• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap keputusan pembelian ponsel qwerty (studi kasus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengguna ponsel Qwerty)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap keputusan pembelian ponsel qwerty (studi kasus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengguna ponsel Qwerty)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GRUP REFERENSI DAN KELUARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL QWERTY

(Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengguna Ponsel Qwerty)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

AGUS RIZAL NIM: 204081002203

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH GRUP REFERENSI DAN KELUARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL QWERTY

(Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengguna Ponsel Qwerty)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

AGUS RIZAL

NIM: 204081002203

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Cut Erika Ananda F, SE., MBA

NIP. 194906021978031001 NIP. -

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Hari ini, Kamis Tanggal Sebelas Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Uji Komprehensif atas nama Agus Rizal, NIM: 204081002203, dengan judul

skripsi “ANALISIS PENGARUH GRUP REFERENSI DAN KELUARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMEBELIAN PONSEL QWERTY (Studi

Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna Ponsel

Qwerty)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Maret 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Suhendra, S.Ag., MM Cut Erika Ananda F., SE., MBA

Ketua Sekretaris

(4)

Hari ini, Kamis Tanggal Enam Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Uji Skripsi atas nama Agus Rizal, NIM: 204081002203, dengan judul

skripsi “ANALISIS PENGARUH GRUP REFERENSI DAN KELUARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMEBELIAN PONSEL QWERTY (Studi

Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna Ponsel

Qwerty)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Cut Erika Ananda F, SE., MBA

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Suhendra, S.Ag., MM

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

 

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Agus Rizal

2. Tempat Tanggal Lahir : Aceh, 07 Oktober 1984

3. Alamat : Jl. Batu Ampar III RT. 007 RW.003 No.83

Kramat Jati-Jakarta Timur 4. Nomor Telepon : (021) 68714564

5. Status : Belum menikah

6. Agama : Islam

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Alamat Email : rijal_agus@yahoo.co.id

B. Data Pendidikan Formal

1.1991 - 1997 : SDN Gunung Rotan-Aceh

2.1997 - 2000 : SMPN Peulumat-Aceh

3.2001 - 2004 : SMK Bunda Kandung-Jakarta

4.2004 - 2010 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen

Pemasaran

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

C. Data Pengalaman Kerja

1. 2000 - 2001 : Buruh Bangunan di Bandung

(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT REFERENCE GROUP AND FAMILY DECISION ON PURCHASE OF PHONE QWERTY

(Student Case Studies of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Qwerty phone users)

This study aims to analyze the influence of reference group and family to the purchasing decision Qwerty phone.Data used in this study are primary data collected from the distributing questionnaires to 100 students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

which uses Qwerty phone.With the technique of sampling using convenience

sampling.The method of data processing using multiple linear regression method. From the results of this study can be seen that the variable reference group and family influence on purchase decisions.This is indicated by the value of Adjusted R Square of 29.6%, while the rest equal to 70.4% influenced by other variables that are not known. In this research, also known as partial reference group and family variables significantly influence the purchase decision variables. While simultaneously reference group and family variables significantly influence the purchase decision variables.

(7)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GRUP REFERENSI DAN KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL QWERTY

(Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna Ponsel Qwerty)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap keputusan pembelian ponsel Qwerty. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan ponsel Qwerty. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Convenience Sampling. Metode pengolahan data menggunakan metode regresi linear berganda. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square sebesar 29.6%, sedangkan sisanya sebesar 70.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Dalam penelitian ini juga diketahui secara parsial variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan secara simultan variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, shalawat serta salam kepada Nabi Besar

Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan

apa yang saya harapkan. skripsi ini disusun sebagai suatu syarat untuk mencapai

tahap kelulusan dalam proses perkuliahan, mudah-mudahan menjadi karya yang

spektakuler.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan

dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung

dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada:

1. Orang tua saya Bapak Amiruddin ali dan Ibu Rasimah yang telah

membesarkan, mendidik, membimbing mengasuh, membesarkan dan

mendoakan serta memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya,

sehingga tersusunnya skripsi yang menjadi persyaratan mencapai suatu

kelulusan.

(9)

dan Susi Apriana Amiras. yang sudah membantu saya dalam proses

tersusunnya skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan masukan, semangat, dan bimbingan dengan kesabaran.

5. Ibu Cut Erika Ananda F, SE., MBA., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan

penuh keikhlasan.

6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni.MM., Bapak Suhendra. S.Ag.,MM., Ibu

Rahmawati.SE.,MM., Bapak Indoyama Nasarudin,SE, MAB., dan seluruh

dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu nama nya yang memiliki peran yang sangat besar bagi

saya dalam proses perkuliahan.

7. Seluruh staf Akademik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah bekerja

dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah SWT.

8. Ahmad Saikin.SE., Firmansyah.SE., Dada suhada.SE. Gandi, Saipul alam,

Sulistiana, Arif marjuki, Sidqi ghozali, Haliman usman dan Kawan-kawan

angkatan 2004 yang sama-sama berjuang dan memberikan semangat sehingga

tersusunnya skripsi. Terus berjuang sampai tetes darah penghabisan..!

9. Sahabat terbaikku Utsman Afandi.SE., yang telah banyak membantu, selalu

memberikan dukungan dan sudah menjadi pendorong/motivasi semangat saya

(10)

10. Seluruh keluarga besar H. M. Amin dan Hj. Asmanah yang selalu

memberikan motivasi dan semangat baik dalam saya bekerja maupun dalam

perkuliahan.

11. Buat karyawan dan team yang selalu membantu bisnis saya terima kasih ya

atas dukungannya...!!!

12. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.

Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap

skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi

yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu

persembahan terbaik bagi para dosen-dosen dan teman-teman yang berada di

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu introspeksi diri,

saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya. Dan kekurangan hanya

terdapat pada diri saya, karena kebenaran sejati hanya milik Allah SWT saya

ucapkan terima kasih.

Jakarta, 05 Desember 2010

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACK ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Serta Bauran Dari Pemasaran ... 8

1. Pengertian Pemasaran ... 8

2. Bauran Pemasaran ... 10

B. Perilaku Konsumen ... 20

C. Faktor Lingkungan Sosial Konsumen ... 22

D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 29

(12)

F. Keterkaitan Antar Variabel ... 35

G. Kerangka Teori ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

1. Data Primer (Primary Data) ... 40

2. Data Sekunder (Secondary Data) ... 41

D. Metode Analisis ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 42

3. Uji Asumsi Klasik ... 43

4. Uji Hipotesis ... 45

E. Operasionalisasi Variabel ... 48

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Tentang UIN Syahid Jakarta ... 49

B. Karakteristik Responden ... 51

C. Hasil dan pembahasan ... 53

1. Hasil Uji Validitas ... 53

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 54

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55

(13)

c. Hasil Uji Normalitas ... 56

4. Hasil Uji Hipotesis ... 57

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 57

b. Hasil Uji t ... 58

c. Hasil Uji F ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi ... 63

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 32

3.1 Operasionalisasi Variabel 48

4.1 Deskripsi Responden Tahun Angkatan 51

4.2 Deskripsi Responden Usia 52

4.3 Deskripsi Responden Jenis Kelamin 52

4.4 Hasil Uji Validitas 53

4.5 Hasil Uji Reliabilitas 54

4.6 Hasil Uji Multikoliearitas 55

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 58

4.8 Hasil Uji t 59

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Model Perilaku Konsumen 20

2.2 Kerangka Teori 38

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas 56

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner 68

2 Jawaban Responden 72

3 Distribusi Frekuensi Pernyataan Tahun Angkatan 84

4 Distribusi Frekuensi Pernyataan Usia 85

5 Distribusi Frekuensi Pernyataan Jenis Kelamin 86

6 Distribusi Frekuensi Pernyataan Grup Referensi 87

7 Validitas dan Reliabilitas Grup Referensi (X1) 89

8 Distribusi Frekuensi Pernyataan Keluarga (X2) 90

9 Validitas dan Reliabilitas Keluarga (X2) 92

10 Distribusi Frekuensi Pernyataan Keputusan Pembelian (Y) 93

11 Validitas dan Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) 95

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini Handphone/ponsel bukan merupakan barang mewah lagi yang

hanya dimiliki oleh masyarakat yang cenderung kaya, dibandingkan ketika

dulu saat harga ponsel masih mahal, sekarang ponsel bak kacang goreng,

sampai pedagang kaki lima bahkan penjual koran pun bisa memilikinya.

Dewasa ini banyak sekali tipe ponsel, mulai dari yang berdesain Qwerty,

candy bar, dan desain lainnya. Harganya pun bervariatif mulai dari

Rp.100.000,- sampai belasan juta.

Kebutuhan akan alat komunikasi dewasa ini sungguh sangat tinggi.

Telepon seluler (ponsel) merupakan alat komunikasi yang berkembang sangat

pesat. Produk ponsel dewasa ini begitu variatif dan inovatif, dari smart phone,

walkman phone, sampai android (ponsel sebutan google) yang pada awal

tahun 2010 ini baru akan dikeluarkan. Konsumen dihadapkan untuk memilih

ponsel sesuai selera atau keinginan dan kebutuhan. Produk ponsel saat ini

tidak hanya berfungsi untuk komunikasi (telepon dan SMS), ponsel dapat

digunakan untuk akses data seperti googling, kirim atau terima email, sampai

untuk chating, dan buka Facebook, pemasar lebih jeli melihat kebutuhan pasar

konsumen.

Banyaknya vendor-vendor baru yang beroperasi dengan berbagai produk

(18)

dengan kebutuhannya. Persaingan untuk memberikan yang terbaik kepada

konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan.

Pilihan ada ditangan konsumen dan hal ini membutuhkan pemasar yang

creative yang mampu mengerti akan keinginan konsumen.

Dewasa ini, keberhasilan pemasaran suatu perusahaan tidak hanya

dinilai dari seberapa banyak konsumen yang berhasil diperoleh, namun juga

bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut. Perilaku konsumen

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan konsumen

terhadap produk yang bersangkutan, keyakinan terhadap referen serta

pengalaman masa lalu konsumen.

Meningkatnya kompleksitas dari kehidupan berarti bahwa konsumen

cenderung berada disegmen yang berbeda untuk aktivitas yang berbeda.

Contoh konsumen adalah mahasiswa, pola hidup yang dikelilingi informasi

membentuk berbagai persepsi mahasiswa untuk mengkonsumsi suatu produk.

Sikap terhadap merek dapat berubah seiring bertambahnya wawasan.

Konsumen yang cerdas dapat dilihat dimana pada setiap transaksi, konsumen

mungkin sudah melakukan riset produk dan perbandingan harga yang lebih

teliti daripada seorang asisten penjualan.

Ponsel yang saat ini sedang menjadi primadona yaitu ponsel yang

berdesain Qwerty, jenis ponsel ini telah mendominasi penjualan ponsel di

Indonesia pada tahun 2009 bahkan diprediksikan akan terus mendominasi

(19)

maupun dunia akan tetap memproduksi ponsel Qwerty,

(www.trendponsel.com, diakses tanggal 25 Oktober 2010 jam 20.09 WIB).

Hal itu terungkap dalam acara diskusi bertajuk “Tren Teknologi dan

Prospek Bisnis Seluler 2010 di Mall Artha Gading, Jakarta, Kamis

(26/11/2009). Dalam diskusi yang merupakan rangkaian acara ‘Cellular Fair

Harian Seputar Indonesia tersebut hadir sejumlah perwakilan produsen ponsel

seperti, Nokia, Venera, Taxco, dan HT Mobile.

Menurut Bussines Development Manager HT Mobile, Anton Angjaya

lifecycle ponsel-ponsel Qwerty masih panjang dan tetap akan terus

berkembang. Tentunya dengan berbagai kombinasi-kombinasi seperti

touchscreen atau sliding kata Anton. Desain Qwerty dapat memberikan

kemudahan dan kecepatan bagi pengguna, terutama untuk mendukung fasilitas

aplikasi situs jejaring. Product development Senior Manager PT Dinamika

Agung, Toni Bati mengatakan, pertumbuhan ponsel Qwerty diprediksi naik

35-40 persen. “Qwerty akan melesat di tahun 2010,” katanya.

Sejumlah produsen ponsel memang telah menyiapkan senjata ponsel

Qwerty untuk tahun 2010 mendatang. Taxco sendiri sebagai pemain ponsel

lokal mengungkapkan akan mengeluarkan sembilan ponsel Qwerty di tahun

mendatang. Saat ini kami baru memiliki dua ponsel Qwerty, seri VX 1 dan

VX2, tahun depan kami telah menyiapkan sembilan ponsel Qwerty dan tiga di

antaranya saat ini telah siap, VX 3, VX4, dan VX5,” ujar Adhi, Manager

Produk PT Mikro Teknologi Indonesia/Taxco (http//:techno okezone.com,

(20)

Pasar Qwerty di Indonesia sendiri memang masih terbuka cukup besar.

Data menunjukan pasar Qwerty di Indonesia baru 20 persen sedangkan

sisanya dikuasai oleh ponsel berdesain candy bar dan desain lainnya.

Penjualan Qwerty diperkirakan baru mencapai 1.7 juta, menurut analis pasar.

di sisi harga ponsel dengan harga satu juta rupiah masih diminati sekitar 40

persen konsumen Indonesia.

Kondisi pasar ponsel di tahun 2010 ini diperkirakan juga akan semakin

membaik setelah pada kuartal pertama 2009 sempat mengalami kelesuan

akibat krisis global yang melanda dunia. Usai kuartal pertama tahun 2009.

Penjualan ponsel pun mengalami peningkatan. Laporan firma riset Isuppli

Corp mengungkapkan, penjualan ponsel global pada kuartal kedua

(April-Juni) 2009 meningkat 4.7 persen dibandingkan kuartal pertama (Januari-Maret

2009).

Demand terhadap ponsel di Indonesia sangat tinggi, ini menurut data

dari Sony Ericsson, bahwa karakter pasar Indonesia yang cenderung

mengganti–ganti ponsel, siklusnya 6 bulan sampai 1.5 tahun. Di luar negeri,

biasanya membutuhkan 1.5 sampai 2 tahun untuk mengganti ponsel. Bahkan

di beberapa negara maju, ketika ponsel dijual bersama layanan operator,

tingkat pergantiannya lebih rendah lagi 4 tahun sekali. Dari data diatas,

Indonesia tingkat pergantiannya sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari

rata-rata dunia. Perilaku konsumen Indonesia ini sangat menarik

(21)

Banyak hal yang mempengaruhi keputusan pembelian. Diantaranya

stimuli pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang meliputi produk yang

unik, harga yang ditawarkan, promosi yang dilakukan, dan distribusi yang

mereka gunakan. Selain itu faktor lingkungan pun memberikan pengaruh yang

tidak kalah kuat terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan

pembelian.

Lingkungan sosial disini terbagi menjadi dua bagian yaitu lingkungan

sosial makro dan mikro, lingkungan sosial makro diantaranya budaya,

subbudaya, dan kelas sosial. Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu

organisasi, keluarga, grup referensi, dan media. Masing-masing dari faktor

tersebut akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sebagai

contoh kecil, teman dekat kita akan memberikan rangsangan pada kita ketika

dia menggunakan produk yang menarik, dan dengan senang hati teman kita

akan menjelaskan dengan sukarela ketika kita bertanya tentang produk yang

digunakannya. Secara tidak langsung kita telah mendapatkan informasi

tentang produk tersebut.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:492), komponen input dalam

model pengambilan keputusan konsumen mempunyai berbagai pengaruh luar

yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan

mempengaruhi nilai-nilai, sikap, dan perilaku konsumen yang berkaitan

dengan faktor lingkungan sosiobudaya mempunyai pengaruh besar terhadap

konsumen, yaitu mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana

(22)

terdiri dari berbagai macam pengaruh nonkomersial, keluarga, kelas sosial,

budaya dan subbudaya.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menulis dan

membahas lebih lanjut mengenai fenomena masyarakat dewasa ini dengan

judul: ”Analisis Pengaruh Grup Referensi dan Keluarga Terhadap

Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Pengguna Ponsel Qwerty) ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan

permasalah yaitu sebagai berikut:

1. Apakah grup referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian ponsel Qwerty?

2. Apakah keluarga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

ponsel Qwerty?

3. Apakah grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian ponsel Qwerty?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris tentang:

a. Untuk menganalisis pengaruh grup referensi terhadap keputusan

(23)

b. Untuk menganalisis pengaruh keluarga terhadap keputusan pembelian

ponsel Qwerty.

c. Untuk menganalisis pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap

keputusan pembelian ponsel Qwerty.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung

mempraktekan ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

b. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu

pendidikan khususnya pengetahuan dibidang pemasaran, dan

diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Perusahaan

Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan. Dan jika memungkinkan dapat dijadikan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Umum Serta Bauran Dari Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi terpendek

pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”.

Pemasaran merupakan suatu hal kegiatan yang penting untuk dilakukan

oleh setiap perusahaan, karena pamasaran adalah ujung tombak

kesuksesan dari suatu perusahaan. Dalam kegiatan pemasaran dapat

membantu proses konsentrasi dalam mengembangkan segala sumber daya

guna suatu peningkatan penjualan produk.

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler, 2007:6).

Menurut Joseph dkk, pemasaran adalah suatu aktivitas yang

bertujuan yang mencapai sasaran perusahaan dilakukan dengan cara

mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran

barang serta jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari

(25)

Setelah melihat berbagai persepsi dari definisi pemasaran di atas,

maka kita dapat melihat bahwa tidak terdapat suatu perbedaan persepsi

mengenai apa yang dimaksud dengan istilah pemasaran. Seiring dengan

perkembangan dalam perekonomian masyarakat, telah terjadi perubahan

dalam sikap atau paham tentang bagaimana kegiatan pemasaran

seharusnya dilaksanakan. Kegiatan pemasaran telah berkembang dari

kegiatan distribusi dan penjualan yang berorientasi pada produk menjadi

suatu falsafah yang lebih berorientasi kepada konsumen dimana falsafah

tersebut dilandasi dengan suatu sikap atau paham yang menyatakan

pemuasan kebutuhan konsumen (pembeli) adalah syarat mencapai tujuan

perusahaan. Falsafah tersebut kini telah menjadi pedoman bagi kegiatan

pemasaran yang berlandaskan pada suatu konsep yang jelas berkenaan

dengan pemasaran yang tanggap dan bertanggung jawab yang disebut

dengan konsep pemasaran.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:5), konsep pemasaran adalah

suatu konsep yang berorientasi pada konsumen yakni bahwa seluruh

kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan prioritas utama bagi

perusahaan. Konsep ini menunjukkan bahwa tugas utama perusahaan

adalah pemenuhan keinginan konsumen yang menjadi sasaran penjualan

karena itu segala perencanaan, kebijaksanaan dan kegiatan perusahaan

harus didasarkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli. Berhasil

(26)

bagian tersebut dan juga kemampuan untuk mengkombinasikan

fungsi-fungsi tersebut agar perusahaan dapat berjalan lancar.

2. Bauran Pemasaran

Tujuan manajemen pemasaran yang paling utama meliputi

tercapainya target penjualan, meraih pangsa pasar, menaikkan tingkat

pertumbuhan penjualan, melakukan penetrasi pasar, mendapatkan

rentabilitas, meraih citra dan reputasi pasar, melaksanakan

pertanggungjawaban sosial, dan mecari inovasi-inovasi baru. Untuk

melaksanakan pertanggangjawaban sosial, dan mencari inovasi-inovasi

baru. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan alokasi sumber-sumber daya

organisasi. Segenap kombinasi kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut

dinamakan bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi perencanaan

produk, penetapan harga, distribusi fisik, manajemen saluran distribusi,

dan promosi.

a. Produk

Menurut Kotler (2000:231), produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan

atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan

pasarnya, yang dimaksud dengan produk dalam kaitan ini adalah

seperangkat sifat-sifat yang nyata dan tidak nyata yang meliputi

bahan-bahan yang dipergunakan, mutu, harga, kemasan, warna, merek, jasa,

(27)

Menurut Sunarto (2004:134), ada lima hal yang harus diperhatikan

dalam pengembangan produk, sehingga dapat menstimuli konsumen

untuk melakukan pembelian. Kelima hal tersebut antara lain:

1) Atribut Produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkkan penentuan

manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dalam

bentuk atribut produk seperti kualitas, fitur, dan rancangan.

a. Kualitas produk berarti kualitas kerja atau kemampuan produk

untuk melaksanakan fungsinya. Perusahaan memilih tingkat

kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat

kualitas produk pesaing.

b. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan

dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang

memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai adalah

salah satu cara paling efektif untuk bersaing.

c. Rancangan dapat menjadi salah satu senjata bersaing yang

ampuh bagi perusahaan. Rancangan lebih dari sekedar kulit,

tetapi bagaimana mencapai rancangan produk yang member

kontribusi pada kegunaan suatu produk begitu juga

penampilannya.

2) Pemberian merek (branding)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain,

(28)

diharapkan dapat memberikan identitas dan membedakannya dari

penawaran produk pesaing (Kotler, 2000:236). Nama merek

membantu konsumen untuk mengidentifikasikan produk yang

mungkin menguntungkan mereka. Suatu merek menyampaikan enam

makna, yaitu: atribut, manfaat, nilai-nilai, budaya, kepribadian, dan

pemakai. Pemberian merek juga memberikan keuntungan kepada

penjual dan membantu penjual untuk melakukan segmentasi pasar.

3) Pengemasan

Desain dan pengemasan (packaging) merupakan proses yang

berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container)

dan pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan

kemasan meliputi: (1) sebagai pelindung isi (protection), (2) untuk

memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), (3)

memberikan daya tarik (promotion), (5) sebagai identitas (image)

produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah, (6)

informasi (labeling), dan (7) sebagai cermin inovasi produk.

4) Pemberian label

Label memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a. Label mengidentifikasikan produk atau merek.

b. Lebel menggambarkan beberapa hal mengenai produk:

perusahaan yang membuat, dimana dibuat, isinya, bagaimana

(29)

c. Lebel mempromosikan produk melalui angka gambar yang

menarik. Dewasa ini, label turut pula menyertakan keterangan

harga, masa kadaluarsa, dan kandungan gizi yang terkandung di

dalam produk.

5) Jasa pendukung produk

Penawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa

jenis jasa, yang dapat menjadi bagian dari penawaran total.

Perusahaan menggunakan jasa prndukung produk sebagai alat untuk

memperoleh keunggulan konpetitif. Perusahaan harus merancang

produk dan jasa pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan secara menguntungkan.

Suatu produk mungkin merupakan barang yang nyata, jasa, tempat,

orang, atau ide. Para konsumen pada kenyataannya membeli lebih dari

sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut. Mereka

membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang

dibelinya (Sastradipoera, 2003:65).

Menurut Paul dan Olson (2002:198), mendeskripsikan tujuh

karakteristik yang harus dimiliki sebuah produk baru agar sukses dalam

menjaring pelanggan. Ketujuh faktor tersebut antara lain:

1. Compability, adalah derajat kekonsistenan produk terhadap berbagai

kebutuhan konsumen yang berbeda-beda.

2. Trialability, dapat dicoba sehingga konsumen dapat mengetahui dan

(30)

3. Observability, kemampuan produk untuk dapat dilihat dan dirasakan

oleh orang lain.

4. Speed, adalah seberapa cepat keungulan dari produk dapat dirasakan

oleh konsumen.

5. Simplicity, adalah kemudahan produk untuk dimengerti dan

digunakan.

6. Competitive adventages, adalah memiliki keunggulan bersaing

dalam hal kelas, bentuk, dan merek.

7. Product simboly, adalah bagaimana tingkat kepentingan produk atau

merek bagi konsumen.

b. Harga

Harga menurut Joseph, et., al. (2002:246), adalah “….which is

given upon an exchange to acquire goods or service” (apa yang

diberikan sebagai alat tukar untuk mendapatkan barang atau jasa).

Sedangkan Kotler (2000:278), mendefinisikan harga sebagai sejumlah

uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang

konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki

atau menggunakan barang atau jasa.

Penetapan harga (pricing) meliputi kebijaksanaan manajemen

untuk menentukan jumlah uang yang akan dibebankan kepada para

konsumen dan perantara bagi produk yang dihasilkan perusahaan.

(31)

yang perlu disesuaikan, tergantung pada sifat khas penawaran kepada

pembeli.

Menurut Tjiptono (2002:67), mengemukakan bahwa harga dapat

ditetapkan dengan berbasis pada permintaan. Metode ini menekankan

pada faktor-faktor yang didasarkan pada berbagai pertimbangan antara

lain: (1) kemampuan pelanggan untuk membeli (daya beli), (2)

kemauan pelanggan untuk membeli, (3) posisi suatu produk dalam gaya

hidup pelanggan, (4) manfaat yang diberikan produk tersebut kepada

pelanggan, (5) harga produk-produk subsitusi, (6) sifat persaingan non

harga, (7) perilaku konsumen secara umum, dan (8) segmen-segmen

dalam pasar.

Terkadang perusahaan melakukan penyesuaian-penyesuaian

khusus terhadap harga dalam bentuk diskon, allowance, dan

penyesuaian geografis.

1) Diskon, merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual

kepada pembeli sebagai penghargaan dari aktivitas tertentu dari

pembeli yang menyenangkan bagi penjual.

2) Allowance, merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list

price) kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu

yang dilakukan pembeli.

3) Penyesuaian geografis, merupakan penyesuaian terhadap harga yang

dilakukan oleh produsen sehubungan dengan biaya transportasi

(32)

Menurut Boyd, et., al. (2000:219), harga mempengaruhi tingkat

permintaan. Sebagian besar konsumen mencari produk pengganti yang

lebih murah, misalnya dengan beralih ke merek lain. Salah satu aplikasi

prinsip perilaku konsumen yang utama dalam hal penetapan harga

adalah memprediksikan dampak perubahan harga terhadap konsumen.

Yaitu, bagaimana para konsumen akan bereaksi apabila perusahaan

menaikkan atau menurunkan harga produknya. Harga sebuah produk

atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar. Konsumen

sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah produk

terutama pada saat mereka harus membuat keputusan membeli

sedangkan informasi yang dimiliki tidak lengkap.

Menurut Tjiptono (2002:73), harga memiliki dua peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu (1) peranan

alokasi dari harga yang membantu para pembeli memutuskan cara

memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya, dan (2) peranan informasi dari harga yang

mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.

c. Tempat (Place)

Tempat merupakan unsur yang penting bagi perusahaan dimana

perusahaan melakukan kegiatan usahanya. Definisi tempat menurut

Saladin (2002:107), merupakan seperangkat lembaga yang melakukan

(33)

Tempat meliputi masalah membawa produk yang tepat ke pasar

sasaran seperti barang dan jasa bergerak ke tangan konsumen melalui

saluran distribusi. Jadi dapat didefinisikan bahwa tempat merupakan

seperangkat lembaga yang dipergunakan oleh perusahaan dalam

pemindahan kepemilikan dari produsen ke tangan konsumen.

Menurut Simamora (2001:36) tempat diartikan sebagai berikut:

”Bagi produsen tempat adalah bagaimana mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat, sedangkan bagi konsumen, tempat adalah kenyamanan atau kemudahan untuk memperoleh produk”.

Fungsi saluran distribusi atau tempat menurut Saladin (2002:108),

yaitu:

1. Penelitian (research), yaitu pengumpulan informasi penting untuk

perencanaan dan melancarkan pertukaran.

2. Promosi (promotional), yaitu pengembangan dan penyebaran

komunikasi pemasaran.

3. Kontak (contact), yaitu mencari dan menjalin hubungan dengan

calon pembeli.

4. Penyesuaian (matching), yaitu mempertemukan penawaran sesuai

dengan permintaan pembeli.

5. Negosiasi (negotiation), yaitu usaha untuk mencapai persetujuan

akhir.

6. Distrubusi fisik (physical distribution), yaitu transportasi dan

(34)

7. Pembiayaan (financing), yaitu permintaan dan penyebaran dana

untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.

8. Pengambilan resiko (risk taking), yaitu perkiraan mengenai resiko

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Dari penjelasan di atas maka tempat meliputi masalah membawa

produk yang tepat ke pasar sasaran seperti barang dan jasa, bergerak ke

tangan konsumen melalui tempat atau saluran distribusi.

d. Promosi (Promotion)

Promosi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh

perusahaan terhadap konsumen dan perantara, dengan tujuan

menyampaikan informasi yang bersifat memberitahukan, membujuk

dan mengingatkan kembali akan segala sesuatu mengenai produk yang

dihasilkan atau dipasarkan.

Namun Alma (2000:234), menyarankan tambahan 3 P untuk

bauran pemasaran, yang terdiri dari:

e. Orang (People)

Berarti orang yang melayani ataupun yang merencanakan

pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani

oleh orang, maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih, dimotivasi

sehingga memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

f. Bukti fisik (Physical Evidence)

(35)

akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan, perabot, bahkan

sampai ke pakaian seragam karyawan.

g. Proses

Proses ini terjadi diluar pandangan konsumen. Konsumen tidak

mengetahui bagaimana proses yang terjadi, yang penting jasa yang ia

terima harus memuaskan. Misalnya proses pemberian jasa yang

dilakukan oleh perusahaan berupa jasa dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ketahui bahwa bauran pemasaran

atau marketing mix terdiri atas barang (produk, price, place, promotion) dan

jasa (people, phsical evidence, proses) dimana bauran tersebut berguna untuk

diaplikasikan dalam sistem pemasaran suatu perusahaan.

Menurut Sutojo (2009:11), garis besar pengelolaan marketing mix yang

efektif adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen (strategi produk).

2. Menetapkan harga dan syarat pembayaran produk tersebut sesuai

dengan kesediaan konsumen untuk membayar (strategi harga).

3. Mengusahakan produk itu tersedia ditempat-tempat yang memudahkan

konsumen membelinya setiap saat membutuhkan (stratrgi distribusi).

4. Memberi tahu konsumen tentang keberadaan produk dipasar dan

secara terus menerus meyakinkan mereka bahwa produk tersebut

dapat memberikan kepusaan yang optimal (strategi promosi

(36)

B. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2005:202) titik tolak untuk memahami perilaku pembeli

adalah model rangsangan-tanggapan (stimulus-respond model). Rangsangan

pemasaran dan lingkungan masuk ke kesadaran pembeli. Karakteristik

pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan

pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada

kesadaran pembeli sejak masuknya rangsangan dari luar hingga munculnya

keputusan pembelian. Berikut gambar Model of Buyer Behavior:

Rangsangan Perilaku pasca Pembelian

Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah pembelian

Gambar 2.1

Model perilaku pembeli (sumber: Kotler, 2005:203)

Pada gambar Model of Buyer Behavior menjelaskan proses terjadinya

pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli, diawali dari

rangsangan pemasaran (marketing stimuli), yang terdiri dari:

1. Produk (Product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh

konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Harga (Price), yaitu seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen

dalam memperoleh manfaat produk yang diinginkan.

3. Distribusi (Place), yaitu bagaimana pendistribusian barang sehingga

(37)

4. Promosi (Promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga

keunggulan produk dapat disampaikan kepada konsumen.

Rangsangan marketing tersebut di atas dilengkapi dengan rangsangan

lain-lain:

1. Ekonomi: Daya beli yang tersedia dalam suatu perekonomian bergantung

pada pendapatan, yang tingkat dan distribusinya berbeda-beda.

2. Teknologi: Yang paling kuat dalam membentuk hidup manusia dan dapat

memberikan dampak positif dan negatif, termasuk dalam proses

pemasaran.

3. Politik dan hukum dapat mempengaruhi kondisi dan stabilitas masyarakat

yang mempunyai dampak terhadap rangsangan keputusan pembelian.

4. Budaya: Keyakinan, nilai-nilai dan norma dibentuk oleh masyarakat

dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau tren

baru.

Rangsangan-rangsangan tadi kemudian membentuk buyer characteristic,

yaitu cultural (kebudayaan), social (sosial), personal (pribadi) dan

psychology (psikologi) yang merupakan karakteristik pembeli, yang dapat

mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan

membeli barang sehingga konsumen mendapatkan manfaat. Dari pemilihan

produk yang dibeli. Budaya merupakan unsur yang sangat penting, yang

(38)

C. Faktor Lingkungan Sosial Konsumen

Menurut Simamora (2003: 43), konsumen merupakan kumpulan individu

yang berbeda satu sama lain. Demikian juga dalam hal produk dan jasa yang

dibutuhkannya. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik

individu dan lingkungan yang mempengaruhi konsumen dalam proses

pengambilan keputusan pembelian. Untuk melihat perbedaan perilaku

konsumen dalam melakukan pembelian tersebut dapat dilihat dengan

menggunakan kotak hitam pembeli.

1. Grup referensi

Grup referensi adalah kelompok yang merupakan titik

perbandingan secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan

perilaku seseorang. Kelompok rujukan ini mencakup keluarga,

perhimpunan, serikat buruh, kelompok gerejani, tim atletik atau

sekelompok kecil teman intim dan tetangga (Simamora, 2003:45).

Menurut Mangkunegara (2001:37), perilaku konsumen dipengaruhi

oleh kelompok rujukan dimana mereka menjadi anggota didalamnya.

Setiap kelompok juga mengembangkan rangkaian sikap dan kepercayaan

sendiri yang bisa menjadi norma bagi perilaku anggotanya. Mereka

bersama-sama kelompoknya. Namun seseorang bisa saja dipengaruhi oleh

suatu kelompok tanpa harus menjadi anggotanya. Para remaja sering

meniru pakaian atau perilaku kelompok orang yang menjadi idolanya.

(39)

kelompok belanja, kelompok kerja, masyarakat maya, dan kelompok

tindakan konsumen.

1) Kelompok persahabatan (friendship groups)

Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya.

Memiliki teman atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai

makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi seseorang konsumen akan

memenuhi beberapa kebutuhan konsumen akan kebersamaan,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mendiskusikan masalah ketika

konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua

atau saudara kandung.

Sahabat memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku

konsumen setelah keluarga. Pendapat dan kesukaan teman atau sahabat

seringkali mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli dan

memilih produk dan merek. Semakin kental persahabatan terjalin, atau

semakin percaya konsumen pada sahabatnya, semakin besar

pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan konsumen.

2) Kelompok belanja (shopping groups)

Kelompok belanja adalah dua atau lebih konsumen yang

berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa

merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga

orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama.

Konsumen mungkin datang sendiri ke toko, tetapi kemudian berjumpa

(40)

bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk atau

jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung, konsumen akan memperoleh

banyak informasi mengenai produk yang akan dibelinya yang akan

digunakan dalam mengambil keputusan membeli atau tidak. Informasi

tersebut akan mengurangi rasa khawatir akan resiko salah dalam

membeli produk.

3) Kelompok kerja (work groups)

Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan

teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman-teman kerja lainnya

dibagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan

teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan

pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa

kemudian memilih merek.

Kelompok kerja bisa berbentuk kerja kelompok kerja formal, jika

kelompok kejra tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh

perusahaan. Kelompok kerja juga berbentuk informal, jika kelompok

keja tersebut terdiri atas orang-orang yang bekerja di perusahaan yang

sama. Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang,

kegiatan sosial, atau pulang bersama. Kedua kelompok tersebut akan

mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan

(41)

4) Kelompok atau masyarakat maya (virtual groups or communities)

Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan

suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok atau

masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi, atau

negara bahkan tidak dibatasi oleh waktu. Melalui internet dan e-mail,

seorang konsumen memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat

internet yang sesuai dengan kebutuhannya kemudian bergabung dengan

masyarakat tersebut. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya

akan sering mengakses informasi yang dibutuhkannya untuk

mengambil keputusan dalam pemilihan dan pembelian produk.

Masyarakat internet memberikan pengaruh yang besar kepada

pengambilan keputusan konsumen.

5) Kelompok tindakan konsumen (consumer action groups)

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa

memerlukan kelompok yang akan membantunya ketika dirugikan oleh

produsen. Perlindungan konsumen semakin dipentingkan dan

diperhatikan ketika telah diundangkan melalui Undang-Undang

Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999. Untuk melindungi

kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya perlindungan

konsumen swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam

(42)

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga

swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan

konsumen. Lembaga ini berperan penting dalam mempengaruhi

keputusan konsumen, bahkan aktif memberikan masukan kepada

lembaga pemerintah maupun swasta.

Kotler dan Amstrong (2001:214) menyatakan, “Efektivitas

pengaruh kelompok acuan pada perilaku konsumen bervariasi,

tergantung pada produknya dan tersedianya informasi tentang produk

itu untuk konsumen. Semakin sedikit informasi atau pengalaman

seseorang terhadap produk tertentu, maka semakin kuat pengaruh

kelompok rujukan terhadap produk dan orang tersebut. Pengaruh

cenderung sangat kuat jika produk tersebut dilihat oleh orang lain yang

diharmati oleh konsumen. Sebaliknya pembelian produk yang dibeli

dan digunakan untuk kebutuhan pribadi tidak banyak dipengaruhi oleh

kelompok rujukan, karena baik produk maupun merek tidak dikenali

oleh orang lain”.

2. Keluarga

Menurut Schifman dan Kanuk (2007:175), mendefinisikan keluarga

sebagai “…as two or more persons related by blood, marriage, or

adaption who reside together”, yakni dua atau lebih orang yang

diperatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup

(43)

a. Rumah tangga suami isteri.

b. Rumah tangga suami isteri dan anak-anaknya.

c. Rumah tangga suami dan isteri, dan anak-anak tinggal di rumah tangga

yang berbeda (sekolah di luar kota atau sudah memiliki rumah tangga

sendiri).

d. Rumah tangga orang tua tunggal (ayah atau ibu saja).

e. Rumah tangga lainnya (saudara sekandung, atau anggota keluarga

lainnya tinggal bersama dalam satu rumah).

Dalam perilakunya, konsumen terdiri dari konsumen yang melakukan

pembelian (buyers) dan konsumen yang memakai (users). Schiffman dan

Kanuk (2007:178) menjelaskan sebagai berikut:

“Inherent in nation that individuals buy products for themselves and their families is the distinction that exists between buyers and users. The person who make the actual purchase is not always the user, or the only user, of the product decistion. A mother may buy toysfor her children (who are the users); she may buy food for dinner (and be one of users); she may buy a handbag (and be the only user)…the various influences on family product-related decision”.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa individu yang melakukan

pembelian tidak selalu sebagai pemakai, atau satu-satunya pemakai atas

produk yang dibeli. Begitu juga dalam memutuskan produk yang akan

dibeli, dimana keluarga memiliki pengaruh keputusan dalam pembelian

suatu barang.

Anggota keluarga merupakan pemberi pengaruh yang paling kuat

terhadap persepsi dan perilaku pembelian seseorang. Peran dan pengaruh

(44)

barang dan jasa berbeda-beda. Seorang anggota keluarga mungkin

memiliki lebih dari satu peran dalam pengambilan keputusan.

Sumarwan (2002:93) menjelaskan bahwa, “Peranan anggota keluarga

dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Inisiator, seorang anggota keluarga yang memiliki idea atau gagasan

untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Ia akan memberikan

informasi kepada anggota keluarga lain untuk dipertimbangkan dan

untuk memudahkan pengambilan keputusan.

2. Pemberi pengaruh, seorang anggota keluarga yang selalu diminta

pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan

dikonsumsi. Ia diminta pendapatnya mengenai kriteria dan atribut

produk yang sebaiknya dibeli.

3. Penyaring informasi, seorang anggota keluarga yang menyaring semua

informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut.

4. Pengambilan keputusan, seorang anggota keluarga yang memiliki

wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu

merek.

5. Pembeli, seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk, atau

yang diberi tugas melakukan pembelian produk.

6. Pengguna, seorang anggota keluarga yang menggunakan atau

mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sebuah produk mungkin akan

(45)

D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Setiap konsumen biasanya melalui lima tahap setiap kali membuat

keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi akternatif, pembelian dan

perilaku sesudah membeli (Kotler, 2000:226).

1. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata

dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya

rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang

telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah

produk yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. Pada tahap

inilah muncul minat beli terhadap produk yang dianggap dapat

memuaskan kebutuhannya.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin akan

mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk

itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.

Jika tidak, maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi ingatan saja.

Pencarian informasi memiliki dua tingkat yang berbeda, yaitu perhatian

yang meningkat, ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang

saja dan pencarian secara aktif, dilakukan dengan mencari informasi ke

(46)

3. Evaluasi Alternatif

Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen memproses informasi

tentang pilihan merek. Pertama, kita melihat bahwa konsumen memiliki

kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya

melihat kepada atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian

konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek.

Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana

konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat

alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah

alternatif merek melalui prosedur tertentu.

4. Tahap Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam

himpunan pilihan serta membentuk proses. Pada tahap pembelian pun

sebenarnya masih terdapat kemungkinan perubahan karena adanya faktor

situasional ataupun orang lain yang bisa mempengaruhi keputusan yang

sudah diambil sebelumnya.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Setelah produk dibeli, yang pertama kali dilakukan oleh konsumen

adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar (Simamora, 2003:122).

Bagaimana pun, konsumen memiliki semacam keraguan atas produk yang

telah dibelinya. Keraguan-keraguan ini rendah kalau banyak informasi

(47)

Konsumen yang puas menggunakan produk sesuai rencana awal dan

mengubah penggunaannya untuk tujuan lain. Bila produk tidak terlalu

memuaskan, produk bisa dialihkan kepada orang lain secara sementara,

atau mengalihkannya secara permanen dengan menjual, memberi pada

orang lain atau membuangnya bila produk tidak memuaskan.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai grup referensi, keluarga dan keputusan pembelian

telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan

bagi produsen untuk melakukan pendekatan-pendekatan apa saja sehingga

konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan

(48)

Tabel 2.1

Penelitian Hasil Penelitian

1. Sahni

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian bagi pengguna internet dipengaruhi dari variabel periklanan di internet, pemasaran melalui e-mail, melalui tahap pemprosesan bagi pengguna internet. Karena keputusan pembelian tidak hanya didasarkan pada program periklanan di internet dan pemasaran melalui e-mail saja, tetapi bisa dari faktor lain diluar variabel tersebut yang dapat mempengaruhi

(49)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian Hasil Penelitian

di Kawasan kelompok referensi, dan kelas sosial

berpengaruuh signifikan terhadap keputusan pembelian, dan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan “Inggil” Malang adalah kelompok referensi diikuti oleh variabel kelas sosial.

4. Muslichah, M. apotek di Kota Surakarta

kesesuaian dengan data observasi, sedangkan untuk wilayah kota nilai

Hormer and

Lemenshow Test (X2) juga memiliki

kecocokan atau

(50)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Penelitian Hasil Penelitian

kota maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk faktor lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran mempunyai sarung di Jawa Timur)

1. Faktor kualitas (X1)

2. Faktor brand/merek (X2)

3. Faktor kemasan (X3)

4. Faktor harga (X4)

5. Faktor

ketersediaan (X5) 6. Faktor acuan

(X6) menimbulkan minat beli konsumen terhadap sarung adalah faktor kualitas, faktor acuan, faktor merek dan warna, faktor kemasan dan harga, faktor diskon dan hadiah, faktor

ketersediaan, faktor paling dominan yang

menimbulkan

kecenderungan minat konsumen sarung adalah faktor kualitas dan faktor acuan. di Kota Malang

1. Produk (X1)

2. Harga (X2)

3. Lokasi strategis (X3) faktor produk, harga, lokasi strategis, promosi, bukti fisik, dan kelompok referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan

(51)

F. Keterkaitan Antar Variabel

1. Grup referensi dengan keputusan pembelian

Penelitian yang telah dilakukan oleh Roedjinandari (2006) tentang

pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian

makanan khas jawa pada rumah makan “Inggil” Malang. Hasilnya

menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi merupakan variabel yang

paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di rumah

makan “Inggil” Malang.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliani, dkk., (2003)

tentang Analisis pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian ruko di Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kelompok referensi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian ruko

di Kota Malang.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong

peneliti untuk menguji kembali apakah variabel grup referensi

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha1 : Grup referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2. Keluarga dengan keputusan pembelian

Penelitian yang telah dilakukan oleh Roedjinandari (2006) tentang

pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian

makanan khas Jawa pada rumah makan “Inggil” Malang. Hasil penelitian

(52)

dan kelas sosial berpengaruuh signifikan terhadap keputusan pembelian,

dan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di

Rumah Makan “Inggil” Malang adalah kelompok referensi diikuti oleh

variabel kelas sosial.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyuddin, dan Syamsuddin

(2005) tentang pengaruh faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor

komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli obat farmasi antara

apotek di Kabupaten Sukohardjo dan apotek di Kota Surakarta. Hosmer

and Lemenshow Test (X2) untuk wilayah kabupaten memiliki kecocokan

atau kesesuaian dengan data observasi, sedangkan untuk wilayah kota nilai

Hormer and Lemenshow Test (X2) juga memiliki kecocokan atau

kesesuaian dengan data observasi, dan tingkat signifikansi 5% untuk

wilayah kabupaten dan 10% untuk wilayah kota maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa untuk faktor lingkungan, individu, dan komunikasi

pemasaran mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong

peneliti untuk menguji kembali apakah variabel keluarga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha2 : Keluarga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

3. Grup dan keluarga dengan keputusan pembelian

(53)

makanan khas Jawa pada rumah makan “Inggil” Malang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel kepribadian/gaya hidup, kelompok referensi,

dan kelas sosial berpengaruuh signifikan terhadap keputusan pembelian,

dan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di

Rumah Makan “Inggil” Malang adalah kelompok referensi diikuti oleh

variabel kelas sosial.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliani, dkk., (2003)

tentang Analisis pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian ruko di Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor produk, harga, lokasi strategis, promosi, bukti fisik, dan kelompok

referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen

dalam membeli ruko di kota Malang. Secara parsial, produk, harga, lokasi

strategis, bukti fisik berpengaruh signifikan sedangkan promosi dan

kelompok referensi tidak berpengaruh.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Ujianto dan

Abdurachman (2004) tentang Analisis faktor-faktor yang menimbulkan

kecenderungan minat beli konsumen sarung (studi perilaku konsumen

sarung di Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang menimbulkan minat beli konsumen terhadap sarung adalah faktor

kualitas, faktor acuan, faktor merek dan warna, faktor kemasan dan harga,

faktor diskon dan hadiah, faktor ketersediaan, faktor paling dominan yang

menimbulkan kecenderungan minat konsumen sarung adalah faktor

(54)

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mendorong

peneliti untuk menguji kembali apakah variabel grup referensi dan

keluarga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian

maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha3 : Grup referensi dan keluarga berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

G. Kerangka Teori

Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh referensi dan

keluarga terhadap keputusan pembelian ponsel Qwerty, maka dibuat kerangka

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana

peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis seberapa besar pengaruh grup referensi dan keluarga terhadap

keputusan pembelian.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya

prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling

yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,

dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007: 30). Metode convenience sampling

digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan

cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Menurut

Fitri Rahmayuni (2005:51), menyatakan bahwa besarnya sampel minimum

untuk sebuah penelitian sebanyak 100 responden, karena jumlah minimal

(56)

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi

(opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil

observasi suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data

primer yang gunakan yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan langsung kepada responden, yaitu mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian

atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A

yang berisi pernyataan data dan keterangan pribadi responden, bagian

B berisi pernyataan yang merupakan penjabaran dari operasional

variabel grup referensi, keluarga dan keputusan pembelian.

Kategori dari penilaian skala likert:

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

N = Netral diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

(57)

Manfaat penggunaan skala Likert yaitu keragaman skor (variability of

score) dengan menggunakan skala tingkat 1-5.

b. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berupa pengamatan langsung dan pengambilan

data objek penelitian.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data

sekunder yang penulis pakai yaitu:

a. Riset kepustakaan

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder

(Indriantoro dan Supomo, 2002: 150). Peneliti memperoleh data yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,

skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan keputusan

pembelian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,

peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).

Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa

yang masih aktif menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally

(58)

dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:

154).

D. Metode Analisis

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada

di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam

penelitian ini (Ghozali, 2005: 45). Maksudnya untuk mengukur valid atau

tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut

mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar

skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu

tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan

total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif

dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H0 dan Ha,

kemudian uji dengan membandingkan rhitung (tabel corrected item-total

correlation) dengan rtabel (tabel Product Moment dengan signifikan 0.05)

untuk degree of freedom (df) = n-k. Suatu kuesioner dinyatakan valid

apabila rhitung > rtabel (Ghozali, 2005: 45).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban

responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang

(59)

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali

dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005: 41-42).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji

normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji

multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion

Factor (VIF) (Ghozali, 2005: 91). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan

Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel

independen (Ghozali, 2005: 91). Suatu model regresi dapat dikatakan

bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan

Gambar

Gambar 2.1 Model perilaku pembeli (sumber: Kotler, 2005:203)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena program berita di stasiun televisi lokal biasanya mengangkat kejadian-kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tempat siaran.. Sebagai sebuah televisi lokal

Konsep produksi akan diarahkan kepada penyajian info dan pengetahuan tentang berbelanja online dan membantu para konsumen dan calon konsumen untuk memilih secara aman dan

Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol buah mengkudu dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli memperlihatkan bahwa

pemerintah di sektor pertanian dan jasa sebesr 5 persen, kombinasi kebijakan ini tidak banyak memberikan pengaruh terhadap peubah endogen yang ada, namun kombinasi ini cukup

faktor risiko utama terhadap perkembangan beberapa penyakit vaskular diantaranya seiebrovaskular. Dislipidemia sering menyertai penderita diabstes melitus. Kurang lebih

[r]

Penulis menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Accsess, suatu program berbasis Windows yang memiliki banyak kelebihan, seperti adanya objek-objek yang mudah dalam

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda