• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Ekspositori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Ekspositori"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi sendiri adalah suatu istilah yang diambil dari dunia kemiliteran yang kemudian diadopsi dan dikembangkan dalam ilmu pendidikan. Istilah stretegi dalam dunia militer diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu perang. Dalam konteks pendidikan strategi diartikan sebagai suatu cara atau siasat yang dapat dilakukan seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kemp (dalam Majid 2013:7) mengartikan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Menurut Suhanji dalam (Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, 2008:2) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajara, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

Sama dengan Kemp dan Suhanji menurut Majid (2013:7) strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan yang termasuk penggunaan metode dan pemanfatan sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.

Definisi yang lain tentang strategi pembelajaran menurut Suyadi (2013:14) adalah langkah-langkah yang ditempuh guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dari bebera definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian cara yang dapat dilaksanakan guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan sumber daya yang ada agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan semestinya.

(2)

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori yaitu yang dimana penyampaian materinya itu lebih menekankan pada verbal, lisan atau tutur kata gurunya. Dalam strategi ini penyampaian materi disampaikan langsung oleh guru, maka sering juga disebut dengan strategi ”chalk and talk” (Mulyono, 2012:75).

Sama halnya dengan Mulyono, Majid (2013:216) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Dalam strategi ini , materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru . siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut

.

Menurut Roy Killen dalam Sanjaya (2011:179) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran berlangsung (direct instruction). Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi ekspositori adalah suatu strategi yang disampaikan oleh guru secara langsung dan lebij menekankan pada verbal sehingga dalam proses pembelajarannya berlangsung secara optimal.

3. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori

Menurut Majid (2013:216) Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori diantaranya:

a. Strategi pembelajaran ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. Pleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan metode ceramah.

b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori

(3)

merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru.

Dikatakan demikian karena dalam strategi guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan tersebut dapat dikuasai siswa dengan baik.

4. Prinsip Penggunaan Strategi Ekspositori

Menurut Majid (2013:217) pada buku yang berjudul “Strategi Ekspositori” ada beberapa prinsip penggunaan strategi ekspositori yang harus diperhatikan guru, sebagai berikut :

a. Berorientasi Pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, tetapi tidak berarti proses penyampaian materi tanpa adanya tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.

Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, yujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bias mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang menunjukan pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan ini adalah materi yang disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

c. Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan tetapi terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.

(4)

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran leboh lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, tetapi juga untuk selanjutnya.

5. Prosedur Penerapan Strategi Ekspositori

Menurut Suyadi (2013:154) ada beberapa prosedur dalam penerapan strategi ekspositori yaitu sebagai berikut :

a. Persiapan

Langkah persiapan adalah langkah yang sangat penting dalam ekspositori, karena pembelajaran dengan menggunakan strategi ini sangat bergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan pada langkah ini antara lain :

1) Memberikan sugesti yang positif dan menghindari kata-kata negative yang dapat menurunkan citra diri atau kepercayan diri siswa.

2) Memulai pelajaran dengan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai.

3) Menggali wawasan dasar atau pengalaman individual siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kegiatan itu mirip seperti penjajagan medan atau mengenal lemampuan siswa sejak awal.

b. Penyajian Dan Penjelasan Materi

Langkah penyajian adalah menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan secara jelas. Satu hal yang harus diperhatikan oleh pendidik atau guru pada langkah ini (menjelaskan dan menyajikan materi) adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh seluruh siswa. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan langkah penyajian ini, yakni :

1) Penggunaan bahasa harus lugas, jelas dan mudah dipahami. 2) Intonasi atau mimik suara sesuai isi materi yang disampaikan. 3) Menjaga kontak mata dengan siswa.

4) Menggunakan lelucon yang menyenangkan. c. Korelasi

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa dengan hal-hal lain yang memungkinkan mereka mereka dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang utuh.

d. Menyimpulkan

Menyimpulkan adalah tahap akhir dalam proses pembelajaran. Kegiatan penyimpulan dimaksudkan untuk memahami inti dari seluruh materi yang dibahas atau disajikan. Langkah penyimpulan ini merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori,

(5)

sebab pada langkah menyimpulkan ini siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.

e. Mengaplikasikan

Tahap akhir dari strategi ekspositori adalah aplikasi atau aktualisasi materi yang disampaikan guru dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja langkah ini harus diawali dari pemahaman yang matang tentang materi yang diajarkan guru kepada siswa. Dengan demikian, strategi pembelajaran ekspositori tidak sekedar ceramah dan mengembangkan ranah kognitif siswa, tetapi mengembangkan juga ranah afektif dan psikomotor.

6. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori a. Keunggulan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Menurut Mulyono (2012:77), strategi ini sering digunakan, beberapa keunggulan strategi ekspositori sebagai berikut :

1) Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi yang akan disampaikan.

2) Strategi yang sangat efektif bila digunakan yang cakupan materinya luas.

3) Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran siswa yang besar. b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan diantaranya :

a) Lebih banyak dilakukan dengan ceramah.

b) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kemampuan guru.

c) Kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran akan sangat terbatas.

B. Metode Bercerita

1. Pengertian Metode Bercerita

Menurut Moeslichatoen (1999:157) metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi siswa dengan membawakan cerita secara lisan. Cerita yang dibawakan harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan.

Menurut Latief (2014:111) bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan secara lisan. Bercerita

(6)

juga merupakan cara untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Sama halnya dengan Moeslihatchoen dan Latief, Triantopun (2011:94) berpendapat bahwa metode bercerita berupa kegiatan menyimak tuturan lisan yang mengisahkan suatu peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan daya imajinasi, daya pikir, emosi, dan penguasaan bahasa siswa.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita merupakan salah satu cara guru untuk menyampaikan penjelasan secara lisan dan lebih menarik dalam kegiatan belajar.

2. Teknik Metode Bercerita

Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menceritakan dongeng, menggunakan boneka. Di bawah ini penjelasan mengenai beberapa teknik bercerita :

a. Membaca langsung dari buku cerita

Teknik bercerita dengan membaca langsung itu sangat bagus bila guru mempunyai puisi atau prosa yang sesuai untuk dibacakan kepada siswa.

b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku

Bila cerita yang disampaikan pada siswa terlalu panjang dan terinci dengan menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian siswa, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik.

c. Menceritakan dongeng

Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada siswa.

d. Menggunakan media boneka

Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak biasanya boneka itu terdiri dari anggota

(7)

keluarga, boneka yang dibuat itu masing-masing menunjukkan memegang perwatakan tertentu.

3. Tujuan Kegiatan Bercerita

Dalam kegiatan bercerita siswa dibimbing mengembangkan kemampuan mendengarkan cerita guru. Menurut Moeslichatoen (1999:170) tujuan dari kegiatan bercerita adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan.

b. Pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. 4. Manfaat Metode Bercerita

Menurut Mursidi (2017:19) berbagai manfaat dari metode bercerita adalah sebagai berikut :

a. Melatih daya konsentrasi. b. Melatih daya tangkap.

c. Untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan dan sikap-sikap positif yang lainnya.

d. Untuk memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral, dan keagamaan.

e. Memberikan pengalaman belajar untuk berlatih mendengarkan.

f. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif, apektif maupun psikomotor masing-masing siswa.

C. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil

Keluaran (output) atau hasil adalah manusia “dewasa” (terdidik, berpendidikan) Kusdaryani (2009:44), menyatakan hasil (product) menunjuk suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan nerubahnya input secara fungsional.

Maka dapat disimpulkan hasil adalah perolehan dari suatu usaha dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan berbentuk sebuah nilai. 2. Pengertian Belajar

Menurut Siregar (2010:5) seseorang dapat dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik dan kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut harus relative permanen, tahan lama dan menetap tidak berlangsung sesaat.

(8)

Lain dengan Suyono dan Hariyanto (2012 : 9) mereka berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkanketerampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian,

Dari dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat merubah dirinya menjadi lebih baik dan terarah.

3. Ciri-ciri Belajar

Seperti pengertian belajar di atas, sederhananya belajar adalah suatu cara unuk merubah seseorang dari tidak tau menjadi tau. Dengan memahami belajar setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Siregar, 2010:5):

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan, perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif)

b. Perubahan tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.

c. Perubahan tidak terjadi begitu saja, melaInkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungannya.

d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan 4. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Fitri, Helma, Syarifuddin dalam (jurnal pendidikan matematika, 2014 : 2) adalah penugasan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran . hasil belajar yang diperoleh siswa dari satu kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dinyatakan dengan skor/nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar setelah proses pembelajaran

Sedangkan menurut Rusmono (2012:10) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan prilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahahan tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

Sama halnya dengan Rusmono, Susanto (2016:5) juga berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai

(9)

hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. 5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Menurut Wasliman dalam Susanto (2016:12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antar berbagai factor yang memengaruhi, baik factor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai factor internal dan eksternal sebagai berikut :

a. Factor internal; factor internal merupakan factor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Factor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Factor eksternal; factor yang berasal dari luar diri siswa yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keaadan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya, pertngkaran antar orang tua, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku kurang baik dari orang yua dalam kehidupan sehari-hari berpngaruh dalam hasil belajar siswa.

Selanjutnya beliau juga berpendapat bahwa sekolah merupakan salah satu factor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana ditentukan Wina dalam (Susanto, 2016:13) bahwa guru adalah komponen yang sangat menetukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah sautu factor eksternal yang sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam proses pembelaJaran memegang peranan yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada sekolah dasar, tidak mungkin digunakan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, komputer. Sebab siswa adalah organisme yang sedang berkembngg yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa.

(10)

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah factor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil seseorang dipengaruhi oleh factor-faktor tersebut. Russefendi dalam Susanto (2016:14) mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitus sebagai berikut :

a. Kecerdasan Anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari factor lainnya.

b. Kesiapan dan kematangan

Kesiapan dan kematangan adalah tingkat perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaiman mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan itu erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

c. Bakat anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu, sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

(11)

d. Kemauan belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilakukan ialah membuat anak jadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak, kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

e. Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

f. Model penyajian mata pelajaran

Keberhasailan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian materi. Model penyajia materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik dan mudah dimengerti oleh siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

g. Pribadi dan sikap guru

Siswa, begitu juga manusia pada umunya dalam melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru yang krEatif Dan penuh inovAtif dalam prilakunya, maka siswa akAn meniru gurunya yang aktif dn kreatif ini. Pribadi dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih saying, membimbing dengan penuh perhatian, penuh kasih saying, tidak cepat marah, semangat dalam

(12)

mengajar, objektif, rajin, disiplin, dan bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.

h. Suasana Pengajaran

Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang keritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkatkan secara maksimal.

i. Kompetensi guru

Guru yang profesional memiliki kemampuan tertentu kemampuan-kemampuan itu diperlukan. Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemmapuan guru yang professional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.

j. Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ikut mempengaruhi kepribadian siswa,

D. Pembelajaran IPS 1. Hakikat IPS

Ilmu pengetahuan social yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khususnya tingkat dasar danmenengah.

Hakikat IPS menurut Susanto (2016:138) adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi social yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS

(13)

diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benar-benar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan nerpikir kritis. Sayangnya kenyataan di lapangan bahwa masih banyak yang beranggapan bahwa pendidikan IPS kurang memiliki kegunaan yang besar bagi siswa dibandingkan pendidikan IPA dan Matematika yang mengkaji bidang pengembangan dalam bidang sains dan teknologi.

Tentu anggapan tersebut kurang tepat, karena disadari bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan serta kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan social masayarakatpada umumnya. Pembelajaran IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan datang, mampu nerinteraksi secara sefektif. Nilai-nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat dan kebutuhan.

Jadi, hakikat pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkan berdasarkan realita kondisi social budaya yang ada di lingkungan siswa, sehingga hal ini akan dapat membina warga Negara yang baik yang mempu memahami dan menelaah secara kritis kehidupan social di sekitarny, dan mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik di masyarakat, Negara maupun dunia.

2. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Trianto adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS juga membahas antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagian dari masyarakat yang dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

(14)

Menurut Soemantri dalam Sapriya (2015:11) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pendagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Sama halnya dengan pendapat Soemantri, Gunawan (2013:48) juga menyebutkan bahwa IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.

Jadi berdasarkan pengertian di atas Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pembelajaran yang didalamnya terdapat berbagai cabang disiplin ilmu seperti keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi.

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut kurikulum 2004 pendidikan dasar menyatakan bahwa IPS bertujuan untuk (Gunawan, 2013:38) :

a. Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, pedagogis dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, mEmecahkan masalah, dan keterampilan social.

c. Membangun komitmen dan kesedaran terhadap nilai-nilai social.

Secara perinci Mutakin dalam Susanto (201 :145) merumuskn tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut :

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaa masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu social yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

d. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

(15)

Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dari lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo 2007:15).

Tujuan lain secara eksplit dengan mempelajari kondisi masyarakat seperti yang dimuat dalam pendidikan IPS ini, maka siswa dapat mengamati dan mempelajari norma-norma atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dalam pendidikan IPS tersebut, siswa akan memperoleh pengetahuan dari yang sederhana sampai yang luas, yakni siswa akan mulai dengan diri sendir, kemudian dengan lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan itu tujuan IPS di sekolah dasar (Gunawan, 2013:48) adalah untuk membentuk warga negara yang berkemampuan social dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan social, yang pada gilirinnya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di kelas IV Ruang lingkup mata pelajaran IPS di IV adalah : a. Sistem sosial dan budaya

b. Manusia, tempat dan lingkungan c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan e. Sistem berbangsa dan bernegara

E. Deskripsi Materi Kepahlawanan Dan Patriotisme

1. Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Sikap kepahlawanaan dan patriotisme dapat dijumpai dalam kehidupan sehari- hari dan tercermin dalam tingkah laku warga masyarakat, seperti dibawah ini.

(16)

a. Pentingnya Memiliki Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme

Gambar 2.1

Selama 350 tahun bangsa Indonesia hidup di bawah penindasan kaum penjajah. Para penjajah berlaku tidak adil dan sewenang-wenang terhadap bangsa kita. Bangsa kita menjadi miskin dan menderita. Saat itu muncul para pejuang yang rela mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa raga untuk menuntut keadilan dan kemerdekaan. Sikap kepahlawanan para pejuang memicu munculnya sikap patriotisme bagi rakyat Indonesia.

1) Sikap Kepahlawanan

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, tugas selanjutnya adalah berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. Sikap kepahlawanan diwujudkan dengan sikap jujur, tanggung jawab, rela berkorban, berjuang dengan ikhlas, berani membela keadilan, dan kebenaran, serta tidak mudah putus asa. Setiap orang dapat menjadi pahlawan bagi dirinya, orang tuanya, temannya, serta bagi bangsa dan negaranya. Menjadi pahlawan bagi dirinya berarti melakukan hal-hal yang terbaik bagi diri sendiri, seperti rajin belajar, taat beribadah, giat bekerja, dan suka membantu. Menjadi pahlawan bagi orang tua berarti berbuat yang terbaik kepada orang tua, seperti

(17)

menghormatinya, membantu meringankan pekerjaannya, dan menaati perintahnya.

Menjadi pahlawan bagi teman termasuk orang lain, yaitu bersikap jujur, berlaku adil dan benar serta memberi bantuan dengan ikhlas. Menjadi pahlawan bagi bangsa dan negara dapat ditempuh dengan berprestasi di bidangnya masingmasing. Misalnya siswa dan guru berprestasi di bidang pendidikan dan pengajaran, atlet berprestasi di bidang olahraga, dokter berprestasi di bidangkesehatan, polisi berprestasi di bidang ketertiban dan keamanan masyarakat, tentara berprestasi di bidang keamanan dan keutuhan wilayah negara, dan sebagainya. Sikap kepahlawanan harus terus dikobarkan. Menghindari sikap-sikap yang melemahkan seperti pemalu, malas, dengki, iri dan acuh tak acuh.

2) Patriotisme

Patriotisme artinya cinta tanah air. Sikap cinta tanah air membawa seseorang rela berkorban dan pantang menyerah dalam membela negara. Sikap patriotisme harus kita miliki dengan cara menjaga persatuan dan kesatuan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mencintai produksi bangsa sendiri serta bangga sebagai bangsa Indonesia. Sikap patriotisme dapat dikembangkan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat serta bangsa dan negara, misalnya sebagai berikut:

 Siswa hidup rukun dengan anggota keluarga, teman, tetangga, dan anggota masyarakat lainnya.

 Siswa gemar membantu korban bencana alam dengan ikhlas.  Dengan bangga siswa mengatakan “Aku Anak Indonesia”.  Siswa bangga menggunakan barang-barang buatan dalam

negeri, seperti pakaian, alat-alat sekolah, perkakas rumah tangga, dan sebagainya.

 Ikut menjaga kebersihan fasilitas umum, seperti poskamling, tempat ibadah, pasar, dan sebagainya.

(18)

 Selalu aktif mengikuti upacara sekolah.

b. Rela Berkorban dalam Kehidupan Sehari-hari.

Para pejuang rela mengorbankan harta benda, tenaga, bahkan seluruh jiwa raganya. Berkat pengorbanan para pahlawan tersebut kita sekarang dapat menikmati kemerdekaan. Kita wajib meneruskan dan mencontoh perjuangannya, dengan cara rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari di berbagai lingkungan. 1) Rela Berkorban di Lingkungan Keluarga

Setiap anggota keluarga rela berkorban demi keluarganya, seperti orang tua bekerja mencari nafkah, mendidik dan mengasuh anak. Anak berbakti dan membantu orang tua tanpa pamrih, dan sebagainya.

2) Rela Berkorban di Lingkungan Sekolah

Para warga sekolah rela berkorban demi kemajuan sekolahnya, seperti guru mengajar di luar jam pelajaran tanpa mengharapkan imbalan, murid kerja bakti membersihkan halaman sekolah, menyumbang buku perpustakaan, membantu temannya yang kena bencana dan sebagainya.

3) Rela Berkorban di Lingkungan Masyarakat

Demi kesejahteraan para warga masyarakat rela berkorban, misalnya kerja bakti memperbaiki jalan, membangun tempat ibadah, mengadakanronda malam, membantu korban bencanaalam, mendirikan dapur umum, menyelenggarakan posyandu, dan sebagainya.

4) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

Setiap warga negara siap dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dannegara, misalnya mengikuti upacara hari besar nasional, membayar berbagai macam pajak, bersedia ditugaskan di mana saja, merelakan tanahnya untuk proyek pembangunan negara, dan sebagainya.

(19)

c. Sikap Positif terhadap Para Pahlawan

Para pahlawan berjuang dengan gagah berani, pantang menyerah, dan dilandasi dengan rasa ikhlas. Pahlawan bukan hanya yang memanggul senjata saja. Pada masa sekarang orang yang berjasadan berjuang untuk kejayaan bangsa dan negara pantas mendapat sebutan pahlawan.

Selain pahlawan perang, ada pahlawan pembangunan, pahlawan pendidikan, pahlawan olahraga, dan sebagainya. Mereka adalah tokohtokoh yang ada di lingkungan kita. Semangat perjuangan mereka harus kita hargai dengan cara menunjukkan sikap yang positif. Sikap positif terhadap para pahlawan antara lain:

a) sanggup mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan wilayah negara Indonesia.

b) bersedia meneruskan perjuangan dan cita-citanya dengan cara belajar giat.

c) bangga terhadap prestasi dan jasa perjuangannya, selalu mengenang dengan mengadakan kunjungan ke museum perjuangan.

d) mencintai hasil karya mereka, dengan cara mengadakan kunjungan dan memberi santunan kepada veteran perang. e) berdoa agar seluruh amalannya diterima oleh Tuhan Yang

Maha Esa, dengan melakukan ziarah ke makam pahlawan. 2. Berjiwa Besar dalam Kehidupan Sehari-hari

Berjiwa besar adalah sikap yang dapat menerima kenyataan secara ikhlas, bersedia menerima saran dan kritik, tabah, sabar, bertanggung jawab, serta suka bekerja keras. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang memiliki jiwa besar dapat menghargai jasa para pahlawan, bersedia menerima kekalahandan kemenangan, serta bersedia meminta dan memberi maaf.

(20)

Gambar 2.2

Ziarah ke Makam Pahlawan salah satu bentuk menghargai jasa pahlawan.Negara kita terbebas dari belenggu penjajah berkat perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Negara menjadi makmur berkat perjuangan para pahlawan pembangunan. Warga negara berbudipekerti luhur cerdas dan terampil berkat perjuangan para pahlawan pendidikan. Berkat perjuangan para pahlawan olahraga nama negara dan bangsa Indonesia menjadi harum di dunia internasional.Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghormati dan menghargai jasa para pahlawannya. Menghargai jasa para pahlawan dapat dilakukan, seperti berikut ini:

1. Mengikuti upacara bendera Hari Pahlawan. 2. Berziarah ke makam pahlawan.

3. Mengunjungi museum perjuangan.

4. Mempelajari proses perjuangan para pahlawan.

5. Mengunjungi monumen perjuangan atau monumen pahlawan. 2) Bersedia menerima kekalahan dan kemenangan dengan jiwa besar

Perjuangan meraih cita-cita membutuhkan kerja ketekunan, kesabaran, dan pantang meyerah. Cita cita ada yang dapat tercapai dan ada yang tidak tercapai. Demikian pula dalam pertandingan, untuk

(21)

meraih kemenangan kita harus banyak berlatih dengan tekun, sabar, dan pantangmenyerah. Dalam pertandingan tentu ada yang kalah dan menang. Kita harus bersedia menerima kenyataan dengan jiwa besar.

Gambar 2.3

Pada Pekan Olahraga, Tono petenis dari SD Mekar I bertanding melawan Budi petenis dari SD Harapan I. Pada set pertama Tono berhasil unggul. Selanjutnya pada set kedua Budi menyusun strategi untuk memperoleh kemenangan. Tono meningkatkan kewaspadaan. Mereka silih berganti melakukan penyerangan. Pertandingan berjalan seru dan sportif. Set kedua berakhir dan dimenangkan lagi oleh Tono. Kedua petenis lalu berangkulan dan berjabat tangan. Budi mengucapkan selamat dan memuji permainan Tono. Dengan senang hati Tono menerimanya disertai ucapan terima kasih. Budi menerima kekalahan, Tono menerima kemenangan. Mereka menerima dengan jiwa besar.

3) Bersedia Meminta dan Memberi Maaf dengan Jiwa Besar Gambar 2.4

(22)

Dalam pergaulan sehari-hari, kita kadang-kadang melakukan kesalahan baikdisengaja maupun tidak sengaja. Kesalahan bertutur kata, bertingkah laku dan bertindak akan berakibat orang lain tersinggung, sakit hati, atau celaka.

Bacalah wacana berikutini!

Arman terburu-buru bersepeda ke sekolah. Di tikungan jalan menabrak pedagang asongan. Arman cepat-cepat menolong pedagang yang jatuh terjerembab di tengah jalan. Barang dagangan yang berserakan dikumpulkan dan dirapikan dalam kotak dagangan. Dengan rendah hati Arman meminta maaf dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam bersepeda. Dengan sabar dan ikhlas pedagang memberi maaf dan tidak menyimpan rasa dendam terhadap Arman. Keduanya berjabat tangan dengan ikhlas. Arman minta maaf dengan jiwa besar, dan pedagang asongan memberi maaf dengan jiwa besar.

kepahlawanan dan patriotisme, materi ips kelas 4 sekolah dasar- Negara kita Indonesia dapat merdeka karena jasa pahlawan. Mereka memiliki sikap patriotisme yang tinggi. Kita sebagai generasi penerus harus meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme, serta berjiwa besar dalam kehidupan sehari-hari.

(23)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh strategi ekspositori melalui kegiatan bercerita terhadap hasil belajar IPS baru pertama kali dilakukan, kebanyakan hanya menggunakan salah satunya saja. Penelitian yang sebelumnya dilakukan dengan strategi ekspositori dan metode bercerita ini pernah dilakukan diantaranya sebagai berikut :

Penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa yang dilakukan oleh Sofyan Hanani. Hasil dari data penelitian menunjukan adanya peningkatan dari keaktifan siswa dan hasil belajar terbukti dari nilai rata-rata setiap siklusnya mengalami peningkatan hasil rata-rata tes formatif pra-siklus 68, rata-rata siklus 1 diperoleh 72,6 dan siklus 2 diperoleh rata-rata 77,2. Selain itu jumlah ketuntasan siswa mengalami peningkatan pada pra-siklus dari 32 siswa sebanyak 11 siswa mendapat nilai tuntas, siklus 1 sebanyak 20 siswa yang tuntas dan pada siklus 2 sebanyak 26 siswa mendapat nilai tuntas.

Penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan bercerita untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ole Ahmad Munir. Hasil dari data penelitian menunjukan metode bercerita dapat meningkatkan pemahaman materi dan hasil belajar dari terbukti dari siklus 1 skor sebesar 68,57% dan pada akhir penelitian menjadi 71,42% denan rata-rata kelas 7,53 dengan ketuntasan klasikal 92,11% pada akhir penelitian.

Persamaan dan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan strategi ekspositori dan metode bercerita tetapi setiap judul hanya menggunakan variabel X hanya satu sedangkan di penelitian ini strategi dan metode disatukan menjadi sebuah judul. Perbedaanya kedua penelitian terdahulu menggunakan pendekatan PTK sedangkan peneliti menggunakan pendekatan Kuantitatif.

(24)

G. Kerangka Berfikir

Belajar adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada setiap individu yang berlangsung seumur hidup sejak dia lahir hingga nafas terhenti. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut dari perubahan kognitif, afektif dan psikomotor.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dan siswanya untuk mencapai tujuan tertentu. Tugas seorang guru adalah mengajar, mengajar adalah menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa agar suatu materi yang dipelajari tersampaikan dengan baik (Suyono. 2012 :16)

Menurut Trianto (2010:173) melalui pembelajaran IPS di sekolah siswa dapat mempersiapkan diri menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat dan dapat mengembangkan kemampuan dalam menggunakan penalaran untuk mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.

Dalam proses pembelajaran IPS kehadiran strategi dan metode mempunyai arti penting terhadap suasana kelas maupun hasil belajar IPS yang dicapai. Karena ketidaksistematisan dalam penyampaian materi pelajaran dapat dibantu dengan strategi dan metode yang sesuai.

Menurut Majid (2013:6) strategi pembelajaran adalah alat bantu dalam proses pembelajaran dalam merencanakan rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan menggunakan metode pula akan membuat guru lebih mudah dalam menyampaikan materi.

Penggunaan strategi dan metode dalam pembelajaran dapat membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam mempelajari materi IPS. Dengan demikian hasil belajarnya akan baik dan akan meningkatkan keaktifan siswa saat di sekolah.

Dari uraian di atas, dapat disimlpulkan kedalam kerangka berfikir menunjukan 2 variabel. Pengaruh strategi ekspositori melalui kegiatan bercerita (variable X), dan hasil belajar IPS siswa (variable Y), yang dapat digambarkan sebagai berikut :

(25)

X : Stratgi ekspositori melalui kegiatan bercerita Y : Hasil belajar IPS

: Pengaruh

H. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2016:96) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang kebenarannya belum berdasarkan fakta empiris dan harus diujikan. Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat disusun hipotesis yaitu :

H0 : p = 0 : tidak ada pengaruh strategi pembelajaran ekspositori

melalui kegiatan bercerita terhadap hasil belajar IPS di kelas IV.

Ha : p ≠ 0 : ada pengaruh yang signifikan antara strategi

pembelajaran ekspositori melalui kegiatan bercerita terhadap hasil belajar siswa di kelas IV.

Y

X

Referensi

Dokumen terkait

1) Ada perbedaan antara PPN Kejawanan dan PPN Pelabuhan Ratu, dari sisi kondisi jalan dan akses ke pusat-pusat pertumbuhan wilayah. PPN Kejawanan terletak dipinggir

Hasil penelitian berupa rekomendasi dalam upaya meminimalkan energi yaitu menerapkan peraturan secara tegas tentang green building pada sektor konstruksi,

Penelitian yang dilakukan oleh Dhewi Astuti, 2010 dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Kemampuan

Dari hasil Penelitian dan Pengamatan yang dilakukan guru bersama dengan teman sejawat terhahadap aktivitas siswa dan guru pada siklus 2 yang dilaksanakan pada tanggal 4

Jaringan yang dibekukan dengan cepat jika dicairkan kembali maka air akan diserap kembali ke dalam jaringan ketika kristal-kristal es tersebut mencair, sedangkan pada pembekuan

Analisis regresi merupakan studi yang menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu variabel bebas dengan satu variabel terikat untuk tujuan mengestimasi atau

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “ Evaluasi Umur Simpan Seasoning secara Organoleptik dan Kimia Pada Produk Mie Instan

Analisis regresi yang digunakan untuk menguji ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, laba/rugi perusahaan, reputasi KAP dan opini auditor terhadap audit