• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Kajian Teori tentang Pembelajaran

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Syaiful Bachri Djamarah (2000 : 141) belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinterkasi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Selanjutnya Sardiman A.M. (2005 : 20), menyatakan: “Belajar adalah kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan perubahan sepenuhnya

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli seperti tersebut di atas, maka belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha memperoleh perubahan tingkah laku menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2.2. Hasil Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2000: 11) menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari usaha seseorang itu merubah dirinya dengan seseorang dengan jalan memperoleh kecakapan baru dari hasil perubahan itu diproses melalui pengalaman.Tinggi rendahnya hasil belajar tercapai jika dipengaruhi faktor dari luar individu. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.( Sudjana,1989 : 22 ) .

Dari sudut pandang awam, hasil belajar memang relatif sukar diamati,karena sebagian besar merupakan variabel yang abstrak. Namun demikian, dari sisi keilmuan, hasil belajar dapat diamati, bahkan dapat diukur dengan alat ukur tertentu pula. Hasil belajar yang diperoleh dapat diukur dan diketahui berdasarkan perilaku sebelum dan sesudah belajar

(2)

dilakukan, dalam bentuk hasil belajar. Adapun untuk mengukur hasil belajar antara lain dengan tes hasil belajar (ujian). Menurut Winkel (1983:14), bahwa hasil belajar adalah berupa penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh sebelumnya. Hasil belajar siswa terwujud setelah mempelajari materi dan menjadi ukuran tercapainya tujuan pengajaran sesuai dengan prinsip perbedaan individu dalam satu kelas tertentu, sekalipun ditetapkan tujuan dan materi serta metode pembelajaran yang sama bagi semua siswa. Akan tetapi perbedaan hasil belajar terungkap dari skor tes.Dengan demikian akan didapatkan hasil belajar individu dan hasil belajar kelompok

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu peningkatan kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dicapai oleh seseorang dengan kemampuan yang maksimal.

2.3. Hakekat Mengajar

Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982): Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Kalau ini yang dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut. Hanya disini ditekankan penyampaian pewarisan pengetahuan (kebudayaan) pada hal diharapkan dari anak mengembangkan kebudayaan dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan tuntutan zaman.

Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut maka pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru hanya membimbing (mengatur lingkungan) anak belajar untuk menyesuaikan diri.

Mengajar dalam pengertian yang luas sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.( Sardiman,2001:46).

Dengan demikian fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedangkan siswa berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Guru dalam kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai fasilitator dan menyediakan kondisi yang kondusif. Oleh

(3)

sebab itu guru harus memperhatikan faktor dan komponen-komponen yang lain dalam lingkungan proses pembelajaran, termasuk guru, keadaan siswa, alat peraga atau media pembelajaran, metode, dan sumber belajar.

2.4 . Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Dalam kegiatan belajar mengajar matematika, seorang pendidik dituntut memiliki seperangkat keterampilan dasar mengajar matematika. Menurut Hasibuan dan Mujiono (1986) bahwa keterampilan mengajar dapat berupa: “(1) keterampilan memberi penguatan

(Reinforcement). (2) keterampilan bertanya. (3) keterampilan menggunakan variasi. (4) keterampilan menjelaskan. 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran matematika.”

2.5. Metode Mengajar

Keberhasilan siswa dalam belajar matematika dipengaruhi beberapa faktor, baik dari siswa itu sendiri maupun dari luar. Salah satu faktor dari luar adalah metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Ditinjau dari fungsinya, metode mengajar matematika merupakan suatu cara tersendiri yang dipergunakan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran tertentu kepada siswa.

Karena materi pelajaran matematika merupakan perpaduan antara materi yang bersifat abstrak dan konkrit atau benda nyata, maka ketepatan atau efektifitas penggunaan meode mengajar disamping dipengaruhi karakter seorang guru, juga dipengaruhi jenis materi yang diajarkan. Untuk itu penggunaan metode mengajar, harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

(Sudjana,1989:76). Menyatakan bahwa, dengan metode mengajar diharapkan muncul berbagai aktivitas kegiatan belajar, khususnya pada diri siswa sesuai dengan kegiatan mengajar guru.

Metode mengajar banyak ragamnya yaitu : metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, ekspositorik, latihan, drill, dan lain-lain. Diantara banyak ragam metode tidak ada satu metode yang dianggap paling baik. Setiap metode mempunyai

(4)

kelebihan dan kekurangan. Penggunaan metode mengajar secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran akan lebih baik dalam menunjang keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Pada penelitian ini akan digunakan metode demonstrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

2.6. Metode Demonstrasi

2.6.1. Pengertian Metode Demonstrasi

Cardille ( 1986) mengemukakan bahwa,”Demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan penyajian lisan(oral) dan peragaan (visual) secara tepat,” dalam Cardille ( 1986:38). Dari pengetian ini tampak bahwa metode ini ditandai dengan adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan dan atau penggunaan prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan lisan maupun visual.

Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita, bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

2.6.2. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi

Dari berbagai penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton Cardille dan Winarno, dapat diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:

1) Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses, atau prosedur keterampilan-keterampilan fisik / motorik.

2) Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama.

(5)

2.6.3. Keunggulan Metode Demonstrasi

Menurut Syaiful Bahri Djamara (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan. Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman pada pelajaran matematika pada pokok bahasan nilai tempat adalah:

1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.

3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa. 4. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi.

5. Kesimpulan.

2.6.4. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 2.6.4.1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. 2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

3) Lakukan uji coba demonstrasi. 2.6.4.2. Tahap Pelaksanaan a. Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1) Mengatur tempat duduk siswa yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

(6)

2) Menentukan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.

3) Mempersiapkan lembar tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

b. Langkah pelaksanaan demonstrasi

1) Mengawali demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

3) Menyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c. Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

2.6.5. Media pembelajaran

Media pembelajaran sangat diperlukan dalam rangka peningkatan hasil secara maksimal. Media sangat perlu dalam peningkatan kegiatan belajar mengajar. Secara harfiah media berasal dari bahasa latin yaitu bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang membawa atau menyalurkan informasi sumber dan penerima.

(7)

Menurut pendapat dari Oemar Hamalik (1994:12) mengatakan, ”Media pembelajaran adalah metode dan tehnik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran”.

Menurut Association for Education Communication Technology (AECT) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) media pendidikan ialah segala bentuk saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan / informasi. Sementara itu menurut Gagne yang dikutip Arief S.Sadiman, dkk (2003:6) mengatakan, ”Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sedangkan Mudhofir (1993: 81), bahwa media adalah sumber belajar, secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau pun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk lebih memungkinkan memperoleh pengetahuan keterampilan atau pun sikap.

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa media pendidikan adalah alat atau sarana fisik yang dapat menimbulkan minat untuk belajar, konsentrasi, pemusatan perhatian siswa sehingga mereka dapat meningkat kemampuannya dan dapat sekaligus timbul kerjasama dengan teman lainnya di kelas. Peningkatan pengertian siswa inilah yang diharapkan dengan adanya media pembelajaran.

2.6.5.1. Media Kartu Angka

Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Mengenai angka, bilangan, dan nomor dalam penggunaan sehari-hari, angka dan bilangan seringkali dianggap sebagai dua hal yang sama. Selain itu terdapat pula konsep nomor yang berkaitan. Secara kaku, angka, bilangan, dan nomor merupakan tiga hal yang berbeda. Angka adalah suatu tanda atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan media kartu angka dan papan tempel atau kertas tebal untuk menempelkan kartu angka, kartu angka yang terbuat dari kertas tebal (kertas foto) dengan ukuran 10 cm x 9 cm. Bentuk kartu angka seperti yang terlihat di bawah ini :

(8)

Gb.1. Kartu angka Cara menggunakan kartu angka ini yaitu:

1) Menempelkan di papan tempel yang lebih besar dari kartu angka di tempat sesuai nama nilau tempat ( ratusan,puluhan atau satuan ) tersebut seperti contoh di bawah ini.

Gb.2.Papan Demonstrasi Kartu Angka

Cara seperti itu dapat dilakukan oleh guru atau siswa. Setelah terpasang demikian ,maka dapat dibaca sebagai berikut:

2 ratusan + 5 puluhan + 9 satuan. Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa pada bilangan 259 = 200 + 50 + 9

Pada konsep ini siswa akan mudah mengerti bahwa bilangan 2 mempunyai nilai tempat ratusan, nilainya 200. Angka 5 mempunyai nilai tempat puluhan, nilainya 50, sedangkan angka 9 nilai tempatnya satuan, nilainya 9.

(9)

Supaya pembelajaran seperti itu lebih menyenangkan siswa dapat dipergunakan dengan cara lainnya, yaitu:

2) Bermain tebak nilai tempat yang dikopyok atau pilih acak

Cara bermainnya diperlukan 1 kelompok beranggotakan 5 siswa, yang terdiri dari a) Satu siswa memegang kaleng bertuliskan ratusan yang berisi angka 0 -9.

b) Satu siswa memegang kaleng bertuliskan puluhan yang berisi angka 0-9. c) Satu siswa lagi memegang kaleng bertuliskan satuan berisikan angka 0-9.

d) Satu siswa sebagai pencatat angka yang keluar,lalu dituliskan pada kolom lembar yang tersedia.

d) Satu siswa yang terakhir betugas menpresentansikan di depan kelas. kaleng Ratusan puluhan satuan kartu angka yang digulung Gb.3. Kaleng Berisi Nomor 0 -9

2.6.6. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan atas hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang diangkat dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk mengimplementasi strategi tersebut ditetapkan metode demonstrasi dengan bantuan kartu angka.

Pada kondisi awal guru kelas belum menerapkan pembagian kelompok dan belum menerapkan metode demonstrasi hasil belajar matematika masih rendah. Peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pada pelajaran matematika dengan menerapkan metode demonstrasi dengan bantuan kartu angka pada siklus I diduga akan meningkatkan hasil belajar terhadap materi mata pelajaran matematika, karena kartu angka mudah diingat dan dipahami siswa . Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar di kondisi siklus I sampai pada siklus II yang selalu meningkat hasil belajarnya.

(10)

2.6.7 . Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah melalui metode demonstrasi dengan kartu angka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tentang nilai tempat pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Growong Lor 03 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, semester I /2012-2013

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Soetomo didapatkan bahwa pada pasien trauma tembus yang dilakukan kraniotomi debridement kurang dari 12 jam post trauma diikuti pemberikan antibiotik profilaksis

Kelebihan dari kegiatan ini atau Faktor Pendukung kegiatan ini dapat dilakukan adalah sifat antusias yang sangat tinggi atau keingintahuan yang tinggi dari

 Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanama yang saat dipanen meninggalkan bagian-bagin tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal, padi, kacang hijau

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat membantu pelaku bisnis untuk meningkatkan kinerja agar memaksimumkan nilai perusahaan bagi kemakmuran

Penerapan model PCL ternyata dapat meningkatkan rata-rata skor gain <g> hasil keterampilan berpikir kreatif pada kelompok eksperimen 1 sebesar 0,72 dan pada kelom-

Penelitian ini fokus pada pengurangan COD dan amonium lindi TPA Ngronggo Salatiga dengan menggunakan sistem sinambung kultur alga dan berlangsung secara simultan

Penelitian ini telah dilaksanakan dengan tujuan untuk membuat taksiran jumlah individu dan tingkat kepadatan tapir di SM Bukit Rimbang Bukit Baling serta

Rumah Perawatan Psiko-Neuro-Geriatri atau yang lebih dikenal dengan “Puri Saras” adalah klinik kesehatan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan jiwa, mulai beroperasi sejak