• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan pemangsaan Menochilus sexmaculatus dan Micraspis lineata Kemampuan pemangsaan diketahui dari jumlah mangsa yang dikonsumsi oleh predator. Jumlah mangsa yang dikonsumsi M. sexmaculatus dan M. lineata terhadap B. tabaci dan M. persicae ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa predator melakukan pemangsaan paling tinggi pada awal pengamatan dan berkorelasi negatif dengan bertambahnya waktu pengamatan.

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa dalam memangsa B. tabaci, predator M. sexmaculatus lebih banyak memangsa stadia nimfa dibandingkan dengan pupanya. Pemangsaan yang dilakukan oleh imago M. sexmaculatus diketahui lebih banyak daripada stadia larva instar IV.

Demikian halnya dengan pemangsaan terhadap M. persicae, predator M. sexmaculatus lebih banyak memangsa nimfa dibandingkan dengan imagonya.

Kemampuan pemangsaan imago predator juga diketahui lebih tinggi daripada larva instar IV. Hal ini dikarenakan imago predator membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk pematangan reproduksi, sehingga imago lebih aktif memangsa dibandingkan dengan larvanya (Cahyadi 2004).

Tabel 1 juga menunjukkan bahwa dalam memangsa B. tabaci predator M. lineata lebih banyak memangsa nimfa dibandingkan dengan pupanya. Namun

demikian kemampuan pemangsaan larva instar IV M. lineata diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan imagonya. Hal ini terjadi karena larva predator membutuhkan energi dan nutrisi yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya untuk mempersiapkan proses ganti kulit (Slansky & Scriber 1985; Mahrub 1991). Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh predator M. lineata dalam memangsa M. persicae. Pemangsaan predator terhadap M. persicae diketahui lebih banyak dilakukan oleh larva instar IV daripada stadia imagonya dan pemangsaan predator terhadap stadia nimfa mangsa diketahui lebih banyak dibandingkan dengan imagonya.

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa dalam memangsa B. tabaci dan M. persicae predator M. sexmaculatus memiliki kemampuan pemangsaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan M. lineata.

(2)

 

14

Tabel 1 Jumlah mangsa yang dimakan oleh M. sexmaculatus dan M. lineata pada pengamatan 1, 2, 4, 8, 16, dan 24 JSPa

Predator Mangsa 1 2 4 8 16 Jumlah mangsa yang dimakan predator ( JSP) 24

M. sexmaculatus (imago) B. tabaci (nimfa) 48,33 a* 12,00 bc 14,33 bc 2,00 c 1,67 c 11,67 bc

M. sexmaculatus (larva instar IV) B. tabaci (nimfa) 42,33 a 8,67 c 2,33 c 1,33 c 1,67 c 6,67 c

M. lineata (imago) B. tabaci (nimfa) 22,00 bc 8,00 c 8,00 c 12,00 bc 7,67 c 11,67 bc

M. lineata (larva instar IV) B. tabaci (nimfa) 30,33 ab 18,33 bc 4,00 c 4,33 c 8,67 c 8,00 c

M. sexmaculatus (imago) B. tabaci (pupa) 32,33 a 5,67 cde 5,33 cde 14,33 bcd 2,67 de 11,33 cde

M. sexmaculatus (larva instar IV) B. tabaci (pupa) 25,00 ab 8,67 cde 3,67 de 0,00 e 3,33 de 2,00 de

M. lineata (imago) B. tabaci (pupa) 4,67 cde 2,67 de 2,33 de 1,00 e 1,00 e 2,00 de

M. lineata (larva instar IV) B. tabaci (pupa) 17,00 bc 6,33 cde 8,00 cde 4,00 de 12,00 cde 3,00 de

M. sexmaculatus (imago) M. persicae (nimfa) 47,67 a 7,33 c 3,33 c 11,00 c 3,67 c 3,33 c

M. sexmaculatus (larva instar IV) M. persicae (nimfa) 29,33 b 4,33 c 10,33 c 5,00 c 7,00 c 8,33 c

M. lineata (imago) M. persicae (nimfa) 43,00 a 5,33 c 2,67 c 4,67 c 4,33 c 11,33 c

M. lineata (larva instar IV) M. persicae (nimfa) 47,33 a 2,33 c 7,00 c 7,33 c 9,67 c 6,33 c

M. sexmaculatus (imago) M. persicae (imago) 51,33 a 9,00 c 8,33 c 7,67 c 6,67 c 5,33 c

M. sexmaculatus (larva instar IV) M. persicae (imago) 40,00 b 5,67 c 2,00 c 4,00 c 5,33 c 4,67 c

M. lineata (imago) M. persicae (imago) 37,00 b 4,33 c 6,33 c 2,33 c 7,67 c 2,33 c

M. lineata (larva instar IV) M. persicae (imago) 39,33 b 7,00 c 7,00 c 7,33 c 8,00 c 2,33 c

Keterangan: *)Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada α = 5%

(3)

 

Lama pencarian dan penanganan mangsa

Kumbang predator M. sexmaculatus dan M. lineata memiliki kemampuan yang berbeda dalam memangsa B. tabaci dan M. persicae. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interaksi pemangsa dengan mangsa diantaranya umur, rasa lapar predator, dan ukuran tubuh mangsa (Hagen et al. 1989).

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa lama pencarian predator M. sexmaculatus terhadap nimfa B. tabaci lebih cepat dibandingkan dengan

pupanya. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan

oleh predator M. sexmaculatus untuk menemukan nimfa dan pupa B. tabaci secara berturut-turut adalah 48 detik dan 81 detik.

Lama pencarian predator M. sexmaculatus terhadap nimfa M. persicae juga diketahui lebih cepat dibandingkan dengan imagonya. Waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh predator untuk menemukan nimfa M. persicae adalah 76 detik, sedangkan untuk menemukan imagonya membutuhkan waktu 200 detik.

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada lama pencarian M. lineata terhadap B. tabaci dan M. persicae. Waktu yang dibutuhkan predator untuk menemukan nimfa B. tabaci diketahui lebih cepat dibandingkan dengan pupanya. Predator membutuhkan waktu 155 detik untuk menemukan nimfa B. tabaci sedangkan untuk menemukan pupa B. tabaci predator membutuhkan waktu 264 detik. Lama pencarian predator terhadap nimfa M. persicae juga diketahui lebih cepat dibandingkan dengan imagonya. Untuk menemukan nimfa M. persicae predator hanya membutuhkan waktu 367 detik, sedangkan untuk menemukan imagonya predator membutuhkan waktu 411 detik.

Berdasarkan Tabel 2 juga diketahui bahwa lama pencarian larva instar IV predator lebih cepat dibandingkan dengan imagonya. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku makan dan ketertarikan mangsa yang berbeda antar tingkat stadia predator. Selain itu, hasil percobaan ini juga menunjukkan bahwa lama pencarian predator M. sexmaculatus terhadap B. tabaci dan M. persicae lebih cepat dibandingkan dengan M. lineata.

(4)

Tabel 2 Lama pencarian predator untuk menemukan mangsanya Jenis dan

Stadia Mangsa

Jenis dan Stadia Predator M. sexmaculatus

(imago) (detik ± SE)

M. sexmaculatus (larva instar IV)

(detik ± SE)

M. lineata (imago) (detik ± SE)

M. lineata (larva instar IV)

(detik ± SE) B. tabaci Nimfa 48 ± 3 d 32 ± 12 d 155 ± 24 cd 27 ± 3 d B. tabaci Pupa 81 ± 14 cd 62 ±  2 cd 264 ± 12 abc 45 ± 2 d M. persicae Nimfa 76 ± 3 cd 94 ± 10 cd 367 ±15 ab 108 ± 48 cd M. persicae

Imago 200 ± 12 abcd 226 ± 4 bcd 411 ± 42 a 273 ± 12 abc Ket: a) Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf 5%

Percobaan ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara lama waktu untuk menemukan mangsa pertama dengan mangsa berikutnya. Lama pencarian predator terhadap mangsa pertama diketahui lebih lambat dibandingkan dengan lama rata-rata pencarian mangsa berikutnya (Gambar 7). Hal ini dikarenakan setelah menemukan mangsanya yang pertama, predator bergerak lebih cepat mencari mangsa berikutnya karena telah mengenali mangsanya.

Lama penanganan mangsa dipengaruhi oleh tingkat stadia predator dan

mangsa. Pada percobaan lama penanganan mangsa B. tabaci oleh predator M. sexmaculatus diketahui bahwa lama penanganan pupa B. tabaci lebih lama

dibandingkan nimfa B. tabaci. Predator membutuhkan waktu 32 detik untuk menangani satu pupa B. tabaci, sedangkan untuk menangani satu nimfa B. tabaci predator hanya memerlukan waktu 16 detik.

Lama penanganan mangsa M. sexmaculatus terhadap nimfa M. persicae juga diketahui lebih cepat dibandingkan dengan imagonya. Predator hanya membutuhkan waktu 1 menit 18 detik untuk menangani satu nimfa M. persicae, sedangkan untuk menangani satu imago M. persicae imago membutuhkan waktu 1 menit 36 detik.

Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh predator M. lineata dalam menangani mangsanya. Dalam menangani satu nimfa B. tabaci predator hanya membutuhkan waktu 18 detik jauh lebih singkat dibandingkan dengan lama

(5)

 

penanganan pupa B. tabaci yang membutuhkan waktu 48 detik. Lama penanganan predator terhadap nimfa M. persicae juga diketahui lebih cepat dibandingkan dengan imagonya. Predator hanya membutuhkan waktu 28 detik untuk menangani satu nimfa M. persicae, sedangkan untuk menangani satu imago M. persicae predator membutuhkan waktu 2 menit 10 detik (Gambar 6).

Percobaan ini menunjukkan bahwa lama penanganan B. tabaci lebih cepat

dibandingkan dengan M. persicae, dan penanganan tercepat dilakukan oleh M. sexmaculatus. Selain itu, dari percobaan ini diketahui bahwa lama penanganan

mangsa oleh imago predator lebih cepat daripada lama penanganan larvanya.

Gambar 6 Lama penanganan mangsa oleh berbagai stadia predator

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Bt‐n Bt‐p Mp‐n Mp‐i Waktu  (menit)  +  SE Stadia predator

M. sexmaculatus (imago) M. sexmaculatus (larva instar IV)

M. lineata (imago) M. lineata (larva instar IV)

Keterangan :

Bt-n : nimfa B. tabaci Mp-n : nimfa M. persicae

(6)

  18            

Gambar 7 Rataan lama pencarian predator terhadap mangsa pertama dan mangsa berikutnya terhadap : (A) nimfa B. tabaci, (B) pupa B. tabaci, (C) nimfa M. persicae, (D) imago M. persicae

0 2 4 6 8 10 Ms‐i Ms‐l Ml‐i Ml‐l waktu  (menit)  +  SE Predator A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ms‐i Ms‐l Ml‐i Ml‐l waktu  (menit)  +  SE Predator B 0 5 10 15 20 25 Ms‐i Ms‐l Ml‐i Ml‐l waktu  (menit)  +  SE Predator C 0 5 10 15 20 25 Ms‐i Ms‐l Ml‐i Ml‐l waktu  (menit)  +  SE Predator D Keterangan :

Ms-i : M. sexmaculatus (imago) Ml-i : M. lineata (imago)

(7)

 

 

Pengaruh kerapatan mangsa terhadap pemangsaan

Percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan jumlah mangsa yang disediakan dalam masing-masing cawan menyebabkan perbedaan kemampuan pemangsaan yang dilakukan oleh predator. Data pengaruh perbedaan kerapatan dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1-4. Predator melakukan pemangsaan terbanyak pada kerapatan 100 dan terendah terjadi pada kerapatan 10. Hal ini disebabkan karena pada kerapatan 100 predator memerlukan waktu yang lebih pendek untuk menemukan mangsa dibandingkan pada perlakuan kerapatan 50, 25, dan 10.

Jumlah pemangsaan terbanyak terjadi pada saat 1 JSP. Pemangsaan akan menurun setiap jam pengamatan. Pengamatan yang dilakukan pada 1, 2, 4, 8, 16, dan 24 JSP memberikan pengaruh terhadap pemangsaan predator pada kerapatan yang berbeda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa interaksi antara kerapatan mangsa dengan waktu pengamatan hanya memberikan pengaruh yang nyata pada kerapatan 50 dan 100.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wagiman (1997), kerapatan mangsa berpengaruh terhadap jumlah mangsa yang dimakan oleh predator. Semakin tinggi kerapatan mangsa, semakin banyak jumlah mangsa yang dimakan oleh predator.

Gambar

Tabel 1 Jumlah mangsa yang dimakan oleh M. sexmaculatus dan M. lineata pada pengamatan 1, 2, 4, 8, 16, dan 24 JSP a
Tabel 2 Lama pencarian predator untuk menemukan mangsanya
Gambar 6  Lama penanganan mangsa oleh berbagai stadia predator
Gambar  7  Rataan lama pencarian predator terhadap mangsa pertama dan   mangsa berikutnya terhadap : (A) nimfa B

Referensi

Dokumen terkait

Pemangsaan oleh larva dan imago lebih banyak pada siang hari dibandingkan malam hari tampaknya berkaitan dengan perlakuan awal pemangsaan yang dilakukan pada

Berburu mangsa (8,2%) dan makan (8,3%) yang merupakan aktivitas utama dalam pemangsaan memiliki frekuensi tertinggi pada siang hari dibandingkan aktivitas lainnya karena burung

Hal ini terjadi karena pada larva instar 4 volume tubuh semakin besar dan kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk menghadapi masa prepupa sehingga jumlah mangsa yang dibutuhkan

Sebaliknya ukuran larva instar 2 relatif lebih besar pada pakan daun jabon putih daripada jabon merah (Tabel 3).. Morrell (1948) melaporkan bahwa larva instar 2

conyzoides sebesar 500 ppm merupakan konsentrasi yang tepat dalam memperpendek masa periode larva stadia instar IV, V dan VI serta meningkatkan berat kelenjar sutera

fuscipes memiliki kemampuan memangsa lebih tinggi dibandingkan stadia nimfa instar 4, sementara investasi terhadap 2 ekor imago menunjukkan mortalitas rata-rata

aegypti dikarenakan larva instar IV merupakan fase larva yang paling dewasa sebelum menjadi pupa dan memiliki daya tahan yang paling kuat, hal ini sesuai yang

Lama perkembangan larva instar II ke III dan instar II ke IV yang mendapat perlakuan ekstrak n-heksana buah sirih hutan pada konsentrasi 0.5% tidak dapat ditentukan karena tidak