• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pergaulan, gaya hidup, bahkan hingga pandangan-pandangan yang mendasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pergaulan, gaya hidup, bahkan hingga pandangan-pandangan yang mendasar"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, penyimpangan perilaku banyak terjadi di lapisan masyarakat. Namun, perilaku ini lebih didominasi di kalangan remaja dan dewasa awal. Penyalahgunaan narkoba, minum-minuman keras, dan pergaulan bebas seakan merusak moralitas generasi muda. Berbagai perubahan mulai terjadi dari tata pergaulan, gaya hidup, bahkan hingga pandangan-pandangan yang mendasar tentang standar perilaku. Arus globalisasi informasi lintas geografi dan budaya semakin deras terjadi saat ini, mau tidak mau menimbulkan dampak tersendiri yang tidak selalu positif bagi kehidupan.1

Kesadaran akan pentingnya menanamkan pendidikan moral sedini mungkin menjadi sorotan seseorang untuk mengenalkan nilai dan norma agama, susila, serta hukum di masyarakat. Upaya ini diharapkan agar seseorang memiliki akhlak yang baik, khususnya dalam hubungan interpersonal. Seseorang yang mempunyai akhlak yang baik, memiliki sikap positif, dan kepribadian yang seluruh aspek tingkah laku, kegiatan jiwa, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya, menunjukkan pengabdian kepada Allah dan pengerahan diri kepada-Nya.2

1 Nur Uhbiyati, H. Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia,

2008), hlm. 31.

2 Mulyono Y. dan Bambang, Kenakalan Remaja Dalam Persepektif Pendekatan Sosiologi, Psikologi, Teologis Dan Usaha Penanggulangan (Jakarta: Andi Offset , 2006), hlm. 61.

(2)

Mahasiswa merupakan sosok sorotan yang seharusnya sudah paham akan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Mahasiswa juga merupakan individu yang dituntut untuk bisa menjadi lebih mandiri, inisiatif, dewasa dan matang dalam berpikir dan berperilaku. Mahasiswa merupakan sebuah ungkapan yang secara terminologi melekat erat pada diri anak muda bangsa yang memiliki semangat membara dan juga sebuah sebutan yang tentunya harus ditebus dengan perjuangan, baik itu dengan pengorbanan materi dan nonmateri.

Mahasiswa dikatakan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.3

Masa depan bangsa ditentukan oleh generasi muda yang salah satunya adalah mahasiswa. Oleh karena itu, seseorang mahasiswa haruslah sadar akan tugas dan perannya sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial

(social control), pembentuk moral dalam lingkungan masyarakat (moral force), dan pengganti orang-orang yang memimpin negara (iron stock).4

Pada seorang mahasiswa yang memasuki masa kuliah, umumnya usia mereka berada pada tahap remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun. Pada usia ini, banyak diantara mereka menganggap bahwa dirinya sudah dewasa, merasa lebih mandiri karena jauh dari pengawasa orang tua, dan bebas memilih jalan sesuka hati. Banyak waktu yang diluangkan untk berkumpul dengan

3 Caly, Sadli.2012. Mahasiswa dan menulis. Hlm.1 4

(3)

temannya di jeda waktu masa-masa kuliah. Hal ini ditunjukkan pada mereka yang memilih kos-kosan sebagai tempat tinggal.

Kos-kosan merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Hal positif yang didapat dari kos-kosan yaitu mengajarkan seseorang untuk hidup mandiri. Namun kos-kosan juga memberikan dampak yang kurang baik seperti tidak adanya pengawasan dari orang tua dan pemilik kos. Terlebih jika kos-kosan yang bersangkutan tidak ditunggui dan diawasi langsung oleh pemiliknya, sehingga kesempatan ini sering dimanfaatkan untuk kumpul-kumpul, tempat nongkrong, dan tempat pacaran.

Sebagai mahasiswa STAIN Pekalongan yang notabennya adalah universitas islam, tentu juga mempunyai peran dan fungsi yang harus diemban, khususnya dalam beradab dan bertingkah-laku, baik di kampus maupun di luar kampus, dengan orang tua, keluarga, teman sebaya yang membutuhkan sebuah perilaku yang dinilai mampu menjembatani mereka dalam menjaga prinsip, adab, dan etika secara islami melalui perilaku asertif.

Dari hasil wawancara non struktur yang dilakukan peneliti kepada beberapa mahasiswa STAIN Pekalongan yang tinggal atau menyewa kos di sekitar kampus mengatakan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang bertamu dan bersenda-gurau di kos mahasiswi hingga malam hari, terlebih tidak adanya penjagaan dan pengawasan yang ketat dari pemilik kos, sehingga mahasiswa yang menghuni kerap kali mengganggu ketenangan dan dicap atau dikaitkan dengan aktivitas yang kurang baik.

(4)

Tidak sedikit pula pengakuan dari warga yang mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang berkeliaran di sekitar kos mahasiswi hingga larut malam, dan dibiarkan saja oleh pemilik kos dengan alasan sedang belajar kelompok. Juga banyak ditemukan mahasiswa yang berduaan (khalwat) tanpa

mahram (pendamping), tentu saja hal ini dapat memicu terjadinya perzinahan

diantara mahasiswa.5 Yang mana di kota-kota besar, ternyata kos-kosan menjadi salah satu tempat favorit (26%) seseorang untuk melakukan hubungan seksual pra nikah.

Kurangnya sosialisasi dengan warga sekitar, kurang bertanggung jawab akan nilai moral dan tidak tegas menolak teman yang bertamu hingga larut malam, menjadikan perilaku-perilaku mahasiswa kos dianggap kurang membawa pengaruh positif akan pentingnya nilai moral di lingkungan.

Sejatinya mahasiswa digolongkan sebagai individu yang telah dewasa yang harus dapat mengendalikan segala bentuk perilaku dan tindakannya. maka sudah sepantasnyalah harus bertindak sesuai dengan norma dan prinsip-prinsip ajaran agama Islam. Namun hal ini seolah banyak dilanggar oleh mahasiswa kos disekitar STAIN Pekalongan.

Dalam hal ini, STAIN merupakan salah satu lembaga pendidikan yang salah satu misinya yaitu mengantarkan mahasiswa menjadi sarjana yang berakhlak baik, karena akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup, dan perilaku seseorang. Jika akhlak seseorang buruk, maka sangat mungkin ia akan melahirkan berbagai perilaku yang dampaknya dapat merugikan diri

5 Observasi tempat kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 19 Agustus

(5)

sendiri dan orang lain. Bagaimana kondisi mahasiswa kos di sekitar STAIN Pekalongan terhadap perilakunya?

Budaya ngerumpi, hang out, perilaku hedonisme, kumpul-kumpul di kos teman hingga larut malam seakan sudah mengakar di kalangan mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang berdalih jika bermain ke tempat kos putri bagi laki-laki sudah lazim, namun disisi lain juga tidak sedikit yang menentang dan menyindir perilaku tersebut. Padahal mereka mengetahui bahwasanya perilaku-perilaku tersebut seringkali bersinggungan dengan norma masyarakat dan lebih di pandang sebagai perilaku yang negatif, tetapi budaya tersebut tetap berlanjut dan banyak mahasiswa kos yang tidak dapat menolak teman yang bukan muhrim bertamu hingga larut dan akhirnya mengabaikan pandangan miring tersebut.

Kasus ini sering terjadi karena mereka kurang memperoleh perhatian serta bimbingan moral dari orang tuanya, sehingga mereka sering meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman-teman sebayanya dari pada berkumpul dengan orang tua mereka sendiri.6 Perilaku mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan juga didukung oleh lingkungan disekitarnya dengan membiarkan dan seolah acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi pada perilaku mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan tersebut. Oleh karena itu, maka perlu adanya pengawasan dari lingkungan sekitar dan juga tindakan asertif dari mahasiswa yang bersangkutan.

6 Achmad Suyuti, Mengapa Remaja Gemar Pacaran dan Mudah Jatuh Cinta (Pekalongan:

(6)

Keberanian dan ketegasan dalam menjunjung prinsip-prinsip islam dengan menolak permintaan yang tidak rasional dan menolak seseorang yang bukan muhrim bertamu hingga larut, dapat membantu menghindari keterlibatan situasi yang membuat penyesalan karena terlibat dan mencegah terjadinya suatu fitnah. Keberanian seseorang dalam mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat orang lain atau berpotensi untuk menimbulkan penyesalan pada orang lain dinilai dapat menjembatani seseorang dalam mengambil keputusan secara tegas atau dikenal dengan perilaku asertif.

Perilaku asertif merupakan perilaku dimana seseorang mampu mengekspresikan perasaan, membela hak pribadi, prinsip-prinsip, dan menolak permintaan yang dianggap tidak layak dengan tetap menyampaikannya dengan tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku asertif ini penting dilakukan karena menggambarkan seseorang memiliki self-esteem yang tinggi dan hubungan yang baik antar individu. Mahasiswa merupakan usia dimana perilaku asertif sangat penting dilakukan untuk menghindari konflik dengan teman sebaya, orang tua maupun lingkungan masyarakat yang memungkinkan terjerumus dalam hal negatif. Untuk itulah peneliti menjadikan mahasiswa kos STAIN Pekalongan sebagai obyek penelitian untuk meneliti tentang aktivitas atau perilaku asertif mahasiswa yang ada di tempat tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas di atas maka penulis terdorong untuk mengkaji judul tentang “Perilaku Asertif Mahasiswa Kos Di Sekitar Kampus

(7)

melatar belakangi terjadinya aktifitas pada seseorang seperti faktor intern (ketidak-beranian untuk menolak), kasih sayang dari orang tua, pendidikan agama, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Pada dasarnya usia remaja akhir masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari keluarga khususnya pada masa peralihan ke dewasa awal. Mahasiswa yang rata-rata didominasi oleh usia peralihan ini, biasanya hanya tak ingin diperintah dengan keras ataupun ditekan karena mereka pun merasa bahwa dirinya bukan anak kecil lagi dan dapat memilih jalan sendiri. Maka perlu adanya tindakan khusus untuk membimbing aktifitas pada remaja. Pendidikan agama merupakan pendidikan yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk membentuk dan mengarahkan kepribadian yang baik dan benar. Di samping itu Islam bisa menjadikan kepribadian setiap generasi untuk membentuk suri tauladan dan akhlak yang baik. Diharapkan dengan pendidikan agama dapat menekan perilaku yang dapat merusak moral generasi muda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan memaparkan beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN

Pekalongan?

2. Apa saja aspek-aspek perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan?

(8)

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran judul penelitian ini maka peneliti memberikan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Perilaku Asertif

Perilaku menurut Ngalim Purwanto, perilaku adalah perbuatan atau sikap sebagai respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus.7 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Sedangkan kata asertif berasal dari bahasa Inggris yaitu “to

assert” yang berarti positif atau menyatakan sesuatu dengan terus terang

serta bersikap positif.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala aktivitas manusia dalam bentuk perubahan. Tindakan dan kegiatan yang nyata baik disadari maupun tidak disadari yang merupakan hasil belajar. Tingkah laku secara umum juga disebut akhlak, perangai atau kelakukan. Jadi yang dimaksud dengan perilaku asertif adalah segala aktivitas baik dalam bentuk perbuatan atau tindakan, ucapan atau dengan kata lain adalah akhlak individu yang terangkum dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan hasil proses pembelajaran dan merupakan perilaku yang penuh dengan ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dari setiap

7 Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya 2005), hlm. 141 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

(9)

usaha untuk membela hak-hak serta adanya keadaan efektif yang mendukung.9

Dalam penelitian ini peneliti membatasi tentang perilaku berupa akhlak atau tingkah laku mahasiswa baik berupa tindakan maupun ucapan sehari-hari yang menjurus kepada perilaku asertif pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

2. Kos-Kosan di Sekitar STAIN Pekalongan

Pengertian kos atau yang sering disebut kos-kosan adalah sejenis kamar sewa selama kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian pemilik kamar dan harga yang disepakati. Kos-kosan merupakan tempat yang disediakan untuk memfasilitasi perempuan atau laki-laki, dari pelajar, mahasiswa, atau pekerja umum untuk tinggal dan dengan proses pembayaran per bulan atau sesuai kesepakatan dengan pemilik.

Kos-kosan bagi laki-laki memuat lebih banyak mahasiswa untuk menginap, biasanya satu tempat kos-kosan laki-laki menampung lebih banyak orang dengan perbandingan 1 kamar diisi oleh 4 hingga 10 orang. Sedangkan tempat kos-kosan bagi perempuan memuat lebih sedikit mahasiswa, dengan perbandingan 1 kamar diisi oleh 2 atau 3 orang saja.10

Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka maksud penelitian ini adalah penelitian tentang akhlak atau tingkah laku mahasiswa baik berupa tindakan maupun ucapan sehari-hari, khususnya perilaku asertif pada

9 Lazaruz, dalam Pevena dan Mavrodiev. A Historical Approach to Assertivenes. (Journal of

Psychology, 2012), hlm. 1

10 Interview mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 19 Agustus

(10)

peserta didik yang terdaftar pada perguruan tinggi yang bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

2. Untuk mendeskripsikan apa aspek-aspek perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

3. Untuk mendeskripsikan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan secara teoretis adalah untuk menambah khazanah ilmu-ilmu pendidikan khususnya dalam membimbing sikap dan perilaku mahasiswa yang baik. Secara praktis sebagai bahan pengetahuan dan pembelajaran bagi segenap civitas akademika STAIN Pekalongan agar memperhatikan perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teoritis

Dalam penelitian ini digunakan banyak referensi untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Selama proses pembuatan penelitian ini telah ditemukan skripsi dan buku-buku yang relevan, antara lain:

(11)

Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul Sosiologi dikatakan bahwa masa remaja sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan seseorang menuju tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya masih mengalami pembentukan. Pada waktu itu dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya.11

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya yang berjudul

Teori-Teori Psikologi Sosial, mengatakan bahwa perilaku adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu.12 Perilaku senantiasa diarahkan kepada suatu objek, artinya tidak ada perilaku tanpa objek. Adapun objek-objek perilaku dapat terarah terhadap benda-benda, manusia, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga, norma-norma, nilai-nilai dan sebagainya.

Dalam buku yang berjudul Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menjelaskan bahwa perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert) respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi

11 Soerjono Soekanto, Sosiologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 326. 12

(12)

pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behaviour atau unobservable behaviour.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice) yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt

behavior.13

Menurut Syaikh M. Jamaluddin Mahfudzh, karakteristik tingkah laku yang positif dan matang dapat dibedakan dengan karakteristik-karakteristik berikut ini:

a. Mampu menguasai diri;

b. Berani memikul tanggung jawab dan menghargainya; c. Mau bekerja sama;

d. Mampu saling mencintai dan mempercayai; e. Mampu saling memberi dan menerima;

f. Bisa diajak bekerja sama dan mendorong perkembangan dan kemajuan;

g. Mampu memperhatikan orang lain;

h. Mampu menghadapi pergumulan, ketakutan, kegelisahan, dan perasaan bersalah;

i. Menikmati kepercayaan diri dan kemampuan menarik orang lain berbuat hal yang sama;

j. Fleksibel dalam menghadapi kenyataan.14

Menurut Sue Bishop, perilaku asertif adalah mampu mengekspresikan diri dengan keyakinan tanpa harus berperilaku pasif, agresif atau manipulatif. Perilaku asertif melibatkan kesadaran diri yang tinggi, dan

13 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hlm. 16.

14 Syaikh M. Jamaluddin Mahfudh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim (Jakarta: Pustaka

(13)

bertanggung jawab pada keadaan diri anda yang sebenarnya. Berperilaku asertif berarti mendengarkan dan menanggapi kebutuhan orang lain tanpa mengabaikan kepentingan diri sendiri atau mengorbankan prinsip-prinsip diri dengan berperilaku asertif, seseorang telah meningkatkan keterampilan interpersonal, komunikasi yang lebih efektif, dan mengendalikan stres melalui penanganan yang lebih baik dari suatu masalah dan situasi. perilaku asertif ini merupakan kemampuan mengekspresikan kebutuhan, pendapat atau perasaan, dan yakin bahwa seseorang tidak akan didominasi, dieksploitasi atau dipaksa melawan keinginana atu prinsipnya.15

Perilaku asertif juga meliputi komunikasi yang efektif. Tidak hanya memilih kata yang tepat untuk mengatakan situasi tertentu, namun nada suara, intonasi, volume, ekspresi wajah, gerakan dan bahasa tubuh memainkan bagian dalam pesan Anda mengirim ke orang lain.16

Eric Garner dalam bukunya”assertiveness”mengatakan bahwa perilaku asertif dapat membantu mengubah komunikasi, menyelesaikan konflik dan mengubah hubungan interpersonal. Perilaku asertif merupakan gerbang menuju kepercayaan diri, penghormatan dan harga diri. Menurutnya, perilaku asertif memiliki banyak aspek, mulai dari proses, kemampuan maupun cara berperilaku.17

Menurut Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul Patologi

Sosial II: Kenakalan Remaja, menjelaskan bahwa orang tua selalu prihatin

15 Sue Bishop. Develop your assertiveness. (London: Kogan Page, 2006). hlm.7 16 Ibid. Hlm.7

17 Eric Garner. Assertiveness: Re-claim your assertive birthright. ( penerbit ebook

(14)

terhadap kaum remaja, mungkin ini merupakan pencerminan dari kecemasan orang tua dan masa cemburunya terhadap anak-anaknya. Pada usia itu sebagai pelampiasan masa mudanya yang hilang. Adalah wajar jika anak-anak muda ini secara konstan menentang orang yang lebih tua dan mereka merasa senang kalau mereka itu menjadi cemas. Suasana dalam rumah tangga berperanan besar dalam mendidik anak, karena daya pikir seorang anak dipengaruhi oleh suasana rumah tangga.18

2. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini antara lain:

Penelitian yang dilakukan Profesor Muthumanickam dan Asokan pada 235 remaja laki-laki dan 265 remaja perempuan mengenai ”Kontrol Diri

pada Perilaku Asertif” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara kontrol diri dan perilaku asertif. Artinya, seseorang yang memiliki kontrol diri baik, memiliki perilaku asertif yang baik pula.19

Penelitian yang dilakukan Animasahun dan Oladeni tahun 2012 di Lagos-Nigeria, mengenai effectiveness of assertiveness training and

marital comunications skills pada 84 partisipan mengatakan bahwa 42

18

Kartini Kartono, Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), hlm. 18.

19 M.Asokan dan R.Muthumanickam, A Study on Students’ Self Control in Relation to Assertiveness Behaviour (India; penerbit IJTER. International Journal of Teacher Educational

(15)

pasangan menunjukkan kepuasan komunikasi yang signifikan dan komprehensif berkat pelatihan perilaku asertif.20

Penelitian perbandingan kebudayaan dilakukan Mehmet Eskin tahun 2003 pada 652 remaja Swedia dan 654 remaja Turki mengenai Self

Reported assertiveness, dengan menggunakan skala perilaku interpersonal

(SIB) menunjukkan bahwa para remaja baik Swedia maupun Turki usia tua lebih asertif daripada usia muda. Hal ini menunjukkan usia mempengaruhi perilaku asertif.21

Penelitian lain mengenai perilaku asertif dilakukan oleh Rosa Imani Khan. Dalam penelitiannya mengenai ”Perilaku Asertif, Harga Diri dan

Kecenderungan Depresi” pada 119 remaja akhir usia 18-21 tahun

menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara perilaku asertif dan kecenderungan depresi. Artinya seseorang yang bersikap asertif akan terhindar dari kecenderungan depresi.22

Penelitian Herni Rosita pada 100 mahasiswa Gunadarma-Depok, mengenai ”Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kepercayaan diri

pada Mahasiswa” menunjukkan bahwa perilaku asertif dan kepercayaan

diri memiliki korelasi yang positif dan sangat signifikan (0.573). Atau dengan kata lain, seseorang yang berperilaku asertif, memiliki kepercayaan

20 R.A. Animasahun & O.O. Oladeni. Effects of Assertiveness Training and Marital Communication Skills In Enhancing Marital Satisfaction. (Nigeria: Global Journals, 2012), hlm.1

21 Mehmet Eskin, Self Reported Assertiveness in Swedish and Turkish Adolescents; A Cross Cultural Comparison. (Turki; Scandinavian. Journal of Psychology, Vol.44. 2003). Hlm. 7

22 Rosa Imani Khan. Perilaku Asertif, Harga Diri dan Kecenderungan Depresi. (Surabaya;

(16)

diri yang tinggi. Dan ditinjau dari jenis kelamin, mahasiswa berjenis kelamin laki-laki lebih asertif daripada mahasiswa perempuan.23

Skripsi Ela Rosada yang berjudul “Korelasi Pemahaman Konsep Diri

Dengan Kepribadian Muslim Mahasiswa STAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah Angkatan 2010”. Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa nilai variabel pemahaman konsep diri berada pada kategori baik, sedangkan nilai variabel kepribadian muslim mahasiswa STAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah Angkatan 2010 berada pada kategori sangat baik. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi maha didapatkan hasil bahwa antara pemahaman konsep diri dengan kepribadian mahasiswa termasuk dalam kategori cukup, dengan nilai rxy sebesar 0,743 dengan jumlah responden sebanyak 45 mahasiswa.24

Skripsi M. Saifullah yang berjudul “Fenomena Model Pacaran

Mahasiswa STAIN Pekalongan Dalam Perspektif Hukum Islam”.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa mahasiswa STAIN pekalongan sebagian besar berpacaran, hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat hasil wawancara yang dilakukan terhadap 13 informan, hanya 2 dari informan yang tidak berpacaran dengan alasan-alasan tertentu. Model pacaran Mahasiswa STAIN pekalongan cukup beragam, dari mulai ngbrol, pegangan tangan,

23

Herni Rosita. Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Kepercayaan diri pada

Mahasiswa. (E-jurnal ,2010). Hlm. 1

24 Rosada, Ela. Korelasi Pemahaman Konsep Diri Dengan Kepribadian Muslim Mahasiswa STAIN Pekalongan Jurusan Tarbiyah Angkatan 2010. Skripsi. (Pekalongan: STAIN Pekalongan,

(17)

ciuman, meraba-raba, dan sex. Mahasiswa STAIN Pekalongan yang notabene seorang cendekiawan muslim, rata-rata model pacaran Mahasiswa STAIN Pekalongan menjurus pada perzinaan, tidak sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 32. Hanya sebagian dari Mahasiswa STAIN Pekalongan yang berpacaran sesuai dengan ajaran islam atau dengan kata lain taaruf.25

Ada beberapa hal yang perlu peneliti jelaskan berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:

a. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menekankan pada penelitian kualitatif yakni penelitian yang tidak menekankan data-data numerikal (angka) melainkan pada penyimpulan deduktif dan induktif berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang ditemukan di lapangan, sehingga analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

b. Posisi peneliti dalam penelitian ini ada tiga yakni: (1) Sebagai observer atau pengamat, hal yang diamati adalah bagaimana kondisi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. (2) Sebagai interviewer atau pewawancara, hal yang diwawancari adalah apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. (3) Sebagai dokumenter atau pendokumentasi, hal yang didokumentasikan adalah tentang profil STAIN Pekalongan, meliputi: tinjauan historis, visi dan misi, stuktur

25 Saifullah, M. Fenomena Model Pacaran Mahasiswa STAIN Pekalongan Dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi. (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2011), hlm. 98.

(18)

organisasi, keadaan dosen, karyawan dan mahasiswa, serta keadaan sarana dan prasarana.

c. Fokus penelitian ini adalah perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. Dimana yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

F. Kerangka berpikir

Berdasarkan kajian teoritis di atas maka dapat dibangun suatu kerangka berpikir sebagai berikut:

Mahasiswa merupakan sosok sorotan yang seharusnya sudah paham akan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat yang dituntut untuk bisa menjadi lebih mandiri, inisiatif, dewasa dan matang dalam berpikir dan berperilaku. Mahasiswa merupakan sebuah status yang melekat anak muda bangsa yang harus ditebus dengan perjuangan, baik itu dengan pengorbanan materi dan nonmateri karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.26 Sehingga, seseorang mahasiswa haruslah sadar akan tugas dan perannya sebagai agen perubahan, kontrol sosial, pembentuk moral dalam lingkungan masyarakat, dan pengganti orang-orang yang memimpin negara.

Mahasiswa STAIN Pekalongan yang notabennya adalah universitas islam, tentu juga mempunyai peran dan fungsi yang harus diemban, khususnya dalam beradap dan bertingkah-laku, baik di kampus maupun di luar kampus,

26

(19)

dengan orang tua, keluarga, teman sebaya yang membutuhkan sebuah perilaku yang dinilai mampu menjembatani mereka dalam bertindak tegas dan bertanggung-jawab atas prinsip-prinsip islam melalui perilaku asertif. Kurangnya tanggung jawab akan nilai moral, seperti bersenda-gurau dan membiarkan seseorang yang bukan muhrim bertamu hingga larut malam, dianggap menjadikan perilaku-perilaku mahasiswa kos kurang membawa pengaruh positif akan pentingnya nilai moral di lingkungan, mengingat prinsip islam yang sekan dilanggar oleh mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan. Keberanian dan ketegasan dalam menjunjung prinsip-prinsip islami dengan menolak permintaan yang tidak rasional dan menolak seseorang yang bukan muhrim bertamu hingga larut, dapat membantu menghindari keterlibatan situasi yang membuat penyesalan karena terlibat dan mencegah terjadinya suatu fitnah. Perilaku dimana seseorang mampu mengekspresikan perasaan, membela hak pribadi, prinsip-prinsip, dan menolak permintaan yang dianggap tidak layak dengan tetap menyampaikannya dengan tidak menyakiti perasaan orang lain dikenal dengan asertif. Perilaku asertif ini penting dilakukan karena menggambarkan seseorang memiliki self esteem yang tinggi dan hubungan yang baik antar individu. Mahasiswa merupakan usia dimana perilaku asertif sangat penting dilakukan untuk menghindari konflik dengan teman sebaya, orang tua maupun lingkungan masyarakat yang memungkinkan terjerumus dalam hal negatif. Untuk itulah peneliti menjadikan mahasiswa kos

(20)

STAIN Pekalongan sebagai obyek penelitian untuk meneliti tentang aktivitas atau perilaku mahasiswa yang ada di tempat tersebut.27

Dengan kerangka berpikir tersebut kiranya dapat dibuat alur atau skema sebagai berikut:

G. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari:

a. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang analisisnya tidak menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis

27 Observasi tempat kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 19 Agustus

2014. Stimulus (objek, situasi, kondisi, dll). Faktor Ekstern Faktor Intern Perilaku Asertif Mahasiswa Kos di Sekitar

(21)

terhadap dinamika antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. 28

b. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan field

research), karena merupakan penyelidikan mendalam (Indepth Study)

mengenai unit sosial sedemikian rupa, yang mana penelitian ini dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.29 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis. Deskriptif analisis, bertujuan untuk menggambarkan data tentang perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

2. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga sumber data yang digunakan terdiri dari dua (2) yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data utama yang langsung berhubungan dengan pembahasan judul skripsi, yakni: mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan yang berjumlah ± 200 mahasiswa, jumlah ini berupa perkiraan karena tidak ada data perhitungan pasti tentang jumlah mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

28 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 5. 29

(22)

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data penunjang dari data utama yang ada relevansinya dengan pembahasan dan sub batasan, yakni dokumentasi dan buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan teknik pengumpulan data secara tepat yang relevan dengan jenis data yang akan digali adalah merupakan langkah penting dalam suatu kegiatan penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung.30 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab dan bercakap-cakap secara lisan.31 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, sehingga tidak mengikat jalannya wawancara tersebut. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan dapat ditambah dan dikurangi, tanpa mengganggu kelancaran jalannya wawancara dan akan membawa hasil yang akurat. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang apa

30 Ibid., hlm. 108. 31

(23)

saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, raport, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.32 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil STAIN Pekalongan, meliputi: tinjauan historis, visi dan misi, stuktur organisasi, keadaan dosen, karyawan dan mahasiswa, serta keadaan sarana dan prasarana.

4. Metode Analisis Data

Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa. Analisa data tersebut merupakan temuan-temuan di lapangan.33

Untuk menganalisis data yang ada, akan digunakan analisis data kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan subyek dan obyek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya, kemudian dicoba diadakan penegasan

32 Ibid., hlm. 136.

33 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(24)

dan analisa sehingga nantinya akan membentuk dalam rumusan teori baru atau memperkuat teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori bukan merumuskan teori, yang kemudian menjadi suatu kesimpulan mengenai perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

H. Sistematika Peneliitan

Adapun secara rinci sistematika penelitian skripsi tersebut sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian skripsi.

Bab II Perilaku Asertif Mahasiswa. Bagian pertama tentang perilaku, meliputi: pengertian perilaku, macam-macam perilaku, karakteristik perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku. Bagian kedua tentang perilaku asertif, meliputi: pengertian perilaku asertif, aspek-aspek perilaku asertif, pembentukan perilaku asertif, ciri-ciri perilaku asertif, kategori perilaku asertif, manfaat perilaku asertif, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif. Bagian ketiga mahasiswa, meliputi: pengertian mahasiswa dan tugas mahasiswa. Bagian keempat yaitu kos-kosan.

Bab III Gambaran Umum Lingkungan Kos Sekitar STAIN Pekalongan. Bagian pertama tentang lingkungan kos sekitar STAIN Pekalongan, meliputi: profil kos sekitar STAIN Pekalongan, keadaan lingkungan kos sekitar STAIN Pekalongan, keadaaan mahasiswa STAIN Pekalongan. Bagian kedua tentang

(25)

perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. Bagian ketiga tentang aspek-aspek perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. Bagian keempat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

Bab IV Perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan, meliputi: Analisis perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan, analisis aspek-aspek perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan, dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dikoordinasikan oleh bidang Tembak Sasaran serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Tugas Pokok dan Fungsi Komisi Pembinaan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Pembesaran Ikan Nila

Untuk menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda dengan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Akhir (SMA) yang sebagian besar lebih

Sehubungan dengan beberapa aspek pengelolaan yang telah dilaksanakan oleh pengurus Masjid Jami' Kota Malang seperti yang telah dijelaskan, maka penelitian ini

Kedua dalil tersebut menjelaskan bahwa fakir miskin dapat diberikan sebuah dana atau modal usaha yang sesuai dengan keterampilannya.. yang dijalankan oleh fakir

Judul Skripsi : Pembelajaran Lingkungan Melalui Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogi Berbasis Problem Based Learning untuk Menguatkan Literasi Lingkungan Siswa

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kejadian insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur, adalah sebesar 8 responden (11,1%) sedangkan yang tidak mengalami gangguan

PROGRAM : PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR BANK BENGKULU PEKERJAAN : PEMBANGUNAN POS JAGA/ ATM BANK BENGKULU CABANG MUKO MUKO LOKASI : MUKO MUKO.. VOLUME : 12.5