• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mendapatkannya. Minat beli Kotler dan Keller (2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mendapatkannya. Minat beli Kotler dan Keller (2009)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Minat beli merupakan tindakan konsumen pada suatu produk dan berkeinginan untuk mendapatkannya. Minat beli Kotler dan Keller (2009) merupakan perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan pembelian. Menurut Durianto (2013) juga berpendapat bahwa minat beli merupakan keinginan untuk memiliki produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk.

Minat beli ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lalu. Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk. Keputusan untuk mengadopsi atau menolak suatu produk timbul setelah konsumen mencoba suatu produk tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka terhadap produk tersebut. Rasa suka terhadap produk timbul apabila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata lain produk tersebut mempunyai nilai yang tinggi di mata konsumen. Minat beli ulang konsumen ini sangat penting bagi perusahaan jika konsumen memiliki minat beli ulang maka konsumen merasa puas pada suatu produk. Menurut Thamrin dan Francis (2012) menyatakan bahwa tingginya minat beli ulang ini akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar. Selain itu terdapat beberapa penelitian yang

(2)

mengangkat Minat Beli Ulang untuk penelitian. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya bukti empiris bahwa kepuasan konumen berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang Arsyanti dan Astuti (2016), Saidani dan Arifin (2012), Resti dan Soesanta (2016), Lionora (2015), Ghassani (2017), Lestari (2019), dan Mulyana et al. (2019). Bukti empiris juga menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang Saidani dan Arifin (2012), Diponugroho (2015), Ghassani (2017), dan Mulyana et al. (2019). Adapun bukti empiri yang bertentangan dengan penyataan di atas, yaitu Ramadhan dan Santosa (2017) menyatakan bahwa kualitas produk memiliki dampak negatif dan tidak signifikan terhadap minat pembelian ulang.

Konsumen akan melakukan pembelian kembali jika merasakan kualitas dan harapan pada suatu produk yang telah dibelinya. Menurut Hidayat (2009) menyatakan bahwa kualitas produk merupakan suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Konsumen membeli produk untuk memenuhi kebutuhanya dan konsumen memberikan nilai dalam terpenuhinya harapan yang di dapat dalam produk tersebut. Nilai yang diberikan konsumen berhubungan dengan benefit atau keuntungan yang akan diterimanya. Kualitas produk didapatkan dengan cara menemukan keseluruhan harapan konsumen, meningkatkan nilai produk atau pelayanan dalam rangka memenuhi harapan konsumen tersebut. Penting bagi konsumen karena sebagai salah satu daya tarik konsumen untuk membeli suatu produk. Selain itu menurut Mulyono (2007) kualitas produk adalah hal yang penting dan paling mendasar dari kepuasan konsumen dan kesuksesan dalam bersaing. Apabila produk yang dirasakan konsumen sesuai dengan manfaat yang

(3)

didapat konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen merasa puas maka dapat dikatakan produk tersebut adalah produk yang berkualitas dan berdaya tarik tinggi. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya bukti empiris tentang kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang Saidani dan Arifin (2012), Diponugroho (2015), Ghassani (2017), dan Mulyana et al. (2019). Bukti empiris juga menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Saidani dan Arifin (2012), Arsyanti dan Astuti (2016), Ramadhan dan Santosa (2017), Ghassani (2017), Lestari (2019), Lasander (2013), Sujadi (2015), Mulyana et al. (2019), dan Sanjaya et al. (2016).

Kualitas produk yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Menurut Husain (2005) kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang diterima dan diharapan seorang konsumn, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler dan Keller 2007). Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti

(4)

kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan (kajianPustaka.com 2013). Peryataan ini diperkuat dengan adanya bukti empiris tentang kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Saidani dan Arifin (2012), Arsyanti dan Astuti (2016), Ramadhan dan Santosa (2017), Lestari (2019), Lasander (2013), Sujadi (2015), Mulyana et al. (2019), dan Sanjaya et al. (2016). Bukti empiris juga menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang melalui kepuasan Saidani dan Arifin (2012), Puspitasari (2011), dan Ghassani (2017).

Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng dan varian-varian rasa lainnya.

Indomie sebagai pelopor mie instan di Indonesia dan sampai sekarang masih tetap eksis meskipun banyak merek mie instan yang baru bermunculan. Dilihat dari sejarah indomie bahwa indomie memberikan kepuasan pada konsumenya sehingg sampai saat ini masih menjadi pilihan. Dari pra-riset yang saya lakukan pada awal tahun 2020 terhadap 70 mahasiswa di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang banyak yang merasa puas saat mengkonsumsi Indomie dan berminat untuk melakukan pembelian uang. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini merupakan data

(5)

pra-riset minat belu ulang, kualitas produk, dan kepuasan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.

Data pra-riset 70 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menyatakan bahwa konsumen melakukan pembelian ulang produk Indomie ada 33 responden, konsumen mencari informasi terbaru tentang produk Indomie ada 9 responden, konsumen lebih memilih mi instan merek Indomie dibandingkan dengan merek lain ada 28 responden. Pra-riset di atas dapat dijadikan fenomena peneliti bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang produk indomie yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu yaitu: lingkungan fisik, kepuasan konsumen, kualitas layanan, pereferensi merek, kualitas produk, nilai yang diharapkan, dan harga. Berikut ini data pra-riset 70 mahasiswa dapat dilihat dari tabel 1.1.

Tabel 1.1

Minat Beli Ulang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

Kategori Responden

Konsumen melakukan pembelian ulang produk Indomie.

33 Konsumen mencari informasi terbaru

tentang produk Indomie.

9 Konsumen lebih memili mi instan merek

Indomie dibandingkan dengan merek lain.

28 Sumber: Data primer, 2020.

Data pra-riset 70 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menyatakan bahwa Indomie memiliki rasa yang pas/enak dan sesuai dengan lidah orang Indonesia ada 15 responden, daya tahan produk Indomie lama ada 12 responden, Indomie memiliki cita rasa yang khas dari sabang sampai Merauke (memiliki beragam varian rasa) ada 15 responden, mudah untuk disajikan ada 15

(6)

responden, dan penampilan yang ditawarkan Indomie dapat menarik perhatian konsumen ada 13 responden. Pra-riset di atas dapat dijadikan fenomena peneliti bahwa Indomie memiliki rasa yang pas/enak dan sesuai dengan lidah orang Indonesia, Indomie memiliki cita rasa yang khas dari sabang sampai Merauke (memiliki beragam varian rasa), dan mudah untuk disajikan. Berikut ini data pra-riset 70 mahasiswa dapat dilihat dari tabel 1.2.

Tabel 1.2

Kualitas Produk Indomie pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

Kategori Responden

Indomie memiliki rasa yang pas/enak dan sesuai dengan lidah orang Indonesia.

15 Daya tahan produk Indomie lama. 12 Indomie memiliki cita rasa yang khas dari

sabang sampai Merauke (memiliki beragam varian rasa).

15

Mudah untuk disajikan. 15

Penampilan yang ditawarkan Indomie dapat menarik perhatian konsumen.

13 Sumber: Data primer, 2020.

Data pra-riset konsumen Indomie diperkuat dengan data survey ICSA (Indonesia Customer satisfaction award) bawa indomie memberikan kepuasan pada konsumennya. Indomie masuk dalam kategori 6 besar ICSA pada tahun 2017. Survey ICSA (Indonesia Customer satisfaction award) ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk dan jasa pada tahun 2017 (icsa-indo.com). Berikut ini adalah data pra-riset kepuasan konsumen 70 mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang terhadap mi instan dapat dilihat dari tabel 1.3.

(7)

Tabel 1.3

Kepuasan Konsumen Mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Malang terhadap Mi Instan Kategori Responden Kepuasan

Indomie 42 60%

Sedaap 22 31,4%

ABC 6 8,6%

Sumber: Data primer, 2020.

Data pra-riset 70 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menyatakan bahwa ada 27 responden merasa senang/puas dengan produk Indomie, ada 13 responden yang tetap setia lebih lama terhadap produk Indomie, ada 6 responden membicarakan hal baik tentang produk Indomie, ada 8 responden kurang memperhatikan merek lain selain merek Indomie, dan ada 16 responden menyatakan bahwa produk indomie sesuai dengan harapan konsumen. Dapat ditarik fenomena dari pra-riset diatas bahwa konsumen merasa senang/puas setelah megkonsumsi Indomie yang sesuai dengan harapan yang diinginkan dan juga konsumen akan setia dengan produk Indomie. Berikut ini data pra-riset 70 mahasiswa dapat dilihat dari tabel 1.4.

Tabel 1.4

Kepuasan Konsumen Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang

Kategori Responden

Kosumen merasa senang/puas dengan produk Indomie.

27 Konsumen tetap setia lebih lama terhadap

produk Indomie.

13 Konsumen membicarakan hal-hal baik tentang

produk Indomie.

6 Konsumen kurang memperhatikan merek lain

selain merek Indomie.

8 Produk Indomie sesuai dengan apa yang

diharapkan kosumen setelah melakukan pembelian dan mengkonsumsi Indomie.

16

(8)

Sebagian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menjadikan indomie sebagai pilihan karena Indomie memiliki rasa yang pas, mudah untuk disajikan, dan memiliki beragam varian rasa nusantara sehingga dapat dengan mudah untuk menarik konsumen. Konsumen yang puas, akan cenderung berminat melakukan pembelian ulang produk Indomie.

Bagi perusahaan, indeks kepuasan pelanggan dapat dianggap sebagai ukuran untuk kinerja mereknya dalam memuaskan pelanggan mereka. Indeks kepuasan ini juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerjanya dengan pesaing. Selain indeks kepuasan per merek, indeks kepuasan rata-rata untuk industri juga dapat diproyeksikan (icsa-indo.com).

Pada tahun 2018 indomie masuk dalam 10 merek penetrasi pasar terbesar di perkotaan, dapat dilihat dari kurva dibawa ini:

Tabel 1.5

Penetrasi Merek di Kalangan Urban Indonesia (2018) Nama Merek Nilai

Indomie 97,5% So Klin 94,7% Lifebuoy 91,2% Frisian Flag 88,7% Indofood 88,4% Mie Sedap 87,1% Molto 85,2% Royco 85% Kapal Api 83,3% Masako 71,5% Sumber: databoks.katadata.co.id

Dapat dilihat dari kurva di atas Laporan Brand Footprint yang dirilis Kantar, mencatat Indomie sebagai merek dengan penetrasi pasar terbesar pada 2018. Mi instan tersebut mampu menjangkau 97,5% konsumen di perkotaan.Indomie

(9)

kembali menjadi merek Fast Moving Consumer Goods (FMCG) selama tujuh tahun. Hampir seluruh rumah tangga urban di Indonesia membeli merek ini sekitar tiga hingga empat kali dalam sebulan, tidak hanya di Indonesia, Indomie juga masuk dalam jajaran 10 merek terpopuler di Dunia, dapat dilihat dari kuva di bawah ini

Tabel 1.6

10 Merek Paling Diminati Konsumen Dunia Nama Merek Nilai

Dove 1,67 juta Knorr 1,85 juta Indomie 1,89 juta Nescafe 2,04 juta Pepsi 2,16 juta Lay’s 2,19 juta Maggi 2,41 juta Lifebuoy 2,58 juta Colgate 4,25 juta Coca – Cola 6,28 juta Sumber: databoks.katadata.co.id

Hasil survei Kantar Worldpanel 2015 menempatkan Indomie di peringkat 8 dari semua kategori merek produk dagang paling sering dipilih konsumen dunia. Merek mie instan produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini meraih 1,89 juta poin. .Mendunianya produk Indomie didukung oleh besarnya pangsa pasar di beberapa negara seperti Malaysia, Turki, Vietnam, Nigeria, dan negara-negara Timur Tengah. PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada September 2016 juga telah membuka pabrik Indomie di Serbia untuk memenuhi kebutuhan pasar di benua Eropa.Peringkat ini didasarkan pada hasil penghitungan antara jumlah populasi rumah tangga di suatu negara, jumlah rumah tangga yang membeli produk, dan intensitas belanja dari masing-masing rumah tangga.

(10)

Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang Pada Mi Indomie Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi konsumen tentang kualitas produk, kepuasan konsumen, dan minat beli ulang Indomie?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang Indomie? 3. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Indomie? 4. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap minat beli ulang Indomie? 5. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang melalui

kepuasan konsumen Indomie? C. Batasan Penelitian

Penelitian ini membatasi variabel dan objek penelitian yang dimana hanya difokuskan pada bagian kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang dengan dimediasi oleh kepuasan konsumen Indomie pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya yaitu:

1. Mendiskripsikan tentang kualitas produk, kepuasan konsumen, dan minat beli ulang Indomie.

(11)

2. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang Indomie. 3. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Indomie. 4. Mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap minat beli ulang

Indomie.

5. Mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang melalui kepuasan konsumen Indomie.

E. Manfaat Penelitian 1. Untuk Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi bagi perusahaan tentang kualitas produk dan kepuasan konsumen yang mempengaruhi minat beli ulang, sehingga dapat diimplementasikan dalam menentukan strategi yang harus ditetapkan oleh perusahaan.

2. Untuk Penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang melalui kepuasan konsumen.

Referensi

Dokumen terkait

Nasiru, Usman and Saidu (2014) analyzed the causality relationship between consumption level of oil and economic growth in Nigeria by applying the Granger causality and

88 (2) Tujuan pengelolaan cadangan pangan adalah terpenuhinya kebutuhan beras masyarakat dalam masa kerawanan pangan, keadaan darurat pasca bencana dan harga

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disintesiskan bahwa kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dimulai dari anak mengetahui bentuk-bentuk geometri

dapat dibuat dengan baik dan mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, (b) Hasil terbaik hubungan antara debit air masuk dengan T out menggunakan variasi

Celakanya, walaupun pendidikan yang ditempuh betul-betul sesuai dengan standar Belanda, tidak ada jaminan bagi anak-anak lapisan atas Bumiputra untuk memperoleh penghargaan

Tujuan dari penelitian adalah mengetahui kelayakan media pembelajaran dengan menggunakan 3D Studio Max pada kompetensi dasar menggambar konstruksi tangga, mengetahui hasil

Apabila terdapat pemulihan aset-aset Ijarah yang telah mengalami penurunan nilai, maka Bank dapat memulihkan aset Ijarah pada nilai bukunya atau nilai yang

masyarakat sesuai permasalahan kesehatan yang dihadapi daerah studi. Upaya membangun kesehatan masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan