• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mega Zishandari 1, Ariyanto Nugroho 2, Siti Fadlilah 2 ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mega Zishandari 1, Ariyanto Nugroho 2, Siti Fadlilah 2 ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND

ATTITUDE ON MALARIA PREVENTION AND THE INCIDENCE OF

MALARIA AT KELURAHAN SEKETENG

KECAMATAN SUMBAWA KABUPATEN SUMBAWA BESAR

NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

Mega Zishandari

1

, Ariyanto Nugroho

2

, Siti Fadlilah

2

ABSTRACT

Background: Malaria is a health problem in Indonesia. Malaria disease is spread throughout Indonesian territory

particularly in remote areas that have poor environmental condition and limited health services.

Objective: To find out association between knowledge and attitude of the community toward malaria prevention and

the incidence of malaria at Seketeng Subdistrict of Sumbawa NTB.

Method: The study was an analytical survey with case control approach. Population was Seketeng community

Subdistrict of Sumbawa NTB. Samples consisted of 40 people with malaria and 40 without malaria. Samples were taken using total sampling techniques, comprising 80 people. Data were obtained through questinnaire and analyzed using Kendalll Tau analysis. The study was undertaken in February 2012.

Results: Knowledge of the community suffering from malaria belonged to average category (77.5%), whereas those

not suffering from malaria belonged to average catgory (55%). Attitude toward malaria prevention of respondents suffering from malaria belonged to adequate (62.5%), whereas of those not suffering from malaria belonged to good (57.5%). There were 40 cases of malaria incidence at Seketeng or 50% of total samples. There was association between knowledge and the incidence of malaria in Seketeng community (score of correlation coefficient (τ) was 0.257 with p value 0.019). There was association between attitude and the incidence of malaria at Seketeng community (score of correlation coefficient (τ) was 0.278 with p value 0.012).

Conclusion: There was association between knowledge and attitude toward malaria prevention and the incidence of

malaria at Seketeng community Subdistrict of Sumbawa District of Sumbawa NTB.

Keywords: knowledge, malaria, attitude, malaria incidence

1. Nursing student Respati University, Yogyakarta

2. Public Health Department, Respati University, Yogyakarta 3.

(2)

2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh parasit sporozoa Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk Anopheles akan mengigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah

malam sampai fajar.10 Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat disekitar 109 negara

endemik malaria, 31 diantaranya tercatat sebagai malaria-high burden countries. Kira-kira ada 3,3 milyar penduduk dunia berada pada daerah yang beresiko terhadap malaria. Setiap tahun, kasus yang terjadi kira-kira 250 dan hampir satu juta kematian.9

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang masih menghadapi resiko penyakit malaria. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 80% kabupaten/kota di Indonesia saat ini masih termasuk dalam kategori endemis malaria. Malaria menyerang penduduk, terutama yang berdomisili di daerah terpencil dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, transportasi dan komunikasi yang sulit dicapai, dan akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Jumlah kasus klinis yang dilaporkan pada tahun 2009 adalah sebanyak 1.143.024 orang dengan jumlah kasus yang positif, berdasarkan pemeriksaan

laboratorium adalah 199.577 orang.9

Kabupaten Sumbawa Besar, NTB merupakan wilayah yang terdiri dari hutan-hutan dan rawa-rawa yang luas merupakan tempat yang subur bagi perkembangbiakan vektor malaria. Pengetahuan masyarakat Sumbawa tentang pencegahan malaria dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat tersebut. Selain itu, sikap masyarakat tentang pencegahan malaria, misalnya membersihkan lingkungan yang memungkinkan menjadi sumber perkembangbiakan vektor masih kurang.

Berdasarkan data dari,1 di Kecamatan Sumbawa pada tahun 2008 terjadi 2.097 kasus malaria

klinis. Pada Tahun 2009, terjadi peningkatan kasus malaria yang signifikan sebanyak 168%. Jumlah penderita malaria klinis pada tahun 2009 adalah sebanyak 5.168 dan Kecamatan Sumbawa menempati urutan pertama terjadinya malaria klinis se-Kabupaten Sumbawa dengan jenis parasit Plasmodium vivax yaitu 1.053 kasus. Pada Tahun 2010 Kecamatan Sumbawa menempati urutan kedua terbanyak se-Kabupaten Sumbawa, yaitu terjadi 3.750 kasus malaria klinis dengan jenis parasit Plasmodium vivax terbanyak yaitu 323. Namun, pada tahun 2010 terjadi penurunan kasus malaria klinis sebanyak 35%.

Kelurahan Seketeng merupakan kelurahan yang termasuk kategori endemis malaria. Terbukti tahun 2008, jumlah penderita malaria klinis adalah 1.148 penduduk. Pada tahun 2009 penduduk yang menderita malaria meningkat menjadi 1.355 penduduk. Pada tahun 2010 terjadi penurunan penderita malaria menjadi 716 penduduk.

Pada tahun 2011 dari bulan Juli sampai November terjadi penurunan kasus malaria klinis menjadi 160 kasus. Pengobatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu dengan pengobatan radikal ACT

(Artemisinin Combination Therapy) dan non ACT (Artemisinin Combination Therapy), skrining ibu hamil

(3)

3

Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria di Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat karena dilihat dari data Dinas Kabupaten Sumbawa dan Puskesmas Unit 1 Kecamatan Sumbawa yang mendukung, dimana terjadi peningkatan malaria klinis yang signifikan sebanyak 168% dari tahun 2009, dan terjadi penurunan sebanyak 35% pada tahun 2010. Di Kelurahan Seketeng yang akan menjadi tempat penelitian juga termasuk kategori kelurahan endemis malaria, karena terjadi peningkatan yang signifikan sehingga peneliti ingin mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat sumbawa tentang pencegahan malaria dan bagaimana sikap mereka dalam pencegahannya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah, ”Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria di Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat?”

3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan malaria dengan angka kejadian penyakit malaria di Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.Tujuan Khusus penelitian ini adalah untuk;Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Sumbawa tentang penyakit malaria, Mengetahui sikap masyarakat Sumbawa tentang pencegahan penyakit malaria, Mengetahui tentang kejadian penyakit malaria di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Mengetahui hubungan antara pengetahuan masyarakat Sumbawa tentang pencegahan malaria dengan kejadian penyakit malaria, Mengetahui hubungan antara sikap masyarakat Sumbawa tentang pencegahan malaria dengan kejadian penyakit malaria.

(4)

4

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif.5 Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan case control atau kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan

menggunakan pendekatan retrospektif.7 Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2012 yang dilakukan di

Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang pernah menderita malaria sebagai kelompok kasus dan yang tidak pernah menderita malaria sebagai kelompok kontrol . Jumlah sampel di Kelurahan Seketeng yaitu 40 penduduk yang pernah menderita malaria di UPT Puskesmas Unit 1 yang diambil pada bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 dan yang tidak pernah menderita malaria sebanyak 40 penduduk yang merupakan masyarakat sekitar rumah responden yang pernah menderita malaria. Jika kasus dan kontrol 1:1 maka besar sampel secara keseluruhan adalah 80 penduduk. Penentuan dan pemilihan kelompok kasus dan kontrol menggunakan kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik Total Sampling.

Pada penelitian ini akan menggunakan data primer, yaitu data langsung didapatkan dari responden. Pengumpulan data akan dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden. Dalam kuesioner tersebut berisi pertanyaan yang lengkap dan terperinci. Sebelum mengisi kuesioner, responden harus menandatangani

inform consent yang akan diberikan oleh peneliti kepada responden. Peneliti juga akan memberikan penjelasan

kepada responden maksud dan tujuan dari penelitian ini dan bagaimana cara mengisi kuesioner tersebut. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari beberapa instansi seperti puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk mendapatkan gambaran suatu peristiwa di suatu wilayah untuk melakukan studi pendahuluan. Data sekunder tersebut berupa data tentang angka kejadian penyakit malaria.

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu: analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.7 Analisis

bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. 7

Uji statistik yang digunakan pada analisa penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Kendall Tau ini digunakan untuk mengetahui ada hubungan antara variabel independen dan dependen dimana kedua variabel dalam skala ordinal dengan rumus:

Keterangan :

: Koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1< 1)

: Jumlah rengking atas

(5)

5

: jumlah rengking bawah : Jumlah anggota sampel

Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga jika nilai p < 0,05 maka hasil statistik bermakna atau signifikan, tetapi jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak signifikan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Seketeng. Kelurahan Seketeng terdiri dari 40 RT dan 10 RW dengan jumlah penduduk 10.056. Jumlah perempuan 4.994, jumlah laki-laki 5.062 dan jumlah kepala keluarga (KK) 2.533. Masyarakat Seketeng yang berada di lingkungan ini rawan terkena malaria dan merupakan daerah endemis malaria. Topografi Kelurahan Seketeng diantaranya terdiri dari dataran rendah, sebagian wilayahnya terdapat hutan, dan rawa-rawa yang rentan menjadi sarang nyamuk Anopheles. Pada beberapa wilayah di Kelurahan Seketang juga banyaknya pencemaran seperti di daerah sekitar pasar. Pencemaran yang terjadi seperti timbunan sampah dan banyak genangan air menyebabkan timbulnya sarang nyamuk baru.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan identitas yang melekat pada diri responden atau subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Seketeng Sumbawa sebanyak 80 orang yang terdiri dari 40 orang yang pernah menderita malaria dan 40 orang yang tidak pernah menderita malaria.

Karakteristik responden penelitian diamati berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Data karakteristik responden dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis deskripsi karakteristik pada responden penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Responden Pada Kejadian Malaria Masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB

Karakteristik Frekuensi Persentase ()

Umur 20 – 30 tahun 34 42,5% 31 – 40 tahun 41 51,3% 41 – 60 tahun 5 6,2% Jenis Kelamin Laki-laki 53 66,3% Perempuan 27 33,7% Pendidikan SD 23 28,8% SMP 26 32,5% SMA 24 30,0% Perguruan tinggi 7 8,7%

(6)

6

Pekerjaan IRT 6 7,5% Petani 39 48,8% Wirausaha 13 16,2% Swasta 17 21,3% PNS 5 6,2% Total 80 100,0%

Sumber: Data primer diolah 2012

3. Analisis Hasil Penelitian

a. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Penyakit Malaria

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Penyakit Malaria dengan Kejadian Penyakit Malaria Pada Masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB

Pengetahuan

Kejadian Penyakit Malaria

Total

P

Tidak pernah Pernah

f % F % f % Tinggi 16 20,0 6 7,5 22 27,5 0,257 0,019 Sedang 22 27,5 31 38,8 53 66,3 Rendah 2 2,5 3 3,8 5 6,3 Total 40 50,0 40 50,0 80 100,0

Sumber: Data primer diolah 2012

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan pengetahuan tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria pada masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis statistik analisis Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,257 dengan p value sebesar 0,019 (p<0,05). Dapat diartikan bahwa pengetahuan tentang pencegahan penyakit malaria mempunyai kontribusi terhadap penurunan kejadian malaria.

Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria akan membentuk pemahaman yang benar tentang cara untuk mencegah malaria. Pemahaman inilah yang akan memberikan kontribusi terhadap terbentuknya perilaku nyata dalam mencegah penyakit malaria, sehingga dapat menurunkan angka kejadian malaria. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.6

Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan tinggi, tidak mengalami malaria sebesar (20%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan rendah sebagian besar mengalami malaria sebesar (3,8%). Hasil ini menunjukkan responden yang mempunyai pengetahuan baik sebagian besar tidak mengalami malaria, sedangkan yang berpengetahuan kurang sebagian besar mengalami malaria.

Hal ini dapat dijelaskan, pengetahuan yang baik akan membentuk perilaku yang baik dalam pencegahan malaria sehingga dapat terhindar dari malaria dengan tingkat keeratan hubungan kategori rendah (nilai koefisien korelasi () sebesar 0,257). Artinya terdapat faktor yang mempengaruhi kejadian malaria selain pengetahuan.

(7)

7

Masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB yang berada di wilayah endemis malaria mempunyai potensi lebih tinggi untuk terjangkit malaria. Keadaan ini menuntut masyarakat Seketang mempunyai kemampuan dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit malaria. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan malaria agar terbentuk pengetahuan yang baik sebagai dasar untuk berperilaku untuk melakukan pencegahan malaria. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan teori yang menyebutkan edukasi

merupakan faktor terpenting dalam pencegahan malaria terutama di daerah endemis.4

Pemerintah melalui Dinkes setempat telah mengupayakan peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat terutama tentang malaria. Hal ini dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan serta melalui sosialisasi melalui media promosi kesehatan yang dilakukan secara rutin. Peran dari tenaga kesehatan mempunyai peran yang penting dalam terbentuknya pengetahuan kesehatan pada masyarakat.

Hasil penelitian mempunyai hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya,3 dengan hasil penelitian ada hubungan pengetahuan penderita malaria dengan kepatuhan

minum obat di Puskesmas Kabupaten Sumba Tengah NTT. Hal ini menujukkan bahwa penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan faktor penting terbentuknya perilaku kesehatan.

Semakin baik pengetahuan yang dimiliki responden maka akan semakin baik keyakinan yang ada dalam diri responden terhadap upaya pencegahan malaria. Pengetahuan yang sudah mencapai tahapan aplikatif merupakan tahap dimana pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya akan diaplikasikan dalam bentuk yang senyatanya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari teori yang menyatakan pada tahap aplikatif

berarti responden telah mampu menerapkan pengetahuannya dalam keadaan riil.6

b. Hubungan sikap dengan kejadian penyakit malaria

Tabel 3. Hubungan Sikap Tentang Pencegahan Penyakit Malaria dengan Kejadian Penyakit Malaria Pada Masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB

Sikap

Kejadian Penyakit Malaria

Total

p

Tidak pernah Pernah

f % f % f % Baik 23 28,8 12 15,0 35 43,8 0,278 0,012 Cukup 16 20,0 25 31,2 41 51,2 Kurang 1 1,2 3 3,8 4 5,0 Total 40 50,0 40 50,0 80 100,0 Sumber: Data primer diolah 2012

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan sikap tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria pada masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten

Sumbawa NTB. Dibuktikan dengan hasil analisis Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar

0,278 dengan p value sebesar 0,012 (p<0,05). Hasil ini dapat diartikan sikap yang dimiliki masyarakat berhubungan dengan penurunan kejadian penyakit malaria.

(8)

8

Sikap merupakan bentuk respon yang menunjukkan dukungan atau tidak penolakan konsep tertentu. Sikap yang positif atau sikap yang mendukung menjadi dasar untuk melakukan tindakan yang benar sesuai dengan konsep yang telah dipercayai kebenarannya. Sikap inilah yang menjadi dasar terbentuknya perilaku nyata.

Sesuai dengan teori yang menyebutkan sikap merupakan kencenderungan untuk bertindak yang

masih tertutup. Semakin baik sikap yang dimiliki maka akan semakin baik perilaku yang terbentuk.6

Hal tersebut didukung dengan hasil tabulasi silang dimana sebagian besar responden yang mempunyai sikap baik, tidak mengalami malaria sebesar (28,8%), sedangkan responden yang mempunyai sikap buruk sebagian besar mengalami malaria sebesar (3,8%).

Masyarakat yang mempunyai sikap yang positif maka akan mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang benar dalam pencegahan penyakit malaria sehingga kejadian malaria dapat

dicegah. Keeratan hubungan sikap dan kejadian malaria dalam kategori rendah (nilai koefisien korelasi ()

sebesar 0,278), artinya terdapat faktor lain yang mempengaruhi kejadian malaria selain sikap.

Semakin baik sikap maka akan semakin baik kesiapan diri responden untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit malaria. Sikap positif yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk perilaku pencegahan malaria yang dimulai dari diri, keluarga dan pada lingkungan sekitar.

Perilaku pencegahan malaria akan dapat terwujud apabila sebelumnya telah terbentuk sikap yang baik. Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa sikap merupakan salah satu faktor dasar

pembentuk perilaku.5

Sikap positif masyarakat Seketeng diantaranya ditunjukkan dari respon yang positif terhadap pencegahan malaria yang dilakukan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan bersih desa yang dilakukan secara berkala. Masyarakat selalu berperan aktif bekerjasama dengan masyarakat lain untuk bergotong royong melakukan bersih desa yang dilakukan seminggu sekali. Sikap positif terhadap pencegahan malaria ditunjukkan juga dengan upaya masyarakat meminta bantuan kelambu kepada pemerintah sebagai sikap nyata mencegah malaria.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneli sebelumnya dengan kesimpulan penelitian ada hubungan sikap masyarakat tentang malaria dengan kejadian malaria di Desa Popmam Puskesmas Oemeu (p=0,007). Kesamaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya,

berimplikasi bahwa sikap mempunyai kontribusi nyata dalam terbentuknya perilaku pencegahan malaria.2

Sikap merupakan suatu bentuk kesiapan dan kecenderungan untuk melakukan tindakan. Sikap positif responden terhadap pencegahan penyakit malaria menunjukkan bahwa responden mempunyai keyakinan bahwa malaria merupakan penyakit yang berat, sulit untuk diberantas tetapi dapat dicegah melalui berbagai upaya pencegahan sesuai dengan anjuran petugas kesehatan. Hal inilah yang akan membentuk tindakan nyata dalam pencegahan malaria sehingga kejadian penyakit malaria dapat ditekan jumlahnya.

Hal ini didukung dengan teori yang disebutkan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok

(9)

9

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan penelitian ini yaitu analisis data penelitian hanya sampai pada analisis bivariat dan belum melakukan analisis data pada tingkat analisis multivariate.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1.

Kesimpulan

a. Tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB sebagian besar dalam kategori sedang sebesar 66,3%.

b. Sikap tentang pencegahan penyakit malaria pada masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB sebagian besar dalam kategori cukup sebesar 51,2%.

c. Kejadian penyakit malaria di Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB sebanyak 40 kasus atau 50% dari total sampel penelitian.

d. Ada hubungan antara pengetahuan tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria pada masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB (nilai koefisien korelasi () sebesar 0,257 dengan p value sebesar 0,019).

e. Ada hubungan antara sikap tentang pencegahan penyakit malaria dengan kejadian penyakit malaria pada masyarakat Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa NTB (nilai koefisien korelasi () sebesar 0,278 dengan p value sebesar 0,012).

2.

Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah bahan informasi dan referensi berkaitan dengan pengetahuan, sikap pencegahan malaria dan kejadian malaria, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan kajian dan penelitian ilmiah mahasiswa pada materi yang samas.

b. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit malaria melalui berbagai sumber informasi, kajian literatur pustaka, maupun berdiskusi dengan ahli yang dapat memberikan manfaat terhadap praktik asuhan keperawatan atau pengembangan kajian ilmiah.

c. Bagi Dinkes Sumbawa Besar

Menerapkan kebijakan peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat terutama tentang malaria melalui program edukasi, pendidikan kesehatan, penyuluhan maupun konseling sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

d. Bagi Puskesmas Unit I Kecamatan Sumbawa

Meningkatkan pelayanan terutama pada program pendidikan kesehatan kepada masyarakat sebagai ujung tombak pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, terutama berkaitan dengan malaria.

(10)

10

e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat mengembangkan penelitian dengan melanjutkan melakukan analisis data pada tingkat analisis multivariat dan melakukan penelitian pada variabel lain yang mempengaruhi kejadian malaria, seperti sikap dan perilaku tenaga kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi dan sebagainya.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes Kabupaten Sumbawa. 2010. Angka Kejadian Penyakit Malaria. Sumbawa Besar. Nusa Tenggara Barat. 2. Fretis, A. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria Dengan Kejadian

Malaria di Desa Popnam Wilayah Puskesmas Oemeo Kabupaten Timor Tengah Utara-Utara, NTT. Yogyakarta. Skripsi Universitas Gajah Mada.

3. Lende, V. 2010. Hubungan Pencegahan Penderita Malaria Dengan Kepatuhan Minum Obat di Puskesmas

Wairasa Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Universitas Respati. Yogyakarta

4. Nugroho, Agung et al (editor). (2010). Malaria dari Molekul ke Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC. 5. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta 6. ____________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta 7. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

8. Puskesmas Unit 1 Kecamatan Sumbawa (2011). Angka Kejadian Penyakit Malaria. Sumbawa Besar. Nusa Tenggara Barat

9. Susana, Dewi. 2010. Dinamika Penularan Malaria. Jakarta: Universitas Indonesia

10. Widoyono. 2005. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan data citra, maka diharapkan dapat membantu di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali dan para peternak sapi Bali untuk lebih cepat dalam

Apabila total modal se ndiri yang dimiliki kope rasi se bagian be sar be rsumbe r dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka

Arsitektur jaringan saraf tiruan yang paling optimal untuk di implementasikan kedalam sistem ini adalah jaringan dengan input layer yang terdiri atas 4 neuron, 1

dari jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru. sampai sempurna ( exhaustive extraction ) yang umumnya

Bagaimana Prosedur pelayanan perizinan mandirikan bangunan (IMB) pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) di Kota Pontianak dan apakah BP2T tersebut telah

2. Melalui jalur Kultural.. Melalui jalur kultural adalah metode yang lain selain jalur struktural yang ditempuh Muhammadiyah dalam membendung arus pemikiran

Pada hari ini Kamis tanggal Delapan bulan Nopember Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Bina Marga dan

Budaya Organisasi merupakan data primer yang diukur dengan instrumen non. tes yang berbentuk kuisioner dengan model skala likert yang