• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penataan Hutan Kota Klaten Menjadi Taman Rekreasi Berbasis Ruang Terbuka Hijau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penataan Hutan Kota Klaten Menjadi Taman Rekreasi Berbasis Ruang Terbuka Hijau."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat di Indonesia, menyebabkan

berkurangnya lahan hunian tempat tinggal. Hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan

hunian tempat tinggal yang memadahi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi serta

besarnya arus urbanisasi menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau karena dijadikannya

sebagai tempat tinggal. Salah satu permasalahan yang saat ini dihadapi oleh hampir seluruh

kawasan perkotaan di Indonesia adalah semakin berkurangnya ruang publik, terutama ruang

terbuka hijau (RTH) publik.

Ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Klaten baru mencapai 20% dari keseluruhan luas

daerahnya. Padahal menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR)

yang mewajibkan pengelola perkotaan untuk menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) publik

dengan luas minimal 30% dari luas lahan. Rendahnya proporsi luas RTH disebabkan tingginya

kebutuhan lahan untuk kegiatan perkotaan. Keadaan tersebut saat ini tidak luput dari kurangnya

perhatian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau. Ketidakseriusan

dalam mengelola, menyebabkan kurang berfungsinya ruang terbuka hijau dengan baik.

Hutan Kota Sungkur, Klaten merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang berada di

Kabupaten Klaten. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, tepatnya di depan SMPN 1 dan SMPN 6

Klaten, Kabupaten Klaten. Kondisi hutan kota saat ini sedikit memprihatikan. Kurangnya

perawatan yang memadai membuat sejumlah fasilitas mulai rusak. Sebagian paving pada jalan

setapak sudah hilang dari tempatnya. Sejumlah tempat duduk yang terbuat dari beton juga sudah

berlumut dan mulai retak-retak. Di sisi lain tumbuh rumput menjulang tinggi hampir di semua

sisi hutan kota. Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, mendorong kami untuk melakukan

penelitian serta menata Hutan Kota Klaten sebagai ruang terbuka hijau di Kabupaten Klaten

sehingga tercipta lingkungan yang sehat, nyaman, menarik dan lebih produktif untuk dikunjungi

masyarakat.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana merencanakan ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi

masyarakat?

2. Berapa anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun taman rekreasi yang berbasis

ruang tebuka hijau agar tidak meninggalkan konsep dari hutan kota sebelumnya ?

3. Berapa anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun Kantor Pengelola di Hutan Kota

Klaten?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini agar masalah tidak melebar dan menjauh, maka antar batasan wilayah yaitu

sebagai berikut :

1. Studi kasus dilakukan di Hutan Kota Sungkur, Klaten.

2. Membahas mengenai perencanaan Taman Rekreasi yang Berbasis Ruang Terbuka Hijau di

Kota Klaten.

3. Membahas mengenani anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun taman rekreasi

yang berbasis ruang terbuka hijau di Hutan Kota Sungkur, Klaten.

(3)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Merencakan taman rekreasi yang berbasis ruang terbuka hijau pada Hutan Kota Sungkur,

Klaten.

2. Menganalisis Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pembangunan Taman Rekreasi yang

Berbasis Ruang Terbuka Hijau pada Hutan Kota Sungkur, Klaten.

3. Menganalisis Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan Kantor Pengelola Taman di Hutan

Kota Klaten.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Sebagai panduan praktis dalam mewujudkan ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman;

2. Mengetahui konsep perencanaan ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman untuk

dikunjungi masyarakat;

3. Masukan pada Pemerintah Kota Klaten tentang konsep penataan Hutan Kota Sungkur,

Klaten.

1.6 Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Batasan Masalah, Tujuan Perencanaan,

Manfaat Perencanaan, dan Sistematika Laporan.

BAB II TINJAUAN DAN DASAR TEORI

Bab ini meliputi, Tinjuan Pustaka, Pengertian RTH, Tujuan RTH, Manfaat RTH, Macam RTH,

dan Fasilitas pada RTH.

BAB III METODE PERENCANAAN

Bab ini meliputi, Tahap Perencanaan, Flow Chart Perencanaan, dan Hasil Akhir.

BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini meliputi, Tema, Pemilihan Lokasi, Fungsi, Tujuan dan Sasaran, Desain Konsep,

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini meliputi, Kesimpulan dan Saran dari Laporan Perencanaan Ruang Terbuka Hijau pada

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.5 Ruang Terbuka Hijau Eksisiting Kabupaten Klaten

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pengalihfungsian lahan ruang terbuka hijau (taman kota jalan garuda sakti) menjadi rumah sakit umum daerah

Taman Rekreasi, merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang berdiri sendiri atau terletak di antara batas-batas bangunan/prasarana kota lain dengan bentuk teratur/tidak

(2) Hasil Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Taman Kota dan jalur hijau jalan dilakukan penataan ulang tanaman yang terdapat di masing-masing lokasi penelitan dengan

Tujuan dari penelitian untuk membuat rancangan Taman Kolam Retensi Talang Aman sebagai Ruang Terbuka Hijau yang berfungsi untuk sarana rekreasi, sosialisasi, dan olahraga

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jenis pohon ruang terbuka hijau kota Polewali Mandar yang tersebar pada hutan kota, taman kota dan jalur hijau meliputi

Kegiatan pembangunan fisik RTH publik seperti taman kota, hutan kota, jalur hijau, lapangan terbuka dan juga daerah sepadan sungai dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan penataan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru, antara lain Pemerintah Kota Pekanbaru perlu menyiapkan lahan ruang terbuka hijau di Kota