• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS SEBAGAI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SLB MARDI MULYO KRETEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS SEBAGAI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SLB MARDI MULYO KRETEK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS SEBAGAI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SLB MARDI MULYO KRETEK

PUTRI BENSU

Koordinator Guru BK SLB Mardi Mulyo Kretek Bantul Email : rejokirono@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pendidikan secara optimal, artinya jika mereka mendapatkan bimbingan secara optimal masih dapat ditingkatkan prestasi belajarnya. Guru kelas atau guru mata pelajaran masih membutuhkan bantuan guru bimbingan dan koseling dalam mengoptimalkan prestasi belajar peserta didiknya. Tidak adanya guru bimbingan dan konseling di sebagian besar SLB, menyebabkan kegiatan bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Sebenarnya guru kelas mendapatkan tugas sebagai guru BK di kelasnya, sehingga semestinya kegiatan BK dapat terlaksana dengan baik. Permasalahan yang menyebabkan tidak optimalnya layanan BK adalah rendahnya kompetensi guru kelas terkait perannya sebagai guru BK. Untuk meningkatkan kompetensi guru kelas sebagai guru BK dilakukan pelatihan, studi banding di sekolah yang program BKnya sudah berjalan efektif, menyertakan guru kelas dalam konferensi kasus, dan sosialisasi secara berkala tentang layanan BK. Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkala dengan menghadirkan nara sumber ahli dari perguruan tinggi, dan praktisi profesional. Hasilnya signifikan bahwa guru-guru kelas dapat memerankan dirinya sebagai guru kelas sekaligus sebagai guru BK. Guru kelas lebih peduli dengan permasalahan peserta didik dan rasa empati semakin dapat dirasakan peserta didik. Berbagai permasalahan yang muncul juga dapat diselesaikan dengan baik oleh peserta didik dibantu keluarganya dengan bimbingan guru kelas.

Kata Kunci: Guru kelas sebagai guru BK, Pelatihan Kompetensi guru BK.

PENDAHULUAN Latar Belakang.

Pendidikan bagi anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Bias (SMPLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) menggunakan sistem guru kelas. Sedangkan pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Dengan sistem ini menuntut guru kelas memiliki kelihaian dalam meramu pembelajaran dengan mengaitkan semua matapelajaran ke dalam tema yang diangkat.

Pembelajaran di SLB menggunakan sistem guru kelas untuk semua jenjang (TKLB, SDLB, SMPLB,

dan SMALB). Dengan sistem guru kelas, guru kelas juga diberikan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling. Sebagian besar SLB juga tidak memiliki guru bimbingan dan konseling, sehingga guru kelas diwajibkan merangkap sebagai guru BK. Kondisi ini dipahami oleh pemerintah, sehingga pemerintah menyampirkan tugas bimbingan dan konseling agar

dilaksanakan oleh guru kelas. Guru kelas dalam ketugasannya sebagai guru BK juga mendapatkan pengakuan kredit poin dengan nilai sesuai dengan tingkat jabatan guru.

Pada tataran kebijakan pemerintah sudah memberikan ruang bagi guru kelas juga menjadi guru BK, sehingga diharapkan kegiatan BK di SLB mulai dari jenjang TKLB, SDLB,

(2)

2

SMPLB, dan SMALB dapat terlaksana

dengan baik oleh guru kelas masing-masing. Namun kenyataan tidak seperti yang diharapkan, bahwa bimbingan dan konseling belum dapat terlaksana dengan baik hampir disemua SLB. Guru menyadari bahwa dirinya disampiri tugas sebagai guru bimbingan dan konseling, bahkan dalam penilaian angka kredit unsur proses belajar mengajar ada nilai untuk tugas melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, namun tidak memahami apa yang harus dilakukan dengan tugas bimbingan dan konseling tersebut.

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi guru kelas agar memahami ketugasannya sebagai guru BK di kelasnya, dan mampu melaksanakan tugas sebagai guru BK kelas dengan baik. Pemahaman ini juga menghindarkan kesalahan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh guru. Jika guru belum memahami apa yang harus dilakukan, kemudian karena terpaksa harus melakukan maka melakukan dengan asal-asalan, maka sangat mungkin tidak membantu memecahkan masalah tetapi justru sebaliknya dapat menimbulkan masalah yang baru lagi. Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut.

a. Guru dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru BK di kelasnya dengan baik. Melaksanakan tugas dengan baik yang dimaksudkan adalah sesuai dengan rambu-rambu ketugasan guru BK, nyaman melaksanakannya dan sesuai dengan sasarannya yaitu membantu siswa memecahkan permasalahan yang dihadapi. b. Bagi siswa mendapatkan

layanan yang semestinya,

sehingga siswa merasa membutuhkan guru kelas sebagai guru BK untuk membantu mencarikan alternatif solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. c. Bagi sekolah sebagai bahan tinjauan terhadap keberadaan guru kelas sebagai guru BK untuk melakukan perbaikan layanan bimbingan dan konseling.

KAJIAN TEORI

Bimbingan dan konseling merupakan tugas yang sangat strategis dalam upaya membantu siswa meraih prestasi belajar secara optimal. Di sekolah-sekolah umum diangkat guru BK dengan beban kerja pembimbingan 1 guru BK untuk 150 siswa. Di SLB guru BK belum ada sehingga guru kelas diberikan tugas sebagai guru BK di kelasnya. Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 disebutkan bahwa guru kelas memiliki tugas membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, membuat program dan melaksanakan perbaikan/pengayaan, serta melaksanakan pembimbingan di kelasnya.

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses bantuan yang diberikan terhadap para siswa/siswi dengan memperhatikan kenyataan-kenyataan dan kemungkinan-kemungkinan tentang adanya kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang sangat optimal, sehingga mereka pun bisa memahami diri sendiri, bertindak serta bersikap, dan mengarahkan dari yang sesuai dengan

(3)

3

tuntutan & keadaan sekolah, serta

masyarakat & keluarga. (menurut Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan & Konseling 1992: 40).

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendir

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi

belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain (Moloeng, 2010:6)

Subyek penelitian ini adalah guru kelas sebagai guru BK, kepala

(4)

4

sekolah, siswa anak tunagrahita dan

orangtua siswa atau keluarganya. Langkah-langkah Pemecahan Masalah.

1. Survei lapangan atau identifikasi permasalahan guru BK di SLB. a. Pemahaman guru kelas tentang

ketugasannya sebagai guru BK. b. Masalah-masalah yang dihadapi

siswa di kelasnya.

c. Layanan yang telah diberikan dalam mengatasi permasalahan. d. Tingkat keberhasilan layan yang

diberikan.

2. Focus Group Discution (FGD) membahas hasil temuan dan menentukan program tindak lanjutnya.

a. Menyimpulkan permasalahan. Dalam FGD mambahas tentang hasil survei atau hasil identifikasi yang telah dilakukan.

b. Beberapa masalah yang dihadapi guru kelas dalam tugasnya sebagai guru BK dapat terpecahkan melalui FGD yang menghadirkan nara sumber konselor dan akademisi jurusan PPB/BK. Sedangkan permasalahan lain misalnya keterbatasan kompetensi guru kelas tentang tugas sebagai guru BK, maka akan dilakukan pelatihan.

3. Melaksanakan tindakan sesuai dengan program yang ditentukan melalui FGD.

FGD secara berkala dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru BK dalam memberikan layanan. Selain FGD diselenggarakan pelatihan dengan materi khusus tugas bimbingan dan konseling oleh guru kelas.

4. Koordinator BK bersama guru kelas melakukan evaluasi secara berkala untuk melakukan perbaikan. Melalui kegiatan evaluasi akan ditemukan capaian-capaian dan sekaligus menemukan berbagai kendala yang untuk dicarikan tindak lanjutnya. Focus Group Dincusion (FGD) dan pelatihan guru guru kelas tentang ketugasan guru bimbingan dan konseling. Dalam FGD dan pelatihan tersebut menghadirkan nara sumber konselor dan akademisi dari perguruan tinggi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) atau Bimbingan dan Konseling.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tindakan yang dilakukan.

1. Menyelenggarakan pelatihan bagi guru tentang ketugasan guru bimbingan dan konseling. Pelatihan dilaksanakan minimal setahun sekali diawal tahun pelajaran. Pelatihan mengundang pakar BK dan praktisi senior.

2. Menyelenggarakan konferensi kasus dengan melibatkan semua guru dan ahli terkait, tujuannya untuk membantu memecahkan permasalahan sekaligus memberikan pelatihan atau pengalaman bagi guru agar lebih cakap dalam memerankan dirinya sebagai guru kelas sekaligus sebagai guru BK. Konferensi kasus dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran untuk membahas kasus-kasus yang berat dan kasus-kasus yang muncul secara secara umum, serta membahas keanjutan studi peserta didik bagi kelas 6, 9 dan 12 yang akan segera dilepaskan.

(5)

5

3. Studi banding ke sekolah yang

memiliki guru BK dan telah melaksanakan kegiatan BK dengan baik. Studi banding ini dilakukan di sekolah reguler dan di SLB yang telah melaksanakan BK dengan baik. Melalui studi banding akan memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi guru untuk meningkatkan kualitas layanan BK disamping tugasnya sebagai guru kelas.

4. Sosialisasi kepada warga sekolah, orangtua/keluarga peserta didik, dan masyarakat atau para pelaku usaha tentang perlunya BK dan siapa yang harus melaksanakan BK di SLB. Sosialisasi ini dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran pada minggu pertama atau minggu ke dua. Dengan sosialisasi ini akan memudahkan guru kelas dalam menjalankan tugasnya sebagai guru BK karena akan mendapatkan dukungan dari semua warga sekolah, dari orangtua/keluarga peserta didik, dan dukungan dari parea pelaku usaha.

Hasil

Sangat jauh berbeda dengan sebelum diselenggarakan FGD dan Pelatihan tentang ketugasan guru BK, saat ini guru kelas memiliki program yang sangat teratur, runtut dan jelas. Program BK meliputi bimbingan umum maupun bimbingan secara khusus yang bersifat preventif atau pencegahan agar tidak terjadi masalah. Program yang lain adalah konseling yang dilakukan secara individual ataupun berkelompok sesuai dengan permasalahan yang muncul. Setiap akhir semester juga dijadwalkan case converence atau studi kasus.

1. Guru kelas dapat melaksanakan ketugasannya sebagai guru BK dengan baik.

Setelah memiliki pemahaman yang benar tentang tugas guru BK, maka guru kelas dapat memerankan diri sebagai guru kelas sekaligus sebagai guru BK. Guru bisa melaksanakan tugas dengan hasil yang optimal, karena selain naluri mengajar, dalam waktu bersamaan muncul naluri untuk memberikan bimbingan. Guru yang telah memahami tugasnya juga peka terhadap permasalahan-permasalahan yang mungkin akan muncul, sehingga dapat melakukan langkah-langkah antisipasi.

2. Berbagai permasalahan yang dihadapi anak tunagrahita dapat dipecahkan dengan baik oleh guru kelasnya.

Permasalahan anak tunagrahita yang muncul selama ini dan upaya pecahan yang dilakukan.

a. Sering kabur dari sekolah. Anak kabur pada jam istirahat atau pada waktu pulang langsung menghilang. Anak ini pergi menghilang tanpa konsep atau tanpa tujuan yang jelas, dan akan pulang kalau ada yang menjemputnya. Kejadian ini sering dilakukan, dan sangat merepotkan sekolah dan keluarganya yang harus mencari di tempat yang tidak jelas. Layanan yang dilakukan sebagai berikut.

b. Identifikasi kondisi anak saat-saat pergi. Menanyakan kepada keluarganya apakah ada masalah di rumah. Informasi yang didapat bahwa saat pergi tidak karena ada masalah di rumah.

(6)

6

c. Tindakan yang dilakukan

pertama tujuan antisipasi, yaitu dengan cara sering diajak komunikasi, dan diawasi saat-saat istirahat dan waktu pulang. Selain itu semua pakaian anak diberi identitas alamat rumah dan nomor telepon orangtuanya. d. Saat telah kabur tindakan yang

dilakukan adalah upaya pencarian. Pencarian dilakukan pada tempat tempat strategis seperti terminal atau pangkalan-pangkalan angkutan darat. Selain itu di pos-pos polisi, SLB-SLB dan Dinas Sosial, yang sebelumnya sudah kita bentuk jaringan komunikasi. SLB-SLB, Pos -Pos Polisi dan Dinas Sosial sudah menjadi partner dalam mencari anak yang hilang. Sekolah sering kehilangan anak, tetapi juga sering kedatangan anak hilang. e. Kondisi saat ini anak sudah

jarang pergi, dan kalau pergi mudah ditemukan karena jaringan komunikasi segera disambung.

Belum semua guru atau kepala sekolah memiliki pemahaman tugas guru BK yang sebenarnya. Guru BK harus menjadi teman bagi peserta didik dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Kebanyakan masih menempatkan guru BK sebagai polisi sekolah. Guru BK sering ditugasi menangani masalah-masalah indisipliner seperti memanggil anak yang membolos, memanggil anak yang telat bayar SPP, dll. Dengan ketugasannya ini maka guru BK ditakuti. Merubah pola pikir inilah yang membutuhkan waktu dan latihan-latihan mengatasi berbagai permasalahan

dengan bimbingan guru BK senior atau akademisi jurusan BK.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Guru kelas memiliki peran penting dalam memberi layanan bimbingan dan konseling yang dikuatkan dengan penugasannya sebagai guru bimbingan konseling di kelasnya. Pentingnya peran ini, dan tugas ini terintegrasi dengan ketugasannya dalam mengajar maka sangat membantu pencapaian prestasi yang seharusnya dicapai.

Belum semua guru kelas memiliki pengetahuan yang memadai tentang ketugasannya sebagai guru BK di kelasnya, sehingga perlu dilakukan FGD secara berkala untuk memperbaiki layanan. Di samping itu perlu dilakukan pelatihan agar guru kelas memiliki kompetensi ketugasan sebagai guru BK. B. Saran

Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan intelektual dan memiliki keterbatasan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Permasalahan lain sikap masyarakat yang belum terbuka dengan anak tunagrahita menjadi kendala pemberdayaan anak tunagrahita di dunia kerja.

Guru kelas sebagai guru BK dikelasnya secara terkoordinir hendaknya melakukan langkah-langkah untuk memecahkan persoalan ini. Koordinator BK harus mendorong jalinan kerjasama antara pihak sekolah, orangtua/keluarga dan masyarakat khususnya pengusaha untuk bersama-sama memberikan layanan

(7)

7

dan memberdayakan anak

tunagrahita sesuai dengan potensinya.

RUJUKAN

Arikunto, S & Yuliana, L. (2012).

Manajemen pendidikan.

Yogyakarta: Aditya Media. Departemen Pendidikan Nasional

(2009). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

16 tahun 2009. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Niamah (2012). Pengertian Bimbingan

Konseling Menurut Pendapat

Beberapa Ahli. (di unduh

melalui: http://warnaa-warnii.blogspot.com)

Haryono (2010). Asas Bimbingan Konseling. (diunduh melalui: http://belajarpsikologi.com) Sudrajat, Akhmad. 2008. Fungsi Prinsip

dan Asas Bimbingan

Konseling. (di unduh melalui: http://akhmadsudrajat.wordpress. com

Zaldi (2013). Tujuan BK. (di unduh melalui : http://zaldi-tujuan-bk.blogspot.com)

Referensi

Dokumen terkait

Namun untuk mempercepat hasil penjumlahan, digunakan algoritma penjumlahan dengan dimulai dari MSB  LSB.  Untuk mendapatkan hasil logaritma basis 2 dari

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Berdasarkan kematian pengidap HIV/AIDS pada masing-masing periode dinyatakan bahwa beban penyakit akibat terinfeksi HIV pada tahun adalah 4,6 kali lebih tingi dari periode kedua

memodulasi sinyal osilator pada daya yang relatif rendah dan menguatkan sinyal termodulasi dengan penguat (power amplifier). Menggunakan sinyal pemodulasi untuk mengontrol

Menyusun aturan Pengendalian pemanfaatan ruang dan ketentuan zonasi untuk penataan areal-areal yang dilewati jalur rel yang akan dikembangkan Meningkatkan regulasi untuk

• Panjang kelas interval adalah selisih dua batas bawah atau batas atas yang Panjang kelas interval adalah selisih dua batas bawah atau batas atas yang Panjang kelas interval