• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN UPAYA GASTRODIPLOMASI INDONESIA DAN MALAYSIA DALAM MENJADI HALAL FRIENDLY COUNTRY. Novi Rizka Amalia, M.A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN UPAYA GASTRODIPLOMASI INDONESIA DAN MALAYSIA DALAM MENJADI HALAL FRIENDLY COUNTRY. Novi Rizka Amalia, M.A."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN UPAYA GASTRODIPLOMASI INDONESIA DAN MALAYSIA DALAM MENJADI HALAL FRIENDLY COUNTRY

Novi Rizka Amalia, M.A. ,Sena Maulana

Universitas Darussalam Gontor, Universitas Darussalam Gontor

novirika@unida.gontor.ac.id, senamaulana@unida.gontor.ac.id Abstract

Praktik diplomasi melalui pangan dalam pemanfaatannya sebagai salah satu instrument dalam bernegosiasi merupakan hal yang baru dalam dunia diplomasi. Asia Tenggara yang terdiri dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda-beda dengan sumber daya yang kaya, terkhusus Malaysia, dan Indonesia, yang menjadi salah satu wilayah dengan kekuatan menengah ingin meningkatkan reputasi wilayahnya dengan mempromosikan makanan khas halal-nya. Dalam rangka mempromosikan makanan halal-nya untuk mengupayakan Halal Friendly Country, pemerintah negara Malaysia dan Indoneisa melakukan beberapa upaya untuk mempromosikan negaranya kepada dunia. Gastro-tourism, Kitchen for the World, Diplomasi Rendang, dan Festival Indonesia merupakan beberapa upaya yang dilakukan untuk mempromosikan halal-food tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang disajikan dengan menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, situs resmi negara dan situs yang lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbandingan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan citra Halal Friendly Country di Indonesia dan Malaysia, yang salah satu upayanya dengan melakukan Gastrodiplomasi.

Kata Kunci : Gastrodiplomasi, Indonesia, Malaysia, Halal-Friendly Country.

A. Pendahuluan

Gastrodiplomasi merupakan salah satu bentuk diplomasi yang termasuk ke dalam sofi

diplomacy, dimana diplomasi ini menggunakan makanan sebagai media. Di sisi lain disebutkan

(2)

sebuah sarana bangkitnya perperangan (persaingan).1 Menurut Paul Rockower juga menyatakan

“the best way to win hearts and minds through stomach”,2 dimana cara terbaik untuk memenangkan hati dan pikiran orang itu melalui perut. Di jelaskan oleh Rockower bahwa efektifitas gastrodiplomacy ini memberikan peluang besar bagi keberhasilan dalam melakukan diplomasi.

Maka dari itu Malysia yang menjalankan programnya yang dikenal dengan Malaysia

Kitchen Programme (MKP), yang merupakan inisiatif global yang diprogramkan oleh

pemerintahan Malaysia yang mengedukasikan dan memberitahuakan konsumen akan makanan dan restoran Malaysia terhadap dunia.3 Di sisi lain program ini adalah upaya pemerintah dalam mendukung warganya yang tinggal diluar negeri, dalam membuka restoran Malaysia dinegara tersebut.4

Begitu juga dengan Indonesia dengan budaya serta suku-suku yang bermacam-macam, menimbulkan beberapa jenis makanan kian hadir di publik. Rendang merupakan salah satu makanan khas Indonesia lebih tepatnya di daerah Padang, makanan yang terkenal di wilayah Indonesia maupun ke ranah Internasional. Makanan dengan sajian yang berbahan dasar daging sapi dengan bumbu-bumbu khas Padang, yang semakin beranjaknya tahun makanan yang dikenal rendang ini menempati peringkat sepuluh besar dari lima puluh makanan terlezat dan terbaik didunia.5

Diberbagai negara Asia Tenggara yang ada, terdapat beberapa negara dari kawasan Asia Tenggara yang memiliki potensi dalam menerapkan upaya gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi yang merupakan bentuk penerapan soft power, dimana makanan sebagai sarana utamanya dalam

1 Noor Nirwandy and Ahmad Azran Awang, “Conceptualizing Public Diplomacy Social Convention

Culinary: Engaging Gastro Diplomacy Warfare For Economic Branding,” Procedia-Social and Behavioral Sciences,

Universitas Teknologi MARA, Malaysia 130 (2014), https://doi.org/10.1016. P.327

2 Paul S. Rockower, “Projecting Taiwan :Taiwans Public Diplomacy Outreach 47,” Institute of International

Relations, National Chengci University, Taipei, Taiwan, 2011.

3 Rstaurant News, “Malaysia Kitchen for the World 2010 Campaign Launched to Promote Malaysian

Restaurants and Cuisine in the New York Metro Area,” RestaurantNews.com, 2010,

https://www.restaurantnews.com/malaysia-kitchen-for-the-world-2010-campaign-launched-to-promote-malaysian-restaurants-and-cuisine-in-the-new-york-metro-area/. Pada 5 Agustus 2020 Pukul 13.25

4 Anatasia Claudia Sinaga and Rudi Skandar, “Gastrodiplomacy Turki Oleh Zahra Turkish Ice Cream Di

Indonesia,” Indonesian Perspective, London School of Public Relation, Jakarta vol 4 No.1, no. Gastrodiplomacy (2019). P. 86

5 Hafyz Marshal, “Ini Alasan Rendang Menjadi Makan Terenak Di Dunia,” SiaranIndonesia.com, 2017,

https://www.google.com/amp/s/www.siaranindonesia.com/baca/20170630/ini-alasan-rendang-menjadi-makanan-terenak-di-dunia. Diakses pada 11 Agustus 2020 Pukul 16.22

(3)

mempengaruhi Masyarakat Global. Di era global saat ini, masyarakat global memegang peran penting terhadap keadaan sebuah negara. Familiarnya sebuah negara terhadap keadaan dunia saat ini salah satunya melalui masyarakat global, terlebih lagi dengan kondisi modern ini yang membuat masyarakat global saling ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Dalam interaksi global memiliki empat unsur yang utama yang sering ada, berhubungan dengan interaksi yang melawati batas negara, diantaranya; 1) komunikasi (Communication), yang merupakan pergerakan informasi seperti transmisi keyakinan, ide dan doktrin; 2) tranportasi (Transportation), benda-benda fisik seperti perlengkapan perang, benda pribadi, serta barang dagangan; 3) keuangan (Finance), pergerakan uang dan instrument kredit; 4) perjalanan (Travel), pergerakan masyarkat. Inilah yang menjadi peluang diterapkannya gastrodiplomasi terhadap masyarakat global.6

Gastrodiplomasi merupakan sebuah instrumen soft power yang terlebih dahulu menumbuhkan citra terhadap konsumen, sehingga akan lebih efektif dalam mempengaruhi masyarakat dibandingkan dengan hard power yang secara koersif dilakukan. Maka akan lebih efektif apabila peran soft power dilakukan. karena makanan merupakan sebuah kebutuhan pokok yang harus ada pada kehidupan mahkluk hidup, dan secara tidak langsung makanan dapat membentuk serta mangatur pola pikir seseorang terhadap suatu negara. Maka gastrodiplomasi memainkan peran serta menjadi salah satu upaya negosiasi yang memiliki peluang besar dalam mempengaruhi masyarakat global.

B. Kerangka Konseptual

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menggunakan tiga konsep yang digunakan sebagai pisau analisa, diantaranya; Konsep Soft Power, Konsep Gastrodiplomasi, dan

Konsep Brand Image. Melihat upaya negosiasi yang telah dilakukan oleh Indonesia dan

Malaysia melalui sarana makanan dan menjadi salah satu dari unsur pokok dikehidupan manusia. Selain itu dengan unsur sejarah serta unsur dari ciri khas negara tersebut.

1) Konsep Soft Power

6 Joseph S. Nye and Robert O Keohane, “Transnational Relations and World Politics : An Intrudaction,”

(4)

Kemudian mengenai soft power, telah dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dari konsep power itu sendiri, yang dijelaskan oleh Joseph S. Nye yaitu “kemampuan dalam

hal mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan”. Sedangkan mengenai

pengertian dari konsep soft power adalah "kemampuan untuk mendapatkan apa yang kita

inginkan dari orang lain dengan cara memunculkan ketertarikan (attraction) dibandingkan melakukan paksaan (coercion) atau bayaran (payments)".7 Maka tindakan yang tidak berbentuk dengan kekerasan maupun pemaksaan, akan menjadi suatu hal yang lebih dikedepankan dari pada tindak koersif itu sendiri.

Dalam pelaksaan negosiasi, biasanya pemeran akan melakukan hal apapun demi terealisasinya tujuan yang sebelumnya telah direncanakan. Hal ini dapat dicapai dan akan lebih efektif jika menggunakan upaya-upaya yang bersifat persuasif. Soft power dengan penggunaannya yang dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang perlahan, namun akan lebih terlihat hasilnya terhadap dampak penggunaan uapaya tersebut, dibandingkan dengan pengupayaan yang bersifat koersif. Maka telah dikutip dari pernyataan Lord Palmerston, Barston mengatakan bahwa opini lebih kuat daripada tentara, khususnya jika opini tersebut dimobilisasi dalam bentuk propaganda.8 Maka hal ini menunjukkan penggunaan soft power dengan segala bentuk penerapannya akan memiliki peluang yang lebih besar diterima masyarakat internasional.

2) Konsep Gastrodiplomasi

Peneliti menggunakan konsep Gastrodiplomasi, dimana gastrodiplomasi merupakan konep turunan dari diplomasi publik. Diplomasi Publik seperti apa yang telah diperkenalkan oleh Edmund Gullion yang menjelaskan bahwa, “diplomasi publik merupakan diplomasi yang dilakukan oleh tokoh individu atau kelompok sebuah masyarakat dalam yang bertujuan untuk mempengaruhi pandangan publik untuk menumbuhkan citra positif publik terhadap diri atau sebuah lembaga, menggunakan cara-cara yang menyenangkan”.9 Gastrodiplomasi sendiri

7 Claudia Yudika, “Strategi Gastrodiplomasi Korea Selatan Dalam Mendukung Kepentingan Nasional Tahun

2012-2016,” Universitas Lampung Bandar Lampung (Universitas Lampung Bandar Lampung, 2019). P.19

8 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi Antara Teori Dan Praktik, pertama (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008).

P.17

9 Kharisma Endah Sapuan, “Strategi Pemerintah Indonesia Menggunakan Gastrodiplomacy Terhadap Australia

(5)

merupakan sebuah konsep yang menjadi instrument dalam mengaitkan peran dua diplomasi yakni diplomasi publik dan diplomasi budaya.

Gambar.1.1 Irisan Diplomasi Publik dan Diplomasi Budaya10

Faktor yang terkait dengan konsep ini adalah sebuah upaya dalam bernegosiasi melalui sarana makanan. Peran diplomasi sebagai sarana dalam mencapai kepentingan negara yaitu dalam menjadi Halal Friendly Country bagi Indonesia dan Malaysia, dan peranan yang dilakukan bertujuan untuk mendahulukan kepentingan negara, dan melakukannya dengan cara yang damai.11 Gastrodiplomasi merupakan sebuah konsep yang dipakai untuk menjelaskan sebuah upaya dalam memenangkan hati ataupun pemikiran manusia melalui sarana makanan seperti kata Paul Rockewer yang menyatakan, “the best way to win hearts and minds through

stomach”. Selain itu dijelaskan oleh Rockewer bahwa makanan merupakan salah satu alat

komunikasi non-verbal yang kuat yang merupakan bagian dari budaya sebuah negara dalam menyatukan berbagai kalangan yang ada.12

Gastrodiplomasi yang notabenenya menekankan soft power di dalamnya, menghadirkan makanan menjadi sesuatu yang baru sebagai sarana dalam melakukan diplomasi, membuat masyarakat dunia tertarik akan sebuah upaya yang unik terjadi. Penggunaan soft power, beribaratkan sebuah Kera yang ditiup oleh angin kencang yang kemudian Kera tersebut akan berpegangan keras diatas pohon pasti akan sulit dalam

10 Chandra Eko W.U. and Pramesi Lokaprasidha, “Prosiding Seminar Nasional Pariwisata ‘Pariwisata Dan

Pembangunan,’” Digital Repository Universitas Jember, edisi pert (Jember: Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata FISIP Universitas Jember, 2017).

11 S.l. Roy, Diplomasi, ed. Hermawati & Hermanto (Jakarta: Rajawali, 1991). P.4

12 M.F. Rizal Adam, Muhammad Iqbal, and Agus Trihartono, “Gastrodiplomacy Jepang Di Indonesia Melalui

Program Japan Halal Food Project,” E-SOSPOL, Universitas Jember, Jember vol 4 (2017). P.12

Diplomasi Publik Gastro diplomasi Diplomasi Budaya

(6)

menjatuhkannya. Namun apabila Kera tersebut dihembuskan oleh angin yang lembut, maka Kera tersebut akan mangantuk dan terjatuh. Pada hakikatnya manusia lebih tertarik dengan sesuatu yang bersifat damai, tenang, dan tentram, sehingga hati serta pikiran manusia akan mudah dimenangkan, karena proses ini terjadi melalui sebuah sasaran yang disukainya. Maka sudah wajar adanya, proses gastrodiplomasi mendominasi banyak keberhasilan dalam mempengaruhi masyarakat luar.

Konsep ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah diplomasi ini berjalan, melalui makanan sebagai instrumen yang akan menimbulkan dampak bagi negara maupun masyarakat global. Keterkaitannya dengan penilitian ini, karena di Asia Tenggara terdapat beberapa negara yang menerapkan gastrodiplomasi dikhususkan

3) Konsep Brand Image

Kemudian dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan konsep “Brand Image”. Pendekatan ini adalah sebuah pendekatan yang berlandaskan mempengaruhi individu atau negara, sehingga membentuk citra positif terhadap sebuah negara melalui ciri khas negara yang ditunjukan. Pendekatan ini memandang bahwa setiap negara memiliki suatu ciri khas yang menjadi pembeda oleh negara-negara lainnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Keith Dinnie dalam bukunya “Nation Branding, Concepts, Issues, Practice” mengenai lingkup

brand image yaitu; “the unique, multidimensional blend of elements that provide the nation with culturally grounded differentiation and relevance for all of its target audiences”,13

keunikan, serta perpaduan multidimensi dari elemen-elemen yang menguntungkan bagi bangsa, dengan pedekatan kebudayaan yang berbeda dan relevan terhadap segala target audiensnya.

Dalam konsep ini, terdapat beberapa unsur yang menjadi konteks dalam terjadinya dalam terbentuknya Brand Image diantaranya, brand Identity, Communicators

Nation-brands Identity, dan Nation-brand Image.14 Dalam menumbuhkan citra terhadap Indonesia dan Malaysia yang memiliki ciri khas negara dengan mayoritas penduduknya adalah Muslim, yang disandingkan dengan beberapa konteks yang berkenaan dalam membentuk Brand Image,

13 Hanifa Syafitri, “Strategi Brand Image Indonesia Melalui Gastrodiplomacy Pada Tahun 2011-2018: Studi

Kasus Kuliner Rendang,” Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2019). P.36

(7)

antara lain menjadikan rendang, sate, nasi lemak, dan laksa sebagai bentuk dari Nation-brand

Identity Indonesia dan Malaysia yang berlatar belakang negara dengan mayoritas Muslim,

dengan jenis makanannya yang dominannya halal. Di sisi lain, hal yang berkenaan dengan

Communicators Nation-brands Identity seperti, William Wongso yang menjadi diplomat

rendang, diutus untuk berpartisipasi dalam “World Food Conference” pada tahun 2009 di Napa, California. Kemudian, salah satu kebijakan pemerintah Malaysia yaitu,

“Gastro-tourism dengan Halal-foodnya pada tahun 2006. Dan yang terakhir dalam pembentukan Brand Image adalah Nation-brand Image seperti halnya, menggunakan media untuk

mempublikasikan William Wongso yang memperkenalkan masakan khas Minang kepada dunia, kemudian Halal Food-Tourism yang ditujukan kepada konsumen asing, yang membuat masyarakat dunia dari negara-negara Muslim lainnya berdatangan mengunjungi Malaysia.

Maka dari itu telah dijelaskan dalam Al-Qur'an, mengenai konsep dalam memilih makanan yang halal juga baik, dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 :

ا ْوُلُك ُساَّنلا اَهُّيَآٰ ي ا ْوُعِبَّتَت َلْ َّوۖ اابِ يَط الً لَح ِض ْرَ ْلْا ىِف اَّمِم ُهَّنِا ِِۗن طْيَّشلا ِت وُطُخ ةرقبلا( ٌنْيِبُّم ٌّوُدَع ْمُكَل : 168 )

"Wahai Manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yan terdapat di bumi,

dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu" (Al-Baqarah : 168)15

Seperti penjelasan dari ayat diatas, bahwa manusia dianjurkan untuk mencari serta memakan makanan yang halal dan baik. Hal ini dianjurkan untuk mendapat manfaat yang baik terhadap tubuh yang berasal dari makanan yang baik.

(8)

Gambar 1.2 Pemetaan Konsep Penelitian

D. Hasil Penelitian

2.1 Diplomasi Publik Melalui Gastrodiplomasi

Gastrodiplomasi merupakan salah satu bentuk negosiasi yang menjadi sarana negara dalam berkomunikasi dengan negara lain. Gastrodiplomasi menjadikan makanan sebagai sebuah instrumen yang digunakan untuk mempromosikan negaranya terhadap negara asing. Gastrodiplomasi merupakan sebuah upaya yang berpadukan dengan diplomasi public dan budaya. Gastrodiplomasi juga dikatakan sebgai turunan dari diplomasi publik, dimana salah satu cara penyampaiaanya melalui publik. Sebagaimana kutipan Paul S. Rockower mengenai hubungan gastrodiplomasi dengan diplomasi publik dalam jurnalnya yang berjudul “Recipes for

Gastrodiplomacy” yang menyatakan bahwa, “gastrodiplomacy is always related with public diplomacy which is cultural diplomacy itself”.16

Gastrodiplomasi yang bersaranakan makanan sebagai alat utama dalam bernegosiasi, serta melihat makanan sebagai salah satu pokok dari kehidupan manusia maka hal ini akan lebih dikedepankan

16 Nasya Ramadhini Ameillina, “The Republic of Korea’s Gastrodiplomacy Implementation Towards

Republic of Indonesia in Promoting Korean Traditional Food (2015-2016),” President University (President University, 2017). P. 15 Kesadaran pemerintah mengenai Halal-food di negara Indonesia dan Malaysia Pencapaian  hasil perbandingan gastrodiplomasi Indonesia dan Malaysia dalam menjadi Halal Frienly

Country Upaya Gastrodiplomasi Indonesia dan Malaysia dalam mempromosikan Halal-food

(9)

dari pada hal-hal diplomatik yang lainnya. Seperti yang telah dipaparkan menurut Ashley, Hollows, Jones dan Taylor yang menyatakan bahwa di beberapa milenium yang sebelumnya, peran kuliner dalam memenuhi kebutuhan lebih diutamakan dari pada kebutuhan diplomatik, dimana membentuk lanskap ekonomi dan politik global saat ini.17

2.1.3 Gastrodiplomasi Sebagai Sarana Soft Power Negara

Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin berkembang, tentu menjadikan segala bentuk upaya akan semakin mudah dilakukan. Aturan-aturan yang dahulu telah membatasi hubungan suatu negara, dengan perkembangan yang telah terjadi ini menjadikan aturan tersebut sedikit demi sedikit memudar. Dengan adanya pemudaran aturan yang terjadi terhadap interaksi sosial, sehingga membuka peluang bagi negara dalam memperbanyak aktor-aktor negara maupun non-negara dalam bernegosiasi terhadap masyarakat asing lainnya. Maka, melihat kondisi yang sangat mendukung ini, dengan ciri yang mengidentitaskan sebuah negara melalui pangan, akan layak dipromosikan di panggung dunia.

Kemudian gastrodiplomasi sering kali digambarkan sebagai sebuah upaya dalam memahami budaya negara. Dalam istilahnya “the flag can follow the fork” menggambarkan bahwa makanan dapat memberikan pemahaman terhadap budaya sebuah bangsa.18 Maka dalam hal ini, telah digambarkan bahwa sebuah negosiasi akan lebih efektif jika melalui sarana yang bersifat sensorik dari pada melalui informasi negara yang bersifat rasional. Maka bentuk nyata dalam sebuah negosiasi akan lebih mudah dipahami negara lain melalui proses diplomasi publik yang lebih implisit, dan dihubungkannya dengan kebudayaan yang ada. Dan dengan beberapa hal tersebut, menjadikan makanan layak untuk dipromosikan dipanggung Internasional, karena memiliki citra tersendiri di dalam negaranya.

2.1.2 Gastrodiplomasi Sebagai Instrumen Dalam Mempromosikan Halal-Food Indonesia dan Malaysia

Pada hakikatnya sebuah negara terbentuk atas sebuah wilayah, rakyat yang menduduki wilayah tersebut, serta sebuah pengakuan negara lain yang menjadi deklarasi atas kemerdekaan suatu negara. Negara yang dengan tata letak tempat serta ideology yang berbeda-beda, sehingga

17 Nirwandy and Ahmad Azran Awang, “Conceptualizing Public Diplomacy Social Convention Culinary:

Engaging Gastro Diplomacy Warfare For Economic Branding.” P.327

18 Yudika, “Strategi Gastrodiplomasi Korea Selatan Dalam Mendukung Kepentingan Nasional Tahun

(10)

menghasilkan ciri negara yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan dengan ciri khas tersebut sehingga dapat menghasilkan produk-produk dalam negeri yang bersifat kebudayaan, sehingga menjadi pembeda atau sebuah jati diri bagi suatu negara. Salah satu kebudayaan yang ada disetiap negara merupakan makanan khas negara, yang biasanya disajikan hampir di seluruh daerah disebuah negara.

Gastrodiplomasi merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk meningkatkan citra Indonesia dan Malaysia mengenai Halal-food. Hal ini dikarenakan gastrodiplomasi yang bersifat non-verbal, sehingga dapat mudah diterima oleh masyarakat lainnya. Peran Gastrodiplomasi akan terlihat lebih efektif, karena dilakukan tanpa ada paksaan. Seperti pernyataan yang dikatakan oleh Napoleon dalam sebuah refleksinya di St. Helena dia berkata, “Aku terpaksa menaklukkan Eropa dengan pedang; untuk orang yang berikutnya akan

menaklukkannya dengan Jiwa, karena jiwa selalu lebih kuat dari pada pedang”.19 Maka peran gastrodiplomasi akan menjadi peluang dalam menumbuhkan citra halal-food negara Indonesia dan Malaysia.

2.2 Indonesia dan Malaysia Sebagai Negara Asia Tenggara Pengupaya Gastrodiplomasi

Asia Tenggara yang merupakan sebuah kawasan yang terletak di benua Asia bagian tenggara. Sebuah kawasan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok yang berada di sebelah utara kawasan, kemudian dibatasi dengan Samudra Pasifik yang berada di timur kawasan, dan Samudra Hindia yang berada di selatan, serta Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan anak benua India di barat. Asia Tenggara merupakan kawasan yang mencakup Indochina, Semenanjung Malaya dan kepulauan yang berada di sekitar Asia Tenggara tersebut. Walaupun mencakup negara bagian India dan China, namun kawasan Asia Tenggara merupakan bagian yang terpisah dari negara bagian India dan China, namun sering kali kawasan Asia Tenggara ini diakui sebagai negara bagian India dan China dengan istilah-istilah antaranya, Further India, Achter Indie,

Indochina, lainnya yang sejenis.20

E. Pembahasan

19 S.l.roy, (1984) , Diplomasi, Hermanto & Hermawati, 1991, Rajawali, Jakarta. Hal .12

20 Anthony Reid and Mochtar Pabotinggi, “Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 14550-1680,” in Jilid 1:

(11)

3.1 Upaya Gastrodiplomasi Indonesia dan Malaysia dalam Menjadikan Halal Food Country

Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang memliki latar belakang dengan jumlah penduduk yang mayoritasnya adalah Muslim. Negara tersebut mencoba menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dan Malaysia sebagai negara Halal Friendly Country. Dengan mewujudkan hal tersebut, salah satu upayanya adalah dengan melalui gastrodiplomasi dengan penyajian makanan halal-nya (halal-food). Dalam proses pengolahan makanan khasnya, Indonesia dan Malaysia lebih identik menggunakan bahan dasar makanan yang halal, dengan proses penyajian yang baik, serta dihidangkan dengan berbagai makanan dan minuman tambahan yang baik juga halal. Hal ini membentuk identitas bagi kedua negara tersebut bahwa Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang ramah akan hidangan halal-nya.

Upaya yang dilakukan Indonesia dan Malaysia ketika melakukan gastrodiplomasi melalui

Halal-Food adalah dengan proses dalam mempromosikan kulinernya yang melalui media massa.

Penggunaan media massa pada saat ini menjadi salah sarana yang efektif, yang digunakan dalam mempromosikan Brand kepada dunia. Hal ini ditandai dengan masyarakat yang semakin bergantung dengan adanya kemajuan teknologi, yang terjadi karena adanya perkembangan zaman.

3.1.1 Warisan Budaya Kuliner di Indonesia dan Malaysia

Berkenaan dengan warisan budaya kuliner yang ada di setiap negara, Indonesia dan Malaysia memiliki beberapa persamaan serta perbedaan didalam makanannya. Adanya persamaan terjadi karena Indonesia dan Malaysia terdiri dari satu rumpun yang sama, yang pada akhirnya membuat beberapa masakan Indonesia dan Malaysia terlihat sama. Namun diantara bebarapa jenis makanan yang sama, terdapat juga perbedaan didalamnya. Terdapat beberapa makanan yang memiliki persamaan antara Indonesia dan Malaysia, diantaranya Rendang, Nasi Uduk (Nasi Lemak), Nasi Padang (Nasi Kandar), Kwetiaw (Kuey Teow) dan Laksa.21 Akan tetapi dengan adanya persamaan makanan tersebut, hanya rendang dan laksa yang termasuk kedalam 50 makanan terlezat di dunia versi CNN.

21 Tim CNN Indonesia, “5 ‘kembaran’ Makanan Indonesia Yang Ada Di Malaysia,” CNN Indonesia, 2019,

https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191122142130-262-450634/5-kembaran-makanan-indonesia-yang-ada-di-malaysia. Diakses pada 1 Januari 2021, pukul 11.31 WIB

(12)

3.1.2 Upaya Gastrodiplomasi Indonesia dan Malaysia dalam Menjadikan Halal Food Country

Dalam mempromosikan makanan berdsarkan halal-food nya, Indonesia dan Malaysia telah melakukan upayanya yang diantaranya :

a) Gastrodiplomasi Indonesia melalui Diplomasi Rendang

Pada tahun 2010 William Wongso dengan nama lengkap William Wirjaatmadja Wongso ini, mencetuskan upaya diplomasi rendang. Rendang yang merupakan makanan khas Minangkabau ini mendapat banyak perhatian masyarakat dunia. upaya yang dilakukan Wongso dalam memperkenalkan makanan khas Indonesia ini berawal pada tahun 2009, sebelum ia mencetuskan untuk mengadakan diplomasi rendang. Pada tahun 2009 William Wongso telah berhasil memperkenalkan makan asal Minangkabau ini dalam acara World Food Conference di Napa, California di Amerika, dan dari sinilah asal-muasal diplomasi rendang dilakukan. Maka pada tahun 2010 diplomasi rendang berani ia percayai sebagai salah satu alat soft diplomacy dalam memperkenalkan masakan Indonesia ke penjuru dunia.22

b) Malaysia Gastro-tourism (Halal Food-tourism)

Dalam memperkenalkan nation brandnya kepada dunia guna menarik perhatian masyarakat internasional, pemerintah Malaysia berinisiatif untuk melakukan program wisata makanan yang dikenal dengan sebutan Gastro-tourism, dengan makanan khas Malaysia dengan brand negaranya yaitu halal food. Upaya ini dilakukan pada tahun 2006 dan pada tahun inilah Malaysia menandai negaranya sendiri sebagai pusatnya makanan halal di dunia Muslim.23 Hal ini ditandai dengan adanya strategi sertifikasi makanan halal yang didukungan sepenuhnya oleh pemerintah negaranya sendiri melalui Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), namun tidak seperti negara lain yang sertifikasi diatasi melalui International Organization for Standardization (ISO) yang merupakan

22 Voi, “William Wongso’s Rendang Diplomacy Goes to Many Corners of the World,” Voi.id, 2020,

https://voi.id/en/bernas/8028/diplomasi-rendang-william-wongso-ke-banyak-penjuru-dunia. Diakses pada 19 Desember 2020, pukul 10.04 WIB

23 Paul S. Rockower, “Malaysia Jump on Gastrodiplomacy Bandwagon,” The Daily Beast, 2017,

https://www.thedailybeast.com/malaysia-jumps-on-gastrodiplomacy-bandwagon. Diakses pada 15 Desember 2020, pukul 22.14 WIB

(13)

Non-governmental Organization yang independen.24 Dengan menjamin mutu makanan yang berbahan dasarkan dari produk-produk halal, dengan disajikan dengan menggunakan bahan-bahan tambahan yang halal juga, dapat menarik perhatian bagi masyarakat muslim dari negara-negara lainnya diantaranya Indonesia, Brunei Darussalam, Mesir, Saudi Arabia dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Dan dengan pariwisata makanan halal inilah Malaysia memiliki keunggulan dari persaingan, juga dapat memajukan citra terhadap persahabatan Muslim (Muslim Friendly) terkhusus kepada negara-negara Timur Tengah yang ada.25 Selain itu, dengan adanya halal

food-tourism ini Malaysia menjadi salah satu dari tiga destinasi teratas, dan diketahui dengan adanya halal food-tourism ini, yang pada tahun 2011 Malaysia mampu membuat 3,6 juta turis dari negara

Muslim berkunjung ke Malaysia, yang diantaranya Indonesia, Brunei, dan negara-negara Timur Tengah yang ada.26

3.1.3 Sertifikasi Makanan Halal Melalui Institusi Negara

Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang memiliki mayoritas masyarakat Muslim. Dengan kedaan masyarakat yang bermayoritaskan Muslim, maka kedua negara harus memperhatikan segala asapek yang berkenaan dengan hal tersebut, salah satunya adalah dengan memperhatikan kondisi pangannya. Maka dari itu, diantara Indonesia dan Malaysia memiliki institusi yang memperhatikan aspek pangan berdasarkan halal atau tidaknya sebuah makanan. Di negara Indonesia terdapat institusi yang mensertifikasi halal tersebut, yakni melalui Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Komestika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Sedangkan dalam Malaysia sendiri memiliki institusi yang

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) yang menauangi mengenai halal atau tidaknya

makanan. Adapun penjelasannya mengenai institusi halal di Indonesia dan Malaysia, antara lain:

1) Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Komestika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

24 Salaam Gateway, “Halal Industry Hopes the Benefits from JAKIM’s New ISO Accreditation Will Filter

Down,” HDC (Halal Development Corporation), 2020, https://www.hdcglobal.com/2020/10/halal-industry-hopes-the-benefits-from-jakims-new-iso-accreditation-will-filter-down/. Diakses pada 16 Desember 2020, pukul 6.51 WIB

25 Dini Dwi Ginanda, “Analisis Komparasi Strategi Gastrodiplomacy Malaysia Dan Indonesia Pada Tahun

2006 – 2017,” UII Yogyakarta (Universitas Islam Indonesia, 2019). P. 24

26 UNWTO, “Global Report on Food Tourism : Halal Food & Muslim Tourism” (Madrid, Spain, 2012),

(14)

Institusi ini di dirikan pada 6 Januar 1989 atas dasar mandat yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat berperan aktif dalam meredakan kasau lemak babi yang terjadi pada tahun 1988. Untuk memperkuat posisi ini, LPPOM MUI menandatangani Nota Kesepakatan Kerjasama antara Departemen Agama, Departemen Kesehatan dan MUI pada tahun 1996. Seetelah itu pada tahun 2001 Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 518 dan 519 hadir untuk memperkuat MUI sebagai lembaga sertifikasi halal, serta melakukan pemeriksaan, penetapan fatwa, serta menerbitkan sertifikat halal.27

Pada Tahun 2017 dan 2018 LPPOM MUI memperoleh Sertifikat Akreditasi SNI ISO / IEC 17025 : 2008 untuk Laboratorium Halal dan SNI ISO / IEC 17065 : 2012 dan DPLS 21 untuk Lembaga Sertifikasi Halal dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Standarisasi ini tidak hanya diakui di Indonesia, namun juga diakui oleh Badan Akreditasi Uni Emirat Arab atau ESMA. Pada tahun 2019 LPPOM MUI, bekerja sama dengan berbagai pihak, yang telah membangun dan meresmikan laboratorium halal di kawasan Deltamas, Cikarang Jawa Barat. Sistem sertifikasi dan sistem jaminan halal yang dirancang serta diimplementasikan oleh LPPOM MUI telah pula diakui bahkan juga diadopsi oleh lembaga-lembaga sertifikasi halal luar negeri, yang kini mencapai 45 lembaga dari 26 negara.28

2) Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM)

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) merupakan institusi Malaysia yang berkaitan dengan. Sebelum dikenal dengan sebutan JAKIM, institusi ini telah mengalami tiga kali perubahan, sampai akhirnya di sebut dengan JAKIM. Institusi ini berawal dengan nama Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia (MKI), didirikan pada tahun 1968-1973, kemudian berganti menjadi Bahagian Ugama Jabatan Perdana Menteri pada tahun 1974-1983, kemudian Bahagian Hal Ehwal Islam (BAHEIS) pada tahun 1984-1996, dan terakhir terbentuklah badan institusi yang yang

27 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Komestika Majelis Ulama Indonesia, “Sejarah LPPOM

MUI,” halalmui.org, 2020, https://www.halalmui.org/mui14/main/page/sejarah-lppom-mui. Diakses pada 2 Januari 2021, pukul 14.55 WIB

28 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Komestika Majelis Ulama Indonesia. Diakses pada 2 Januari

(15)

di sebut dengan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM).29 JAKIM ini memeliki tiga fungsi penting yang diantaranya menyusun dan mestandardisasikan hukum Islam, sebagai koordinator dalam administrasi Islam, dan mengkoordinasikan dan mengembangankan Pendidikan Islam.30 Pada fungsi yang pertama adalah untuk menyusun serta menstandarisasikan hukum Islam, yang dimana salah satunya ialah dengan menstarisasikan makanan halal.

Dalam menstandarisasikan makanan, JAKIM membuat beberapa ketetapan terhadap badan sertifikasi lain, dimana badan Sertifikasi harus:

- Merupakan perusahaan yang telah diakui dan terdaftar di negara tersebut. - Memiliki keanggotaan tetap termasuk keahlian syariah.

- Melibatkan ahli teknis / ilmuwan makanan.

- Menyetujui untuk mematuhi persyaratan sertifikasi Halal atau persyaratan lain yang direkomendasikan atau disetujui oleh JAKIM.

- Menyetujui untuk mengizinkan petugas dari JAKIM melakukan audit atas organisasinya kapan saja.31

Dalam memastikan daging itu halal, pihak JAKIM dan Department of Veterinary Services Malaysia (DVS) akan melakukan inspeksi / audit ke rumah potong hewan dan pabrik pengolahan daging. JAKIM akan memeriksa aspek kehalalan dan DVS akan memeriksa kesehatan hewan dan keamanan pangan. Dengan persetujuan dari kedua departemen, rumah potong hewan dan pabrik pengolahan akan terdaftar dalam daftar pabrik yang disetujui Malaysia. Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang diakui hanya akan berlaku setelah mendapat persetujuan dari otoritas Malaysia.

3.2 Rangkuman Pembahasan

29 JAKIM, “Sejarah Jakim,” islam.gov.my, 2016,

http://www.islam.gov.my/en/about-jakim/jakim-s-profile/history/. Diakses pada 3 Januari 2021, pukul 11.40 WIB

30 JAKIM, “Fungsi Jakim,” islam.gov.my, 2016, http://www.islam.gov.my/en/about-jakim/jakim-functions/.

Diakses pada 3 Januari 2021, pukul 13.47 WIB

31 Halal Malaysia Official Portal, “Procedures For Appointment of Foreign Halal Certification Bodies,”

halal.gov.my, 2020,

http://www.halal.gov.my/v4/index.php?data=bW9kdWxlcy9jZXJ0aWZ5X2JvZHk7Ozs7&utama=CB_PROC. Diakses pada 3 Januari 2021, pukul 14.25 WIB

(16)

Upaya gastrodiplomasi yang telah di lakukan antara Indonesia dan Malaysia, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan didalamnya. Indonesia dan Malaysia memilki jenis makanan dan institusi halal yang berbeda. Kemudian, penulis menggabungkan data yang diperoleh dari Malaysia dan Indonesia terkait upaya gastrodiplomacy kedua negara dilihat dari beberapa indikator yang sudah dibahas. Adapun perbandinganya :

Tabel 3.1 Komparasi Indonesia dan Malaysia dalam Menjadi Halal Friend Country

INDIKATOR INDONESIA MALAYSIA

Produk Makanan

- Rendang Indonesia Rendang Indonesia, makanan yang disajikan biasanya menggunakan

santan dalam

memasaknya, dan bahan pokoknya ialah daging kerbau dan diolah dengan menggunakan rempah-rempah

Rendang sendiri

berawal cabe, serei, merica, lada, cengkeh, bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, garam, kemiri, dan rempah-rempah yang lainnya. karena daging kerbau memilki daging yang kuat (keras), sehingga dapat dimasak dengan waktu yang lama. Bahan makanan

- Rendang Malaysia Rendang Malaysia,

makanan yang

disajikan dengan bahan dasar ayam, yang dimasak dengan waktu yang lebih singkat. Dalam pengentalan

bumbu rendang

Malaysia dicampurkan dengan kerisik yang merupakan kelapa parut yang disangrai, bukan dimasak dengan waktu yang lama serta api yang kecil. Warna rendang Malaysia lebih pucat dibadingkan

dengan rendang

Indonesia, dan

warnanya cokelat terang keemasan.

(17)

dimasak secara perlahan dengan waktu yang lama menggunakan api yang kecil, hingga warna rendang menjadi cokelat kehitaman. - Laksa Indonesia

Laksa di Indonesia memiliki berbagai macam varian. Laksa tersebut berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya, sehingga citra rasa yang diciptakan lebih bervariatif. Dalam

penggunaan bumbu

dapurnya memiliki

perbedaaa, yang

berpengaruh pada rasa kuah dari Laksa di masing-masing daerah. Bahan dasarnya terbuat dari mie, yang bersal dari campuran tepung beras dengan sedikit tepung terigu.

- Laksa Malaysia Laksa Penang (Asam

Laksa) yang

merupakan makanan

khas Malaysia

memiliki sebuah ciri tertentu. Bermula dari bentuk mienya yang

berwarna putih,

dengan teksturnya yang bulat serta sedikit tebal. Laksa Penang Malaysia dibuat dari bahan makanan yang berdasarkan kaldu ikan. Kuah kaldu ikan tersebut, terbuat dari telur, kemudian tulang ikan makarel yang direbus dengan daun serai, cabe dan asam. Kuah laksa Penang tidak terlalu kental dan memiliki rasa asam dan manis, yang

(18)

membuat laksa Penang semakin unik untuk dinikmati. Upaya Gastrodiplomasi "Diplomasi Rendang" - Rendang menjadi makanan terlezat di dunia versi CNN pada tahun 2011 dan 2017.

"Gastro-tourism"

- Membuat 3,6 juta turis dari negara Muslim

berkunjung ke

Malaysia, yang

diantaranya Indonesia, Brunei, dan negara-negara Timur Tengah. - Menurut Cressent

Rating melalui Global Muslim Travel Index

(GMTI) pada tahun

2017, telah

menunjukkan bahwa Malaysia merupakan negara yang memiliki tingkat tertinggi diantara negara-negara lainnya. Negara-negara tersebut diantaranya, Uni Emirates Arab, Indonesia, Turki, Saudi Arabia, Qatar, Maroko, Bahrain, Oman, dan lainnya.

(19)

"Festival Indonesia" - 6.000 pengunjung datang menghadiri festival. - Menmbuat persetujuan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di bulan Maret 2019.

"Kitchen for the World"

- Membuka restoran baru di luar negeri - Memperluas restoran

yang sudah ada atau dalam membuka cabang baru, dan - Memperluas waralaba makanan local Malaysia secara internasional. - Mengundang 24,7 juta turis. Institusi Sertifikasi Halal

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Komestika

Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

- Memahami persyaratan sertifikasi halal dan mengikuti pelatihan Sistem Jaminan Halal (SJH) - Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) - Menyiapkan dokumen sertifikasi halal. - Melakukan pendaftaran sertifikasi halal (upload data)

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM)

- Merupakan perusahaan yang telah diakui dan terdaftar di negara tersebut.

- Memiliki keanggotaan

tetap termasuk

keahlian syariah. - Melibatkan ahli teknis

/ ilmuwan makanan. - Menyetujui untuk

mematuhi persyaratan sertifikasi Halal atau persyaratan lain yang direkomendasikan atau disetujui oleh JAKIM.

(20)

- Melakukan monitoring

pre audit dan

pembayaran akad sertifikasi. - Pelaksanaan audit - Melakukan monitoring pasca audit. - Menyetujui untuk mengizinkan petugas dari JAKIM

melakukan audit atas organisasinya kapan saja.

G. Daftar Isi

Adam, M.F. Rizal, Muhammad Iqbal, and Agus Trihartono. “Gastrodiplomacy Jepang Di Indonesia Melalui Program Japan Halal Food Project.” E-SOSPOL, Universitas Jember,

Jember vol 4 (2017).

Ameillina, Nasya Ramadhini. “The Republic of Korea’s Gastrodiplomacy Implementation Towards Republic of Indonesia in Promoting Korean Traditional Food (2015-2016).”

President University. President University, 2017.

Djelantik, Sukawarsini. Diplomasi Antara Teori Dan Praktik. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Ginanda, Dini Dwi. “Analisis Komparasi Strategi Gastrodiplomacy Malaysia Dan Indonesia Pada Tahun 2006 – 2017.” UII Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia, 2019.

Halal Malaysia Official Portal. “Procedures For Appointment of Foreign Halal Certification

Bodies.” halal.gov.my, 2020.

http://www.halal.gov.my/v4/index.php?data=bW9kdWxlcy9jZXJ0aWZ5X2JvZHk7Ozs7& utama=CB_PROC.

JAKIM. “Fungsi Jakim.” islam.gov.my, 2016. http://www.islam.gov.my/en/about-jakim/jakim-functions/.

———. “Sejarah Jakim.” islam.gov.my, 2016. http://www.islam.gov.my/en/about-jakim/jakim-s-profile/history/.

(21)

LPPOM MUI.” halalmui.org, 2020. https://www.halalmui.org/mui14/main/page/sejarah-lppom-mui.

Marshal, Hafyz. “Ini Alasan Rendang Menjadi Makan Terenak Di Dunia.” SiaranIndonesia.com, 2017. https://www.google.com/amp/s/www.siaranindonesia.com/baca/20170630/ini-alasan-rendang-menjadi-makanan-terenak-di-dunia.

Nirwandy, Noor, and Ahmad Azran Awang. “Conceptualizing Public Diplomacy Social Convention Culinary: Engaging Gastro Diplomacy Warfare For Economic Branding.”

Procedia-Social and Behavioral Sciences, Universitas Teknologi MARA, Malaysia 130

(2014). https://doi.org/10.1016.

Nye, Joseph S., and Robert O Keohane. “Transnational Relations and World Politics : An Intrudaction.” International Organization, Cambridge vol 25 (1971): 329–49. https://doi.org/10.1017/ S0020818300026187.

Reid, Anthony, and Mochtar Pabotinggi. “Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 14550-1680.” In

Jilid 1: Tanah Di Bawah Angin, 1st ed. New Haven, London, and Jakarta: Pustaka Obor

Indonesia, 2014.

Rockower, Paul S. “Malaysia Jump on Gastrodiplomacy Bandwagon.” The Daily Beast, 2017. https://www.thedailybeast.com/malaysia-jumps-on-gastrodiplomacy-bandwagon.

———. “Projecting Taiwan :Taiwans Public Diplomacy Outreach 47.” Institute of International

Relations, National Chengci University, Taipei, Taiwan, 2011.

Roy, S.l. Diplomasi. Edited by Hermawati & Hermanto. Jakarta: Rajawali, 1991.

Rstaurant News. “Malaysia Kitchen for the World 2010 Campaign Launched to Promote Malaysian Restaurants and Cuisine in the New York Metro Area.” RestaurantNews.com, 2010. https://www.restaurantnews.com/malaysia-kitchen-for-the-world-2010-campaign-launched-to-promote-malaysian-restaurants-and-cuisine-in-the-new-york-metro-area/.

Salaam Gateway. “Halal Industry Hopes the Benefits from JAKIM’s New ISO Accreditation Will

Filter Down.” HDC (Halal Development Corporation), 2020.

https://www.hdcglobal.com/2020/10/halal-industry-hopes-the-benefits-from-jakims-new-iso-accreditation-will-filter-down/.

(22)

Sapuan, Kharisma Endah. “Strategi Pemerintah Indonesia Menggunakan Gastrodiplomacy Terhadap Australia (2004-2014).” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta, 2018.

Sinaga, Anatasia Claudia, and Rudi Skandar. “Gastrodiplomacy Turki Oleh Zahra Turkish Ice Cream Di Indonesia.” Indonesian Perspective, London School of Public Relation, Jakarta vol 4 No.1, no. Gastrodiplomacy (2019).

Syafitri, Hanifa. “Strategi Brand Image Indonesia Melalui Gastrodiplomacy Pada Tahun 2011-2018: Studi Kasus Kuliner Rendang.” Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2019.

Tim CNN Indonesia. “5 ‘kembaran’ Makanan Indonesia Yang Ada Di Malaysia.” CNN Indonesia, 2019. https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191122142130-262-450634/5-kembaran-makanan-indonesia-yang-ada-di-malaysia.

UNWTO. “Global Report on Food Tourism : Halal Food & Muslim Tourism.” Madrid, Spain, 2012. https://ww.unwto.org/archive/global/publication/unwto-am-report-vol-4-global-report-food-tourism.

Voi. “William Wongso’s Rendang Diplomacy Goes to Many Corners of the World.” Voi.id, 2020. https://voi.id/en/bernas/8028/diplomasi-rendang-william-wongso-ke-banyak-penjuru-dunia.

W.U., Chandra Eko, and Pramesi Lokaprasidha. “Prosiding Seminar Nasional Pariwisata ‘Pariwisata Dan Pembangunan.’” Digital Repository Universitas Jember. Edisi pert. Jember: Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata FISIP Universitas Jember, 2017.

Yudika, Claudia. “Strategi Gastrodiplomasi Korea Selatan Dalam Mendukung Kepentingan Nasional Tahun 2012-2016.” Universitas Lampung Bandar Lampung. Universitas Lampung Bandar Lampung, 2019.

Gambar

Gambar 1.2 Pemetaan Konsep Penelitian  D. Hasil Penelitian
Tabel 3.1 Komparasi Indonesia dan Malaysia dalam Menjadi Halal Friend Country

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, kegiatan melaut pada komunitas nelayan di Kelurahan Malabro membentuk suatu pola hubangan patron-klien yang terjadi antara juragan dengan

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan aturan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

• PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), entitas anak SSIA di bidang unit jasa konstruksi, dalam 9M2015 mencatat pendapatan sebesar Rp 2.745,3 miliar (termasuk pengerjaan proyek dari

Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun tanaman pada umur 7 Minggu Setelah Tanam (MST) menunjukkan bahwa pemberian kompos yang berbeda berpengaruh tidak nyata

HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 179 eskalasi dan degradasi motivasi belajar Nahwu, kemudian memilih data berdasarkan subtema-subtema yang

Kebersihan Kota Bandung pada seluruh masyarakat khususnya dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Coblong tentang pengelolaan sampah pada dasarnya telah

Negeri Pembina Singaraja setelah dianalisis dan diamati oleh peneliti terkait tingkat masa perkembangan menurut teori perkembangan seni rupa Vicktor Lowenfield,

Peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa diplomasi publik adalah diplomasi yang dilancarkan oleh tokoh atau kelompok masyarakat atau aktor non negara lainnya, dimana