• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN ANAK USIA TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI SIDOMULYO 04 UNGARAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN ANAK USIA TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI SIDOMULYO 04 UNGARAN TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN ANAK USIA 10-12 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE

PADA SISWI SD NEGERI SIDOMULYO 04 UNGARAN TIMUR Ida Nilawati*), Purbowati, S.Gz., M.Gizi**), Puji Pranowowati, SKM., M.Kes***)

*) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Ilmu Gizi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Menarche merupakan peristiwa ketika seorang anak perempuan mengalami haid atau

datang bulan yang pertama kali. Remaja putri yang akan mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental yang baik. Narasumber yang dapat mempersiapkan seorang remaja putri dalam menghadapi menarche, salah satunya orang tua. Anak pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan keluarga terutama dengan orang yang paling dekat dengannya yaitu orang tua termasuk ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan rancangan cross

sectional. Populasi penelitian siswi kelas 4,5 dan 6 berumur 10-12 tahun sebanyak 64.Teknik

pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi siswi yang belum mengalami menarche yaitu sebanyak 52 siswi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data yang didapatkan dianalisa dengan menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi square.

Hasil penelitian peran orang tua kepada anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche dalam kategori kurang baik (63,5%). Sebagian besar kesiapan anak usia 10-12

tahun dalam menghadapi menarche dalam kategori siap (67,3%). Ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur (p value= 0,044).

Siswi hendaknya lebih aktif menggali informasi yang berkaitan dengan menarche melalui buku, literatur, tenaga kesehatan serta internet. Orang tua aktif memberikan informasi tentang tanda dan gejala, cara menggunakan pembalut dan cara menangani nyeri.

(2)

ABSTRACT

Menarche is a phase when a girl has a period or menstruation for the first time. A teenager who will experience menarche requires good mental readiness. The sources who can prepare a young woman to face menarche one the parents. A child has the first communication interaction within the family, especially with the closest pearson, namely the parents including mother. The researcher’s goal was to determine the relationship between the role of parents with the readiness of teenagers aged 10-12 years old in facing menarche in female students at Sidomulyo 04 Elementary School East Ungaran.

This study was a descriptive correlational with cross-sectional design. The study population was the female students of 4th, 5th and 6th grade aged 10-12 years old as many as 64. The sampling technique is purposive sampling with inclusion criteria menarche girls who have not experienced as many as 52 students. Data collecting used questionnaires. The data obtained were analyzed using frequency distribution and chi square test.

The result of research showed that the role of parents to teenagers aged 10-12 years in facing menarche was in less good category (63,5%). Most of the readiness of children aged 10-12 years old in facing menarche was in ready category (67,3%). There was a relationship between the role of parents with the readiness of teenagers aged 10-12 years old in facing menarche in female students at Sidomulyo 04 Elementary School East Ungaran (p value = 0,044).

Schoolgirl should more actively explore information related to menarche through books, literature, health care workers and the internet. Parents actively provide information about signs and symptoms, how to use the pads and how to deal with pain.

Keywords: The role of parents, readiness, menarche

PENDAHULUAN Latar Belakang

Usia remaja mengalami perubahan penting terhadap organ reproduksi yang menandakan mulai berfungsinya organ reproduksi tersebut. Menarche menjadi saat-saat yang mendebarkan bagi remaja putri karena baru pertama mengalaminya.

Menarche merupakan peristiwa ketika

seorang anak perempuan mengalami haid atau datang bulan yang pertama kali.

Menarche adalah perdarahan pertama dari

uterus yang terjadi pada seorang wanita (Wiknjosastro, 2005).

Usia remaja putri pada waktu pertama kalinya mendapatkan menarche yaitu antara umur 10-16 tahun (Hanafiah, 2004). Ada pula remaja putri yang lebih cepat mengalami menstruasi yaitu sekitar usia 9 tahun (Mikrajuddi, Saktiyono dan Lutfi, 2007).

Remaja putri yang akan mengalami

menarche membutuhkan kesiapan mental

yang baik (Nagar & Aimol, 2010). Perubahan yang terjadi pada saat menarche menyebabkan remaja putri menjadi canggung. Oleh karena itu remaja putri perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku. Penyesuaian tersebut tidak dapat dilakukan dengan mulus, terutama jika tidak ada dukungan dari orang tua (Sarwono, 2008).

Hasil wawancara dengan seorang guru kelas VI dimana sudah pernah terjadi seorang siswi yang tidak siap dalam menghadapi menarche, yaitu ketika terjadi menstruasi yang pertama ia tidak membawa pembalut sehingga darah sampai menembus ke pakaian. Akhirnya siswi tersebut harus pulang untuk berganti pakaian akan tetapi tidak kembali melanjutkan pelajaran karena merasa malu. Hal tersebut merugikan siswi itu sendiri

(3)

karena tertinggal materi pelajaran yang sedang diberikan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur pada tanggal 22 September 2014, diperoleh data sekolah tersebut dibagi menjadi kelas A dan kelas B dimana jumlah siswa kelas 4, 5 dan 6 sebanyak 170 siswa, sedangkan jumlah siswa putri yang belum mengalami menarche

sebanyak 75 siswa dengan rincian kelas 4 sebanyak 32 orang, kelas 5 sebanyak 26 orang dan kelas 6 sebanyak 17 orang. Hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner sederhana untuk mengukur peran ibu dan kesiapan menghadapi

menarche yang dilakukan terhadap 10

siswi putri yang belum mengalami

menarche diperoleh 6 siswi (60,0%)

menyatakan tidak siap menghadapi nyeri, belum menyiapkan pembalut dan takut membersihkan alat kelamin ketika mengalami menstruasi di mana 4 siswi mendapat informasi dari ibu menstruasi adalah wajar bagi seorang wanita, menstruasi adalah tanda wanita menuju dewasa, nyeri yang dialami tidak lama dan 2 orang tidak mendapat informasi dari ibu menstruasi adalah wajar bagi seorang wanita.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah, “Adakah hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur?”

Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola

pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Bagi remaja putri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi tambahan informasi untuk meningkatkan kesiapan yang mempengaruhi siswi dalam menghadapi menarche.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan secara cross

sectional yaitu tiap subjek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur pada tanggal 30-31 Januari 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur kelas 4, 5 dan 6 berumur 10-12 tahun sebanyak 64 siswi.

Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/ masalah dalam penelitian). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi usia 10-12 tahun. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan diperoleh jumlah sampel sebanyak 52 siswi.

Pengumpulan Data

Data primer pada penelitian ini adalah hasil kuesioner peran orang tua dan kesiapan dalam menghadapi menarche.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini yaitu, data jumlah siswi kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri Sidomulyo 04

(4)

Ungaran Timur dan data orang tua yaitu umur dan pendidikan.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel peran orang tua dan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche.

Analisis Data

Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel peran ibu dan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur. Analisis bivariat dalam penelitian ini diolah menggunakan program pengolahan data Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 17.0 dengan uji chi square.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Gambaran Peran Orang Tua kepada Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua kepada Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche Peran orang tua Frekuensi (f) Persentase (%) Kurang baik 33 63,5 Baik 19 36,5 Jumlah 52 100,0

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa peran orang tua kepada anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche

sebagian besar kategori kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (63,5%).

Gambaran Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche Kesiapan Menghadapi Menarche Frekuensi (f) Persentase (%) Tidak siap 17 32,7 Siap 35 67,3 Total 52 100,0

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori siap yaitu sebanyak 35 anak (67,3%).

Analisis Bivariat

Tabel 3.

Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur Peran orang tua Kesiapan menghadapi menarche χ 2 p-value Tidak

siap Siap Total

f % f % f % Kurang baik 7 21,2 26 78,8 33 100,0 4,076 0,044 Baik 10 52,6 9 47,4 19 100,0 Jumlah 17 32,7 35 67,3 52 100,0

Hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,044 (α < 0,05) menunjukkan ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur.

(5)

PEMBAHASAN Analisa Univariat

Gambaran Peran Orang Tua kepada Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua kepada anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi menarche

kategori kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (63,5%). Hal ini disebabkan oleh orang tua siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur dengan peran dalam menghadapi menarche kategori kurang baik sebanyak 33 orang dimana dengan umur 36-45 tahun sebanyak 3 orang (9,1%) dan yang berumur 25-35 tahun sebanyak 30 orang (90,9%). Hal tersebut menunjukkan sebagian besar orang tua siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur dengan peran dalam menghadapi

menarche kategori kurang baik berumur

26-35 tahun.

Orang tua responden pada kategori dewasa, umumnya mempunyai pengetahuan tentang merawat anak yang baik termasuk menghadapi pertumbuhan dan perkembangan pada remaja putri mereka. Pengalaman pribadi mereka yang ditambah dengan informasi yang diperoleh baik dari pengalaman orang lain maupun tenaga kesehatan seperti bidan.

Peran orang tua kepada anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi menarche kurang baik (63,5%) ditunjukkan dengan responden yang menjawab tidak pada pernyataan orang tua memberikan informasi tentang cara memilih pembalut yang baik (50,0%) dan orang tua mengajarkan cara mengatasi sakit ketika menstruasi misalnya dengan kompres air hangat (57,5%).

Peranan orang tua menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga kelompok dan masyarakat (Effendy, 2010). Beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi peran orang tua kurang baik dalam menghadapi menarche yaitu tidak memberikan informasi tentang cara memilih pembalut yang baik dan tidak mengajarkan mengajarkan cara mengatasi sakit ketika menstruasi dengan kompres air hangat diantaranya faktor umur orang tua.

Responden juga mengatakan bahwa orang tua mereka siap membantu ketika mengalami sakit saat menstruasi. Orang tua mengetahui bahwa menstruasi pertama bagi seorang remaja putri merupakan sebuah kejadian yang membuatnya butuh perhatian, bantuan dan bimbingan orang-orang yang lebih tua usianya.

Gambaran Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi menarche kategori siap yaitu sebanyak 35 orang (67,3%). Pada kategori siap ini dipengaruhi oleh sumber informasi. Sumber informasi merupakan sumber-sumber yang dapat memberikan informasi tentang menarche kepada siswi. Sumber informasi yang diterima siswi dapat diperoleh dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswi) mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya.

Responden siap dalam menghadapi

menarche yaitu pada aspek pemahaman

(34,6%) yang ditunjukkan dengan menjawab ya mengetahui tentang menstruasi dari pengalaman orang-orang terdekat saya (75,0%). Sebagian responden mengetahui tentang menstruasi dari teman sebayanya, kakak perempuan dan ibu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi menarche kategori tidak siap yaitu sebanyak 17 anak (32,7%). Faktor yang mempengaruhi siswi tidak siap adalah pengetahuan tentang menarche. Remaja belum mendapatkan pengetahuan dan informasi yang benar tentang menstruasi sehingga memiliki informasi yang salah tentang menstruasi, bahkan

(6)

cenderung mengaitkan menstruasi dengan sesuatu yang negatif. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk menerima menarche (Budiati & Apriastuti, 2012).

Pengetahuan yang baik tentang

menarche akan mempengaruhi kesiapan

remaja putri dalam menghadapi menarche. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2008) Hubungan pengetahuan dan sikap murid SD kelas VI dengan kesiapan menghadapi

menarche di Kecamatan Kota Barat Kota

Gorontalo, didapatkan hasil p-value

=0,000 (α = 0,05).

Kesiapan anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi menarche aspek kesediaan sebagian besar kategori tidak siap (48,1%) yang ditunjukkan dengan mereka yang menjawab tidak pada pernyataan sudah mempersiapkan pembalut jika menstruasi datang (76,9%), bisa memakai pembalut sendiri (75,0%), takut membersihkan alat kelamin ketika menstruasi datang (53,8%) dan sudah menyediakan pakaian baru setiap keluar rumah jika menstruasi (63,5%).

Analisis Bivariat

Hubungan Peran Orang Tua dan Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche

Responden menyatakan bahwa orang tua tidak memberikan informasi tentang cara memilih pembalut yang baik dan tidak mengajarkan cara mengatasi sakit ketika menstruasi misalnya dengan kompres air hangat, namun mereka mengetahui tentang menstruasi dari pengalaman orang-orang terdekat, memahami bahwa menstruasi merupakan tanda seorang anak perempuan sudah dewasa dan akan tetap makan makanan yang bergizi selama menstruasi. Peran orang tua kategori kurang dengan siswi siap menghadapi menarche didukung oleh pengetahuan mereka yang baik tentang menarche.

Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan diri maupun dorongan sikap dan perilaku

setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Semakin banyak informasi yang didapat seseorang maka akan semakin baik pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan yang diperoleh remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi persepsi remaja tentang menarche. Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang

menarche positif, maka hal ini akan

berpengaruh pada kesiapan remaja dalam menghadapi menarche (Fajri & Khairani, 2010).

Hasil analisis data menunjukkan pula bahwa peran orang tua dengan kesiapan anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi

menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur, diperoleh hasil peran orang tua kategori kurang sehingga siswi tidak siap menghadapi

menarche yaitu sebanyak 7 anak (21,2%).

Siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur menyatakan bahwa orang tua tidak memberikan informasi tentang cara memilih pembalut yang baik dan tidak mengajarkan cara mengatasi sakit ketika menstruasi misalnya dengan kompres air hangat, sehingga mereka tidak mengetahui tanda-tanda datangnya menstruasi.

Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai dan tentram. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher & Noorkasiani, 2009).

Hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,044 lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak umur 10-12 tahun dalam menghadapi

menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur.

(7)

Remaja putri yang akan mengalami

menarche membutuhkan kesiapan mental

yang baik (Nagar & Aimol, 2010). Perubahan yang terjadi pada saat menarche menyebabkan remaja putri menjadi canggung. Oleh karena itu remaja putri perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku. Penyesuaian tersebut tidak dapat dilakukan dengan mulus, terutama jika tidak ada dukungan dari orang tua (Sarwono, 2008).

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya meneliti peran orang tua dari sudut pandang anak. Sebaiknya peneliti meneliti dari sudut pandang kedua belah pihak, sudut pandang orang tua dari anak dan juga dari pengakuan orang tua sendiri.

KESIMPULAN

Peran orang tua kepada anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (63,5%).

Kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebagian besar kategori siap yaitu sebanyak 35 orang (67,3%).

Ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche pada siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur, dengan p value sebesar 0,044 (α = 0,05).

SARAN

Sekolah hendaknya bekerjasama dengan Puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pada kelas 4, 5 dan 6 agar siswi siap ketika mengalami perubahan pada organ reproduksinya.

Siswi hendaknya lebih aktif menggali informasi yang berkaitan dengan menarche

melalui buku-buku atau literatur-literatur, tenaga kesehatan yang berkompeten serta media informasi seperti internet.

Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kesiapan anak usia 10-12 tahun dalam menghadapi

menarche seperti pengetahuan dan sumber

informasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Effendy, 2010. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta. EGC.

[2] Hanafiah, 2004. Haiddan Siklusnya. Dalam: Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T., eds. Ilmu Kandungan Ed 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo [3] Nagar dan Aimol, 2010. Knowledge

of Adolescent Girls Regarding Menstruation in Tribal Areas of Meghalaya. Journal. Vol. 8. No. 1.

India : Department of Human Development. College of Home Science.

[4] Notoatmodjo, 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : Rineka

Cipta

[5] Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

[6] Setiawan dan Saryono, 2010. Metodologi Penelitian kebidanan. Nuha. Medika. Jakarta

[7] Supartini, 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Retrived

Desember 5, 2014, from

http://books.google.co.id/books?id=-IEgphlP8E8C&printsec=frontcover#v =onepage&q&f=false

[8] Suryani dan Widyasih, 2008.

Psikologi Ibu dan Anak. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Fitramaya.

[9] Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Q4 Does Just Noticeable Differs mediate between role of sales person, self control mechanism and product stimuli to attitude to trade in.. Q5 Does self control mechanism, and role

memerintahkan panitera Pengadilan Agama Mungkid untuk mengirimkan salinan putusan sesuai dengan ketentuan yang ada. 4) Membebankan biaya Perkara kepada Penggugat. 50 Tahun

Meskipun menjadikan anak-anak sebagai saksi dalam kasus perceraian tidak dilarang, tetapi sebagai hakim beliau tidak setuju, karena bisa dijadikan saksi tidak

Pendaftaran tanah di Indonesia bertujuan memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak suatu tanah yang dimilikinya yaitu dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat

1) Sampah cair yang berasal dari air cucian, air sabun, minyak goreng, air seni. Selain itu sampah cair juga dapat berasal dari buangan industri, pabrik,

PENGARUH EKSTRAK KULIT SINGKONG PAHIT ( Manihot glaziovii M.A) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes aegypti.. Fithria Ayu Safira, 1 Sayono 1 Risyandi

Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih dengan pemberian makna, pengiriman pesan,.. penerimaan pesan berupa lambang atau simbol yang

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008