• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Burnout Dengan Workplace Incivility Behavior Pada Petugas Pemadam Kebakaran Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Antara Burnout Dengan Workplace Incivility Behavior Pada Petugas Pemadam Kebakaran Yogyakarta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN WORKPLACE INCIVILITY BEHAVIOR PADA PETUGAS PEMADAM

KEBAKARAN YOGYAKARTA

RELATIONSHIP BETWEEN BURNOUT AND WORKPLACE INCIVILITY BEHAVIOR OF FIRE FIGHTERS IN SEPCIAL

REGION OF YOGYAKARTA

Yosep Budi Herdianto

Universitas Mercu Buana Yogyakarta yozepherdianto@gmail.com

085713837585

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara burnout dengan workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara burnout dengan workplace incivility behavior. Semakin tinggi tingkat burnout pada petugas pemadam kebakaran, maka tingkat workplace incivility behavior yang dilakukan akan cenderung tinggi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat perilaku burnout pemadam kebakaran, maka akan cenderung rendah pula tingkat workplace incivility behaviour yang dilakukan. Subjek penelitian ini adalah petugas pemadam kebakaran DIY renatang usia 23-60. Pengambilan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Skala UWBQ (Uncivil Workplace Behavior Questionnaire) dan Skala Maslach Buornout Inventory (MBI).

Analisis data yang digunakan yaitu dengan teknik analisis Product Moment dari Pearson. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan antara burnout dengan Workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran (rxy = 0,795, p < 0,01). Semakin tinggi burnout, maka semakin tinggi juga workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY. Sebaliknya, semakin rendah burnout, maka semakin rendah juga workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY. Sumbangan efektif variabel burnout sebesar 63,3% dan sisanya sebesar 36,7% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata kunci: Burnout, Workplace incivility behaviour dan Petugas pemadam kebakaran DIY

(2)

ABSTRAK

This study aims to determine the relationship between burnout and workplace incivility behavior of firefighters in sepecial region of Yogyakarta (DIY). The hypothesis proposed is that there is a positive relationship between burnout and workplace incivility behaviour. The high level of burnout of firefighters, the high the workplace incivility behavior will tend to be. The other hand, the low the level of firefighter burnout behavior, the low the level of workplace incivility behavior carried out. The subjects of this study were firefighters aged 23-60. Data collection in this study was using the UWBQ (Uncivil Workplace Behavior Questionnaire) Scale and the Maslach Buornout Inventory (MBI) Scale. Analysis of the data used is the Product Moment analysis technique from Pearson. The results of data analysis in this study indicate a significant positive relationship between burnout and workplace incivility behavior of firefighters (rxy = 0.795, p < 0.01). The high level of burnout of firefighters, the high level of workplace incivility behavior of firefighters. The other hand, the low level of burnout, the low of workplace incivility behavior of firefighters. The effective contribution of burnout variable is 63.3% and the remaining 36.7% is influenced by other factors.

Keywords: Burnout, Workplace incivility behavior and firefighters

PENDAHULUAN

Pemadam kebakaran adalah salah satu pekerjaan dengan resiko tinggi berupa luka-luka dan penyakit akibat kerja yang dapat mengakibatkan cacat dan kematian, petugas pemadam kebakaran juga harus memiliki ketrampilan khusus, disiplin tinggi dan kerjasama tim yang baik, karena tugas mereka tidak hanya memadamkan api saja, tetapi juga menyelamatkan nyawa orang lain (Anonim, 2007).

Gambaran resiko petugas pemadam kebakaran yaitu petugas pemadam kebakaran memiliki resiko yang tinggi, yang mengakibatkan cacat permanen dan kematian.

Petugas pemadam kebakaran juga sering mengalami gangguan-gangguan kesehatan, pada saat melakukan proses pemadaman yang harus diperhatikan dengan serius yaitu tentang keselamatan petugas. Keselamatan petugas merupakan hal yang harus diperhatikan dengan serius (Aini, 2016). Hal ini dikarenakan peristiwa kecelakaan petugas pemadam kebakaran seringkali terjadi, pekerjaan mereka merupakan pekerjaan dengan resiko stress yang tinggi yang diakibatkan oleh kejadian yang bersifat traumatis, (Aini, 2016).

Banyak bahaya yang terjadi di lapangan mengakibatkan beragam faktor, seperti faktor lingkungan meliputi asap, suhu udara dan panas api disekitarnya, lalu

(3)

faktor fisik meliputi, luka bakar dan sesak nafas, terakhir yaitu faktor psikososial, meliputi kerja bergantian, shift kerja, interaksi organisasi, stress kerja, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan penyakit, kecelakaan kerja dan perilaku tidak sopan di tempat kerja, serta rasa tidak nyaman di tempat kerja, baik perempuan maupun laki-laki menjadi tertekan karena adanya perilaku ketidaksopanan yang sering dilakukan. (Cortina dan Magley, 2001).

Menurut Andersson dan Pearson, (1999), workplace incivility behavior merupakan tindakan menyimpang dengan tingkatan ringan yang ditandai munculnya tindakan tidak jelas yang mengarah pada menciderai, tindakan melukai, atau berbuat tidak baik pada sesama teman kerja. Dampak dari workplace incivility behavior yang mengarah pada tindakan yang tidak menyenangkan tidak hanya dirasakan oleh korban, melainkan instansi atau organisasi termasuk pelaku juga akan merasakan dampak kerugian. Oleh karena itu, seharusnya perusahaan memberikan perhatian yang lebih kepada pelaku tidak manusiawi di tempat kerja. Menurut Handoyo dkk, (2018) ada beragam dimensi workplace incivility behavior meliputi ikut campur urusan orang lain, pengabaian, komunikasi tidak ramah, pelanggaran privasi.

Bedasarkan hasil temuan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa terdapat delapan petugas dari sepuluh petugas yang ada di Yogyakarta mengarah pada perilaku workplace incivility. Menurut Andersson dan Pearson, (1999), workplace incivility behavior merupakan tindakan menyimpang dengan tingkatan ringan yang ditandai munculnya tindakan tidak jelas yang mengarah pada minciderai, tindakan melukai, atau berbuat tidak baik pada sesama teman kerja.

Cortina & Magley (2001) mengemukakan bahwa karyawan yang dihadapkan dengan workplace incivility behavior menunjukkan terjadinya work stress yang lebih besar pada pekerjaan, gangguan kognitif, tekanan psikologis, serta kepuasan kerja yang lebih rendah dan kreativitas. Personil yang dihadapkan dengan incivilty akhirnya meninggalkan organisasi mereka pada tingkat yang lebih tinggi.

Faktor yang mempengaruhi workplace incivility behavior menurut Johnson dan Indvik (2001), diantaranya yaitu marah yang dilakukan oleh karyawan merupakan dampak buruk bagi pengusaha. Stress pada pekerjaan yang disebabkan adanya peningkatan laju kerja yang tinggi dapat menyebabkan penurunan energi mental atau fisik, stress yang berkepanjangan yang berkaitan dengan pekerjaan, sering disebut dengan istilah burnout (Labiib, 2013).

Dalam penelitian ini peneliti memilih faktor dari Johnson & Indvik (2001) dengan menentukan fokus pada faktor stress pada pekerjaan, stress pada pekerjaan adalah peningkatan laju kerja yang sangat tinggi yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi, peningkatan beban kerja, ketidaknyamanan kerja, perubahan organisasi, dan organisasi kerja yang buruk. Labiib (2013) berpendapat stress pada pekerjaan yang tidak sembuh-sembuh yang dialami individu dapat menyebabkan penurunan energi mental atau fisik, yang biasanya disebut dengan istilah burnout.

(4)

Menurut Salari, (2014), burnout adalah masalah penting dalam kehidupan kerja. Burnout dapat mengakibatkan perubahan yang sangat serius seperti penurunan kehadiran dan kepuasan pekerjaan, peningkatan jumlah pengunduran diri, kinerja yang lebih rendah, penurunan ketergantungan kelompok. Salah satu efek dari kelelahan pada kehidupan kerja adalah kepuasan kerja pada karyawan. Seorang individu yang tidak puas dengan pekerjaannya dan tidak dapat menemukan kedamaian yang dia inginkan dalam organisasi maka dia akan melakukan perilaku ketidaksopanan di dalam organisasi, gangguan moral dan motivasi yang tinggi.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara Burnout dengan Workplace Incivility Behavior pada petugas pemadam kebakaran.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini mengunakan metode skala untuk mengungkap burnout dengan workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik product moment. Perhitungan korelasi Product Moment (Pearson Correlation) selengkapnya akan menggunakan bantuan program SPSS For Windows version 17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian telah memenuhi asumsi normalitas dan linieritas, karenanya hipotesis penelitian akan diuji mengunakan teknik korelasi product moment pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara workplace incivility behaviour dan burnout dengan nilai koefisien regresi 0,845 dengan nilai signifikansi 0,001. Nilai koefisien regresi = 0,845 nilai tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara workplace incivility behaviour dan burnout adalah positif yang artinya semakin tinggi burnout, maka semakin tinggi juga workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY. Sebaliknya, semakin rendah burnout, maka semakin rendah juga workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran DIY.

Burnout adalah penurunan energi mental atau fisik karena stres yang tidak sembuh-sembuh berkaitan dengan pekerjaan (Labiib, 2013). Di dalam analisis data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,633 menunjukkan bahwa variabel resiliensi berkontribusi 63,3% terhadap workplace invivility behaviour dan sisanya 37,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Pada variabel workplace incivility behaviour ini dikategorikan menjadi 3 yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Hasil kategorisasi variabel workplace incivility behaviour yaitu kategorisasi tinggi sebesar 20,53% (23 subjek), kategori sedang sebesar 53,57% (60 subjek), dan kategori rendah sebesar 25,9% (29 subjek). Sedangkan hasil kategorisasi variabel burnout yaitu kategorisasi tinggi sebesar 19,64% (22 subjek), kategori sedang sebesar

(5)

54,46% (61 subjek), dan kategori rendah sebesar 26% (29 subjek). Hasil kategorisasi tersebut menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki workplace incivility behaviour dan burnout yang sedang.

Burnout merupakan variabel yang memiliki sumbangan positif terhadap workplace incivility behaviour. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Blau dan Andersson (2005) menunjukkan bahwa work exhaustion berhubungan positif dengan workplace incivility. Hal ini disebabkan jika seseorang dalam kondisi kelelahan terhadap pekerjaannya lalu menimbulkan stress emosional seseorang cenderung kehilangan keterampilan sosial dalam berinteraksi sehingga bertindak kasar dan tidak sopan meskipun tidak berniat merugikan orang lain hal ini dikarenakan stress emosional membentuk pola pikir seseorang menjadi tidak cemerlang. Adanya hubungan burnout dengan workplace incivility behaviour memiliki arti bahwa burnout memberikan pengaruh terhadap petugas pemadam kebakaran di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian lainnya yang sejalan melibatkan variabel burnout dengan workplace incivility yaitu dilakukan oleh Loh dan Loi (2018) di Australia. Keduanya meneliti hubungan workplace incivility (penyimpangan di tempat kerja) dan instigated workplace incivility (menghasut ketidaksopanan di tempat kerja) dengan burnout sebagai variabel mediator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout secara positif menjadi mediator kedua variabel tersebut. Hal ini dikarenakan individu yang menjadi target incivility akan mengalami dampak negatif berupa kelelahan secara emosional yang lama kelamaan berkembang menjadi burnout.

Peran burnout yang menjadi mediator antara workplace incivility dan instigated workplace incivility menunjukkan bahwa incivility menghabiskan sumber daya kognitif korban. Hal ini disebabkan karena ia kehilangan waktu dan energi untuk mengkhawatirkan perlakuan incivility dan merasa cemas jika hal tersebut terulang kembali. Incivility juga mempengaruhi perhatian dan pengendalian diri target karena terus menerus fokus pada dampak negatif yang muncul sehingga beresiko mengalami kelelahan yang menjadi sindrom awal burnout.

Adapun yang menjadi hambatan dalam penelitian ini adalah terdapat petugas pemadam kebakaran yang tidak melakukan penelitian dan kurangnya antusias pemadam kebakaran untuk mengisi kuesioner yang diberikan sehingga responden dalam penelitian ini hanya sebanyak 112 responden. Kelemahan dalam penelitian ini adalah tidak sesuai dengan target awal peneliti yaitu dikarenakan waktu yang terbatas, selain itu pada masa covid-19 ini sangat menjadi hambatan dan banyak hal yang tidak bisa didapatkan, serta kurangnya minat petugas pemadam kebakaran untuk mengisi kuestioner peneliti.

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara burnout dengan workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran di Daerah Istimewa Yogyakarta. Semakin tinggi burnout maka semakin tinggi pula workplace incivility behaviourpetugas pemadam kebakaran di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebaliknya semakin rendah burnout maka akan semakin rendah pula workplace incivility behaviour pada petugas pemadam kebakaran di Daerah Istimewa Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A,. N (2016). Analisis Risiko Kerja Dan Upaya Pengendalian Bahaya Pada Petugas Pemadam Kebakaran Di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT. 4.

Andersson, L. M., & Pearson, C. M. (1999). The spiralling effect of incivility in the workplace. Academy of Management Review (24) 3, 452-471.

Anonim, (2007). Profil Dinas Pemadam Kebakaran.

Cortina, L.M., Magley, V.J., Williams, J.H. and Langhout, R.D. (2001), Incivility in the workplace:incidence and impact, Journal of Occupational Health Psychology, 6(1), 64-80

Fauziah, T., Kawatu, P., Mandagie, C. (2018). Hubungan Antara Masa Kerja dan Beban Kerja dengan Kinerja pada Petugas Pemadam Kebakaran Kota Manado. Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018.

Handoyo, S., Samian, Syarifah, D., & Suhariadi, F. (2018). The measurement of workplace incivility in Indonesia: Evidence and construct validity.

Psychology Research and Behavior Management (11), 217-226.

Johnson, Pamela R. dan Indvik, Julie. (2001). Slings and arrows of rudeness : incivility in the workplace. Journal of Management Development, Vol. 20 No.

8, 2001, pp, 705-713

Labib, (2013). Analisis hubungan dukungan sosial dan burnout pada perawat RS Jiwa. Jurnal talenta psikologi . Februari, vol 2

(7)

Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual Review of Psychology, 52, 397-422. doi:10.1146/annurev.psych.52.1.397 Martin, R. J., & Hine, D. W. (2005). Development and validation of the uncivil

workplace behavior questionnaire. Journal of Occupational Health Psychology (10) 4, 477-490.

Pearson, C. M., Andersson, L. M., & Porath, C. L. (2000). Assessing and attacking workplace incivility. Organizational Dynamics (29) 2, 123-137.

Salari, F., Zainalipour, H., & Fini, A. S. (2013). Investigation the relationship between organizational climate and job burnout of personnel in University of Bandar Abbas. Academic Journal of Psychological Studies 2(2), 39-46.

Salin, (2003). Dampak Iklim Organisasi Terhadap Stress Kerja dan Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen, 121-141.

Shafwani, Rahmi. (2012). Gambaran Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan.

Skripsi.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/35166/Cover.p df;sequence=7

Utomo, Azmi K. (2019). Pengaruh Job Burnout dan Iklim Organisasi terhadap Workplace Incivility pada Perawat, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

Van Jaarsveld, D. D., Walker, D. D., & Skarlicki, D. P. (2010). The role of job demands and emotional exhaustion in the relationship between customer and employee incivility. Journal of Management,36, 1486–1504.

Zannati dan Hendryadi, Rachma. (2018). Hubungan workplace incivility dan turnover intention : efek moderasi gender. INOVASI, 14 (2) 2018,123,133.

http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/INOVASI

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Lyrics in Translation mid Exam Result of 6th Semester Students of STKIP Ponorogo.. A thesis, English Education Department Faculty of Education State Islamic College of

Hasil pengamatan terhadap proses pegeringan dan kadar air chips iles-iles dengan perlakuan perendaman dengan natrium metabisulfit 1500 ppm selama 10 menit yang menggunakan

DD) .JenispenelitianpadapenelitianiniadalahpenelitiankualitatifberdesainPenelitian TindakanKelas (PTK) yang bersifatkolaboratifantarapenelitidan guru

Keuntungan dari strategi MSDM memperkuat keterampilan manajerial dan operasional, (yaitu kompetensi individu, kompetensi kelompok, dan kompetensi organisasi) dari

Koefisien reliabilitas yang ditunjukkan oleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,894.Hal ini menunjukkan bahwa instrumen pengukuran sikap proaktif siswa SMA Negeri 1 Klirong

Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2010) menunjukkan bahwa prevalensi balita gizi kurang (balita yang mempunyai berat badan kurang) secara nasional adalah sebesar 17.9

Penilaian indikator EAFM dilakukan untuk dapat mengetahui kondisi kawasan TWP Gili Matra terhadap enam domain yaitu sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknologi

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas dapat ditetapkan tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman matematika operasi hitung campuran dengan metode