• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Bantang - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bantang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Bantang - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bantang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : BANTANG

KECAMATAN : KINTAMANI

KABUPATEN : BANGLI

NAMA MAHASISWA : I WAYAN WARDIMAN DINATA

NIM : 1303005298

FAKULTAS/PS : HUKUM/ILMU HUKUM

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kegiatan KKN TEMATIK UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016 ini dapat berjalan dengan lancar. Adapun KKN TEMATIK ini terdiri dari kegiatan SPAMDES, Pembangunan Infrastruktur pemukiman, pemberdayaan kepada masyarakat di Desa Bantang serta pendampingan keluarga yang termasuk ke dalam kategori Keluarga Miskin di dalam Desa Bantang.

Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yaitu:

1. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Bapak I Made Ringin selaku Kepala Desa Bantang yang membantu penulis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program di Keluarga Dampingan.

3. Bapak I Nyoman Sukadana selaku Kepala Dusun Banjar Bantang yang membantu penulis dalam membimbing serta memberikan arahan kepada penulis dalam menghadapi permasalahan di desa agar program yang dijalankan bisa berjalan dengan lancar.

4. Para pegawai Kantor Desa dan segenap Perangkat Desa Bantang yang membantu dalam memberikan informasi kepada penulis mengenai data administratif Keluarga dampingan yang didampingi selama masa KKN. 5. Bapak I Wayan Suarsa, selaku kepala keluarga dampingan yang telah

bekerjasama dengan baik serta terbuka, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.

(4)

Akhirnya, saya berharap semoga dengan laporan pendampingan keluarga ini dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang terlibat dalam program ini guna mencapai sasaran sesuai yang diharapkan.

Bantang, 27 Agustus 2016

(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Bapak I Wayan Suarsa. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan pendampingan terhadap keluarga miskin dengan koordinasi serta pembagian oleh Kepala Desa bersangkutan khususnya untuk Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli sebagai tempat penelitian mahasiswa bersangkutan.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas dari keluarga Bapak I Wayan Suarsa bersama dengan istri dan 2 orang anak sebagai objek keluarga dampingan adalah seperti tabel 1.1.

Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Wayan Suarsa

No. Nama Status Umur

(Th)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1. I Wayan Suarsa Kawin 40 SD Petani Kepala

Keluarga

2. Ni Wayan Timtim Kawin 37 SD Petani Istri

3. Ni Luh Ani Belum 14 SD Petani Anak

4. I Made Anayoga Belum 12 SD Pelajar Anak

Bapak I Wayan Suarsa merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera (KS) dan merupakan penerima bantuan Beras Miskin (Raskin) dari pemerintah. Bapak I Wayan Suarsa memiliki keluarga yang terdiri dari 3 anggota keluarga, yaitu Bapak I Wayan Suarsa sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan 2 orang anak perempuan dan laki-laki. Putra pertama dari pasangan Bapak I Wayan Suarsa dengan Ibu Ni Wayan Timtim ini sudah menikah, sehingga dalam keluarga ini hanya terdiri dari 4 orang saja.

Keluarga dari Bapak I Wayan Suarsa ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera karena dilihat dari segi perekonomian keluarga yang

(6)

mereka harus berhutang jika ada keperluan mendesak. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari Bapak I Wayan Suarsa harus tinggal dalam satu pekarangan rumah yang berukuran kurang lebih 7mx7m. Tanah pekarangan yang ditempati merupakan tanah yang diberikan oleh Desa Bantang khususnya Br. Panti dan mendapatkan dana untuk bedah rumah. Rumah itu terdiri dari teras, ruang tamu, dan kamar tidur. Sementara untuk dapur dan kamar mandi berada diluar rumah.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Wayan Suarsa.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Wayan Suarsa merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Panti, Desa Bantang. Bapak I Wayan Suarsa tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan keluarga dari I Wayan Suarsa tidak mampu membiayai pendidikan dari I Wayan Suarsa hingga sekolah dasar. Istri Bapak I Wayan Suarsa hanya tamat SD sehingga sangat susah untuk mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, Bapak I Wayan Suarsa juga tidak memiliki sawah yang seharusnya bisa mengurangi beban ekonomi keluarga.

(7)

Dilihat dari pendapatan Bapak I Wayan Suarsa yang tidak menentu seperti itu sudah sangat tentu beliau harus mencari pendapatan tambahan. Beliau membantu memilah-milah cengkeh yang sudah dipetik kemudian dibersihkan batang-batang yang terdapat dalam bunga cengkeh tersebut. Dari pekerjaan tambahan tersebut dapat membantu keluarga I Wayan Suarsa sekitar Rp. 1000,00 per Kg bunga cengkeh yang telah dibersihkan. Meskipun istri dan putri beliau sudah bekerja, pendapatan yang didapatkan oleh istri dan putri beliau sama dengan hasil pendapatan yang didapatkan oleh I Wayan Suarsa. Walaupun sudah 3 orang yang bekerja dari 4 jumlah orang yang terdapat dalam keluarga I Wayan Suarsa kebutuhan dalam keluarga I Wayan Suarsa masih pas-pasan dikarenakan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga bapak I Wayan Suarsa hanya mencukupi untuk kebutuhan kehidupan sehari-sehari.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu Bapak I Wayan Suarsa harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan lain – lain. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Kebutuhan Sehari – hari ( Konsumsi)

Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Wayan Suarsa dalam sebulan adalah sebagai berikut :

Belanja per-hari : Rp 60.000 x 30 hari = Rp 1.800.000,00 Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan.

b. Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak I Wayan Suarsa. Namun, untuk biaya kesehatan Bapak I Wayan Suarsa tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

c. Sosial

(8)

adat-istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Wayan Suarsa seperti iuran banjar, uang suka duka (ngaben, pawiwahan), upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Untuk berbagai pengeluaran sosial seperti itu, Bapak I Wayan Suarsa tidak menganggarkan secara khusus. Hal ini disesuaikan dengan kondisi keuangan saat itu. Namun, apabila beliau tidak memiliki uang disaat yang mendesak, maka Bapak I Wayan Suarsa terpaksa untuk berhutang terlebih dahulu. Namun, umumnya jumlah yang dikeluarkan untuk iuran banjar, uang suka duka (ngaben, pawiwahan), upacara yadnya. Uang suka duka biasanya mengeluarkan iuran sebanyak Rp. 60.000,00 untuk masyarakat biasa dan suka duka untuk pemangku atau orang suci mengeluarkan iuran sebanyak Rp. 350.000,00. d. Lain – lain

(9)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan ditanggapi agar dapat menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang dialami Bapak I Wayan Suarsa :

2.1 Permasalahan Keluarga

Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat (lingkungan rumah) dengan mengunjungi keluarga dampingan. Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang dalam hal ini rumah Bapak I Wayan Suarsa, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan, kesehatan, maupun permasalahan keluarga.

Bapak I Wayan Suarsa yang tidak menamatkan pendidikan SD sudah tentu sangat susah untuk mencari pekerjaan yang layak. Hal ini membuat beliau bekerja serabutan dengan pendapatan minim bahkan tidak menentu.

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di rumah Bapak I Wayan Suarsa terdapat beberapa masalah yang menjadi prioritas. Beberapa masalah tersebut meliputi masalah pendidikan, kesehatan, maupun keuangan. Adapun beberapa permasalahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.2.1 Masalah Keuangan

(10)

dapat dikatakan tidak menentu.. Pendapatan yang beliau hasilkan dari bekerja dapat dikatakan hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, seperti kebutuhan untuk makan saja. Keluarga ini pun tidak mempunyai tabungan lain, baik tabungan keluarga untuk kesehatan, pendidikan anak, ataupun untuk hal-hal penting lainnya. Hal ini juga diperberat apabila terdapat hal-hal mendesak yang harus segera dilunasi. Hal mendesak biasanya terjadi apabila ada masalah kesehatan maupun masalah sosial di masyarakat. Dan dari hasil wawancara, Keluarga Bapak I Wayan Suarsa mengaku pernah berhutang kepada orang lain sampai kurang lebih sebsar Rp 2,500.000,00 ( dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk kebutuhan sosial atau kebutuhan menyama braya di Desa. Namun untuk sampai saat ini keluarga ini masih belum bisa membayar hutang-hutang mereka kepada pihak-pihak yang bersangkutan dikarenaan masih ada keperluan yang harus ditanggung oleh keluarga I Wayan Suarsa. Beliau berharap agar semua hutang yang dimiki segera lunas. mereka tidak akan berhutang lagi kepada orang lain, baik itu untuk kebutuhan berobat, biaya makan, ataupun biaya social di masyarakat. Masalah keuangan ini tentu menjadi prioritas karena akan mempengaruhi aspek lainnya. Selain itu, semakin hari kebutuhan akan dana akan semakin meningkat seiring peningakatan harga barang-barang konsumsi dan bahan bakar transportasi yang digunakan untuk menuju kebun.

2.2.2 Masalah Pendidikan

Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemberdayaan manusia. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan maka akan banyak pilihan dalam bidang pekerjaan yang bisa digeluti sehingga dapat meningkatkan taraf hidup suatu keluarga. Pendidikan adalah kunci sukses untuk masa depan yang lebih baik.

(11)
(12)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam keluarga dampingan yang bersangkutan.

3.1. Program

Dengan identifikasi dan memprioritaskan masalah maka muncul usaha pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program yang akan diberikan kepada keluarga dampingan untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut terutama masalah yang akan diprioritaskan. Program-program tersebut berupa alternatif-alternatif yang merupakan saran-saran dan motivasi bagi keluarga dampingan.

3.1.1. Masalah Keuangan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas, bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga Bapak I Wayan Suarsa hanyalah cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, bahkan terkadang kebutuhan yang mendesak itu pun tidak dapat dipenuhi. Dengan demikian solusi yang dapat diberikan sejauh wawancara dan kunjungan yang sudah dilakukan yaitu ada baiknya keluarga Bapak I Wayan Suarsa meningkatkan penghasilannya dengan membantu membersihkan mengolah cengkeh yang dipetik kemudian dibersihkan batang dari bung cengkeh tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu tambahan dana untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

3.1.2. Masalah Pendidikan

(13)

mengurus Kartu Indonesia Pintar yang nanti nya bisa menjamin anak dari KK Dampingan yaitu I Made Anayoga untuk bersekolah bahkan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi nantinya.

3.2. Jadwal Kegiatan

[image:13.595.116.505.323.743.2]

Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak I Wayan Suarsa. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti

Tabel 3.1

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

No. Tanggal Kegiatan

1. 23 Juli 2016 Rapat anggota untuk persiapan pembagian KK Dampingan

2. 26 Juli 2016 Perkenalan dengan KK dampingan, keluarga Bapak I Wayan Suarsa dan keluarga, di Banjar Bantang, Desa Bantang

3. 29 Juli 2016 Melakukan wawancara tentang profil keluarga dengan ibu Ni Kadek Nadiani (pada siang hari) dan kemudian wawancara dengan Bapak I Wayan Suarsa (pada malam hari)

4. 1 Agustus 2016 Melakukan tanya-jawab untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan dan melihat keseharian KK dampingan.

5. 2 Agustus 2016 Survei ke tempat Bapak I Wayan Suarsa, istri dan anak perempuannya yang bekerja di kebun orang didaerah Sukawana.

6. 3 Agustus 2016 Kunjungan Keluarga Dampingan dan

(14)

7. 5 Agustus 2016 Kunjungan dan diskusi mengenai keseharian keluarga Bapak I Wayan Suarsa dan keluarga. 8. 6 Agustus 2016 Kunjungan KK Dampingan untuk membantu I

Made Anayoga mengerjakan Tugas yang diberikan di sekolah.

9. 7 Agustus 2016 Membantu KK dampingan membersihkan rumahnya dan lingkungan sekitar rumahnya.

10. 8 Agustus 2016 Kunjungan KK Dampingan dan membahas serta menelaah masalah ekonomi KK Dampingan.

12. 9 Agustus 2016 Membantu Bapak I Wayan Suarsa di kebun tempat beliau bekerja.

14. 10 Agustus 2016 Kunjungan KK Dampingan dan membahas mengenai tabungan dan/atau jaminan kesehatan, seperti BPJS (mandiri) atau Kartu Indonesia Sehat untuk membantu mengobatan keluarga.

15. 12 Agustus 2016 Membantu Bapak I Wayan Suarsa di kebun tempat beliau bekerja.

16. 13 Agustus 2016 Membantu anak Bapak I Wayan Suarsa memberikan bimbingan belajar.

17. 14 Agustus 2016 Kunjungan KK dampingan sekaligus survey dan wawancara mengenai KK Miskin di Desa Bantang.

18 15 Agustus 2016 Kunjungan KK Dampingan dan membicarakan mengenai surat-surat administrasi yang dimiliki dan tidak miliki oleh keluarga Bapak I Wayan Suarsa. 19 16 Agustus 2016 Berbincang-bincang dengan keluarga KK

Dampingan untuk lebih dekat lagi dan mengetahui permasalahan – permasalahan lain yang dihadapi. 20 17 Agustus 2016 Membantu Bapak I Wayan Suarsa di kebun tempat

beliau bekerja.

(15)

ditempati oleh keluarga KK Dampingan.

22 19 Agustus 2016 Membantu Bapak I Wayan Suarsa di kebun tempat beliau bekerja.

23 20 Agustus 2016 Kunjungan KK Dampingan untuk berbincang-bincang dengan KK Dampingan dan keluarga lainnya yang tinggal di dekat rumah KK Dampingan.

24 21 Agustus 2016 Membantu di kebun tempat KK Dampingan Bekerja.

25 22 Agustus 2016 Membantu di kebun tempat KK Dampingan Bekerja dan sekaligus memberikan masukan masalah yang terkait dengan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan untuk keluarga KK Dampingan.

26 23 Agustus 2016 Kunjungan KK dampingan sekaligus meminta tanda-tangan KK Dampingan di Laporan dan buku control

27 24 Agustus 2016 Kunjungan dan memberikan pelajaran tambahan dan membantu membersihkan bunga cengkeh yang merupakan penghasilan tambahan dalam keluarga I Wayan Suarsa.

(16)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak I Wayan Suarsa. Waktu kunjugan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, atau tentative. Namun kebanyakan pelaksanaan Kunjungan KK Dampingan dilakukan pada siang dan sore hari dan dilakukan sampai malam hari. Bahkan untuk beberapa kali Kunjungan KK Dampingan dalam satu hari dilakukan sebanyak dua kali sehari, dikarenakan sulit untuk menemui seluruh anggota keluarga dalam satu waktu yang sama. Maka dari itu kebanyakan waktu kunjungan KK Dampingan dilakukan sore hari, setelah Bapak I Wayan Suarsa selesai kerja dan pulang dari kebun. Adapun kegiatan pendampingan keluarga, sudah dijelaskan di tabel jadwal kegiatan .( Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan)

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga

4.2.1 Pendampingan Keluarga di Bidang Keuangan

Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang hampir sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi. Mahasiswa juga sudah berusaha memberikan motivasi dan solusi dari masalah ekonomi yang berupa pengaturan keuangan rumah tangga baik dari segi pendapatan dan pengeluaran sehari-hari sehingga terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dan motivasi agar mengurus KK keluarga Bapak I Wayan Suarsa .

4.2.2 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan

(17)

Ni Luh Ani namun sampai ke jenjang sekolah dasar saja dan I Made Anayoga masih dalam jenjang sekolah dasar. Keluarga I Wayan Suarsa berharap supaya bisa menyekolahkan I Made Anayoga kejenjang yang yang lebih tinggi, agar nantinya anak mereka bisa mendapatkan suatu pekerjaan yang lebih layak.

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga

(18)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Program keluarga dampingan ini merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti kegiatan PPM. Secara umum pelaksanaan program keluarga dampingan KKN-TEMATIK yang berlangsung selama 37 hari dapat berjalan dengan cukup baik. Dilihat dari rencana kegiatan yang telah disusun maka program yang berhasil dilaksanakan semuanya dari rencana yang ada selama masa observasi. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama keluarga dampingan yang sangat koordinatif dan kooperatif dengan mahasiswa.

Dengan adanya program keluarga dampingan ini mahasiswa mampu bersosialisasi dan menghadapi permasalahan yang dihadapi keluarga dampingan dengan baik. Inovasi dan kreatifitas dari mahasiswa sangat diuji dengan adanya program ini yang berguna untuk menambah kesejahteraan keluarga dampingan.

5.2. Rekomendasi

Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang sangat banyak baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang dijadwalkan. Demi kelancaran pendampingan keluarga berikutnya, beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu diberikannya waktu yang lebih lama untuk persiapan program pendampingan keluarga yang akan dilaksanakan ketika KKN-TEMATIK. 2. Pembekalan KKN-TEMATIK oleh pihak LPPM Universitas Udayana

perlu diberikan secara lebih baik agar perencanaan, pelaksanaan, penyusunan laporan, dan beberapa urusan administrasi KKN-TEMATIK dapat terlaksana lebih baik.

(19)
(20)

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana proses jual beli pesanan makanan dengan sistem ngebon makanan oleh para nelayan di desa Brondong gang 6

ةغللا ةيبرعلا اهادأو ي.. ىناثلا لصفلا يرظنلا راطإا ٔ. تباث نب ناّسح ةمجرت :لوأا ثحبملا أ. هتأشنو هتايح ناّسح نب تباث و نم ب راّجنلا نم جرز ا ،ةيناميلا هتينك وبأ رعاش

¾ PENEKANAN MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI ADALAH PADA KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH SEKELOMPOK ORANG ATAU MANAJER DENGAN DILAKUKAN OLEH SEKELOMPOK ORANG ATAU MANAJER DENGAN

[r]

perbaikan gambaran histopatologis perlemakan hati pada tikus " jantan yang. diberi asupan pakan

[r]