• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN Bab III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E M E R I N T A H K A B U P A T E N T A K A L A R PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN Bab III"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Bab III

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 1

(2)

Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai

Arahan Spasial RPI2JM

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 2

(3)

ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 3

(4)

mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 4

(5)

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional. R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 5

(6)

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 6

(7)

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g.Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 7

(8)

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah Kabupaten Takalar sebagai berikut :

1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 8

(9)

internasional, Nasional atau beberapa Provinsi. Yang mana untuk Propinsi Sulawesi Selatan yang masuk kedalam kawasan PKN yakni Makassar-Sungguminasa-Takalar-Maros (Mamminasata). Dengan masuknya Kabupaten Takalar sebagai PKN maka diharapkan bahwa Kabupaten Takalar bisa menjadi kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa propinsi, khususnya Propinsi Sulawesi Selatan.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 9

(10)

2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bahwa penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Provinsi atau beberapa Kabupaten/Kota. Yang mana Kabupaten/kota yang masuk kedalam PKW yakni Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba,

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 10

(11)

Barru, Parepare sehingga Kabupaten Takalar tidak masuk kedalam PKW. 3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 RTRWN terkait Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara bahwa Propinsi Sulawesi Selatan tidak termasuk kedalam PKSN maka Kabupaten Takalar juga tidak termasuk

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 11

(12)

kedalam PKSN.

4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN kawasan strategis yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang juga disebut Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, KSN dari sudut

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 12

(13)

kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas Kawasan Metropolitan Mamminasata yang terdiri atas Kota Makassar, kawasan-kawasan perkotaan di masing-masing Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar; dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare yang terdiri atas Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru. Kabupaten Takalar termasuk KSN dari sudut kepentingan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 13

(14)

pertumbuhan ekonomi maka diharapkan Kabupaten Takalar :  memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

 memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

 memiliki potensi ekspor,

 didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,  memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 14

(15)

dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

 ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. 4.5 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 15

(16)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN Perpres No. 55 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar

dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :

1. Cakupan deliniasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN

Seluruh wilayah Kabupaten Takalar yang mencakup 9 (sembilan) wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kecamatan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 16

(17)

Pattallassang, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong, dan Kecamatan Galesong Utara. Arahan Kepentingan Penetapan KSN yang berupa :

 meningkatkan pelestarian situs warisan budaya lokal yang beragam;

 mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama di Kawasan Timur Indonesia; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 17

(18)

 mengelola pemanfaatan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

 mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara;

 mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara dengan kawasan budi daya terbangun di sekitarnya; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 18

(19)

 mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun;

 merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami kerusakan fungsi lindung;

 mengendalikan pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata, khususnya di kawasan pantai dan daerah irigasi teknis; dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 19

(20)

 mewajibkan instansi Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis dalam rangka penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup di Kawasan Perkotaan Mamminasata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 20

(21)

2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan energi yang meliputi jaringan pipa minyak, jaringan pipa gas bumi, jaringan pembangkit tenaga listrik, dan jaringan transmisi tenaga listrik;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 21

(22)

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan telekomunikasi terestrial dan jaringan telekomunikasi satelit;

 pengembangan dan peningkatan sistem jaringan prasarana yang meliputi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sistem saluran drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persam-pahan; dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 22

(23)

3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan fungsi-fungsi lindung pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 23

(24)

kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan provinsi; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 24

(25)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten, kota, dan/atau kecamatan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 25

(26)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri manufaktur; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 26

(27)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan industri perikanan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional, nasional, dan regional;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 27

(28)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pariwisata; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 28

(29)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertanian;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perkebunan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan perikanan; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 29

(30)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan peternakan;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan agro industri;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan hutan produksi; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 30

(31)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan permukiman nelayan tradisional;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya;

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan kawasan pada Zona P1, Zona P2, Zona P3, Zona P4, dan Zona P5; dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 31

(32)

 rehabilitasi, revitalisasi, dan peningkatan lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan rawan bencana.

3.3 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah:

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 32

(33)

5. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. 6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan

wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 33

(34)

7. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Takalar khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 34

(35)

3.4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi Sulawesi Selatan untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah: R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 35

(36)

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 36

(37)

1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Propinsi 1) Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air

Rencana sistem jaringan sumber daya air wilayah Provinsi :

 sistem jaringan sumberdaya air nasional meliputi WS, DAS, bendungan, DI dan DR;

 sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi meliputi WS, DAS;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 37

(38)

 sistem jaringan sumberdaya air Provinsi terdiri atas bendung, bendungan, DI dan Instalasi Pengolahan Air (IPA);

 sistem pengelolaan sumberdaya air.

2) Rencana sistem jaringan sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a, merupakan jaringan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 38

(39)

prasarana sumberdaya air strategis nasional yang meliputi: Wilayah Sungai (WS) Walanae – Cenranae, dan WS Jeneberang.

 WS Walanae - Cenranae meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS Paremang, DAS Bajo, DAS Awo, DAS Peneki, DAS Keera, DAS Ranang, DAS Larompong, DAS Gilireng, DAS Noling, DAS Suli dan DAS Suto.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 39

(40)

 WS Jeneberang meliputi DAS Jeberang, DAS Jeneponto, DAS Maros, DAS Matulu, DAS Salangketo, DAS Tangka, DAS Aparang, DAS Pamukulu dan DAS Selayar.

3) Rencana sistem jaringan sumberdaya air lintas Provinsi yang terkait dengan wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf b meliputi : WS

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 40

(41)

Palu – Lariang, WS Kaluku – Karama, WS Saddang, WS Pompengan – Larona, WS Lasolo – Sampara dengan rincian sebagai berikut :

 WS Palu – Lariang, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Palu, DAS. Lariang, DAS. Watutela, DAS. Pasangkayu, DAS. Mesangka, DAS. Surumba, DAS. Sibayu, dan DAS. Tambu;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 41

(42)

 WS Kaluku – Karama, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Kaluku, DAS. Karama, DAS. Babbalalang, DAS. Malunda, DAS. Mandar;

 WS Saddang meliputi DAS Saddang, DAS Mamasa, DAS Rapang, DAS Libukasi, DAS Galang-galang, DAS Lisu, DAS Barru, DAS Lakepo, DAS Lampoko, DAS Kariango, DAS Pangkajene, PAS Bone-Bone, DAS Sigeri, DAS Karajae, dan DAS Malipi;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 42

(43)

 WS Pompengan – Larona meliputi DAS Pompengan, DAS Larona, DAS Kalaena, DAS Latupa, DAS Bua, DAS Lamasi, DAS Makawa, DAS Bungadidi, DAS Kebo, DAS Rongkong dan DAS Balease;

 WS Lasolo – Sampara, meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS.) Lasolo, DAS. Sampara, DAS. Lalindu, DAS. Aopa, DAS. Tinombo, DAS. Luhumbuti, DAS. Landawe, DAS. Amesiu

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 43

(44)

4) Rencana Bendungan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: Bendungan Batubassi, Bendungan Balambano dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur); Bendungan Bilibili (Kabupaten Gowa), Bendungan Kalola (Kabupaten Wajo), dan Bendungan Sanrego (Kabupaten Bone)

5) Rencana DI kewenangan pusat lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Kampili/Bisua (Kabupaten Gowa dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 44

(45)

Takalar), DI Bila Kalola (Kabupaten Sidrap), DI Kalola Kalosi (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Awo (Kabupaten Wajo dan Sidrap), DI Saddang Sidrap (Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI Saddang Pinrang (Kabupaten Sidrap dan Pinrang), DI Lekopaccing (Kabupaten Maros dan Kota Makassar), DI Lamasi Kanan/Kiri (Kabupaten Luwu dan Luwu Utara), DI Jeneberang/Kampili (Kabupaten Gowa); R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 45

(46)

6) Rencana DI kewenangan pusat utuh kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DI Bontomanai (Kabupaten Bulukumba), DI Bayang-bayang (Kabupaten Bulukumba), DI Kelara (Kabupaten Jeneponto), DI Pammukulu (Kabupaten Takalar), DI Bantimurung (Kabupaten Maros), DI Tabo-tabo (Kabupaten Pangkep), DI Sanrego, DI Pattiro, DI Palakka dan DI Ponreponre (Kabupaten Bone), DI Langkemme, DI Tinco Kiri/Kanan, DI

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 46

(47)

Paddange, DI Lawo, dan DI Walanae (Kabupaten Soppeng), DI Wajo (Kabupaten Wajo), DI Bulucenrana, DI Bulutimorang, DI Gelirang, DI S. Baranti dan DI S. Sidenreng (Kabupaten Sidrap), DI Padang Sappa I, DI Padang Sappa II, DI Bajo, DI Kalaera Kiri dan DI Kalaera Kanan I (Kabupaten Luwu) , DI Kalaera II (Kabupaten Toraja), DI Rongkong/Malangke, DI Baliase dan DI

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 47

(48)

Bungadidi (Kabupaten Luwu Utara), DI Kalaena dan DI Kalaena Kiri/Kanan (Kabupaten Luwu Timur)

7) Rencana jaringan DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a meliputi: DR Barebbo (Kabupaten Bone), DR Sajoanging (Kabupaten Wajo), dan DR Maros Utara (Kabupaten Maros).

8) Rencana sistem jaringan sumberdaya air Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf c meliputi:

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 48

(49)

 Bendung meliputi Bendung Taccipi di Kabupaten Pinrang dan Bendungan Sungai Batu Pute di Kabupaten Barru

 DI kewenangan Provinsi lintas kabupaten meliputi: DI Bilibili (Kabupaten Gowa), DI Cilallang (Kabupaten Wajo), DI Tubu Ampak (Kabupaten Luwu Utara);

 DI kewenangan Provinsi utuh meliputi: DI Bettu dan DI Bontonyeleng (Kabupaten Bulukumba), DI Jenemarung (Kabupaten Takalar), DI Aparang I,

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 49

(50)

DI Kalamisu dan DI Aparang Hulu (Kabupaten Sinjai), DI Padaelo dan DI Leang Lonrong (Kabupaten Pangkep), DI Matajang (Kabupaten Barru), DI Jaling, DI Salomeko, DI Unyi dan DI Selliccopobulu (Kabupaten Bone), DI Leworeng, DI Latenreng, DI Salo Bunne (Kabupaten Soppeng), DI Cenrana, DI Belawa, dan DI Cilellang (Kabupaten Wajo), DI Alekarajae, DI Torere dan DI Baranti (Kabupaten Sidrap), DI Padang Alipang, DI Kalaena, DI Lengkong

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 50

(51)

Pini dan DI Makawa (Kabupaten Luwu), DI Bone-bone dan DI Kanjiro (Kabupaten Luwu Utara), DI Sunggeni dan DI Tomini (Kabupaten Luwu Timur)

 IPA Provinsi meliputi seluruh kabupaten dan kota di wilayah Provinsi.

9) Sistem pengelolaan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf d meliputi R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 51

(52)

 Proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana pengelolaan sumberdaya air;

 Pelaksanaan konstruksi prasarana sumberdaya air, operasi dan pemeliharaan sumberdaya air; dan

 Konservasi sumberdaya air dan pendayagunaan sumberdaya air serta pengendalian daya rusak air.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 52

(53)

h. Sistem pengelolaan sumberdaya air direncanakan secara khusus dalam sektor sumberdaya air meliputi: WS Walanae – Cenranae, WS Jeneberang, WS Saddang, dan WS Pompengan – Larona.

i. Kriteria sistem jaringan sumberdaya air di Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dicantumkan dalam Lampiran II.5 Kriteria Sistem Jaringan Sumberdaya Air, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 53

(54)

j. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam meliputi:

 lokasi TPA regional diarahkan untuk melayani lebih dari satu kawasan perkotaan kabupaten/kota, yang dalam hal ini di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa yang melayani kawasan Metropolitan Mamminasata.

 fungsi TPA regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri daur ulang. R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 54

(55)

k. Kriteria sistem jaringan prasarana persampahan di Wilayah Provinsi dicantumkan dalam Lampiran II.6 Kriteria Sistem Jaringan Prasarana Persampahan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

l. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi Wilayah Provinsi meliputi:

 Rencana Sistem Perpipaan Air Limbah Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan Mamminasata.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 55

(56)

 Rencana Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di kawasan Metropolitan Mamminasata.

 Rencana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Provinsi diarahkan ke sistem kluster yang berada di perkotaan Metropolitan Mamminasata.

2. Rencana Pola Ruang Wilayah Propinsi

a. Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk budidaya pertambangan meliputi:

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 56

(57)

 Kawasan potensil tambang logam meliputi: tambang emas di wilayah pertambangan Kabupaten Luwu dan Kabupaten Luwu Timur, serta tambang emas plaser di Kabupaten Luwu Utara; tambang besi di Kabupaten Luwu Timur dan tambang pasir besi di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto; tambang Kromit di Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Barru; tambang nikkel di Kabupaten Luwu Timur; tambang tembaga di

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 57

(58)

Kabupaten Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, serta tambang timbal di Kabupaten Tana Toraja.

 Kawasan potensil tambang non logam (bebatuan) meliputi: tambang andesit di Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone; tambang basal di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai; tambang batubara di Kabupaten Toraja Utara; tambang jasper di Kabupaten Bone;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 58

(59)

tambang marmer dan kapur bahan semen di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone; tambang batu dan pasir di Kabupaten Pangkep, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

 Kawasan potensil tambang minyak dan gas bumi (Migas) meliputi: Blok Bone Utara di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo, Blok Enrekang di

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 59

(60)

Kabupaten Tana Toraja, Enrekang dan Pinrang, Blok Sengkang di Kabupaten Wajo, Sidrap, Soppeng dan Bone, Blok Bone di Teluk Bone, dan Blok Sigeri di Selat Makassar, Blok Kambuno di laut Kabupaten Bone, Sinjai dan Bulukumba, Blok Selayar di laut Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Kepulauan Selayar, Blok Karaengta di laut Kabupaten Bulukumba,

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 60

(61)

Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

b. Kawasan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan industri yang meliputi:

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 61

(62)

 Kawasan industri skala besar meliputi: kawasan potensil usaha industri di Kota Makassar, Kota Parepare, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Gowa;

 Kawasan aglomerasi industri skala kecil dan menengah meliputi: Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 62

(63)

c. Rencana pengembangan kawasan pariwisata merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai tujuan maupun obyek wisata meliputi rencana-rencana pengembangan:

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala nasional meliputi TWA Danau Matano – Mahalona dan TWA Danau Towuti (Kabupaten Luwu Timur), TWA Malino (Kabupaten Gowa), TWA Cani Sirenreng (Kabupaten Bone), TWA Lejja

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 63

(64)

(Kabupaten Soppeng), TWA Laut Kepulauan Kapoposang (Kabupaten Pangkep), Taman Nasional Laut Takabonerate (Kabupaten Kepulauan Selayar), TMN Bantimurung – Bulusarang (Kabupaten Maros dan Pangkep), Taman Buru Ko’mara (Kabupaten Takalar) dan Taman Buru Bangkala (Kabupaten Jeneponto); R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 64

(65)

 Taman Wisata Alam (TWA) berskala Provinsi meliputi TWA Danau Tempe -Sidenreng (Kabupaten Wajo dan Sidrap), TWA Laut Kepulauan Spermode yang terletak di wilayah Mamminasata, TWA Kebun Raya Enrekang; TWA Kebun Raya Pucak (Kabupaten Maros), TWA Sungai Saddang (Kabupaten Tana Toraja dan Enrekang), Tahura Abdul Latief (Kabupaten Sinjai), Tahura Nanggala (Kota Palopo);

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 65

(66)

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala nasional meliputi TWB perdesaan tradisional di Kabupaten-kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja;

 Taman Wisata Budaya (TWB) skala Provinsi meliputi TWB Permukiman Adat Ammatoa Kajang (Kabupaten Bulukumba), Taman Miniatur Sulawei Selatan di Situs Pusat Kerajaan Gowa Benteng Sombaopu (Kota Makassar dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 66

(67)

Kabupaten Gowa); Wisata pelabuhan perahu tradisional Paotere (Kota Makassar), Pusat industri perahu tradisional Pinisi (Kabupaten Bulukumba);  Taman Wisata Sejarah meliputi Fort Rotterdam, Situs Benteng Tallo, Makam

Raja-raja Gowa, Makam Raja-raja Tallo, Makam Syech Yusuf (Kota Makassar), Masjid Tua Katangka (Kabupaten Gowa), Museum Saoraja Lapawawoi

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 67

(68)

Karaeng Sigeri (Kabupaten Bone), Masjid Jami Tua Palopo (Kota Palopo), Taman prasejarah Batu Pakek Gong (Kabupaten Sinjai)

d. Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai kawasan permukiman yang meliputi :

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 68

(69)

 kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan.  bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat

penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 69

(70)

 pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian ≥30 m di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.

 pada PKN Metropolitan Mamminasata direncanakan pengembangan Kota Baru Mamminasata. R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 70

(71)

3. Penetapan Kawasan Strategis

 KSN di wilayah Provinsi KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan KSN dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa Kawasan Sorowako dan sekitarnya.

 kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan unggulan kakao, kelapa sawit, kopi Robusta, jambu mete dan jarak di masing-masing Kabupaten: Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, Luwu, Luwu Utara, Luwu

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 71

(72)

Timur, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara dan Kepulauan Selayar.

 kawasan pengembangan budidaya rumput laut meliputi wilayah perairan pantai dan atau tambak di masing-masing Kabupaten: Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Luwu, Palopo, Luwu utara, dan Luwu Timur;

 Kawasan Industri (KI) skala besar meliputi: kawasan-kawasan industri di wilayah Metropolitan Mamminasata yang terdiri atas KI Makassar (Kota Makassar), KI

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 72

(73)

Maros (Kabupaten Maros), KI Gowa (Kabupaten Gowa), KI Takalar (Kabupaten Takalar), selain dari pada itu diarahkan pengembangan KI Parepare (Kota Parepare), pabrik pengolahan nikel Sorowako (Kabupaten Luwu Timur), pabrik semen Tonasa (Kabupaten Pangkep), pabrik semen Bosowa (Kabupaten Maros);

 Kawasan bendungan-bendungan dan Bendungan Karebbe (Kabupaten Luwu Timur). R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 73

(74)

 Kawasan andalan darat : kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pariwisata, perkebunan, pertanian, dan perikanan

3.5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Takalar

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Takalar ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Takalar.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 74

(75)

Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten Takalar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :

a. Rencana Stuktur Ruang Wilayah

Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud : 1) Sistem pengelolaan persampahan;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 75

(76)

 Sistem pengelolaan persampahan ditetapkan dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 76

(77)

 Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

 Lokasi TPS sampah dilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampah terdiri atas TPS sampah organik dan TPS sampah anorganik direncanakan pada unit lingkungan permukiman dan pusat-pusat kegiatan perkotaan;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 77

(78)

 Lokasi TPST ditetapkan di Kawasan Perkotaan Takalar Kecamatan Pattalassang;

 Lokasi TPA ditetapkan di Balang Kecamatan Polombangkeng Selatan. 2) Sistem penyediaan air minum;

 Sistem penyediaan air minum (SPAM) dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 78

(79)

 Sistem jaringan perpipaan terdiri atas:

 unit air baku yang bersumber dari Sungai Pappa dan Sungai Gamanti;  unit produksi air minum meliputi: IPA Pattalassang di Kecamatan

Pattalassang dengan kapasitas terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga puluh) Liter/Detik.; dan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 79

(80)

 unit distribusi yang menyalurkan air minum melalui pipa distribusi langsung ke rumah-rumah, fasilitas umum dan fasilitas sosial;

 Sistem jaringan bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 80

(81)

 Pengelolaan SPAM dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Sistem jaringan air limbah;

 Sistem jaringan air limbah ditetapkan dalam rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 81

(82)

 Sistem jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat dan sistem pembuangan air limbah terpusat;

 Sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat serta dikembangkan pada kawasan yang belum memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 82

(83)

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta pembuangan air limbah secara terpusat;

 Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah Galesong yang melayani Kawasan Industri Takalar dan kawasan permukiman Galesong;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 83

(84)

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga; dan

 Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4) Sistem jaringan drainase;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 84

(85)

 Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, system saluran drainase sekunder dan system drainase tersier yang ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 85

(86)

 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai Pappa, dan Sungai Gamanti; dan

 Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem pengendalian banjir

5) Jalur evakuasi bencana;

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 86

(87)

b. Rencana Pola Ruang Wilayah

1) Kawasan ruang terbuka hijau huruf d, berupa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, social budaya, estetika, dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan RTH privat

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 87

(88)

paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan Kabupaten Takalar.

2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan yakni “

a) Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 88

(89)

b) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berupa kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan lainnya.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 89

(90)

c) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Pattalassang, sebagian wilayah Kecamatan Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara;

d) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berupa kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan,

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 90

(91)

penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah terbangun.

e) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 91

(92)

Kecamatan Galesong Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Galesong, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, dan sebagian wilayah Galesong Utara.

c. Penetapan Kawasan Strategis

1) Kawasan strategis Kabupaten Takalar merupakan bagian wilayah Kabupaten Takalar yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 92

(93)

sangat penting dalam lingkup kota di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

2) Kawasan strategis di wilayah Kabupaten Takalar meliputi:  Kawasan Strategis Nasional;

Kawasan Strategis Nasional dengan sudut kepentingan ekonomi Kawasan Perkotaan Mamminasata yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Takalar; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 93

(94)

 Kawasan Strategis Provinsi

 KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

1) kawasan lahan pangan berkelanjutan ditetapkan pada di sebagian Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan Mangarabombang, dan sebagian Kecamatan Galesong; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 94

(95)

2) kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas perkebunan unggulan kopi robusta dan kakao ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Polombangkeng Utara,

3) kawasan pengembangan budidaya rumput laut ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 95

(96)

Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan,

4) kawasan industri skala besar ditetapkan di Kawasan Industri Takalar di Kecamatan Galesong Utara dan Kecamatan Polombangkeng Utara.

 KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 96

(97)

Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta ditetapkan di wilayah perairan Selat Makassar Kabupaten Takalar

 KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

1) kawasan wisata bahari Mamminasata dan sekitarnya ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 97

(98)

Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong dan sebagian wilayah Kecamatan Galesong Utara;

2) kawasan lindung provinsi berupa kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan dan kawasan rawan bencana alam Gunung Bawakaraeng ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara dan sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan.

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 98

(99)

 Kawasan Strategis Kabupaten.

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; 1) kawasan pusat kegiatan industry perikanan di sebagian wilayah

Kecamatan Galesong;

2) kawasan pusat perkotaan di Kecamatan Pattalassang dan Kecamatan Galesong; R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 99

(100)

3) Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Agropolitan Malolo di Kecamatan Polombangkeng Utara;

4) Kawasan Industri Takalar di Kecamatan galesong utara dan Kecamatan Polombangkeng Utara;

5) Kawasan pendidikan maritim Galesong di Kecamatan Galesong; 6) Kawasan PPI Beba’ di Kecamatan Galesong Utara;

7) Kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya perikanan di sebagian Kecamatan Galesong Utara, sebagian wilayah Kecamatan

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 100

(101)

Galesong Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone dan sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang;

8) Kawasan Minapolitan Sanrobone dan sekitarnya

9) Kawasan pelabuhan dan pergudangan Galesong di Kecamatan Galesong R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 101

(102)

10) Kawasan Kota Terpadu Mandiri Punaga dan sekitarnya di Kecamatan Mangarabombang

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan sosial budaya;

1) Kawasan mangrove di sebagian Kecamatan Mangarabombang; 2) Kawasan Pantai Topejawa di sebagian wilayah Kecamatan

Mangarabombang; dan R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 102

(103)

3) Kawasan konservasi dan pariwisata gugusan Pulau Tanakeke di sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu dan Teluk Laikang di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang.

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi

Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta di wilayah perairan Selat Makassar

R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 103

(104)

 kawasan strategis dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

1) Kawasan Suaka Margastwa dan taman buru Ko’mara di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara; dan

2) Kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan R E N C A N A P R O G R A M I N V E S TA S I IN F R A S T R U K T U R J A N G K A M E N E N G A H K A B U PA T E N T A K A L A R T A H U N 2 01 5-20 19 104

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Seperti apa Keadaan emosional anak yang baik antara lain: Mengutarakan perasaan mereka dengan jelas dan langsung, lebih bisa mengendalikan dorongan- dorongan dan keinginan

Dilakukan pengujian pemadatan tanah pada sampel tanah asli yang berguna untuk menentukan nilai kadar air optimum (OMC), dan Berat isi kering maksimum (MDD), serta

Sirkulasi parkir mobil pada kondisi eksisting sering terjadi konflik antara kendaraan yang sedang mencari ruang parkir dan kendaraan yang akan keluar dari pelataran parkir

Jika ternyata antar karakteristik mutu tersebut memiliki korelasi yang kuat maka penggunaan bagan kendali peubah tunggal pada kondisi ini menurut Montgomery

Aktor dalam konteks ini merupakan massa aksi yang mereka temui, wartawan mereka ajak mengobrol, teman berdiskusi, orator yang mereka wawancarai, akademisi yang mereka minta

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta Nilai