PENGARUH JOB INSECURITY TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN LEGIAN VILLAGE
HOTEL
SKRIPSI
Oleh :
I NYOMAN AGUS SETIAWAN NIM : 1206205149
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
i
PENGARUH JOB INSECURITY TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN LEGIAN VILLAGE
HOTEL
SKRIPSI
Oleh :
I NYOMAN AGUS SETIAWAN NIM : 1206205149
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana Denpasar
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal 26 Mei 2016 :
Tim Penguji: Tanda tangan
1. Ketua : Dr. I Wayan Suana, SE., MM ...
2. Sekretaris : Dr. Made Surya Putra, SE., M.Si ...
3. Anggota : Ayu Desi Indrawati, SE., MM ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si
NIP. 19611002 198601 2 002
Pembimbing
Dr. Made Surya Putra, SE., M.Si
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 26 Maret 2016
Mahasiswa
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Job Insecurity terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention pada Karyawan Legian Village Hotel” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat
melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS, Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesediannya membantu penulis
memenuhi segala administrasi mengenai kemahasiswaan.
3. Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas waktu dan kesediannya
memberikan bimbingan kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Agoes Ganesha Rahyuda, SE, MT., Phd selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas waktu dan kesediannya
memberikan bimbingan dan membantu penulis memenuhi segala administrasi
v
5. Dr. Made Surya Putra, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu
bimbingan, masukan, serta motivasi selama menempuh studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. I Wayan Suana SE, MM, selaku dosen pembahas skripsi dan dosen penguji
skripsi atas waktu dan masukan yang dapat membantu dalam penyempurnaan
skripsi ini.
7. Ayu Desi Indrawati, SE., MM, selaku dosen penguji skripsi atas waktu dan
masukan yang dapat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Keluarga tercinta: I Nengah Werka dan Ni Made Oka Ariani selaku orang tua,
Ni Luh Ayu Setia Dewi dan Ni Made Adi Setiawati selaku kakak yang
senantiasa mendukung dan mendoakan tiada hentinya untuk memotivasi
penulis dalam studi.
9. Kepada orang yang spesial: Esha Galinda Aprini yang telah memberikan
semangat yang tiada henti dan terus memberikan saya motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada sahabat: Nita Suwandewi, Sri Wiwika Sari, Cahya Indrayani, Deni
Maryanti, Dika Parwati, Wida Arimbawa, Praditya Udayana, Aditya Tariana,
Dwi Indra, Andira Eka, rekan-rekan Astina Pura dan teman-teman MJ, AK dan
EP angkatan 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung
jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Denpasar, 26 Maret 2016
vii
Judul : Pengaruh Job Insecurity terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention pada Karyawan Legian Village Hotel
Nama : I Nyoman Agus Setiawan NIM : 1206205149
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada karyawan Legian Village Hotel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh job insecurity terhadap kepuasan kerja dan turnover intention pada karyawan Legian Village Hotel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Legian Village Hotel yaitu sebanyak 65 orang, dan diteliti keseluruhannya (sampel jenuh). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala likert 5 poin untuk mengukur 11 item pertanyaan. Teknik analisis yang digunakan adalah Path Anaylsis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa job insecurity berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention. Job insecurity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kepuasan kerja dapat memediasi job insecurity terhadap turnover intention pada karyawan Legian Village Hotel
Pihak hotel harus selalu memperhatikan tingkat job insecurity dan tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan. Hal ini bertujuan agar karyawan memiliki rasa aman dan tidak memiliki pemikiran terkait keinginan mereka untuk keluar dari perusahaan.
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
1.5 Sistematika Penulisan... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 8
2.1.1 Teori Kontrak Psikologis ... 8
2.1.2 Turnover Intention ... 9
2.1.3 Job Insecurity ... 11
2.1.4 Kepuasan Kerja ... 13
2.2 Hipotesis Penelitian ... 15
2.2.1 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention ... 15
2.2.2 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Kepuasan Kerja ... 16
2.2.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention ... 17
2.2.4 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention Secara Tidak Langsung Melalui Kepuasan Kerja ... 17
ix BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ... 20
3.2 Lokasi Penelitian ... 20
3.3 Objek Penelitian ... 20
3.4 Identifikasi Variabel ... 20
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 21
3.5.1 Turnover Intention ... 21
3.5.2 Job Insecurity ... 22
3.5.3 Kepuasan Kerja ... 23
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.6.1 Jenis Data ... 24
3.6.2 Sumber data ... 25
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 25
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.9 Metode Pengukuran Data ... 27
3.10 Pengujian Instrumen... 27
3.10.1 Uji Validitas ... 27
3.10.2 Uji Reliabilitas ... 27
3.11 Teknik Analisis Data ... 28
3.11.1 Teknik Analisis Jalur (Path Analysis) ... 28
3.11.2 Uji Sobel... 31
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Legian Village Hotel ... 34
4.2 Karakteristik Responden ... 35
4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 37
4.3.1 Uji Validitas ... 37
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 38
4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 39
4.4.1 Job Insecurity ... 39
4.4.2 Kepuasan Kerja ... 41
4.4.3 Turnover Intention ... 42
4.5 Hasil Analisis Jalur ... 44
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
4.6.1 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention ... 51
x
4.6.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover
Intention ... 53
4.6.4 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention Secara Tidak Langsung Melalui Kepuasan Kerja ... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR RUJUKAN... 58
xi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Data Turnover Intention Karyawan Legian Village Hotel Selama
Periode Tahun 2013 Sampai Tahun 2015 ... 3
3.1 Data Jumlah Karyawan Legian Village Hotel Tahun 2015 ... 25
4.1 Karakteristik Responden ... 37
4.2 Hasil Uji Validitas ... 38
4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 39
4.4 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Job Insecurity ... 40
4.5 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja ... 42
4.6 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Turnover Intention ... 43
4.7 Hasil Analisis Jalur Persamaan Regresi 1……….. 45
4.8 Hasil Analisis Jalur Persamaan Regresi 2 ... 45
4.9 Rangkuman Hasil Uji ... 49
[image:12.612.112.488.180.535.2]xii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konsep Pemikiran... 19
3.1 Diagram Jalur Model Penelitian... 28
4.1 Model Analisis Jalur Pengaruh Job Insecurity Terhadap Kepuasan Kerja Dan Turnover Intention ... 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Kuesioner ... 63
2 Tabulasi Data ... 67
3 Uji Validitas ... 69
4 Uji Reliabilitas ... 71
5 Hasil Deskriptif Penelitian ... 74
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan
suatu organisasi. Fenomena yang sering muncul dalam dunia kerja saat ini adalah
adanya faktor ketidakpuasan pada tempat kerja sehingga menimbulkan keinginan
karyawan untuk keluar. Hilangnya motivasi dalam bekerja dan tidak mau berusaha
dengan kesungguhan hatinya merupakan dasar dari keinginan karyawan untuk keluar
dari organisasi (Kurnia, 2010). Turnover intention yang tinggi juga dapat
menimbulkan ketidakefektifan di dalam perusahaan karena menyebabkan hilangnya
karyawan yang sudah berpengalaman dan harus melatih karyawan yang baru lagi
(Andini, 2010).
Setiap perusahaan menghadapi turnover intention karyawan, beberapa dari
mereka meninggalkan organisasi secara sukarela. Turnover intention menunjukkan
sebatas keinginan atau niat karyawan untuk keluar (Utama dkk., 2015). Saeed et al.
(2014) mengemukakan bahwa organisasi tidak dapat menghilangkan turnover
intention, namun dapat mengurangi tingkat turnover intention. Tingkat turnover
intention yang tinggi akan berdampak buruk bagi perusahaan. Ketiadaan kepuasan
kerja pada karyawan akan mempengaruhi kondisi karyawan. Karyawan akan
mengalami rasa tidak aman (job insecurity) yang meningkat karena ketidakstabilan
2
berakibat intensi pindah kerja (turnover intention) akan cenderung meningkat
(Hanafiah, 2014).
Ketidakamanan kerja dianggap sebagai fase pertama sebelum kehilangan
pekerjaan dan terjadi dalam konteks perubahan organisasional (Bosman et al., 2005).
Ketidakamanan kerja merupakan ketidakberdayaan untuk mempertahankan
kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam (Suciati dkk.,
2015). Kang et al. (2012) menganggap ketidakamanan kerja sebagai suatu
kegelisahan yang dirasakan karyawan pada saat bekerja dimana mereka dihadapkan
pada kondisi yang tidak menyenangkan. Munculnya ketidakamanan kerja akan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Semakin aman atau semakin berkurang
perasaan terancam, gelisah dan tidak berdaya yang dirasakan karyawan di dalam
lingkungan pekerjaanya maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya
(Wening, 2005).
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja
(Johartono dan Retnaningtyas, 2013). Kepuasan kerja menjadi umpan balik prestasi
yang dapat melahirkan penghargaan, karena itu kepuasan kerja akan menjadi sangat
penting bagi setiap individu (Komariah, 2015). Naqvi et al. (2013) menyatakan
organisasi yang memiliki karyawan yang merasa puas terhadap organisasinya
cenderung menjadi lebih efektif dan produktif dibandingkan dengan karyawan yang
3
didalam suatu pekerjaan sehingga nantinya niat karyawan untuk keluar akan
cenderung kecil.
Permasalahan-permasalahan seperti job insecurity yang berdampak pada
rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan dapat mengakibatkan tingginya tingkat
perputaran karyawan. Tingkat perputaran karyawan tersebut bisa terjadi di tiap
organisasi mana saja tidak terkecuali dalam industri perhotelan yang dimana dalam
hal ini terjadi pada karyawan Legian Village Hotel selama periode tahun 2013 sampai
tahun 2015. Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 20 karyawan mendapatkan
hasil bahwa terdapat beberapa karyawan yang memiliki niat untuk meninggalkan
perusahaan karena keinginannya sendiri dikarenakan karyawan tersebut sudah
berpindah tempat tinggal ataupun telah mendapatkan kesempatan kerja yang lebih
baik di tempat lain. Beberapa karyawan juga memiliki keinginan keluar dari
perusahaan dikarenakan beban kerja yang tidak sesuai dengan keahliannya dan gaji
yang tidak sepadan dengan kinerja karyawan. Berikut data turnover intention
karyawan yang terjadi pada Legian Village Hotel selama periode tahun 2013 sampai
[image:17.612.117.526.530.630.2]tahun 2015 seperti dapat dilihat dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Turnover Intention Karyawan Legian Village Hotel selama periode tahun 2013 sampai tahun 2015
Tahun Jumlah Karyawan Karyawan Masuk Persentase (%) Karyawan Keluar Persentase (%)
2013 68 3 4,4 5 7,3
2014 66 5 7,6 6 9,1
2015 65 1 1,5 3 4,6
4
Tabel 1.1 memperlihatkan perputaran karyawan yang terjadi pada Legian
Village Hotel selama periode tahun 2013 sampai 2015. Pada tahun 2013 karyawan
yang meninggalkan hotel sebanyak 5 orang dengan persentase 7,3 persen dan yang
masuk 3 orang dengan persentase 4,4 persen. Pada tahun 2014 karyawan yang keluar
berjumlah 6 orang dengan persentase 9,1 persen dan yang masuk 5 orang dengan
persentase 7,6 persen. Pada tahun 2015 karyawan yang keluar sebanyak 3 orang
dengan persentase 4,6 persen dan yang masuk 1 orang dengan persentase 1,5 persen.
Data tersebut menunjukkan persentase karyawan yang keluar tiap tahunnya di Legian
Village Hotel masih berkisar di bawah angka 10 persen. Suatu perusahaan dapat
dikategorikan memiliki tingkat turnover yang tinggi apabila persentase karyawan
yang keluar dari perusahaan melebihi angka 10 persen (Roseman, 1981) dalam
Widjaja dkk. (2008).
Fenomena turnover intention pada Legian Village Hotel dapat menimbulkan
dampak negatif yang akan mengganggu kinerja Legian Village Hotel karena turnover
intention berdampak pada kerugian biaya yang ditimbulkan, sebab perusahaan harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari pengganti karyawan yang keluar. Maka
dalam hal ini, perlu adanya tindakan yang dapat mengurangi tingkat perputaran
karyawan pada batas yang dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dalam
hal ini ingin mengetahui pengaruh job insecurity terhadap kepuasan kerja dan
5 1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah job insecurity berpengaruh terhadap turnover intention pada
karyawan Legian Village Hotel?
2) Apakah job insecurity berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada
karyawan Legian Village Hotel?
3) Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap turnover intention pada
karyawan Legian Village Hotel?
4) Bagaimana kepuasan kerja memediasi pengaruh job insecurity terhadap
turnover intention pada karyawan Legian Village Hotel?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan, yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1) Untuk mengetahui pengaruh job insecurity terhadap turnover intention
pada karyawan Legian Village Hotel.
2) Untuk mengetahui pengaruh job insecurity terhadap kepuasan kerja pada
karyawan Legian Village Hotel.
3) Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap turnover intention
pada karyawan Legian Village Hotel.
4) Untuk mengetahui kepuasan kerja memediasi pengaruh job insecurity
6 1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kelengkapan teoritis mahasiswa di
bidang Manajemen SDM, khususnya dalam hal job insecurity, kepuasan kerja
dan keinginan keluar karyawan (turnover intention).
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis berupa
informasi, bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan
dalam hal job insecurity, kepuasan kerja dan keinginan keluar karyawan
(turnover intention).
1.5 Sistematika Penulisan
Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini diuraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini mencakup konsep atau teori yang relevan mengenai job
insecurity, kepuasan kerja dan turnover intention serta perumusan
7 Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian,
lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional
variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data dan teknik
analisis data yang digunakan.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang diteliti,
deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis data dan saran
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Kontrak Psikologis (Psychological Contract Theory)
Teori kontrak psikologis dapat diartikan sebagai keyakinan individu akan
kewajiban timbal balik yang mungkin didapatkan karyawan, juga termasuk
pengharapan atau ekspektasi kedua belah pihak yang secara implisit atau eksplisit
telah dibuat (Rousseau, 1990). Ekspektasi yang biasanya termasuk di dalamnya
berkisar ditingkat imbalan, promosi, keamanan kerja dan prosedur lainnya
(Yasadiputra dan Putra, 2014). Psychological contract berfungsi untuk meredam
kondisi ketidakpastian dengan memperhatikan sarana tertulis atau tidak tertulis yang
diperlukan dalam menjalankan praktek kerja pada organisasi (Adkins et al., 2001).
Teori Kontrak Psikologi (Psychological Contract Theory) menyatakan bahwa
kondisi ketidakpastian dalam organisasi akan menimbulkan berbagai masalah serius,
salah satunya adalah job insecurity yang akan berdampak pada kepuasan kerja
pegawainya (Silla et al., 2010). Kepuasan kerja karyawan akan terjadi apabila yang
diharapkan terpenuhi, tetapi ketika harapan tidak terpenuhi akan memicu
ketidakpuasan (Utama dkk., 2015). Ketidakpuasan kerja yang tinggi sering
diidentifikasi sebagai suatu alasan karyawan untuk meninggalkan pekerjaanya,
9 2.1.2 Turnover Itention
Abdillah (2012) menyatakan turnover intention merupakan suatu posisi
dimana karyawan memliki keinginan atau niat untuk mencari suatu pekerjaan lain
sebagai alternatif di perusahaan yang berbeda. Keinginan keluar (turnover intention)
juga bisa dikatakan sebagai pergerakan karyawan untuk keluar dari perusahaanya
untuk mendapatkan pekerjaan baru di perusahaan lain. Dampak negatif turnover
adalah dampak terhadap biaya organisasi yang berkaitan dengan rekrutmen, seleksi,
serta pelatihan personil baru, ditambah lagi turnover dapat menyebabkan penurunan
efektivitas dan produktivitas kinerja karyawan karena telah kehilangan rekan kerjanya
(Jha, 2010).
Kadiman dan Indriana (2012) juga berpendapat intensitas turnover yang
terlalu tinggi dapat membuat perusahaan tidak mendapatkan manfaat dari program
peningkatan kinerja karyawan karena perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk
merekrut karyawan yang baru. Bila turnover terjadi pada pekerja yang tidak
berpengaruh besar terhadap perusahaan dan tidak produktif bisa disebut turnover
fungsional, sedangkan turnover yang terjadi pada karyawan yang potensial dan
berpengaruh besar terhadap perusahaan disebut turnover disfungsional (Sidartha dan
Margaretha, 2011). Turnover intention timbul dari pemikiran untuk meninggalkan
perusahaan dan mencari alternatif pekerjaan yang lain (Faslah, 2010). Tindakan
seperti itu dapat menyebabkan karyawan yang berkompeten meninggalkan
10
turnover intention mempunyai 3 indikator yang dijadikan sebagai dasar untuk
mengukur keinginan untuk keluar tersebut, yaitu :
1) Munculnya keinginan meninggalkan perusahaan, yakni keinginan
seseorang untuk meninggalkan perusahaan muncul dari hasil pemikiran
karyawan itu sendiri, dimana pemikiran tersebut merupakan gambaran
atau cerminan dari apa yang sudah dirasakan dan dilakukan selama
bekerja sehingga menimbulkan keinginan untuk keluar dari perusahaan.
2) Munculnya keinginan untuk mencari pekerjaan baru, yakni keinginan
untuk mencari pekerjaan baru dapat terjadi bila perusahaan tidak mampu
memenuhi kebutuhan karyawannya sehingga karyawan akan cenderung
untuk berpikir mencari alternatif pekerjaan pada perusahaan lain.
3) Keinginan untuk meninggalkan perusahaan dalam beberapa bulan
mendatang, yakni karyawan akan termotivasi untuk mencari pekerjaan
baru pada perusahaan lain dalam beberapa bulan mendatang yang
dianggap bisa dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kumar et al. (2012) menyatakan niat untuk keluar atau turnover intention
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 bagian yaitu :
1) Turnover yang tidak dapat dicegah yaitu keluarnya seorang karyawan
yang disebabkan oleh penyakit , masalah keluarga atau pensiun.
2) Turnover yang diinginkan yaitu keluarnya seorang karyawan karena
11
3) Turnover yang tidak diinginkan yaitu mencakup kompeten dan kualitas
karyawan yang meninggalkan pekerjaan mereka karena masalah
organisasi seperti kurangnya pengawasan, rendahnya dukungan dan
adanya konflik. Isu isu seperti ini perlu ditangani dengan baik karena
secara langsung mempengaruhi kualitas layanan dan efektivitas
organisasi.
2.1.3 Job Insecurity
Job insecurity merupakan suatu kondisi ketidakberdayaan untuk
mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam situasi kerja yang
mengancam, perasaan yang tidak aman akan membawa dampak pada job attitudes
karyawan, penurunan komitmen, bahkan keinginan untuk turnover yang semakin
besar (Wening, 2005). Sementara Mizar (2008) mengartikan ketidakamanan kerja
(job insecurity) sebagai kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan
rasa bingung atau merasa tidak aman karena kondisi lingkungan yang berubah-ubah
(perceived impermanence). Job insecurity pada pegawai dapat ditimbulkan oleh
adanya ketidakpastian terhadap fitur pekerjaan yang dirasakan pegawai. Fitur
pekerjaan yang dimaksudkan ialah perubahan sifat pekerjaan, isu karir, pengurangan
waktu kerja, atau yang paling memegang kunci adalah kehilangan pekerjaan (Silla et
al., 2010).
Sverke et al. (2002) menyatakan dalam jangka pendek job insecurity
berdampak terhadap kepuasan kerja, keterlibatan kerja, komitmen organisasi dan
12
terhadap kesehatan fisik, kesehatan mental, performa kerja, dan intensi pindah kerja
(turnover). Literatur tentang ketidakamanan kerja menunjukkan bahwa secara garis
besar terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya ketidakamanan
kerja karyawan yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu (Amalia,
2014). Adkins et al. (2001) menyatakan beberapa dimensi job insecurity yaitu :
1) Ancaman terhadap aspek-aspek dalam pekerjaan
Aspek-aspek yang berkaitan di dalam pekerjaan salah satunya seperti
kebebasan menentukan jadwal pekerjaan. Persepsi seseorang mengenai
besarnya ancaman aspek-aspek pekerjaan dapat diketahui melalui
seberapa besar aspek-aspek itu dirasakan penting dan seberapa besar
kemungkinan individu akan kehilangan aspek-aspek tersebut. Semakin
penting dan semakin tinggi aspek-aspek tersebut dipersepsikan mungkin
hilang, maka semakin tinggi tingkat ancaman terhadap aspek-aspek dalam
pekerjaan yag dirasakan individu tersebut.
2) Ancaman kehilangan pekerjaan secara keseluruhan
Ancaman kehilangan pekerjaan secara keseluruhan merupakan persepsi
seseorang mengenai adalanya kejadian-kejadian negatif yang dapat
mempengaruhi pekerjaannya, seperti diberhentikan untuk sementara
waktu. Ancaman tersebut dapat diketahui melalui seberapa penting dan
seberapa mungkin kejadian-kejadian negatif tersebut dipersepsikan akan
13 3) Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan menujukkan ketidakmampuan seseorang untuk
mencegah munculnya ancaman yang berpengaruh terhadap aspek-aspek
pekerjaan dan pekerjaan secara keseluruhan. Semakin individu merasa
tidak berdaya, semakin tinggi tingkat job insecurity
Greenhalgh dan Rosenblatt (1984) dalam Nugraha dan Intan (2010)
menyatakan ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai
ketidakamanan kerja yaitu :
1) Arti pekerjaan itu bagi individu
2) Tingkat ancaman yang dirasakan karyawan mengenai aspek-aspek
pekerjaan
3) Tingkat ancaman yang kemungkinan terjadi dan mempengaruhi
keseluruhan kerja individu
4) Tingkat kepentingan-kepentingan yang dirasakan individu mengenai
potensi setiap peristiwa tersebut
5) Tingkat ancaman terhadap pekerjaan pada tahun berikutnya
2.1.4 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dapat digambarkan sebagai suatu perasaan atau keadaan
pikiran mengenai sifat pekerjaan (Adeniji, 2011). Apabila karyawan tidak merasakan
kepuasan kerja, maka akan muncul tingkat kinerja yang rendah karena tidak adanya
14
menggambarkan bagaimana perasaan seorang karyawan tersebut tentang pekerjaan
yang akan mereka lakukan (Belias et al., 2015).
Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi memiliki perasaan positif,
sementara yang tidak puas memiliki perasaan negatif tentang pekerjaanya, seperti
halnya akan sering absen, stress, mengganggu rekan kerja, dan terus-menerus mencari
pekerjaan yang lain serta cenderung merespon dengan keinginan keluar dari
perusahaan (Utama dkk., 2015). Bakotić dan Babić (2013) menyatakan kepuasan
kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawannya dan kinerja organisasi
dipengaruhi oleh kepuasan karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja mewakili perasaan
negatif dan positif dari persepsi karyawan terhadap pekerjaan yang dihadapinya, yaitu
suatu perasaan untuk berprestasi dan meraih kesuksesan di dalam pekerjaan,
kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan karyawan merasa nyaman bekerja dan
mendapatkan penghargaan atas kontribusi yang sudah diberikan (Aziri, 2011).
Cekmecelioglu et al. (2012) menyatakan kepuasan kerja memiliki beberapa indikator,
yaitu :
1) Pekerjaan itu sendiri ( The work Itself)
Merupakan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan terhadap pekerjaan
yang dimilikinya berdasarkan persepsi mereka masing-masing.
2) Bayaran (Pay)
Merupakan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan berupa gaji pokok
yang diterimanya berdasarkan beban kerja dan kontribusi yang sudah dia
15
3) Kesempatan mendapatkan promosi jabatan (Promotion Oppertunities)
Merupakan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan karena memiliki
kesempatan untuk mendapatkan tingkat jabatan yang lebih tinggi di suatu
perusahaan
4) Hubungan Kerja (Work Relation)
Merupakan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan berdasarkan peran
rekan kerja dan atasan sebagai tenaga ahli yang menolong dalam
pekerjaan dan perlakuan secara sosial yang dirasakan oleh karyawan.
2.2 Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention
Keamanan kerja menjadi sebuah jaminan kerja yang sangat penting, sehingga
karyawan yang merasa aman dan tidak terancam dalam bekerja akan menikmati
kepuasan kerja yang tinggi sehingga kecil kemungkinannya untuk berkeinginan
pindah pekerjaan (Utama dkk., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Gunalan dan
Adnan (2015) menunjukkan bahwa job insecurity memliki pengaruh positif terhadap
turnover intention. Hanafiah (2014) juga mendapatkan hasil penelitian serupa yang
menyatakan bahwa ketidakaman kerja memiliki hubungan yang positif dengan
turnover intention.
Ketidakamanan kerja merupakan perasaan yang khawatir yang dialami
karyawan dan ketidakpastian terhadap pekerjaan selanjutnya sehingga resiko untuk
keluar dari perusahaan menjadi tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian Sora et al.
16
signifikan terhadap turnover intention. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka
dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Job Insecurity berpengaruh positif signifikan terhadap turnover intention
2.2.2 Pengaruh Job Insecurity Terhadap Kepuasan Kerja
Ketidakamanan kerja merupakan kondisi psikologis karyawan yang
mencerminkan rasa tidak aman sehingga akan berpengaruh langsung terhadap
kepuasan mereka di dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Silla et al. (2010)
mendapatkan hasil bahwa job insecurity memiliki pengaruh yang negatif terhadap
kepuasan kerja. Zheng et al. (2014) juga melakukan riset yang serupa yang hasilnya
menyatakan bahwa adanya pengaruh yang negatif dari job insecurity dengan
kepuasan kerja.
Kepuasan mencerminkan reaksi emosional individu yang berhubungan
langsung dengan aspek-aspek yang ada di dalam lingkungan pekerjaanya, termasuk
didalamnya rasa aman yang dirasakan individu terhadap pekerjaanya. Yasadiputra
dan Putra (2014) menyatakan bahwa job insecurity berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap job satisfaction karyawan. Sementara Wening (2005) dalam
risetnya pada survivor perusahaan terpilih mengungkapkan bahwa job insecurity
memliki hubungan yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
17
2.2.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention
Kepuasan kerja berkaitan erat dengan keinginan karyawan untuk keluar.
Semakin puas karyawan tersebut di dalam melakukan pekerjaanya maka
kemungkinan karyawan untuk keluar akan kecil, begitupun sebaliknya jika karyawan
tidak puas dengan pekerjaan mereka, karyawan cenderung akan meninggalkan
organisasi (Aydogdu dan Asikgil, 2011). Karyawan yang merasa puas akan mampu
bertahan pada organisasi dan bekerja secara produktif, kemungkinan untuk keluar
dari perusahaan juga semakin kecil (Utama dkk., 2015).
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Salleh et
al. (2012) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan yang
negatif dengan turnover intention. Islam et al. (2012) yang melakukan riset serupa
juga mengemukakan adanya hubungan yang negatif antara kepuasan kerja dengan
turnover intention. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Kepuasan kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap turnover intention
2.2.4 Kepuasan Kerja Memediasi Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention
Kepuasan kerja yang dirasakan karyawan merupakan implikasi dari keamanan
mereka bekerja di dalam perusahaan. Karyawan yang sudah merasakan ketenangan
tentunya akan membuat resiko karyawan untuk keluar dari perusahaan semakin kecil.
Seperti yang dinyatakan oleh Silla et al. (2010) bahwa job insecurity memiliki
18
tidak aman di dalam pekerjaanya akan menyebabkan rasa ketidakpuasan mereka di
dalam pekerjaan sehingga dapat memicu munculnya keinginan untuk keluar dari
perusahaan. Ketidakamanan kerja yang tinggi cenderung menyebabkan rendahnya
kepuasan kerja dan dapat menyebabkan tingginya keinginan keluar dari perusahaan
(Nugroho, 2012). Ini dapat menunjukkan bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh
dari job insecurity pada turnover intention
Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Ie (2014) yang
menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat berperan sebagai variabel intervening pada
pengaruh faktor job insecurity terhadap keinginan berpindah kerja (turnover
intention). Devi dan Sudibia (2015) pada penelitiannya terhadap karyawan kontrak
yang ada di Bali Dynasty Resort mengungkapkan bahwa kepuasan kerja berperan
dalam job insecurity mempengaruhi turnover intention baik itu pengaruh secara
langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka
dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Kepuasan kerja memediasi pengaruh job insecurity terhadap turnover intention
2.3 Kerangka Berfikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan hipotesis, maka dapat dibuat kerangka berfikir yang
19
H2 H3
H1
[image:33.612.133.519.131.292.2]H4
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pemikiran
Sumber :
H1 : Gunalan dan Adnan (2015), Hanafiah (2014), Sora et al. (2010)
H2 : Silla et al. (2010), Zheng et al. (2014), Yasadiputra dan Putra (2014)
H3 : Aydogdu dan Asikgil (2011), Salleh et al. (2012), Islam et al. (2012)
H4 : Nugroho (2012), Ie (2014), Devi dan Sudibia (2015)
Kepuasan Kerja
(Z)
Job Insecurity
(X)
Turnover Intention