• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQH THOHAROH (NAJIS, HADAS) KELAS VIII MTs NURUR ROHMAH PAJURANGAN GENDING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQH THOHAROH (NAJIS, HADAS) KELAS VIII MTs NURUR ROHMAH PAJURANGAN GENDING"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQH THOHAROH (NAJIS, HADAS) KELAS VIII MTs

NURUR ROHMAH PAJURANGAN GENDING

SUBHAN AZIZ

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : azizsubhan216@gmail.com

ABSTRAK

Metode Demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa, memerlukan inovasi dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga suatu proses pembelajaran menjadi bermakna dan beralih dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran Wudhu dan Tayamum di Kelas VII MTs Nurur Rohmah, menunjukan bahwa berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada Siklus I sebesar 3,32 (kriteria cukup), serta pada Siklus II bernilai 4,08 (kriteria baik).

Kemampuan siswa kelas VII MTs Nurur Rohmah Pajurangan dalam melakukan Thoharoh setelah menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih terlihat meningkat. Hal itu dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa dari tiap tindakan, yaitu pada Siklus I memperoleh nilai rata-rata 79,44, dan pada Siklus II nilai ratarata yang diperoleh siswa menjadi 80 dan siklus III menjadi 85,19. Setelah melakukan penelitian dan melihat atau memperhatikan hasil dari penelitian ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan penulis terbukti, bahwa jika dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan siswa dalam menguasi materi tentang Wudhu dan Tayamum pada mata pelajaran Fiqih di kelas VII MTs Nurur Rohmah. Kata Kunci: Demontrasi, Thoharoh ( Hadats dan Najis ), Kunci : Tuliskan kata kunci anda di sini.

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan

(2)

pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.

Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dan memotivasi.

Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik:

“Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Fiqh Kelas VIII MTs Nurur Rohmah Pajurangan Tahun Pelajaran 2021/202”2.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. dengan itu, mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.

HASIL PENELITIAN

Setelah semua prosedur awal tersebut dilaksanakan, maka

peneliti tinggal menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian selama 4 kali tatap muka Pertemuan I

(3)

I. Tahap Awal

➢ Salam Pembuka

➢ Perkenalan dengan siswa dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah

➢ Absensi II. Tahap Inti

➢ Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.

➢ Peneliti menerangkan materi materi tentang Sujud Syukur, syarat dan rukunnya.

➢ Peneliti memberikan instruksi tentang penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

III. Tahap Akhir

➢ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara tertulis.

➢ Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar

senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan sujud syukur.

➢ Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah kesimpulan yang telah disebutkan

➢ Berdoa dan salam penutup Pertemuan II

I. Tahap Awal

✓ Salam Pembuka

✓ Memberikan review pelajaran terdahulu

✓ Mengecek tugas / hafalan yang telah diberikan sebelumnya II. Tahap Inti

✓ Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid. Peneliti menerangkan materi Thoharoh Najis.

✓ Peneliti memberikan instruksi tentang penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

III. Tahap Akhir

✓ Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara tertulis. Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan Thoharoh Najis.

✓ Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah kesimpulan yang

(4)

telah disebutkan

✓ Berdoa dan salam penutup Pertemuan III

I. Tahap Awal

✓ Salam pembuka

✓ Mengulas kembali dan mencoba menanyakan materi yang terdahulu.

II. Tahap Inti

✓ Peneliti menjelaskan materi tentang peragaan atau demonstrasi Thoharoh Najis ,tata cara Thoharoh Najis yang baik dan benar.

✓ Melakukan demonstrasi di ruang kelas untuk materi sedangkan praktek tempat wudhu Madrasah.Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

III. Tahap Akhir

✓ Peneliti memberikan tugas mencari dalil naqli tentang manfaat tata cara Thoharoh Najis,

✓ Do’a bersama dan salam penutup

✓ Pertemuan IV

➢ Tahap Awal

➢ Salam pembuka

➢ Review dan feedback dari materi yang lalu I. Tahap inti

➢ Peneliti menjelaskan materi tentang dzikir dan do’a

➢ Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menyebutkan macam- macam tata cara Thoharoh Najis

➢ Menyimpulkan semua informasi yang telah diterima.

II. Tahap akhir

Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta Didik agar tetap berusaha untuk terus berlatih bagaimana supaya mereka mampu menguasai materi pendidikan Agama Islam.

Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan tata cara Thoharoh Najis.

(5)

Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan Do’a bersama dan salam penutup.

1. Observasi dan Interpretasi

Observasi atau pengamatan ini berlangsung pada saat proses demonstrasi yang meliputi: Aktivitas guru di kelas dalam proses pembelajaran Fiqih dengan menerapkan metode demonstrasi memudahkan guru dalam memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya, karena setiap selesai praktek peneliti selalu melakukan evaluasi terlebih dahulu sehingga memberi kesempatan siswa untuk menanyakan segala permasalahan yang belum mereka pahami, terutama masalah sujud diluar Sholat. Dengan begitu peneliti (guru praktikan) akan mudah mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi tersebut.

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat antusias sekali, apalagi dengan diterapkannya metode demonstrasi yang dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai evaluasi bagi mereka. Dengan demikian kelas menjadi aktif dan tidak vakum.

2. Analisis dan Refleksi

Dari pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan diperoleh kekurangan dan kelebihan antara lain:

Kekurangan

1. Siswa belum terbiasa dengan metode demonstrasi.

2. Siswa masih malu untuk praktek di dalam pelajaran Fiqih. Kelebihan

1. Lebih mudah memahami mata pelajaran Fiqih.

2. Lebih praktis dalam belajar.

B. Siklus Penelitian

1. Siklus Pertama

a. Rencana Tindakan Siklus I

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal, peneliti menerapkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode

(6)

klasik seperti metode ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII B MTs. Nurur Rohmah Pajurangan, Gending.

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Sujud di luar sholat (2 X 40 menit dengan 4 kali pertemuan). Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus I, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Membagi materi BAB I (Sujud diluar sholat) menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Thoharoh 2) Najis 3) Hadats 4) Test formatif

c. Peneliti membagai siswa kelas VIII MTs Nurur Rohmah Pajurangan, Gending, menjadi beberapa kelompok sekaligus memberi tugas masing- masing kelompok dengan cara menggunakan metode observasi.

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti mengambil alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus I

Setelah diputuskan menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VIII MTs Nurur Rohmah Pajurangan, Gending maka tahapan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode demonstrasi. Proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang meliputi:

Pertemuan I : 2 X 40 menit 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.) b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Presensi dan memberikan apersepsi kepada siswa.

d. Tahap Inti Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB I (Shalat- Sujud diluar sholat)

b. Peneliti/guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

(7)

c. Peneliti/guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

Apersepsi

a. Peneliti/guru memberikan instruksi untuk membaca dan menghafal lafazd dalam sujud syukur serta menulisnya dalam waktu beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek yang disesuaikan dengan materi BAB I serta mempresentasikannya.

b. Peneliti/guru mengatur jalannya demonstrasi.

c. Peneliti/guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

Penutup

a. Peneliti/guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama demonstrasi.

b. Peneliti/guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Peneliti/guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/guru memberikan informasi mengenai bahasan selanjutnya.

d. Peneliti/guru memberi tugas untuk menulis kembali lafadz sujud syukur.

e. Peneliti/guru menutup pertemuan/salam penutup.

Pertemuan II : 4 X 40 menit 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.) b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti Whilst Activity

(8)

a. Peneliti/guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.

b. Peneliti/guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

c. Peneliti/guru membuka session untuk tanya jawab dengan para siswa.

d. Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.

Post Activity

a. Peneliti/guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.

b. Peneliti/guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar- mengajar.

3. Peneliti/guru menjelaskan secara detail materi BAB I.

4. Tahap Akhir

a. Peneliti/guru memberi kesempatan kepada siswa untuk betanya.

b. Peneliti/guru menyuruh kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

c. Peneliti/guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.

d. Peneliti/ guru menutup pertemuan/salam penutup.

c. Observasi Siklus I

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti di sini selain bertindak sebagai guru, peneliti juga bertindak sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I, kegiatan siswa sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam memperhatikan pelajaran, karena pelajaran yang didapatkan akan lebih menyenangkan dari biasanya.

Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam belajarnya, hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

Mayoritas siswa dapat membaca do’a sholat dhuha serta bersemangat dalam mendemonstrasikannya. Namun ada sebagian kecil siswa yang sedikit dapat membaca bacaan do’a sholat dhuha dan siswa sangat aktif untuk bertanya.

Setelah siswa mendapatkan metode demonstrasi, siswa diberi soal test formatif untuk mengetahui tingkat kefahaman siswa dalam menerima pelajaran yang telah disampaikan. (lampiran nilai)

(9)

d. Refeleksi Siklus I

Tujuan peneliti menerapkan metode demonstrasi semula adalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, agar metode-metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dirasakan efektif oleh siswa. Khususnya pada kelas VIII MTs Nurur Rohmah Pajurangan, Gending, yang mana hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam belajar yang dialaminya selama ini. Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka diambil langkah-langkah:

1. Memperhatikan peningkatan siswa yang berminat menulis lafal-lafal apapun (Al- Qur’an, Al-Hadits) serta hafalan bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode

demonstrasi yang lebih efektif dan efisien, yaitu dimulai dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih dahulu.

2. Sebagian kecil siswa yang kurang hafal bacaan-bacaan dzikir dan do’a masih merasa kesulitan untuk membaca, menulis, maka harus diberikan waktu tersendiri untuk melakukan demonstrasi.

2. Siklus Kedua

a. Rencana Tindakan Siklus II

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, peneliti memilih menggunakan metode demonstrasi yang nantinya akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus II, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Membagi materi BAB II (Hadas) menjadi 5 bagian, yaitu:

1) Pengertian, dan fungsi hadas.

2) Adab, dan lafal hadas.

3) Pengertian, dan fungsi do’a.

4) Kedudukan, dan adab berdo’a.

5) Keutamaan hadas dan do’a.

c. Peneliti/ guru membagai siswa kelas II-1 menjadi 5 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok..

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus II

(10)

Dengan tetap menggunakan metode demonstrasi maka tahapan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertemuan I : 2 X 40 menit 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.) b. Mebaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB II (hadas) b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan instruksi untuk membaca dan menghafal lafal-lafal hadas dan do’a dalam waktu beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan dengan materi BAB II serta mempresentasikannya.

b. Peneliti/ guru mengatur jalannya diskusi.

c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

Post Activity

a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar- mengajar.

b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa

(11)

bisa lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai bahasan selanjutnya.

d. Peneliti/ guru memberikan tugas untuk menulis kembali bacaan- bacaan zikir dan do’a yang ada di buku paket.

e. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam penutup.

Pertemuan II : 2 X 40 menit 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.) b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti Pre Activity

Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya.

Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.

b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.

c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya jawab dengan para siswa.

Post Activity

a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.

b. Peneliti/ gruru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar- mengajar.

c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB II.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa

(12)

bisa lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam penutup.

c. Observasi Siklus II

Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap hasil yang didapat pada siklus

I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar lebih bagus lagi, karena ada kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan belajar- mengajar, dan siswa bertambah aktif untuk bertanya. Dan juga siswa mengalami peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan menghafal lafal- lafal Al-Qur’an/ Al-Hadits.

Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang merupakan hasil akhir dari pembelajaran metode demonstrasi, yaitu dapat dilihat pada hasil nilai akhir ulangan harian siswa.

d. Refleksi Siklus II

Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam proses belajar- mengajar.

Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan diambil:

a. Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa metode demonstrasi harus terus diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah dimengerti secara mendalam makna yang terkandung dalam materi yang disampaikan.

b. Menjaga agar kualitas belajar yang sudah berjalan berkembang lebih baik dan tetap terpelihara.

KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran dengan strategi Demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih tentang Thoharoh pada Siswa Kelas VII MTs Nurur Rohmah Pajurangan Gending Probolinggo. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 16 siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (56,25%) dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (43,75%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (87,50%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa

(13)

(12,50%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 31,25%.

A. Saran-saran

Peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran Matematika yang selama ini menggunakan strategi kurang meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan pemahaman terhadap materi sebaiknya menggunakan pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2. Dengan melihat hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran True or False yang mengalami peningkatan, tentunya bisa dikembangkan dengan metode pembelajaran yang lain yang dianggap lebih efektif.

3. Dengan adanya perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan profesional guru dalam mengemban amanat sebagai guru yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

✓ Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Fiqih dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.

✓ Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.

Rineka Cipta : 2002.

✓ Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik Metode Pendidikan Umum.

Usaha Nasional, Surabaya.

✓ Aini, M.N, (2003), Pengaruh Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika (Studi Kasus pada Siswa Kelas II Jurusan Otomotif SMK Negeri 3 Malang). Dept. of Computation and Mathematics Education, 1(1),1-5

✓ Combs. Arthur. W. (1994). The Profesional Education of Teachers.

Allin and Bacon, Inc. Boston.

✓ Degeng, Nyoman Sudana. (1997). Strategi Pembelajaran. Malang:

IKIP Malang.

✓ Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:

Depdiknas.

✓ Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. (1988). The Action Research Planner.

(14)

Victoria Dearcin University Press

✓ Poerwodarminto. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Shabri, H. A, (2005), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching

✓ Silberman, (2002). Active Learning: 101 Strateg Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

✓ Sudjana, N, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

✓ Suryabrata, S, (2001), Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal tentang hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran ARIAS yaitu hasil

Sosiaali- ja terveysalan koulutusohjelma, terveydenhoitotyön suuntautumisvaihtoehto, Terveydenhoitaja AMK Opinnäytetyön tarkoituksena on selvittää somali-isien kokemuksia

Justeru itu, rasuah politik di sini bermaksud ,mana-mana pegawai awam atau ahli politik yang dilantik sebagai pegawai awam termasuk Ahli Parlimen, Ahi Dewan Undangan Negeri

Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen- gen, karena selama meiosis kromosom terpilin. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara

d. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negative terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan ketentuan tersebut jelas apabila korban keberatan atas ganti kerugian yang telah

Pada hasil studi kelayakan menyebutkan bahwa daur Gmelina arborea adalah 12 tahun, sehingga data hasil studi kelayakan di riam kiwa tersebut tidak dapat digunakan untuk menentukan

Hal ini menjelaskan bahwa KAP dan para auditor melakukan tugas yang memberikaan jasa untuk segala permasalahan suatu perusahaan dan organisasi baik dalam hal keuangan sampai