PENENTUAN NILAI RUGI TRANSMISI
BAHAN POLIKARBONAT DAN
POLIPROPILEN DENGAN METODE
PENGUKURAN RUGI SISIPAN DAN WAKTU
DENGUNG
Muhammad Masrur, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Instititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
[email protected]
Abstrak - Rugi transmisi bunyi adalah kemampuan suatu partisi untuk mengurangi energi bunyi yang melaluinya. Nilai rugi transmisi suatu partisi dipengaruhi oleh karakteristik bahan partisinya, seperti pengaruh penggandaan ketebalan partisi dan bahan partisinya. Penelitian ini mempunyai tujuan mengukur nilai rugi transmisi bahan polikarbonat dan polipropilin dengan metode pengukuran rugi sisipan dan waktu dengung. Sumber white noise 80, 90 dan 100 dB digunakan untuk mengukur rugi sisipan dalam penelitian ini. Pada frekuensi rendah, nilai rugi transmisi dengan pemberian gypsum pada ruang diantara dua partisi mempunyai nilai lebih besar dibandingkan dengan diisi rockwoll, namun pada frekuensi tinggi terjadi sebaliknya. Secara garis besar nilai rugi transmisi bahan polikarbonat lebih besar dibandingkan bahan polipropilin. Kata kunci : rugi transmisi, polikarbonat, polipropilin,frekuensi.
I. PENDAHULUAN
alam perkembangan kehidupan modern saat ini kebisingan sudah menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh para ahli dalam perkembangan pembangunan. Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan di kota kota besar. Kebisingan dapat ditimbulkan oleh suara kendaraan yang melewati di depan rumah. Dalam setiap pembangunan rumah selalu tidak sempurna bila tidak memiliki pagar. Pagar bukan hanya sekadar pembatas dan pelindung penghuni rumah untuk memberikan rasa aman dan keleluasan aktivitas penghuninya.Agar orang luar tidak dapat luasa melihat di dalam rumah, sering pagar diberi penutup yang berbahan poliprovilin. Penutup ini selain mudah digunakan, harganya pun relatif murah. Selain pagar, saat ini teras rumah di beri pentup dengan menggunakan suatu bahan yang lebih kuat dari kaca namun memiliki tekstur yang yang lebih baik dan memiliki daya lindung dari sinar matahari yang baik pula.
Polikarbonat telah umum digunakan sebagai kanopi atau penutup teras-teras rumah.
Agar kegunaan dari kedua bahan ini tidak terbatas sebagai penutup saja, pengukuran nilai Rugi transmisi bunyi perlu dilakukan terhadap bahan polikarbonat dan polipropilin. Dengan pengukuran tersebut diharapkan kedua bahan ini dapat diketahui kemampuan untuk mereduksi kebisingan saat bunyi dari sumber kebisingan melewati bahan polikarbonat maupun polipropilin. Oleh karena ini, penelitian pengukuran nilai Rugi transmisi dari bahan polikarbonat dan polipropilin ini dilakukan agar dapat diketahui besar nilai rugi transmisi (TL) dari kedua bahan tersebut.
II. TEORI
A. Bunyi
Bunyi secara fisis didefinisikan “penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastik yaitu udara”[1]. Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia pada frekuensi 1000 Hz tekanannya harus berada pada selang 20 µPa sampai sekitar 100 Pa. Untuk menyatakan tekanan bunyi yang diukur digunakan skala lain yaitu Sound Level Meter
(SPL). Secara matematis nilai SPL dinyatakan [2]:
(2.1)
dengan persamaan 2.1 Pac besarnya 2.10-5 Pa.
B. Rugi Transisi (TL)
Rugi transmisi yang secara umum disingkat menjadi TL adalah sebagai kemampuan suatu partisi untuk mengurangi energi bunyi yang melaluinya[3]. Dalam pengukuran TL ini digunakan dua ruang yaitu ruang pendengar (ruang anekoid) dan ruang sumber (ruang dengung) dimana antara kedua ruang
D
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.24, No.1, (2013) 1-5
di pisah oleh partisi. Nilai TL dinyatakan secara matematis seperti [2] :
atau
(2.2)
Dimana Ls’ adalah SPL ruang sumber setelah partisi dipasang (dB), Lp’ adalah SPL ruang pendengar setelah partisi dipasang (dB), s adalah luas permukaan partisi (m2), A2 adalah total penyerapan pada ruang pendengar (m2 sabine).
C. Rugi sisipan (IL)
Saat volume ruang sumber lebih kecil dibandingkan ruang pendengar nilai TL dipengarauhi besaran akustik lainnya yaitu rugi sisipan. Rugi sisipan (IL) didefinisikan sebagai perbedaan tingkat tekanan bunyi di ruang pendengar pada saat sebelum dan sesudah partisi diberikan[4].secara matenatis IL dinyatakan [4]:
(2.3)
D. Beda SPL di ruang sumber
Bila ruang sumber yang digunakan di buat tebal dan memiliki koefisien transmisi yang kecil maka bunyi pada ruang sumber hanya ditransmisikan melalui partisi sehingga bunyi yang tidak ditransmisikan oleh partisi akan terpantul dan terjebak pada ruang sumber. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat tekanan bunyi pada ruang sumber sebelum dan setelah partisi dipasang. Besaran akustik ini disebut dengan perbedaan tingkat tekanan bunyi yaitu ΔL. Secara matematis, nilai ΔL dapat ditentukan dengan persamaan [4]:
atau (2.4)
Dimana A0 adalah penyerapan total pada ruang sumber sebelum partisi dipasang (m2 sabine) dan A1 setelah partisi dipasang (m2sabine).
E. Waktu dengung
Saat sumber bunyi tersebut di matikan atau
ditiadakan, maka waktu yang dibutuhkan bunyi untuk
meluruh sebanyak 60 dB sejak bunyi dimatikan disebut
dengan waktu dengung yang disingkat RT
Gambar 2.1 peluruhan bunyi yang dikaitkan dengan
pengertian waktu dengung [3].
F. Polikarbonat
Polikarbonat adalah salah satu jenis dari thermoplastic polimer. Polikarbonat yang disingkat PC merupakan
enginering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi
bisphenol A dengan fosgen dalam media alkali. Polikarbonat adalah salah satu jenis dari thermoplastic polimer. Polikarbonat yang disingkat PC merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi bisphenol A dengan fosgen dalam media alkali[5]. Bahan polikarbonat tahan panas, dimana bahan ini memiliki temperature leleh yang cukup tinggi yaitu sekitar 2800 C sampai 3100C[6].
G. Polipropilin
Polipropilin merupakan polimer hidrokarbon yang
termasuk ke dalam polimer termoplastik yang dapat diolah pada suhu tinggi. Polipropilin berasal dari monomer propilena yang diperoleh dari pemurnian minyak bumi. Polipropilen merupakan bahan baku plastik yang ringan, densitasnya sekitar 0,9-0,92 memiliki kekerasan dan kekakuan yang paling tinggi dan bersifat kurang stabil terhadap panas dikarenakan adanya hidrogen tersier. Kerapuhan polipropilin dibawah 0 0C dapat dihilangkan dengan penggunaan bahan pengisi. Dengan bantuan pengisi dan penguat, akan terdapat adhesi yang baik Polimer yang memiliki konduktivitas panas rendah (konduktivitas = 0,12 W/m) seperti polipropilena[7]
III. METODE PENELITIAN
A. Alat yang digunakan
Peralatan yang digunakan pada pengukuran ini antara lain :
i. Personal Computer (PC/Laptop): PC berfungsi
sebagai penghasil sumber bunyi impuls dari Realtime
analizer.
ii. Amplifier : berfungsi sebagai penguat bunyi yang dikeluarkan dari PC sebelum masuk ke spiker. iii. Speaker : berfungsi menggeluarkan bunyi yang telah
dikuatkan oleh amplifier dan merupakan sebagai sumber bunyi.
iv. Sound Lever Meter (SLM): berfungsi sebagai
microfon untuk pembaca nilai peluruhan bunyi yang terjadi.
v. Sumur persegi : berfungsi sebagai ruang sumber dimana speaker ditaruh.
vi. Platisin : berfungsi untuk melekatkan bahan uji di atas mulut ruang sumber.
vii. Softwere Microsoft exel berfungsi untuk menganalisa data dan memodelkan pola hamburan.
B. Ruang sumber dan ruang pendengar
Dalam penelitian ini digunakan sumur persegi sebagai ruang sumber dimana speaker diletakkan. Sumur persegi ini memiliki pada bagian alasnya terdapat beton padat dan keras
dengan permukaan bagian dalamnya dilapisi banyak batu agar menimbulkan pemantulan difus. Selain itu dinding dasar dibuat dari beton agar porsi energi pantul dari dasar lebih besar, sementara batu-batu yang diletakkan pada dasar ruang ditujukan untuk mencegah terjadinya gelombang berdiri atau stasioner yang dapat memicu efek pelemahan bunyi (interferensi dekstruktif) Ukuran geometri dari ruang sumber ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Ukuran ruang sumber
Besaran Ukuran dalam Ukuran Luar
Panjang 100 cm 109,5 cm
Lebar 100 cm 108,5 cm
Tinggi 97 cm 104,5 cm
Ruang sumber ini berada di dalam ruang pendengar yaitu Laboratarium instrument akustik G-108 Jurusan Fisika, FMIPA ITS. Volume pendengar tersebut adalah sekitar 157,61 m3 dan luas permukaannya sekitar 181,22 m2.
Gambar 3.1 Sumur persegi C. Pembuatan Bahan
Bahan yang digunakan adalah polikarbonat dan
polipropilen. Bahan Polikarbonat yang digunakan bermerk
Twin Light dengan warna biru dan ketebalan 5 mm,
sedangkan bahan Polipropilin yang digunakan bermerk linier dengan warna biru dan memiliki ketebalan 0,7 mm. Ukuran bahan polikarbonat dan polipropilin yang akan diuji adalah 75 cm x 80 cm.
Gambar 3.2 Bahan Polipropilin dan Polikarbonat
Kedua bahan ini diuji dengan berbagai variasi yang diberikan. Variasi-variasi ini diberikan agar dapat diketahui pengaruh penggandaan massa dan pemberian ruang diantara kedua bahan terhadap nilai TL nya. Penjelasan selengkapnya dijelaskan dibawah ini :
1. Variasi kesatu yaitu pemberian ruang udara diantara
dua partisi bahan polikarbonat dan bahan polipropilin. Ruang tersebut berjarak sekitar 1 cm.
2. Variasi kedua sama seperti variasi pertama namun ruang diantara kedua partisi diberi rockwoll.
3. Variasi ke tiga sama seperti variasi pertama namun
ruang diantara kedua partisi diberi Gypsum.
Gambar 3.3 Variasi bahan dengan ruang diantara 2 partisi D. Proses Pengambilan Data
Pengukuran rugi sisipan (IL) dilakukan dengan pada mulanya diukur SPL ruang pendengar tanpa partisi terlebih dahulu. Pengukuran ini dilakukan dengan jarak mic terhadap lubang sumber adalah 4 cm. Setelah itu partisi dipasang dan dilekatkan dengan menggunakan platisin di tepi-tepinya agar tidak terjadi kebocoran bunyi melalui dari tepian partisi dapat dilihat pada Gambar 3.4. Setelah itu diukur SPL pada ruang pendengar setelah partisi dipasang pada jarak mic 4 cm.
Gambar 3.4 Pengukuran SPL sebelum partisi dipasang dan
setelah partisi dipasang
Pengukuran ΔL dilakukan dengan cara mengukur waktu dengung pada ruang sumber sebelum partisi dipasang dan setelah partisi dipasang. Mengukur waktu dengung digunakan SLM NL-20 yang telah dihubungkan ke laptop. Namun sebelum pengukuran dilakukan SLM dikalibrasi terlebih dahulu dengan perangkat lunak Y-Mec. Pengukuran waktu dengung dilakukan dengan pemberian Impulse pada ruang sumber seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pengukuran waktu dengung juga dilakukan pada ruang pendengar. Dengan prosedur yang sama saat pengukuran
75 Cm 80 cm 5 mm 1 cm
75 Cm 80 cm 5 mm 1 cm
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.24, No.1, (2013) 1-5
waktu dengun ruang sumber namun pada ruang pendengar speaker di taruh di ruang pendengar bukan di dalam ruang sumber lagi.
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran IL
Pengukuran IL dilakukan untuk semua bahan (polikarbonat dan polipropilin) dengan beberapa perlakuan variasi sumber bunyi yang diberikan yaitu White Noise 80, 90 dan 100 dB. Pengukuran ini dilakukan untuk tiap kenaikan bunyi satu oktaf yaitu pada jangkauan frekuensi 125 - 4000 Hz dengan tujuan untuk mengetahui nilai TL optimum. Dari analisa data nilai TL didapatkan nilai TL pada sumber white noise 80,90 dan 100 dB tidak jauh berbeda sehingga pada pembahasan selanjutnya hanya terbatas pada sumber bunyi 90 dB.
Gambar 4.1 Diagram nilai IL
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas baik bahan
Polikarbonat maupun bahan polipropilen nilai IL saat diisi gypsum lebih besar dibandingkan di isi udara mapun di isi rockwoll. Terlihat juga bahwa nilai IL pada frekuensi rendah dengan pemberian gypsum hampir sama.
B. Hasil perhitungan waktu dengung
Pengukuran waktu dengung yang disebutkan dalam hal ini ada 2 yaitu waktu dengung pada ruang sumber dan waktu dengung pada ruang pendengar. Pengukuran Waktu dengung pada ruang sumber dibedakan menjadi dua yaitu waktu dengung ruang sumber saat partisi belum dipasang dan setelah partisi dipasang. Dari data hasil waktu dengung yang telah didapatkan, maka dapat ditentukan nilai penyerapan total di ruang sumber saat partisi sebelum dipasang (A0) dan sudah dipasang (A1) serta total penyerapan di ruang pendengar (A2). Dari data penyerapan total maka dapat dihitung nilai ΔL. Berikut data perhitungan ΔL ditunjukan pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram nilai ΔL pada (a) bahan polikarbonat,
(b) bahan polipropilin
Berdasarkan Gambar 4.2, dapat diamati jika nilai ΔL pada awalnya cenderung turun hingga frekuensi 500 Hz setelah itu nilai ΔL nya naik sampai pada frekuensi 2000 Hz dan mengecil lagi di Frekuensi 4000 Hz. Dari hasil ΔL yang telah didapatkan pada Gambar 4.2, nilai secara kesuluruhan
ΔL cukup kecil dibandingkan nilai IL. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa nilai ΔL tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai TL dibandingkan dengan IL karena nilai ΔL merupakan besar SPL yang dipantulkan kembali oleh partisi dan terpantul berulang didalam ruang sumber
.
C. Hasil pengukuran TL
Setelah didapatkan hasil pengukuran IL dan hasil pengukuran waktu dengung pada ruang sumber dan ruang pendengar serta perhitungan nilai ΔL, maka nilai TL dari partisi dapat dicari. Berikut hasil perhitungan nilai TL.
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Nila i IL (d B )
Nilai IL pada sumber bunyi white noise 90 dB
Bahan 1a Bahan 2a Bahan 3a Bahan 1b Bahan 2a Bahan 3a 0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Nil ai Δ L ( d B )
Nilai ΔL pada bahan Polikarbonat
Bahan 1a Bahan 2a Bahan 3a 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Nil ai Δ L ( d B )
Nilai ΔL pada bahan Polipropilin
Bahan 1b Bahan 2b Bahan 3b -10.000 -5.000 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Nilai T L ( d B )
Grafik nilai TL polibonat karterhadap frekuensi
Bahan 1a Bahan 2a Bahan 3a
Gambar 4.3 Grafik nilai TL terhadap frekuensi bahan
polikarbonat dan polipropilin diisi udara, rockwoll dan gypsum.
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat pada frekuensi rendah nilai TL saat di isi bahan rockwoll dan udara bernilai negatif, hal ini menunjukan pada frekuensi rendah terjadi getaran partisi sehingga menimbulkan sumber bunyi baru pada partisi. Karena sumber bunyi baru ini nilai SPL Lp’ menjadi lebih besar sehingga nilai IL yang didapatkan menjadi lebih kecil dan menyebabkan nilai TL nya menajdi negatif. Selain itu, dapat dilihat nilai TL saat menngunakan bahan gypsum secara keseluruhan bernilai positif. Hal ini dapat menjelaskan bahwa dengan pemberian bahan gypsum sebagai pengisi ruang dapat meredam getaran pada partisi sehingga menyebabkan nilai IL nya cukup besar dan membuat nilai TL nya positif. Pada frekuensi tinggi dari kedua bahan saat di isi rockwoll memiliki nilai TL lebih besar dibandingkan saat diisi gypsum. hal ini menunjukan bahwa bahan rockwoll lebih baik saat sumber bunyi yang datang tinggi dibandingkan gypsum. Dari kedua grafik pada Gambar 4.3 dapat dilihat nilai TL bahan polikarbonat lebih besar dibandingkan nilai TL polipropilin.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tugas akhir ini dapat disimpulkan berberapa hal sebagai berikut : 1. Energi bunyi yang ditransmisikan ke ruang pendengar
melalui partisi nilainya lebih kecil dibandingkan energi bunyi yang datang pada permukaan partisi
2. Nilai rugi transmisi (TL) bahan polikarbonat lebih besar dibandingkan dengan nilai rugi transmisi (TL) bahan polipropilin.
3. Pemberian ruang berisi gypsum diantara dua partisi membuat nilai rugi transmisi (TL) lebih besar di frekuensi rendah dan di frekuensi tinggi dengan berisi rockwoll
DAFTAR PUSTAKA
[1] Leslie L, Doelle. 1972. Environmental Acoustic. New York: Mc. Graw Hill Book Company
[2] Presetio, L. 2003. Akustik. Surabaya Hibah pengajaran Jurusan Fisika FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[3] Prastowo, T. 1992. Penentuan Nilai Rugi Transmisi (TL) Beberapa
Bahan Akustik Dengan Metode Pengukuran Rugi Sisipan (IL).
Skripsi (tidak dipublikasikan). Surabaya : Jurusan Fisika FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[4] Santoso, Arif. 2012. Penentuan Nilai Rugi Transmisi (TL) Kaca dan
Triplek Melalui Pengkuran Rugi Sisipan (IL) dan Waktu Dengung(RT).
Surabaya : Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Surabaya [5] Pabby, Anil K, S. S. H. Rizvi and A. M. Sastre. 2009. Handbook
of Membrane Separations Chemical, Pharmaceutical, Food,and Biotechnological Applications. CRC Press Taylor & Francis Group, New
York, pp. 66 – 100
[6] H. Domininghaus. 1993. Plastics foe Engineers. Hanser Publishers. Munich. Vienna. New York. Barcelona
[7] Gachter. M. 1990. Plastic Addictives Handbook. Third Edition. Munich: Hanser Publisher -10.000 0.000 10.000 20.000 30.000 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz Nilai T L ( d B )
Grafik nilai TL polipropilin terhadap Frekuensi
Bahan 1b Bahan 2b Bahan 3b