• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017

ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA

KAWASAN PERUMAHAN

Iqbal Sadjarwo1, dan Arianti Sutandi2

1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. S. Parman 1, Jakarta Barat Email: Iqbal.Sadjarwo@gmail.com

2Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. S. Parman 1, Jakarta Barat Email: ari.sutandi@gmail.com

ABSTRAK

Pada tahun 2015, Green Building Council Indonesia (GBCI) mengeluarkan perangkat penilaian Greenship Neighborhood sebagai pedoman untuk membantu menciptakan pembangunan kawasan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah prinsip pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengurangi kemampuan ataupun mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Studi ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Greenship Neighborhood pada 2 kawasan perumahan yaitu perumahan X yang sedang dalam proses pengajuan sertifikasi green neighborhood serta perumahan Y yang memperoleh penghargaan Green Property Award dari salah satu majalah properti. Studi dilakukan dengan pengamatan di lapangan dan wawancara kepada pihak-pihak terkait untuk mengetahui bagaimana penerapan Greenship Neighborhood untuk kawasan perumahan . Dari hasil perhitungan point rating Greenship, perumahan X mendapat 64 poin dengan peringkat Silver, sedangkan kawasan perumahan Y mendapat 43 poin dengan peringkat Bronze. Perolehan point rating perumahan X belum sesuai target, sehingga perlu upaya peningkatan antara lain dengan penggunaan air alternatif untuk kebutuhan air bersih dalam kawasan, serta melakukan upaya penghematan energi listrik dengan menggunakan energi alternatif. Kawasan perumahan Y belum memenuhi keseluruhan kategori Greenship Neighborhood, upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan point rating antara lain; penggunaan sumber air alternatif, pengurangan pembuangan limpasan air hujan, melakukan manajemen limbah cair kawasan, penghematan penggunaan energi kawasan, serta memberdayakan tenaga ahli dari Greenship Association (GA) dan Greenship Professional (GP) dalam pengembangan dan pengelolan kawasan. Kata kunci: GBCI, Greenship Neighborhood, Pembangunan Berkelanjutan, Kawasan Perumahan.

1.

PENDAHULUAN

Kawasan perumahan (residential area) adalah suatu kawasan kelompok rumah atau bangunan lainnya yang dibangun secara bersamaan dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikelola dan dikembangkan suatu perusahaan pengembang atau kontraktor yang telah memiliki izin untuk membangun suatu kawasan perumahan. Pengertian tersebut juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

Pembangunan perumahan terus berkembang seiring dengan bertambahnya populasi penduduk Indonesia. Namun terkadang pembukaan lahan kawasan perumahan baru harus mengorbankan kawasan hijau yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia. Untuk membantu menciptakan pembangunan yang berkelanjutan pada suatu kawasan, baik itu kawasan perumahan, kawasan industri ataupun kawasan komersial lainnya, Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga sertifikasi konsep hijau di Indonesia telah mengeluarkan sebuah perangkat penilaian konsep hijau untuk kawasan yang disebut Greenship Neighborhood Version 1.0.

(2)

Greenship Neighborhood Version 1.0 dikeluarkan oleh GBCI pada Desember 2015, dan sejauh ini belum ada kawasan komersial yang tersertifikasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan studi mengenai penerapan Greenship Neighborhood Version 1.0 untuk mengetahui bagaimana penerapannya di kawasan perumahan dan upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh pengembang untuk mendapatkan sertifikasi Green Neighborhood dari GBCI.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penerapan Greenship Neighborhood version 1.0 pada kawasan perumahan X dan Y.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui kategori penilaian apa saja dalam Greenship Neighborhood Version 1.0 yang telah diterapkan pada kawasan perumahan X dan Y.

2. Mengetahui perolehan poin perumahan X dan Y menurut kriteria Greenship Neighborhood Version 1.0.

3. Mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perolehan poin pada kawasan perumahan X dan Y agar memenuhi kriteria kawasan hijau.

2.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini perlu diketahui beberapa hal, yaitu: 1. Kategori penilaian Greenship Neighborhood Version 1.0. 2. Masterplan kawasan perumahan X dan Y.

3. Sistem manajemen pengelolaan kawasan perumahan X dan Y. 4. Kondisi kawasan perumahan X dan Y.

Kategori penilaian Greenship Neighborhood Version 1.0. dan data yang diperlukan didapat dari: 1. Studi litelatur (buku, jurnal, website) serta wawancara dengan pihak GBCI.

2. Wawancara dengan pihak pengelola kawasan perumahan untuk mendapatkan masterplan dan mengetahui sistem manajemen pengelolaan kawasan.

3. Melakukan studi lapangan dan observasi di kawasan perumahan untuk mengetahui kondisi kawasan perumahan.

Diagram alir proses penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

(3)

3. GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0

Greenship adalah perangkat sistem penilaian atau tolok ukur (rating tool) untuk bangunan hijau di Indonesia yang disusun dan dipersiapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). GBCI adalah sebuah lembaga mandiri/independent (non government) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan di Indonesia.

GBCI merupakan emerging member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Canada, yang memiliki lebih dari 100 lembaga council di lebih dari 80 negara. GBCI menyusun rating tools atau perangkat penilaian untuk bangunan hijau yang disebut dengan greenship serta melakukan kegiatan sertifikasi terhadap bangunan hijau di Indonesia.

Greenship yang telah dikeluarkan oleh GBCI mempunyai beberapa tipe sesuai dengan obyek yang akan disertifikasi yaitu; Greenship New Building (untuk bangunan baru), Greenship Existing Building (untuk bangunan terbangun), Greenship Interior Spaces (untuk ruang interior), Greenship Neighborhood (untuk kawasan), Greenship Home (untuk bangunan rumah).

Greenship Neighborhood Version 1.0 adalah Greenship untuk kawasan yang merupakan perangkat penilaian untuk menyebarkan dan menginspirasi dalam penerapan dan perwujudan pembangunan kawasan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengurangi kemampuan dan mengorbankan kebutuhan generasi mendatang ( World Commission On Enviromental Development (WCED), 1987).

Greenship Neighborhood Version 1.0 memiliki 7 kategori penilaian dengan bobot penilaian yang berbeda (tabel 1): Tabel 1. Kategori Penilaian Dalam Greenship Neighborhood versi 1.0

Greenship Neighborhood

No. Kategori Nilai Bobot

1. Land Ecological Enhancement (LEE) 19 15%

2. Movement and Connectivity (MAC) 26 21%

3. Water Management and Conservation (WMC) 18 15%

4. Solid Waste and Material (SWM) 16 13%

5. Community Wellbeing Strategy (SWM) 16 13%

6. Building and Energy (BAE) 18 15%

7. Innovation and Future Development (IFD) 11 9%

Total nilai maksimum 124 100%

Pencapaian dan persentase nilai yang didapat oleh sebuah kawasan dalam menerapkan berbagai kriteria penilaian Greenship Neighborhood akan menentukan peringkat sertifikat yang dapat diperolehnya. Tahap penilaian Greenship dibagi 2 tahap yaitu tahap Rekognisi Desain (Desain Recognition- DR) dengan maksimum nilai 77 poin dan tahap Penilaian Akhir (Final Assessment- FA) dengan maksimum nilai 101 poin. Peringkat sertifikat yang dikeluarkan oleh GBCI dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Persentase dan Nilai Minimum Peringkat

Peringkat Persentase Nilai Min DR Nilai Min FA

Platinum 73% 56 74

Gold 57% 43 58

Silver 46% 35 46

(4)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Persyaratan Penilaian Kawasan Perumahan

Ada tiga kriteria terkait persyaratan GBCI tentang kawasan hunian yang harus terpenuhi, yaitu: 1. Luas lahan kawasan perumahan minimal 5.000 m2 dan maksimal 60 Ha.

2. Minimum terdiri atas 2 (dua) bangunan. 3. Satu pengelola.

Penilaian pada suatu kawasan perumahan dilakukan kepada setiap klaster yang terdapat pada perumahan tersebut.

Penilaian Greenship Neighborhood Versi 1.0 pada Kawasan Perumahan X

Kawasan perumahan X terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sedang dalam proses penilaian Greenship Neighborhood. Pada penelitian ini penilaian Greenship untuk perumahan X dilakukan pada salah satu klaster di dalamnya dengan luas lahan 166.625 m2 atau 16,6 Ha. Dari data master plan dan hasil pengamatan dan wawancara

di lapangan untuk klaster di perumahan X untuk tujuh kategori penilaian dalam Greenship Neighborhood versi 1.0, didapat penilaian sbb:

- Penilaian untuk kategori Land Ecological Enhancement (LEE) terdiri dari 1 kriteria prasyarat (LEEP) dan 5 kriteria penilaian yaitu LEE 1 sampai LEE 5, dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Penilaian kawasan X terhadap Kategori Land Ecological Enhancement (LEE) Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan syarat Perolehan poin

LEEP: Area Dasar Hijau

Luas ruang terbuka hijau di klaster 26.874 m2, total luas klaster 166.625

atau 16,13% luas klaster. Syarat ruang terbuka hijau minimum 1.250 m2

(Permen PU No.05/PRT/M/2008)

Memenuhi Prasyarat

LEE1: Area Hijau untuk Publik

16,13% x luas lahan . Syarat minimum: 25% luas lahan (Greenship) -

LEE2: Pelestarian Habitat

Dalam klaster terdapat tanaman buah dan semak. Syarat Greenship: menggunakan tanaman lokal

2

LEE3: Revitalisasi Lahan

Klaster dibuat diatas lahan sawah, kebun, dan rumah warga. Syarat: memanfaatkan lahan yang bernilai negatif dan tidak terpakai

-

LEE4: Iklim Mikro

Menanam pohon peneduh di lahan seluas 26.874 m2 (56,95%x luas

ruang publik). Syarat Minimum > 40% total luas ruang publik

1

LEE5: Lahan Produktif

Di kawasan terdapat tanaman buah dan sayur a.l. manggis, jambu, sawo, kemiri dll. Syarat: menyediakan lahan produktif

2

- Penilaian untuk kategori Movement and Connectivity (MAC) terdiri dari 3 kriteria prasyarat (MAC P) dan 6 kriteria penilaian yaitu MAC 1 sampai MAC 6, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Movement and Connectivity Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

MAC P1 MAC P1: Analisa Pergerakan Orang dan Barang.

Kondisi: studi dan kajian lalu lintas dan perencanaan aksesibilitas kawasan.

Memenuhi Prasyarat MAC P2 MAC P2: Jaringan dan Fasilitas untuk Pejalan Kaki

Kondisi: Tersedia fasilitas jalur pejalan kaki.

Memenuhi Prasyarat MAC P3 MAC P: 3Kawasan perumahan terkoneksi dengan jaringan transportasi umum.

Syarat: Kawasan Terhubung

Memenuhi Prasyarat MAC 1 MAC 1: Strategi Desain Jalur Pejalan Kaki

Kondisi:

1. Jalur pejalan kaki di dalam kawasan 100% tidak terputus (poin 2)

2. persimpangan jalur pejalan kaki = jalur kendaraan bermotor (rasio=1) (poin=2) 3. Pejalan kaki mendapat prioritas utama di setiap persimpangan jalan (poin=2) 4. Terdapat pohon peneduh jalan sepanjang jalur pejalan kaki (poin=2)

5. Jalur pejalan kaki adalah lingkungan atraktif karena; terdapat pohon peneduh, terdapat lampu jalan, bersih, terdapat kursi tempat istirahat di sisi jalur (poin 2)

10

MAC 2 MAC 2: Transportasi Umum

Kondisi: transportasi umum sejauh 400 m dari sisi terluar kawasan

(5)

Tabel 4. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Movement and Connectivity (lanjutan) Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

MAC 3 MAC 3: Utilitas dan Fasilitas Umum

Kondisi: Tersedia jaringan jalan, drainase, pipa air bersih, listrik, telpon, fiber optic, pengelolaan limbah, sistem pemadam kebakaran, pembuangan sampah

2

MAC 4 MAC 4: Aksesibiltas Universal

Kondisi: belum ada akses untuk disabilitas

-

MAC 5 MAC 5: Jaringan dan Tempat Peyimpanan Sepeda Kondisi:

1. Tersedia jalur sepeda dengan sistem share street dan signing yang lengkap 2. Terdapat parkir sepeda di gerbang masuk dan di taman.

4

MAC 6 MAC 6: Parkir Bersama

Kondisi: lahan parkir terdapat di tiap rumah tetapi tidak ada lahan parkir yang bersifat publik.

1

- Penilaian untuk kategori Water Management and Conservation (WMC) terdiri dari 1 kriteria prasyarat (WMC P) dan 4 kriteria penilaian yaitu WMC 1 sampai WMC 4, dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Water Management and Conservation Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

WMC P WMC P: Skematik Air di Kawasan

Kondisi: terdapat perhitungan kapasitas unit pengolahan air bersih dan pengelolaan limbah cair untuk memenuhi kebutuhan air kawasan

Memenuhi Prasyarat

WMC 1 WMC 1: Air Alternatif

Kondisi: terdapat pengolahan air rumah tangga dan air hujan secara biofilter aerob dan anaerob untuk air alternatif irigasi kawasan

1

WMC 2 WMC 2: Manajemen Limpasan Air Hujan

Kondisi: terdapat unit pengolahan limbah cair dan limpasan air hujan di kawasan

7

WMC 3 WMC 3: Pelestarian Badan Air dan Lahan Basah

Kondisi: terdapat danau alami di dekat lahan, dan melakukan konservasi lingkungan sekitar danau

2

WMC 4 WMC 4: Manajemen Limbah Cair

Kondisi: terdapat pengolahan limbah cair rumah tangga dan limpasan air hujan

3

- Penilaian untuk kategori Solid Waste and Material (SWM) terdiri dari 1 kriteria prasyarat (SWMP) dan 4 kriteria penilaian yaitu SWM1 sampai SWM 4, dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Solid Waste and Material Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

SWM P SWM P: Manajemen Limbah Padat Tahap Operasional

Kondisi: memiliki sistem pengolahan sampah meliputi pemisahan, pengumpulan dan pengangkutan

Memenuhi Prasyarat

SWM 1 SWM 1: Manajemen Limbah Padat Tingkat Lanjut

Kondisi: melakukan pengolahan sampah yg mudah terurai (poin:2) dan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk sampah yang dapat didaur ulang (poin 2)

4

SWM 2 SWM 2: Manajemen Limbah Konstruksi

Kondisi: belum memiliki pedoman penanganan limbah padat, limbah cair dan polusi udara serta belum melakukan penangan sampah pada masa konstruksi.

-

SWM 3 SWM 3: Material Regional untuk Infrastruktur Jalan

Kondisi: infrastruktur jalan menggunakan material 100% regional (poin 4)

4

SWM 4 SWM 4: Material Daur Ulang dan Bekas untuk Infrastruktur Jalan Kondisi: belum menggunakan bahan daur ulang untuk infrastruktur jalan

-

(6)

Tabel 7. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Community Wellbeing Strategy Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

CWS 1 CWS 1: Fasilitas Bagi Masyarakat

Kondisi: fasilitas berupa taman yang luas, lapangan basket, dan tempat istirahat

2

CWS 2 CWS 2: Manfaat Sosial dan Ekonomi

Kondisi: ada majalah kawasan triwulan, warga dapat menghubungi pengelola

2

CWS 3 CWS 3: Kepedulian Masyarakat

Kondisi: promosi gaya hidup yang berkelanjutan melalui majalah kawasan, kegiatan berkala edukasi untuk inovasi pengelolaan limbah untuk zero waste

1

CWS 4 CWS 4: Kawasan Campuran (minimal 15% luas untuk sektor komersial) Kondisi: dalam kawasan hanya ada hunian (poin 0)

-

CWS 5 CWS 5: Kebudayaan Lokal

Kondisi: penamaan Sunda untuk jalan, informasi budaya Sunda di tiap taman

1

CWS 6 CWS 6: Lingkungan yang Aman

Kondisi: penjaminan keamanan dengan dinding pembatas kawasan, pos keamanan di setiap gerbang, pompa hydrant di beberapa tempat dalam kawasan.

2

- Penilaian untuk kategori Building And Energy (BAE) terdiri dari 6 kriteria penilaian (tabel 8).

Tabel 8. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Building And Energy Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

BAE 1 BAE 1: Bangunan Hijau Greenship Kondisi: belum ada

-

BAE 2 BAE 2: Hunian Berimbang

Kondisi: hunian berimbang dengan pola 1:2:3 untuk rumah mewah: rumah menengah: rumah sederhana

1

BAE 3 BAE 3: Efisiensi Energi dalam Kawasan

Kondisi: menggunakan lampu LEED di seluruh kawasan

2

BAE 4 BAE 4: Energi Alternatif

Kondisi: belum menggunakan energi alternatif

-

BAE 5 BAE 5: Pengurangan Polusi Cahaya

Kondisi: menggunakan tudung pada lampu jalan dan lampu taman

2

BAE 6 BAE 6: Pengurangan Polusi Suara

Kondisi: kendaraan bermotor yang tidak berkepentingan dilarang masuk, menanam banyak pohon besar untuk meredam polusi suara

2

- Penilaian untuk kategori Innovation and Future Development (IFD) terdiri dari 3 kriteria penilaian (tabel 9).

Tabel 9. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Innovation and Future Development Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan Syarat Perolehan poin

IFD 1 IFD 1: Pemberdayaan Greenship Association (GA)/ Greenship Proffesional (GP) Kondisi: ada

2

IFD 2 IFD 2: Pengelolaan kawasan

Kondisi: ada konsep berkelanjutan untuk effisiensi energi, air dan pengurangan volume sampah

2

IFD 3 IFD 3: Inovasi

Kondisi: belum ada inovasi pengembangan fungsi lingkungan, sosial dan ekonomi

-

Penilaian Greenship Neighborhood Versi 1.0 Pada Kawasan Perumahan Y

Kawasan perumahan Y merupakan salah satu kawasan perumahan yang terletak di Kota Tangerang Selatan, Banten. Dalam penilaian pada kawasan perumahan Y digunakan salah satu klaster yang ada pada kawasan tersebut. Kawasan klaster tersebut memiliki luas lahan sebesar 61.237,5 m2 atau 6,12 Ha. Kawasan ini mendapatkan

(7)

dan wawancara di lapangan untuk klaster di perumahan Y untuk 7 kategori penilaian dalam Greenship Neighborhood versi 1.0, kategori penilaian yang mendapatkan nilai dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Kategori Penilaian dan Perolehan Poin Kawasan Y Kriteria

penilaian

Uraian kondisi dan syarat Perolehan poin

LEEP Luas ruang terbuka hijau di klaster 12.307,5 m2, total luas klaster 61.237,5 m2

atau 20,1% luas klaster. Syarat ruang terbuka hijau minimum 1.250 m2

(Permen PU No.05/PRT/M/2008)

Memenuhi Prasyarat

LEE2 Dalam klaster terdapat tanaman buah dan semak. Syarat Greenship: menggunakan tanaman lokal

2

LEE4 Menanam pohon peneduh di lahan seluas 12.307,5 m2 (45,59%x luas ruang

publik). Syarat Minimum > 40% total luas ruang publik

1

MAC P1 Kondisi: studi dan kajian lalu lintas dan perencanaan aksesibilitas kawasan. Memenuhi Prasyarat MAC P2 Kondisi: Tersedia fasilitas jalur pejalan kaki. Memenuhi

Prasyarat MAC P3 Kawasan perumahan terkoneksi dengan jaringan transportasi umum. Syarat:

Kawasan Terhubung

Memenuhi Prasyarat MAC 1 1. Jalur pejalan kaki di dalam kawasan 100% tidak terputus (poin 2)

2. persimpangan jalur pejalan kaki = jalur kendaraan bermotor (rasio=1) (poin=2)

3. Pejalan kaki mendapat prioritas utama di setiap persimpangan jalan (poin=2) 4. Terdapat pohon peneduh jalan sepanjang jalur pejalan kaki (poin=2)

5. Jalur pejalan kaki adalah lingkungan atraktif karena; terdapat pohon peneduh, terdapat lampu jalan, bersih, terdapat kursi tempat istirahat di sisi jalur (poin 2)

10

MAC 2 Bus intrans melalui gerbang kawasan. Angkutan umum massal dapat dijangkau sejauh 400 m dari sisi terluar kawasan (tolok ukur 1B dan 2A)

4

MAC 3 - Tersedia jaringan jalan, drainase, pipa air bersih, listrik, telpon, fiber optic, pengelolaan limbah, sistem pemadam kebakaran, pembuangan sampah, jaringan pedestrian terintegrasi di luar kawasan.

- dalam radius 400 m dari kawasan terdapat: klinik kesehatan, mushola, pom bensin, mini market, kursus bahasa, sekolah, bengkel, pusat niaga

2

MAC 5 1. Tersedia jalur sepeda dengan sistem share street dan signing yang lengkap

2. Terdapat parkir sepeda di gerbang masuk dan di taman. 4 MAC 6 lahan parkir terdapat di tiap rumah tetapi tidak ada lahan parkir yang bersifat

publik.

1

WMC P Menggunakan air PDAM dengan meteran air untuk mengontrol penggunaan air dalam kawasan

Memenuhi Prasyarat SWM P memiliki sistem pengolahan sampah meliputi pemisahan, pengumpulan dan

pengangkutan

Memenuhi Prasyarat SWM 1 melakukan pengolahan sampah yg mudah terurai (poin:2) dan bekerja sama

dengan pihak ketiga untuk sampah yang dapat didaur ulang (poin 2)

4

SWM 3 infrastruktur jalan menggunakan material fabrikan Indonesia (poin 2) 2 CWS 1 fasilitas berupa taman yang luas, lapangan basket, dan tempat istirahat 2 CWS 2 Komunikasi warga dan pengelola melalui pengurus RW 2 CWS 3 Lomba K3 (Kebersihan, Ketertiban, Kelestarian) setiap bulan, terdapat

majalah kawasan, program eco-comunity dalam acara di kawasan

2

CWS 6 penjaminan keamanan dengan dinding pembatas kawasan, pos keamanan di setiap gerbang, pompa hydrant di beberapa tempat dalam kawasan.

2

BAE 5 menggunakan tudung pada lampu jalan dan lampu taman 2 BAE 6 kendaraan bermotor yang tidak berkepentingan dilarang masuk, menanam

banyak pohon besar untuk meredam polusi suara

(8)

Rekapitulasi hasil pengamatan dan perhitungan poin rating yang telah dilakukan pada kawasan perumahan X dan Y dapat dilihat pada tabel 11 dan tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 11 Rekapitulasi Poin Rating untuk Kawasan Perumahan X dan Y

Kategori Poin

Maksimal

Perumahan X Perumahan Y Poin Persentase Poin Persentase

Land Ecological Enhancement (LEE) 19 5 26,32% 3 15,79%

Movement and Connectivity (MAC) 26 19 73,08% 21 80,77%

Water Management and Conservation (WMC) 18 13 72,22% 0 0%

Solid Waste and Material (SWM) 16 8 57,14% 6 42,86%

Community Wellbeing Strategy (SWM) 16 8 50% 9 56,25%

Building and Energy (BAE) 18 7 38,89% 4 22,22%

Innovation and Future Development (IFD) 11 4 36,36% 0 0%

TOTAL 122 64 52,46% 43 35,83%

Dari hasil perhitungan total poin yang diperoleh kawasan perumahan X adalah 64 poin dengan persentase 52,46% dan mendapatkan peringkat Silver sedangkan total poin yang diperoleh kawasan perumahan Y sebesar 43 poin dengan persentase 35,83% peringkat Bronze.

Pada kawasan perumahan X untuk 7 kategori Greenship Neighborhood versi 1.0, terdapat beberapa kategori yang memperoleh nilai baik dan memperoleh predikat silver, tetapi ada 2 kategori yang masih memiliki nilai rendah atau kurang dari 35% yaitu kategori Land Ecological Enhancement.

Perolehan poin pada kawasan perumahan Y masih cukup rendah, karena terdapat beberapa kategori yang bernilai rendah dan ada 2 kategori yang tidak dapat dipenuhi (poin= 0), kategori penilaian tersebut ialah Water Management and Conservation dan Innovation and Future Development.

Pembahasan Hasil Penilaian Greenship Neighborhood Versi 1.0 Pada Kawasan perumahan X

Kawasan perumahan X sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi Greenship Neighborhood dari GBCI dengan target peringkat Gold. Untuk meningkatkan peringkat dari Silver menjadi Gold perlu peningkatan perolehan poin sebesar 6 poin sehingga dapat mencapai peringkat Gold dengan 70 poin atau 57%.

Pada kawasan perumahan X kategori dengan persentase poin terbesar adalah Movement and Connectivity dengan persentase perolehan poin sebesar 73,08%. Sedangkan untuk persentase poin kategori terkecil adalah kategori Land Ecological Enhancement dengan persentase perolehan poin sebesar 26,32% tetapi untuk kategori ini tidak banyak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan poin.

Dari hasil pengamatan di lapangan peningkatan nilai di kawasan X dapat dilakukan pada kriteria:

1. Air Alternatif: pada saat ini kawasan perumahan baru memanfaatkan air hujan dan air rumah tangga yang telah diolah untuk keperluan irigasi kawasan. Sistem pengolahan yang sama juga dapat dimanfaatkan untuk pengolahan air danau di dekat kawasan untuk dipakai sebagai sumber air bersih kawasan. Untuk 50% pemenuhan air bersih kawasan akan menambah 6 poin untuk kriteria air alternatif.

2. Energi Alternatif: manajemen kawasan dapat menggunakan sistem fotovoltaik sebagai sumber energi kawasan. Dapat dipakai pada lampu jalan maupun lampu taman, dengan perkiraan investasi sebesar Rp.1.000.000,-/ 110 watt. Jika hal ini diterapkan untuk memenuhi 50% kebutuhan energi kawasan, akan ada tambahan 2 poin.

Pembahasan Hasil Penilaian Greenship Neighborhood Versi 1.0 Pada Kawasan perumahan Y

Kawasan perumahan Y telah memperoleh penghargaan Green Property Award oleh majalah Housing Estate, namun penghargaan tersebut hanya menilai konsep hijau berdasarkan satu kategori yaitu sistem transportasi yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Pada Greenship Neighborhood ada 7 kategori yang dinilai dan kawasan perumahan Y mendapat poin terbesar pada kategori Movement and Connectivity dengan persentase 80,77%. Sedangkan untuk kategori Water Management and Conservation dan kategori Innovation and Future Development kawasan perumahan Y mendapat 0%.

Perolehan poin pada kawasan Y menunjukan bahwa penilaian dan kategori pada Greenship Neighborhood jauh lebih luas cakupan penilaiannya daripada kategori lingkungan hijau yang secara umum diketahui oleh masyarakat

(9)

luas. Sehingga perlu ada sosialisasi tentang sistem penilaian Greeship untuk kawasan agar Green Neighborhood atau kawasan hijau dapat menjadi kawasan yang berkelanjutan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada kawasan perumahan X dan Y terhadap tujuh kategori Greenship Neighborhood versi 1.0, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Total perolehan poin yang didapat pada masing-masing kawasan perumahan yaitu:

 Kawasan perumahan X memperoleh poin sebesar 64 poin dengan persentase 52,46% dan memperoleh peringkat Silver.

 Kawasan perumahan Y memperoleh poin sebesar 43 poin dengan persentase 35,83% dan memperoleh peringkat Bronze.

2. Target perolehan poin kawasan perumahan X untuk mendapatkan peringkat Gold belum dapat terpenuhi, sehingga perlu diadakan upaya peningkatan perolehan poin dengan cara yaitu:

 Melakukan upaya penggunaan air alternatif.

 Melakukan upaya penghematan energi.

3. Kawasan perumahan Y mendapat Green Property Award tetapi mendapat nilai poin Greenship yang minim . 4. Perlu sosialisasi tentang Greenship Neighborhood agar para pelaku property mengetahui pentingnya konsep

kawasan berkelanjutan dan adanya perangkat penilaian yang dapat dijadikan pedoman untuk pembangunan kawasan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Green Building Council Indonesia, [online], (www.gbcindonesia.org, diakses Maret 2017). Green Building Council Indonesia . (2014). Greenship Homes Version 1.0.. Jakarta. Green Building Council Indonesia . (2015). Greenship Neighborhood Version 1.0.. Jakarta.

Pambudi, Gandhi Bagus. 2012. Analisis Kesesuaian Desain Rumah Terhadap Konsep Greenship Home Pada Perumahan Menengah Ke Atas Di Kota Gresik. Jurnal Skripsi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang

Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Rachman, Siti Nur Ayu Agustina. 2011. Strategi Berkelanjutan Pada Bangunan. Skripsi Universitas Indonesia. Depok.

Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia, [online], (www.sdgsindonesia.or.id, diakses Juni 2017).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelololaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

(10)

Gambar

Diagram alir proses penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
Tabel 1. Kategori Penilaian Dalam Greenship Neighborhood versi 1.0  Greenship Neighborhood
Tabel 3. Penilaian kawasan X terhadap Kategori  Land Ecological Enhancement (LEE)  Kriteria
Tabel 4. Penilaian Kawasan X Terhadap Kategori Movement and Connectivity (lanjutan)  Kriteria
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hidraulika adalah bagian dari “hidrodinamika” yang terkait dengan gerak air atau mekanika aliran. Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Tahap akhir dari proses pembayaran gaji ini adalah prosedur pembukuan gaji, seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai kompensasi atas jasa yang telah diberikan karyawan

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, aktivitas fisik

Tabel 14.3 Data dan tugas utama yang diperlukan untuk menetapkan kondisi awal laju deforestasi/degradasi dan /atau lokasi proyek- proyek AUDD Data/Tugas VM0006 VM0007 VM0009

Brasil adalah pemimpin dunia dalam hal pengembangan kebijakan nasional untuk pengamanan sosial dan lingkungan. Prosesnya dimulai tahun 2009 saat beberapa organisasi masyarakat

Enam tahun bergabung dalam zona euro, Irlandia terkena krisis ekonomi tepatnya pada bulan Oktober 2008 akibat krisis keuangan global yang disebabkan oleh kredit macet

Diskursus tentang mengapa muncul kebijakan yang tak secara pasti diketahui proses penetapannya atau pula anggapan adanya kebijakan yang lahir dengan tak berdasarkan pada