• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan untuk dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi. Perusahaan dituntut melakukan suatu upaya dan terus membuat inovasi agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan kompetitor. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengimplementasikan teknologi informasi dalam perusahaan tersebut. PT TELKOM merupakan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. PT TELKOM mempunyai 7 area pelayanan pembayaran yang tersebar diseluruh Indonesia. Media pembayaran yang disediakan yaitu media non tunai dan tunai. Salah satu sasaran kinerja dari PT TELKOM adalah tingkat pembayaran tagihan melalui media non tunai. Hal ini sangat bertentangan, karena lebih dari 80% pelanggan PT TELKOM khususnya kota Jateng dan DIY memilih membayar tagihan telepon, Flexi dan Speedy melalui media tunai atau loket plasa TELKOM.

Pemecahan masalah yang ditawarkan adalah dengan menggunakan Pemodelan dan Simulasi Sistem Dinamik, dimana data yang digunakan adalah data pembayaran tagihan telepon, Speedy, dan Flexy yang dilakukan oleh pelanggan PT TELKOM Jateng dan DIY. Dari karakteristik sistem yang ada, dilakukan pemodelan sistem peningkatan ratio media non tunai atas pembayaran tagihan telepon, Flexi, dan Speedy dengan memperkirakan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor tersebut antara lain adalah pelanggan PT TELKOM, kemudahan, waktu, resiko, pihak ketiga [Bank), invoices, media iklan, dan jumlah diskon yang diberikan. Hasil akhir dari Tugas Akhir ini adalah peningkatan ratio dari media non tunai, dimana ratio meningkat 48% dari kondisi awal. Hal ini dilakukan dengan melakukan skenario model dan mempertimbangkan variabel-variabel yang signifikan dengan permasalahan

Kata Kunci—Simulasi sistem dinamik, pembayaran tagihan, pemodelan sistem, dan perilaku pelanggan

I. PENDAHULUAN

eiring dengan kemajuan teknologi informasi, perusahaan membutuhkan inovasi yang terbaru untuk bersaing dengan kompetitornya. Perusahaan dituntut untuk menggunakan teknologi informasi yang ada untuk meningkatkan nilai bisnis serta menunjang visi dan misi perusahaan tersebut. Pentingnya peranan teknologi informasi, menjadikaan titik vital yang harus terus dikembangkan oleh perusahaan. Di sisi lain, penerapan

teknologi informasi pada suatu perusahaan, akan menuntut semua kalangan yang terlibat didalamnya. Setiap elemen dalam perusahaan harus siap menghadapi era teknologi informasi yang memungkinkan segala sesuatu dilakukan secara efektif dan efisien.

Tugas akhir memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memahami segala perkembangan TI dalam dunia kerja. Dimana mereka dituntut untuk inovatif dalam memberikan solusi untuk permasalahan yang terdapat pada perusahaan. Tugas akhir memberikan peranan penting bagi mahasiswa untuk persiapan mereka di dunia kerja.

PT TELKOM merupakan perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi. Sistem pembayaran PT TELKOM dibagi menjadi 7 area pelayanan yang tersebar di Indonesia. Dimana area pelayanan membawahi sejumlah kabupaten dan kotamadya. PT TELKOM mempunyai 2 fasilitas untuk media pembayaran, yaitu media non tunai/tunailess dan media tunai. Untuk media tunai, pelanggan PT. TELKOM membayar tagihan baik tagihan telepon rumah, Flexi dan Speedy melalui plasa-plasa telkom dan bank. Sedangkan media non tunai, pelanggan membayar melalui ATM, phone banking, internet banking, mobile banking, kartu kredit dan lain-lain.

Salah satu target dari PT TELKOM Jateng dan DIY adalah pembayaran tagihan baik telepon rumah, Speedy dan Flexi dilakukan melalui media pembayaran non tunai. Namun, hasil sampling data yang dilakukan sebelumnya, lebih dari 80% pelanggan PT. TELKOM Jateng dan DIY memilih membayar melalui media tunai. Disisi lain pembayaran melalui media tunai sangat beresiko tinggi.

Berdasarkan permasalahan diatas, Pemecahan masalah yang ditawarkan adalah dengan menggunakan Pemodelan dan Simulasi. Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata [Siagian, 1987]. Simulasi adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan memecahkan model-model dari golongan yang luas. Golongan atau kelas ini sangat luasnya sehingga dapat dikatakan , “Jika semua cara yang lain gagal, cobalah simulasi” [Schroeder, 1997].

Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan survey, untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan

Aplikasi Pengembangan Model Sistem Dinamik

untuk Peningkatan Ratio Media Pembayaran

Non Tunai atas Tagihan Telepon Rumah, Flexi,

dan Speedy [Studi Kasus: PT TELKOM Jateng

dan DIY]

Erlina Mutiara Dewi dan Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

[ITS]

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: erma.suryani@gmail.com

(2)

karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer.

Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar- benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan.

Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Humphrey and Berger, pada tahun 1990, menemukan bahwa meningkatkan penggunaan dari sistem trasaksi secara elektronik berpengaruh besar terhadap sistem pembayaran yang lain. Penggunaan media pembayaran tunailess memberikan banyak keuntungan untuk masyarakat. Media pembayaran tunailess memberikan langkah baru untuk membantu mengurangi resiko yang biasa terjadi di masyarakat. Contohnya adalah tindakan kriminal seperti perampokan.

Dengan menggunakan model simulasi sistem dinamik akan mempermudah untuk mengetahui perilaku pelanggan, sehingga dapat mengetahui alasan pelanggan lebih memilih membayar tagihan melalui media tunai. Yang membuat sistem dinamis berbeda dari pendekatan lain untuk mempelajari sistem yang kompleks adalah penggunaan loop umpan balik. Unsur ini membantu menjelaskan cara sistem yang tampaknya sederhana menampilkan model nonlinier yang membingungkan. Dengan menggunakan model sistem dinamik tersebut nantinya akan dibuat diambil keputusan untuk meningkatkan ratio pembayaran media non tunai atas tagihan telepon rumah, Flexi dan Speedy. Solusi yang didapat dari model sistem diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membantu meningkatkan ratio media pembayaran non tunai PT TELKOM Jateng dan DIY.

II. TINJAUANPUSTAKA

2.1

Pemodelan

Proses merancang model matematis atau logik dari sistem selanjutnya melakukan eksperimen dengan model tsb untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi kelakukan dari sistem. Adapun dasar pertimbangan digunakannya metode simulasi diantaranya adalah.

1) Simulasi merupakan alternatif yang tepat, tidak semua sistem dapat direprenstasikan dengan model matematis.

2) Dapat bereksperimen tanpa adanya resiko pada sistem nyata

3) Mendapatkan studi jangka panjang dengan waktu yang singkat input data yang akan dimasukkan bervariasi

4) Banyak nya ketidakpastian yang terjadi pada suatu masalah sehingga mengharuskan untuk menggunakan simulasi untuk penanganan nya

5) Butuh waktu yang cepat untuk menyelesaikan permasalahan.

2.2 Simulasi

Sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen elemen yang saling berinteraksi yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan. Dinamik adalah kondisi yang selalu berubah-ubah yang melampaui waktu, dapat dinyatakan dalam masa grafik variabel-variabel yang melampaui waktu.

Pengertian dari sistem dinamik itu sendiri bermacam-macam, namun R.G Coyle dalam salah satu bukunya menggambarkan sistem dinamik sebagai berikut:

”Sistem dinamik berhubungan dengan waktu – kelakuan yang bergantung dari pangaturan [manajemen) sistem yang bertujuan menggambarkan sistem dan pengertiannya, melalui model kualitatif dan kuantitatif, bagaimana informasi umpan-balik berpengaruh atas kelakuannya, dan medesain struktur informasi umpan-balik yang kokoh serta mengontrol kebijakan melalui simulasi dan optimasi.”

Untuk mengetahui sifat dari suatu sistem, apakah positif atau negatif, bisa dilihat dari jumlah nilaicausal loopnya. Suatu sistem dikatakan bersifat positif apabila jumlah dari negatifnya adalah genap, sedangkan bila sifat negatifnya berjumlah ganjil maka sistem tersebut

dikatakan ganjil.

Tujuan dari causal loop ini adalah untuk menggambarkan pengaruh sebab akibat dari antar variabel sesuai dengan kehidupan yang sebenarnya.

III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Studi Pustaka

Pada tahapan ini akan melakukan melakukan berbagai kajian pustaka terkait tentang hal – hal yang mendukung pengerjaan tugas akhir

3.2 Pengumpulan Data

Data yang didapat untuk pengerjaan tugas akhir ini dilakukan dengan mengumpulkan data pembayaran

Policy Implementation

Policy Analysis and Improvement

Simulation and Validation

Model Formulation

System Conceptualization Problem Identification and Definition Understanding of the System

Gambar. 1. Tahapan pengembangan dengan menggunakan sistem dinamik. Sistem dinamik sendiri sangat berhubungan dengan perubahan waktu, maksudnya adalah sistem dinamik menggambarkan perubahan sistem pada waktu [Fishwick, 2007].

(3)

tagihan telepon, Speedy, dan Flexy yang dilakukan oleh pelanggan PT TELKOM Jateng dan DIY.

3.3 Pendefinisian Sistem

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tugas akhir ini adalah mengetahui perilaku pelanggan terhadap target perusahaan.

3.4 Pembuatan Model Matematis

Setelah melakukan pendefinisian sistem, selanjutnya adalah membuat model kausatik. Sebelum melakukan simulasi, terlebih dahulu dilakukan pembuatan model kausatik.

3.5 Verifikasi dan Validasi

Setelah output dari model simulasi didapat, langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi dan validasi terhadap output tersebut.

[1]

Model dianggap valid jika E1 ≤ 5%

[2]

Model dianggap valid jika E2 ≤ 30%

3.6 Pembuatan Skenario terhadap Model

Setelah model membuat valid maka langkah

selanjutnya adalah membuat beberapa skenario

[eksperimen) untuk memperbaiki kinerja sistem

sesuai dengan keinginan.

3.7 Analisis dan Kesimpulan

Setelah melakukan tahapan pemodelan dan

simulasi, kemudian dilakukan analisis terhadap

skenario model. Hasil dari analisis berupa grafik.

Dari grafik tersebut ditarik kesimpulan sehingga

dapat memberikan solusi

3.8 Pembuatan Laporan

Langkah terakhir adalah melakukan analisa hasil

dari simulasi yang dilakukan, apakah hasil tersebut

sudah sesuai dengan tujuan dari simulasi ataupun dari

skenario yang sudah dibuat.

IV. IMPLEMENTASIDANHASILUJICOBA 4.1 Model Awal

Pemodelan data dilakukan untuk mengetahui pola perilaku dan hubungan antar variable yang ada pada simulasi untuk menentukan kesesuaian model dengan perilaku di kondisi nyata. Implementasi dari permodelan data digambarkan dari Causal Loop Diagram.

Causal Loop Diagram menjelaskan tentang pola perilaku hubungan antar variable. Variabel-variabel yang mempengaruhi level, mempunyai nilai dan bobot

masing-masing. Selanjutnya pembuatan Stokflow Diagram yang akan memudahkan kita dalam menggambarkan pemodelan skenario.

Frekuensi pembayaran melalui media tunai lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan pembayaran

melalui media non tunai. Perbandingan tersebut

dapat dilihat pada gambar 3.

4.2 Skenario Model

Dari base model yang telah dibuat, dapat dikembangkan suatu scenario untuk merubah parameter atau struktur dari model serta dampaknya terhadap variable lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.

Frequencies of Payement per Month

2 M 1.7 M 1.4 M 1.1 M 800,000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Month Cash Frequencies : Stockflow Diagram

Non Cash Frequencies : Stockflow Diagram

Gambar. 3. Grafik Frekuensi pembayaran per bulan untuk model awal. Grafik Y menunjukkan jumlah frekuensi pembayaran. Grafik X menujukkan interval waktu dalam bulan.

Gambar. 2. Variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan ratio media non tunai adalah variabel pelanggan PT TELKOM, kemudahan, waktu, resiko, pihak ketiga [Bank], invoices, media iklan, dan jumlah diskon yang diberikan.Variabel-variabel tersebut mempengaruhi peningkatan ratio media non tunai

(4)

Terdapat 2 jenis skenario, diantaranya skenario parameter [parameter scenario] dan skenario struktur [structure scenario]. Skenario parameter digunakan dengan mengubah nilai parameter suatu variabel yang berpengaruh pada model, sedangkan skenario struktur digunakan mengubah struktur model dengan penambahan atau pengurangan variable pada model.

Setelah dilakukan penambahan variabel dan dilakukan skenario parameter optimistic, laju peningkatan frekuensi pembayaran melalui media non tunai selalu meningkat setiap bulannya. Hal ini ditunjukkan pada gambar 5. Penambahan variabel-variabel pada skenario struktur dan perubahan nilai pada skenario parameter dapat meningkatkan ratio pembayaran media non tunai.

V. KESIMPULANDANSARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah:

1) Dari hasil skenario model optimis, ditemukan beberapa aspek dari model yang mempengaruhi peningkatan ratio media pembayaran non tunai. Pengetahuan pelanggan untuk membayar melalui media non tunai adalah hal yang penting untuk ditingkatkan. Karena, knowledge customer merupakan variabel yang signifikan untuk peningkatan ratio non tunai. Variabel kedua adalah variabel infrastruture effect. Karena semakin mendukungnya efek infrastruktur teknologi dan knowledge pelanggan semakin tinggi, maka ratio media non tunai akan semakin meningkat.

2) Berdasarkan hasil skenario struktur dan parameter dengan menambahkan dan merubah nilai pada variabel Knowledge dan Infrastruture Effect dari model awal, dapat dilihat frekuensi pembayaran non tunai meningkat sebesar 48% dari kondisi awal. Hal ini menujukkan bahwa ratio media non tunai dapat ditingkatkan.

B. Saran

Karena keterbatasan penulis, ada beberapa hal yang perlu dikembangkan untuk tugas akhir ini yaitu, pembuatan formula matematis untuk model dan perancangan skenario parameter. Diharapkan penelitian selanjutnya, dapat melakukan perancangan skenario dengan membandingkan semua parameter yaitu optimistic, most likely dan pesimistic.

Saran untuk perusahaan PT TELKOM adalah memberikan arahan dan pengetahuan bagi para pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran melalui media non tunai.

UCAPANTERIMAKASIH

Ucapkan terimakasih penulis ucapakan untuk Sang Pencipta, Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidanyah-Nya saya diberikan kelancaran dalam membuat jurnal ini. Selanjutnya untuk kedua orang tua penulis, yang selalu mendukung penulis dan memberikan fasilitas untuk

Gambar. 6. Diagram pie perbandingan antara frekuensi pembayaran non tunai dengan tunai. Frekuensi pembayaran melalui media non tunai adalah sebesar 68%, sedangkan media tunai sebesar 32%.

Gambar. 5. Grafik Frekuensi pembayaran per bulan untuk skeanrio model. Grafik Y menunjukkan jumlah frekuensi pembayaran. Grafik X menujukkan interval waktu dalam bulan.

Gambar. 4. Skenario struktur dari penambahan variabel pada skenario model awal

(5)

memudahkan penulis dalam membuat jurnal ini. Teman-teman 8iOS tercinta yang membantu penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Serta Fahmi Afrizal, yang menemani dari pengerjaan awal hingga penulis menyelesaikan jurnal ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] Barlas, Yames. 1996. ”Multiple Test for Valdiation of Systems Dynamics Type of Simulation Model”.

[2] Forrester, J. W. 1968. Principle of System, Massachusetts: Wright-Allen Press, Inc.

[3] Fishwick, Paul A. 2007. “Handbook of Dynamic System Modelling”. New York: Chapman & Hall/CRC.

[4] Lyneis, James M. 2000. “System dynamics for market forecasting and structural analysis”.

[5] Schmidt, J. W. & Taylor, R. E. 1970. “Simulation and Analysis of Industrial Systems”.

[6] Schroeder, Roger G. 1997. Operations Management. McGrawHill, Inc. New Jersey.

[7] Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional : Teori dan Praktek. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

[8] M. Edoardo. Transaction Costs and Outsourcing Dynamics: A System Dynamics Approach. Università degli Studi di Bologna. Italy.

[9] Coyle, R.G. 1996. System Dynamics Modelling-A Practical Approach Chapman & Hall, p. 10.

Law, Averill. & Kelton, W. David. 2000. “Simulation Modeling and Analysis, third edition”.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain: pemerintah desa segera memetakan potensi ekowisata yang ada pada kawasan hutan Selelos dan merancang serta

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat-Nya, rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga terselesainya Skripsi ini dengan judul: Pengaruh

Konsentrasi aerosol tinggi dengan indeks aerosol adalah dalam kisaran 7-9 dan 5-7 terjadi di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Timur terus Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat

Pola hidup sehat berarti kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan teratur menjadi kebiasaan dalam gaya hidup dengan memperhatikan hal-hal yang

Namun, karena tahapan dan kondisi pengujian untuk media kontrol dan perlakuan dibuat sama, kolesterol yang terbuang pada keduanya diasumsikan sama, sehingga

keberperanan (engagement), inkuiri dan investigasi, prestasi (performance), dan pemaknaan (debriefing). Engagement yang mencakup beberapa hal seperti: 1) mempersiapkan

1 PDAM Pematang Siantar NRW, SOP PT Adhya Tirta Batam 2 PDAM Belitung Billing System & SOP PDAM Kab Bandung 3 PDAM Agam NRW, SOP PDAM Palembang 4 PDAM Lubuk Linggau NRW, SOP

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Orientasi dominansi sosial dan persepsi kelangkaan lawan jenis mampu memprediksikan