pemborosan perusahaan [3]. Sehingga, hal tersebut mengarah pada

(2)

kesimpulan bahwa perusahaan harus memastikan bahwa produknya memenuhi standar yang diharapkan.

Pengendalian kualitas yang berkelanjutan dan dilakukannya analisis dalam menentukan penyebab masalah produk cacat merupakan salah satu langkah untuk mengurangi tingkat kecacatan produk [4]. Alat pengendalian kualitas digunakan dalam mengontrol kualitas dari awal hingga finish good serta untuk mengendalikan proses produksi agar sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan oleh perusahaan [5].

Dengan atau tanpa Statistical Quality Control (SQC), selama produk ada, risiko dapat diminimalkan dengan mengetahui penyebab penyimpangan [6].

Penelitian [7], menggunakan metode control chart pada produksi bakery dimana hasil menunjukkan adanya penyimpangan pada bulan Desember dan menurut wawancara, penyebab adanya penyimpangan tersebut adalah faktor manusia dan mesin. Penelitian [8], dilakukan dengan penggunaan Statistical Quality Control (SQC) melalui diagram tulang ikan dan teknik control chart pada produksi roti dengan yang bertujuan untuk meminimalkan produk gagal dengan melakukan pengendalian kualitas dimana diperoleh hasil bahwa produk gagal masih dalam batas-batas kendali, sedangkan hasil diagram menunjukkan penyebab kegagalan adalah faktor manusianya. Penelitian [9], dilakukan dengan penggunaan Statistical Quality Control metode fishbone diagram dan analisis diagram pareto dalam mengidentifikasi kualitas produk kayu lapis, didapatkan hasil masih terdapat banyak produk cacat melampaui batas kendali dimana penyebab utama produk cacat yaitu pada faktor manusia. Dari ketiga penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penggunaan metode Statistical Quality Control (SQC) dapat mengidentifikasi tingkat kualitas produk, menganalisis penyebab produk cacat, serta memberikan usulan perbaikan kualitas bagi perusahaan.

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang menjalankan aktivitasnya dalam membuat Dies, Jigs, Press Parts, Tools, dan industri mesin lainnya. Perusahaan ini terbagi dalam 3 divisi, yaitu Engineering, Produksi, dan Computer Numerical Control (CNC). Salah satu part yang diproduksi yaitu Arm Rear Brake/KWBF. Agar menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan, PT. XYZ sangat mengedepankan kualitas dalam produknya. Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemukan produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan seperti yang terlampir pada Gambar 1, sehingga hal tersebut dapat berdampak pada keuntungan yang didapatkan karena biaya yang dikeluarkan lebih tinggi. Setelah dilakukan wawancara terhadap karyawan bagian final check, dikatakan bahwa pada produk Arm Rear Brake/KWBF selalu terdapat produk cacat setiap produksinya dan jumlahnya bersifat fluktuatif.

Gambar 1. Produk Cacat Arm Rear Brake KWBF Sumber: Data Penelitian, 2022

Melihat kondisi tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat cacat yang terjadi, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cacat, dan mendeskripsikan upaya perbaikan yang dapat dilakukan PT. XYZ dalam meminimalkan jumlah produk cacat menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dengan penggunaan teknik peta kendali dan diagram tulang ikan.

2. Metode Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data historis produk cacat Arm Rear Brake/KWBF PT. XYZ dari bulan Januari hingga Desember tahun 2021. Penyajian dan pengolahan data yang diperlukan sebagai bahan analisis dalam penggunaan alat pengendalian kualitas yaitu peta kendali dan diagram tulang ikan.Menurut [10] yang dimaksud dengan Statistical Process Control (SPC) adalah sistem untuk mempertahankan standar kualitas suatu produksi pada tingkat biaya terendah dan berkontribusi pada efisiensi perusahaan dengan mengumpulkan dan menganalisis data guna memantau kualitas produksi secara efektif dengan penggunaan metode statistik. Disebutkan dalam [11], alat tersebut dikenal sebagai

(3)

seven tools yang terdiri dari Cause and Effect Diagram, Check-Sheet, Control Charts, Histogram, Pareto Charts, Scatter Diagram, dan diagram proses. Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data produksi dan produk cacat yang dihasilkan oleh PT. XYZ. Data tersebut merupakan data tiap bulan selama 1 tahun produksi. Kemudian dilakukan pembuatan tabel agar memudahkan dalam membaca data.

b. Membuat peta kendali atau control chart untuk melihat dan melakukan evaluasi apakah proses yang ada sudah berada dalam kendali atau tidak dengan menggunakan metode statistika, sehingga dari hasil tersebut dapat menentukan pemecahan masalah.

c. Membuat diagram sebab akibat atau fishbone untuk mencari penyebab yang dominan dari cacat produksi dengan menganalisis faktor-faktor penyebabnya.

3. Hasil dan Pembahasan

Penyajian dan pengolahan data yang diperlukan sebagai bahan analisis dalam penggunaan peta kendali dan diagram tulang ikan. Tabel 1 menunjukkan data cacat produk Arm Rear Brake/ KWBF dari bulan Januari hingga Desember tahun 2021 PT. XYZ.

Tabel 1. Data Cacat produk Arm Rear Brake/ KWBF No. Bulan Total Produksi NG (Unit)

1. Januari 12.823 12

2. Februari 5.786 7

3. Maret 0 0

4. April 7.514 10

5. Mei 0 0

6. Juni 15.426 12

7. Juli 0 0

8. Agustus 12.990 3

9. September 2.578 7

10. Oktober 0 0

11. November 3.489 12

12. Desember 10.103 57

Total 70.709 120

Sumber: Pengolahan Data, 2022

Dari Tabel 1 menunjukkan data cacat pada Arm Rear Brake/ KWBF dari bulan Januari hingga Desember tahun 2021 dengan total jumlah produksi sebanyak 70.709 unit dan total produk NG (Not Good) sebanyak 120 unit. Data tersebut merupakan data 100% hasil inspeksi perusahaan dengan jumlah produksi dan produk NG yang berbeda-beda tiap bulannya. Setelah mengetahui data produk cacat Arm Rear Brake/

KWBF, selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan alat pengendalian kualitas yaitu peta kendali dan diagram tulang ikan.

3.1 Control Chart (P-Chart)

Menurut [12], peta kendali atau control chart adalah salah satu alat untuk pemantauan proses dan mengontrol kualitas. Peta kendali digunakan untuk peningkatan kualitas dan pengembangan metode yang ditingkatkan. Pengendalian kualitas dapat terjadi dalam dua situasi. Situasi pertama merupakan pengendalian selama pengolahan (proses) atau pengendalian terhadap bahan yang digunakan dalam proses.

Situasi lainnya yaitu pengendalian atas hasil yang telah diselesaikan, kondisi di luar kendali yang muncul setelah kondisi pertama karena alasan khusus lalu kemudian dicari perbaikan untuk menstabilkan proses.

Pada Tabel 1 diketahui bahwa PT. XYZ melakukan produksi pada bulan Januari, Februari, April, Mei, Juni, Agustus, September, November, dan Desember. Penggunaan peta kendali proporsi kesalahan (P- Chart) digunakan karena perusahaan melakukan 100% inspeksi [13].

a. Proporsi Cacat 𝑝 =𝑛̅𝑝

𝑛 Keterangan:

𝑛̅𝑝 = jumlah gagal dalam sub-grup

𝑛 = jumlah yang diperiksa dalam sub-grup

Berdasarkan rumus Proporsi Cacat, Tabel 2 merupakan hasil perhitungan dari proporsi cacat Arm Rear Brake/ KWBF.

(4)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Proporsi Cacat

No. Bulan Total Produksi NG (Unit) Proporsi Cacat

1. Januari 12.823 12 0,00094

2. Februari 5.786 7 0,00121

3. April 7.514 10 0,00133

4. Juni 15.426 12 0,00078

5. Agustus 12.990 3 0,00023

6. September 2.578 7 0,00272

7. November 3.489 12 0,00344

8. Desember 10.103 57 000564

Total 70.709 120

Sumber: Pengolahan Data, 2022 b. Nilai Tengah/ Central Line (CL)

𝐶𝐿 = 𝑝̅ =𝛴𝑛̅𝑝 Keterangan: 𝛴𝑛

𝑝̅ = rata rata kerusakan produk 𝛴𝑛̅𝑝 = jumlah total rusak

𝛴𝑛 = jumlah total yang diperiksa

Berdasarkan rumus Nilai Tengah/ Central Line (CL), maka didapatkan Nilai Tengah/ Central Line sebagai berikut:

𝐶𝐿 = 𝑝̅ = 120 70709 𝐶𝐿 = 𝑝̅ = 0,00170

c. Batas Kontrol Atas/ Upper Control Line (UCL) 𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3√𝑝̅(1 − 𝑝̅)

𝑛𝑖 Keterangan

𝑝̅ = rata-rata kerusakan produk 𝑛𝑖 = jumlah produksi bulan ke-i

d. Batas Kontrol Bawah/ Lower Control Line (LCL) 𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3√𝑝̅(1 − 𝑝̅)

𝑛𝑖 Keterangan

𝑝̅ = rata-rata kerusakan produk 𝑛𝑖 = jumlah produksi bulan ke-i

Berdasarkan rumus Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah, Tabel 3 merupakan hasil perhitungan untuk batas-batas untuk peta kontrol proporsi cacat produk Arm Rear Brake/ KWBF.

Tabel 3 Hasil Perhitungan Peta Kendali No. Bulan Total Produksi NG (Unit) Proporsi

Cacat

UCL LCL

1. Januari 12.823 12 0,00094 0,002788 0,000607

2. Februari 5.786 7 0,00121 0,003320 0,000074

3. April 7.514 10 0,00133 0,003122 0,000273

4. Juni 15.426 12 0,00078 0,002691 0,000703

5. Agustus 12.990 3 0,00023 0,002781 0,000614

6. September 2.578 7 0,00272 0,004129 0,000000

7. November 3.489 12 0,00344 0,003788 0,000000

8. Desember 10.103 57 000564 0,002926 0,000469

Total 70.709 120

Sumber: Pengolahan Data, 2022

(5)

Apabila digambarkan dalam suatu grafik, maka Gambar 2 merupakan Peta Kendali P (P-Chart) dari produk Arm Rear Brake/ KWBF tahun 2021.

Gambar 2 .Peta Kendali Arm Rear Brake/ KWBF Tahun 2021 Sumber: Pengolahan Data, 2022

Dapat dilihat dari Gambar 2 bahwa titik yang masih dalam batas kendali yaitu pada bulan Januari, Februari, April, Juni, September, dan November. Hal tersebut menunjukkan proses berada dalam kendali yang berarti persyaratan mutu sudah baik. Namun didapatkan juga beberapa titik yang berada diluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah, yaitu pada bulan Agustus dan Desember. Hal tersebut menunjukkan proses berada batas kendali statistik atau keakuratan dari proses tidak dalam kendali yang berarti persyaratan mutu kurang baik dimana menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan data sebenarnya. Sehingga selanjutnya diperlukan analisis penyebab tidak terkendalinya produksi untuk tindakan perbaikan.

3.2 Diagram Tulang Ikan

Diagram tulang ikan merupakan alat identifikasi penyebab dan melakukan analisis dari suatu masalah [14]. Diagram sebab akibat atau fishbone bertujuan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (root cause) dan karakteristik kualitas (effect) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut.

Terdapat lima faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun diagram tulang ikan, antara lain: manusia, metode, lingkungan kerja, peralatan dan material. Teknik brainstorming dengan orang yang terlibat dalam proses diperlukan untuk menemukan penyebab dari masalah yang terjadi [15]. Untuk melakukan pengendalian kualitas pada proses produksi Arm Rear Brake/ KWBF di PT. XYZ, maka sebelumnya harus melakukan analisa terhadap permasalahan yang terjadi hingga menyebabkan produk cacat. Hal tersebut dapat diketahui setelah melakukan observasi dan wawancara terhadap operator produksi di PT. XYZ pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) Arm Rear Brake/ KWBF Sumber: Pengolahan Data, 2022

0,00000 0,00100 0,00200 0,00300 0,00400 0,00500 0,00600

UCL CL LCL p

Dies memuai

Pisau pemotong tumpul

Material lecet Cetakan miring

Kurang teliti

Ruang kerja pengap

Material Mesin

Lingkungan Manusia

Tidak sesuai standar

Pekerja tidak nyaman

Terlalu lama beroperasi

CACAT

(6)

Pada Gambar 3 Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) menganalisis faktor-faktor penyebab dari terjadinya kecacatan pada produk Arm Rear Brake/ KWBF yaitu diketahui dari faktor manusia, material, mesin, dan lingkungan, yaitu sebagai berikut:

1. Material/ Bahan Baku

Penggunaan bahan dalam pembuatan produk ini adalah Plat SPHC, terkadang material yang digunakan saat produksi kurang dari standar. Beberapa kali dijumpai bahwa material lecet sehingga saat sudah dilakukan plating (pengecatan) produk tersebut tidak dapat memenuhi standar kualitas perusahaan.

2. Manusia

Tenaga kerja adakalanya kurang teliti dalam melakukan pekerjaannya, diantaranya saat pengetokan produk yang kurang tepat sehingga dapat menyebabkan kecacatan di proses selanjutnya. Kurangnya penerapan SOP menjadi salah satu faktor terjadinya kelalaian dari segi tenaga kerja.

3. Mesin

Mesin merupakan salah satu faktor utama dalam proses pembuatan Arm Rear Brake/ KWBF karena sebagian besar dari prosesnya menggunakan mesin. Beberapa hal yang ditemukan yaitu dikarenakan cetakan miring sehingga menyebabkan kemiringan juga pada pencetakan produk, pisau pemotong dies yang sudah tumpul sehingga cetakan yang dihasilkan tidak sesuai, dan dikarenakan operasi dilakukan terus menerus, dies memuai sehingga dapat menyebabkan produk patah.

4. Lingkungan

Lingkungan atau area kerja juga dapat mempengaruhi kinerja operator. Lingkungan pengap dan masih terdapat pula area produksi yang kurang mendapat sirkulasi udara yang baik dapat menyebabkan ketidaknyamanan pekerja, yang dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi dan menyebabkan kesalahan atau kerusakan produk..

Setelah dilakukan analisis pengendalian kualitas dengan menggunakan alat peta kendali dan diagram tulang ikan. Sehingga perlu dilakukan rencana tindakan perbaikan dalam mengurangi cacat produk yaitu disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Usulan Tindakan Perbaikan

Faktor Kendala Usulan Tindakan Perbaikan

Manusia Kurang tepat dalam bekerja karena kurangnya SOP pekerjaan.

Penerapan dan penegakan SOP yang jelas setiap pekerjaan, seperti pengetokan produk.

Material Bahan yang tidak sesuai standar

Memilah material yang baik dan buruk saat sebelum melakukan produksi seperti menggunakan alat pendeteksi kecacatan.

Material lecet Memperbaiki metode penyimpanan material dengan baik agar tidak menyebabkan cacat sebelum diproduksi.

Mesin Dies memuai Melakukan perawatan secara berkala sebelum terjadinya kerusakan alat

Pisau pemotong tumpul Menerapkan SOP penggunaan cetakan untuk mengetahui kapan alat perlu dilakukan perawatan sebelum menyebabkan cacat produk

Cetakan miring

Lingkungan Ruangan pengap sehingga mengganggu kenyamanan pekerja

Menata ulang tata letak agar semua bagian produksi memperoleh sirkulasi udara yang baik

Sumber: Pengolahan Data, 2022 4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan sebelumnya terhadap produk Arm Rear Brake/ KWBF, diperoleh dari perhitungan metode Statistical Quality Control menggunakan alat peta kendali P (P-Chart) pada produksi Arm Rear Brake/ KWBF ditemukan adanya penyimpangan diluar batas kendali yaitu pada bulan Agustus dan Desember yang berarti proses tersebut harus dilakukan pengendalian kualitas. Faktor penyebab dari cacatnya produk Arm Rear Brake/ KWBF dapat ditemukan dari faktor manusia, material, mesin, dan lingkungan. Faktor yang paling dominan adalah material dan mesin.

Langkah usulan tindakan perbaikan dari faktor material dan mesin adalah mengadakan pemilahan material dan memperbaiki metode penyimpanan sebelum tahap produksi serta melakukan perawatan rutin dan penegakan SOP dalam menggunakan cetakan.

(7)

5. Referensi

[1] D. A. Walujo, T. Koesdijati, Y. Utomo, A. I. N. 241/JTI/2019, and S. M. Pustaka, Pengendalian Kualitas. Scopindo Media Pustaka, 2020. [Online]. Available:

https://books.google.co.id/books?id=govUDwAAQBAJ

[2] H. Nastiti, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus : pada PT ‘ X ’ Depok),” Proceeding Seminar Nasional & Call For Papers (SCA-4), pp. 414–423.

[3] H. C. Wahyuni, W. Sulistitowati, and M. Khamin, Pengendalian Kualitas Aplikasi Pada Industri Jasa Dan Manufaktur Dengan Lean Six Sigma, Dan Servqual. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

[4] K. Mulyono and Y. Apriyani, “Analisis Pengendalian Qualitas Produk Dengan Metode Sqc (Statistical Quality Control),” JENIUS J. Terap. Tek. Ind., vol. 2, no. 1, pp. 41–50, 2021, doi:

10.37373/jenius.v2i1.93.

[5] M. Meldayanoor, R. R. Amalia, and M. Ramadhani, “Analisis Statistical Quality Control (SQC) Sebagai Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk Tortilla di UD. Noor Dina Group,” J. Teknol.

Agro-Industri, vol. 5, no. 2, p. 132, 2018, doi: 10.34128/jtai.v5i2.79.

[6] M. A. Putri, C. Chameloza, and R. Anggriani, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Pengalengan Ikan Dengan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus: Pada CV. Pasific Harvest),” Food Technol. Halal Sci. J., vol. 4, no. 2, pp. 109–123, 2021, doi: 10.22219/fths.v4i2.15603.

[7] L. L. Riyanthi, M. Nuridja, and K. R. Suwena, “Analisis Pengendalian Produk Cacat Dengan Metode Control Chart Pada PT. Ital Frans Multindo Food Industries Di Kabupaten Tabanan Tahun 2013,” Jur. Pendidik. Ekon. Fak. Ekon. dan Bisnis, vol. 4, no. 1, 2014.

[8] M. S. Hidayatullah Elmas, “Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Untuk Meminimumkan Produk Gagal Pada Toko Roti Barokah Bakery,”

Wiga J. Penelit. Ilmu Ekon., vol. 7, no. 1, pp. 15–22, 2017, doi: 10.30741/wiga.v7i1.330.

[9] Kurnadi, M. Marsudi, and Y. Maulana, “Analisis Pengendalian Produk Cacat Pada Kayu Lapis Menggunakan SQL (Statistical Quality Control) Pada Pabrik PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry,” J. JIEOM, vol. 03, no. 02, pp. 12–16, 2020.

[10] I. Andespa, “Analisis Pengendalian Mutu Dengan Menggunakan Statistical Quality Control (SQC) Pada PT. Pratama Abadi Industri (JX) Sukabumi,” E-Jurnal Ekon. dan Bisnis Univ. Udayana, vol.

2, p. 129, 2020, doi: 10.24843/eeb.2020.v09.i02.p02.

[11] J. Hiezer and B. Render, Manajemen Operasi, 11th ed. Jakarta: Salemba Empat, 2013.

[12] Irwan and D. Haryono, Pengendalian Kualitas Statistik. Bandung: Alfabeta, 2015.

[13] P. Rahayu, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) di Plant D Divisi Curing PT. Gajah Tunggal, Tbk.,” J. Tek., vol. 9, no. 1, 2020, doi:

10.31000/jt.v9i1.2278.

[14] M. M. Ulkhaq, S. N. W. Pramono, and R. Halim, “Aplikasi Seven Tools Untuk Mengurangi Cacat Produk Pada Mesin Communite Di PT. Masscom Graphy, Semarang,” J. PASTI, vol. XI, no. 3, pp.

220–230, 2017.

[15] Y. K. Sakti, I. A. S. W, and D. Zuhroh, “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terhambatnya Perkembangan UMKM Sentra Ikan Bulak ( SIB ) Kenjeran Dengan Pendekatan Metode Fishbone Diagram,” Semin. Nas. Has. Penelit. dan Pengabdi. 2020, pp. 92–99, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality.. Control (SQC)

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang akan di capai pada penelitian ini adalah menentukan metode Statistical Quality Control (SQC) dengan tekhnik control

Statistical quality control yang digunakan adalah statistical process control untuk data atribut dengan menggunakan peta kendali, salah satunya yang digunakan pada

Pengendalian proses statistikal atau statistical process control (SPC) dengan menggunakan 7 tools dapat meningkatkan kualitas dengan mengurangi variabelitas produk

Sebab itu diperlukan penerapan pengendalian kualitas terhadap produk cacat yang terjadi, terutama untuk produk yang sering repeat-order.Banyak metode yang dapat dilakukan

Analisis pengendalian mutu dilakukan menggunakan alat bantu statistical quality control berupa diagram pareto, peta kendali , dan diagram fishbone.. Hasil analisis peta

Dari diagram pareto yang dibuat oleh penulis, yaitu diagram presentase jenis gagal produk dan diagram pareto untuk presentasse cacat produk, maka diketahui kegagalan

Januari 2024 Website Jurnal: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIMB Metode Statistical Process Control SPC 1 Check Sheet Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis