• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar di BEI Periode 2019-2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar di BEI Periode 2019-2020)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, 3 (1) 2023: 87-95, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

OPTIMAL PORTOFOLIO ANALYSIS USING A SINGLE INDEX (Case Study of Primary Consumer Goods Companies Listed on the IDX for the 2019-2020 Period)

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL (Studi Kasus Perusahaan Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar di BEI Periode 2019-2020)

Alex Simon*1 Fauzan Yahya2 Masril3

Tian Septiana4 Rama Gita Suci5

Universitas Muhammadiyah Riau Alexsimon138@gmail.com

ABSTRACT (10pt, Bold)

This study aims to determine the optimal stock portfolio as a basis for determining investment in company shares in Non-Cycle Consumer sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The period of this research is the period 2019-2020. This research is quantitative descriptive. The population of this study is 98 companies that are in non-cyclical consumer sector companies on the Indonesia Stock Exchange for the 2019-2020 period. The sample selection was determined by purposive sampling technique, in order to obtain 15 companies that meet the criteria. The companies selected as samples are: PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), Eagle High Plantations Tbk (BWPT), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), Mayora Indah Tbk (MYOR), PT. Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT. Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ), PT. Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), and Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). The method used in this study is a single index method. The results of this study indicate that of the 15 companies sampled there are 2 stocks that are included in the optimal portfolio candidate.

Keywords : Analysis, Expected Return, Portofolio optimal, return, risk

1. Pendahuluan

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana pendanan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor), dan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan instrumen derivatif lainnya. Dengan demikian , dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pendanaan usaha dan masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

Tujuan seorang investor melakukan investai adala untuk mendapatkan return yang maksimal atas saham yang dibelinya. Hal tersebut yang memotivasi investor untuk menanamkan modal pada pasar modal. Namun, berbagai masalah timbul karena banyaknya instrumen investasi yang beredar di pasar modal. Instrumen tersebut memiliki risiko yang menjadi pertimbangan masing-masing investor, sedangkan kemampuan analisis yang dimiliki investor masih relatif terbatas, sehingga keterbatasan tersebut sangat berpengaruh terhadap eputusan investasi saham. Investor yang rasional akan memilih investasi yang memberikan

(2)

88

return maksimal dengan risiko tertentu atau sebaliknya return tertentu dengan risiko minimal tergantung dari preferensi masing-masing investor.

Elton dan Gruber (1995) mengemukakan salah satu teknik analisis portofolio optimal adalah dengan menggunaan indeks tunggal. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta dengan Cut-off rate-nya dari masing-masing saham.

Saham yang memiliki excess return to beta lebih besar dari Cut-off rate dijadikan kandidat portofolio, sedangkan sebaliknya yaitu Cut off rate lebih besar dari excess return to beta tidak diikutkan dalam portofolo. Excess return to beta merupakan kelebihan return saham atas return iaset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko yang diukur dengan beta. Excess return to beta menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Sedangkan Cut-off-rate merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham.

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal diantaranya Maria dkk (2021), Chasanah dkk (2020), Febrianti dkk (2021), Mispiyanti (2020), dan Firdaus dkk (2018). Pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan indeks tunggal memiliki beberapa tahap yang harus dilakukan. Selain itu peran Beta sebagai indikator terhadap volatilitas return dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dari suatu saham.

2. Tinjauan Pustaka Teori investasi

Tandelilin (2017) mengemukakan bahwa investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau sejumlah dividen dimasa mendatang. Proses invesatasi terdiri atas 5 (lima) tahap keputusan berjalan terus menerus sampai keputusan investasi yang terbaik.

Teori portofolio

Harry M. Markowitz merupakan tokoh yang pertama kali mencetuskan teori portofolio pada tahun 1952. Ia menyatakan bahwa risiko pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukan portofolio. Dalam bentuk dasarnya dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Return

Return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi untuk memaksimalkan return yang diharapkan, biasanya para investor menyiasatkan dengan portofolio saham dan salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham bisa dilakukan degan melakukan divrsifikasi kepemilikan saham yaitu dengan mengkombinasikan saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio.

Risiko

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya kerugian atau return negatif dari suati investasi (Syahyunan, 2015). Risiko investasi di pasar modal pada dasarnya terdiri dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan karena risiko yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan, sementara risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat diminimalisir tingkat risikonya.

Jogiyanto (2014) Menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama

(3)

89

untuk dapat mengurangi risiko didalam portofolio ialah return untuk masingmasing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.

Model Indeks Tunggal

Jogiyanto (2014) mengatakan model indeks tunggal merupakan metode pengukuran risiko sistematis (beta) dimana faktor berpengaruh pada harga saham diwakili oleh sebuah variabel, yaitu variabel return pasar. Model ini secara khusus dikembangkan guna menyedrhanakan perhitungan dari variabel-variabel yang dibutuhkan dalam perhitungan simpangan rata-rata return pasar. Model penyederhanaan ini dikembangkan Markowitz. Shape (1963) mengembangkan model pasar yang merupakan bentuk hubungan antara tingkat keuntungan aset individual dengan tingkat keuntungan rata-rata pasar (market indeks)

3. Metode Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data berbentuk angka. Data yang dimaksud adalah data harga saham, indeks harga saham gabungan dan suku bunga selama penelitian 2019-2020.

Unit dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor barang konsumen primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2020. Populasi perusahaan sektor barang konsumsi primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat periode penelitian berjumlah 98 perusahaan.

Penentuan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian, adaun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.) Terdaftar di bursa efek pada tahun sebelum pnelitian di lakukan (2019-2020), 2.) Perusahaan tercatat pada pada papan utama, 3.) Memiliki total saham diatas 8.000.000 (Delapan Juta) lembar saham, 4.) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2019-2020, 4.) Harga saham perusahaan berfluktuatif.

Dari Kriteria yang telah ditetapkan, didapatkan sebanyak 15 perusahaan sektor barang konsumen primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut :

Kode Saham Nama Perusahaan

AMRT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk BWPT Eagle High Plantations Tbk

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

HMSP HM Sampoerna Tbk

GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

MYOR Mayora Indah Tbk

CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk UNVR Unilever Indonesia Tbk

SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk DSNG PT. Dharma Satya Nusantara Tbk

ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk INDF Indofood Sukses Makmur Tbk MPPA Matahari Putra Prima Tbk

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode indeks tunggal dengan beberapa tahap estimasi, yaitu : a.) mengestimasi return saham, b.)

(4)

90

menentukan expected return, c.) menentukan return market, d.) menentukan risk free, e.) menghitung excess return, f.) mengestimasi varians Beta, Alpha, Excess to beta, g.) menentukan nilai cut off rate (Ci) & cut off point (C*), h.) menentukan portofolo optimal.

4. Hasil dan Pemabahasan

Hasil penelitian dalam proses pembentukan portofolio optimal saham berdasarkan model indeks tunggal adalah sebagai berikut :

Analisis Return Saham (Ri)

Perhitungan nilai return saham dilakukan dengan mengurangkan harga saham periode saat ini dengan harga saham periode terdahulu dibagi dengan periode terdahulu, dimana harga saham individual ini didasarkan pada perubahan closing price saham perbulannya.

Return tertinggi pada perusahaan AMRT sebesar 0.1389 pada bulan april 2019 dan return terendah pada bulan januari 2019 sebesar -0.1390, return tertinggi pada perusahaan BWPT sebesar 0.6526 pada bulan desember 2019 dan return terendah pada bulan januari 2020 sebesar -0.2675, return tertinggi pada perusahaan ICBP sebesar 0.1472 pada bulan juni 2020 dan return terendah pada bulan mei 2020 sebesar -0.1747, return tertinggi pada perusahaan HMSP sebesar 0.2163 pada bulan mei 2020 dan return terendah pada bulan februari 2020 sebesar -0.1787, return tertinggi pada perusahaan GOOD sebesar 0.0776 pada bulan april 2020 dan return terendah pada bulan januari 2020 sebesar -0.1093, return tertinggi pada perusahaan MYOR sebesar 0.1590 pada bulan april 2020 dan return terendah pada bulan september 2019 sebesar -0.1044, return tertinggi pada perusahaan CLEO sebesar 0.3531 pada bulan juli 2019 dan return terendah pada bulan maret 2020 sebesar -0.1349, return tertinggi pada perusahaan UNVR sebesar 0.1414 pada bulan april 2020 dan return terendah pada bulan februari 2020 sebesar -0.1415, return tertinggi pada perusahaan SIMP sebesar 0.2677 pada bulan juli 2020 dan return terendah pada bulan februari 2020 sebesar - 0.2500, return tertinggi pada perusahaan JPFA sebesar 0.3628 pada bulan januari 2019 dan return terendah pada bulan maret 2020 sebesar -0.3214, return tertinggi pada perusahaan DSNG sebesar 0.1890 pada bulan oktober 2019 dan return terendah pada bulan februari 2019 sebesar -0.2095, return tertinggi pada perusahaan ULTJ sebesar 0.1558 pada bulan september 2019 dan return terendah pada bulan agustus 2019 sebesar -0.0921, return tertinggi pada perusahaan HOKI sebesar 0.2195 pada bulan februari 2019 dan return terendah pada bulan juli 2019 sebesar -0.1228, return tertinggi pada perusahaan INDF sebesar 0.1822 pada bulan agustus 2020 dan return terendah pada bulan februari 2020 sebesar -0.1693, serta return tertinggi pada perusahaan MPPA sebesar 1,0989 pada bulan februari 2019 dan return terendah pada bulan februari 2020 sebesar -0.1693.

Faktor yag mempengaruhi naik turunnya return sebuah saham adalah tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat terhadap menurunnya return saham dan begitu juga sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan sukku bunga, para pemegang saham akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali epada tingkat yang dianggap normal.

Namun sebaliknya, jik asuku bunga jangka panjang meningkat maka pemegang saham akan cenderung menjual sahamnya karena harga jual tinggi.

Analisis Expected Return

Expected return merupakan return yang diharapkan oleh investor. expected return dihitung dengan cara membagi jumlah return aktual dengan periode penelitian. Berikut ini hasil dari analisis expected return :

Tabel. Expected Return E(Ri)

EMITEN E(Ri)

AMRT -0.0032

BWPT 0.0142

ICBP -0.0012

HMSP -0.0323

(5)

91

GOOD -0.0175

MYOR 0.0029

CLEO 0.0295

UNVR -0.0067

SIMP 0.0058

JPFA -0.0037

DSNG -0.0120

ULTJ -0.0052

HOKI -0.0092

INDF -0.0004

MPPA 0.0103

Tabel expected return menunjukkan sahamsaham yang memberikan expected return yang terbesar adalah pada perusahaan PT. Sari Gunaprimatama Tbk, (CLEO) yaitu sebesar 0.0295. hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor kepada emiten semakin baik dan investor mempunyai harapan akan memperoleh keuntungan atau deviden yang besar, sedangkan saham yang memberikan expected return yang paling kecil adalah perusahaan HM Sampoerna Tbk (HMSP) yaitu sebesar -0.0323, nilai tukar domestik biasanya menjadi pengaruh terhadap menurunnya expected return saham, nilai tukar ini memberikan pengaruh negatif terhadap laba yang diharapkan investor di masa yang akan datang.

Analisis Return Market (Rm)

Untuk menentukan return market (Rm) maka digunakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator perhitungan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, tingkat pengembalian pasar (Rm) mengalami peningkatan pada bulan november 2020 sebesar 0.0944 (9.44%) karena meningkatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian dan tingkat pengembalian pasar mengalami penurunan pada bulan maret 2020 sebesar -0.1676 disebabkan oleh melemahnya mata uang rupiah terhadap mata uang asing dan efek dari pandemi covid 19 sehingga mengakibatkan menurunnya indeks harga saham gabungan, maka investor kembali mempertimbangkan untk menginvestasikan uangnya.

Analisis Risk Free (Rf)

Indikator yang digunakan untuk menghitung aset bebas risiko (risk free) dengan menggunakan BI 7 Day Repo Rate. Risk free merupakan aset pengembalian masa depan dapat diketahui dan diterima dengan pasti. Dari analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa, nilai risk free memperoleh nilai tertinggi sebesar 0.0050 (0.50%) kenaikan ini akan menyebabkan pinjaman semakin mahal, sehingga para investor cenderung menghindari tindakan meminjam dana dari bank, dengan hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya investasi. Sementara nilai terendah risk free adalah sebesar 0.0031 (0.31%) dengan menurunnya nilai risk free maka nilai pinjaman akan semakin murah, sehingga para investor terdorong untuk melakukan investasi.

Analisis Excess Return

Excess return merupakan kelebihan darin nilai invesasi di pasar modal dibandingkan investasi pada produk perbankan (tabungan atau depositi) yang menjadikan investasi tersebut dianggap menarik. Untuk menghitung excess return dapat dihitung dengan cara return individual dikurangi dengan risk free (Rf).

Nilai excess return pada perusahaan AMRT memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1339 pada bulan april 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1440 pada bulan januari 2019, nilai excess return pada perusahaan BWPT memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.6476 pada bulan desember 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.2725 pada bulan januari 2020, nilai excess return pada perusahaan ICBP memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1422 pada bulan juni 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1797 pada bulan mei 2020, , nilai excess return pada perusahaan HMSP memperoleh nilai return

(6)

92

tertinggi sebesar 0.2113 pada bulan mei 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1837 pada bulan februari 2020, nilai excess return pada perusahaan GOOD memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.0726 pada bulan april 2020 dan nilai excess return terendah sebesar - 0.1143 pada bulan januari 2020, nilai excess return pada perusahaan MYOR memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1540 pada bulan april 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1094 pada bulan september 2019, nilai excess return pada perusahaan CLEO memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.3480 pada bulan juli 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1398 pada bulan maret 2020, nilai excess return pada perusahaan UNVR memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1364 pada bulan april 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1465 pada bulan februari 2020, nilai excess return pada perusahaan SIMP memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.2627 pada bulan juli 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.255 pada bulan februari 2020, nilai excess return pada perusahaan JPFA memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.3578 pada bulan januari 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.3264 pada bulan maret 2020, nilai excess return pada perusahaan DSNG memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1840 pada bulan oktober 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.2145 pada bulan februari 2019, nilai excess return pada perusahaan ULTJ memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1508 pada bulan september 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.0971 pada bulan agustus 2019, nilai excess return pada perusahaan HOKI memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.2145 pada bulan november 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1278 pada bulan juni 2020, nilai excess return pada perusahaan INDF memperoleh nilai return tertinggi sebesar 0.1772 pada bulan agustus 2020 dan nilai excess return terendah sebesar -0.1743 pada bulan februari 2020, nilai excess return pada perusahaan MPPA memperoleh nilai return tertinggi sebesar 1.0939 pada bulan agustus 2019 dan nilai excess return terendah sebesar -0.3191 pada bulan maret 2019.

Analisis Varian, Alpha, Beta, Varian Residual, dan Excess Return To Beta

Tabel Analisis Varian, Alpha, Beta, Varian Residual, dan Excess Return To Beta (ERB)

Emiten Varian ' α α²ₑᵢ ERB

AMRT 0,0065 -0,0032 0,1673 0,0066 -0,0490

BWPT 0,0440 0,0138 2,7301 0,0670 0,0001

ICBP 0,0048 -0,0012 0,1524 0,0049 -0,0501

HMSP 0,0091 -0,0324 1,0281 0,0124 -0,0390

GOOD 0,0023 -0,0175 0,4540 0,0029 -0,0418

MYOR 0,0031 0,0028 0,3195 0,0034 -0,0041

CLEO 0,0123 0,0294 0,8107 0,0143 0,0322

UNVR 0,0041 -0,0068 0,2144 0,0043 -0,0766

SIMP 0,0190 0,0056 2,0270 0,0317 -0,0018

JPFA 0,0247 -0,0039 1,7090 0,0337 -0,0144

DSNG 0,0086 -0,0121 0,8118 0,0106 -0,0233

ULTJ 0,0038 -0,0052 -0,0094 0,0038 1,1370

HOKI 0,0083 -0,0093 0,4305 0,0089 -0,0285

INDF 0,0062 -0,0005 0,4388 0,0068 -0,0164

MPPA 0,0696 0,0101 1,0547 0,0731 -0,0027

Dari hasil analisis yang terdapat dalam tabel menjelaskan nilai varian dari 15 perusahaan tersebut. MPPA memiliki nilai varian tertinggi sebesar 0.0696, hal ini mengindikasi bahwa MPPA memperoleh tingkat return yang tinggi. Dengan nilai return yang tinggi maka

(7)

93

tingkat risiko yang mungkin diperoleh juga tinggi. Selanjutnya berdasarkan tabel menunjukkan bahwa alpha bervariatif, ada perusahaan yang memiliki alpha negatif dan positif. Nilai alpha negatif terjadi pada perusahaan HMSP sebesar -0.0324 sedangkan nilai alpha terbesar terdapat pada perusahaan CLEO sebesar 0.0294.

Hasil lain menjelaskan nilai beta yang menunjukkan tingkat sensitifitas return saham terhadap return market. Hasil analisis diperoleh lima (5) saham yang memiliki nilai beta lebih dari satu (1) yaitu perusahaan BWPT sebesar 2.7301, SIMP sebesar 2.0270, JPFA sebesar 1.7090, MPPA sebesar 1.0547, dan HMSP sebesar 1.0281. perusahaan dengan nilai betayang lebih tinggi dari satu artinya saham tersebut mempunyaan kepekaan yang tinggi terhadap kondisi pasar sehingga tingkat keuntungan saham meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham dipasar. Berdasarkan tabel, dapat dilihat ada 10 perusahaan dengan nilai beta lebih kecil dari satu yaitu DSNG sebesar 0.8118, CLEO ebesar 0.4540, INDF sebesar 0.4388, HOKI sebesar 0.4305, MYOR sebesar 0.3195, UNVR sebesar 2144, AMRT sebesar 0.1673, ICBP sebesar 0.1524, dan ULTJ sebesar -0.0094. perusahaan dengan nilai beta yang lebih kecil dari satu artinya saham tersebut kurang peka terhadap kondisi pasar sehinga tingkat keuntungan saham meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar.

Berdasarkan perhitungan excess return to beta (ERB) yaitu kelebihan pengembalian atas return bebas risiko terhadapt aset lain diperoleh dua (2) perusahaan yang memiliki nilai tertinggi yaitu Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ) sebesar 1.1370 dan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) sebesar 0.0322 karena saham ersebut memberi premi risiko lebih rendah bagi investor. sementara itu terdapat 13 saham yang mempunyai nilai ERB yang terendah yaitu BWPT sebesar 0.0001, SIMP sebesar -0.008, MPPA sebesar -0.0027, MYOR sebesar -0.0041, JPFA sebesar -0.0144, INDF sebesar -0.0164, DSNG sebesar -0.0233, HOKI sebesar -0.0285, HMSP sebesar -0.0390, GOOD sebesar -0.0418, AMRT sebesar -0.0490, ICBP sebesar -0.0501, dan UNVR sebesar -0.0766, karena emberikan premi risiko yang tinggi bagi investor saham.

Saham yang akan masuk kedalam portofolio optimal harus mempunyai nilai ERB yang tinggi.

Analisis Cut-off (Ci) dan Cut-off Point (C*)

Nilai CI merupakan hasil bagi variance market dan return premium terhadap variance error saham dengan variance market pada sensitivitas saham individual terhadap variance error residual saham. Cut-off Point (C*) merupakan nilai Ci maksimum dari sederetan nilai Ci saham. Nilai C* digunakan untuk menentukan titik pembatas saham mana saja yang masuk sebagai kandidat portofolio optimal. Portofolio optimal dibentuk dari saham-saham yang mempunyai ERB lebih besar atau sama dengan cut-off rate.

Tabel. Cut-off Rate (Ci) dan Cut-off Point (C*)

Emiten Cᵢ C*

AMRT -0,0006 0,0040

BWPT 0,0000 0,0040

ICBP -0,0007 0,0040

HMSP -0,0081 0,0040

GOOD -0,0075 0,0040

MYOR -0,0004 0,0040

CLEO 0,0040 0,0040

UNVR -0,0025 0,0040

SIMP -0,0005 0,0040

JPFA -0,0030 0,0040

DSNG -0,0037 0,0040

ULTJ 0,0001 0,0040

(8)

94

HOKI -0,0017 0,0040

INDF -0,0013 0,0040

MPPA -0,0001 0,0040

Tabel tersebut menjelaskan nilai Ci tertinggi terdapat ada perusahaan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) sebesar 0.0040. hal ini menunjukkan batasan tertinggi dar deretan nilai Ci dari 15 saham perusahaan sektor barang konsumen primer yang terdaftar di BEI. Nilai tertigggi Ci akan digunakan untuk menentukan C*. Ci terendah terdapat pada perusahaan HM Sampoerna Tbk (HMSP) sebesar -0.0081, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa HMSP merupakan batas terendah dari nilai Ci sehingga tidak digunakan untuk menentukan C*.

Analisis Portofolio Optimal

Berikut ini perbandingan antara nilai ERB saham dengan nilai cut off ratenya (Ci).

Setelah dapat dihitung Ci, maka nilai ERB yang disusun dari yang terbesar hingga terkecil dibandingkan dengan nilai cut off rate-nya. Jika ERB lebih besar dari cut off rate nya maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk kedalam portofolio optimal dan jika ERB saham lebih kecil dari nilai cut off point (Ci) maka saham tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk kedalam portofolio optimal.

Tabel. Kandidat Saham Perusahaan Sektor Barang Konsumen primer dalam Portofolio Optimal

Emiten ERB Cᵢ Keputusan

ULTJ 1,1370 0,0001 OPTIMAL

CLEO 0,0322 0,0040 OPTIMAL

BWPT 0,0001 0,0000 -

SIMP -0,0018 -0,0005 -

MPPA -0,0027 -0,0001 -

MYOR -0,0041 -0,0004 -

JPFA -0,0144 -0,0030 -

INDF -0,0164 -0,0013 -

DSNG -0,0233 -0,0037 -

HOKI -0,0285 -0,0017 -

HMSP -0,0390 -0,0081 -

GOOD -0,0418 -0,0075 -

AMRT -0,0490 -0,0006 -

ICBP -0,0501 -0,0007 -

UNVR -0,0766 -0,0025 -

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang masuk dalam kandidat portofolio optimal adalah Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ) dengan nilai ERB sebesar 1.1370 dan nilai Ci sebesar 0.0001 serta PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) dengan nilai ERB sebesar 0.0322 dan nilai Ci sebesar 0.0040, karena nilai ERB lebih besar dari pada nilai Ci.

Sedangkan ada 13 perusahaan yang tidak termasuk kedalam portofolio optimal yaitu BWPT, SIMP, MPPA, MYOR, JPFA, INDF, DSNG, HOKI, HMSP, GOOD, AMRT, ICBP, dan UNVR karena nilai ERBnya lebih kecil dari nilai Ci. Hal ini mengindikasikan bahwa ULTJ dan CLEO dapat membentuk portofolio optimal melalui diversifikasi dengan tujuan mengurangi risiko investasi.

(9)

95 5. Kesimpulan

Investasi merupakan dana yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Dalam hal berinvestasi, investor dihadapkan pada kondisi ketidakpastian (risiko), oleh karena itu investor harus memiliki kemampuan untuk menganalisis berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan.

Untuk menghindari ketidakpastian (risiko), maka investor dapat melakukan diversifikasi saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai jenis investasi untuk mengurangi risiko. Salah satu cara diversifikasi yaitu dengan pembentukan portofolio optimal saham.

Daftar Pustaka

Anggraeni, R. W., & Mispiyanti, M. (2020). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal (Studi Kasus pada Perusahaan Terdaftar ii Indeks Sri-Kehati Periode 2016-2018). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (JIMMBA), 2(1), 47-54.

Amtiran, P. Y., Kein, M. Y., & Ndoen, W. M. (2021). ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL. JURNAL AKUNTANSI, 10(1), 86-97.

Ariasih, N. L. P. I., & Mustanda, I. K. (2018). Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham Indeks LQ 45. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(8), 1-30.

Chasanah, S. I. U., Abdullah, S., Valentika, N., Kiftiyani, U., & Nuha, A. R. (2020). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Jakarta Islamic Index (JII) Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Saintika Unpam: Jurnal Sains dan Matematika Unpam, 3(1), 52-67.

Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.

Toronto: John Wiley & Sons.

Febrianti, S., Marjono, M., & Apriani, T. (2021). Pembentukan Portofolio Optimal Saham Syariah yang Terdaftar di JII dengan Metode Single Index Model. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(3), 1895-1904.

Firdaus, I. (2018). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Ekonomi, 23(2).

Jogiyanto, H. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jakarta : Salemba empat.

Mulyati, Murni. 2018. Analisis Investasi Dan Penentuan Portofolio Saham Optimal Dengan Metode Indeks Tunggal (Studi Empiris Pada IDX 30 Yang Terdaftar Di Di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2017-Januari 2018). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 6 nomor 2

Permata, D., & Suryawati, R. F. (2020). Analisis Portofolio Optimal Saham Syariah Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2015-2017. Jurnal Manajemen Dan Organisasi, 11(1), 8-21.

Sulistiyowati,Endang. 2017. Analisis Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal pada Perusahaan Properti and Real Estate. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Volume,6 nomor 5

Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan. Medan: USA Press.

Tandelilin, Eduardus. 2017. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama.Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur serta ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada Bapa di Surga dan Tuhan Yesus Kristus, karena atas segala berkat dan bimbingan-Nya selama ini, penulis

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara lama mengajar dan lama menulis menggunakan media papan tulis terhadap terjadinya myofascial pain syndrome pada regio upper

Dari perhitungan diketahui bahwa aktual output tiap shift adalah 4259 unit, sehingga diperoleh waktu siklus sebesar 5,55 detik dan angka tersebut belum sesuai

Jenis penelitian ini adalah studi pustaka/deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif yaitu dengan menggunakan perhitungan hasil pengolahan data-data

Siswa terlihat sopan pada setiap orang yang datang di sekolah, dengan bertanya “ Ibu dari mana? Mau ngapain?” dan cepat menerima orang baru. Siswa juga

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pretest dengan posttest keterampilan berpikir kritis siswa yang membentuk persamaan Y = 1.397x + 17.315

Memiliki NPWP dan BpJS Kesehatan aktif (tidak terhutang ¡uran) atau bersedia menjadi anggota BPJS serta membayar iuran jika diterimaa. Tenaga Pendukung Teknis

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik