• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lahan dapat disebutkan sebagai berikut : manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lahan

1. Pengertian

Pengertian lahan meliputi seluruh kondisi lingkungan, dan tanah merupakan salah satu bagiannya. Menurut Ritohardoyo, Su (2013) makna lahan dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Lahan merupakan bentang permukaan bumi yang dapat bermanfaat bagi manusia baik yang sudah ataupun belum dikelola.

b. Lahan selalu terkait dengan permukaan bumi dengan segala faktor yang mempengaruhi (letak, kesuburan, lereng, dan lainnya)

c. Lahan bervariasi dengan faktor topografi, iklim, geologi, tanah, dan vegetasi penutup.

d. Lahan merupakan bagian permukaan bumi dan segala faktor yang mempengaruhi

e. Lahan merupakan permukaan bumi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia terbentuk secara kompleks oleh faktor-faktor fisik maupun nonfisik yang terdapat di atasnya.

Makna lahan di atas menunjukkan bahwa lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia, mengingat kebutuhan masyarakat baik untuk melangsungkan hidupnya maupun kegiatan kehidupan sosio-ekonomik dan sosio-budayanya.

(2)

Selain itu lahan memiliki pengertian yang hampir serupa dengan sebelumnya bahwa lahan adalah bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi, bahkan keadaan vegetasi yang secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. (FAO, 1976) dalam Tupi, Rio Diharjo (2014)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan tanah dengan segala ciri kemampuan maupun sifatnya beserta segala sesuatu yang terdapat diatasnya termasuk didalamnya kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Fungsi Lahan

Menurut FAO (1995) dalam Djayanegara A (2013), lahan memiliki banyak fungsi yaitu :

a. Fungsi produksi

Sebagai basis bagi berbagai sistem penunjang kehidupan, melalui produksi yang menyediakan makanan, pakan ternak, serat, bahan bakar kayu dan bahan-bahan biotik lainnya bagi manusia, baik secara langsung maupun melalui binatang ternak termasuk budidaya kolam dan tambak ikan

(3)

Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terretrial) yang menyediakan habitat dan plasma nutfah bagi tumbuhan, hewan dan jasad-mikro diatas dan dibawah permukaan tanah.

c. Fungsi pengatur ikim

Lahan dan penggunaannya merupakan sumber dan rosot gas rumah kaca dan menentukan neraca energi global berupa pantulan, serapan dan transformasi dari energi radiasi matahari dan daur hidrologi global.

d. Fungsi hidrologi

Lahan mengatur simpanan dan aliran sumberdaya air tanah dan air permukaan serta mempengaruhi kualitasnya.

e. Fungsi penyimpanan

Lahan merupakan gudang (sumber) berbagai bahan mentah dan mineral untuk dimanfaatkan oleh manusia.

f. Fungsi pengendali sampah dan polusi

Lahan berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga dan penguba senyawa-senyawa berbahaya.

g. Fungsi ruang kehidupan

Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia, industri, dan aktivitas sosial seperti olahraga dan rekreasi.

(4)

Lahan merupakan media untuk menyimpan dan melindungi benda-benda sejarah dan sebagai suatu sumber informasi tentang kondisi iklim dan penggunaan lahan masa lalu.

i. Fungsi penghubung spasial

Lahan memyediakan ruang untuk transportasi manusia, masukan dan produksi serta untuk pemindahan tumbuhan dan binatang antar daerah terpencil dari suatu ekosistem alami.

3. Sifat-sifat Lahan

Pengertian sifat-sifat lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, jumlah curah hujan, temperatur, jenis vegetasi dan sebagainnya. (Sartohadi, dkk 2012)

Sifat-sifat lahan belum menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan dapat menentukan klas kemampuan lahan. Akan tetapi, sifat lahan menentukan atau mempengaruhi perilaku lahan yaitu bagaimana ketersediaan air, peredaraan udara, perkembangan akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara dan sebagainya.

Karakteristik lahan yang dipertimbangkan sebagai dasar klasifikasi kemampuan lahan antara lain kecuraman lereng, kepekatan erosi tanah, kerusakan erosi, tekstur tanah, drainase, ancaman banjir atau genangan, salinitas dan lainnya. (Sartohadi, dkk 2012)

(5)

4. Klasifikasi Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampuan lahan merupakan proses penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari. (Sartohadi, dkk 2012)

Pengelompokan ke dalam subkelas didasarkan atas jenis faktor penghambat atau ancaman. (Sutanto, 2005)

Klas I. Lahan ini cocok untuk berbagai penggunaan pertanian (tanaman pertanian pada umumnya), mempunyai sedikit hambatan yang membatasi penggunaannya.

Klas II. Lahan-lahan kelas II memiliki beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi sedang. Lahan kelas II cocok untuk tanaman semusim, rerumputan, penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan cagar alam.

Klas III. Memiliki hambatan yang berat sehingga penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi khusus atau keduanya. Lahan kelas III dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, rerumputan, padang rumput, hutsn produksi, hutan lindung, dan suaka marga satwa.

Klas IV. Hambatan dan ancaman kelas IV lebih besar daripada klas III dan pilihan tanaman terbatas. Jika akan digunaka untuk tanaman semusim,

(6)

diperlukan pengelolaan secara hati-hati dan tindakan konservasi lebih sulit diterapkan, juga pemeliharaannya.

Klas V. Lahan klas V hanya cocok untuk tanaman rumput, padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung dan suaka alam. Klas V ini mempunyai hambatan yang membatasi pilihan macam penggunaaan dan pilihan tanaman, serta menghambat pengolahan tanah untuk tanaman semusim.

Klas VI. Lahan kelas VI mempunyai hambatan yang berat sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Penggunaan lahan klas VI terbatas untuk tanaman rumput atau padang penggembalaam, hutan produksi, hutan lindung atau cagar alam.

Klas VII. Lahan dalam kelas VII tidak cocok untuk budidaya pertanian. Jika akan digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi, lahan kelas VII masih memerlukan usaha konservasi yang cukup keras.

Klas VIII. Pada lahan kelas VIII tidak cocok untuk budidaya pertanian, lebih cocok dibiarkan begitu saja secara alami. Lahan klas VIII bermanfaat untuk hutan lindung, tempat rekreasi dan suaka alam.

B. Pemanfaatan Lahan 1. Pengertian

Pemanfaatan lahan untuk membantu bagi kebutuhan hidup manusia perlu pengolahan yang lebih lanjut. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijakan atau keputusan suatu penggunaan lahan. Pengertian penggunaan lahan menurut Arsyad (1989:207) dalam Nugraha, Setya

(7)

(2007), “Penggunaan lahan adalah setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual”. Penggunaan lahan dapat dikelompokan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan dibedakan dalam garis besar penggunaan lahan berdasar atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat diatas lahan tersebut. Berdasarkan hal ini dapat dikenal macam-macam penggunaan lahan seperti tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, hutan lindung, dan lain-lain. Sedangkan penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan menjadi lahan permukiman, industri, dll.

Penggunaan lahan didefinisikan sebagai salah satu macam campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan baik yang bersifat menetap ataupun merupakan siklus yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam praktek penggunaan lahan adalah persyaratan penggunaan lahan dan hambatan-hambatannya. Untuk setiap penggunaan lahan diperlukan persyaratan penggunaan lahan yang spesifik (Sitorus, 1985) dalam Tupi, Rio Diharjo (2014)

Pemanfaatan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia terhadap sumberdaya lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik yang bersifat material maupun spiritual (Juhadi, 2007) dalam Lahamendu Very (2013). Sedangkan menurut Yusran (2006) dalam Lahamendu Very (2013), pemanfaatan lahan adalah pengaturan

(8)

penggunaan lahan untuk menentukan pilihan terbaik dalam bentuk pengalokasian fungsi tertentu, sehingga apat memberikan gambaran secara keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. Pemanfaatan lahan harus disesuaikan dengan fungsi arahan kawasan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.

Pendapat lain tentang pemanfaatan lahan di kemukakan pula oleh Dardak (2005) dalam Lahamendu Very (2013), bahwa dalam perspektif ekonomi, tujuan utama dari pemanfaatan lahan adalah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi dari kegiatan yang diselanggarakan di atas lahan. Namun harus disadari bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan baik dengan kegiatan lainnya maupun dengan lingkungan hidup dan aspek sosial budaya masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas pemanfaatan lahan merupakan suatu bentuk pengaturan yang dilakukan manusia terhadap lingkungan dimana penggunaan lahan yang ditentukan sebagai pilihan untuk pengalokasian fungsi kawasan tertentu sudah sesuai atau tidak sesuai dengan fungsi kawasan.

C. Evaluasi Lahan 1. Pengertian

Evaluasi lahan adalah upaya penilaian atau penafsiran terhadap kinerja suatu lahan bila digunakan untuk suatu penggunaan. Evaluasi lahan dimaksudkan pula untuk menyajikan suatu dasar atau kerangka rasional dalam pengambilan keputusan penggunaan lahan yang tepat dan

(9)

didasarkan dengan karakteristik lahan itu sendiri dan memberikan perkiraan masukan yang diperlukan dan proyeksi luaran yang diharapkan (Sutanto, 2005, h.170).

Evaluasi lahan menurut Djali dan Pudji (2008:1) dalam Djayanegara 2013, evaluasi lahan dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

Menurut Hardjowigeno, Sarwono (1995), tujuan dari evaluasi lahan merupakan menentukan nilai suatu lahan untuk tujuan tertentu. Salah satu usaha evaluasi lahan adalah melakukan klasifikasi kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu. Pertambahan jumlah penduduk akan menimbulkan persaingan dalam penggunaan ruang (tanah dan lahan) untuk berbagai kepentingan di masyarakat. Proses pembangunan yang sangat pesat akhir-akhir ini menggeser fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, industri, jasa dan lain sebagainya. Pemanfaatan lahan yang merupakan sumber daya alam tidak dapat diperbarui dan luasnya terbatas harus dilakukan secara berkelanjutan.

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian suatu lahan sehingga penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan tersebut. Penggunaan lahan yang sudah sesuai dengan kemampuan lahan akan dapat digunakan secara berkelanjuatan. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan, harus dikembalikan sesuai dengan kemampuan lahan daerah tersebut agar lahan tersebut tidak rusak. Evaluasi sumber daya

(10)

lahan bermanfaat bagi penggunaan lahan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan, karena perubahan penggunaan lahan akan berpengaruh terhadap keadaan lingkungan sekitar (Su Ritohardoyo, 2009 : 77).

Menurut Sofyan, dkk (2007, h. 8) dalam Widiastuti Tiwuk (2012), evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.

Sasaran evaluasi lahan adalah untuk memilih jenis penggunaan lahan yang optimal pada setiap satuan lahan/wilayah dengan mempertimbangkan baik fisik maupun ekonomi serta konservasi sumberdaya lingkungan untuk penggunaan yang akan datang.

2. Manfaat Evaluasi Lahan

Fungsi evaluasi sumberdaya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil. Manfaat yang mendasar dari evaluasi sumberdaya lahan adalah untuk menilai kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan. Hal ini penting apabila perubahan penggunaan lahan tersebut diharapkan akan

(11)

menyebabkan perubahan-perubahan besar terhadap keadaan lingkungannya. (Sitorus, 1995)

Kegunaan dari evaluasi lahan sangat beragam ditinjau dari konteks fisik, ekonomik, sosial, segi intensitas dan skala dari studi itu sendiri, dan dari segi tujuan si pemakai. Kegunaan lahan ditinjau dari keadaan daerah yang akan dievaluasi pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu daerah-daerah kurang maju dan berpenduduk jarang dan daerah-daerah maju berpenduduk rapat.

Pada daerah-daerah kurang maju dan berpenduduk jarang, perubahan pola penggunaan lahan umumnya berhubungan dengan program-program pengembangan lahan. Sedangkan pada daerah-daerah maju dan berpenduduk rapat, evaluasi sumberdaya lahan berguna terutama dalam bidang perencanaan dalam rangka penataan kembali penggunaan lahan dan dalam bidang pengelolaan lahan. ( Sitorus, 1995)

Dapat disimpulkan bahwa manfaat evaluasi lahan yaitu menilai atau menentukan potensi lahan untuk berbagai jenis pemanfaatan/penggunaan lahan tertentu, baik pertanian maupun non pertanian.

D. Penelitian Terdahulu

Muhsoni, Firman F 2013 dengan penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Arahan Pemanfaatan Lahan Tambak Di Kabupaten Sampang Menggunakan Sistem Informasi Geografis”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengevaluasi arahan pemanfaatan lahan tambak yang sudah ada di Kabupaten Sampang apakah sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan yang

(12)

sesuai. Metode yang digunakan dengan pemodelan spasial menggunakan model indeks. Hasilnya menunjukkan bahwa daerah yang arahan pemanfaatan untuk kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman dimanfaatkan sebagai tambak seluas 5.1119 ha (4,19%). Wilayah yang seharusnya sebagai sempadan sungai/pantai tapi dimanfaatkan untuk tambak mencapai 577,8 ha.

Shalihati, Sakinah F 2015 dengan penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Tutupan Lahan Sebagai Upaya Mengurangi Resiko Bencana Longsor Di Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui distribusi tutupan lahan berbasis tata ruang, distribusi arahan pemanfaatan lahan, evaluasi kesesuaian antara distribusi tutupan lahan berbasis tata ruang dengan arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Karangokobar. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan analisis data sekunder, teknik analisis kualitatif dengan bantuan software SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dominasi tutupan lahan berbasis tata ruang desa-desa di Kecamatan Karangkobar tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan sebesar 85,38%. Distribusi tidak sesuai sepenuhnya pada luas wilayah Desa Ambal, Binangun, Jlegong, Karangkobar, Leksana, Slatri. Sedangkan Desa Purwadadi diketahui sesuai 7,15 Ha, tidak sesuai 201,90 hektar, Desa Pasuruhan sesuai 85,09 hektar, tidak sesuai 452,83 hektar, Desa Pawedan sesuai 96,59 hektar, tidak sesuai 374,02 hektar, Desa Pagerpelah sesuai 121,52 hektar, tidak sesuai 338,59

(13)

hektar, Desa Sampang sesuai 79,73 hektar, tidak sesuai 220,53 hektar dan Desa Gumelar sesuai 194,25 hektar, tidak sesuai 125,31 hektar.

Tabel 2.1 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu Nama Peneliti/

Tahun Muhsoni, Firman F 2013 Shalihati, Sakinah F 2015 Latifah Fitriani, 2016

1 2 3 4

Tujuan Tujuan penelitian untuk mengevaluasi arahan pemanfaatan lahan tambak yang sudah ada di Kabupaten Sampang apakah sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan yang sesuai.

Untuk mengetahui distribusi tutupan lahan berbasis tata ruang, distribusi arahan pemanfaatan lahan, evaluasi kesesuaian antara distribusi tutupan lahan berbasis tata ruang dengan arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Karangokobar.

Mengetahui evaluasi kesesuaian antara penggunaan lahan dengan arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dengan pemodelan spasial menggunakan model indeks.

Metode penelitian menggunakan analisis data sekunder. Teknik analisis kualitatif dengan bantuan Software SIG

Menggunakan deskriptif kualitatif dengan analisis bantuan software aplikasi SIG

Hasil Hasilnya menunjukkan bahwa daerah yang arahan pemanfaatan untuk kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman dimanfaatkan sebagai tambak seluas 5.1119 ha (4,19%). Wilayah yang seharusnya

Menunjukkan bahwa dominasi tutupan lahan berbasis tata ruang desa-desa di Kecamatan Karangkobar tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan sebesar 85,38%. Distribusi tidak sesuai sepenuhnya pada luas wilayah Desa Ambal, Binangun,

Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dengan arahan pemanfaatan lahan Kecamatan Rembang menunjukkan 58,16% atau sebanyak 5659,27 hektar sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan, dan 41,84% yaitu 4070,69 hektar

(14)

sungai/pantai tapi dimanfaatkan untuk tambak mencapai 577,8 ha.

Leksana, Slatri. Sedangkan Desa Purwadadi diketahui sesuai 7,15 Ha, tidak sesuai 201,90 hektar, Desa Pasuruhan sesuai 85,09 hektar, tidak sesuai 452,83 hektar, Desa Pawedan sesuai 96,59 hektar, tidak sesuai 374,02 hektar, Desa Pagerpelah sesuai 121,52 hektar, tidak sesuai 338,59 hektar, Desa Sampang sesuai 79,73 hektar, tidak sesuai 220,53 hektar dan Desa Gumelar sesuai 194,25 hektar, tidak sesuai 125,31 hektar.

(Muhsoni, Firman F 2013 dan Shalihati, Sakinah F 2015)

E. Landasan Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka landasan teori penelitian ini adalah :

1. Lahan merupakan tanah dengan segala ciri kemampuan maupun sifatnya beserta segala sesuatu yang terdapat diatasnya termasuk didalamnya kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Fungsi lahan yaitu Fungsi produksi, Fungsi lingkungan biotik, Fungsi pengatur ikim, Fungsi hidrologi, Fungsi penyimpanan, Fungsi pengendali Tabel Lanjutan

(15)

sampah dan polusi, Fungsi ruang kehidupan, Fungsi peninggalan dan penyimpanan, Fungsi penghubung spasial

3. Karakteristik lahan yang dipertimbangkan sebagai dasar klasifikasi kemampuan lahan antara lain kecuraman lereng, kepekatan erosi tanah, kerusakan erosi, tekstur tanah, drainase, ancaman banjir atau genangan, salinitas dan lainnya.

4. Klasifikasi kemampuan lahan merupakan proses penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.

5. Pemanfaatan lahan merupakan suatu bentuk pengaturan yang dilakukan manusia terhadap lingkungan dimana penggunaan lahan yang ditentukan sebagai pilihan untuk pengalokasian fungsi kawasan tertentu sudah sesuai atau tidak sesuai dengan fungsi kawasan.

6. Evaluasi lahan adalah untuk memilih jenis penggunaan lahan yang optimal pada setiap satuan lahan/wilayah dengan mempertimbangkan baik fisik maupun ekonomi serta konservasi sumberdaya lingkungan untuk penggunaan yang akan datang.

7. Manfaat dari evaluasi sumberdaya lahan adalah menilai atau menentukan potensi lahan untuk berbagai jenis pemanfaatan/penggunaan lahan tertentu, baik pertanian maupun non pertanian.

(16)

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori diatas dan untuk mempermudah penelitian ini dibuatlah kerangka pikir sebagai berikut.

Overlay

Overlay

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Peta lereng Peta curah hujan Peta tanah

Peta Arahan Pemanfaatan Lahan

Peta Pemanfaatan lahan saat ini

(citra satelit google earth)

Peta Evaluasi Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu  Nama Peneliti/
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

itu, tiadanya unsur-unsur tahyul dapat dibuktikan dalam adat istiadat ketika perlimau Tapak dan Seni melalui apabila murid menjalani Istiadat Mandi Seni pula, beliau

Berdasarkan hasil pengujian model dengan Structural Equation Modeling (SEM) dapat disimpulkan loyalitas dipengaruhi langsung oleh kepuasan, kepuasan dan persepsi

Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban melindungi warga masyarakat dari bencana dalam bentuk penanggulangan bencana secara cepat dan tepat, adil, merata, efektif dan efisien,

DEPARTMENT OF SUNNI THEOLOGY ALIGARH MUSLIM UNIVERSITY. ALIGARH (INDIA)

Jika Negara Diminta dapat menerima bahwa pengaturan yang memuaskan akan dilakukan oleh Negara Peminta untuk menjamin keamanan orang itu, Negara Diminta harus meminta persetujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah spiritual leadership dan konsep diri dapat memprediksi subjective

Kepala LPSE adalah Kepala Bidang Persandian dan Pelayanan Pengadaan Secara Elektronik pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik mempunyai tugas memimpin