• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB IV"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

43

Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD di Gugus Joko Tingkir Salatiga , dengan mengambil sampel penelitian yaitu siswa kelas 4 SD inti yaitu SDN Tingkir Lor 02, SD imbas yaitu SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Tengah 01. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, variabel terikat yaitu hasil belajar IPA.

Pada BAB IV akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berupa hasil penelitian dan implementasi pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran PBL sebagai kelompok eksperimen 1/ Kelompok eksperimen, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL sebagai kelompok eksperimen 2, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan penelitian dan keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

(2)

eksperimen 2. c) Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak psikologi dari siswa, usia dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata kematangan dari siswa itu sama, dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun. d) Pretesting (pengujian sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang disebabkan oleh pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes pada pasca tes yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan teteapi mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta pilihan ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah kelompok dengan sama besar anggotanya.

4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL Sebagai Kelompok Eksperimen 1

(3)

Pemberian perlakuan dilakukan langsung oleh peneliti sendiri dengan guru kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan guru kelas 4 SDN Tingkir Lor 02 sebagai observer.

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran PBL Kelompok Eksperimen 1

a. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 di kelas 4 SD N Tingkir Lor 01 (SD Imbas), dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti oleh 25 siswa. Proses pembelajaran diawalai dengan pendahuluan yang meliputi salam, mengabsen kehadiran siswa, mengkodisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran,dan langkah-langkah pembelajaran. Setelah kegiatan pendahuluan dilakukan kemudian siswa diberikan soal pretest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum mendapatkan perlakuan.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang terdiri sintagmatis yaitu guru menunjukkan gambar SDA, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, siswa mendengarkan permasalahan yang dibacakan oleh guru, setiap anggota kelompok mencari informasi mengenai materi SDA, Masing- masing kelompok saling berdiskusi untuk memecahkan masalah. Gru mengadakan refleksi

Penelitian juga dilakukan di SDN Tingkir Lor 02 Sebagai SD Inti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 yang diikuti sebagian dari jumlah siswa kelas 4 yaitu 17 siswa, kegiatan pembelajaran dilakukan sama dengan pelaksanaan pembelajaran di SDN Tingkir Lor 01.

(4)

pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil observasi lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 4.

b. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 april 2016 dengan alokasi waktu 2x 35 menit yang diikuti siswa kelas 4 yang berjumlah 25 siswa, kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, kemudian presensi siswa setelah itu apersepsi pembelajaran, dilanjutkan dengan kegiatan inti minggu lalu yaitu melanjutkan menyelesaian tugas yang diberikan minggu lalu/ pada pertemuan sebelumnya, setelah selesai sperwakilan dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain diminta untuk memperhatikan presentasi yang disampaikan kelompok, siswa / kelompok lain diminta untuk menanggapi hasil presentasi, setelah selesai guru memberikan soal posttest dan kemudian menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02 , tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah 100% dari 6 poin kegiatan yang dilakukan. Begitu pula tingkat keterlaksanaan kegiatan yang dialakukan oleh siswa yaitu 100% dari 6 poin kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua. Dalam hal ini berarti semua aspek kegiatan telah terlaksana dan berjalan dengan baik.

Penelitian menggunakan model pembelajaran PBL di SDN Tingkir Lor 02 dilaksanakan pada tanggal 07 april 2016 dikelas 4 yang diikuti sebagian jumlah siswa kelas 4 yang berjumlah 17 siswa. Kegiatan yang dilakukan sama seperti pemberian perlakuan yang diberikan pada SDN Tingkir Lor 01.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 1

(5)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok eksperimen 1

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Pretest 42 50 90 70,71 10,510 Nilai Post-Test 42 60 100 77,14 9,762 ValidN

(listwise) 42

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang didapat oleh kelas eksperimen 1 sebelum mendapatkan perlakuan menggunakan Problem Based Learning (nilai Pretest) sebesar 70,71 dengan standar deviasi 10,510. Kemudian setelah mendapatkan perlakuan menggunakan Problem Based Learning (nilai Posttest) adalah sebesar 77,14 dengan standar deviasi 9,762. Nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa saat melakukan pretest adalah 90 dan nilai terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 50. Sedangkan untuk nilai tetinggi saat mengikuti posttest adalah 100 dan nilai yang terendah adalah 60. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pretest dan posttest adalah 42 siswa.

(6)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Pretest

Frekuensi Persentase

1. ≤58 3 7,14%

2. 59-67 13 30,95%

3. 68-76 13 30,95%

4. 77-85 11 26,19%

5. ≥86 2 4,76%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai pretest terdapat 3,siswa yang mendaptkan nilai ≤58 dengan presentase 7,14%, 13 siswa yang mendapatkan nilai antara 59-67 dengan persentase 30,95%, 13 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 30,95%, 11 siswa mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 26,19%, 2 siswa yang mendapatakan nilai ≥86 dengan presentase 4,76%.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Posttest

Frekuensi Persentase

1. 60-67 6 14,28%

2. 68-76 16 38,09%

3. 77-85 15 35,71%

4. 86-95 3 7,14%

5. ≥96 2 4,76%

Jumlah 42 100%

(7)

posttest 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 60-67 dengan persentase 14,28%, 16 siswa mendapatkan nilai antara 68-76 dengan presentase 38,09%, 15 siswa mendapatkan nilai antara 77-85 dengan presentase 35,71%, 3 siswa yang mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang mendapatkan nilai ≥96 dengan presentase 4,76%. Untuk lebih jelas akan dipaparkan dengan daftar frekuensi nilai pretest dan posttest dalam bentuk grafik sebagai berikut.

Gambar 4.1

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 (SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

3

13 13

11

2 0

2 4 6 8 10 12 14

≤58 59-67 68-76 77-85 ≥86

pretest

(8)

Gambar 4.2

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Lor 02

4.1.2 Hasil Implemenstasi Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning sebagai Kelompok Eksperimen 2

Perlakuan pada kelompok eksperimen 2 ini hampir sama dengan kelompok eksperimen 1. Upaya untuk memenuhi validitas internal dalam penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning antara lain sebagai berikut: a) History (sejarah) merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap validasi internal, dalam hal ini peneliti melakukan atau memberikan perlakuan yang sama kepada siswa dalam model pembelajaran PBL dan PjBL. Hal ini merujuk pada situasi lingkungan, peristiwa yang terjadi disekitar, seperti ruang kelas yang diatur guru sebelum dilakukan penelitian. Pada hasil uji perlakuan dapat dikendalikan dengan harapan memiliki pengalaman eksternal (history) yang sama selama pelaksanaan. b) Selection dalam kegiatan ini peneliti membagi kelompok subjek dengan kesamaan dan kesetaraan yang diterapkan pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. c) Maturation (kematangan) dalam hal ini peneliti melacak psikologi dari siswa, usia dari anak, dari segi kematangan siswa rata-rata kematangan dari siswa itu sama,

(9)

dengan rata-rata usia dari siswa yaitu 10 tahun. d) Pretesting (pengujian sebelumnya) untuk menghindari terjdainya masalah yang disebabkan oleh pretesting, peneliti dalam hal ini melakukan penataan struktur tes pada pasca tes yaitu dengan cara mengacak soal tes, kalimat yang diganti akan teteapi mempunyai arti yang sama, penggunakan tanda titi ataupun koma, serta pilihan ganda yang diacak. e) Mortality (mortalitas) untuk menghindari terjadinya masalah yang diakibatkan oleh mortality peneliti dalam kegiatan ini melakukan kegiatan membagi siswa dalam kelompok yaitu dengan membagi jumlah kelompok dengan sama besar anggotanya.

Peneliti telah memberikan upaya dalam memenuhi validitas eksternal berupa pengambilan sampel yang mewakili populasi agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang luas.

Penelitian menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01, dilaksanakan pada tanggal 31 maret dan 5 april 2016. Jumlah siswa yang mengikuti adalah 30 siswa dan yang tidak berangkat 3 orang siswa yang tidak beragkat 2 siswa yang dikarenakan sakit dan 1 siswa ijin urusan keluarga. Kegiatan pemebalajaran dilakukan 2x 2x 35 menit yang artinya 2x pertemuan. Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA dengan mengambil materi sumber daya alam.

Pengambilan materi diambil dari sumber silabus kelas 4 yang memiliki Standar Kompetensi Standar kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dan lingkungan serta Indikator 1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam 2. Menyebutkan jenis SDA. 3. Mendiskusikan pengertian SDA yang dapat diperbarui beserta contohnya. 4. Mendiskusikan pengertian SDA yang tidak dapat diperbarui beserta contohnya. 5. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. 6. Menyebutkan manfaat dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

(10)

Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan obeserver guru kelas 4 yang bernama Ibu Mutmainnah

4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Kelompok Eksperimen 2 a. Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning di kelas 4 SDN Tingkir Tengah dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2016. Kegiatan pembelajaran diikuti 27 siswa, 3 siswa tidak berangkat dikarenakan sakit dan ijin urusan keluarga. Pembelajaran diawali dengan doa kemudian dilanjutkan dengan presensi, yang dilanjutkan dengan apersepsi dari guru. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pembagian soal pretest yang diberikan oleh guru untuk melihat tingkat pemahaman siswa.

Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu menggunakan model pembelajaran Project Based Learning yang terdiri dari sintagmatis yaitu pertama siswa memperhatikan gambar yang ditunjukkan oleh guru kemudian siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan oleh guru, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa, siswa diberi pengarahan oleh guru mengenai proyek yang diselesaikan oleh siswa, masing-masing kelompok mengambil gambar yang disediakan oleh guru, siswa mencari informasi mengenai gambar yang disediakan oleh guru yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai tugas / proyek yang belum dimengerti, kemudian guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

(11)

Penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning juga dilaksanakan di SDN Tingkir Lor 02 sebagai SD inti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 april 2016 di kelas 4 dan diikuti sebagian dari jumlah siswa kelas 4 yang berjumalah 16 siswa dikarenakan 1 anak yang tidak hadir dikarenakan sakit. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sama seperti pembelajaran yang dilakukan di SDN Tingkir Tengah 01.

b. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 5 april 2016 dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2x 35 menit, dengan jumlah siswa yang hadir yaitu 30 siswa. Kegiatan pembelajaran di awali dengan guru menyiapkan alat-alat pembealajaran, guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, berdoa, presensi, kemudian dilanjutkan dengan apersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan inti siswa disuruh untuk nmenyiapkan materi yang telah dikumpulkan oleh siswa dari rumah, siswa duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya, masing-masing kelompok menyelesaikan proyek yang telah disampaikan di pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain memperhatikan presetasi kelompok, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan, guru memberikan soal posttest, guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tingkat keterlaksanaan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh guru adalah 100% dari 8 poin kegiatan, begitu juga tingkat keterlaksanaan yang dilakukan oleh siswa yaitu 100% dari 8 poin kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kegiatan pembelajaran telah terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

(12)

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02 Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Sebagai Kelompok Eksperimen 2

Tingkat hasil belajar IPA siswa akan dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pretest dan posttest yang terdiri dari rata-rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah ( min), standar deviasi, distribusi frekuensi dan penyajiannya dalam bentuk grafik.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 2

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Pre-Test 43 40 80 60,60 9,890

Nilai Post-Test 43 60 100 76,67 8,601 Valid N

(listwise) 43

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 2 sebelum mendapatkan perlakuan (nilai pretest) menggunakan model pembelajaran adalah 60,60 dengan standar deviasi 9,890 nilai terendah 40 dan nilai terttinggi adalah 80. Setelah siswa mendapatkan perlakuan (nilai Posttest)menggunakan model pembelajaran Project Based Learning nilai rata-rata yang didapatkan adalah 76,67, standar deviasi 8,601, nilai terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100. Jumalh siswa yang mengikuti pretest dan posttest adalah 43 siswa.

(13)

didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal- skor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu =10. Hasil distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest kelompok Ekperimen 2 SDN Tingkir Tengah 01 dan SDN Tinkir Lor 02

No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Pretest

Frekuensi Persentase 1. 40-50 5 11,62% 2. 51-60 10 23,25% 3. 61-70 17 39,53% 4. 71-80 8 18,60%

5. ≥81 2 4,65%

Jumlah 43 100%

(14)

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02

No.

Kelas Kelas Interval

Nilai Posttest

Frekuensi Persentase 1. ≤60 3 6,97%

2. 61-70 10 23,25%

3. 71-80 18 41,86% 4. 81-90 10 23,25% 5. ≥91 1 2,32% Jumlah 43 100%

(15)

Gambar 4.3

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Kelompok Eksperimen 2 (SDN Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02)

Gambar 4.4

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2 SDN Tingkir Tengah 01 dan SDN Tingkir Lor 02

(16)

4.1.3 Deskriptif Komparasi Hasil Pengukuran

Deskriptif Komparasi dalam penelitian ini akan memaparkan paerbandingan hasil pengukuran dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdasarkan nilai pretest dan posttest. Deskripsi komparasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut.

Tabel 4.7

Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Tahap pengukuran Rerata skor (mean) kelompok Keterangan selisih skor Eksperimen 1 Eksperimen 2

Pretest Posttest

70,71 77,14

60,60 76,67

10,11 0,47

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata tahap pengukuran pretest yang ditunjukkan adanya selisih skor antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sebesar 10,11 dimana nilai kelompok eksperimen 1 lebih unggul dari kelompok eksperimen 2. Sedangkan pengukuran nilai posttest juga terdapat perbedaan nilai rata-rata uyang ditunjukkan pada selisih skor antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu sebesar 0,47 dan nilai kelompok eksperimen 1 lebih unggul dibandingkan nilai kelompok eksperimen 2.

(17)

Gambar 4.5

Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning

Dalam hasil uji beda penelitian ini akan dipaparkan mengenai teknis analisis data yang digunakan yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasayat terdiri dari uji normalitas, dan homogenitas yang digunakan untu mengetahui distribusi kenormalan data dan tingkat kesetaraan dari data yang akan diuji t (beda rata-rata). Pengujian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan SPSS 20 for Windows.

4.1.4.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

Uji normalitas dilakukan agar mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan bantuan SPSS 20 for windows. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada Kolmogrov-Smirnov. Dengan asumsi, dataa berdistribusi normal apabila nilai memiliki probalitas (P) lebih besar dari 0,05.

70,71

60,6

77,14 76,67

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

eksperimen 1 eksperimen 2

(18)

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Model Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest PBL .132 42 .065 .956 42 .108

PjBL .124 42 .100 .967 42 .256

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dililihat/ diketahui bahwa nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 adalah 0,065 dan 0,100. Karena nilai signifikansi/ probalitas data tersebut diatas 0,05 maka disimpulkan bahwa populasi hasil pretest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian normalitas terhadap nilai posttest dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Beriku adalah hasil uji normalitas data nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Nilai Postest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Model Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Posttest PBL .125 42 .097 .958 42 .123

PjBL .124 42 .100 .958 42 .125

a. Lilliefors Significance Correction

(19)

Kemudian setelah uji normalitas berupa distribusi kenormalan data terpenuhi, kemudian dilanjutkan denga prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas atau tingkat kesetaraan data dengan melakukan uji homogenitas, dengan ketentuan nilai dianggap homogen apabila nilai probalitas lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan data tersebut homogen. Pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 20 for windows. Uji homogenitas dari kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Levene Statictic df1 df2 Sig.

Pretest Based on Mean 0,274 1 82 .602

Based on Median 0,202 1 82 .654

Based on Median and with adjusted dt

0,202 1 81,929 .654

Based on trimmed mean

0,282 1 82 .597

(20)

Tabel 4.11

Hasil Uji Hompogenitas Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

Levene Statictic df1 df2 Sig. Posttest Based on Mean .653 1 83 .421

Based on Median .613 1 83 .436 Based on Median and

with adjusted dt

.613 1 82,633 .436

Based on trimmed mean

.646 1 83 .424

Untuk nilai posttest menunjukan bahwa angka signifikansi yang diperoleh adalah Based on Mean adalah 0,421, Based on Median adalah 0,436, Based on Median and with adusted dt 0,436, Based on trimmed mean 0,424. Karena hasil nilai probalitas data >0,05 maka disimpulkan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 memiliki varian yang homogen / sama.

Berdasarkan hasil perhitungan uji prasyarat pada uji normalitas dan uji homogenitas antara kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan pembelajaran Problem Based Learning dan kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan yaitu pembelajaran Projec Based Learning menunjukanj data berdistribusi normal dan homogen karena nilai probalitas menunjukkan nilai >0,05.

Dasar pengambilan keputusan adalah dapat dilihat pada nilai probalitas pada kolom sig.

a. Apabila nilai probalitas > 0,05 maka H0 diterima

b. Apabila nilai probalitas < 0,05 maka H1 ditolak

(21)

Tabel 4.12

Analisis Uji t Pada kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 0,653 , koefisien sig (2tailed) 0,670. Koefisien ini lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau nilai rata-rata posttest antara kelompok eksperimen 1

dengan model pembelajaran PBL dan kelompok eksperimen 2 dengan model pembelajaran PjBL hasil belajarnya sama/ tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

(22)

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan melihat hasil belajar siswa kelas 4 SDN Gugus Joko Tingkir. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa

kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

2. Ha : Ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4

SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

Berdasarkan tabel 4.10 disimpulkan bahwa nilai rata-rata posttest antara kelompok eksperimen 1 yang diberi perlakuan PBL dan kelompok eksperimen 2 yang diberi perlakuan PjBL hasil belajarnya sama, karena nilai koefisien sig (2tailed) menunjukan hasil 0,670. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0

diterima yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga.

4.2 Pembahasan Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Gugus Joko Tingkir Salatiga yaitu di SDN Tingkir Lor 01 di kelas 4 sebagai kelas eksperimen 1 dan sebagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir Lor 02 dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu di SDN Tingkir Tengah 01 siswa kelas 4 dan sbagian siswa kelas 4 di SDN Tingkir lor 02 dengan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Project Based Learning. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar sesuai dengan rencana dan sesuai dengan sintak pembelajaran. Pada kegiatan pebelajaran ini peneliti sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL .

(23)

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Project Based Learning?

Hasil uji prasyarat dari kedua kelompok penelitian adalah homogen/sama karena nilai pretest kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 sebesar 0,602 > 0,05 dan nilai posttest sebesar 0,421 > 0,05. Dapat diambil kesimpulan dari uji prasyarat adalah kedua varian tersebut (kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 ) homogen/ sama. Sedangkan hasil uji normalitas pretest dan posttest secara keseluruhan lebih dari 0,05 sehingga diambil kesimpulan bahwa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdistribusi normal.

Hasil analisis deskriptif dari hasil pretest kelompok eksperimen 1 siswa mendapatkan nilai terendah 50 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah sebesar 90, dengan rata-rata 70,71. Hasil pretest kelompok eksperimen 2 siswa mendapatkan nilai terendah 40 dan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah sebesar 80 dan nilai rata-rata 60,12. Hasil nilai posttest kelompok eksperimen 1 siswa mendapatkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi sebesar 100 dengan nilai rata-rata 77,14. Hasil posttest kelompok eksperimen 2 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 60, dan nilai rata-rata yang didapatkan oleh siswa pada kelompok eksperimen 2 adalah 76,28.

(24)

mendapatakan nilai 86-95 dengan presentase 7,14% dan 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 96-104 dengan presentase 4,76%.

Distribusi frekuensi kelompok eksperimen 2 dilihat bahwa nilai pretest diketahui dapat diketahui bahwa nilai pretest terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai antara 40-50 dengan presentase 11,62%, 10 siswa yang mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase 23,25%, 17 siswa mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 18,60, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 18,60%, 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase 4,65%, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 91-100.

Pada nilai posttest mengalami peningkatan nilai terendah yang didapatkan oleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi 100, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40-50, 3 siswa mendapatkan nilai antara 51-60 dengan presentase 6,97%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 61-70 dengan presentase 23,25%, 18 siswa mendapatkan nilai antara 71-80 dengan presentase 41,86%, 10 siswa mendapatkan nilai antara 81-90 dengan presentase 23,32%, dan 1 anak yang mendapatkan nilai antara 91-100 dengan presentase 2,32%.

Analisis berikutnya adalah dengan uji beda skor hasil kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji Independent Sample T Test dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows. Uji beda dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi t dengan sig. Probalitas sebesar < 0,05. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria signifikan probalitas sig (2tailed) menunjukan nilai sebesar 0,670 yang berarti lebih dari 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa kelas 4 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning pada Gugus Joko Tingkir Salatiga.

(25)

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dan PjBL karena model pembelajaran ini sama-sama berpacu pada penentuan masalah yang sering digunakan siswa pada kehidupan sehari-hari, serta pada model pembelajaran ini berpacu pada pengalaman baru dari model ini siswa dilatih untuk menemukan jawaban dari masalah tersebut dengan cara pengalaman langsung yang dialami oleh siswa. Pada model pembelajaran ini siswa juga dilatih untuk bisa aktif dalam berdiskusi dan berkomunikasi, serta interaksi terhadap siswa lainnya, selain itu siswa dilatih untuk percaya diri terbukti pada akhir pembelajaran siswa disuruh untuk maju mempresentasikan hasil karyanya/hasil diskusi kelompok.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Dian Prametasari, Merinda menunjukan ada efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based Learning) pada mata pelajaran IPA siswa Kelas 5, dengan adanya perbedaan rata dari hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan perolehan rata-rata nilai tes siswa kelas kontrol lebih rendah daripada rata-rata-rat nilai tes siswa kelas eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 8,851. Perbedaan tersebut ditinjau dari ke signifikannya nampak t hitung > t tabel (3.201 > 1.674) dengan taraf signifikansi diperoleh angka 0,002 < 0,05 . hal tersebut terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di SD Gugus Hasanudin Salatiga.

Penelitian yang dilakukan oleh Chitika, Prisky. 2012. Menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan hasil penelitian nilai t hitung > t tabel (5.345 > 4,660). Signifikansi (0,000 < 0,005). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti Ha diterima. Dengan demikian

terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas SD Negeri 3 Jepon Semester II tahun ajaran 2011/2012.

(26)

Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri 01 Gandulan semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Terbukti dengan hasil yang diperoleh siswa dalam pra siklus 11 siswa (52,38%) belum tuntas KKM dan 10 siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan setelah adanya penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontektual Melalui Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas KKM dan 16 siswa (72,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas KKM.

Dalam kegiatan pembelajarn yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL dan PjBL membawa pengaruh yang positif bagi siswa, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor nilai dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian yang dilakukan di SDN Tingkir Lor 01, SDN Tingkir Lor 02 dan SDN Tingkir Tengah 01 menunjukan bahwa model pembelajaran PBL dan PjBL membawa pengaruh yang positif dalam penyampaian mata pelajaran IPA dengan materi pembelajaran Sumber Daya Alam terbukti adanya peningkatan hasil belajar siswa, karena model pembelajaran ini hampir sama maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif dan positif.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Gambar

tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas interval yang diperoleh dari selisih
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Gambar 4.1 Pretest Kelompok Eksperimen 1 (SDN
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Gambar 4.2 Posttest Kelompok Eksperimen 1 SDN
Statistik Deskriptif Nilai Tabel 4.4 Pretest dan Posttest
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyusun penelitian ini dengan judul Pengaruh Kepribadian Merek Terhadap Ekuitas Merek Yang Dimediasi Oleh Citra Merek Konsumen Coklat SilverQueen Di

NaCl dalam larutannya memang merupakan elektrolit kuat, karena dalam larutan, partikel-partikel NaCl akan terionisasi seluruhnya sehingga menghasilkan banyak

dimiliki oleh ekuitas merek, pengukuran tersebut yaitu: kesadaran konsumen akan keberadaan sebuah merek, selalu menjadi pilihan pertama konsumen dalam membeli suatu

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan tentang keputihan terhadap perilaku vulva hygiene pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Purwosari Gununngkidul Yogyakarta

Hubungan tingkat pengetahuan responden tentang dismenorea dengan upaya penanganan terhadap dismenorea sesuai dengan hasil analisis memperlihatkan bahwa sebagian besar

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

[r]

Hasil penelitian dari 15 sampel air tanah dangkal (sumur) di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarame Palembang, didapatkan 5 sampel (33,3%) kadar Fe memenuhi syarat dan 10