• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI KOMUNITAS"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

NURAIN DUAYAHU NIM: 105271104818

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1443 H/ 2022 M

(2)
(3)
(4)
(5)

vi ABSTRAK

Nurain Duayahu 105271104818. 2022. Strategi Komunitas Akhwat Creative Project (ACP) Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah (Dibimbing oleh Meisil B. Wulur dan M. Zakariyah Al Anshori).

Penelitian ini dilakukan secara online dan bertempat di kota makassar, adapun permasalahan yang diangkat adalah (1) bagaimana strategi komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah? (2) mengapa komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah? (3) faktor saja pendukung dan penghambat komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah, kemudian alasan komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah dan untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dimana teknik pengumpulan data selama melakukan proses penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 4 strategi yang dilakukan oleh komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah yaitu editing project, story of the day, creative class, dan akhwat aid project. Adapun alasan komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah yaitu tidak lain untuk melakukan syiar dakwah dengan menggunakan media baru yakni dengan dakwah desain visual. Kemudin faktor pendukung yakni banyaknya anggota yang mumpuni dalam dunia desain komunikasi visual, adanya semangat dan rasa tanggung jawab dari semua kalangan baik pengurus dan anggota komunitas ACP. Faktor penghambat yakni tidak adanya basecamp dan juga tidak adanya dana dan donatur tetap juga mulai menurunnya semangat para member karena adanya kesibukan masing masing.

Kata Kunci: Dakwah, Desain Komunikasi Visual, Media, Strategi.

(6)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, itulah kata pertama yang pantas terucap untuk mewakili rasa syukur atas segala limpahan nikmat kesehatan dan kesempatan, termasuk dalam hal ini pertolongan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. Segala keselamatan selalu terucapkan kepada nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam berserta keluarga dan para sahabat, dan segenap ummatnya sampai hari akhir nanti.

Kepada mereka berpasang pasang jiwa yang menginspirasi, membimbing, menemani, menyemangati, serta mendoakan tahap demi tahap penulisan skripsi ini hingga dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala akhirnya penulis bisa menamatkan skripsi yang berjudul “Strategi Komunitas Akhwat Creative Project (ACP) Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah”

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaiakan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Segala macam dukungan, arahan, petunjuk dan doa yang telah diberikan dari semua pihak dapat memacu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Maka melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih sebanyak- banyaknya, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membalas kebaikan dengan sejuta kebaikan dan keberkahan kepada:

(7)

viii

1. Prof. Prof. Dr. H. Abd. Ambo Asse, M, Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar penulis mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsiran.

2. Syekh Muhammad Thayib Muhammad Muhammad Khoory, selaku pendiri Yayasan Asia Muslim Foundation (AMCF) yang telah memberikan beasisiwa pendidikan selama belajar di Ma’had Albir.

3. Dra. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. H. Lukman Abdul Shamad, Lc. selaku Mudir Ma’had Al Birr Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Sudir Koadhi, S.S., M.Pd.I selaku Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam.

6. Bunda Dr. Meisil B. Wulur, S.Kom.I ,M.Sos.I selaku pembimbing pertama serta ustadz M. Zakaria Al Anshori, M.Sos.I selaku pembimbing kedua, penulis mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsira atas segala ilmu, didikan, dan bimbingan selama proses belajar mengajar hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga kebaikan dan keberkahan menyertai kalian.

7. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Agama Islam yang membantu dalam proses menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Kepada seluruh akhwat yang tergabung dalam komunitas Akhwat Creative Project yang sudah bersedia dan meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber penulis. Penulis mengucapkan jazaakunallahu khairan katsira

(8)

ix

9. Kepada orang tua tercinta Ayahanda Sudin Duayahu dan Ibunda Arlin Akutali, dan segenap keluarga. Terima kasih atas setiap doa, motivasi dan dorongan yang diberikan agar penulis tetap semangat dan terus menyelesaikan skripsi ini.

Sungguh, saya berharap, kalian akan terus mendoakan anakmu ini agar terus mampu menyelesaikan setiap tantangan hidup yang akan dilalui.

11. Tidak lupa kepada kakak-kakak saya yang begitu saya sayangi kakak Sri Yulianti Duayahu dan kakak Romin Duayahu terirma kasih atas dukungan dan doanya yang diberikan kepada saya selama ini.

12. Rekan-rekan seperjuangan KPI angkatan 2018, yang selama masa kuliah saling membantu dan memberikan dukungan agar kita semua bisa sama-sama menjadi generasi muda yang sukses. Aamiin.

Makassar, 12 Ramadhan 1443 H 13 April 2022 M

Nurain Duayahu

(9)

x DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Strategi Komunitas ... 8

2. Desain Komunikasi Visual ... 11

3. Media Dakwah ... 18

B. Kerangka Konseptual ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Desain Penelitian ... 31

1. Jenis Penelitian ... 30

(10)

xi

2. Pendekatan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 31

C. Fokus Penelitian ... 32

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 32

E. Sumber Data ... 33

F. Instrumen Penelitian... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38

1. Sejarah Berdirinya komunitas ... 38

2. Visi Misi Komunitas ... 40

3. Struktur Kepengurusan... 41

4. Kegiatan Komunitas ... 42

B. Strategi Komunitas Akhwat Creative Project Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah ... 44

C. Alasan Komunitas Akhwat Creative Project Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah ... 50

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunitas Akhwat Creative Project Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

(11)

xii

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61

HASIL UJI PLAGIASI... 71

RIWAYAT HIDUP ... 84

(12)

1 A. Latar Belakang

Pada zaman yang serba modern ini dimana teknologi dan informasi berkembang begitu pesatnya, umat Islam mau tidak mau harus menerima dan menyiapkan diri hidup dalam era digital. Umat islam harus berpacu dengan waktu dalam mempersiapkan diri agar tidak tertinggal oleh zaman, karena jika tidak seperti itu maka teknologi informasi akan dikuasai dan dimanfaatkan oleh paham- paham selain Islam. Terlebih saat ini, banyak bersebaran konten-konten negatif yang tidak mendidik yang dapat merusak moral umat.

Perkembangan teknologi informasi bukanlah sesuatu hal yang salah, tetapi bagaimana kita sebagai umat muslim harus cerdas dan bijak dalam menggunakannya. Maka dari itu dibutuhkan kecerdasan dalam menyaring perkembangan teknologi, ideologi maupun pemikiran yang datang. Maka dakwah kepada setiap golongan umat muslim sangatlah diperlukan.

Berbicara tentang masalah dakwah, kegiatan dakwah bukan hanya tugas para ustadz/ustadzah ataupun untuk suatu kelompok tertentu melainkan tugas yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada setiap umat islam. Sudah menjadi tugas setiap umat muslim untuk menyampaikan pesan-pesan cinta yang Allah subhanahu wa ta’ala sampaikan melalui perantara Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana terdapat dalam Al Qur’an Surat Adh-Dhariyat ayat 55 yang berbunyi :

(13)

َْيِنِمْؤُلما ُعَفْ نَ ت ىَرْكِذلا َّنِاَف ْرّكَذَو

۝

Terjemahnya:

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang mukmin”.1

Disini sangat jelas disebutkan bahwa setiap muslim baik laki-laki maupun wanita agar tetap memberikan peringatan dan nasihat, karena peringantan dan nasihat itu akan bermanfaat bagi orang yang hatinya siap untuk menerima petunjuk.

Maka dari itu kita sebagai umat muslim berkewajiban untuk mengajak kepada kebaikan juga menyampaikan pesan dakwah walaupun hanya satu ayat.Tentunya apa yang disampaikan sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Dakwah sangat penting bagi umat islam, karena tanpa adanya aktivitas dakwah umat Islam tidak akan tersebar seperti sekarang ini. Oleh sebab itu mundurnya suatu umat sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya2, terlebih saat ini umat islam berada pada masa dimana sebuah informasi begitu mudah diperoleh, yang memiliki dampak positif namun tak sedikit pula yang negatif. Dakwah yang dibutuhkan saat ini pun bukan lagi dakwah yang monoton lagi membosankan, namun dakwah yang tampil dengan wajah baru dan kreatif agar pesan-pesan agama terasa lebih ringan dan mudah dipahami.

Dengan melihat fenomena dimasa kini, banyak para remaja khususnya remaja umat Islam dilanda keprihatinan yang dapat merusak moral keimanan

1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan (Cet.I; Bandung: Cordoba, 2020), h.

523

2 Didin Hafiduddin, Dakwah Akhlak, (Cet. III; Jakarta: Gema Insan, 1998), h. 76

(14)

sehingga banyak para dai/daiyah harus mencari solusi dari permasalahan ini agar mendapatkan solusi terbaik yang dikehendaki oleh islam, yaitu melaksanakan dakwah secara efektif, efesien dan kreatif serta berkesinambungan dengan zaman.

Salah satu cara yang dilakukan oleh seorang da’i agar dakwah yang ia sampaikan tetap diminati oleh khalayak ramai yaitu dengan memanfaatkan media dakwah yang sering digunakan oleh masyarakat. Media sosial merupakan sarana dakwah yang amat mumpuni dengan melihat kondisi saat ini. Banyak cara yang digunakan oleh para pendakwah di media sosial dengan begitu berdakwah tidak hanya dakwah bil qalam atapun bil-hal tapi juga menggunakan media audiovisual gambar, suara ataupun ceramah. Konsep inilah yang menarik sehingga membuat dakwah menjadi tidak membosankan sehingga penikmatnya semakin bertambah dan tersebar luas dari seluruh penjuru baik kalangan anak-anak, remaja sampai kalangan dewasa dan orang tua.3

Media dakwah yang terbilang efektif yang digunakan oleh para da’I adalah menggunakan desain komunikasi visual. Perkembangan desain komunikasi visual di era sekarang, mengalami kemajuan yang sangat pesat yang dulunya hanya merupakan alat yang bertujuan untuk membuat suatu iklan seperti poster, baliho, spanduk, brosur dan lain sebagainya. Dengan perkembangan yang ada media visual kini menjadi media dakwah yang efektif untuk para da’i.

Desain komunikasi visual merupakan proses penyampaian informasi atau pesan kepada penerima pesan dengan menggunakan bahasa rupa/visual yang

3Rustam Aji, Digitalisasi Era Tantangan Media; Analisis Kritis Kesiapan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Menyongsong Era Digital, Vol. 01, (Mei-Oktober, 2016), h. 45.

(15)

disampaikan melalui media berupa desain. Desain komunikasi visual berperan untuk mengkomunikasikan informasi atau pesan dengan berbagai kekuatan visual, seperti ilustrasi, warna, garis, layout, tipografi dan sebagainya.4

Dakwah menggunakan media komunikasi visual sangat mumpuni dan sesuai dengan perkembangan zaman, dimana saat ini tidak semua masyarakat tertarik dengan dakwah ucapan atau tulisan. Mereka lebih mudah memahami dakwah menggunakan gambar dan video yang dibuat dengan desain semenarik mungkin. Tren dakwah menggunakan komunikasi visual ini sudah mulai merambat ke berbagai media sosial seperti Whatsapp, Telegram, Instagram, Twitter dan Facebook. Dalam media sosial tersebut banyak akun-akun dakwah yang menawarkan berbagai materi dakwah yang dikemas dalam bentuk gambar, animasi dan video yang memiliki ciri khasnya masing-masing.

Dengan ramainya akun dakwah visual yang ada di media sosial, salah satunya adalah akun dari komunitas Akhwat Creative Project (ACP). Akhwat Creative Project merupakan sebuah wadah berkumpulnya para desainer yang memiliki niat yang sama yakni niat berdakwah karena lillahi taala. Komunitas Akhwat Creative Project terbentuk dari kerisauan bersama perihal sosial media, yang mana sosial media ini tentu mempunyai dampak positif juga tak sedikit membawa dampak negatif. Dampak negatif yang dihasilkan oleh sosial media tidak sepenuhnya dapat dihilangkan tetapi dapat dibendung dengan memperbanyak

4 Rakhmat Supriyono, Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: ANDI, 2010), h. 9

(16)

informasi informasi yang positf. Dari sinilah para muslimah mendirikan komunitas Akhwat Creative Project.5

Akhwat Creative Project adalah sebuah komunitas yang mempelajari cara mengedit konten dakwah yang dikhususkan untuk para muslimah yang ingin berdakwah mengunakan metode komunikasi visual dan uniknya komunitas ini mengajarkan para muslimah dari yang tidak mengerti akan desain grafis hingga mampu membuat karya yang menarik dan tentunya mengandung dakwah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin lebih lanjut mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh komunitas Akhwat Creative Project dalam mengembangkan dakwah dalam bentuk desain komunikasi visual sebagai sasaran penelitian dengan mengambil judul penelitian “Strategi Akhwat Creative Project (ACP) Dalam Mengembangkan Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Dakwah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah?

2. Mengapa komunitas Akhwat Creative Project (ACP) mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah?

5 Wawancara dengan founder komunitas Akhwat Creative Project pada Sabtu, 27 September 2021 jam 18:30 melalui Whatsapp.

(17)

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

2. Untuk mengetahui mengapa Akhwat Creative Project (ACP) mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki manfaat baik bagi peneliti maupun pembaca.

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ide dalam perkembangan dan pendalaman studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi sekaligus referensi dalam pengembangan media dakwah dalam bentuk desain komunikasi visual sebagai media dakwah yang efektif di era milenial ini.

(18)

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi khususnya kepada mahasiswa yang menggunakan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

(19)

8 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian teori

1. Strategi Komunitas 1.1.1. Pengertian Strategi a. Strategi

Tercatat dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) dikatakan bahwa strategi merupakan sebuah seni menggunakan sumber daya negara untuk menerapkan kebijakan tertentu dalam perang dan damai, atau rencana yang matang dari kegiatan yang akan dicapai yang memiliki tujuan khusus.6

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “stratego” dan terdiri dari kata

“strato” yang berarti tentara dan “ego” yang berarti pemimpin. Strategi juga dapat

diartikan sebagai taktik atau sebagai jalan menuju kesuksesan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, strategi dapat didefinisikan dengan jelas sebagai sejumlah manuver umum yaitu taktik atau metode yang digunakan untuk menghadapi musuh ketika di medan perang.7

Mahmuddin J.L. Thomson dalam bukunya menyampaikan bahwa strategi adalah sebagai cara untuk bergerak maju demi mencapai suatu tujuan dan sasaran

6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1093

7 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armiko,1989), h.55.

(20)

dalam organisasi. Sementara Bennett menjelaskan pengertian strategi adalah arah yang diambil sebuah perusahaan untuk mencapaian tujuan.8

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rencana oleh suatu komunitas atau organisasi demi mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini memuat tujuan, pedoman, dan tindakan yang harus dilakukan organisasi atau komunitas yang telah disesuaikan dengan sasaran secara cermat.

b. Tahap-Tahap Strategi

Ketika mengembangkan sebuah strategi, ada beberapa tahapan yang harus diikuti agar berhasil dalam proses perencanan strategis yang terstruktur. Fred R.

David menjelaskan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan.

Tahapannya adalah sebagai berikut9: 1) Perumusan Strategi

Langkah pertama dari tahapan strategi adalah merumuskan. Penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk merumuskan dan menyusun langkah-langkah kedepan guna membangun visi dan misi organisasi. Hal ini karena organisasi perlu menetapkan tujuan dan menganalisis semua kekuatan dan kelemahan dari strategi yang diterapkan di dalam dan di luar organisasi, serta membuat rencana cadangan dan mengidentifikasi sasaran yang ingin dituju.

8 Mahmuddin, Transformasi Social (Aplikasi Dakwah Muhammadiyah Terhadap Budaya Local), (Cet.1; Makassar: Alauddin University, 2013), h.39.

9 Fred R. David, Strategic Managements Conceptd and Cases Twelfth Edition (New Jersey:

Pearson Education Inc., 2009), h. 37.

(21)

2) Implementasi Strategi

Implementasi strategi berarti mengambil tindakan dari yang dirumuskan.

Bagian ini bisa dibilang bagian yang paling sulit, karena organisasi harus dihadapkan dengan segala sesuatu yang akan terjadi saat menerapkan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Strategi ini penting untuk diterapkan karena apa yang telah dirumuskan akan menjadi sia-sia jika tidak dilaksanakan.

3) Evaluasi Strategi

Evaluasi Strategi merupakan bagian ketiga dimana suatu organisasi mengukur apa yang telah dilakukan pada bagian ini apakah berhasil atau tidak. Pada tahap ini organisasi perlu melakukan beberapa hal, misalnya meninjau faktor-faktor yang terlibat dalam penerapan strategi komunikasi, melihat hasil yang dicapai, dan mendesain ulang hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat.

1.1.2. Pengertian Komunitas

Komunitas adalah suatu kelompok sosial masyarakat yang berinteraksi dalam lingkungan tertentu dan umumnya terdiri dari beberapa individu dengan minat dan ruang hidup yang sama.10 Imam Moedjiono dalam bukunya

“Kepemimpinan dan Keorganisasian” menyebutkan bahwa komunitas atau organisasi merupakan bentuk kerjasama antara beberapa orang untuk mencapai tujuan dengan berbagai aturan kerja didalamnya.11 Terdapat dua prinsip yang tidak

10 https://id.m.wikipedia.org/wiki/komunitas

11 Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 53

(22)

boleh dilupakan dalam komunitas, yaitu: bertahan (survive) dan berkembang (develop). Komunitas atau Organisasi harus dapat mempertahankan keberadaannya dan harus terus berkembang, sebaliknya jika tidak dapat menerapkan dua prinsip ini maka komunitas tidak dapat bertahan lama atau berhenti beroperasi melakukan kegiatan. Pada penerapan kedua prinsip tersebut, diperlukan teknik pengorganisasian untuk mempertahankan keberadaannya.12

Atie Rachmatie dalam bukunya menyebutkan bahwa salah satu ciri yang membedakan komunitas dengan bentuk kelompok lainnya adalah perasaan nyaman anggotanya dalam hidup bermasyarakat karena memiliki perasaan, suku, kebiasaan, bahasa dan faktor lain seperti minat.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi komunitas adalah pola atau rencana yang merangkum tujuan utama dari komunitas itu sendiri dengan rangkaian tindakan yang saling mengikat untuk mencapai misi dan tujuan komunitas.

2. Desain Komukasi Visual 2.1.1 Desain

a. Pengertian Desain

Istilah desain sendiri merupakan sebuah kata baru yang dibuat ke bahasa Indonesia dari serapan bahasa Inggris yaitu “Design”. Arti “Design” dalam kamus Oxford adalah suatu gambar atau rencana umum untuk menampilkan bagian-bagian yang berbeda dari sesuatu yang dibuat, seperti bangunan, buku, mesin, pakaian atau objek lainnya.14

12 Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian, h. 135.

13 Atie Rachmatie, Radio Komunitas (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 73.

14 Kamus Oxford Daring. Diakses 05 Nov 2021, oxfordlearnersdictionaries.com

(23)

Desain adalah proses perencanaan menggunakan keterampilan dan kreativitas melalui perasaan untuk menciptakan sebuah karya. Pembuatan desain ini mengembangkan imajinasi kreatif yang membangkitkan persepsi yang mewakili perasaan seseorang sebagai simbol atau tanda.15

b. Unsur-Unsur Desain

Dalam buku Desain Komunikasi Visual: Panduan Dasar untuk Pemula karya Lia Anggraini dan Kirana Nathalia, ada 6 elemen atau unsur desain grafis yang perlu diketahui oleh para desainer sebelum membuat sebuah karya desain grafis. Untuk mewujudkan desain visual yang menarik, maka ada beberapa elemen atau unsur yang diperlu diketahui:16

1) Garis (Line)

Garis adalah sebuah unsur yang paling utama. Ini disebabkan apabila ingin menggambar atau membuat suatu desain, maka wujud yang pertama kali dibuat adalah garis. Garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis digunakan untuk memperjelas dan memudahkan pembaca untuk memahami pesan.

2) Bentuk (Shape)

Segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi, dan lebar disebut bentuk.

Bentuk dasar yang umum diketahui ada tiga yaitu persegi (rectangle)

15Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual (Yogyakarta, Deepublish;

2018), h. 22.

16 Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia, Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar Panduan untuk Pemula, (Bandung, Nuansa Cendekia, 2013), h.32-37.

(24)

lingkaran (circle) dan segitiga (triangle). Dalam desain komunikasi visual bentuk dibagi berdasarkan sifatnya yaitu: (a) bentuk geometris, yaitu bentuk yang dengannya segala sesuatu dapat diukur, misalnya kubus dari kotak, kerucut dari segitiga, dan lingkaran. (b) bentuk natural/alam, yaitu bentuk yang dapat berubah dan bertambah besar, seperti bunga, daun, pohon, buah dan masih banyak lagi. (c) bentuk abstrak, bentuk yang tampak tidak jelas dan tidak mendefinisikan bentuk apa yang dihasilkan.

3) Tekstur (Texture)

Tekstur adalah keadaan fisik permukaan bahan atau benda yang dapat dirasakan dengan indra peraba. Dengan kata lain tekstur adalah kenampakan permukaan atau pola suatu benda yang dapat dilihat atau disentuh.

Penggunaan tekstur ini diyakini dapat menambah pengalaman dan nilai yang lebih dari sekedar estetika. Tidak semua tekstur itu nyata, tetapi ada juga yang semu/palsu, yang dimaksud dengan tekstur semu adalah tekstur yang ketika dilihat tidak sama seperti saat disentuh. Mungkin terlihat kasar ketika dilhiat, tetapi ketika disentuh terasa halus. Tujuan membuat tekstur bukan hanya sebatas nilai estetika saja melainkan untuk mempertegas atau mendukung suasana juga dapat memberikan kesan memperluas atau mempersempit suatu ruang.

4) Gelap Terang/Kontras (Contrast)

Disebut warna kontras ketika satu warna dikontraskan dengan warna lain.

Kontras merupakan perpaduan warna atau titik fokus yang berlawanan

(25)

antara satu dan yang lainnya. Dalam sebuah desain, ini digunakan ketika ingin menonjolkan informasi atau pesan dan memberikan kesan dramatis yang dapat membuat pesan lebih mudah dibaca.

5) Ukuran (Size)

Ukuran adalah suatu perbedaan besar kecilnya suatu objek. Unsur desain grafis yang satu ini, juga merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dengan unsur lainnya, karena dengan pemilihan ukuran yang tepat maka pesan yang disampaikan akan tersampaikan dengan baik pada para konsumen. Biasanya Obyek yang paling besar merupakan bagian yang sangat penting, sampai yang paling kecil merupakan bagian yang kurang penting.

6) Warna (Color)

Dalam dunia desain visual warna merupakan unsur yang sangat penting.

Karena objek warna dianggap mampu menarik perhatian dan mempengaruhi emosi para konsumen. Warna merupakan pelengkap gambar dan mewakili mood mental pelukis saat berkomunikasi. Warna juga merupakan elemen yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan visual sehingga dapat mengungkapkan perasaan, kesedihan, kegembiraan, suasana hati, kegembiraan.

c. Prinsip-Prinsip Kerja Desain

Pada hakikatnya, sebuah desain visual haruslah kreatif, inovatif, juga efektif agar tidak membosankan untuk para penikmatnya. Dalam mendesain sebuah karya

(26)

haruslah menerapkan empat prinsip kerja desain yang mutlak untuk disertakan pada setiap rancangan desain. Keempat prinsip tersebut meliputi:17

1) Kesatuan (Unity)

Kesatuan adalah bergabungnya unsur-unsur desain sehingga membuat desain menjadi tampak harmonis. Ini adalah salah satu prinsip kerja desain yang menekankan keselarasan unsur-unsur yang tersusun, baik dalam bentuk maupun dalam kaitannya dengan gagasan yang mendasarinya. Cara dari kesatuan ini adalah menentukan dominasi untuk mencapai pengaruh yang tepat, dominan dalam ukuran, dominan dalam warna, dominan dalam posisi/penempatan, ukuran sebagai daya tarik, arah penghubung atau pemersatu bentuk. Prinsip kesatuan menghubungkan setiap elemen dalam desain sedemikian rupa sehingga desain memiliki fokus yang jelas.

2) Keseimbangan (Balance)

Prinsip ini merupakan prinsip komposisi yang menghindari kesan bias pada bidang atau ruang yang penuh dengan elemen visual. Sesuai namanya keseimbangan merupakan komponen sebuah desain agar terlihat seimbang mulai dari warna, ukuran, gambar, dan tulisan agar tidak berat sebelah dan nyaman dipandang. Keseimbangan dalam desain tidak dapat dirasakan tetapi dapat dilihat.

3) Irama (Rhytim)

Penyusunan bentuk atau pengulangan gerak secara berulang disebut irama.

Penyusunan unsur ini dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara

17 Sri Wahyuningsih, Desain Komunikasi Visual (Cet. 2; Madura: UTM Press, 2015), h.10

(27)

teratur agar didapatkan kesan menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.

4) Penekanan (Emphasis)

Penekanan adalah cara untuk menentukan bagian mana yang memiliki prioritas dalam desain yang dibuat. Biasanya bagian ini mewakili informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Adanya penekanan dalam desain membantu penikmat desain lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan. Tetapi dalam dunia desain tidak semua elemen harus ditampakkan karena akan terkesan ramai dan membuat pesan tidak tersampaikan.

2.1.2 Komunikasi Visual a. Pengertian Komunikasi Visual

Komunikasi berasal dari dari bahasa Inggris “communication” yang diambil dari bahasa Latin “common” yang berarti “kebersamaan”. Menurut pakar komunikasi, Everett M. Rogers mengatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima untuk mengubah tingkah laku penerima.18

Komunikasi terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah komunikasi visual. Komunikasi visual adalah rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan berupa foto, gambar atau sketsa kepada pihak lain dengan menggunakan media penyajian yang hanya dapat dibaca dengan indera penglihatan. Komunikasi

18 Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia, Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar Panduan untuk Pemula, (Bandung, Nuansa Cendekia, 2013), h. 14.

(28)

visual menggabungkan seni, simbol, typography, gambar, desain grafis, ilustrasi dan warna dalam mediasinya.

Komunikasi adalah ilmu yang bertujuan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan, sedangkan visual merupakan sesuatu yang dapat dilihat.

Kusrianto (2007) mengatakan bahwa komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan mata sebagai alat penglihatan.19

Maria Fitriah menyebutkan bahwa desain komunikasi visual adalah proses perencanaan menggunakan keterampilan dan kreativitas untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai melalui visualisasi.20 Maka dapat disimpulkan bahwa desain komunikasi visual adalah suatu teknik penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa visual yang dikomunikasikan melalui media berupa rancangan atau karya yang dimaksudkan untuk memberitahukan, mempengaruhi, dan mengubah perilaku sasaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

b. Fungsi Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu:21 1) Sarana Identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Dengan menggunakan desain komunikasi visual, sebuah brand atau produk lebih mudah untuk dikenali atau diidentifikasi yang menggambarkan ciri khas suatu brand atau produk tersebut.

19 Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, h. 23.

20 Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, h. 25.

21 Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, h. 26.

(29)

2) Sarana Informasi dan Instruksi

Desain komunikasi visual merupakan sebuah alat yang menginformasikan atau menunjukan hubungan suatu hal dengan hal lainnya berupa peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi ini akan berguna jika diinformasikan kepada orang orang yang tepat dan pada tempat yang tepat pula. Seperti rambu lalu lintas yang terpampang di jalan raya dan simbol- simbol ditempat umum. Inilah alasan kenapa desain komunikasi harus bersifat umum atau universal.

3) Sarana Presentansi dan Iklan

Tujuan dari desain komunikasi visual yaitu sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan sebuah pesan secara visual agar pesan tersebut menjadi lebih mudah diingat. Contohnya seperti penggunaan poster atau baliho dengan menggunakan gambar dipadukan dengan kata-kata yang ringkas yang mudah dipahami oleh penerima pesan.

3. Media Dakwah

3.1.1 Pengertian Media Dakwah a. Media

Menurut istilah kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berasal dari bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara”. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara pengirim pesan dan penerima pesan.22

22 https://id.m.wikipedia.org/wiki/media.

(30)

Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan kepada publik atau penerima pesan.23

b. Dakwah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) dikatan bahwa dakwah adalah penyiaran, seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.24

Kata “dakwah” berasal dari bahasa arab yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Dakwah secara etimologis berasal dari kata Arab da'a-yad'u- da'watan, yang artinya mengajak, menyeru dan memanggil. Orang yang berdakwah biasa disebut da'i sedangkan orang yang menerima dakwah disebut mad'u.25

Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar dalam ilmu dakwah adalah sebagai berikut:

1. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lainnya.26

2. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti peunjuk, menyuruh untuk sesantiasa berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat.27

23 Muhammad Qadaruddin Abdullah, Pengantar Ilmu Dakwah, (Cet I; Pasuruan: Qiara Media, 2019), h. 38.

24 https://kbbi.web.id/dakwah.html

25 Syamsuddin, Pengantar Psikologi Dakwah, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2016), Edisi ke. I, h.7.

26 Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia; Nur Niaga SDN.

BHD, 1996) h. 5.

27 Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, “Dirasah Fid Dakwah al-Islamiyah” dalam M. Munir, Metode Dakwah, cet.2 (Jakarta; Prenada Media, 2006), h. 7.

(31)

3. Toha Yahya Omar menyebutkan bahwa dakwah adalah mengajak dan menyeru manusia dengan cara bijak kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahtan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. 28

Tujuan dakwah adalah untuk mengajak atau menyeru setiap insan untuk menjalani hidup sesuai dengan syariat Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam dalam surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

َّنِا ُنَسْحَا َيِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَج َو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلا َو ِةَمْكِْلِْبِ َكّبَر ِلْيِبَس َلَِإ ُعْدُا َس ْنَع َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا َوُه َكَّبَر ُه َو ِهِلْيِب

َنْيِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َو

۝

Terjemahnya:

"Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmulah Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."29

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di sini berarti agama Allah yaitu syariat islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Mengacu pada ayat ini, bahwa ayat tersebut menjadi sebuah tuntunan untuk para pendakwah agar senantiasa memperhatikan situasi dan

28 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Cet II; Jakarta Selatan; AMP Press, 2016), h. 67.

29 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan (Cet.I; Bandung: Cordoba, 2020), h.

281.

(32)

kondisi mad’unya, karena seorang pendakwah adalah sebagai pengemban amanat risalah Nabi.

c. Media-Media Dakwah

Media dakwah merupakan unsur tambahan dalam sebuah kegiatan dakwah.

Walaupun dakwah tetap dapat terlaksana tanpa adanya media dakwah, namun dengan menggunakan bantuan media, para pendakwah akan lebih mudah menyampaikan pesan dakwah kepada penerima pesan (mad’u).

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia media adalah alat atau sarana komunikasi berupa koran, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar.30 Dalam bahasa Arab media sama dengan wasilah (ةليسو) atau dalam bentuk jamak, wasail (لئاسو) yang berarti alat atau perantara.31

Media dakwah adalah alat yang berperan sebagai perantara dalam mencapai tujuan dakwah. Walaupun hanya sebagai perantara namun sangat penting dalam pelaksanaan dakwah. Hal ini menunjukkan bahwa media dakwah sangat dibutuhkan dalam proses meyelenggarakan kegiatan dakwah di masyarakat. Jadi media dakwah, yang meliputi segala sesuatu yang digunakan dalam hubungannya dengan pelaksanaan dakwah, meski hanya sebagai alat pendukung, tapi pengaruhnya sangat besar dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh dakwah.

30 https://kbbi.web.id/media.

31 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Cet. III; Jakarta: Kencana, 2017), h. 345.

(33)

Dalam buku “ilmu dakwah” karangan Moh. Ali Aziz disebutkan bahwa media dakwah terbagi menjadi tiga macam yaitu media auditif, media visual, dan media audio visual.32

a. Media Auditif 1) Radio

Radio merupakan media yang begitu berpengaruh bagi dakwah. Selain berfungsi sebagai pemberi informasi, hiburan, pendidikan dan persuasi, radio juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu: bersifat langsung, tidak mengenal ruang/jarak, memiliki daya tarik yang kuat, biayanya relatif murah, juga mampu menjangkau tempattempat murah.

2) Cassete/Tape recorder

Media ini setingkat lebih canggih dari radio, sebab dapat merekam suara pendakwah sehingga para penerima pesan (mad’u) dapat dengan mudah mendengar kembali rekaman suara dimanapun dan kapanpun.

b. Media Visual 1) Pers

Pers dalam arti sempitnya adalah media massa yang mencakup surat kabar, majalah, dan tabloid. Dalam media dakwah, pers sangat berpengaruh karena memiliki beberapa keunggulan, seperti: memberikan kesempatan pembaca untuk menentukan sendiri pesan dakwah yang dibutuhkan, tidak terikat oleh waktu, dan dapat mengembangkan suatu topik yang diminati.

32 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Cet. III; Jakarta: Kencana, 2017), h. 351.

(34)

2) Majalah

Fungsi majalah adalah untuk menyebarkan informasi kepada publik atau untuk menyebarkan informasi atas nama penerbit. Majalah biasanya memiliki sifat atau ciri tertentu, ada yang khusus untuk wanita, pemuda, pendidikan, agama, teknologi, kesehatan, olahraga dan sebagainya.

Meskipun majalah memiliki ciri khas tersendiri, namun tetap dapat berfungsi sebagai media dakwah dengan cara menambahkan misi dakwah pada isinya untuk majalah-majalah dengan topik umum. Jika majalah tersebut adalah majalah religi, maka dapat digunakan sebagai majalah dakwah.

Saat ini terdapat majalah yang menyebarluaskan informasi keagamaan sebagai media dakwah. Ketika seorang da'i berdakwah melalui majalah, ia dapat menggunakannya dengan menulis bagian atau kolom yang berkaitan dengan misi dakwah Islam. Majalah sangat efektif sebagai media dakwah dan sebagai penyampai informasi keagamaan.

3) Surat

Surat ialah sarana komunikasi yang berisi informasi atau pernyataan tertulis yang ditulis oleh satu pihak ke pihak lainnya. Dakwah melalui media surat surat dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para kaisar dan para raja di zaman dahulu.

4) Poster

Poster merupakan karya seni atau desain grafis yang memuat gambar dan tulisan yang dicetak dalam ukuran yang besar. Dakwah dengan poster

(35)

berarti dakwah dengan ingatan dan ketertarikan, maka dari itu pembuat poster harus memperhatikan pesan yang ingin dIslampaikan, mencocokkannya dengan gambar dan warna, agar audiens dapat lebih memahami makna dari pesan tersebut.

5) Buku

Buku adalah media dakwah untuk investasi masa depan, karena dengan menulis buku maka ilmu yang telah dituangkan kedalam buku akan berbuah pahala dan tetap terus mengalir hingga lintas generasi. Seiring dengan perkembangan zaman, buku kini sudah memiliki versi elektronik atau biasa disebut dengan ebook.

6) Internet

Internet adalah suatu sistem jaringan komunikasi yang terhubung di seluruh dunia. Saat ini internet mulai merambah dan menempati posisi yang kuat dalam deretan media massa yang lebih dahulu ada. Dengan adanya internet, informasi kini dengan cepat tersebar dari satu negara ke negara lainnya.

Berdakwah dengan menggunakan media ini sangatlah efektif, sebab informasi dengan sangat begitu mudahnya tersebar luas dalam hitungan detik tanpa mengenal waktu dan tempat.

7) SMS (Short Massage Service)

Layanan pesan singkat yang lebih dikenal dengan SMS adalah layanan yang terdapat dapat dalam telepon genggam untuk mengirim pesan singkat.

Dakwah menggunakan media ini adalah dengan cara mengirimkan penggalan pesan dakwah atau doadoa harian dan lain sebagainya.

(36)

8) Brosur

Brosur atau pamflet merupakan terbitan yang didalamnya hanya satu hingga sejumlah halaman kecil yang selesai dalam sekali terbit. Dalam media dakwah, brosur biasa digunakan untuk membagikan informasi atau pesan dakwah kepada jama’ah masjid secara gratis. Keunggulan dari brosur sebagai media dakwah adalah materi atau topik yang diberikan singkat dan bisa memasarkan ideologi yang tidak bisa dilakukan dengan dakwah secara lisan.

c. Media Audiovisual 1) Televisi

Televisi ialah sebuah alat yang penerima siaran bergambar yang berfungsi memberikan informasi, menghibur juga mempengaruhi. Dibeberapa perkampungan yang jauh dari kota, masih banyak masyarakat yang menghabiskan waktunya dengan menonton televisi. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah yang efektif, agar jangkuan dakwah semakin meluas.

2) Film

Film adalah suatu rekaman dari orang atau benda. Kelebihan film jika dijadikan sebagai media dakwah yakni dapat dengan mudah diingat dan berpengaruh sangat besar karena mengurangi keraguan dalam mencerna informasi.

(37)

3) Sinema Elektronik

Sinema elektronik atau lebih populernya disebut dengan sinetron adalah sandiwara yang bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Pada umumnya sinetron bercerita tentang kehidupan masyarakat pada umumnya yang diwarnai dengan konflik, layaknya drama. Dimulai dari tahun 2000- an sinetron mulai memunculkan sinetron bernuansa islami misteri ilahi, hikmah, kiamat sudah dekat dan lain sebagainya.

4) Cakram Padat

Cakram padat atau biasa dikenal dengan CD (bahasa inggris: Compact Disk) adalah cakram optik digital yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Berbagai model dakwah dapat direkam dalam media ini seperti:

shalawat Nabi, ceramah agama, lantunan ayat suci Al-Qur’an dan berbagai materi islam lainnya.

Selain media yang telah disebutkan diatas, terdapat media baru atau new media yang menjadi sarana alat komunikasi yang terkonesi dengan internet. Media baru atau new media merupakan media yang hmerupakan hasil dari konvergensi media digital yang dikomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Andi fakhruddin dalam bukunya menyebutkan pengertian sederhan dari new media bahwa new media terdiri dari dua kata yaitu new dan media. New yang berarti baru dan media yang berarti perantara. Jadi new media merupakan sebuah sarana alat komunikasi yang menjadi perantara.33

33 Andi Fachruddin, Jurnalism Today, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2019), h. 38.

(38)

McQuail membuat pengelommpokan berbagai media baru sebagai berikut34:

a) Media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telpon, smartphone, dan email.

b) Media bermain interaktif seperti komputer, video game, dan permainan dalam internet.

c) Media pencarian informasi yang berupa portal atau mesin pencari seperti google.

d) Media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet yang kita pakai sekarang yang menjadi tempat untuk berbagi dan bertukar informasi, pengalaman dan pendapat.

Munculnya media baru disebabkan oleh lahirnya teknologi internet yang diiringi dengan pertumbuhan media sosial yang berkembang secara signifikan hingga saat ini. Media sosial menjadi tempat yang strategis untuk dijadikan ladang dakwah yang efisien dan efektif oleh para pendakwah. Maka para da’i/da’iyah sebaiknya menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan sebaik baiknya, karena media sosial merupakan media yang populer dikalangan para anak anak, remaja hingga orang dewasa. Adapun contoh media sosial yang populer dikalangan masyarakat saai ini adalah Facebook, Instagram, Tik tok, Whatsapp, Twitter dan Youtube

34 Novi Kurnia, Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru: Implikasi Terhapap Teori Komunikasi, Vol. 06, (Desember 2005) h 292-293.

(39)

.B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara rinci tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka konseptual ini berguna untuk menjelaskan atau menggambarkan alasan adanya penelitian ini dengan permasalahan tentang strategi Akhwat Creative Project dalam mengembangkan desain komunikasi visual.

Pemanfaatan desain komunikasi visual sebagai media dakwah sudah banyak diminati oleh masyarakat. Aktifitas dakwah ini sudah banyak dilakukan oleh perorangan maupun kelompok salah satunya komunitas Akhwat Creative Project.

Dalam mengembangkan dakwah visual tersebut dibutuhkan strategi atau suatu perencanaan agar tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh komunitas dengan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif. Dalam mengembangkan strategi ada tiga tahapan yaitu perumusan, implementasi, dan evaluasi.

(40)

Al–Qur’an dan Hadis

Memberikan wawasan tentang desain komunikasi visual sebagai alternatif sarana media dakwah baru

Strategi Komunitas Desain Komunikasi Visual

Akhwat Creative Project

Media Dakwah

(41)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yang dimana objeknya adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi oleh manusia. Lexy J. Moeleong dalam bukunya mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk bahasa tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.35

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan komunikasi dan pendekatan psikologi.

a. Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi adalah pendekatan yang dilakukan melalui ilmu komunikasi. Burhan Bungin mengemukakan dalam bukunya bahwa pendekatan ini pada hakikatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran, perasaan oleh komunikator kepada orang lain (komunikan). Penyampaian pemikiran itu berupa gagasan, informasi, opini dan lain sebagainnya.36

35 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.4.

36 Meisil B Wulur, Komunikasi Dakwah dan Hipnoterapi, (Cirebon: Mentari Jaya, 2019), h.79.

(42)

b. Pendekatan Psikologi

Pendekatan yang peneliti gunakan pada penelitian ini ialah pendekatan psikologi yakni pendekatan yang berusaha memahami motifmotif, respons, dan reaksi-reaksi dari aspek psikologi manusia.37 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikologis untuk mengetahui pandangan, pendapat, atau tanggapan dari anggota Akhwat Creative Project (ACP) tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh komunitas ACP itu sendiri.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Dalam mengawali suatu penelitian maka harus diawali dengan memilih dan menetapkan lokasi penelitian. Dalam buku “Metode Naturalistik Kualitatif”

karangan Nasution, terdapat tiga unsur yang perlu diperhatikan dalam penelitian, yakni menetapkan lokasi, pelaku, dan aktivitas kegiatan.38 Dalam penelitian ini, lokasinya adalah di daerah daerah yang dimana informan memberikan respons kepada penulis, karena para desainer yang tergabung dalam komunitas Akhwat Creative Project ini berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Sebagian informan yang berada di Makassar dan Gowa diwawancarai secara langsung, sedangkan seluruh informan yang berada diluar Makassar dan Gowa memberikan tanggapan secara virtual melalui media sosial whatsapp.

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Akhwat Creative Project (ACP) termasuk ketua, koordinator dan para akwat desainer yang tergabung dalam

37 Muhtadi, Asep Saeful, Maman Abdul Jalil, Metodologi Penelitian Dakwah (Bandung:

Pustaka Setia, 2003), h. 122.

38 S. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif (Cet. I; Bandung: Tarsito, 1996), h. 43.

(43)

komunitas yang membuat karya karya desain komunikasi visual yang bertemakan dakwah. Adapun objek penelitiannya adalah strategi Akhwat Creative Project dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

Adapun yang akan menjadi objek atau tempat memperoleh data penelitian ini yaitu strategi Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah, sedangkan yang menjadi subjek yakni Akhwat Creative Project (ACP) termasuk ketua, koordinator dan para akwat desainer yang tergabung dalam komunitas yang aktif membuat karya karya desain dakwah.

C. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan dilakukan. Fokus penelitian ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Dalam penelitian ini, peniliti berfokus kepada penggambaran tentang strategi yang dilakukan oleh komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dalam mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini berkehendak untuk mencari tau bagaimana strategi yang dilakukan komunitas Akhwat Creative Project dalam memanfaatkan desain komunikasi visual agar terlihat menarik dan diminati oleh khalayak ramai yang digunakan sebagai media dakwah. Juga penulis ingin mencari tau apa alasan komunitas ini mengembangkan desain komunikasi visual sebagai media dakwah.

(44)

E. Sumber Data

Sumber data yang peneliti terapkan pada penilitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah pokok sumber data yang secara langsung memberikan data kepada peneliti yang diperoleh dari narasumber39. Data primer yang peneliti ambil adalah data yang berkaitan dengan dakwah desain atau dakwah menggunakan desain komunikasi visual. Pada penelitian ini data primer penulis peroleh dari hasil wawancara yang akan penulis lakukan dengan founder sekaligus wakil ketua komunitas dan beberapa anggota dari Akhwat Creative Project.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan informasi kepada peneliti. Sumber data primer merupakan sumber data tambahan yang menunjang penelitian berupa buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengambilan data. Dalam bukunya Sugiyono mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah penulis itu sendiri, tetapi instrumen lainnya dapat

39 Neon mujahidin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta; Rake Sarasen, 1998), h.

183.

(45)

ditambahkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. dalam penelitian ini , yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri dengan pedoman observasi,pedoman wawancara, dan catatan dokumentasiyang memberikan fakta, data dan persepsi terhadap masalah penelitian, dilanjutkan dengan penelusuran kepustakaan, dan penelitian lapangan serta langkah langkah pendukung lainnya seperti buku catatan, pulpen, laptop dan telepon genggam.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penngumpulan data merupakan tahap yang paling penting dalam sebuah penelitian, karena dalam penelitian tujuan utamanya yakni mendaptkan data. Jika dalam penelitian peneliti tidak mengetahui teknik dalam mengumpulkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai standar yang telah ditetapkan.40

Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses dimana bertemunya dua orang atau lebih yang saling bertatap muka untuk mengetahui persepsi juga pendapat seseorang pada obyek yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan data.41 Metode

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Cet.23; Bandung:

Alfabeta, 2016), h.224

41 Soegijono, Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data, Vol III No.

01, (1993), h. 18.

(46)

wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk mengkaji informasi yang diberikan oleh responden secara rinci.

Adapun dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara secara langsung dan tidak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan untuk memperoleh informasi secara bertatap muka dengan narasumber.

Adapun wawancara secara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan secara tidak langsung melalui telepon, chat dan email. Wawancara secara tidak langsung ini diajukan kepada Indah Pratiwi selaku pendiri komunitas Akhwat Creative Project dan beberapa anggota yang tergabung dalam komunitas yang jaraknya jauh dari penulis. Wawancara ini diakukan melalui media sosial whatsapp. Sedangkan wawancara langsung akan penulis ajukan kepada beberapa anggota komunitas Akhwat Creative Project yang sedomisili dengan penulis.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan cara yang sangat sesuai untuk mengkaji proses dan perilaku. Metode ini menggunkan mata dan teling sebagai jendela untuk merekam data yang didaptakan.42 Dalam teknik ini penulis meneliti apa saja kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh Akhwat Creative Project dengan cara mengikuti dan memantau segala aktivitas Akhwat Creative Project dalam grup whatsapp.

42 Suwartono, Dasar dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014), h. 41.

(47)

3. Dokumen

Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik sumber tertulis, gambar, film, catatan atau karya karya yang semuanya memberikan infomasi untuk peneliti selama proses penelitian.43 Dalam penelitian ini, dokumen yang penulis kumpulkan berasal dari karya karya yang dibuat oleh para desainer yang tergabung dalam komunitas Akhwat Creative Project (ACP) dan juga dokumen-dokumen pribadi Akhwat Creative Project.

H. Teknik Analisis Data

Analis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat dan setelah pengumpulan data selesai. Menurut Sugiyono, metode analisis data adalah suatu metode mengklasifikasikan datan dengan mengelompokan data kedalam suatu pola kemudian mengklasifikasikan ke dalam penjelasan dasar. Setelah diperoleh data dengan beberapa cara tersebut, peneliti menganalisi data menggunakan pendekatan analisi deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualittif yang menggambarkan dan memaparkan hasil penelitian.

Adapun langkah langkah dalam mengnalisis data yakni:44

1. Reduksi Data

Reduksi data ialah meringkas atau merangkum dan memilah data yang penting dan mengkategorikan data dan fokus pada hal hal yang penting. Hal ini membuat data yang akan direduksi menjadi lebih jelas dan memudahkan

43 Nataliana Nilamsari, Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif, Vol. XIII No.2 (Juni 2014), h. 178.

44Albi Anggito, Metodologi Penelitian Kualitatif, ((Cet. 1; Jejak Publisher, 2018) h. 239.

(48)

penulis untuk mengumpulkan data yang lebih banyak. Dalam penelitian kualitatif data kualitatif harus direduksi dan dipindahkan agar lebih banyak dan mudah diakses, dimengerti dan diilustrasikan dalam berbagai tema dan pola. Oleh karena itu, reduksi data lebih terfokus, disederhanakan dan pindahkan data mentah ke bentuk yang lebih mudah dikelola.

2. Penyajian Data.

Langkah selanjutnya setelah mereduksi dat adalah menyajikan data.

Penyajian data dilakukan dengan cara mengatur data menurut polo hubungan kemudian menguraikan batasan masalah dengan cara yang mudah dipahami. Pada penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan memberikan penyjian antara kategori dan jenis sehingga peneliti dapat dengan mudah memahami apa yang terjadi dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi.

Langkah akhir dari anaslis data adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan pertama yang ditemukan bersifat sementara dan dapat diubah kecuali ditemukan bukti kuat yang mendukung kesimpulan tersebut. Namun, jika kesimpulan awal dapat dikonfirmasi. Maka kesimpulan yang diperoleh akan menjadi tidak jelas. Maka dari itu untuk memverifikasi data dapat dilakukan dengan memeriksa validitas data dengan menyusun dan membandingkan kembali data yang diperoleh.

(49)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Akhwat Creative Project (ACP)

Lahirnya komunitas Akhwat Creative Project berawal dari keresahan akan sosial media yang semakin hari semakin canggih dan kian terkenal di kalangan anak anak, remaja hingga orang dewasa yang membawa dampak positif dan tidak sedikit membawa dampak negatif terlebih sekarang banyak media-media yang di kuasai oleh orang-orang kafir utuk menghancurkan generasi Islam. Maka media sosial harusnya dipenuhi oleh hal-hal positif seperti dakwah dalam bentuk yang disenangi banyak orang yakni dakwah menggunkan desain grafis atau lebih terkenal dengan sebutan desain komunikais visual.

Sebenarnya Awal mula terbentuknya komunitas Akhwat Creative Project (ACP) adalah ketika para admin dari komunitas Akhwat Creative Project (ACP) berkumpul dalam satu wadah atau grup yang digunakan untuk belajar editing yang bersifat online. Saat itu para admin dari Akhwat Creative Project (ACP) berkenalan, berdiskusi, saling follow dan support satu sama lain atas izin Allah Subhanahu wa ta’ala. Namun disaat mereka sedang dalam semangat yang menggebu-gebu,

mereka terhambat oleh akses obrolan sehingga tidak dapat leluasa berdiskusi mengenai editing lagi, ini dikarenakan pemateri dan admin yang berada di grup tersebut di dominasi oleh kaum pria, itulah yang membuat para admin merasa risih dan tidak berani bertanya perihal dengan desain.

(50)

Selang beberapa bulan, akhirnya ukhti Ayesha selaku ketua dari komunitas Akhwat Creative Project (ACP) mengajak ukhti Shofiyah untuk membuat grup khusus belajar seputar editing. Kemudian ukhti Ayesha tercetus ingin mengajak akhawat lainnya belajar mengedit untuk berdakwah di sosial media karena melihat pada jaman sekarang umat Muslim sedang terpuruk terutama banyak media-media kafir yang juga berjuang siang dan malam dan semangat untuk menghancurkan umat Islam. Maka dari itu, mereka bertekad untuk berjuang sebaliknya yaitu untuk membangkitkan Islam dengan karya-karya terbaik melalui dakwah dengan desain.

Kemudian ukhti Shofiyah menyetujui ide dari ukhti Ayesha, tak menunggu waktu yang lama beliau pun langsung membuat grup di Whatsapp dengan nama

”Belajar Editing” dan mengundang beberapa akhwat yakni ukhti Indah, ukhti Mia, ukhti Ainun, dan juga ukhti Nuza. Merasa nyaman dengan grup yang dibuat, akhirnya mereka memutuskan untuk mengganti nama grup "Belajar Editing" ini menjadi Akhwat Creative Project dan memulainya sejak tanggal 25 Juli 2020.

Awal mula dibentuknya komunitas ini hanya beranggotakan kurang dari 100 orang yang merupakan temanteman dan keluarga terdekat dari para founder komunitas Akhwat Creative Project. Agar komunitas Akhwat Creative Project dapat dikenal luas oleh banyak orang maka syiar yang dilakukan ialah dengan membuat poster dan menyelenggaran workshop yang bertemakan dengan desain, dari situlah anggota komunitas Akhwat Creative Project bertambah hingga mencapai 450 orang.

(51)

Selang beberapa bulan para anggota yang tergabung dalam komunitas Akhwat Creative Project mulai berkurang satu demi satu karena adanya pembersihan grup dimana anggota yang pasif dan tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan oleh Akhwat Creative Project akan dikeluarkan oleh pengurus Akhwat Creative Project. Dalam pembersihan tersebut anggota Akhwat Creative Project tidak semerta-merta dikeluarkan, melainkan diberikan tenggang waktu selama 3 bulan berturut-turut untuk memberikan konfirmasi kepada pengurus sebab dari tidak aktif di dalam grup. Alhamdulillah setelah pembersihan grup, anggota komunitas Akhwat Creative Project yang tersisa sebanyak 140 orang.45

2. Visi Misi Komunitas Akhwat Creative Project (ACP)

Visi dan misi merupakan komponen penting dalam mempertahankan, membangun dan memelihara sebuah komunitas ataupun organisasi, begitupun dengan komunitas Akhwat Creative Project (ACP) ini memiliki visi dan misi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu. Visi dari komunitas Akhwat Creative Project (ACP) adalah “menjadi muslimah yang ta'at kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya serta berkontribusi kepada umat muslim dalam bidang dakwah melalui sosial media.” Adapun misi dari komunitas ini yakni “mendekatkan generasi Muslim khususnya pemuda untuk kembali dan terus berjuang dijalan Allah.”

45 Indah Pratiwi (23 tahun) wakil ketua komunitas Akhwat Creative Project, wawancara online, Binjai, 5 februari 2022.

(52)

3. Struktur Kepengurusan Akhwat Creative Project (ACP)

Berikut ini strruktur kepengurusan komunitas Akhwat Creative Project (ACP):

Ketua : Ayesha Diva

Wakil Ketua : Indah Pratiwi

Bendahara : Nurul Amirah R.

Sekretaris : Annisa Putri H.

Dalam struktur kepengurusannya terdapat tiga divisi dalam melaksanakan aktivitas dakwah Akhwat Creative Project (ACP) yaitu:

a. Divisi Media

Divisi media adalah divisi yang bertanggung jawab dalam membuat postingan guna untuk meningkatkan branding Akhwat Creative Project (ACP) di media sosial. Dalam divisi ini beranggotakan 3 orang yakni:

1) Siti Nurhaliza A

2) Viani Kurniawati

3) Bunga Lutfiah

b. Divisi Program Kemanusiaan

Divisi Program kemanusiaan adalah divisi yang yang bertanggung jawab dalam program kemanusiaan dengan menyelenggarakan open donasi untuk

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar kognitif siswa dalam penerapan strategi Whole

Analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Chi-Square digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik anak, pola asuh

4.1 Perusahaan/instansi/institusi yang telah disertifikasi oleh LS ICSM Indonesia, berhak untuk membubuhkan logo sertifikasi LS ICSM Indonesia atau Logo LS ICSM

Konstruksi Verba Gerakan Direksional dengan Verba Gerakan Transitif KVGD dapat pula dibentuk dari verba gerakan transitif, yang diikuti oleh Objek, dan verba penanda arah ( path

Prahastho:-“Kula noknon kasinggihan rama parbu, mapan kanjeng paman sampun saged ndhepani paprangan nadyan para raja sewu negara negetok kadigdayan kanoragan, parandene mboten

hara tanaman dengan cara mengembalikan bahan organik tanah yang dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Dalam proses Penyehatan tanaman dilakukan dengan beberapa tahapan,

Sesuai dengan kendala yang dihadapi terutama fluktuasi supply bahan baku utama (limbah cair dan padat kandang) seiring perubahan populasi ternak sapi, maka pada masa

tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai : “PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor