SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Oleh : Yuliana Asri N 0413010358/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA PT. PELINDO III
Yang diajukan
Yuliana Asri N 0413010358
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRS. EC. H.E. ACHSAN, AK Tanggal : ... NIP. 030 181 665
Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat
dan rahmat-Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH SISTEM INFORMASI DAN
PENGANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. PELINDO III”.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin. N, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
3.
Ibu Dr. Sri Trianingsih, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
4.
Bapak Drs. Ec. H.E. Achsan, AK, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan. Terima
kasih atas semua saran, motivasi, dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi ini.
ii
5.
Segenap tenaga pengajar, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
6.
Kedua Orang Tuaku, saudara-saudaraku, teman-teman dan sahabat sejatiku
yang selalu bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dalam membantu
proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala motivasi, dukungan
dan doanya.
7.
Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungannya selama ini.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun agar dalam penulisan yang selanjutnya dapat lebih
baik dan lebih bermanfaat bagi yang memerlukan.
Surabaya,
Mei
2010
Hal
KATA PENGANTAR...
i
DAFTAR ... iii
DAFTAR ISI TABEL ...
vii
DAFTAR ISI GAMBAR ...
viii
DAFTAR ISI LAMPIRAN...
ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I
: PENDAHULUAN ...
1
1.1. Latar
Belakang ... 1
1.2.
Rumusan Masalah ...
7
1.3. Tujuan
Penelitian ... 8
1.4.
Manfaat Penelitian ...
8
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA ...
9
2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu...
9
2.2.
Landasan Teori...
2.2.1.
Sistem Pengendalian Manajemen ...
2.2.1.1. Pengertian Pengendalian Manajemen dan
Sistem Pengendalian Manajemen ...
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam SPM...
2.2.1.3.
Efektivitas
Dalam
SPM...
2.2.2.
Sistem Informasi ...
2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem informasi ...
2.2.2.2. Karakteristik Sistem Informasi ...
2.2.2.3. Penggolongan Sistem Informasi ...
2.2.3.
Penganggaran ...
2.2.3.1. Pengertian Penganggaran...
2.2.3.2.
Karakteristik
Penganggaran ...
2.2.3.3. Kegunaan Pokok Anggaran ...
2.2.5. Tinjauan Teori X dan Y ...
2.2.5.1. Tinjauan
Teori
Dua
Faktor...
2.2.5.2. Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran,
Terhadap Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Manajemen ...
2.3. Kerangka
Pikir ...
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...
3.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...
3.1.1.
Definisi Operasional ...
3.1.2.
Pengukuran Variabel...
3.2.
Teknik Penentuan Sampel...
3.2.1. Sampel...
3.3.
Teknik Pengumpulan Data...
3.3.1.
Jenis
Data ...
3.3.2.
Sumber Data...
3.3.3.
Pengumpulan Data ...
3.4.
Uji Validitas, Uji Realibilitas, Dan Uji Normalitas ...
3.4.1.
Uji
Validitas ...
3.4.2.
Uji Realibilitas ...
3.4.3.
Uji Normalitas...
3.5.
Teknik Analisis ...
3.5.1.
Uji Asumsi Klasik...
1.
Uji Multikolinearitas ...
2.
Uji Heteroskedasitas ...
3.
Uji Autokorelasi...
3.6.
Analisis Regresi Linier Berganda ...
3.6.1. Uji
Hipotesis ...
BAB IV : HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ...
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian...
4.1.1. Sejarah
Perusahaan ...
4.1.2. Struktur
Organisasi ...
4.1.3.
Jumlah
Karyawan...
4.1.4.
Visi Dan Misi Perusahaan...
4.2. Deskripsi
Hasil
Penelitian...
4.2.1.
Distribusi
Frekuensi ...
4.2.1.1. Distribusi Frekuensi Variabel
Sistem
Informasi
(X1)...
4.2.1.2. Distribusi Frekuensi Variabel
Penganggaran
(X2) ...
4.2.1.4.
Distribusi
Frekuensi Variabel Efektivitas
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)...
4.3. Pengujian
Kualitas
Data...
4.3.1. Uji
Validitas ...
4.3.1.1. Uji Validitas Pada Variabel
Sistem
Informasi
(X1)...
4.3.1.2.
Uji Validitas Pada Variabel
Penganggaran
(X2) ...
4.3.1.3.
Uji Validitas Pada Variabel
Pelaporan Dan Analisis (X3) ...
4.3.1.4.
Uji Validitas Pada Variabel
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
(Y) ...
4.3.2. Uji
Reliabilitas ...
4.3.3. Uji
Normalitas...
4.4. Uji
Asumsi
Klasik...
4.4.3. Uji
Autokorelasi ...
4.5.
Analisis Regresi Linier Berganda ...
4.5.1. Uji
Hipotesis ...
4.5.1.1. Uji
Kecocokan
Model ...
4.5.1.2. Uji
F ...
4.5.1.3. Uji
t ...
4.6.
Pembahasan Hasil Penelitian ...
4.6.1. Implikasi
Penelitian...
4.6.2.
Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan
Dan
Manfaat
Penelitian...
4.6.3.
Perbedaan Peneliti Dengan Peneliti Terdahulu
4.6.4. Keterbatasan
Penelitian
...
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...
5.1.
Kesimpulan ...
5.2.
Saran...
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI TABEL
No. Tabel
Hal
1.1 Jumlah Penurunan Karyawan PT. Petrokimia Gresik... 5
1.1
Laba Bersih PT. Petrokimia Gresik ... 6
3.1 Jumlah Kepala Kompartemen, Kepala Departemen ... 52
3.2 Ketentuan Uji Durbin Watson... 58
4.1 Produk Pupuk PT. Petrokimia Gresik ... 63
4.2 Produk Non Pupuk PT. Petrokimia Gresik ... 63
4.3 jumlah karyawan PT. Petrokimia Gresik ... 69
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Informasi (X1) ... 70
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Penganggaran (X2) ... 71
4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Pelaporan Dan Analisis (X3) ... 72
4.7 Distribusi
Frekuensi Variabel Efektivitas
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)... 73
4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Informasi (X1)... 75
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Penganggaran (X2) ... 76
4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelaporan Dan Analisis (X3) ... 77
4.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)... 78
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 79
4.13 Normalitas Data ... 80
4.14 Korelasi Antar Variabel Bebas ... 82
4.15 Heteroskedastisitas... 83
4.16 Koefisien Regresi... 85
4.17 Hasil Analisis Regresi Simultan ... 87
4.18 Hasil Analisis Regresi Parsial ... 88
4.19 Koefisien Determinasi (R
2) ... 89
DAFTAR ISI GAMBAR
No. Gambar
Hal
viii
DAFTAR ISI LAMPIRAN
No. Lampiran
1.
Contoh Kuisioner
2.
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner
Yuliana Asri N
Abstrak
Dewasa ini tingkat persaingan yang semakin tajam ditambah dengan
adanya perubahan selera konsumen, kemajauan teknologi, serta perubahan sosial
ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Dengan
semakin meningkatnya persaingan, maka saat ini hampir tidak ada suatu negara
ataupun industri yang tidak peduli terhadap masalah persaingan. Perubahan
intensitas persaingan bahkan terjadi secara dinamis sehingga batasan arena
persaingan menjadi semakin kabur, dan pesaing semakin sulit untuk diidentifikasi
dan diantisipasi. Gelombang globalisasi bisnis semakin meningkatkan dinamika
dan intensitas persaingan sehingga meningkatkan peran strategi dalam menunjang
kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (survive) menghadapi persaingan.
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem informasi dan
penganggaran berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen pada PT.
Pelindo III.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala divisi, sub
divisi PT. Pelindo III sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam peneltian ini adalah random sample. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik regresi linier berganda dengan menggunakan uji
hipotesis uji kesesuaian model.
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda
ditemukan hasil bahwa sistem pengukuran informasi dan penganggaran secara
parsial dan simultan berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen pada
PT. Pelindo III terbukti kebenarannya.
Kata Kunci : sistem informasi, penganggaran, sistem pengendalian manajemen
1 1.1. Latar Belakang
Dewasa ini tingkat persaingan yang semakin tajam ditambah dengan adanya perubahan selera konsumen, kemajauan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis.
Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka saat ini hampir tidak ada suatu negara ataupun industri yang tidak peduli terhadap masalah persaingan. Perubahan intensitas persaingan bahkan terjadi secara dinamis sehingga batasan arena persaingan menjadi semakin kabur, dan pesaing semakin sulit untuk diidentifikasi dan diantisipasi. Gelombang globalisasi bisnis semakin meningkatkan dinamika dan intensitas persaingan sehingga meningkatkan peran strategi dalam menunjang kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (survive) menghadapi persaingan.
Pencapaian tujuan perusahaan bukanlah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, karena itu diperlukan rumusan strategi yang nantinya rumusan strategi ini dijalankan melalui kegiatan perusahaan yang pada hakekatnya merupakan upaya bersama antara pengusaha dan pekerja yang diarahkan, baik untuk pertumbuhan perusahaan maupun untuk kesejahteraan masyarakat termasuk kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu perusahaan perlu memberi imbalan yang layak sesuai dengan sumbangan jasa yang diberikan serta pertimbangan kemanusiaaan. Selain itu, perusahaan wajib mempertahankan peningkatan kesejahteraan pekerja sesuai dengan peningkatan kemampuan dan kemajuan perusahaan.
Agar berhasil mengimplementasikan strategi dengan baik, manajer perlu system pengendalian manajemen (management control system) yang oleh Anthony (1998: 6) dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer organisasi mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang telah ditentukan.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat, peran sistem pengendalian manajemen menjadi semakin penting dalam menentukan keberhasilan organisasi.
proses), melainkan juga untuk meningkatkan pengendalian diri, budaya, sosial, dan stratejik.
Menurut Anthony, dkk. (1993: 11), pengendalian manajemen terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasinya. Ini juga digunakan sebagai proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Dalam penerapan sistem pengendalian manajemen menurut Supriyono, (2000: 36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok struktur dan proses.
Yang termasuk dalam kelompok struktur adalah : a. Struktur Organisasi
b. Aliran Informasi
c. Pendelegasian Wewenang
Adapun yang termasuk dalam kelompok proses adalah : a. Penyusunan Anggaran
b. Pelaporan dan Analisis
agar bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak manajemen untuk mencapai tujuan organisasinya. Jika dicermati sistem pengendalian mungkin merupakan satu-satunya disiplin ilmu akuntansi yang cukup luas dan sulit untuk dipelajari mengingat bahwa objek dari sistem pengendalian manajemen adalah manusia yang bersifat unik satu sama lain dan memiliki motivasi dan keinginan pribadi yang berbeda pula (Bonnie, 2004).
Menurut Soeherman (2004: 132) bahwa motivasi merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.
PT. PELINDO III merupakan perusahaan yang melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya, serta pembangunan di bidang jasa usaha kepelabuhan.
Karena PT. PELINDO III terus berkembang memungkinkan adanya permasalahan dalam sistem pengendalian manjemen yang disebabkan oleh kurang tepatnya pemrosesan sistem informasi yang disusun oleh pihak manajemen.
pembagian tugas kepada bawahan ataupun terhadap tugas yang diemban sendiri. Bagi karyawan yang kurang memahami sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan dalam hal ini PT. PELINDO III yang menggunakan Sistem Informasi Umum Keuangan (SIUK), maka dapat berpengaruh pada proses penyusunan anggaran itu sendiri, misalnya realisasi anggaran yang diperoleh tidak sesuai dengan rencana anggaran yang disusun sehingga terjadi penurunan laba perusahaan. Untuk mengetahui proyeksi laba/rugi pada awal tahun perusahaan membuat RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), kemudian pada akhir tahun dapat diketahui selisih perbandingan proyeksi laba/rugi antara rencana dengan realisasi setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT. PELINDO III dalam lima tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Laba Kotor PT. PELINDO III
Tahun Rencana Realisasi Selisih
2004 2005 2006 2007 2008
Rp 127.617.854.000 Rp 116.469.869.675 Rp 122.181.914.000 Rp 132.025.520.000 Rp 204.682.380.000
Rp 84.412.605.384 Rp 121.012.224.403 Rp 110.446.495.941 Rp 130.427.214.270 Rp 234.085.936.297
Dari data yang diperoleh mulai tahun 2004 hingga tahun 2008, dapat dilihat selisih antara realisasi dan rencana laba kotor tahun 2004 sebesar Rp (43.205.248.616), tahun 2005, realisasi laba kotor mengalami kenaikan menjadi Rp 4.542.354.800, tahun 2006, realisasi laba kotor mengalami penurunan menjadi Rp (11.735.418.059), tahun 2007 kembali menurun menjadi Rp (1.598.305.800), dan untuk tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp 29.403.556.297.
Hal ini disebabkan adanya variabel-variabel yang mempengaruhi seperti, arus kunjungan kapal (perbedaan grosstonic), naik turunnya arus barang (dampak dari lingkungan interland), menurunnya arus penumpang,dan lainnya. Selain itu, kendala operasional juga mempengaruhi yaitu diantaranya : kebijakan pemerintah mengenai ekspor impor barang, adanya krisis global, tingginya kurs dollar, serta tingginya inflasi, merupakan kendala yang tidak dapat dihindari. Hal ini menyebabkan kinerja para manajer tidak efektif.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
Apakah sistem informasi dan penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menguji sistem informasi dan penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan perusahaan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen. b.Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dimasa mendatang.
c.Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang
pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan
masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Dodyk Ardyansah Rachman (2003)
Dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti
Selera Di Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran
serta pelaporan dan analisis terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran,
serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut
adalah bahwa pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang, penganggaran
serta pelaporan dan analisis telah teruji dan terbukti nyata maka sistem
pengendalian manajemen yang diterapkan dapat berjalan efektif.
2. Bonnie Soeherman (2004)
Dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas
dan efisiensi perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam
Pencapaian Strategi Badan Usaha. Perumusan masalah yang dibahas
adalah:
Apakah motivasi merupakan faktor pengaruh utama di dalam
mendisain sistem pengendalian manajemen?
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi
merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik di dalam
ekuitas internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan
pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan
nilai badan usaha.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen
2.2.1.1 Pengertian Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat
variabel (misalnya mesin-mesin, manusia, equipment) menuju arah atau
mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses
mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis
agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Pengendalian Manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan
cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para
anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan
oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar
melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri
atas struktur dan proses (Supriyono, 2000: 4-5).
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut
(Anthony, dkk., 1993: 13-14) :
1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada program-program
2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian manajemen
terbagi dalam dua jenis : (a) data terencana dalam bentuk program,
anggaran dan standar; (b) data actual, yaitu yang benar-benar terjadi
baik di dalam maupun dilingkungan organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem organisasi total yang
merangkum semua aspek dalam operasi organisasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berhubungan erat dengan
struktur keuangan (financial structure), dimana kegiatan-kegiatan dan
sumber daya organisasi dinyatakan dalam satuan uang (misalnya;
rupiah atau dolar).
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen
cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terkoordinasi
dan terpadu, dimana data yang terkumpul digabungkan untuk saling
dibandingkan setiap saat pada setiap unit organisasi.
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen a. Struktur Pengendalian Manajemen
Dalam struktur pengendalian manajemen terdapat struktur
organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan
b. Proses Pengendalian Manajemen
Banyak dari proses pengendalian manajemen melibatkan
komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan
bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat
penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak diterima sebagai
deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal.
Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal
meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis (Anthony, dkk.,
1993: 27).
2.2.1.3. Efektivitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Anthony dkk (1993: 12) pengendalian manajemen
menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas
yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu
unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi
menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit keluaran (output). Unit organisasi yang paling
efisien adalah unit yang dapat memproduksi sejumlah keluaran dan
penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak
dari masukan yang tersedia.
Para manajer senior menggunakan sistem pengendalian
menyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi
dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para
manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer, mereka
tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Fungsi manajer adalah memastikan
bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain; dan bila mereka dapat
mengamati pekerjaaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan
kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa
pekerjaan tersebut memang sedng dilaksanakan. (Anthony, dkk., 1993:
13).
2.2.2. Sistem Informasi
2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi (Husein, 1993: 8). Menurut Supriyono
(2000: 273) didalam sistem pengendalian manajemen mempunyai dua
aspek informasi yaitu:
1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang
penting maanfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian
manajemen.
2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem
Sistem pengendalian manajemen dapat didefinisikan sebagai sutu
rangkaian struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para
manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan
bagian-bagian organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Supriyono (2000: 317), sistem informasi menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem
informasi mengumpulkan data terinci mengenai:
1. Setiap transaksi
2. Informasi formal lainnya
3. Observasi informal
4. Peristiwa-peristiwa eksternal yang relevan untuk diolah menjadi
informasi.
Informasi yang di hasilkan oleh sistem informasi digunakan
pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk
melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas
digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan
2.2.2.2.Karakteristik Sistem Informasi
Karakteristik sistem informasi meliputi (Wilkinson, 1993: 4-5) :
1. Jaringan informasi
Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara
intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang
telah jauh lebih banyak.
2. Tahapan dan fungsi konversi data
Sistem informasi (mengkonversikan) masukan-masukan menjadi
keluaran. Ada tiga tahap yang dilakui dalam pengubahan atau
transformasi ini : tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan
dan tahap keluaran.
3. Masukan data dan keluaran informasi
Berbagai data dimasukan untuk diproses selama tahap masukan,
sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran.
4. Pengguna informasi
Pengguna-pengguna informasi, meliput : pengguna intern terdiri dari
para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti
kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan
2.2.2.3.Penggolongan Sistem Informasi
Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki
sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan
dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan
penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu
manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima
golongan, (Swastha, 1997: 162-163) yaitu :
1. Informasi Internal dan Eksternal
Penggolongan informasi kedalam : Informasi internal (informasi yang
berasal dari dalam) dan eksternal (informasi yang berasal dari luar) ini
didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang
upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas
produksi dan sebagainya. Sedangkan contoh informasi yang berasal
dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan
harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan
perpajakan dan sebagainya.
2. Informasi Yang Diulang dan Yang Tidak Diulang
Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak atau interval
waktunya. Informasi yang mempunyai interval waktu kurang dari satu
tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan
3. Informasi Keharusan dan Operasional
Informasi keharusan merupakan informasi yang diminta sebagai
prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar
perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi
tersbut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen
untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih
banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka
memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta
operasi perusahaan.
4. Informasi Aktif dan Pasif
Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada
seseorang bahwa ia (si penerima) harus melakukan sesuatu. Sedangkan
informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak
mengikat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
5 Informasi Yang Sudah Terjadi dan Yang Akan Terjadi
Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang
penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi
yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan
untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting
2.2.3. Penganggaran
2.2.3.1. Pengertian Penganggaran
Menurut Mulyadi (2001: 488), konsep anggaran dapat difahami
dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi
anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka
waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek
yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa
didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun
sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah
mana pun.
Menurut Munandar (2001: 1), budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
2.2.3.2.Karakteristik Penganggaran
Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut
(Mulyadi, 2001: 490) :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Angaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti
bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, angaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Penganggaran (penyusunan anggaran) adalah proses penentuan peran
manajer pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau bagian
program (Supriyono, 2000: 5).
2.2.3.3.Kegunaan Pokok Anggaran
Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu (Munandar, 2001:
10) :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran
yang telah ditetapkan. Dengan deikian kelancaran jalannya perusahaan
akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan
apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai
apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukan kurang sukses bekerja.
Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab
penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat
pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang
dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana
(anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.2.3.4.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Menurut Munandar (2001: 14-15) secara sederhana, akuntansi
diartikan sebagai suatu cara yang sitematis untuk melakukan pencatatan,
melakukan penggolongan-golongan, melakukan peringkasan, melakukan
penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan
data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang tejadi
dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran
menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan
datang.
Bilamana dihubungkan maka antara anggaran dengan akuntansi
mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu:
1. Akuntansi menyajikan data histories yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan
dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja
diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat
bermanfaat didalam penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja).
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan
demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanan anggaran
secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran secasra lengkap.
Data realisasi pelaksanan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan
dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk
2.2.3.5.Tahap Implementasi Anggaran
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua
kegiatan penting (Mulyadi, 2001: 509) yaitu :
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para
manajer jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil,
memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam
keterampilan dan bakat.
2.2.4.Tinjauan Teori X dan Y
Menurut Supriyono (2000: 2: 241) teori X dan Y pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1960 dan 1967). Gregor mengemukakan
bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi
motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula
produktiitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar
karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X
dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filosofi
manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat
dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan
harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara
memenuhi kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam
teori tersebut.
Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima
tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi
karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau
upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut
hubkuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan
tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya
mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawan terhadap karyawan
dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan
berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah
penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia
mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk
menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Motivasi karyawan terutama
ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan, dan aktualisasi
diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapaan bahwa
karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelola perusahaan
dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya staf,
Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata
menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk
menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan
menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaaan
atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu
memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin.
Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan
(antagonis), sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang
terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya
berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan
pertangungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya
dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung-jawab timbal balik
serta saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan
kebutuhan-kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan
perusahaan atau dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan.
2.2.4.1.Tinjauan Teori Dua Faktor
Menurut Supriyono (2000: 2: 247) teori dua faktor dikemukakan
oleh Herzberg (1950). Teori dua faktor merupakan salah satu teori
motivasi yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada
manajemen. Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu:
Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh
karena karywan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan
motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan
atau terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga sebagai
faktor motivasi. Faktor ketidakpuasan umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan atau hubungan kerja, sehingga faktor ketidakpuasan juga
disebut faktor lingkungan atau faktor higiene.
Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan dan faktor-faktor yang
menimbulkan ketidakpuasan dapat dirinci seperti tampak pada tabel 2.1
[image:36.612.166.509.412.681.2]dan 2.2.
Tabel 2.1.
Faktor Kepuasan dan Faktor Ketidakpuasan
Faktor Kepuasan (Faktor Motivasi)
Faktor Ketidakpuasan Faktor Higiene 1.Prestasi
2. Pengakuan
3.Pertanggungjawaban
4.Kemajuan
5.Perkembangan
Kebijaksanaan dan
adiministrasi perusahaan
Supervisi (Pengawasan)
Kondisi Kerja
Hubungan antarmanusia
Gaji atau penghasilan
Status Keamanan kerja
Herzberg, mengembangkan pula prinsip-prinsip yang
menimbulkan motivasi karyawan. Prinsip-prinsip tersebut tampak pada tabel
[image:37.612.168.506.232.706.2]2.2.
Tabel 2.2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Kerja
Prinsip-Prinsip Menimbulkan Motivasi
1.Menghapuskan sejumlah
pengawasan seraya
mempertahankan
pertanggungjawaban.
2.Meningkatkan
pertanggungjawaban individu
atas pekerjaannya sendiri
3.Memberikan pekerjaan
dalam kesatuan lengkap
kepadan dan orang-orang
tertentu.
4.Memberikan tambahan
kekuasan bertindak dan
kebebasan bekerja kepada
seorang karyawan
5.Pembuatan periodik, yang
langsung tersedia bagi
Pertanggungjawaban dan
prestasi personal
Pertanggungjawaban dan
pengakuan
Pertanggungjawaban,
prestasi, dan pengakuan
Pertanggungjawaban,
prestasi, dan pengakuan
karyawan.
6.Memperkenalkan tugas
baru dan tugas yang lebih sulit
yang belum pernah
dilaksanakan oleh karyawan.
7.Membebankan tugas khusus
pada karyawan tertentu,
memberi kesempatan mereka
menjadi ahli.
Perkembangan,dan keinginan
belajar.
Pertanggungjawaban,
perkembangan,dan
kemajuan.
Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu
pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh
yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer
memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi,
tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota;
karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan.
Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan
dari mengeleminasi ketidakpuasan.
Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem
a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan
Teknik-teknik yang digunakan SPM harus memusatkan pada
pengukuran dan pelaporan yang baik tentang kinerja, pengakuan, kerja,
pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan.
b. SPM harus memperkaya tugas
Agar dapat memotivasi karyawan, maka teknik-teknik SPM harus
memusatkan pada usaha memperkaya tugas (job enrichment).
Memperkaya tugas adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh para manajer untuk merancang tugas sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi secara positif terhadap perasaan para karyawan terhadap
tugasnya dan membentuk kesempatan untuk peningkatan prestasi,
pengakuan, tantangan, dan pengembangan personal.
2.2.4.2.Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses untuk memotivasi dan
memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk melaksanakan
kegiatan organisasi dan selanjutnya mencapai tujuan organisasi. Ini
merupakan proses mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
tidak disengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau
Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian
manajemen yang terdiri dari struktur-struktur organisasi, wewenang,
tanggungjawab, dan konsepsi organisasi untuk memudahkan pelaksanaan
pengendalian dan suatu proses atau seperangkat tindakan yang dilakukan
untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya
(Anthony, dkk., 1993: 11). Struktur pengendalian dipusatkan pada
berbagai macam pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat
pertanggungjawaban mempunyai masukan dan keluaran. Sedangkan
kelompok proses sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas
penganggaran, operasi dan pengukuran serta pelaporan dan analisis saling
terkait dalam pelaksanaannya yang disertai dengan adanya keefektifan
system pengendalian manajemen guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Anthony, dkk., 1993: 26-29).
Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang
memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana dapat
dijalankan. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai
sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana.
Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama
untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat
dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu,
sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan , bertambahnya
Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 241),
sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para
karywannya, sehingga akhirnya akan mempengaruhi pula produktivitas
karyawan, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan.
Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan
dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X
beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi
daripada diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya
manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu
maupun perusahaan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu
maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan
imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan. Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk
menunjang efektivitas sistem pengendalian manajemen.
Menurut Supriyono (2000: 7) Perancang sistem harus mempelajari
dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh
memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi
yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi
mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi
dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal.
Semakin berkualitas sistem informasi yang diperoleh oleh suatu
perusahaan maka semakin baik efektivitas sistem pengendalian
manajemen yang diterapkan perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh secara signifikan dari sistem informasi terhadap
efektivitas sistem pengendalian manajemen
Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),
kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa
yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor
motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban,
perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip
meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri,
pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah
mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk
menyelesaikan masalah-masalah perusahaan.
Menurut Supriyono (2000: 2: 40) penganggaran adalah proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian
program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat
pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui
penganggaran.
Semakin baik komitmen manajer pusat pertanggungjawaban terhadap
anggaran maka semakin baik efektivitas sistem pengendalian manajemen
yang diterapkan perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh secara signifikan dari penganggaran terhadap efektivitas sistem
pengendalian manajemen.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu premis-premis, yaitu:
Premis 1 : Bahwa struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang,
penganggaran, serta pelaporan dan analisis mempunyai
pengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen
(Rachman, 2003).
Premis 2 : Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan
atasannya untuk menetapkan apa yang harus dilakukan manajer
dan bagaimana caranya. Hasil akhir negosiasi ini adalah
pernyataan tentang pendapat dan biaya yang direncanakan dan
disahkan untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan untuk
seluruh organisasi selama tahun anggaran (Anthony, 1993: 28).
Premis 3 : Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan
suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk
mengimplementasikan strategi secara efisien dan efektif dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. (Supriyono, 200: 325).
Premis 4 : Bahwa motivasi merupakan komponen dasar yang membawa
dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di
dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak
terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha
(Soeherman, 2004).
Premis 5 : Teori X beranggapan bahwa pada umumnya
manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan,
manusia tidak senang menerima tanggung-jawab, manusia
bersifat malas dan selalu ingin aman. (Teori X pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1960) yang dikutip dari Supriyono
2000: 241))
Premis 6 : Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka
bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan
kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan. (Teori Y pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1967) yang dikutip dari Supriyono
2000: 242)).
Dari premis-premis tersebut dapat disusun suatu diagram pikir yang
[image:45.612.158.534.355.477.2]digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Diagram Pikir
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Diduga bahwa ada pengaruh Sistem Informasi dan Penganggaran
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen pada PT. PELINDO
III.
Penganggaran (X2)
Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y)
Sistem Informasi (X1)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi ooperasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pertanyaan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep
penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara
dan satuan pengukuran variabelnya (Anonim, 2003: IV-10).
3.1.1 Definisi Operasional
Berdasarkan uraian diatas, variabel-variable yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel
terikat. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y), sedangkan variabel-variabel bebasnya
adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi (X1)
2. Penganggaran (X2)
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai
berikut:
1. Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)
Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan suatu
sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan
strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Indikatornya adalah misi dan visi, perecanaan (program),
dan interaksi (hubungan). Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003),
sebagai berikut :
1. Misi dan Visi yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi
mampukah tercermin dalam kegiatan operasi?
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah perencanaan kegiatan yang sudah
dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan?
3. Apakah interaksi (kerjasama) yang baik dalam berorganisasi
mampu meningkatkan efektivitas kinerja Bapak/ Ibu?
4. Pengendalian manajemen yang Bapak/ Ibu terapkan, apakah
betul-betul mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan
dalam bekerja?
2. Sistem Informasi (X1)
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Indikatornya adalah data
dan proses. Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003), sebagai berikut:
1. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibi terima mampu
dikoreksi atau diseleksi dengan baik?
2. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu terima mampu
3. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu proses dengan baik
mampu menghasilkan informasi yang baik pula?
4. Apakah informasi yang Bapak/ Ibu hasilkan mampu
memuaskan bagi pengguna informasi?
3. Penganggaran (X2)
Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian program. Indikatornya adalah
pelaksanaan anggaran. Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003), sebagai
berkut:
1. Menurut Bapak/ Ibu, apakah Bapak/ Ibu mampu mengajukan
usulan yang baik dalam proses kegiatan?
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah anggaran yang Bapak/ Ibu
ajukan sudah realistis?
3. Apakah Bapak/ Ibu mampu melaksanakan pemantauan yang
baik dalam pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung?
4. Apakah tingkat tindakan koreksi Bapak/ Ibu terhadap
pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan
3.1.2. Pengukuran Variabel
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh
Dodyk (2003). Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan
skala Semantic Differensial. Skala ini tersusun dalam satu garis
kontinum dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri
atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah skala interval.
Skala menggunakan nilai lima point (Sugiyono: 2006: 12 ). Jawaban
dengan nilai satu berarti sangat tidak mampu dan nilai lima berarti
sangat mampu.
Skala Pengukuran Interval
Sangat tidak
Sangat mampu mampu
3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Obyek dan Populasi
Obyek yang di gunakan dalam ini adalah PT. PELINDO
III, populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu
kepala divisi, sub divisi sebanyak 32 orang, General Manager dan
Deputi General Manager tidak termasuk dalam responden penelitian
ini.
Tabel 3.1 Jumlah Kepala Divisi, Kepala Sub Divisi
No Unit Kerja Kepala
Divisi Kepala Sub Divisi Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Divisi Bewaking
Divisi Teknologi dan Informasi
Divisi Komersial / PPSA
Divisi P. Terminal
Divisi Pelayanan
Divisi Personalia dan Umum
Divisi Keuangan
Divisi Teknik
Divisi Aneka Usaha dan Properti
- 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4
Total 8 24 32
3.2.1 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk itu sample yang di ambil dari populasi harus
betul-betul representatif (Sugiyono 2006 : 57).Dalam penelitian ini untuk
melakukan ukuran sample digunakan rumus slovin yang dikutip dari
Umar (2003 : 102).Teknik sampling yang digunakan adalah random
sample
Rumus : n = 1 Ne2
N
Keterangan : n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan yaitu 50%.
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh
32
n =
1+32(0.05)²
= 29,6 = 30
dibulatkan
Jadi total responden adalah sebanyak 30 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Memuat penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan sebelum
diolah dan dianalisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primeryang diperoleh langsung melalui survey, wawancara langsung, dan
3.3.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari PT. PELINDO III dan para manajer
yaitu kepala divisi dan kepala sub divisi sebagai responden.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada
pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya
terutama yang berhubungan dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dalam penilitian ini juga dilakukan pengumpulan
dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada
responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan
dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban
diberikan nilai. Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai
3.4. Uji Validitas, Uji Realibilitas, dan Uji Normalitas 3.4.1. Uji Validitas
Menurut Sumarsono (2004: 31) uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh pada masing-masing butir
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas. Dan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% berarti
pernyataan valid.
b. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% berarti pernyataan
tidak valid.
3.4.2. Uji Realibitas
Menurut Ghozali (2006: 41) realibitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpha. Dan
kriteria pengujian sebagai berikut:
b. Jika nilai alpha <0,60 berarti pernyataan tidak reliable
3.4.3. Uji Normalitas
Menurut Sumarsono (2004) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat
dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov.
Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah:
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%
maka distribusi adalah tidak normal.
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %
maka distribusi normal.
3.5. Teknik Analisis 3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006: 91) uji multikolonieritas bertujuan untuk
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adaanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF >10.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Alat uji yang digunakan adalah Rank
Spearman. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105).
Menurut Santoso (2001: 208), untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas adalah:
- Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
3. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006: 95) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka perlu dilihat tabel
[image:56.612.158.507.287.476.2]Durbin Watson. Sebagai berikut:
Tabel 3. 2: Ketentuan Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 - dl < d < 4
4 - du ≤ d ≤4 – dl
du < d < 4 – du
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif
Sumber : Ghozali ,2006 : 96
Uji ini tidak digunakan sebab data yang digunakan dalam penelitian ini
bukan data time series.
3.6. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian diatas, maka teknik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dengan
persamaan sebagai berikut:
Y =
β
o +β
1X
1 +β
2X
2 +u
1(Gujarati, 1995: 130).
Keterangan:
Y Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
X
1 = Sistem InformasiX
2 = Penganggaranβ
o = Konstantaβ
1 = Koefisien Regresi VariabelX
1β
2 = Koefisien Regresi VariabelX
2u
1 = Faktor Kesalahan Baku3.6.1. Uji Hipotesis
Untuk menguji kesesuaian model guna mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat di gunakan.
0 3 2 1 :
0
H (Model regresi tidak cocok)
H0 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi cocok)
2. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat kebebasan (n-k), dimana n= jumlah pengamatan, k= jumlah
variabel.
3. Dengan F hitung sebesar.
F hit =
) /( 1 1 / 2 2 k n R K R Keterangan:
F hitung = Hasil perhitungan
R2 = Koefisien determnan
n = Jumlah Variabel independent
k = Jumlah variabel bebas
4. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho diterima.
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 Ho ditolak.
Sumber. Anonim 2003, Pedoman Penyusunan usulan Penelitian dan
Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “ VETERAN” Jawa
Timur.
Untuk membuktikan pengaruh yang nyata variabel bebas terhadap
1. Uji t dengan prosedur sebagai berikut:
0 3 2 1 :
0
H (Tidak terdapat pengaruh yang nyata
variabel bebas terhadap variabel terikat)
H0 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang nyata variabel
bebas terhadap variabel terikat)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat
bebas (n-k), dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel
3. Dengan nilai t hitung :
) (bj Se
bj thit
Keterangan :
hit
t : Hasil perhitungan
bj : Koefisien regresi
Se(bj) : Standart Error
4. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho diterima
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 Ho ditolak
Sumber. Anonim 2003, Pedoman Penyusunan usulan Penelitian dan
Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “ VETERAN” Jawa
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1.
Sejarah Singkat PT. Pelindo III
Bentuk perusahaan pelabuhan dalam perkembangannya telah
mengalami beberapa kali perubahan, pada awalnya PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia III merupakan perusahaan Jawatan (Pejan) Pelabuhan
ini dititikberatkan pada pelayanan masyarakat (Publik Service), sehingga
tidak semata-mata mencari keuntungan. Namun demikian juga tidak
meninggalkan prinsip ekonomi dan efektivitas.
Perubahan bentuk selanjutnya menjadi “Badan Usaha Pelabuhan”.
Ciri pokok kegiatan pengolahan Badan Pengusahaan Pelabuhan tidak jauh
berbeda dengan perusahaan Jawatan Pelabuhan yaitu masih memfokuskan
pada pelayanan umum pada masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.16 Tahun 1983, terjadi lagi perubahan bentuk perusahaan
dari “Badan Pengusahaan Pelabuhan” menjadi “Perum Pelabuhan III”.Ciri
pokok kegiatan usaha Perum Pelabuhan III yaitu di samping melayani
kepentingan umum juga sekaligus mencari keuntungan
Perusahaan Umum Pelabuhan III bertugas meangelola 36
pelabuhan dengan rincian sebagai berikut :
1.
Propinsi Jawa Timur meliputi : Tanjung Perak, Gresik, Pasuruan,
Probolinggo,Panarukan, Meneng, Tanjung Wangi dan Kalianget.
2.
Propinsi Jawa Tengah meliputi : Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
Tegal, dan Tanjung Intan Cilacap.
3.
Propinsi Bali meliputi : Pelabuhan Benoa dan Celukan Bawang
4.
Propinsi NTB meliputi : Lembar, Badas dan Bima
5.
Propinsi NTT meliputi : Pelabuhan Tenau Kupang, Waingapu Ende,
Maumere dan Kalabahi.
6.
Propinsi Kalimantan Selatan meliputi : Pelabuhan Banjarmasin dan
Kotabaru.
7.
Propinsi Kalimantan Tengah meliputi:Pelabuhan Kuala Kapuas,
Pulang Pisau, Samudra Sampit, Kuala Pembuang, Kumai, Pangkalan
Bun & Sukamara.
8.
Propinsi Kalimantan Timur meliputi : Pelabuhan Balikpapan,
Samarinda, Tarakan dan Nunukan.
Dari 36 pelabuhan tersebut, 32 pelabuhan berstatus cabang dan 4
pelabuhan berstatus kawasan dimana pembunaannya menjadi tanggung
jawab dari pelabuhan cabang terdekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.6 Tahun 1985, jumlah pelabuhan yang dikelolaPerum Pelabuhan III
berkurang menjadi 32 pelabuhan dengan rincian 28 pelabuhan dengan
status cabang dan 4 pelabuhan dengan status kawasan.
Selanjutnya Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun
1991, terjadi perubahan bentuk lagi menjadi PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia III. Perubahan bentuk badan hukum perusahaan tersebuttidak
yaitu masih tetap sama sejumlah 38 pelabuhan. Kegiatan usaha
pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia III difokuskan untuk memupuk
keuntungan perusahaan dan sepenuhnya tunduk pada Undang-undang No.
1 Tahun 1995 beserta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengaturan tentang kelas pelabuha cabang, kawasan, dan Unit
Pengusahaan Perusahaan (UPP) didasarkan pada Keputusan Direksi.
Pengaturan yang berlaku sekarang adalah berdasrkan Surat Keputusan
Direksi No. KEP. 16A/RPIII16/P/III-97. Dengan penetapan itu, pada saat
ini PT. Pelabuhan Indonesia III membawahi 2 UPP dan 19 cabang dengan
21 pelabuhan kawasan.
Adapun jasa-ja