• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan sebagai Cara Mendapatkan Kehidupan yang Layak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendidikan sebagai Cara Mendapatkan Kehidupan yang Layak"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN SEBAGAI CARA MENDAPAT

KEHIDUPAN YANG LAYAK”

Disusun oleh :

Nama : Dewi sartika

Kelas : 1B Pend Bahasa Inggris

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai pendidikan sebagai cara mendapatkan kehidupan yang layak.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan sran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruksi dari pembaca sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata smoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Garut, 11 november 2014

(3)

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

BABII

2.1 Pengertian

2.2 Penjelasan

BABIII

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu

berkembang dalam pendidikan. pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi orang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan adalah pendidikan di lingkunga keluarga, lingkungan sekolah, kemudian lingkungan masyarakat.

Pendidikan di lingkungan keluarga, seorang anak yang di sayang akan menyayangi keluarganya sehingga anak akan merasakan bahwa anak

dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan yang membangun dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu dan saling menghargai sehingga dapat mendukung perkembangan anak. Di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum bertumbuh dan berkembang adalah orang tua sehingga kita dapat mencintai-dicintai, menerima-diterima, menghargai-dihargai, dan menghormati-dihormati sebagai manusia. Itulah pentingnya mengapa kita harus menjadi orang yang terdidik di

lingkungan keluarga.

Pendidikan di lingkungan sekolah, pendidikan ini merupakan pendidikan yang kedua. Guru sebagai media pendidik memberikan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Peran guru sebagai pendidik merupakan peran pemberi bantuan dan dorongan, serta tugas tugas yang berkaitan dengan

mendisiplinkan anak agar anak dapat mempunyai rasa tanggung jawab dengan apa yang dia lakukan. Guru juga harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup untuk menarik minat anak.

(5)

Selain pendidikan untuk kharakter seperti yang telah di jelaskan di atas kualitas pendidikan yang kita tempuh tentu sangat penting bagi masa depan kita untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Bila kita tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang tidak memadai bukan menjadi hal yang mustahil bila masa depan kita menjadi suram. Disinilah pentingnya manfaat pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas kita sehingga kita akan mampu untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Pada tataran individu, fungsi pendidikan tentu sangat jelas dengan mendapatkan pendidikan yang baik kita akan mendapat pekerjaan yang lebih baik pula. Saat ini mencari pekerjaan sangatlah sulit karena

persaingan yang sngat ketat bila kita tidak mempunyai latar belakang

pendidikan yang kurang baik maka kita akan kalah bersaing dengan pencari kerja lain yang latar belakang pendidikannya lebih baik dari kita. Semakin baik jenjang pendidikan kita di harapkan akan semakin besar peluang untuk

medapatkan pekerjaan yang baik dengan gaji yang memadai untuk memungkinkan kita mendapatkan taraf hidup yang lebih baik.

Tidak hanya bekerja di perusahaan orang lain, jika kita membuka peluang usaha sendiri tentunya di harapkan jenis perusahaan yang kita bangun akan lebih kreatif dan inovatif dan perkembang perusahaan kita akan lebih pesat dari perusahaan orang lain yang taraf pendidikannya lebih rendah dari taraf

pendidikan yang kita miliki. Sehingga tanpa bekerja di perusahaan orang lainpun kita sebagai orang yang taraf pendidikannya lebih baik dari orang lain dapat hidup lebih layak dengan ilmu yang telah kita miliki di jenjang

pendidikan. Bahkan, dapat membantu orang lain dengan cara membuka lapangan kerja untuk orang lain.

Dalam tingkatan terentu, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari pekerjaan. Hal ini benar adanya karena pendidkan memang tidak hanya

ditujukan untuk mendapat kerja yang lebih baik. Pendidikan juga mengasah kemampuan dan keterampilan kita dalam menghadapi masalah dan

menyelesaikan dengan cara yang cepat dan tepat. Selain itu dalam status sosial juga biasanya berbeda. Masyarakat biasanya menganggap orang yang

sekolahnya tinggi adalah orang yang pintar dan selalu di perlakukan lebih istimewa dari orang lain sehingga kita mendapatkan perlakuan yang layak di masyarakat.

(6)

pihak yang peduli terhadap pendidikan sebagai usaha untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagai manusia pasti harapan kita adalah mendapatkan kehidupan yang layak. Kehidupan yang layak dalam bidang sosial, layak dalam pendapatan material, layak dalam kebutuhan sandang pangan papan, maupun layak dalam pekerjaan. Ada banyak syarat untuk mendapat kehidupan yang layak. Salah satu hal yang penting untuk mendapat kehidupan yang layak itu adalah dengan pendidikan. Pendidikan dinggap salah satu cara yang sangat penting untuk mendapat kehidupan yang layak pada maa modern ini. Namun ada kendala kendala untuk memperoleh pendidikan sebagai cara mendapatkan kehidupan yang layak yaitu :

 Bagaimana kita mendapatkan pendidikan yang dapat mengantarkan kita kepada kehidupan yang layak?

 Pendidikan seperti apa yang dikira baik sehingga kita mendapat kehidupan yang layak?

 Tersediakan pendidikan yang baik untuk mendapat kehidupan yang layak di negara kita?

 Sudah meratakah pendidikan untuk mendapatkan kehidupan yang layak di negara kita?

(7)

BAB II

ISI

2.1 Pengertian

A. pendidikan

Pengertian Pendidikan

Dengan prkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak mengubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat

berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dari teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang

berkualitas dan berkharakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan mtuk mencapai suatu cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalamberbgai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kit untk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Pendidikan bia saja berawal dari semenjak bayi lahir seperti yang

dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membacakan bayi dalam kandungan dengan harapan mereka bisa mengajarkan bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti dari pendidikan formal. Eperti kata Mark Twain, “saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”

Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber :

(8)

berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan “pe” dn akhiran “an” maka kata ini memiliki arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (bapak pendidikan nasional indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala perbuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggot masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kbahagiaan setinggi tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranan di masa yang akan datang.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut H Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi mahluk manusia yang yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari kemanusiaan.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat di simpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaan dengan tujuanagar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan bantuan orang lain.

B. Hidup Layak

Pengertian Hidup Layak

Pengertian hidup yang layak yaitu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat pendukungnya, karena hidup layak pada dasarnya adalah konsep sosial. Dengan demikian, pengertian hidup layak bersifat dinamik dan perlu operasionalisasi dari saat ke saat untuk kepentingan penelitian emperis dan evaluasi kebijaksanaan. Semakin pesat pertumbuhan suatu masyarakat seperti yang di alami indonesia maka semakin mendesaklah pertanyaan tentang hidup layak. Setiap perubahan yang lahir dari usaha

(9)

Mempunyai kehidupan yang layak menjadi cita-cita setiap orang. Kata layak jika dikaitkan dengan kehidupan artinya wajar, pantas atau patut. Bahkan bisa mempunyai arti mulia atau terhormat untuk sesuatu yang berhubungan dengan kedudukan.

Penilaian hidup secara layak, tergantung pada persepsi masing-masing orang karena dengan rasa. Ada sebagian orang yang merasa hidupnya layak ketika sandang pangan papan sudah terpenuhi, artinya mereka dapat berganti pakaian, makan dua-tiga kali sehari, dan punya rumah asal bisa berteduh dari panas dan hujan. Atau sebaliknya, orang merasa sudah layak jika semua kebutuhan dan keinginannya sudah terpenuhi. Seperti keingan mempunyai rumah mewah, barang-barang mewah, baju bermerk, makan dengan makanan yang mahal dan enak, juga aktif dalam masyarakat sosialita.

Untuk medapatkan kehidupan yang layak perlu diupayakan dan di perjuangkan yang menurut saya, salah satu tahapan untuk mendapatkan layak adalah dengan berpendidikan. Jika kita sudah berpendidikan kemungkinan untuk dpat pekerjaan yang bagus sangat besar.

c. Pengertian Pendidikan Sebagai Upaya untuk Mendapatkan

Hidup Layak

Jadi menurut saya pendidikan sebagai upaya untuk mendapatkan hidup layak yaitu bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dengan bantuan orang lain sehingga pada masa depan anak dapat di lepas jadi pribadi yang mandiri, dapat mengurus dirinya maupun orang terdekatnya dengan usaha sendiri (pekerjaannya) sehingga mereka mendapatkan kehidupan yang layak

2.2 Penjelasan

A. Cara Mendapatkan Pendidikan yang Layak di Indonesia

Pendidikan adalah pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa. Tanpa pendidikan negara akan hancur disamping bidang lainnya. Suatu negara dikatakan maju jika pendidikan di negara tersebut berkembang pesat dan

(10)

menjadi tahu. Dengan pendidikan kita bisa meningkatkan potensi diri dan cara berpikir kita, bahkan dalam suatu riwayat dikatakan “jika mau bahagia di dunia harus dengan ilmu, jika mau bahagia di akhirat harus dengan ilmu, dan jika ingin bahagia di dunia dan akhirat harus dengan ilmu.” Disini di tekankan bahwa ilmu itu sangat penting dan utama, bahkan orang yang berilmu dan bermanfaat bagi orang lain lebih tinggi kedudukannya dibanding dngan seorang ahli ibadah, tetunya dengan di ikuti dengan keimanan dan ketakwaan. Salah satu cara untuk medapatkan ilmu adalah dengan pendidikan. Karena dengan

pendidikan seorang tidak akan mudah di bohongi dan ditipu daya. Cara berpikir orang yang berpendidikan dengan tidak bisa diketahui tentunya, seorang yang berpendidikan haruslah mencerminkan bahwa dirinya memanglah orang yang terdidik dan harus bisa bermanfaat bagi sekitarnya.

Pendidikan merupakan hal yang kompleks dan luas, sehingga muncul berbagai masalah. Pendidikan memerlukan suatu sistem yang benar-benar bagus dan berkualitas. Di indonesia menerapkan wajib belajar 9 tahun sedangkan seseorang di terima bekerja rata-rata mempunyai latar belakang pendidikan formal minimal SLTA atau sederajat.

Sedangkan pendidikan bukan hanya formal melainkan juga informal, dan keutamaan informal adalah pengembangn pola pikir yang lebih baik dan

bermartabat.

Konstitusi kita melindungi hak kita untuk mendapat pendidikan. Berikut ini beberapa sumber hukum yang melindungi hak kita untuk mendapat

pendidikan:

 Undang-undang dasar pasal 31yang berbunyai “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar an pemerintah wajib membiayainya.

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

(11)

budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahtraan umat manusia”

 Pasal 31 ayat (3) dan (4) menegaskan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mengusahakan penyelenggarakan pengajaran nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memprioritaskan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatandn belanja daerah (APBD)

 Ketentuan ketetapan majelis permusyawaratan rakyat (MPR) nomor XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia menegaskan jaminan hak atas pendidikan.

 Pasal 60 undang-undang nomor 39 tahun 1999 tantang hak asasi manusia memperkuat dan memberikan perhatian khusus pada hak anak untuk memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.

 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional. Dalam konteks pemenuhan hak atas pendidikan, negara menjadi pihak utama yang bertanggung jawab ntuk menjaminya

 Pasal 53 ayat (1) undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Terdapat penegasan bahwa negara (pemerintah) memiliki tanggung jawab memberikan biaya pendidikan atau bantuan Cuma-cma atau bantuan khusus bagi anak keluarga tidak mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

 Di tingkat internasional, kovenan intrnasional hak ECOSOB yang telah di ratifikasi indonesia melalui uu no 11 tahun2005, tentang hak atas

pendidikan negara memiliki kewajiban untuk :

1. Pendidikan dasar harus diwajibkan dan tersedia secara Cuma-Cuma bagi setiap orang

2. Pendidikan lanjutan dalam berbagai bentuknya, termasuk pendidikan teik dan kejuruan tingkat menengah harus tersedia secara umum dan terbuka bagi semua orang

3. Segala cara yang layak dan khususnya dengan menerapkan pendidikan Cuma-Cuma secara bertahap

4. Pendidikan tingkat tinggi harus bisa di capai oleh siapapu juga berdasarkan kapasitas, dengan caracara yang layak.

5. Pendidikan dasar harus sedapat mungkin di dorong atau

(12)

6. Pengembangan suatu sistem sekolah pada semua tingkat harus diupayakan secara aktif, suatu sistem beasiswa yang memadai harus dibentuk, dan kondisi-kondisi material staf pengajar harus ditingkatkan secara berkelanjutan.

Tetapi sayang sampai saat ini dalam pelaksanaannya belum semua terlaksana. Anak anak yang harusnya mendapat hak pendidikan terpaksa membantu orang tua untuk bisa bertahan hidup sehingga hak-hak dia sebagai anak terabaikan, begitupun yang dapat mengenyam pendidikan dasar hanya sekedar kewajiban dari orang tua. Sedangkan sisitem pendidikan yang setiap ganti pemimpi ganti sitem pendidikan, tanpa adanya kosisiensi mengembangkan yang sudah baik dan berjalan, sehingga tidak masuk sampai ke sistem terbawah yaitu warga negara tersebut. Sistem pendidikan yang seharusnya meningkakan sistem

kemimanan dan ketakwaan sera akhlak mulia kurang dirasakan alias tidak sampai sasaran.

Tugas untuk mengembangkan pendidikan tidak serta merta hanya tugas dari negara yang diwakili oleh pemerintah melainkan tugas semua elemen masyarakat tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Dan ini sebagian sudah di aplikasikan oleh orang-orang yang peduli akan pendidikan.

B. Pendidikan yang Baik untuk Mendapat Kehidupan yang

Layak

Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini berkaitan dengan mencari dan mengembangkan potensi-potensi yang harus dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagai Sumber Daya Manusia yang menjembatani perlembengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang harus di transfer kepada peserta didik guna mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari mampu mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasai sehingga pembangunan pendidikan nasional dapat terwujud dengan sempurna karena di isi oleh generasi muda yang berkualitas.

(13)

nasional yang telah digariskan, pembangunan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas yang harus diperhatikan dan dirancang sedemikian rupa serta berdasarkan pemikiran yang matang untuk mengimbangi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang

mendunia.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital serta merupakan suatu wadah yang sangat tepat di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta harus menjadi prioritas secara optimal dan berkesinambungan, agar kualitas peserta didik pada jenjang pendidikan dasar yang merupakan pondasi untuk jenjang pendidikan SMP benar-benar berkualitas serta memiliki kompetensi yang tinggal mematangkan setelah peserta didik yang bersangkutan pada jenjang pendidikan berikutnya, sehingga terlihat dengan jelas ada

kesinambungan antara jenjang pendidikan tingkat sekolah dasar dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama.

Perlu menjadi acuan dimana jenjang pendidikan sekolah dasar sangat menentukan tingkat keberhasilan peserta didik manakala yang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan pada SMP, mengingat hal di atas maka

pendidikan pada sekolah dasar harus benar-benar diupayakan seoptimal mungkin.

Keberhasilan pembangunan pendidikan nasional ditentukan oleh kualitas gurunya serta perangkat sekolah yang bertindak sebagai sumber daya manusia, sebagai roda penggerak tingkat keberhasilan pembangunan, sekolah dalam hal ini termasuk perangkat sistemdi dalamnya adalah merupakan pengambil

keputusan, penentu kebijakan, perancang, pemikir, perencana juga pelaksana terdepan sebagai pelaku control segaligus pengamat serta pengawas

pembangunan dalam bidang pendidikan.

Mengingat keberadaan sumber daya manusia merupakan syarat utama bagi keberhasilan pembangunan pendidikan dewasa ini, sehingga kualitas pendidikan harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga dapat mengimbangi kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejalan dengan perkembangan

(14)

menyeluruh dan berlangsung secara terus menerus, yang tentu saja tidak lepas dari arah kebijakan pemerintah dengan strategi pengembangan yang sudah sedemikian rupa di rancang sehingga peningkatan kualitas pendidikan merupakan kebijakan dan program yang harus dilaksanakan secara optimal.

Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dengan

peningkatan mutu pendidikan pada sekolah dasar, mengingat pendidikan sekilah dasar merupakan pondasi untuk pengembangan ke jenjang pendidikan

menengah pertama juga pada jenjang pendidikan selanjutnya, akan lebih sempurnalagi apabila orang tuaberinisiatif menyekolahkan anak-anaknya yang dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak, maka akan lebih efektiflagi dalam pengembangannya ketika peserta didik berada pada pendidikan dasar.

Jenjang pendidikan dasar pada sekolah dasar merupakan bentuksatuan pendidikan yang sangat urgen keberadaannya, dalam hal ini seorang anak tanpa menempuh sekolah pendidikan dasar maka yang bersangkutan tidak akan bias melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama apalagi pada jenjang pendidikan setingkat diatasnya. Keberhasilan peserta didik dalam menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya sangatlah ditentukan oleh standar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar, dengan demikian jelas, pemerintah dalam hal ini harus benar-benar jeli dan tanggap, agar senantiasa melakukan terobosan-terobosan untuk mengembangkan kompetensi yang harus dikuasai oleh guru sekolah dasar, hal ini dimaksudkan agar cita-cita yang ingin di capai untuk peningkatan mutu pendidikan dapat terwujud sesuai yang

tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional.

Berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar yang merupakan standar priritas untuk tingkat keberhasilan peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama juga menengah atas, ada dua hal yang harus dilaksanakan yang merupakan langkah yang harus dilaksanakan yaitu, sebagai langkah pertama adalah subtansi

peningkatan mutu pendidikan dan langkah berikutnya adalah strategi

peningkatan mutu pendidikan, yang lebih dipokuskan kepada pol dan strategi pengembangan sekolah dasar secara menyeluruh, selanjutnya dalam

peningkatan mutu pendidikan harus dipusatkan kepada pembinaan kegiatan belajar mengajar dalam berbagai komponen pendukungnya yaitu

(15)

a. Sekolah.

Sekolah adalah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang

didalamnya terdiri dari perangkat system yang terdiri dari ; pimpinan sekolah, guru yang bertindak sebagai obyek pelaku dan pengelola administrasi serta orang tua dari pesrta didik yang menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan tersebut.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professional dari pimpinan dalam mengendalikan perangkat di dalamnya dengan komitmen pada tugas pokok dan fungsi, mengingat pimpinan yang baik adalah seseorang yang tahu kecakapan yang dimiliki oleh mitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu

memposisikan harus dimana anak buahnya di tempatkan sesuai dengan keakhlian yang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga dapat dikatakan sebagai pimpinan yang professional.

Pendidikan sekolah dasar, mengemban misi sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembelajaran yang merupakan pondasi bagi peserta didik usia dasar, guru di sini mengemban tugas memberikan bekal sebagai kemampuan dasar sehingga peserta didik siap dan layak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah pertama. b. Peran Masyarakat Sekolah

Berbicara peserta didik, tidak lepas dari orang tua siswa yang bertindak sebagai subyek pelaku, pada posisinya ketika sekolah banyak melibatkan orang tua siswa, manakala sekolah menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan, dan dibuat orang tua untuk mengerti tentang program sekolah yang harus dijalankan maka pihak sekolah akan mendapat banyak kemudahan

dimana ketika orang tua secara prosedur sudah paham benar program-program sekolah yang harus dijalankan, maka peran serta orang tua yang tersangkut pinansial bias turut andil menjadi bagian yang berperan serta aktif turut

membangun pendidikan ini agar berjalan dengan maksimal, dan tanpa kendala yang berarti.

(16)

mengambil keputusan-keputusan yang akan dijalankan karena adanya partisipasi masyarakat dalam kafasitas orang tua dari peserta didik yang di sekolahkan pada sekolah kita.

Dengan kemudahan sekolah di dalam mengambil keputusan di dalam pengelolaan sekolah dalam rangka disentralisasi pendidikan, ditandai dengan adanya kewenangan pihak sekolah di dalam pengambilan keputusan yang notabene akan lebih leluasa dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia dengan pengalokasian sesuai dengan prioritas program agar sekolah lebih eksis terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah mengingat pasilitas

penunjang tersedia secara maksimal, hal ini dapat mempermudah dalam pentranferan ilmu pengetahuan , ketrampilan untuk mendapatkan kualitas pendidikan sesuai yang diharapkan.

c. Peran Peserta Didik.

Peran peserta didik sebagai subyek belajar adalah individu yang terdiri dari berbagai karakter, adat istiadat, lingkungan social, cara mendidik orang tua juga pariatif, dengan tingkat daya nalar serta kecerdasan yang tentu saja

berbeda, dan hal ini merupakan acuan serta sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk lebih mengenal lagi keberadaan peserta didik sebagaiindividu dengan cirri-ciri seperti ; dalam diri peserta didik ada syaraf yang memiliki fungsi rasional dan secara reflex menggerakan tingkah laku intelektual sebagai makhluk social, secara individu peserta didik memiliki potensi dan kompetensi walaupun dalam keterbatasan, dalam hal ini peserta didik sebagai makhluk social tidak lepas dariperilaku yang baik dan buruk, satu sisi lingkungan adalah penentu tingkah laku bagi peserta didik secara individu yang merupakan

pengalaman dari kemampuan untuk bergaul yang dipelajari, dengan demikian peserta didik adalah merupakan titik sentral dari target atau rancang bangun system yang akan kita jalankan.

(17)

dengan proses sehingga memiliki suatu kecakapan disamping melalui proses belajar maka bentuk –bentuk kemampuan yang ada secarakodrati dengan sendirinya akan muncul, sehingga peserta didikmenguasai kecakapan khusus yang alami dan tampak setelah proses belajar mengajar di laluinya secara bertahap.

Ada yang harus kita perhatikan sebagai pemenuhan darikebutuhan peserta didik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan tujuan untuk

menginformasikan materi pelajaran dengan dilengkapi oleh kelengkapan sarana prasarana, sehingga materi pelajaran yang diinformasikan dapat dipahami

dengan jelas karena diserasikan dengan pasilitas yang memadai. Dalam hai ini perlu diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan peserta didik seperti :

 Kebutuhan jasmani dan rokhani

 Kebutuhan sosial

 Kebutuhan intelektual

Dengan demikian kita selaku guru akan lebih mudah apabila hal-hal diatas menjadi bahan pertimbangan untuk mensikapi kelangsungan pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sehingga peserta didik dalam

pertumbuhan serta perkembangannya dapat berjalan dengan normal dan

mencapai tujuan yang diharapkan baik oleh pihak orang tua murid, sekolah juga pemerintah sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai. Untuk mempermudah penstranfera ilmu pengetahuan dan ketrampilan juga pesan moral yang akan disampaikan kepada peserta didik maka seyogyanya guru memperhatikan keberadaan individu tiap peserta didik, dengan cara mengenal lebih dekat hal-hal yang berkaitan dengan ;

 Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan

 Cara belajar peserta didik

 Usia Peserta didik

 Tingkat Kematangan

 Spektrum dan ruang lingkup minat

 Lingkungan social ekonomi

 Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan

 Inteligenesia

 Keselarasan dan sikap

 Prestasi belajar

(18)

Dengan mengenal hal-hal diatas, dapat mempermudah guru untuk menjlankan tugasnya dalam mengajar sekaligus mendidik serta

mengembangkan metode pembelajaran sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

d. Peran Guru sebagai Sebagai Tenaga Profesional.

Guru adalah merupakan bagian terpenting yang berperan dalam

pemberdayaan peserta didik, mengingat guru memiliki andil besar dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian guru memiliki andil besar yang berkewajiban untuk berperan aktif dalam menempatkan tuntutan masyarakat akan kompetensi yang harus di kuasai oleh peserta didik, dengan memposisikan diri sebagai tenaga professional dalam arti bahwa guru memiliki tanggung jawab untuk membentuk bakat, minat serta prestasi peserta didik sehingga menguasai suatu kecakapan yang dapat bermanfaat kelak kemudian hari, sebagai generasi bangsa yang punya nilai jual dan siap untuk menjadi manusia yang produktif serta tepat guna.

Guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa guru sebagai tenaga pendidik yang secara umum diartikan bahwa profesi guru adalah pekerjaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cirri dari pekerjaan professional guru adalah memiliki profesi filosofis dan ketanggapan yang bijak dengan kompetensi yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, dengan ketelitian serta kecermatan dalam menentukan langkah serta sikap pada saat berhadapan dengan peserta didik.

Guru dengan profesinya memiliki hal-hal dalam ukuran serta criteria seperti ;

Spesial dengan latar belakang teori yang luas, dalam arti bahwa seorang guru berwawasan luas, dan berkeakhlian khusus yang handal.

Profesi guru merupakan karir yang dibina secara organistor dalam arti bahwa guru memiliki hak otonomijabatan, dengan kode etik jabatan, serta merupakan karya bakti seumur hidup.

(19)

Profesiguru dengan kriterianya , akan membawa konsekensi yang

fundamental terhadap lajunya program pendidikan yang berlangsung, terutama yang berkaitan dengan tenaga kependidikan, hal ini mengandung arti bahwa keberhasilan program pendidikan tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat secara keseluruhan, baik sebagai sumber asal maupun sumber daya atau sebagai yang berkepentingan dengan kelangsungan keberhasilan peserta didik, hal ini harus di jadikan sebagai kajian olehsemua unsure terkait dalam tingkat

keberhasilan kualitas pendidikan seperti yang tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional yang telah di gariskan.

e. Peran Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing.

Guru dengan jabatan fungsionalnya, sebagai tenaga kependidikan

profesional dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat sebagaifigurdari seseorang yang memiliki segudang prestasi dengan sejumlah ilmu

pengetahuandan teknologi dalam artian guru adalah gudangnya ilmudan kepercayaan itu berlaku sampai akhir hayat.

Seseorang dengan sebutan guru tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran saja, dalam hal ini guru hendaknya mampu secara maksimal meunjukan kepiawaiannya dengan lebih kepada menunjukan figur dengan kepribadian guru disertai tingkat kedewasaan yang matang, guru juga harus mampu memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi peserta didik, teman, sahabat, juga lawan bicara yang menyenangkan sehingga peserta didik akan merasa nyaman bila berhadapan dengan kita dalam figur guru.

Dalam keseharian di lapangan guru tidak hanya menguasai dan menyampaikan materi pelajaran saja tapi selebihnya adalah membimbing , mengarahkan, membina peserta didik sehingga memiliki karakter yang terpuji, melalui mendidik , seorang guru dapat dengan mudah secara bertahap

menanamkan nilai-nilai moral yang tidak lepas dari contoh-contoh yang guru lakukan sehingga akan menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Pada saat ini peran guru sebagai pengajar sangat terlihat dengan jelas, hal ini akan

memberikan kesan secara umum bahwa guru cenderung hanya mengejar tingkat keberhasilan peserta didiknya hanya terpokus pada nilai-nilai dari mata

pelajarannya saja, kurang memperhatikan tingkah laku atau tindakan moral peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.

(20)

bertempat tinggal, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai pendidik maka sosok guru adalah merupakan sosok dari pribadi yang terintegritas, seorang guru dalam posisinya sebagai pendidik berarti sekaligus didalamnya sebagai pembimbing, mengingat arahan, pembinaan yang di lakukan oleh seorang guru merupakan bagian dari serangkaian upaya pendidikan yang mutlak harus

dilakukan.

Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan baik yang berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah, guru memiliki dua fungsi yaitu fungsi morl dan fungsi kedinasan, intinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan kedinasan ataupun diluar keinasan yang lebih peka terbca adalah fungsi moralnya dengan status guru yang tidak bias dilepaskan dalm kehidupan sehari-harinya, sehingga guru pada posisinya sebagai pembimbing dan juga pendidik nuansa fungsi moral mewarnai dlam wujud pekerjaan yang mutlak sebagai abdi negara karena nilai pinansial bagi guru harus dikesampingkan, guru sebagai abdi Negara senantiasa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Panggilan dari hati nurani

 Senantiasa menyayangi dan mencintai peserta didik

 Menerima peserta didik dengan segala kekurangan dan kelemahannya

 Tidak memilah keberadaan peserta didik

Menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru dengan penuh rasa tanggung jawab secara maksimal dan menyadari sepenuhnya akan tugas dan fungsi sebagai guru.

Pendidikan adalah upaya yang harus di jalankan oleh guru dalam memimpin peserta didik secara umum mencapai pertumbuhan serta perkembangan peserta didik kearah pendewasaan dengan sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang di tempuh peserta didik sehinggga peserta didik mampu memilah antara benar dan salah, baik dan buruk serta memiliki nilai moral yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga punya bekal kecakapan untuk masa depan peserta didik dengan sendirinya.

(21)

sekolah kita punya perangkat system yang memiliki kualitas standar seperti yang diharapkan oleh pemerintah keberhasilan dalam bidang pendidikan dengan kuaitas yang menjanjikan.

Sebagai usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan di awalai oleh pemberdayaan perangkat system dengan tugas pokok masing-masing dan komitmen yang dijlin sebagai tingkat keberhasilan awal, tentu saja tidak lepas dari peningkatan mutu

pendidikan tenaga kependidikannya dengan secara berkesinambungan seiring dengan lajudan berkembangnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat seimbang dalam pentransferan ilmu pengetahuan, ketrampilan , juga nilai-nilai moral yang harus diterapkan kepada peserta didik.

Sehubungan dengan hal diatas guru seyogyanya memiliki beberapa hal yang merupakan kompetensi yang memang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, ketrampilan serta sikap kepada peserta didik, seperti ;

a. Memahami dan memposisikan diri sebagai guru dengan kedewasaan yang matang dan kepiwaian daya nalar serta wawasan, sehingga dengan sendirinya dapat menumbuhkan kharismatik diri.

b. Mengenal jati diri peserta didik dengan segala kekurangan serta kelebihannya dengan tidak memilah standar social kehidupan peserta didik sehingga peserta didik merasakan kenyamanan yang alami manakala

berhadapan dengan guru.

c. Memiliki kecakapan yang handal dalam memberi bimbingan sehingga dapat menempatkan tingkat perkembangan peserta didik, baik perkembangan tingkat emosi, minat, bakat serta kecakapan khusus, juga prestasi-prestasi akademik, fisik serta social. Dengan mengetahui hal di atas maka guru akan mendapat kemudahan-kemudahan dalam mensikapi berbagai aspek yang dapat memudahkan bagi peserta didik menerima materi pelajaran yang diterapkan.

(22)

e. Guru hendaknya mengikuti tumbuh kembangnya dunia ilmu

pengetahuan yang pesat berkembang dan senantiasa inivatif, sehingga guru dapat secara tidak sadar membawa peserta didik untuk aktif mengikuti perkembangan iptek secara menyeluruh.

Berkaitan dengan peran dan fungsinya guru sebagai pengajar sekaligus, pendidik, pembimbing, maka guru memiliki peran ganda dalam memposisikan diri dilapangan manakala berhadapan dengan peserta didik. Kepiawaian guru dalam mentranfer ilmu pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai moral yng harus di kembangkan dan berbekas pada diri peserta didik menjadi suatu kecakapan yang harus dikuasai, guru hendaknya berusaha secara maksimal menciptakan suasana yang dapat membuat nyaman bagi peserta didik ketika berhadapan dengan kita, peserta didik harus memiliki rasa sadar bahwa guru adalah orang tua ke dua, bahwa guru adalah sahabat, dan bahwa guru adalah seseorang yang nyaman di ajak bicara sehingga pergaulan antara guru dan peserta didik akan tampak harmunis, dan ini bermanfaat untuk mncetak kualitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang harus di capai.

C. Wajah Pendidikan di Indonesia

Kita sebagai orang tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain. Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak agar tidak tertinggal atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang ide awal mengikuti les tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita sebagai orang tua. Benar tidak?

Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir berbahasa inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.

(23)

karakter pada anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan kognitif tidak penting, bukan seperti itu!

Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.

Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu apa sih pendidikan karaker itu?

Jadi, Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

(24)

bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi,

kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.

Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini

mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.

Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam

mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun

kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.

Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di

lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.

D. Mewujudkan Pendidikan Karakter yang Berkualitas

(25)

seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?

Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan

perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di

observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus

dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904)

“Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.

(26)

tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true

education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang

dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan

keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai

lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara

keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

(27)
(28)

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Untuk mendapatkan hidup layak kita tidak bisa mendapatkannya secara garatis dan cuma-cuma, tetunya kita harus berikhtiar dan berdoa untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Salah satu ikhtiar kita untuk mendapatkan kehiduan yang layak adalah dengan menempuh pendidikan sesuai bakat dan kemampuan yang kita miliki, sehingga kita dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Pemerintah telah menyediakan layanan pendidikan untuk setiap warga negara indonesia, meskipun belum maksimal tetapi alangkah lebih baiknya kita memanfaatkannya semaksimal mungkin sehingga dapa bermanfaat untuk hidup kita.

3.2 Datar Pustaka

http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/visi-misi-dan-strategi

http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816111/mutu-pendidikan-di-indonesia-masih-rendah

1. John Mccain,Mark salter,”Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia”Gramedia Pustaka Utama”Jakarta 2009

2. Heri Gunawan, S.Pd.I., M.Ag.” Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi” Alfabeta,Bandung,2011

3. Hamka Abdul Aziz,”Membangun Karakter Bangsa”Pustaka Al Mawardi.Surakarta,2011

4. Supriyoko,Pendidikan Karakter Membangun Peradaban,Samudera Biru, Jakarta2011

(29)

6. Yoyon Bahtiar Irianto,Kebijakan Pembaharuan Pendidikan,Rajawali Press,Jakarta,2012

Edi Suardi, Drs. , S Nasution Prof., Dr.,MA., M Moh Rifai Joedoprawiro., Administrasi dan Superpisi Pendidikan, Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1976. Rocman Natawijaya, Drs., LJ Moleong, Drs., MA., Psikologi Pendidkan.

Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn

Pendidikan dan Kebudayaan. Mei Tahun 1979

Engkoswara, Drs., M.Ed., Eddy Susanto Drs., Kalang MM., MA., S. Nasution Dr., Simanjuntak, IP., Prof., MA., Usaha Perbaikan dalam Bidang Pendidikan Dan Administrasi Pendidikan. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. 1 Januari Tahun 1972. Eddy Suardi. Drs., Suwardi. Administrasi Kekolah. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. Mei Tahun 1979.

Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar : Pendekatan Menyeluruh dan Desentralistis tentang Pola dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar Jakarta 2001.

Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar Jakarta 2001.

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Bekajar Mengajar. _Ed. I, Cet. II._ Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada sektor perbankan sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak

Diintegrasikan dengan masalah sebelumnya, kegiatan pengabdian masyarakat ini diarahkan pada pelatihan pengelolaan keuangan syari’ah untuk ibu-ibu majelis ta’lim yang

Masalah ITP ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium darah perifer yaitu adanya trombositopenia dan hasil BMP tahun 2005 yang menyatakan sesuai

[r]

2 Effendi Perangin, Hukum Agraria Indonesia, CV.. Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 yang merubah beberapa pasal, kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Agraria

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Pengelolaan lingkungan binaan wisata bunga pada kawasan daerah ekowisata kota Batu, Malang, adalah merupakan suatu model konsep pengelolaan lingkungan yang baik yang dikelola

Oleh karena itu, dengan penambahan bahan organik berupa pupuk kandang dan Crotalaria juncea diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil serta menurunkan