BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian dan konsep strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia ( stratos = militer ; dan ag =
memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini
relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karekteristik medan lawan, karekteristik medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan (intends to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.
Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.
Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan. Sasaran dapat ditentukan sebagai hasil yang spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, memotivasi, dan mengendalikan aktivitas secara efektif. Sasaran harus menantang, dapat diukur , konsisten, pantas, dan jelas.
2.1.1 Level Strategi
Dalam suatu perusahaan terdapat tiga level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional (Tjiptono, 2008).
1) Strategi Level Korporasi, dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu. 2) Strategi Level Unit Bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi
suatu bisnis tertentu.
3) Strategi Level Fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen yang dapat mendukung strategi level unit bisnis.
2.1.2 Tipe-tipe strategi
Menurut Rangkuti (2000) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 (tiga) tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.
1) Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya : strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
2) Strategi Investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya : apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.
3) Strategi Bisnis, sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya : strategi pemasaran,
strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung dan siap rugi. Bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang, reputasi, keahlian, ilmu, sahabat dan kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari – hari.
Menurut Griffin dan Ebert (2007) bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk mendapatkan laba.
Bila dilihat dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah keseluruhan kegiatan dan institusi dari sebuah organisasi yang dikelola oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perdagangan maupun industri yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menghasilkan laba untuk mereka.
2.3 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Craig, JC dan Grant, RM (2003) strategi bisnis adalah kebijakan dan pedoman yang menetapkan bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industri dan, khususnya, basis yang menjadi landasan di mana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing.
Menurut Rahmat Dwi Jatmiko (2004) strategi bisnis adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik.
2.3.1 Strategi Pengembangan Bisnis
Strategi pengembangan bisnis baik bisnis pribadi, perusahaan besar maupun usaha skala kecil dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sederhana untuk memperbaiki diri. Strategi pengembangan bisnis mengharuskan Anda untuk memiliki visi atau gagasan tentang apa yang harus memperbaiki. Lalu ada langkah yang diikuti, termasuk pengukuran, pengorganisasian, mengurangi biaya dan mendapatkan lebih banyak pelanggan. Usaha mengembangkan bisnis sarana untuk bergerak maju dari situasi sekarang. Itu bisa berarti untuk meningkatkan keuntungan, mengurangi kerugian, mendapatkan lebih banyak pelanggan, memperluas pasar, menjadi lebih terlihat di masyarakat, go public atau sejumlah barang lain yang dianggap diinginkan.
Strategi Mengembangkan Usaha Bisnis antara lain sebagai berikut. Yang pertama adalah mengukur dimana Anda berada. Meskipun Anda bisa mendapatkan "firasat" bahwa bisnis Anda adalah memperbaiki, satu-satunya cara untuk memverifikasinya adalah dengan beberapa cara pengukuran yang valid. Hal ini dilakukan baik sebelum maupun setelah beberapa upaya peningkatan. Kedua, mengatur operasi. Dengan mengorganisir atau re-organisasi dan proses operasi Anda, Anda dapat membuat bisnis Anda mesin yang lebih efektif. Ini termasuk menentukan tujuan, perencanaan, dan menggunakan standar ISO 9000.
Strategi pengembangan bisnis ketiga adalah mengurangi biaya. Dengan menggunakan Total Quality Management (TQM) metode dan alat, serta konsep-konsep
serupa lainnya, Anda dapat mengurangi bahan yang terbuang, usaha, dan waktu dalam membuat, menjual, dan memberikan produk Anda. Hasilnya adalah perbaikan dalam alur dasar perusahaan dan peningkatan keunggulan kompetitif.
Strategi keempat adalah mendapatkan lebih banyak pelanggan. Dengan memuaskan pelanggan Anda dengan produk-produk berkualitas tinggi dan layanan tambahan, Anda akan mendapatkan bisnis yang berulang dan arahan. Tentu saja, Anda harus harga kompetitif, dan mereka harus memiliki akses yang mudah ke produk Anda. Strategi kelima, ukur lagi. Ukur lagi untuk memverifikasi perbaikan pengembangan usaha bisnis anda.
Strategi pengembangan bisnis juga harus memperhatikan beberapa tantangan yang harus dihadapi. Apabila dilihat dari sisi alasan/pendorong seorang wirausahawan merintis usaha baru, maka kita akan mendapatkan jawaban yang sangat beragam. Berdasarkan salah satu studi ditemukan ada tujuh alasan seorang wirausahawan memulai/membuka usaha baru, yaitu:
1) Kebutuhan akan pengakuan diri. 2) Kebutuhan untuk kebebasan.
3) Kebutuhan pengembangan diri dan kepribadian. 4) Keamanan dan pengembangan asset (philanthropic). 5) Persepsi kemakmuran (perception of wealth). 6) Pengurangan pajak.
7) Mengikuti mental model.
Namun demikian dari setiap latar belakang yang beragam perlu ditekankan bahwa dalam mengembangkan usaha baru dibutuhkan komitmen tinggi, waktu, tenaga
dan biaya. Pengerjaan dan persiapan yang asal-asalan atau setengah hati tidak akan menjadikan suatu usaha berhasil. Satu hal yang perlu dicermati lagi, evaluasi terhadap internal dan eksternal sangat menentukan keberhasilan usaha baru. Berikut beberapa elemen yang mempengaruhi kinerja usaha baru (new star-up venture) atau faktor-faktor penentu berhasilnya usaha baru adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik wirausahawan. 2) Proses pendirian.
3) Lingkungan.
2.3.2 Perencanaan Strategi Bisnis
Perencanaan strategi bisnis memainkan peranan penting dalam mengendalikan keputusan-keputusan manufakturing terutama yang terkait dengan manajemen produksi dan inventori (production and inventory management). Pada umumnya ada 4 (empat) jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan aggregat. Pemilihan strategi ini tergantung dari kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya, dan pertimbangan biaya. Jenis perencanaan strategi bisnis tersebut antara lain :
1) Perencanaan Strategi Pemasaran (Marketing Strategic Planning) Perencanaan ini memfokuskan pada penyesuaian produk terhadap proyeksi pangsa pasar, penentuan strategi distribusi dan penjualan, dan paling utama adalah menentukan keunggulan-keunggulan kompetitif yang paling berhasil dalam memasuki pangsa pasar yang dimasuki.
2) Perencanaan Strategi Manufakturing (Manufacturing Strategic Planning). Merupakan sekumpulan tindakan dan keputusan terkoordinasi yang bertindak atas penyebaran
sumber-sumber daya manufakturing untuk memberikan keunggulan kompetitif pada perusahaan.
3) Perencanaan Strategi Riset dan Pengembangan (R&D Strategic Planning). Juga disebut sebagai perencanaan strategi pengembangan produk dan memfokuskan pada aktivitas desain produk baru yang konsisiten dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4) Perencanaan Strategi Keuangan (Financial Strategic Planning). Berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber daya keuangan yang direncanakan dan interaksinya dengan rencana strategi bisnis. Rencana strategi bisnis suatu perusahaan adalah pernyataan strategi jangka panjang dan tujuan-tujuan seperti penerimaan (revenue), keuntungan (profits), disertai anggaran-anggaran (budgets)
2.4 Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.Berikut hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Arsanti (2005) melakukan penelitian mengenai “Analisis Formulasi Strategi Perusahaan pada PT HERO Supermarket, Tbk. HERO Supermarket sebagai peritel modern lokal perlu menerapkan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan dalam bisnis ritel. Hal ini dikarenakan banyak pelaku bisnis ritel yang tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Kehadiran ritel asing di Indonesia lebih berdampak mengancam pasar pada peritel modern lokal daripada pasar tradisional, karena segmennya relative sama. Analisis data menggunakan
matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE), matriks IE dan SWOT, serta matriks QSPM.
Hasil analisis yang dilakukan terhadap PT HERO Supermarket sebagai perusahaan ritel menggambarkan kondisi internal maupun eksternal yang cukup kondusif, dimana perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kelemahan yang ada serta perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan mengantisipasi ancaman yang terjadi dalam perusahaan.
Kamillah (2005) melakukan penelitian mengenai ”Analisis Strategi Perusahaan PT PISMATEX Pekalongan, Jawa Tengah. PT PISMATEX perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan permasarannya untuk menghadapi munculnya pesaing-pesaing baru, terutama dalam upaya merebut pasar. Strategi pemasaran tersebut harus sesuai dengan faktor-faktor strategis yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, serta bauran pemasaran (product, price,
place dan promotion). Analisis data menggunakan matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan matriks External Factor Analysis Summary (EFAS), matriks IE
dan matriks SWOT, serta matriks QSPM.
Hasil analisis matriks IFAS dan EFAS didapatkan kekuatan perusahaan adalah mutu sarung Gajah Duduk bagus dan harga sarung yang terjangkau, serta keterbatasan modal merupakan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Peluang perusahaan adalah pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat dan ancaman bagi perusahaan adalah meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL). Hasil analisis IE menempatkan
perusahaan pada sel I dan IV dengan strategi yang tepat adalah growth and build seperti penetrasi pasar, pengembangan produk dan perluasan pasar. Analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi untuk memudahkan penilaian matriks QSPM. Dari matriks QSPM didapatkan alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan, yaitu efisiensi biaya produksi dalam proses produksi (pengolahan, bahan baku dan bahan bakar).
Berdasarkan kedua penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks IE dan matriks SWOT, serta matriks QSPM untuk mengolah dan menganalisis data. Peneliti menggunakan kelima matriks tersebut untuk memformulasikan strategi pada Toyusin Collection dalam rangka menghadapi persaingan industri.
2.5 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis maka kerangka pemikiran penelitian sangat dibutuhkan sebagai alur berpikir sekaligus sebagai landasan untuk menyusun hipotesis penelitian. Penyusunan kerangka pemikiran juga akan memudahkan pembaca untuk memahami permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini. Secara lengkap kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut:
TOYUSIN COLLECTION
Lingkungan Eksternal
a. Peluang ( Opportunity / O )
1. mayoritas penduduk beragama muslim
(O1)
2. busana muslim sebagai identitas bahwa
dia seorang muslimah (O2)
3. perubahan gaya hidup para muslimah
untuk menutup diri namun tetap tampil modis dan penuh gaya (O3)
4. pertumbuhan pasar yang tinggi (O4)
5. fashion busana muslim Indonesia tidak
hanya membidik negara-negara muslim, namun sekaligus negara non-muslim termasuk Eropa (O5)
6. penjajakan kerja sama dengan negara
lain terkait minat busana muslim (O6)
b. Ancaman (Threat / T)
1. Semakin banyaknya pesaing (T1)
2. membanjirnya produk busana muslim
asal China (T2)
3. keadaan perekonomian yang belum
stabil (T3)
4. tuntutan konsumen semakin tinggi (T4)
5. peluang pasar terbatas pada kelas
menengah ke atas (T5)
Lingkungan Internal a. Kekuatan (Strength / S)
1. busana muslim berkualitas (S1)
2. bahannya nyaman dengan beraneka ragam
pilihan warna serta design yang trendy (S2)
3. menggunakan E-Commerce. (S3)
4. sistem distribusi yang cepat (S4)
5. menciptakan peluang usaha baru (S5)
6. pemasaran hingga ke manca negara (S6)
7. mitra dan agen semakin banyak (S7)
8. menggunakan katalog untuk
mempromosikan produk (S8)
9. mempunyai jaringan pemasaran yang luas
(S9)
10. Pencatatan keuangan secara sistematis
(S10)
b. Kelemahan (Weakness / W)
1. katalog yang terlampir terkadang tidak
sesuai dengan aslinya (W1)
2. Harga yang cukup mahal (W2)
3. Busana muslim belum menjadi fashion
unggulan (W3)
4. Pengambilan keputusan secara sentralisasi
(W4)
5. Karyawan terkadang mengambil
keputusan sepihak (W5)
6. Biaya modal yang semakin tinggi akibat
situasi ekonomi yang sekarang ini (W6)
7. Semakin berkurangnya bahan baku yang
baik (W7)
MATRIX IFE, MATRIX EFE, MATRIX CPM
SWOT , IE
MATRIX QSPM
(Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi)