• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN ANAK TERHADAP LINGKUNGAN DI PAUD GAJAH WONG, BALEREJO, MUJAMUJU, UMBULHARJO, DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) DALAM MENUMBUHKAN KEPEDULIAN ANAK TERHADAP LINGKUNGAN DI PAUD GAJAH WONG, BALEREJO, MUJAMUJU, UMBULHARJO, DIY"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) DALAM

MENUMBUHKAN KEPEDULIAN ANAK TERHADAP LINGKUNGAN DI

PAUD GAJAH WONG, BALEREJO, MUJAMUJU, UMBULHARJO, DIY

THE IMPLEMENTATION OF REDUCE, REUSE, RECYCLE (3R) IN GROWING CONCERN CHILDREN ON THE ENVIROMENT IN PAUD GAJAH WONG, BALEREJO, MUJAMUJU, UMBULHARJO, DIY.

Oleh: feri subekti, universitas negeri yogyakarta, feri15subekti@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Bagaimana implementasi Reduce, Reuse, Recycle

(3R); (2) Bagaimana dampak implementasi Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam menumbuhkan kepedulian anak

terhadap lingkungan di PAUD Gajah Wong; (3) Faktor pendukung dan penghambat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dengan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Implementasi Reduce, Reuse dan Recycle (3R) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. (2) Dampaknya yaitu peserta didik mengerti bahwa barang bekas bisa digunakan kembali, peserta didik menjadi kreatif, peserta didik terbiasa untuk tidak bergaya hidup konsumtif. (3) Faktor pendukungnya yaitu banyaknya sumber bahan media pembelajaran, mudahnya untuk mengakses, sedangkan faktor penghambatnya yaitu sulit mendapatkan ide, ketelatenan orang tua untuk mengajari anaknya.

Kata Kunci : Implementasi Reduce, Reuse, Recycle (3R), Menumbuhkan Kepedulian Anak Terhadap Lingkungan.

Abstract

This research attempts to described: ( 1) how the implementation of Reduce , Reuse , Recycle ( 3R); ( 2 ) how impacts the implementation of Reduce , Reuse , Recycle ( 3R ) in growing concern children on the environment in PAUD Gajah Wong; ( 3 ) by factors in support and inhibitors. The research uses a qualitative approach with the methods descriptive . A method of the the data used was observation , interview, and study documents .Technique analysis the data used was reduction data , display data , and the withdrawal of conclusion .Technique the validity of the data with trianggulasi source . Research results show that the: 1 The implementation of Reduce , Reuse and Recycle ( 3R ) done through three stages , namely: the planning stage , phase of implementation and evaluation stage. 2 The its impact namely learners understand that second-hand goods can be used again , learners to become creative , learners used to not consumptive stylish living. 3 The supporting factors is many media sources of learning materials , easy to access the information, while the bottleneck factor that is difficult to get an idea, patience parents to teach their children.

Keywords: The implementation of Reduce, Reuse, Recycle ( 3R ), children grow concern to the environment

PENDAHULUAN

Penduduk di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, hal itu menyebabkan jumlah penduduk terus mengalami peningkatan.

Jumlah atau pertumbuhan penduduk dapat diketahui melalui sensus yang dilakukan setiap 10 tahun sekali oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut BPS jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yaitu sebesar 237.641.326 jiwa sedangkan pada

(2)

tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia sebesar 194.754.808 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pertambahan jumlah penduduk di indonesai selama 10 tahun yaitu mencapai 42.886.518 jiwa.

Pertumbuhan penduduk sendiri mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari pertumbuhan penduduk sendiri yaitu negara mempunyai jumlah tenaga kerja yang lebih untuk melakukan kegiatan yang dapat menunjang perekonomian negara. Namun, selain itu pertumbuhan penduduk sendiri juga menimbulkan masalah yang kompleks yaitu seperti masalah kemiskinan, pengangguran, pembangunan dan berbagai masalah lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat sebagai contoh yaitu penyempitan lahan pertanian, timbulnya lahan kritis, dan kerusakan hutan sebagai dampak dari adanya pembangunan. “Kerusakan hutan di Indonesia selama 50 tahun terakhir telah berkurang dari 162 juta hektar menjadi 98 juta hektar” (Kompas, 2015:21 Maret)

Semakin meningkatnya aktivitas manusia maka akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. “Setiap harinya, kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan menghasilkan sampah dalam volume yang cukup besar. Hal ini

disebabkan jumlah penduduk yang besar dan termasuk kategori kota yang besar” (Cecep, 2012:1). Selain empat kota diatas, sampah juga menjadi permasalahan dibeberapa kota di Indonesia tak terkecuali di Yogyakarta.

Besarnya sampah yang dihasilkan Yogyakarta sendiri dapat dilihat dari tempat pembuangan akhir. “Pada hari biasa volume sampah yang disetorkan ke TPA sebesar 240 ton per hari, namun jika pada hari libur jumlah sampah yang dihasilkan meningkat yaitu sekitar 300 ton per hari” (Republika.co.id, 2016: 10 Juli). Peningkatan jumlah sampah yang terjadi pada hari libur dikarenakan kunjungan wisatawan yang datang ke Yogyakarta semakin bertambah.

Konsep reduce, reuse, recycle sendiri merupakan cara yang paling efektif saat ini dalam menanggulangi masalah sampah karena sistem ini menyentuh akar permasalahan dari sampah tersebut yaitu dengan mengurangi sampah. “Idealnya dengan pengurangan sampah ini sudah dapat dimulai sejak dari awal sumbernya. Hal ini berhubungan langsung dengan peran serta masyarakat sebagai penghasil sampah itu sendiri” (Cecep, 2012:15-16).

Sehubungan dengan penanaman kepedulian akan lingkungan sejak dini, di Yogyakarta sendiri terdapat sebuah lembaga pendidikan yang dalam proses kegiatan

(3)

pembelajarannya mempunyai tujuan untuk menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan. Lembaga pendidikan tersebut merupakan lembaga pendidikan anak usia dini atau yang biasa disebut dengan PAUD Gajah Wong. Dalam pembelajarannya PAUD Gajah Wong yang menerapkan reduce, reuse, recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan. Penerapan sistem 3R ini dapat terlihat pada media pembelajaran yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan barang bekas/ sampah. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendidik PAUD Gajah wong reduce, reuse, recycle ini efektif untuk menanamkan kepedulian anak terhadap lingkungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Implementasi Reduce, Reuse, Recycle Dalam Menumbuhkan Kepedulian Anak Terhadap Lingkungan Di PAUD Gajah Wong, Balerejo, Mujamuju, Umbulharjo, DIY”.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini berada di PAUD Gajah Wong, Balerejo, Mujamuju,

Umbulharjo, DIY. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April- Mei 2017.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang bertindak memberikan informasi dalam penelitian ini antara lain:

1. Pendidik PAUD Gajah Wong yang berinisial HH dan IA.

2. Asisten Pendidik PAUD Gajah Wong yang berinisial SF.

3. Pengelola yang berinisial FHW.

4. Orang tua peserta didik yang berinisial AA, BT, dan SM.

Prosedur

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Semua data diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan obervasi di PAUD Gajah Wong. Selain itu, sumber data sekunder diperoleh melaluibuku, internet, dan jurnal. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih subyek penelitian sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

(4)

menilai kualitas data, dan membuat simpulan atas beberapa temuan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data selama dilapangan model Miles dan Huberman yang dilakukan melalui 3 tahap, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), Conclusion Drawing/ Verification.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Implementasi Reduce, Reuse dan Recycle (3R) Dalam Menumbuhkan Kepedulian Anak Terhadap Lingkungan di PAUD Gajah Wong.

Menurut Oxford Advance Learner’s Dictionary dalam Mulyasa (2008:93) dikemukakan bahwa implementasi adalah “put something into effect” yang berarti penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Seperti yang di jelaskan oleh Basuki (79:1993) yang mengungkapkan bahwa ada tiga langkah pokok dalam prosedur implementasi media pembelajaran yaitu (1) persiapan, (2) pelaksanaan (penyajian/ penerimaan), dan (3) tindak lanjut. Hal ini sejalan dengan implementasi reduce, reuse, recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan yang melalui tahap tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut penjelasannya:

a. Perencanaan

Menurut Arief (2006:100) proses perencanaan meliputi penyusunan tujuan, merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, menganalisis kebutuhan dan karakterisitik peserta didik, mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

Perencanaan yang dilakukan oleh PAUD Gajah Wong dalam implementasi reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan adalah dengan perumusan tujuan, penyusunan materi, menentukan bahan-bahan dan alat pembuatan media pembelajaran. Tujuan implementasi konsep reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan adalah berusaha untuk menstimulan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini melalui media pembelajaran yang memanfaatkan bahan atau barang bekas yang bisa ditemui di sekitar mereka sehingga dengan begitu diharapkan juga akan menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan, salah satunya yaitu mengurangi sampah-sampah yang ada di sekitar mereka dengan menjadikannya sebagai alat permainan.

(5)

Hal ini sejalan dengan pendapat Mayke S (2005) yang berpendapat bahwa tujuan media pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi kecerdasan dan membuat anak terlibat secara aktif dalam pembelajaran. selain itu juga sejalan dengan peran kegiatan reduce, reuse dan recycle dalam mengurangi sampah, hal ini dijelaskan dalam peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2012 konsep reduce, reuse, recycle merupakan segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah.

Untuk dapat mencapai tujuan itu maka langkah selanjutnya yaitu menyusun materi. Seperti yang dijelaskan olah Basuki (1993:88) setelah tujuan pengajaran dirumuskan, langkah berikutnya ialah memikirkan bagaimanakah caranya agar tujuan itu dapat dicapai atau bagaimanakah caranya supaya peserta didik memiliki kemampuan atau dapat melakukan ketrampilan yang diharapkan yaitu dengan penyusunan materi. Dalam penyusunan materi hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), RPP disusun dalam waktu tiga bulan sekali dengan menyesuaikan indikator pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. RPP dibuat sebagai acuan dalam

penentuan materi. Dalam penentuan atau penyusunan materi, peserta didik yang menentukan materi pembelajaran setelah mereka diberikan berbagai macam referensi seperti buku, tontonan atau berdiskusi dengan orang tua. Mereka memilih materi berdasarkan ide masing-masing yang kemudian akan dimusyawarahkan dengan peserta didik yang lain untuk mencapai kesepakatan materi mana yang akan dipelajari. Dari materi itulah pendidik bisa menentukan media pembelajaran yang akan digunakan, mulai dari bahan-bahan media pembelajaran dan alat yang digunakan. Bahan-bahan media yang digunakan untuk media pembelajaran berupa barang-barang bekas atau sampah dengan semua jenis sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik selama itu masih bisa digunakan, aman untuk digunakan, bersih dan sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik. Sedangkan alat yang digunakan juga menysuaikan dengan kebutuhan.

b. Pelaksanaan

Menurut Oemar (2009:273) berpendapat bahwa implementasi atau pelaksanaan merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

(6)

berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Pelaksanaan atau implementasi reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan yaitu terangkum dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di PAUD Gajah Wong dilakukan melalui tahap-tahap kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran/ penutupan. Kegiatan awal pembelajaran yaitu dimulai dari penyambutan anak di kelas, hal itu dilakukan supaya mereka merasa diterima di kelas itu. Lalu setelah itu peserta didik membentuk circle atau lingkaran yang tujuannya adalah untuk mengkondisikan peserta didik dengan cara bernyanyi dan bermain. Pada inti pembelajaran biasanya pendidik memberikan penjelasan materi atau penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peserta didik lalu setelah itu peserta didik akan melakukan kegiatan pembelajaran misalnya kegiatan di area, kegiatan berkebun berkebun daln lain-lain. Dibagian penutupan pembelajaran pendidik melakukan review dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Selain itu pada review juga peserta didik akan ditanya tentang

permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran, dengan tujuan jika ada permasalahan maka masalah itu akan diselesaikan dahulu supaya mereka pulang tidak membawa masalah. PAUD Gajah Wong menggunakan semua metode dalam pembelajaran, penggunaan metode ini disesuaikan dengan suasana dan kondisi peserta didik.

Dalam proses pembelajaran inti, implementasi reduce, reuse, dan recycle menggunakan barang bekas sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan atau implementasi reduce, reuse, dan recycle dilakukan pada proses pembelajaran yaitu pada bagian inti yang dapat berupa kegiatan pada area dan proyek. Pada proses pembelajaran itu peserta didik melakukan kegiatan permainan dengan menggunakan barang-barang bekas. Konsep reduce menurut Tharsya (2011) reduce artinya mengurangi bahan-bahan yang dapat menyebabkan penumpukan jumlah sampah. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap reduce dalam penanganan pengurangan sampah yaitu seperti menghindari pembelian sesuatu yang bisa menghasilkan banyak sampah misalnya membeli produk dalam bentuk sachet diganti dengan membeli produk dengan kemasan botol. Hal ini sejalan dengan kegiatan redcue yang dilakukan

(7)

oleh PAUD Gajah Wong yaitu pendidik menghimbau kepada peserta didik untuk membawa tempat makan sendiri, karena jika bekalnya lebih tidak usah dibungkus plastik cukup dimasukan saja ke tempat makan masing-masing. Karena penggunaan plastik dapat menyebabkan meningkatnya jumlah sampah.

Ruse berarti menggunakan kembali. Sedangkan menurut Tharsya (2011:8) reuse artinya menggunakan atau memakai kembali sampah yang sudah dipakai. Pemakaiannya itu bisa untuk fungsi yang sama atau fungsi yang berbeda. Kegiatan yang dilakukan oleh PAUD Gajah Wong dalam implementasi reuse sebagai media pembelajaran yaitu dengan memakai kembali barang-barang bekas seperti memakai kembali kertas HVS bekas untuk menggambar, memakai koran bekas untuk temple-tempel, memakai kardus bekas untuk membuat wayang-wayangan, memakai tutup botol bekas untuk membuat huruf alphabet.

Menurut Tharsya (2011:10) recycle artinya mengolah kembali sampah kita menjadi suatu benda yang berguna dan bisa dimanfaatkan. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa recycle adalah proses pengolahan sampah menjadi produk baru yang

bermanfaat. Implementasi konsep recycle sebagai media pembelajaran di PAUD Gajah Wong kurang diterapkan, hal ini dikarenakan untuk mengimplentasikan konsep tersebut memerlukan waktu yang lama dan melalui tahap-tahap yang cukup rumit sehingga kurang memungkinkan untuk dilakukan oleh peserta didik karena peserta didik merupakan anak usia dini yang kemampuannya masih terbatas. Hal ini sejalan dengan Tharsya (2011:10) yang menjelaskan bahwa kegiatan recycle biasanya memakan banyak waktu dan tenaga dibandingkan dengan kegiatan reuse. Kegiatan implementasi recycle yang dapat dilihat di PAUD Gajah Wong adalah membentuk hewan dinosurus dari kertas koran, membuat pupuk kompos dari daun-daun.

c. Evaluasi

Menurut Arif (2006:181) Penilaian atau evaluasi ini dimaksudkan untuk apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari dampak atau perubahan yang terjadi pada peserta didik.

Evaluasi dilakukan oleh pendidik di PAUD Gajah Wong kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan

(8)

yang dilakukan oleh peserta didik. Penilaian kepada peserta didik dilakukan dengan berpegang pada pedoman tumbuh kembang peserta didik. Setiap peserta didik dilihat perkembangannya satu-satu melalui kegiatan atau pekerjaan yang dilakukannya lalu penilaian tersebut

dituangkan dalam laporan

perkembangan peserta didik yang nantinya akan menjadi rapor yang berbentuk deskripsi. Laporan perkembangan peserta didik meliputi perkembangan dan belajar peserta didik dalam kegiatan di PAUD seperti perkembangan fisik, sosial emosi, bahasa, kognisi.

2. Dampak Implementasi Reduce, Reuse, Recycle (3R) Dalam

Menumbuhkan Kepedulian Anak Terhadap Lingkungan.

Dampak implementasi reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan di PAUD Gajah Wong. Berikut perubahan yang terlihat setelah peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan di PAUD Gajah Wong adalah peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan, peserta didik lebih

kreatif, peserta didik tidak bergaya hidup konsumtif dan hemat.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Reduce, Reuse, Recycle (3R) Dalam Menumbuhkan Kepedulian Anak Terhadap Lingkungan.

Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pendidikan pastilah suatu lembaga pendidikan menemui hal-hal yang mendukung program pendidikan sehingga program pendidikan tersebut berjalan dengan baik. Selain ada faktor pendukung tentunya ada faktor penghambat sebagai kendala dalam penyelenggaraan suatu program pendidikan. Faktor pendukung yang ada dalam implementasi reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan adalah banyaknya sumber bahan media, mudahnya mengakses informasi.

Sedangkan faktor penghambat dalam implementasi konsep reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan adalah sulit untuk mendapatkan ide, ketelatenan orang tua

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pelaksanaan atau implementasi konsep reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak

(9)

terhadap lingkungan untuk menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan di PAUD Gajah Wong dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Kegiatan yang dilakukan untuk mengimplementasi reduce dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan dapat dilihat pada tahap terakhir yaitu tahap akhir pembelajaran atau penutupan yang dilakukan dengan review terhadap peserta didik. Pada kegiatan inti pembelajaran implementasi reduce, reuse, dan recycle itu dilakukan. Implementasi konsep reduce di PAUD Gajah Wong dilakukan melalui kegiatan pengurangan penyebab sampah seperti contoh membawa tempat makan sendiri daripada menggunakan plastik untuk menaruh bekal. Implementasi reuse sebagai media pembelajaran di PAUD Gajah Wong dapat terlihat dari kegiatan seperti penggunaan kembali barang-barang bekas seperti kertas HVS bekas untuk menggambar, menggunakan kertas koran untuk tempel-tempel, menggunakan tutup botol bekas untuk membuat huruf alphabet. Implementasi recycle sebagai media pembelajaran yaitu melalui kegiatan membuat pupuk dari sampah organik seperti daun-daun,

membuat bentuk tiruan binatang dinosaurus dari kertas. Tahap evaluasi yang dilakukan dengan melihat berbagai perkembangan anak. Perkembangan anak yang dievaluasi adalah perkembangan pada aspek fisik yaitu motorik kasar dan motorik halus, perkembangan sosial emosional, perkembangan bahasa, perkembangan kognisi. Dampak dari implementasi Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan yaitu peserta didik mengerti bahwa barang bekas bisa digunakan kembali untuk dijadikan mainan sehingga mereka lebih peduli terhadap barang-barang bekas yang ada, peserta didik menjadi kreatif karena mereka membuat barang-barang dari barang-barang bekas atau sampah, peserta didik terbiasa untuk tidak bergaya hidup konsumtif karena mereka mampu membuat barang atau alat permainan mereka sendiri dari barang bekas yang bahannya bisa didiapatkan dari lingkungan sekitar. Faktor pendukung dari implementasi konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R) sebagai media pembelajaran anak usia dini yaitu banyaknya sumber bahan media pembelajaran itu sendiri seperti dari bank sampah, dari pendidik, dari peserta didik atau orang tua dan dari masyarakat

(10)

sekitar PAUD dan juga mudahnya untuk mengakses informasi sehingga membantu pendidik agar lebih kreatif

lagi dalam membuat media

pembelajaran menggunakan reduce, reuse dan recycle. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu sulit untuk mendapatkan ide untuk membuat media pembelajaran dari barang bekas, hal itu juga harus disesuaikan dengan indikator perkembangan peserta didik yang kemampuannya masih terbatas. Ketelatenan orang tua untuk mengajari anaknya juga salah satu faktor penghambat dalam implementasi konsep reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan

Saran

Melalui penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran terkait implementasi konsep reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan, sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

pembelajaran terkait dengan implementasi reduce, reuse dan recycle dalam menumbuhkan kepedulian anak terhadap lingkungan.

2. Memperbanyak sumber seperti buku sebagai referensi bagi pendidik untuk mencari ide yang

akan dilakukan dalam

pembelajaran.

3. Meningkatkan koordinasi antara pendidik dengan orang tua agar hasil belajar peserta didik lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat . (2010). Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik

http://nasional.kompas.com/read/2015/ 03/21/11422271/Sebelum.Huta

n.Menjadi.Kenagan diakses

pada 11 Desember 2016 jam 19.38

http://nasional.republika.co.id/berita/na sional/daerah/16/07/10/oa3bn z366-selamalebaran-volume-

sampah-yogyakarta-300-ton-per-hari diakses pada 10

desember 2016

Mayke S. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana

Indonesia

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sadiman, Arief. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Presada

Sucipto, Cecep. 2012. Teknologi Pengelolaan Daur Ulang Sampah.Gosyen Publishing: Yogyakarta.

Tharsya, Reiskyana. (2011). Mari Kita Melakukan 3R: Reduce,

(11)

Re-use, Recycle. Bandung: CV. Taman Belajar

Wibawa, Basuki. (1993). Media Pengajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Alkaloid semu yaitu basa tumbuhan yang mengandung nitrogen heterosiklik, memiliki aktifitas dan tidak mempunyai hubungan biosintesis dengan asam amino.. Alkaloid semu diturunkan

Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran (menggunakan media virtual PowToon dengan recitation method dan media konvensional) dan minat belajar (tinggi dan rendah)

Masih terkait dengan sifat sampel tadi, maka sehubungan hasil penelitian fenomena komunikasi interpersonal pada medium internet seperti yang berlangsung melalui berbagai

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap indikator kreativitas siswa dalam membentuk dan merawat hair piece untuk

Pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Sejalan dengan pengenalan terhadap sistem keseluruhan pada pneumatik, secara individu

Komunikasi non verbal merupakan media untuk mengekspresikan emosi dan juga informasi yang spesifik.Seperti yang dikatakan Morreale, Spitzberg dan barge bahwa “Manusia

Menurut Adrianus dan Yufiarti, tujuan pembelajaran outbound adalah untuk : (a) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa; (b) berekspresi sesuai dengan

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang dikatakan pelayan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan