• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN UBI JALAR PUTIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOLAHAN UBI JALAR PUTIH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGOLAHAN UBI JALAR PUTIH (lpomea batatas) DAN DAUNNYA DENGAN

KOMBINASI KACANG KEDELAI (Glycine soja) MENJADI MI KERING SEBAGAI

PANGAN TAMBAHAN BAGI IBU HAMIL

Sa’adah Hanim Parapat1 , Jumirah2, Albiner Siagian3

1

Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU

2

Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

ABSTRACT

Food diversification efforts can be done by making use of local food as diversity food. The

programme of food diversification, need to be introduced such as processed yams and soy beans to get

extra food such as new food alternative for pregnant women. Sweet potato and soy beans are

potentially as a source of nutrients because it contains a number of macro-nutrients and micro

nutrients. One of the preparations that can be made from yams and soy beans are dried noodles, so it

can add to the diversity of dry noodles that had existed in the market. The purpose of this research is to

know the nutrient content such as protein, iron, calcium and folic acid.

This research is experimental research of dry noodle-making flour with the addition of a white

Sweet Potato tubers and leaves with a combination of soy beans and wheat flour with a comparison of

60 gr + 20 gr + 25 gr + 15 gr. The results showed that the dry noodles flour white Sweet Potato tubers

and leaves with a combination of soy beans have protein 1.00%, and iron 65,33 ppm, calcium 20.1 ppm

and folic acid for pregnant women. It is advisable to society in order to make the addition of sweet

potato tuber starch and leaves with a combination of soybeans as food supplement for pregnant

women. Further research needs to be done also from dried noodle by using other local food.

Keywords: Dried Noodles, The flour of Sweet potato tuber, The leaves of sweet potato, The flour of

soy beans.

PENDAHULUAN

Indonesia bergabung dengan MDGs

mulai tahun 2007 dengan data AKI sebesar 228

per 100.000 kelahiran ibu melahirkan dengan

begitu Indonesia harus mampu menurunkan

3/4 nya menjadi 102 per 100.000 kelahiran ibu

melahirkan dari tahun 2011 sampai 2015.

Sepertinya, hal ini sangat sulit untuk dicapai

karena

berdasarkan

data

Hasil

Survei

Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012

yang menunjukkan terjadinya lonjakan angka

kematian ibu tercatat mencapai 359 per

100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua

zat gizi diperlukan untuk tambahan, namun

yang sering kali adalah protein dan beberapa

mineral seperti zat besi, kalsium dan asam

folat. Protein diberikan dengan nilai tinggi

untuk menunjang pembentukan sel-sel baru

bagi ibu dan bayi. Penambahan protein sebesar

10 g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi

sebaiknya yang mempunyai nilai biologis tinggi

seperti daging, susu, kacang kedelai, kacang

merah, bayam, dan lain-lain. Kebutuhan Fe

untuk ibu hamil berfungsi untuk meningkatkan

pertumbuhan janin. Zat besi akan disimpan

oleh janin dihati selama bulan pertama sampai

(2)

2

dengan

bulan

keenam

kehidupannya,

sedangkan pada ibu hamil pada trisemester

ketiga harus mampu meningkatkan zat besi

untuk kepentingan kadar Hb dalam darah

untuk transfer pada plasenta, janin, dan

persiapan kelahiran. Kalsium dibutuhkan untuk

pembentukan tulang dan gigi pada janin. Asam

folat dibutuhkan selama kehamilan untuk

pemecahan sel dan sintesis DNA. Sumber asam

folat seperti ubi jalar, sayuran daun hijau, dan

kembang kol.

Menurut (Widowati, 2008) yang dikutip

(Gardjito, 2013), di Indonesia, status ubi jalar

sebagai komoditas pangan belum setaraf

dengan padi, jagung ataupun ubi kayu.

Penggunaan ubi jalar sebagai “makanan

produk” sepanjang tahun terbatas dikonsumsi

oleh penduduk di Papua Barat, Maluku, dan di

beberapa daerah Jawa Barat. Ubi jalar rebus

sebagai pangan pokok hingga saat ini masih

dilakukan di Kecamatan Cilawu, Kabupaten

Garut, Jawa Barat. Komoditas ini ditanam

sepanjang tahun dan hasil panen sebagian

besar dikonsumsi sebagai makanan pokok,

sebagian dipasarkan ke pengolah saus. Adapun

dikonsumsi sebagai aneka macam camilan atau

kudapan lebih merata dikenali penduduk

banyak daerah di Indonesia.

Di luar negeri, khususnya di

negara-negara maju, ubi jalar dijadikan makanan

mewah dan bahan baku aneka industri, seperti

industri fermentasi, tekstil, lem, kosmetika,

farmasi dan sirup. Di Jepang, ubi jalar dijadikan

makanan tradisional yang publikasinya setaraf

dengan pizza atau hamburger sehingga aneka

makanan olahan dari ubi jalar banyak di jual di

toko-toko sampai restoran-restoran bertaraf

internasional. Di Amerika Serikat, produk ubi

jalar dijadikan sebagai bahan pengganti

(substitusi) kentang, dan 60%-70% diantaranya

digunakan sebagai makanan (Gardjito, dkk,

2013).

Ubi jalar merupakan salah satu pangan

yang banyak terdapat di Sumatera Utara

terutama di daerah Nias. Namun, hal ini tidak

seiring dengan pengetahuan masyarakat dalam

hal pemanfaatan pangan untuk diolah menjadi

bentuk pangan yang lebih menarik akibat dari

tidak

adanya

pengetahuan

mengetahui

kandungan gizi di dalam ubi jalar. Kacang

kedelai juga merupakan pangan yang mudah

untuk

diperoleh

sehingga

ketika

ingin

mengolahnya akan mudah diperoleh. Selain

itu, harga ubi jalar dan kacang kedelai juga

relatif mudah sehingga dapat dijangkau oleh

setiap lapisan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan gizi.

Limbah ubi jalar berupa batang dan

daun dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Di Irian Jaya, limbah daun ubi jalar digunakan

sebagai pakan ternak kelinci. Daun-daun muda

(pucuk), terutama yang berasal dari varietas

ubi jalar berdaun kecil dan menjari, dapat

dimanfaatkan untuk sayur. Pucuk daun ubi jalar

segar (mentah) merupakan sumber gizi yang

cukup tinggi, yakni mengandung kalori 53,00

kal, 2,88 protein, 107 mg kalsium, 562 g kalium,

5.565 SI vitamin A, dan 32 mg vitamin C dalam

tiap 100 gram. Seusai dimasak (disayur),

kandungan gizinya berkurang, yaitu menjadi

2,6 mg kalsium, 94 mg kalium, 3.345 SI vitamin

A dan 5 mg vitamin C dalam tiap 100 gr

(Gardjito, 2013).

Begitu juga dengan kandungan dalam

kacang kedelai, persentase yang sangat tinggi

adalah protein, sehingga kacang kedelai sangat

baik sebagai pengganti protein hewani yang

berasal dari daging. Kacang kedelai terbentuk

dari 40% protein dan lemak sekitar 20%, dibagi

menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh, jumlah

kandungan mineral juga sangat melimpah di

antara yang utama diwakili oleh kalium,

kalsium fosfor, dan magnesiumdan beberapa

jenis vitamin adalah vitamin A, B1, B2, B3, B5,

B6, dan sedikit vitamin C.

(3)

3

Pemanfaatan tepung umbi dan daun

ubi jalar dengan kombinasi kacang kedelai yang

diolah menjadi mi kering sebagai bahan

tambahan makanan ibu hamil dapat dijadikan

solusi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu

hamil terutama pada permasalahan angka

kematian ibu (AKI) yang tinggi. Mi kering ini

memiliki kombinasi kandungan protein, zat

besi, kalsium, dan asam folat yang tinggi

sehingga akan membantu untuk mencukupi

kebutuhan zat gizi ibu hamil.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui uji daya terima mie jafas yang

merupakan kombinasi tepung ubi jalar putih

dan daunnya dengan kacang kedelai sebagai

pangan tambahan bagi ibu hamil.

Manfaat penelitian ini adalah Sebagai

alternatif bahan tambahan makanan untuk

memenuhi

kebutuhan

gizi

ibu

hamil.

Memberikan informasi kepada masyarakat

bahwa bahan tambahan makanan untuk ibu

hamil dapat berasal dari pangan yang berharga

murah, mudah diperoleh serta mudah diolah.

Sebagai alternatif bahan tambahan makanan

yang memilki kandungan zat gizi yang utama

dibutuhkan bagi ibu hamil.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian

ini

adalah

eksperimen,

menggunakan rancangan penelitian acak

lengkap, yang terdiri atas tiga faktor yaitu

tepung umbi ubi jalar (A1), tepung kacang

kedelai (A2), tepung daun ubi jalar (A3) dan

tepung terigu (4) dengan 1 formulasi yaitu 60

gr A1 + 25 gr A2 + 20 gr A3 + 15 gr A4.

Pembuatan tepung umbi ubi jalar,

tepung kacang kedelai dilakukan di rumah

peneliti yang beralamat di Jalan Torpisang

Mata

Bawah,

Rantauprapat.

Sedangkan

pembuatan

mie

kering

dilakukan

di

Laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat,

FKM-USU. Uji kadar Protein (N), Kalsium (Ca) dan Zat

besi (Fe) dilakukan di Balai Riset dan

Standardisasi Industri, Medan, dan uji Asam

folat dilakukan di PT. Saraswanti Indo Genetech

sedangkan uji daya terima mi kering dilakukan

di Klinik Bidan Nani S. Am. Keb, Rantauprapat.

Data yang dikumpulkan diolah secara

manual. Hasil analisis kandungan protein

dilakukan dengan metode Kjdehdal, kalsium

dan besi dengan metode AAS dan asam folat

dengan metode HPLC. Untuk uji organoleptik

dilakukan Uji Kesamaan Varians (Uji Barlet).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mi kering dengan Penambahan

Tepung Ubi Jalar Putih dan Daunnya Dengan

Kombinasi Kacang Kedelai

Untuk mi kering dengan penambahan tepung

ubi jalar, daunnya, dan kacang kedelai

memiliki aroma daun, memiliki rasa tepung

ubi jalar dan tepung kacang kedelai, berwarna

kehijau-hijauan serta memiliki tekstur kenyal

.

Analisis Kandungan Gizi Mi kering dengan

Penambahan Tepung Ubi Jalar Putih dan

Daunnya Dengan Kombinasi Kacang Kedelai

Hasil analisis kandungan protein, zat besi,

kalsium, dan asam folat dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Gizi Mi Kering dengan Penambahan Tepung Ubi Jalar Putih dan Daunnya dengan Kombinasi Kacang Kedelai

No Parameter Hasil Metode

1 N (Protein) 1,00% Kjedhal 2 Ca (Kalsium) 65,33 ppm AAS 3 Fe (Zat Besi) 20,1 ppm AAS 4 Asam Folat (unit) * Tidak terdeteksi HPLC *Batas terdeteksi: 0,27

Kandungan protein yang terdapat pada tepung

ubi jalar (sariumbi) dalam tiap 100 gram tepung

(4)

4

40%

26,7%

6,7%

Suka Kurang Suka Tidak Suka Diagram 1. Hasil Organoleptik

terhadap Warna

yaitu 4-8 kg. Pada daun ubi jalar terdapat

protein sebesar 27,7%, dan pada kacang

kedelai tiap 100 gram terdapat 35 gram

protein. Setelah diolah menjadi mi kering maka

diperoleh kadar nitrogen (N) sebanyak (1,00%).

Kandungan zat besi yang terdapat pada mi

kering berasal dari tepung ubi jalar (sariumbi)

dimana setiap 100 gram tepung mangandung

zat besi sebesar 3,5-12 mgram. Berdasarkan

hasil uji zat besi yang di lakukan diperoleh zat

besi sebesar 20,1 ppm. Berdasarkan analisis

laboratorium terhadap kandungan kalsium

pada mi kering per 100 gram diketahui bahwa

mi kering memberi sumbangan 65,33 ppm.

Faktor penyumbang kalsium pada mi kering ini

adalah ubi jalar putih dalam setiap 100 gram

terdapat antara 9-64 mg zat besi. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan di PT.

Saraswanti Indo Genetech, Bogor pada tanggal

5 Agustus 2014 terhadap uji asam folat tidak

terdapat (tidak terdeteksi) kandungan asam

folat.hal ini disebabkan oleh salah satu faktor

yaitu selama proses pengolahan mi kering

terjadi

proses

pemanggangan

yang

menyebabkan

kandungan

asam

folat

menghilang.

Analisis Organoleptik terhadap Warna Mi

kering

Hasil penelitian pada mi kering

terhadap warna yang telah dilakukan di Klinik

Bidan Nani S. Am. Keb di Kota Rantauprapat

ada tanggal 16-18 Agustus 2014 kepada 30

panelis ibu hamil menunjukkan bahwa

sebanyak 73,4% ibu hamil menyukai warna mi

kering yang termasuk dalam kategori kurang

suka.

Warna mi kering didominasi oleh warna

hijau yang berasal dari pekatnya warna daun

ubi jalar. Hal ini dikarenakan oleh, dalam

proses pembuatan mi kering, daun ubi jalar

langsung diblender dengan air secukupnya

kemudian langsung dicampurkan dengan

adonan tepung ubi jalar, tepung kacang kedelai

dan tepung terigu sehingga warna hijau daun

masih terlihat sangat pekat.

Dalam proses pencanmpuran

bahan-bahan dasar mi kering terdiri dari 3 proses

yaitu pengadonan yang dilakukan pada suhu

ruangan antara 24-35

0

C, lalu proses

pengistirahatan selama 15-30 menit sehingga

menjadi mi kering warna mi kering terlihat

masih sangat hijau seperti warna daun pada

umumnya tetapi tidak terlalu pekat seperti

pertama kali dicampurkan dengan bahan

lainnya karena sudah bercampur dengan warna

putih dari tepung ubi jalar dan tepung terigu.

Setelah itu dilakukan pengeringan terhadap

adonan yang telah dicampurkan dengan bahan

tambahan seperti telur, gula, garam dan air

agar dalam pembentukan lembaran mi kering

diperoleh bentuk yang bagus.

Pembuatan

lembaran

mi

kering

dilakukan

dengan

menggunakan

ampia/pembentuk mi. Setelah itu, dilakukan

pemotongan atau pembentukan mi (sheeting)

lalu pengukusan dan yang terakhir adalah

pengeringan di oven dryer dengan suhu 60

0

C

selama

20-30

menit.

Setelah

proses

pengeringan

warna

mi

kering

kembali

mengalami perubahan terlihat semakin warna

hijau mulai bercampu dengan warna putih

sehingga menghasilkan warna kehijau-hijauan.

Fungsi warna pada suatu makanan

sangatlah penting, karna dapat membangkitkan

selera makan.Warna makanan yang menarik

dapat memengaruhi dan membangkitkan

selera makan konsumen, bahkan warna dapat

menjadi petunjuk bagi kualitas makananyang

dihasilkan. Warna juga memepunyai peran dan

(5)

5

arti yang sangat penting pada komoditas

pangan karena memengaruhi penerimaan

konsumen

terhadap

komoditas

tersebut

(Winarno, 1997).

Analisis Organoleptik terhadap Aroma Mi

kering

Hasil penelitian pada mi kering

terhadap aroma kepada 30 panelis ibu hamil

menunjukkan bahwa sebanyak 80% ibu hamil

menyukai aroma mi kering ini artinya aroma mi

kering termasuk kategori suka. Aroma mi

kering di sukai karena berbau harum seperti

aroma daun pandan.

Selama proses pembuatan mi kering

tidak tercium aroma yang dihasilkan oleh mi

kering sampai proses pemanggangan mi kering.

Saat mi kering di panggang, maka aroma mi

kering akan tercium oleh indera penciuman.

Aroma yang dihasilkan berasal dari daun ubi

jalar karena mengandung klorofil yang tinggi

sehingga aromanya seperti aroma daun pandan

atau daun pada umumnya.

Munculnya aroma pada mi kering

disebabkan

karena

bahan-bahan

yang

digunakan dalam pembuatan mi kering yaitu

seperti tepung ubi jalar putih, tepung kacang

kedelai, tepung daun ubi jalar dan tepung

terigu yang masing-masing mempunyai aroma

yang khas. Menurut Kartika (1988) yang dikutip

oleh Dewinta (2010), aroma yaitu bau yang

sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan

pendapat yang berlainan dalam menilai

kualitas

aromanya.Perbedaan

pendapat

disebabkan setiap orang memiliki perbedaan

penciuman,

meskipun

merekadapat

membedakan aroma namun setiap orang

mempunyai kesukaan yang berlainan.

Indera penciuman sangat sensitif

terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau

lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera

penciuman diperkirakan berkurang 1% setiap

bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan

indera penciuman akan berkurang oleh adanya

senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya

formaldehida. Kelelahan daya penciuman

terhadap bau dapat terjadi dengan cepat

(Winarno, 1997).

Analisis Organoleptik Rasa Mi kering dengan

penambahan Tepung Ubi Jalar Putih dan

Daunnya dengan kombinasi Kacang Kedelai

Hasil penelitian pada mi kering

terhadap warna kepada 30 panelis ibu hamil

menunjukkan bahwa sebanyak 71,1% ibu hamil

menyukai rasa mi kering ini berarti bahwa rasa

mi kering termasuk kategori kurang suka.

Aroma mi kering kurang disukai karena berbau

harum seperti ubi jalar dan kacang kedelai.

60%

13,3%

8,7%

Suka Kurang Suka Tidak Suka Diagram 2. Hasil Organoleptik

terhadap Aroma

40%

22,2%

8,9%

Suka Kurang Suka Tidak Suka Diagram 3. Hasil Organoleptik

(6)

6

Mi kering yang dihasilkan memiliki rasa

seperti tepung terigu. Disebabkan mi kering

terdiri dari bahan dasar seperti tepung ubi jalar

dan tepung kacang kedelai, yang dalam proses

pengolahannya dari bentuk padat lalu diolah

menjadi tepung menjadi bentuk halus maka

tidak dapat dihasilkan tepung yang sempurna.

Oleh karena itu, mi yang dihasilkan lebih berasa

tepung ubi jalar dan tepung kacang kedelai.

Rasa dalam mi kering merupakan

kombinasi antara cita rasa dan aroma yang

tercipta untuk memenuhi selera panelis. Pada

umumnya, rasa mi kering merupakan hal yang

menunjang karena hal pertama yang akan

diperhatikan

oleh

panelis

pada

saat

memberikan penilaian adalah rasa

Rasa lebih banyak melibatkan panca

indera yaitu lidah, agar suatu senyawa dapat

dikenali rasanya, senyawa tersebut harus dapat

mengadakan hubungan dengan mikrovilus dan

impus yang terbentuk yang dikirim melalui

syaraf ke pusat susunan syaraf. Rasa suatu

bahan makanan dipengaruhi oleh senyawa

kimia, suhu, konsentrasi, dan interaksi dengan

komponen rasa yang lain. Setiap orang

mempunyai

batas

konsentrasi

terendah

terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan

(threshold). Batas ini tidak pada tiap-tiap orang

dan threshold seseorang terhadap rasa yang

berbeda juga tidak sama. Akibat yang

ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas

rasa atau penurunan intensitas rasa (Winarno,

1997).

Analisis Organoleptik Tekstur Mi kering

dengan penambahan Tepung Ubi Jalar Putih

dan Daunnya dengan kombinasi Kacang

Kedelai

Hasil penelitian pada mi kering

terhadap warna kepada 30 panelis ibu hamil

menunjukkan bahwa sebanyak 73,4% ibu hamil

menyukai tekstur mi kering yang termasuk

dalam kategori kurang suka.

Tekstur mi kering bersifat kenyal

seperti mi lain pada umumnya. Pada mi kering

terlihat beberapa bulir-bulir kecil yang berasal

dari tepung ubi jalar dan tepung kacang kedelai

akibat dari penghalusan yang sedikit kurang

sempurna. Tekstur mi kering lebih mudah larut

dalam air setelah perebusan selama 2 jam, mka

mi kering akan larut bersama air.

Tekstur dan konsistensi suatu bahan

akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan

oleh bahan tersebut. Dari penelitian-penelitian

yang

dilakukan

diperoleh

pula

bahwa

perubahan tekstur bahan dapat mengubah rasa

dan

bau

yang

timbul

karena

dapat

mempengaruhi

kecepatan

timbulnya

rangsangan terhadap sel reseptor olfaktori dan

kelenjer air liur (Winarno, 1997).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan

diperoleh

kesimpulan

sebagai

berikut:

1. Diperoleh kadar nitrogen (N) sebanyak

1,00%, kadar kalsium (Ca) sebanyak 65,33

ppm, kadar zatbesi (Fe) sebanyak 20,1

ppm.

2. Berdasarkan analisis uji daya terima mi

kering

terhadap

warna

diperoleh

persentase sebesar 73,4%, terhadap

40%

17,8%

11,1%

Suka Kurang Suka Tidak Suka Diagram 4. Hasil Organoleptik

(7)

7

aroma diperoleh persentase sebesar 80%,

terhadap

rasa

diperoleh

persentase

sebesar 71,1%, terhadap tekstur diperoleh

persentase sebesar 68,9%. Berdasarkan

interval persentase dan kategori kesukaan

hanya aroma yang termasuk kategori suka

sedangkan warna, rasa, dan tekstur

termasuk kategori kurang suka.

SARAN

1. Diharapkan adanya penelitian lanjutan

terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur

mi kering mengingat hasilnya masih kurang

maksimal. Hal ini disebabkan karena warna

yang dihasilkan masih terlihat hijau pekat,

rasa yang dihasilkan masih terasa hambar

dan tekstur yang dihasilkan kurang kenyal

dan mudah larut dalam air sehingga perlu

penelitian lebih lanjut untuk memberikan

hasil semaksimal mungkin.

2. Mi

kering

dapat

disajikan

dengan

tambahan makanan lainnya sehingga

kandungan gizi dalam makanan semakin

sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Dewinta, P. S. 2010. Pengaruh Penambahan

Tepung Daun Ubi Jalar Terhadap Daya

Terima Kue Klepon. Skripsi. Jurusan Gizi

Masyarakat.

Fakultas

Kesehatan

Masyarakat

Universitas

Sumatera

Utara.

Gardjito, M, dkk. 2013. Pangan Nusantara.

Jakarta: Kencana

Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan

Pangan.

Yogyakarta:

Pusat

antar

Universitas Pangan

SDKI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012.

Jakarta

Widowati, S, dkk. 2008. “Pola Makan

Masyarakat

Cilawu-Garut:

Budaya

Diversifikasi

Pangan

yang

perlu

Dilestarikan”. Prosiding Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta,

17-19 Mei 2008.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gambar

Tabel  1.  Hasil  Analisis  Kandungan  Gizi  Mi  Kering  dengan  Penambahan  Tepung  Ubi  Jalar  Putih  dan  Daunnya  dengan  Kombinasi  Kacang Kedelai

Referensi

Dokumen terkait

The above-mentioned criteria are fulfilled by the taxpayer within 6 (six) months of a fiscal year.. Selain itu, Wajib Pajak harus melampirkan surat keterangan dari Biro

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(3) Pemungutan Retribusi yang tidak menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan perbuatan melawan hukum

Pengaruh komitmen organisasional terhadap motivasi dan kepuasan kerja lebih besar daripada pengaruh variabel budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja maupun

Sedangkan kami akan meningkatkan promosi dan memperbanyak persediaan spare part, sehingga diharapkan banyak konsumen yang puas akan servis kami, dengan harga mahasiswa..

Permohonan Keluar Islam dalam Kes Periystiharan Status Agama di Mahkamah Syariah Negeri Sabah: Satu Penelitian Awal 4 Siti Nur Syafiqah Saibi. Universiti Sultan Zainal

Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower) dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu; Dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan terlihat juga

Penyakit TB paru (Tuberculosis) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama,penyakit ini merupakan penyakit yang tergolong menular dan