ISU / FENOMENA MASALAH :
1. adanya perbedaan hasil penelitian tentang investasi teknologi informasi antara penelitian yang dilakukan Dos Santos, Peffers dan Mauer (1993) dengan penelitian A. Hovav dan J. D’Arcy (2003),
2. adanya ketidakkonsistenan data awal return saham dan abnormal return saham yang diperoleh perusahaan dengan yang seharusnya menurut teori.
TUJUAN PENELITIAN :
Untuk menganalisis perilaku harga saham terhadap pengumuman rencana perusahaan untuk melakukan investasi di bidang teknologi infoemasi. Untuk meraih tujuan ini, penulis melakukan pencarian di Harian Bisnis Indonesia dan melalui internet untuk artikel berita mengenai rencana perusahaan untuk melakukan investasi di teknologi informasi selama periode empat tahun 2002 hingga 2005.
TEORI UTAMA :
 Menurut Tharom (2002), secara harfiah teknologi informasi adalah bidang-bidang teknologi yang berhubungan dengan penyediaan dan penyebaran informasi.
 Menurut standar kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2003), Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
HIPOTESIS :
Ho1 : Tidak terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum,pada saat, dan sesudah pengumuman investasi TI secara signifikan.
Ha1 : Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman investasi TI secara signifikan.
HIPOTESIS :
Ho2 : Tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum, pada saat, dan sesudahpengumuman investasi TI terhadap kelompok industri yang terdaftar di BEJ
Ha2 : Terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman investasi TI terhadap kelompok industri yang
terdaftar di BEJ
Ho3 : Tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman investasi TI terhadap klasifikasi jenis investasi yang dilakukan perusahaan
VARIABEL :
 Variabel dependen dalam penelitian ini diproksikan oleh abnormal return disekitar periode pengumuman investasi TI
METODE PENELITIAN : Populasi dan Sampel
INTI HASIL DAN PEMBAHASAN :
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang telah go public yang terdaftar di BEJ dalam periode tahun 2002- 2005, yaitu terdapat jumlah sampel sebanyak 52 perusahaan. Untuk kategori berdasarkan jenis industrinya terdiri dari 17 perusahaan dari industri komunikasi, 15 perusahaan dari industri manufaktur, 15 perusahaan dari industri keuangan dan 5 perusahaan dari industri lainnya. Sedangkan pengelompokan pengumuman investasi TI berdasarkan klasifikasi jenis investasi terdiri dari 6 perusahaan melakukan investasi TI yang inovatif, 29 perusahaan melakukan invesati TI non inovatif, dan 17 perusahaan lainnya melakukan investasi dalam kategori unclassified
KESIMPULAN :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pasar terhadap pengumuman investasi TI yang dipublikasikan oleh perusahaan yang masuk dalam sample.
SARAN :
Walaupun periode estimasi dalam pasar modal telah diperpanjang menjadi 200hari, namun masih terbuka lebar bagi penelitian berikutnya untuk
memperluas penelitian ini dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, baik secara akademis maupun manajerial
.
ISU / Fenomena Masalah :
Citra pariwisata Indonesia sebagai tempat yang aman untuk dikunjungi sempat terpuruk akibat dari perubahan yang terjadi di luar konteks pariwisata antara lain : krisis moneter yang dilanjutkan dengan krisis ekonomi pada pertengahan 1997, gejala social politik yang datang bertubi-tubi di tahun 1998 dan disusul dengan bencana alam di berbagai tempat di indonesia. Konsekuensinya adalah banyak negara yang melarang warganya berkunjung ke Indonesia dengan alasan keamanan yang berakibat pada turunya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, meskipun demikian terjadi peningkatan lagi pada tahun-tahun berikutnya.
TUJUAN PENELITIAN :
Penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham perusahaan jasa perhotelan yang terdaftar di pasar modal Indonesia.
TEORI UTAMA :
Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, namun untuk melakukan penilaianan harga saham dengan baik diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit,
performance perusahaan dimasa yang akan datang dan kondisi ekonomi.
Secara umum ada dua pendekatan dalam menilai saham yaitu; the fundamental
approach dan the technical approach. Informasi yang diperlukan adalah
psikologis investor yang menekankan pada perilaku harga saham. Volume perdagangan dan capital gain.
VARIABEL :
METODE ANALISIS :
Populasi dan Sampel
INTI HASIL DAN PEMBAHASAN :
Sebelumnya perlu diketahui apakah model yang digunakan tersebut cukup reliabelsebagai dasar analisis dan apakah telah memenuhi asumsi klasik regresi yaitu: bebas dari multikolinearitas, heterokedaktisitas dan autokorelasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemodal atau investor akan bersedia membayar harga saham yang lebih tinggi bila jaminan keamanan atau nilai klaim atas asset bersih perusahaan semakin tinggi. Seperti diketahui bahwa BVS merupakanperbandingan antara nilai buku modal sendiri (saham) dengan jumlah lembar sahamberedar. Semakin tinggi nilainya maka tuntutan terhadap besarnya harga pasar saham tersebut juga semakin tinggi.
KESIMPULAN :
Berdasarkan pendekatan constant growth of dividend discount model maka faktor-faktoryang diduga mempengaruhi harga saham mencakup: return on asset, return on equity,earning per share, book value equity per share, debt to equity ratio, return saham, returnbebas risiko, beta saham dan return market. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum faktor-faktor di atas tidak dapat digunakan sepenuhnya untuk mengekspektasi variasi harga saham, tentu masih banyak faktor-faktor lain di luar pendekatan dividend ini yang masih bisa dieksplorasi lebih lanjut pada penelitian-penelitian berikutnya. Selanjutnya jika dikaji secara parsial yang berpengaruhsignifikan terhadap variasi harga saham adalah book value equity per share dan return onequity.
KETERBATASAN :
Keterbatasan dalam jurnal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik antara industri jasa perhotelan dengan industri manufaktur yang dijadikan objek oleh peneliti-peneliti sebelumnya
SARAN :
Sebaiknya tidak ada perbedaan karakteristik antara industry jasa perhotelan dengan industry manufaktur.
(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Di Kota Padang )
ISU / FENOMENA MASALAH :
Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Perilaku tidak etis merupakan isu yang relavan bagi profesi akuntan saat ini.
TUJUAN PENELITIAN :
Sebagai calon akuntan, mahasiswa perlu memahami etika profesi akuntan sejak dini dan juga dituntut untuk dapat bersikap secara profesional untuk membuktikan bahwa profesi akuntan merupakan profesi yang memiliki etika tinggi dan mampu bekerja tanpa berpihak untuk kepentingan salah satu pihak saja, namun untuk semua pihak yang berkepentingan.
TEORI UTAMA :
1. Menurut Arens et al.. ( 2006 ) dilema etis situasi yang dihadapi oleh seseorang
dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat
2. Menurut Keraf (1998) menyatakan bahwa etika secara harfiah berasal dari kata
Yunani, ethos (jamaknya ta etha) yang artinya sama dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik.
3. Menurut Munawir (2005) akuntan disebut sebagai suatu profesi karena telah
memenuhi lima prinsip karakteristik suatu profesi yaitu pengetahuan khususyang diperoleh melalui pendidikan formal, memiliki standar kualitatif profesi, status profesinya diakui oleh masyarakat, memiliki etik dan adanya organisasi nasional yang ditunjuk untuk meningkatkan tanggung jawab sosialnya.
4. Menurut Rae (2009) bahwa dilema etis adalah konflik kepentingan antara dua nilai atau lebih atau keuntungan yang digerakkan oleh kebijakan (virtue driven interest).
HIPOTESIS :
H1 : Terdapat perbedaan penerapan etika profesi akuntan antara 7 mahasiswa laki-laki dan perempuan di Kota Padang
H2 : Terdapat perbedaan penerapan etika profesi akuntan antara mahasiswa D3 dan S1 Akuntansi
VARIABEL :
variabel dependen dan variabel independen
METODE ANALISIS : Populasi dan Sampel
INTI HASIL DAN PEMBAHASAN : 4.1 Data Penelitian
4.2 Statistik Deskriptif
KESIMPULAN :
 Hasil Independent Sample T-test menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara penerapan etika profesi akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Sehingga disimpulkan bahwa penerapan etika profesi akuntan mahasiswa perempuan lebih baik daripada mahasiswa laki-laki pada kondisi kerja yang mengandung dilema etis.
 Hasil pengujian dengan Independent Sample T-test menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara penerapan etik profesi akuntan antara mahasiswa S1 Akuntansi dan D3 Akuntansi. Sehingga disimpulkan bahwa penerapan etika profesi akuntan lebih baik terdapat pada mahasiswa S1 Akuntansi daripada mahasiswa D3 Akuntansi pada kondisi kerja yang mengandung dilema etis
KETERBATASAN :
 Objek penelitian hanya mencakup pada mahasiswa akuntansi saja dan tidak melihat perbedaan penerapan etika profesional akuntan.
 Lingkup ini hanya berada di kota Padang sehingga akan lebih baik apabila diperluas ke Kota lainnya.
SARAN :
Mahasiswa Akuntansi hendaknya terus meningkatkan wawasan dan pengetahuannya mengenai kode etik akuntan, tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang telah diperoleh lewat perkuliahan di kampus. Hal ini berguna untuk menerapkannya dalam dunia kerja yang akan dihadapinya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum pendidikan akuntansi dalam upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Setidaknya, hasil ini akan dapat menjadi indikator mengenai bagaimana calon-calon akuntan tersebut akan berperilaku profesional di masa yang akan datang.
ISU / FENOMENA MASALAH :
Semenjak krisis ekonomi mulai menghantam Indonesia pada pertengahan tahun 1997, kinerja keuangan badan usaha menurun tajam bahkan diantaranya menderita kerugian. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi investor untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham, dan akan berdampak terhadap harga pasar saham di bursa. Krisis ekonomi juga menyebabkan melemahnya nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dimana pada awal tahun 1997 hanya berkisar Rp 2.500,- per-satu dollar Amerika meningkat menjadi Rp17.000,-. Melemahnya nilai rupiah memungkinkan beban hutang badan usaha semakin besar jika dinilai dengan rupiah; dan akhirnya akan berujung pada menurunnya profitabilitas badan usaha.
TUJUAN PENELITIAN :
o Mengetahui pengaruh profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika secara bersama-sama terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
o Mengatahui pengaruh profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika secara parsial terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
TEORI UTAMA :
 Menurut Jones (2000) Dengan demikian perubahan harga saham di pasar
modal dapat dipengaruhi oleh delapan faktor; yakni GDP, inflasi, tingkat pengangguran, suku bunga, nilai tukar, transaksi berjalan defisit anggaran dan kinerja badan usaha.
 Menurut Ebert dan Griffin (2000) GDP adalah nilai seluruh barang dan jasa
yang dihasilkan dalam satu tahun oleh perekonomian suatu bangsa dengan menggunakan faktor produksi domestik. Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia sangat menyakitkan bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak saja memberi dampak ekonomi namun juga non ekonomi. Krisis merupakan suatu situasi yang menggambarkan penurunan kondisi ekonomi yakni penurunan beberapa indikator ekonomi.
HIPOTESIS :
1. pengaruh profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika secara bersama-sama terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
2. pengaruh profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika secara parsial terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
VARIABEL :
variable dependen dan independen
METODE ANALISIS :
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode deskriptif
INTI HASIL DAN PEMBAHASAN :
Bila perubahan dari profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika adalah konstan maka harga saham akan turun dengan perubahan sebesar 53% yang ditunjukkan dari nilai konstanta. Demikian juga turunnya inflasi sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 0.838%, atau sebaliknya. Oleh karena itu secara parsial suku bunga atau nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham selama krisis ekonomi di Indonesia khususnya pada badan usaha sensitif.
KESIMPULAN :
1. Secara empiris terbukti bahwa profitabilitas,suku bunga, inflasi, dan nilai
tukar secara bersama-sama mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
2. Secara empiris terbukti bahwa suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham badan usaha selama krisis ekonomi di Indonesia.
KETERBATASAN :
Keterbatasan penelitian ini terletak pada penentuan sampel yang hanya pada badan usaha sensitif.
SARAN :
bagi penelitian selanjutnya Penentuan sample selanjutnya bisa digunakan semua badan usaha yang aktif di Bursa Efek Jakarta.