• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Penulis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Penulis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Penyedia Internal Terhadap Ketersediaan Stok Obat Penting di RSUP

Sanglah Denpasar Tahun 2015” ini tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak dr. I Made Ady Wirawan, MPH.,PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.

2. Putu Ayu Indrayathi, S.E, MPH, Selaku Kepala Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

3. Bapak I Putu Dedy Kastaman Hardy, SKM., MPH. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, dalam penyusunan awal skripsi ini.

4. dr.Pande Putu Januraga,Mkes,DrPH selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran-sarannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staf Tata Usaha dan dosen PS KM FK UNUD atas bantuan dan bimbingannya kepada penulis dalam mempersiapkan dan penyelesaian skripsi ini. 6. Keluarga, pegawai di RSUP Sanglah Denpasar, sahabat, dan teman – teman

penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian skripsi ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi diri kami sendiri dan pihak lain yang menggunakan.

Denpasar, Agustus 2016

(2)

vii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN Skripsi, Oktober 2016

Ni Kadek Diah Rukmini

Persepsi Penyedia Internal Terhadap Ketersediaan Stok Obat Penting Di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015.

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah yang telah mengimplementasikan Standar Akreditasi JCI (Joint Commission International) dengan menerapkan 10 indikator mutu manajemen, salah satunya yaitu ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah sakit. Indikator ini digunakan untuk menggambarkan manajemen penggunaan obat yang digunakan dalam pelayanan di RSUP Sanglah Denpasar. Namun dalam pelaksanaannya ditemukan permasalahan yaitu tidak tercapainya target indikator tersebut di tahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 100%. Rata-rata pencapaian (Januari-Desember) adalah 94,65%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi penyedia internal terhadap ketersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada lima orang yang telah ditentukan oleh peneliti sebagai informan dalam penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah Denpasar dapat dikatakan cukup pada tahun 2015. Terdapat dua sampai empat jenis obat penting yang ternyata tidak tersedia setiap bulannya di RSUP Sanglah dari total jumlah 53 jenis obat penting. Ketidaktersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah disebabkan oleh beberapa hal yaitu: mekanisme penyediaan obat yang panjang, administrasi pembayaran yang terlambat dan kekosongan stok obat di distributor. Mekanisme untuk mengatasi ketidaktersediaan stok obat penting yang telah dilakukan yaitu: mensubstitusi obat, meminjam obat ke apotek pendamping, dan pembelian sito.

Masih terjadi ketidaktersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah Tahun 2015 yang telah diatasi dengan beberapa mekanisme untuk mengatasi ketidaktersediaannya. Untuk Bidang- bidang terkait perlu melakukan koordinasi yang lebih baik dalam mekanisme penyediaan pengadaan obat penting di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

(3)

viii

COMMUNITY HEALTH STUDIES PROGRAM FACULTY OF MEDICINE

UDAYANA UNIVERSITY

ADMINISTRATION HEALTH AND POLICY MINOR THESIS MAY 2016

Ni Kadek Diah Rukmini

The Internal Provider Perspective In The Availability Of The Essential Drug Stocks In Sanglah Hospital 2015

ABSTRACT

Sanglah hospital has been applied the Akeditation Standard JCI (Joint Commission International) with 10 indicarors of quality management, one of them is the availability of drug stocks which is important for the patients needs. This indicators is used to describe how the drugs management giving services in Sanglah Hospital. However, it is found that the implementation has not achieved the target which is should be 100%. The average achievement from January to December is 94,65%. The aimed of this study is khowing the internal provider perspective in the availability of the essential drug stocks in Sanglah hospital 2015.

This research is a descriptive study with qualitative approach using purposive sampling. Data is collected by indepth interview to five people as informant.

The result showed that Availability of essentials drug stocks in Sanglah Hospital 2015 considered sufficient. there are two to four types of essential drug that were not available every month at Sanglah Hospital from the total 53 types of esential drugs. The cause of the unavailibility of essential drug stocks were: The length of drug delivery mechanisms, the administration of the late payment and the emptiness of drug stock in the distributor. Mechanism that has been done by Sanglah hopital management to cope with the unavailability of essential drug stock is to substitute the drugs, borrow drugs from pharmacy companion, buying cito.

Still occur unavailability essentials drug stocks in 2015 that has been overcome by some mechanism. For related fields need to do a better coordination in essentials drug procurement and delivery mechanism.

(4)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv KATA PENGANTAR ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Pertanyaan Penelitian ... 6 1.4 Tujuan ... 6 1.4.1 Tujuan Umum ... 6 1.4.2 Tujuan Khusus ... 6 1.5 Manfaat ... 6 1.5.1 Manfaat Praktis ... 6 1.5.2 Manfaat Teoritis ... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Persepsi ... 8

2.2 Penyedia Internal ... 9

2.3 Obat Penting ... 10

2.4 Pengadaan Obat ... 10

(5)

iii 2.5.1 Perencanaan Obat ... 11 2.5.2 Penganggaran Obat ... 15 2.5.3 Pengadaan Obat ... 16 2.5.4 Penerimaan Obat ... 18 2.6 Ketersediaan Obat ... 19

2.7 Metode EOQ ( Economic Order Quantity) ... 22

2.8 Penelitian terdahulu ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 26

3.1 Kerangka Konsep ... 26

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

4.1 Karakteristik Penelitian ... 28

4.1.1 Rancangan Penelitian ... 28

4.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

4.1.3 Teknik Pengambilan Informan ... 29

4.2 Peran Peneliti ... 30

4.3 Strategi Pengumpulan Data ... 30

4.4 Analisis Data ... 31

4.5 Strategi Validasi Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

5.2 Riwayat Penelitian ... 34

5.3 Karakteristik Informan ... 36

5.4 Persepsi Ketersediaan Obat Penting ... 36

5.5 Proses Pengadaan Obat di RSUP Sanglah ... 38

5.5.1 Perencanaan... 39

5.5.2 Penganggaran ... 42

5.5.3 Pengadaan ... 45

(6)

iv

5.6 Mekanisme Untuk Mengatasi Ketidaktersediaan Stok Obat Penting di RSUP

Sanglah Denpasar Tahun 2015 ... 49

5.7 Kelemahan penelitian ... 51

BAB VISIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Simpulan ... 53

6.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 5.2 Data Ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah sakit

pada Bulan Januari-Desember 2015 ... 4

Gambar 2.1. Penyedia Internal ... 9

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Lembar Informasi Wawancara

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Sebagai Informan Penelitian Lampiran 4. Pedoman Wawanara

Lampiran 5. Lembar Ethical Clearance Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian

(10)

viii

DAFTAR SINGKATAN

Lambang/ Singkatan Arti dan Keterangan

% : Persen

ABC : penggolongan obat berdasarkan nilai kebutuhan dana

ALOS : Average Length of Stay

AMCP : Academy of Managed Care Pharmacy

DOEN : Daftar Obat Esensial Nasional

EOQ : Economic Order Quantity

JCI : Joint Commission International

KARS : Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Kemenkes : Keputusan Menteri Kesehatan

Menkes : Menteri Kesehatan

PMK : Peraturan Menteri Kesehatan

QPS : Quality Improvement and Patient Safety

ROP : Reorder Point

RSU : Rumah Sakit Umum

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

Stock out : Kekosongan

VEN : Vital, Esensial, dan Non Esensial

ULP : Unit Layanan Pengadaan

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.

Berbagai upaya kesehatan dapat diakses dalam rumah sakit untuk memperoleh

penanganan kesehatan yang tepat. Mulai dari pelayanan kesehatan promotif hingga

rehabilitatif dapat diakses oleh masyarakat di rumah sakit. Rumah sakit juga diharapkan

dapat memberikan pelayanan yang cepat, lengkap dan terjangkau. Untuk memberikan

layanan kesehatan yang baik dan tepat pada pasien suatu rumah sakit harus memiliki

manajemen yang baik, salah satunya adalah manajemen logistic (Muninjaya,2012).

Dikutip dari Modul Kuliah Manajemen Logistik, Menurut Agastya (2007) bahwa “dalam lingkungan rumah sakit, Manajemen logistik adalah suatu proses pengolahan

secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan

persediaan barang yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.” Barang dan bahan

yang harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi: persedian farmasi,

persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik. Persediaan logistik farmasi

yang ada di rumah sakit meliputi: 1). Persediaan Obat; 2). Persediaan bahan kimia; 3).

Persediaan gas medik; 4). Peralatan kesehatan. Menurut Permenkes No.58 Tahun 2014

bahwa pengendalian mutu kefarmasian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi

terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

(12)

2

Persediaan logistik obat dalam rumah sakit meliputi aktivitas logistik yang terkait

dengan obat-obatan yang digunakan dalam proses pelayanan di rumah sakit serta

merupakan salah satu komponen utama pendapatan rumah sakit (Agastya, 2007).

Mengingat begitu pentingnya persediaan logistik obat di rumah sakit, maka

pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien. Sehingga obat selalu tersedia

setiap saat diperlukan dalam jumlah cukup dan mutunya terjamin serta digunakan secara

rasional.

Apabila terjadi ketidaktersediaan stok obat di rumah sakit maka hal ini akan

mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP) tentang The Reality of Drug

Shortages (2010) dalam Winasari (2015) yang mayoritas respondennya adalah kepala farmasi / apoteker, yang menyatakan bahwa ketidaktersediaan obat dapat mengakibatkan

55,5% kelalaian, 54,8 % kesalahan dosis, 34,8% kesalahan obat, 70,8% perawatan

tertunda dan 38% mengakibatkan keluhan pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan

persentase terbesar terhadap dampak ketidaktersediaan obat yaitu menghambat perawatan

pada pasien.

Pada Triwulan I tahun 2009, berdasarkan Laporan Sasaran Mutu Seksi Logistik di

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, rata-rata permintaan yang tidak terlayani

sebesar 5,70%, dimana terjadi peningkatan sebesar 0,49% dari bulan Februari ke Maret.

Faktor utama yang mempengaruhinya adalah karena terjadi ketidaktersediaan obat.

Terjadinya permintaan yang tidak terlayani harus menjadi perhatian bagi pihak rumah

sakit karena hal ini akan berpengaruh pada terhambatnya kegiatan operasional khususnya

(13)

3

rumah sakit kepada costumer dalam hal ini adalah pasien (Pratiwi,2009). Sejalan dengan

Imron (2009) dalam Utari (2014) yang menyatakan bahwa pengelolaan obat di rumah

sakit merupakan kegiatan yang bersifat rutin, mendesak dan periodik, artinya harus selalu

tersedia dan tidak boleh kosong. Jika terjadi kekosongan maka dapat mengganggu

kegiatan operasional rumah sakit.

Terjadinya ketidaktersediaan obat menyebabkan rumah sakit mengalami kerugian

yang diperhitungkan dengan hilangnya biaya kesempatan (peluang untuk mendapatkan

keuntungan yang hilang). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mellen dan Pudjirahardjo (2013) bahwa pada bulan Januari – April 2012 di RSU Haji

Surabaya terdapat 166 jenis obat yang mengalami kekosongan (54%). Dari kekosongan

obat tersebut menyebabkan RSU Haji Surabaya mengalami kerugian mencapai Rp

10.836.405.

RSUP Sanglah Denpasar adalah Rumah Sakit Pendidikan Tipe A telah berhasil

meraih akreditasi JCI (Joint Commission International) di tahun 2013 dan Akreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) di tahun 2015. RSUP Sanglah yang telah

mengimplementasikan Standar Akreditasi JCI (Joint Commission International)

melaksanakan seluruh kegiatan operasional sesuai dengan masing-masing elemen terukur

standar, tidak terkecuali standar manajemen obat, baik dari perencanaan sampai

penggunaanya. Sebagai tanda ukuran keberhasilan RSUP Sanglah Denpasar menetapkan

indikator rumah sakit yang sesuai dengan standar Quality Improvement and Patient Safety

(QPS) atau Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. RSUP Sanglah Denpasar menerapkan 10 indikator mutu manajemen, salah satunya yaitu ketersediaan stok obat

(14)

4

menggambarkan manajemen penggunaan obat yang digunakan dalam pelayanan di RSUP

Sanglah Denpasar. Apabaila obat penting telah dapat dipenuhi maka keterlambatan

pelayanan akibat kekosongan obat tidak akan terjadi. Numerator dan Denominator yang

digunakan dalam perhitungannya yaitu jumlah stok obat penting bagi pasien yang

dibutuhkan yang tersedia di rumah sakit dan jumlah stok obat penting bagi pasien yang

dibutuhkan di rumah sakit yang seharusnya tersedia dalam satu bulan.

Namun dalam pelaksanaannya ditemukan permasalahan yaitu tidak tercapainya

target indikator tersebut di tahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 100%. Rata-rata

pencapaian (Januari-Desember) adalah 94,65%. Adapun Laporan Bulanan Indikator Mutu

Manajemen tahun 2015 sejak Bulan Januari - Desember, dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Sumber : Laporan Bulanan Indikator Mutu Manajemen Tahhun 2015.

Gambar 1.1 Ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah sakit pada Bulan Januari-Desember 2015

Ketersediaan stok obat penting pada tahun 2015 belum mencapai target. Disamping

itu belum pernah dilakukan penelitian terkait obat penting ini di RSUP Sanglah. januar

i

februa

ri maret april mei juni juli agustu s septe mber oktob er nove mber desem ber pencapaian 94,34 94,34 96,23 94,34 94,34 96,23 94,34 92,45 96,23 96,23 94,34 92,45 target 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 88 90 92 94 96 98 100 102

Pencapaian Ketersediaan Stok Obat Penting

Tahun 2015

(15)

5

Pengadaan obat penting ini tentunya menjadi tanggung jawab penyedia internal yang

bertugas dalam pengadaan obat di RSUP Sanglah Denpasar. Bedasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Januari 2016 dengan mewawancarai

salah satu staf instalasi farmasi, menyatakan bahwa ketidaktersediaaan obat penting

terjadi akibat masalah pengadaan obat. Namun tidak dijelaskan secara rinci penyebab

masalahnya. Akan tetapi dalam studi pendahuluan ini peneliti belum mencari informasi

mengenai penyebab ketidaktersediaan obat penting kepada penyedia internal. Sehingga

perlu dilakukan penelitian secara kualitatif mengenai permasalahan tersebut. Maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana persepsi penyedia

internal terhadap ketersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun

2015.

1.2 Rumusan Masalah

RSUP Sanglah Denpasar menerapkan 10 indikator mutu manajemen, salah

satunya yaitu ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah sakit.

Namun, ketersediaan stok obat penting yang ditargetkan mencapai 100% pada tahun 2015,

belum terpenuhi. Rata – rata pencapaian tahun 2015 hanya sebesar 94,65 %. Pengadaan

obat penting ini tentunya menjadi tanggung jawab penyedia internal yang bertugas dalam

(16)

6

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimanakah persepsi penyedia internal terhadap ketersediaan stok obat penting di

RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015 ?”

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi penyedia

internal terhadap ketersediaan stok obat penting di RSUP Sanglah Denpasar Tahun

2015.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui persepsi penyedia internal mengenai ketersediaan stok obat

penting di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015.

2. Mengetahui mekanisme untuk menjaga ketersediaan stok obat penting di

RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini pihak RSUP Sanglah Denpasar dapat

menggunakan acuan dalam mengambil dan membuat kebijakan untuk

(17)

7

1.5.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah terkait

manajemen rumah sakit khusunya manajemen logistik obat di rumah sakit.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan. Ruang lingkup penelitian ini mengenai manajemen logistik dengan melihat

proses pengadaan obat di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar

dan pembahasannya mengenai persepsi penyedia internal terhadap ketersediaan stok obat

Gambar

Gambar 1.1 Ketersediaan stok obat penting bagi pasien yang dibutuhkan di rumah sakit pada  Bulan Januari-Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oelh bakteri, virus, jamur, atau benda asing dengan manifestasi klinis panas yang tinggi, gelisah, dispnea,

Gambar 5.14Adegan Rawbertemu dengan dua orang pemuda (Sumber: Screenshot film RAW).. Adegan ini bertujuan untuk menimbulkan rasa “duga” kepada penonton bahwa pelaku bom

Bagi konstruk penilaian, item-item yang dinilai penting tetapi hanya mencapai tahap konsensus sederhana adalah; menggunakan ICT untuk penilaian formatif dan sumatif serta maklum

Transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur

 Edmodo adalah sebuah jejaring sosial untuk pembelajaran yang gratis dan dapat digunakan bagi guru/dosen, siswa/mahasiswa,.. sekolah/Perguruan Tinggi dan

Endoscopic ultrasonography sensitivity to diagnose biliary origin in patients with acute pancreatitis, initially diagnosed idiopathic, compared to ERCP as criterion standard

Salah satu penyebab dari rendahnya nilai siswa karena kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif sehingga cenderung monoton, serta

Penerapan pendekatan Transformasi pada Perancangan Wisata Edukasi Megalitikum di Bondowoso dengan strategi tradisional dengan batasan-batasan eksternal, internal dan artistik