• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sahabat Senandika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sahabat Senandika"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sahabat Senandika

Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Yayasan Spiritia

No. 57, Agustus 2007

Daftar Isi

Laporan Kegiatan

Kongres Nasional Odha

dan Ohidha II 2007

Peningkatan Pemberdayaan dan

Keterampilan dalam Menghadapi

HIV dan AIDS

29 Juli – 2 Agustus 2007

Sukabumi, Jawa Barat

Latar Belakang

Ÿ Pertemuan Odha Nasional telah diadakan sebanyak empat kali dan juga beberapa pelatihan keterampilan. Saat ini semakin terlihat banyak orang yang hidup dengan HIV dan terdampak oleh AIDS mencapai tingkat dasar

pemberdayaan dan terlibat aktif dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara nasional. Untuk memfasilitasi mereka yang telah terlibat aktif untuk dapat saling bertemu dan mendiskusikan perkembangan-perkembangan yang terbaru seputar HIV dan AIDS, sebuah kongres Odha nasional telah

direncanakan oleh Yayasan Spiritia setiap dua tahun sekali.

Ÿ Kongres Nasional Odha I telah dilaksanakan pada tahun 2005 lalu dihadiri oleh kurang lebih 124 peserta dari 25 provinsi dengan jumlah Odha sekitar 80% dan sisanya terdiri dari Ohidha.

Ÿ Dengan tema ”Peduli AIDS – Jangan Hanya Slogan”, Yayasan Spiritia bekerja sama dengan teman-teman aktivis HIV dan AIDS dari berbagai daerah sebagai panitia pelaksana, didukung penuh oleh Ford Foundation sebagai penyandang dana utama dan pendukung tambahan lain seperti KPA Nasional, IHPCP-AusAID, FHI/ASA-USAID dan Palang Merah Indonesia, telah melaksanakan

Kongres Nasional Odha dan Ohidha II tahun 2007.

Ÿ Kongres Nasional Peningkatan Pemberdayaan dan Keterlibatan Menghadapi HIV dan AIDS Kedua ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juli sampai dengan 2 Agustus dihadiri oleh 262 peserta dari 76 Kabupaten dan kota di 27 provinsi di Indonesia.

Ÿ Komposisi peserta adalah sebanyak 54% peserta laki-laki, 37% perempuan dan waria 9% dengan Odha sebanyak 78% dan sisanya Ohidha. Pemilihan peserta didasari oleh seleksi abstrak yang dilakukan oleh tim panelis. Tujuan :

Ÿ Menjadi wadah pendukung bagi Odha dan Ohidha di seluruh Indonesia untuk bertemu, berbagi pengalaman serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Ÿ Meningkatkan peran serta Odha dan Ohidha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS.

Laporan Kegiatan 1

Kongres Nasional Odha dan Ohidha II 1 Pengetahuan adalah kekuatan 3

40 persen kasus AIDS baru adalah ibu

rumah tangga 3

Ketahanan hidup membaik diantara Odha IDU; ARV bukan satu-satunya

faktor 4

PrPP dan penjadwalan hubungan seks mengurangi risiko terkait dengan

pembuahan alami 5

Tips 7

Tips untuk Odha 7

Tanya Jawab 8

Tanya jawab 8

(2)

Ÿ Meningkatkan solidaritas Odha dan membangun jejaring Odha dan Ohidha nasional.

Ÿ Meningkatkan pengetahuan Odha dan Ohidha mengenai penyakit HIV dan pengobatannya

Bentuk kegiatan

Upacara Pembukaan

Pembukaan dilakukan pada hari pertama yang akan dihadiri oleh para peserta dan beberapa undangan. Kongres secara resmi dibuka oleh Ibu Nafsiah Mboi selaku sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

Upacara Penutupan

Penutupan dilakukan pada hari terakhir yang dihadiri oleh setiap peserta dan beberapa undangan. Pada kesempatan ini Ibu Bronwyn Nicholas dari AusAID hadir untuk menutup jalannya kongres yang kemudian diikuti oleh hiburan dan ramah tamah.

Sidang Paripurna

Dilakukan setiap pagi hari, dengan menghadirkan beberapa pembicara dari luar dengan topik menarik. Salah satunya adalah Peranan KPA dan UNAIDS dengan Ibu Nafsiah Mboi dan Ibu Nancy Fee sebagai pembicara.

Pelatihan Keterampilan

Dilakukan dalam beberapa kelas secara paralel setiap harinya dengan berbagai materi untuk meningkatkan keterampilan dan berbagi pengalaman antarpeserta. Materi yang diangkat antara lain adalah Komunikasi dengan media dengan Bapak Mayong Suryolaksono sebagai pembicara, Manajemen Organisasi oleh Ibu Palupi Widjajanti dari IHPCP-AusAID dan yang lainnya.

Presentasi Poster

Dilakukan di tempat khusus setiap hari, presentasi poster sebanyak 129 poster ditampilkan oleh peserta kepada para peserta lain dalam bentuk poster.

Presentasi Oral/Lisan

Dilakukan dalam beberapa kelas secara paralel setiap hari, abstrak peserta terpilih disampaikan oleh pembuatnya dihadapan para peserta lainnya dalam bentuk oral. Kongres Nasional kali ini diisi dengan sesi yang didasari presentasi abstrak oral oleh 70 peserta. Topik-topik yang disajikan antara lain mengenai perawatan, dukungan dan

Topik Khusus

Dilakukan dalam beberapa kelas secara paralel setiap hari, dipilih isu atau topik khusus yang sedang hangat atau menjadi isu yang sering dibicarakan banyak pihak dan terkait dalam penanggulangan HIV/AIDS, seperti: perempuan, pengobatan, Keterlibatan lebih luas oleh Odha dan lainnya.

Sesi Debat

Dilakukan pada malam hari di hari kedua kongres dengan pernyataan “Odha harus ikut menanggung biaya ARV”, debat menghadirkan pembicara-pembicara pakar seperti dr.Budiarto dari IHPCP-AusAID dan Profesor Wirawan dari KPA Bali dalam menghangatkan suasan debat.

Sesi Lain

Selain sesi-sesi yang telah disebutkan, Tim Perumus Jaringan Odha Nasional juga telah melaksanakan pertemuan internal dan sosilisasi

pertanggungjawaban hasil dari rumusan Jaringan Odha Nasional kepada seluruh peserta pada hari terakhir kongres. Selain itu, diadakan pula sesi-sesi satelit seperti sesi Continuum of care yang

difasilitasi oleh FHI/ASA-USAID dan sesi Positive Sex oleh IHPCP-AusAID

Hasil

Kongres Nasional Odha dan Ohidha II tahun 2007 berjalan dengan baik. Antusias yang besar dari para peserta terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang alot dilontarkan peserta di sesi-sesi kongres seperti pada saat sesi debat dan sesi perkembangan ARV. Meskipun sesi-sesi telah selesai dilaksanakan, para peserta masih bersemangat untuk saling berkumpul untuk saling tukar pengalaman. Selain itu, beberapa peserta mengadakan pertemuan diluar jam sesi, seperti pertemuan KDS wilayah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi serta pertemuan komunitas NA (Narcotic Anonymous).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta kongres di sela-sela sesi, sebagian peserta menyatakan bahwa materi-materi yang

disampaikan pada saat kongres sangat bermanfaat, tidak hanya mengenai pengobatan dan perawatan tetapi juga materi-materi lainnya seperti

kepemimpinan dan manajemen organisasi. Selain itu, kongres kedua sangat berbeda dibandingkan kongres pertama. Hal ini terlihat dengan

pembicara-pembicara sesi adalah orang-orang yang handal di bidangnya.

Pernyataan berbeda datang dari Vince

(3)

Pengetahuan

adalah kekuatan

Menurut Vince kongres ini merupakan kongres terbaik dibandingkan kongres tingkat internasional yang pernah ia ikuti. Vince melihat kebersamaan yang tinggi antara sesama peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Berbagai pihak pendukung baik dari badan donor, instansi terkait maupun pihak manajemen hotel bekerja sama dengan sangat baik untuk keberhasilan tersebut.

Meskipun demikian, beberapa kendala terjadi pada saat sesi presentasi oral. Minat para peserta untuk berpartisipasi dan saling mendukung peserta lainnya di sesi tersebut sangat rendah. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah peserta yang hadir pada saat sesi presentasi oral.

Tantangan dan Hambatan

Padatnya jadwal sesi, membuat beberapa peserta letih dan jatuh sakit sehingga tidak dapat mengikuti sesi selanjutnya.

Kasus terkait relaps narkoba ikut menjadi tantangan yang dihadapi oleh panitia untuk tetap menjalankan Kongres agar tetap tertib dan terkendali serta membuat nyaman peserta lainnya.

Animo beberapa pihak sangat tinggi untuk dapat berpartisipasi di kongres, hal ini terlihat dengan adanya kasus penyusupan orang yang tidak terdaftar sebagai peserta.

Rekomendasi

Kongres Nasional Odha dan Ohidha merupakan salah satu wadah yang cukup efektif dan

dibutuhkan dalam upaya peningkatan keterlibatan dan pengetahuan serta memperluas jaringan Odha dan Ohidha untuk dapat saling mendukung antarsesama.

Pelibatan pihak lain untuk mengadakan sesi-sesi satelit , lokakarya atau pementasan lain dapat menjadi alternatif untuk memperkaya keberlangsungan kongres serta memperluas jaringan kerja sama

Dibutuhkan sebuah sesi untuk memfasilitasi kebutuhan teman-teman dari kelompok gay dan waria khususnya peningkatan keterampilan dan pengetahuan pada kegiatan-kegiatan serupa.

Sidang paripurna sebaiknya menjadi pengantar untuk keseluruhan topik untuk satu hari.

Pemilihan lokasi kegiatan harus

mempertimbangkan banyaknya peserta kongres. Pemilihan beberapa hotel di lokasi yang sama dapat membuat nyaman peserta kongres tanpa harus menjadikannya dalam satu hotel/venue.

40 persen kasus AIDS baru

adalah ibu rumah tangga

Oleh: Apiradee Treerutkuarkul,

Bangkok Post (5 Juli 2007)

Meningkatnya jumlah ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS dari suami adalah masalah serius yang sangat memprihatinkan, Menteri Kesehatan Masyarakat Mongkol Na Songkhla mengatakannya dalam sebuah seminar baru-baru ini. Aktivis AIDS menghimbau pengaktifan kembali kampanye yang mempromosikan penggunaan kondom untuk mencegah penularan yang terus meningkat.

Berbicara pada seminar AIDS nasional ke-11, Dr. Mongkol mengatakan bahwa dia khawatir tentang peningkatan tingkat infeksi dalam dua tahun terakhir, terutama di antara pasangan suami istri.

Kurang lebih 40 persen di antara 18.000 kasus baru yang ditemukan setiap tahun adalah ibu rumah tangga. Jumlah ini relatif tinggi dibandingkan dengan kelompok berisiko yang lain, misalnya laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki-laki-laki, 28 persen, dan pekerja seks komersial (PSK), 10 persen. Sebagian besar tertular virus dari suami yang berhubungan seks dengan orang lain.

Dr. Mongkol mengatakan dia merencanakan meluncurkan kampanye “kondom keluarga” dan juga mendorong pasangan suami istri untuk tetap setia/ monogami.

“Memakai kondom harus dianggap sebagai bentuk saling menghormati terhadap pasangan sehingga suami dan istri akan terhindar dari infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV/AIDS. Istri harus memperjuangkan kesepakatan yang lebih baik dengan suami,” dia mengatakan.

(4)

Mr. Mechai, yang mengkampanyekan penggunaan kondom di antara PSK ketika Thailand mulai terserang virus ini, mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan program pencegahan.

“Lisensi wajib bukanlah jalan keluar terhadap masalah AIDS. Hal ini justu mencerminkan kegagalan Thailand dalam mempromosikan kampanye pencegahan” dia mengatakannya dalam seminar.

Mr. Mechai, ketua Population and Community Development Association, ditunjuk Komite AIDS nasional untuk mengawasi sub-panel yang

mempromosikan penggunaan kondom. Remaja dianggap sebagai kelompok yang berisiko karena hasil survei terkini menunjukkan kurang lebih 67 persen di antara 6.000 responden, berusia 18-19 tahun, tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, dia mengatakan.

Sementara itu, ketua Partai Demokrat Abhisit Vejjajiva mengatakan bahwa Thailand harus bekerja sama dengan anggota negara ASEAN lain saat memberi izin kepada perusahaan obat dalam negeri untuk menerima hak paten obat dari perusahaan farmasi besar.

Artikel asli: 40% of new Aids cases are housewives

Ketahanan hidup membaik

diantara Odha IDU; ARV

bukan satu-satunya faktor

Oleh: Adam Legge, aidsmap.com

(16 Juli 2007)

Odha pengguna narkoba suntikan (IDU) saat ini mempunyai tingkat ketahanan hidup yang serupa dengan IDU yang bukan Odha, berdasarkan penelitian besar Spanyol.

Walaupun penggunaan terapi antiretroviral (ART) yang lama telah menunjukkan manfaat yang

dramatis terhadap ketahanan hidup pada Odha secara umum, masih ada keraguan tentang apakah manfaat ini sudah terlihat pada seluruh kelompok pasien, terutama pasien IDU.

Para peneliti Spanyol membandingkan tingkat ketahanan hidup antara IDU Odha dan bukan Odha sejak 1987 hingga 2004.

Mereka membagi periode tersebut menjadi tiga bagian: mulai 1987 sampai 1991 (era monoterapi antiretroviral), 1992 sampai 1996 (era kombinasi dua jenis obat dan era terapi pengalihan metadon bagi pecandu heroin diperkenalkan di Spanyol) dan 1997 sampai 2004 (era terapi antiretroviral tiga jenis, di waktu program metadon sudah diterapkan secara penuh di Spanyol).

Secara keseluruhanl 1.206 IDU diamati selama masa ini di pusat pengobatan di University Hospital Germans Trias I Pujol, dekat Barcelona.

Kebanyakan adalah laki-laki (81%) dan 59% terinfeksi HIV dan 92% terinfeksi HCV. Para peneliti mempunyai data tindak lanjut selama kurang lebih sepuluh tahun.

Masa ketahanan hidup bagi IDU yang tidak terinfeksi HIV bertahan tetap selama tiga tahun masa penelitian.

Sebagaimana yang diharapkan, tingkat kematian lebih tinggi secara bermakna pada IDU yang terinfeksi HIV pada kedua masa penelitian pertama. Pada puncaknya, IDU yang terinfeksi HIV tiga kali lebih mungkin meninggal

dibandingkan dengan IDU yang tidak terinfeksi HIV.

(5)

Bahkan sesungguhnya risiko kematian ditemukan sedikit lebih rendah dibandingkan mereka yang terinfeksi HIV tetapi perbedaan ini secara statistik tidak bermakna.

Para penulis menunjukkan bahwa hanya sepertiga di antara IDU yang terinfeksi HIV yang diteliti memakai ART dan faktor lain sepertinya berperan terhadap kemajuan ketahanan hidup di antara IDU yang baru terinfeksi HIV.

Hal ini termasuk akses pada program metadon, profilaksis untuk infeksi oportunistik, intervensi pengurangan dampak buruk (harm reduction)

termasuk juga kunjungan perawatan ke klinik secara rutin.

Sebagian besar IDU yang terinfeksi HIV dalam penelitian ini tidak mempunyai penekanan

kekebalan yang berat dan belum dianggap layak untuk pengobatan ART.

Bukti fungsi kekebalan yang masih bertahan di antara IDU yang terinfeksi HIV terlihat juga pada penelitian lain dan disebut sebagai dampak “kesehatan pengguna narkoba” dan menjelaskan kemampuan IDU untuk tetap memakai narkoba, sering secara berat, tanpa penyakit yang

melemahkan terkait HIV.

Belum ada kesimpulan yang dapat dibuat tentang dampak dari koinfeksi karena secara umum para IDU yang terinfeksi HIV yang dilibatkan juga terinfeksi HCV, mereka menambahkan.

Ringkasan: Survival improving among injecting drug users with HIV; ARVs not the only factor

Sumber: Muga R et al. Survival of HIV-infected injection drug users (IDUs) in the highly active antiretroviral therapy era, relative to sex- and age-specific survival of HIV-uninfected IDUs. Clinical Infectious Diseases 45:370-376, 2007

PrPP dan penjadwalan

hubungan seks

mengurangi risiko terkait

dengan pembuahan alami

Oleh: Edwin J. Bernard,

aidsmap.com (23 Juli 2007)

Perempuan HIV-negatif dapat menjadi hamil secara aman dengan melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan laki-laki yang HIV-positif – asalkan viral load dalam air maninya tidak terdeteksi. Hal ini disampaikan dalam

konferensi IAS keempat di Sydney, Australia berdasarkan sebuah penelitian kecil Swiss. Kombinasi antara konseling pasangan, skrining IMS, dan hubungan seks yang dijadwalkan – dengan dua dosis tenofovir sebagai “perlindungan secara psikologis” sebagai profilaksis prapajanan (PrPP) – sudah menghasilkan tingkat kehamilan di atas 70%, dan tidak ada penularan HIV.

“Jutaan” frustrasi dengan kehamilan yang dibantu

Teknik kehamilan yang dibantu telah menolong pasangan heteroseksual yang berstatus berbeda untuk merencanakan kehamilan secara aman sejak 1992. Apabila laki-lakinya adalah HIV-positif, hal ini biasanya termasuk ‘mencuci sperma’ dan pembuahan buatan.

Tetapi pada kenyataannya, banyak pasangan diskordan (satu pasangan terinfeksi HIV, satu tidak) melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan harapan terjadi pembuahan alami – suatu tindakan yang memajan pasangan yang HIV-negatif terhadap risiko penularan. Sering kali, tindakan ini berasal dari frustrasi dengan teknik yang lebih aman yang dapat mahal dan sulit dijangkau.

“Kemungkinan ada berjuta-juta pasangan HIV diskordan di seluruh dunia melakukan seks tanpa kondom dengan tujuan membuahkan kehamilan,” ditulis Dr. Pietro Vernazza dari Rumah Sakit St Gallen Cantonal, Swiss sebagai komentar dalam jurnal AIDS tahun lalu. Dan survei baru-baru ini yang melibatkan 500 pasangan diskordan menemukan bahwa “hampir separuh pasangan yang tidak berhasil hamil dengan pembuahan buatan mencoba pembuahan langsung dengan hubungan seks tanpa kondom, dan terjadi sedikitnya satu penularan.” (Barriero 2006)

(6)

memakai terapi antiretroviral (ART), dengan viral load tidak terdeteksi dalam darah. Di antara 76 kehamilan alami di antara pasangan ini selama kurun waktu tujuh tahun tidak ada pasangan yang tidak terinfeksi menjadi terinfeksi.

Mencuci sperma “sudah tidak tepat lagi” apabila viral load tidak terdeteksi

Dr. Vernazza mengatakan pada konferensi bahwa dia dan beberapa ahli reproduksi bantuan Eropa menyimpulkan bahwa “mencuci sperma sudah tidak tepat lagi” apabila pasangan laki-lakinya mempunyai viral load dalam air mani yang tidak terdeteksi. “Dengan penekanan viral load pada air mani risiko [penularan HIV] menuju nol,’ dia mengatakan, “dan mungkin sangat, sangat dekat dengan nol.”

Oleh karena itu, Dr. Vernazza dan rekan membentuk program uji coba yang menawarkan metode alternatif yang mengurangi risiko dengan memanfaatkan teknik pembuahan alami yang diubah. Dua puluh pasangan mendaftar antara Maret 2004 dan Maret 2007; enam pasangan mengaku bahwa mereka pernah mencoba melakukan hubungan seks tanpa kondom, dan 21 pasangan setuju memakai cara yang mengurangi risiko yang diusulkan. Semua pasangan laki-laki yang HIV-positif memakai ART dengan viral load dalam darah dan air mani yang tidak terdeteksi.

Setelah konseling pasangan, dan skrining IMS pada kedua pasangan, hubungan seks dianjurkan untuk dilakukan pada satu hari waktu kemungkinan kehamilan adalah yang tertinggi – 36 jam setelah hormon luteinising (LH) mencapai tingkat tertinggi. Pasangan perempuan HIV-negatif menerima dua dosis tunggal tenofovir sebagai PrPP, saat LH tertinggi dan 24 jam kemudian (36 jam dan 12 jam sebelum melakukan hubungan seks).

Setelah mencoba tiga kali dengan cara ini, 11 di antara 21 perempuan (52%) menjadi hamil. Kejadian ini meningkat menjadi 15 di antara 21 (71%) setelah mencoba sepuluh kali. Semua perempuan mempunyai hasil tes antibodi HIV negatif tiga bulan setelah pajanan terakhir.

PrPP hanya sebagai “pelindung secara psikologis”

Selama sesi tanya jawab setelah presentasinya, Dr. Vernazza mengatakan dia berpendapat bahwa PrPP menjadi intervensi tambahan yang

mengurangi risiko tetapi terutama dipakai sebagai “pelindung secara psikologis. Banyak masalah psikologis terkait ini [untuk pasangan],” dia mengatakan. “Saya mengatakan pada mereka bahwa risikonya [penularan HIV] kecil – antara satu

per seratus ribu dan satu perjuta – tetapi selama bertahun-tahun mereka melakukan seks yang lebih aman dengan keyakinan bahwa risikonya besar, sehingga mereka menginginkan perlindungan ini.”

Dia menambahkan bahwa risiko dan keuntungan metode ini, dibandingkan dengan pembuahan yang dibantu secara tradisional, dijelaskan secara panjang lebar pada sesi konseling, dan kebanyakan pasangan cukup yakin untuk mencobanya. “Membutuhkan waktu lebih lama untuk meyakinkan beberapa dokter,” dia mencatat. Dia menambahkan bahwa seluruh dunia menaruh minat pada metode hubungan seks yang dijadwalkan ini.

Justru, dalam wawancara di jurnal AIDS Treatment Update edisi Agustus/September, Dr. Carole Gilling Smith, yang memimpin Viral Illness Fertility Programme di Rumah Sakit Chelsea & Westminster, London, Inggris, mengatakan adalah penting untuk mengakui kenyataan bahwa ada pasangan yang lebih mungkin akan memakai metode pembuahan alami daripada metode dibantu. “Selama beberapa tahun berikutnya, adalah penting untuk melihat risiko pembuahan alami dan bagaimana cara tersebut dibandingkan dengan standar yang berlaku saat ini,” dia mengatakan. “Hal ini secara etis pasti sulit, tetapi dengan kenyataan bahwa orang memilih pembuahan secara alami, kita perlu menelitinya tanpa mendorong secara aktif sampai kita mempunyai lebih banyak bukti tentang keamanannya.”

Dr. Vernazza mengatakan di konferensi bahwa mereka sedang merencanakan sebuah penelitian prospektif yang juga menilai penggunaan kondom oleh pasangan. “Pada saat ini,” dia mengatakan, “kita tidak dapat mengatakan bahwa penggunaan kondom telah berubah [setelah intervensi ini]. Tetapi hal ini memang mengkhawatirkan.”

Ringkasan: PrEP and timed intercourse reduces HIV transmission risk associated with natural conception

Sumber:

Vernazza P et al. Pre-exposure profilaksis and timed intercourse for HIV-discordant couples willing to conceive a child. Fourth IAS Conference on HIV Pathogenesis, Treatment and Prevention, Sydney, abstract MOPDC01, 2007.

Vernazza P et al. HIV-discordant couples and parenthood: how are we dealing with the risiko of transmission? AIDS 20(4): 635-636, 2006.

(7)

Tips

Tips untuk Odha

13 pesan dasar gizi seimbang

1. Makanlah aneka ragam makanan yaitu

makanan sumber tenaga (karbohidrat), zat membangun (protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral) 2. Makanlah makanan untuk memenuhi

kebutuhan energi. Kebutuhan tersebut dapoat dipenuhi dari 3 sumber utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Satu gram karbohidrat akan

menghasilkan 4 kkal energi, satu gram protein akan menghasilkan 4 kkal energi, sedangkan satu gram lemak akan menghasilkan 9 kkal energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. WHO (1990) menganjurkan agar 55-75 persen konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks yangs etara dengan 3-4 piring nasi, sedangkan konsumsi gula sebaiknya dibatasi 5-10 persen dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok perhari.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.

5. Gunakan garam beriodium untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari. 6. Makanlah makanan sumber zat besi

untuk mencegah anemia. Sumber yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Terutama dari lauk hewani, karena zat besi dalam lauk hewani diserap lima kali lebih tinggi.

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan. Pemberian ASI secara eksklusif ini sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah itu perlu diebrikan Makanan

Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) seperti buah, sayur, ikan, hati yang dihaluskan sesuai perkembangan usia anak.

8. Biasakan makan pagi (sarapan). Untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak sarapan justru meningkatkan suatu hormone yang memicu pertambahan berat badan. Makan pagi tidak perlu makanan berat, yang penting sehat, bergizi, dan mudah dicerna.

9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya, yaitu minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya, agar proses metabolisme dalam tubuh dapat berlangusng dengan lancar dan seimbang. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga

secara teratur, untuk melancarkan sirkulasi darah dan getah bening. 11. Hindari minuman keras. Minuman

beralkohol dapat merusak fungsi hati. 12. Makanlah makanan yang aman bagi

kesehatan, yaitu bebas dari cemaran bahan kimia dan mikroba berbahaya, yang dapat menyebabkan sakit. 13. Bacalah label pada makanan yang

dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan penyusun, komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa dari makanan kemasan.

(8)

Sahabat Senandika

Diterbitkan sekali sebulan oleh

Yayasan Spiritia

dengan dukungan

T H E FORD T H E FORD T H E FORD T H E FORD T H E FORD F O U N D F O U N D F O U N D F O U N D

F O U N DAAAAAT I O NT I O NT I O NT I O NT I O N

Kantor Redaksi:

Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat 10560

Telp: (021) 422 5163 dan (021) 422 5168 Fax: (021) 4287 1866

E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Editor:

Caroline Thomas

Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar

untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Positive Fund

Tanya Jawab

Tanya jawab

T: Saya pernah melakukan seks bebas dengan kondom. Apakah itu bisa menyebabkan penyakit AIDS?? Saya bingung sekali. Saya takut dan menyesal telah melakukan seks bebas semacam itu.. Kn kita tidak tahu apakah orang yang melakukan seks dengan kita itu mengidap penyakit AIDS atau tidak.. Saya sudah menggunakan kondom tapi saya tetap takut. Apakah jika sudah menggunakan kondom sudah aman dari AIDS??

Trus apakah ada obat yang dapat menekan penyakit AIDS ini?? Benarkah buah merah dapat bermanfaat untuk mencegah penyakit AIDS ini??

Demikian pertanyaan saya seputar AIDS. Terima kasih atas perhatiannya....

J: Kalau Anda benar-benar memakai kondom dengan cara yang benar tanpa pelicin yang dasar minyak sebelum memasukkan sampai keluar, risiko Anda terinfeksi HIV sangat amat rendah, menjelang nol. Namun kondom tidak sama efektif untuk mencegah semua infeksi menular seksual...

Ada obat, yang disebut sebagai antiretroviral atau ARV yang dapat menekankan penggandaan virus dalam darah. Obat ini hanya harus dipakai setelah sistem kekebalan tubuh menjadi cukup rusak, biasanya lebih dari lima tahun setelah terinfeksi, tetapi setelah dimulai, harus dipakai untuk seumur hidup.

Buah merah mungkin bermanfaat untuk memperpanjang masa sebelum harus pakai ARV (seperti juga berbagai buah berwarna merah lain seperti tomat). Namun buah merah tidak dapat menggantikan ARV, dan saya yakin buah merah tidak efektif sama sekali untuk mencegah infeksi menular seksual apa pun.

Pertanyaan diajukan di website Yayasan Spiritia dan dijawab oleh Babe.

Laporan Keuangan Positive Fund

Yayasan Spiritia

Periode A gustus 2007

Saldo aw al 1 A gustus 2007 17,806,669

Penerimaan di bulan

A gustus 2007 1,517,250+

_________

Total penerimaan 19,323,919

Pengeluaran selama bulan A gustus :

Item Jumlah

Pengobatan 500,000

Transportasi 0

Komunikasi 0

Peralatan / Pemeliharaan 0

Modal Usaha 0+ __________

Total pengeluaran 500,000

-Saldo akhir Positive Fund

Referensi

Dokumen terkait

Ironisnya kenakalan yang tergolong berat, menurut data dari bimbingan dan konseling dilakukan secara kelompok atau kolektif meskipun diancam dengan skors tidak boleh

'enanaman tanaman anggrek" disesuaikan dengan si)at hidup tanaman anggrek" yaitu:.. Anggrek +phytis adalah anggrek yang menupang pada batang%pohon lain tetapi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi fraksi etil asetat akar Pasak Bumi dan doxorubicin pada tikus betina Sprague Dawley yang

Investasi dalam bidang teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dalam strategi organisasi saat ini.Organisasi harus mampu mengambil keputusan investasi

Menurut Irawan menjelaskan bahwa proses alih fungsi lahan pertanian pada tingkat mikro dapat dilakukan oleh petani sendiri atau dilakukan pihak lain. Alih fungsi

Disain platform menggunakan tiga buah motor servo yang berfungsi sebagai penggerak segitiga yang dihubungkan dengan IMU, seperti yang dapat dilihat pada Gambar

konsep yang digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep komputasi yang melibatkan beberapa konsep yang digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep komputasi yang melibatkan

Laporan keuangan yang baik akan memudahkan bagian Akuntansi untuk membuat laporan menyeluruh dan untuk mengetahui kondisi terakhir dari usaha yang sedang dilakukan dan