• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI NICKY PRATIWI YULIAYUARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI NICKY PRATIWI YULIAYUARI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

NICKY PRATIWI YULIAYUARI

FORMULASI KRIM TABIR SURYA

MENGANDUNG TITANIUM DIOKSIDA DAN

EPMS (ETIL p-METOKSISINAMAT) DENGAN

FASE MINYAK VCO (VIRGIN COCONUT OIL)

(Variasi Kadar VCO 15%, 17,5%, dan 20% Menggunakan Emulgator Asam

Stearat dan Trietanolamina)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FORMULASI KRIM TABIR SURYA

MENGANDUNG TITANIUM DIOKSIDA DAN EPMS (ETIL

p-METOKSISINAMAT) DENGAN FASE MINYAK VCO (VIRGIN

COCONUT OIL) (Variasi Kadar VCO 15%, 17,5%, dan 20% Menggunakan

Emulgator Asam Stearat dan Trietanolamina)” untuk memenuhi salah satu

persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1) Kedua orang tua saya, Setia Budhi dan Winarti Agustin serta kakak-kakak saya yaitu Ajeng Triana Rizkiawati, Iqbal Budhi Prasetyo, dan Amelia Setyawati serta keponakan saya Nindya Azzahra Fisabilillah yang telah memberikan semangat, dukungan, moral, dan materi secara langsung maupun tidak langsung serta doa yang tidak henti-hentinya diberikan selama menjalani kuliah di farmasi sampai detik ini dengan baik.

2) Ibu Dian Ermawati M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes, Apt selaku dosen pembimbing II dan Dosen Wali yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta tidak lupa memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, dan memberikan asuhan akademik, moral, dan nasihat selama menjalankan studi.

3) Ibu Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt dan Ibu Enggrid Juni Astuti M.Farm.,Apt selaku tim penguji yang telah dengan baik memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah dikerjakan kepada penulis. 4) Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu

(5)
(6)

vi

RINGKASAN

FORMULASI KRIM TABIR SURYA MENGANDUNG TITANIUM DIOKSIDA DAN EPMS (ETIL p-METOKSISINAMAT) DENGAN FASE

MINYAK VCO (VIRGIN COCONUT OIL)

(Variasi Kadar VCO 15%, 17,5%, dan 20% Mengunakan Emulgator Asam Stearat dan TEA)

NICKY PRATIWI YULIAYUARI

Matahari memancarkan radiasi ultra violet yang tidak dapat dirasakan atau diketahui keberadaannya oleh tubuh. Radiasi sinar ultra violet yang berasal dari matahari dibedakan menjadi sinar UV-A, UV-B, dan UV-C (Havas, 2008). Berbagai tipe UV ini dapat menimbulkan efek yang buruk bagi kulit manusia salah satunya dapat mengakibatkan kulit merah dan terbakar, merusak sel-sel kulit dan regenerasi sel-sel itu sendiri. Saat ini untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan tabir surya yang dapat melindungi kulit secara fisika maupun kimia atau yang dapat diartikan dengan kemampuan tabir surya untuk memantulkan maupun mengabsorbsi sinar UV. Sediaan yang banyak beredar di pasaran ialah tabir surya dengan bahan aktif tunggal sintesis. Sedangkan banyak bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya, salah satunya adalah EPMS (Etil p-metoksisinamat) yang merupakan hasil isolasi dari ekstrak kental rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dengan kandungan kimia golongan sinamat, konjugat tidak jenuh yaitu cincin aromatik, dan gugus karbonil pada bagian asam karboksilat (ester) yang berfungsi sebagai tabir surya pengeblok kimia. Sementara untuk tabir surya pengeblok fisika dapat digunakan TiO2 ( Titanium dioksida).

Bahan alam lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk sediaan tabir surya ialah VCO (Virgin coconut oil) yang memiliki kandungan asam laurat dan tokoferolnya yang berfungsi sebagai pelembab dan pelindung kulit alami. Untuk kemudahan penggunaan pada kulit maka EPMS dan TiO2 diformulasikan

dalam bentuk sediaan krim menggunakan VCO sebagai fase minyak dengan emulgator asam stearat dan TEA.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kadar VCO 15%, 17,5% dan 20% dengan bahan aktif TiO2 dan EPMS menggunakan asam

stearat & TEA sebagai emulgator dalam basis krim terhadap karakteristik fisika (organoleptis, viskositas, daya sebar dan homogenitas), kimia (uji pH), serta stabilitas (freeze thaw dan tiga suhu) sebagai sediaan krim tabir surya.

Pada penelitian ini dibuat sediaan dengan 4 macam formula yakni VCO 15%, 17,5% dan 20 % propilenglikol (4%), gliserin (8%), cera alba (1%), vaselin album (8%), asam stearat (10%), TEA (1,5%), BHT (0,1%), BHA (0,02%), Na-EDTA (0,1%), paraffin liquidum (10%), metil paraben (0,2%), dan propil paraben (0,02%). Dengan evaluasi sediaan meliputi uji karakteristik fisika (viskositas, daya sebar, homogenitas, dan oragnoleptis), uji karakteristik kimia (pH sediaan), dan uji stabilitas (metode freeze thaw dan 3 suhu)

Tahap awal setelah dibuat kristal EPMS dilakukan uji organoleptis dan uji titik leleh kristal EPMS. Dari hasil uji didapatkan kristal EPMS berwarna putih

(7)

vii

kekuningan, berbau khas kencur, dan berbentuk kristal jarum. Hasil pemeriksaan uji titik lebur kristal EPMS berada pada suhu 47°C, kemudian dilakukan uji tipe emulsi dengan metode pengenceran dengan aquadest dan metode pewarnaan dengan metilen biru untuk memastikan bahwa sediaan krim termasuk m/a. Hasil uji tipe emulsi yang menunjukkan bahwa sediaan krim tabir surya termasuk dalam krim tipe m/a, dapat dilihat pada saat krim diencerkan dengan aquadest krim dapat terlarut secara sempurna, selain itu dapat dilihat pula pada saat krim diberi metilen biru mengasilkan bintik-bintik biru pada fase air yang diamati dengan mikroskop.tahap kedua yakni pemeriksaan organoleptis. Krim tabir surya diperoleh formula 1 (15%) memiliki tekstur lembut dan sedikit encer, formula 2 (17,5%) memiliki tekstur lembut, formula 3 (20%) memiliki tekstur lembut dan sedikit padat, dan formula 4 (paraffin liquidum 10%) memiliki tekstur lembut dan sedikit padat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi fase minyak VCO konsistensi krim semakin padat. Formula I, II, III, dan IV rata-rata memiliki warna putih sedikit mengkilat, Formula I memiliki aroma khas kelapa lemah, formula II memiliki aroma khas kelapa sedang, formula III memiliki aroma khas kelapa kuat, dan formula IV memiliki aroma khas parafin. Tahap evaluasi berikutnya yakni uji homogenitas sediaan krim tabir surya. Didapatkan hasil untuk formula I, formula II, formula III, dan formula IV menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya bintik bintik yang menandakan krim tiap formula homogen.

Pada evaluasi berikutnya dilakukan uji viskositas. Sediaan krim tabir surya yang baik mempunyai kekentalan yang cukup untuk pemakaian topikal sehingga memudahkan penyebaran di permukaan kulit. Pada masing-masing formula diperoleh hasil viskositas formula I (3067 ± 115,47 cPs), formula II (3600 ± 173,21 cPs), formula III (9667 ± 763,76 cPs), dan formula IV (13500 ± 22919,29 cPs). Hasil viskositas yang didapat formula I, formula II, formula III, dan formula IV masuk kedalam rentang persyaratan. Didapatkan pula F hitung (51,425) > F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0.05 berarti terdapat perbedaan viskositas yang bermakna.

Tahap selanjutnya yakni uji daya sebar. Dapat dilihat hasil rerata ± SD dari masing-masing formula; diperoleh formula I (0,0820 ± 0,0249), formula II (0,0489 ± 0,0077), formula III (0,0433 ± 0,0095), dan formula IV (0,0669 ± 0,0027). Pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya pengaruh peningkatan kadar fase minyak VCO yang digunakan pada sediaan akan membuat daya sebar semakin kecil. Untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan kadar fase minyak VCO terhadap daya sebar sediaan krim dilakukan analisis statistik dengan One-way Anova didapatkan F hitung (1,143) < F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0.05, berarti tidak terdapat perbedaan daya sebar yang bermakna.

Tahap selanjutnya dilakukan uji karakteristik kimia, yaitu pemeriksaan pH sediaan krim. Dilakukan pada tiap-tiap formula, dan menunjukkan rerata ± SD untuk formula I (6,47 ± 0,16), formula II (5,88 ± 0,15), formula III (5,54 ± 0,05), dan formula IV (7,64 ± 0,13). analisis statistik menggunakan One-way Anova dan didapatkan F hitung (158,92) > F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0,05 berarti terdapat perbedaan pH yang bermakna. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didapatkan hasil FIV > FI > FII > FIII. Sediaan krim tabir surya pada penelitian ini mempunyai nilai pH sekitar 6,38. Hal

(8)

viii

ini menunjukkan bahwa pH emulsi telah sesuai dengan standar mutu emulsi kosmetik dan juga sediaan ini masuk dalam rentang pH kulit.

Setelah selesai 6 siklus dilakukan pemeriksaan pH freeze thaw pada tiap-tiap formula, dan menunjukkan rerata ± SD untuk formula I (6,38±0.19), formula II (6,00±0,22), formula III (5,53±0,09), dan formula IV (7,60±0,13). Untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan kadar fase minyak VCO yang digunakan pada sediaan dilakukan analisis statistik menggunakan One-way Anova dan didapatkan F hitung (87,661) > F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0.05 berarti terdapat perbedaan pH yang bermakna. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD.

Pemeriksaan stabilitas dengan 3 suhu pada suhu 4 ± 2 ˚C uji organoleptis semua formula memberikan tekstur lembut, menurut kepadatannya FIII>FII>FI>FIV, berwarna putih agak mengkilap dan FI memiliki aroma khas kelapa lemah, FII sedang, FIII kuat, dan FIV khas paraffin.uji pH sediaan krim untuk 3 suhu tersebut, dan didapatkan hasil rerata ± SD untuk suhu (4 °C ± 2˚C) formula I (6,43±0,19), formula II (5,82±0,22), formula III (5,52±0,07), dan formula IV (7,57±0,17). Untuk mengetahui adanya penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 4 ± 2˚C dari pH sediaan awal dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova didapatkan harga F hitung (79,964) > F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0,05 berarti terdapat perbedaan pH yang bermakna. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 4 ± 2°C dibandingkan dengan pH sediaan awal dan di dapatkan FIV > FI > FII > FIII.

Pada suhu ruang (29 ± 2˚C) untuk formula I (6,46 ± 0.16), formula II (6,01±0,27), formula III (5,52±0,06), dan formula IV (7,64±0,09). Untuk mengetahui adanya penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 29 °C ± 2˚C dari pH sediaan awal dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova didapatkan harga F hitung (86,187) > F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan α = 0,05 berarti terdapat perbedaan pH yang bermakna. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 29 ± 2°C dibandingkan dengan pH sediaan awal dan di dapatkan FIV > FI > FII > FIII.

Pada uji stabilitas suhu (40 ± 2˚C) didapatkan hasil untuk formula I (6,42 ± 0,15), formula II (5,96 ± 0,41), formula III (5,52 ± 0,08), dan formula IV (7,62 ± 0,08). . Untuk mengetahui adanya penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 40 ± 2°C dari pH sediaan awal dilakukan analisis statistik dengan

One-Way Anova didapatkan harga F hitung (48,314) > F tabel (4,07) dengan derajat

kepercayaan α = 0,05 berarti terdapat perbedaan pH yang bermakna. Untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan pH setelah dilakukan uji stabilitas pada suhu 40 ± 2°C dibandingkan dengan pH sediaan awal dan di dapatkan FIV > FI > FII > FIII. Berdasarkan uji karakteristik fisika (organoleptis, daya sebar, homogenitas, dan viskositas), karakteristik kimia (pH sediaan), dan uji stabilitas (metode freeze

thaw dan 3 suhu) sediaan krim tabir surya didapatkan FI memberikan hasil yang

optimal yaitu pada kadar VCO 15%.

Hal ini dikarenakan dari beberapa formula yang masuk pada rentang persyaratan, FI juga termasuk dalam formula yang telah memenuhi persyaratan,

(9)

ix

serta dilihat pula pada uji karakeristik daya sebarnya. Pada formula I memiliki daya sebar yang paling luas, sehingga peneliti memutuskan untuk memilih FI sebagai formula yang memiliki hasil yang optimal.

(10)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Kulit ... 5

2.1.1 Anatomi Kulit ... 5

2.1.2 Fungsi Kulit ... 6

2.1.3 Mekanisme Perlindungan Alami Kulit ... 8

2.2 Sinar Ultra Violet ... 9

2.3 Tabir Surya ... 11

2.4 Kencur ... 13

2.4.1 Sejarah dan Klasifikasi ... 13

2.4.2 Kandungan Kencur... 15

2.4.3 Senyawa EPMS ... 15

(11)

xiii

2.5.1 Kelebihan Titanium Dioksida ... 17

2.5.2 Aplikasi Titanium Dioksida ... 18

2.6 Virgin Coconut Oil ... 18

2.6.1 Klasifikasi dan Sejarah ... 18

2.6.2 Sifat Fisika dan Kimia ... 20

2.6.3 Kandungan Kimia VCO ... 20

2.6.4 Pembuatan VCO ... 21

2.7 Ekstraksi ... 21

2.7.1Metode Ekstraksi ... 22

2.7.2 Pembuatan Ekstrak ... 24

2.7.3 Macam-Macam Pembuatan Ekstrak ... 26

2.8 Krim ... 29

2.8.1 Definisi Krim ... 29

2.8.2 Keuntungan Sediaan Krim ... 30

2.8.3 Emulgator ... 31 2.8.4 Surfaktan ... 33 2.9 Vanishing Cream ... 36 2.10 Formula Basis ... 36 2.10.1 Komposisi Penyusun ... 38 2.11 Evaluasi Sediaan ... 47

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 48

BAB IV METODE PENELITIAN ... 51

4.1 Rancangan Penelitian ... 51

4.2 Variabel Penelitian ... 51

4.2.1 Variebel Bebas ... 51

4.2.2 Variebel Tergantung ... 51

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

4.3.1 Tempat Penelitian ... 51

4.3.2 Waktu Penelitian ... 51

4.4 Bahan ... 51

4.5 Alat ... 52

(12)

xiv

4.6.1 Pembuatan Ekstrak ... 52

4.6.2 Isolasi Senyawa EPMS ... 53

4.6.3 Evaluasi Karakteristik EPMS ... 53

4.7 Rancangan Formula ... 53

4.7.1 Formula Krim ... 54

4.7.2 Pembuatan Krim Tabir Surya ... 54

4.8 Evaluasi Sediaan ... 55

4.8.1 Evaluasi Tipe Emulsi ... 55

4.8.2 Evaluasi Fisika ... 56

4.8.3 Evaluasi Kimia ... 57

4.8.4 Karakteristik Stabilitas ... 57

4.9 Analisis Data ... 58

BAB V HASIL PENELITIAN ... 60

5.1 Hasil Evaluasi Karakteristik EPMS ... 60

5.1.1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik EPMS ... 60

5.2 Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Sediaan... 60

5.3 Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 62

5.3.1Hasil Pemeriksaan Organoleptis Sediaan Krim Tabir Surya ... 62

5.3.2Hasil Pemeriksaan Homogenitas Krim Tabir Surya ... 64

5.3.3Hasil Pengkuran Viskositas Sediaan ... 65

5.3.4Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan ... 66

5.4 Hasil Uji Karakteristik Kimia Sediaan ... 68

5.4.1Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim Tabir Surya ... 68

5.5Hasil Uji Stabilitas Sediaan Krim Tabir Surya ... 70

5.5.1Hasil Freeze Thaw Sediaan Krim Tabir Surya ... 70

5.5.2Hasil Stabilitas Tiga Suhu Krim Tabir Surya ... 72

BAB VI PEMBAHASAN ... 80

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1Kesimpulan ... 90

7.2Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Formula Krim ... 54

V.1 Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Sediaan Krim Tabir Surya ... 61

V.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Tabir Surya ... 63

V.3 Hasil Pemeriksaan Homogenitas Sediaan Krim Tabir Surya ... 64

V.4 Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Krim Tabir Surya ... 65

V.5 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Krim Tabir Surya ... 67

V.6 Hasil Pengukuran Ph Sediaan Krim Tabir Surya ... 69

V.7 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Freeze Thaw Sediaan Krim Tabir Surya ... 70

V.8 Hasil Pemeriksaan pH Freeze Thaw Sediaan Krim Tabir Surya ... 71

V.9 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Sediaan Krim Pada Suhu 4 ± 2°C ... 73

V.10 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Sediaan Krim Pada Suhu 4 ± 2°C ... 74

V.11 Hasil Pemeriksaan pH Sediaan Krim Pada Suhu 4 ± 2°C ... 74

V.12 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Sediaan Krim Pada Suhu 29 ± 2°C ... 75

V.13 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Sediaan Krim Pada Suhu 29 ± 2°C ... 76

V.14 Hasil Pemeriksaan pH Sediaan Krim Pada Suhu 29 ± 2°C ... 76

V.15 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Sediaan Krim Pada Suhu 40 ± 2°C ... 77

V.16 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Sediaan Krim Pada Suhu 40 ± 2°C ... 78

(14)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Struktur Kulit ... 5 2.2 Rhizoma Kencur... 14 2.3 Struktur EPMS ... 16

2.4 Struktur Asam Karboksilat ... 34

2.4 Reaksi Saponifikasi ... 35

3.1 Kerangka Konseptual ... 50

4.1 Skema Pembuatan Vanishing Cream ... 55

5.1 Kristal EPMS ... 60

5.2 Hasil Pengamatan Dengan Metode Pengenceran Aquadest... 61

5.3 Hasil Pengamatan Mikroskop Pewarnaan Metilen Biru ... 62

5.4 Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Tabir Surya ... 64

5.5 Hasil Pengamatan Homogenitas Krim Tabir Surya ... 65

5.6 Histogram Harga Viskositas Krim Tabir Surya ... 66

5.7 Histogram Harga Daya Sebar Krim Tabir Surya ... 68

5.8 Histogram Harga pH Krim Tabir Surya ... 69

5.9 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Freeze Thaw Krim Tabir Surya ... 71

5.10 Histogram Harga pH Freeze Thaw Krim Tabir Surya ... 71

(15)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Riwayat Hidup ... 102

2 Surat Anti-Plagiasi ... 103

3 Perhitungan Rendemen Kristal ... 104

4 Perhitungan Bobot Krim Tabir Surya ... 105

5 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Krim Tabir Surya ... 108

6 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Uji Freeze Thaw Krim ... 110

7 Hasil Pemeriksaan Uji Stabilitas suhu 4 ± 2°C Krim ... 117

8 Hasil Pemeriksaan Uji Stabilitas suhu 29 ± 2°C Krim ... 119

9 Hasil Pemeriksaan Uji Stabilitas suhu 40 ± 2°C Krim ... 122

10 Hasil Pengukuran Viskositas Krim Tabir Surya ... 124

11 Data Pengukuran Daya Sebar Krim Tabir Surya ... 125

12 Hasil Pengukuran Daya Sebar Krim Tabir Surya ... 133

13 Hasil Pemeriksaan Homogenitas Krim Tabir Surya ... 134

14 Hasil Pengukuran pH Krim Tabir Surya ... 136

15 Hasil Pengukuran pH Stabilitas Freeze Thaw Krim Tabir Surya ... 137

16 Hasil Pengukuran pH Stabilitas Suhu 4 ± 2°C Krim Tabir Surya ... 138

17 Hasil Pemeriksaan Stabilitas Suhu 29 ± 2°C Krim Tabir Surya ... 139

18 Hasil Pengukuran pH Stabilitas Suhu 40 ± 2°C Krim Tabir Surya ... 140

19 Rincian Anggaran ... 141

20 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 142

21 Certificate of Analysis Virgin Coconut Oil ... 143

22 Certificate of Analysis Titanium Dioksida ... 144

23 Certificate of Analysis Metil Paraben ... 145

24 Certificate of Analysis Propil Paraben ... 146

25 Certificate of Analysis Propilenglikol ... 147

26 Certificate of Analysis Paraffin Liquid ... 148

27 Certificate of Analysis Vaselin Album ... 149

28 Certificate of Analysis BHA... 150

29 Certificate of Analysis BHT ... 151

30 Certificate of Analysis Na-EDTA ... 152

(16)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A/M : Air/Minyak b/b : berat/berat

BHT: Butil hidroksi toluena BHA: Butil hidroksi anisol

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan CCl4 : Carbon Tetra-Chlorida

C : Celcius Cm : sentimeter

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Ditjen POM : Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan DPL : Daerah Perlindungan Laut

Na-EDTA : Natrium Ethylenediaminetetraasetic Acid EPMS : Ethyl Para-Methoxycinnamate

G : Gram mg : Miligram M/A : Minyak/Air

NaCl : Natrium Chlorida nm : Nano Meter

N- Heksana :

pH : Potential of Hydrogen

ROI : Reactive Oxygen Intermediate SPF : Sun Protection Factor

TEA : Triethanolamin TiO2 : Titanium Dioxide

UV : Ultra Violet

VCO : Virgin Coconut Oil WB : Water Bath

(17)

91

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R., Oktadefitri, Y., Lucida, H., 2013. Formulasi Krim Tabir Surya Dari Kombinasi Etil-p-Metoksisinamat Dengan Katekin. Prosiding Seminar

Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013,

h. 184-198.

Alatas, Z., 2004, Efek Radiasi Pengion dan Non Pengion Pada Manusia,

Buletin Alara, 5(2), 99-112.

Anitha, T., 2012. Medicinal Plants Used in Skin Protection. Asian J. Pharm.

Clin. Res., Vol. 5, p. 35-38.

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Cetakan I. Jakarta: UI Press 2008. Ansel, H.C., Popovich, N.G., and Allen, L.V., 2011. Pharmaceutical Dosage

Forms and Drug Delivery Systems, 9th Ed. Philadelphia: Williams &

Wilkins.

Aswal, A., Kalra, M., and Rout, A., 2013. Preparation and Evaluation of Polyherbal Cosmetic Cream. Der Pharmacia Lettre, Vol. 5 No. 1, p. 83–88.

Bernerd, F., Marionnet, C., Duval, C., 2012. Solar Ultraviolet Radiation Induces Biological Alterations In Human Skin In Vitro: Relevance of A WellBalanced UVA/UVB Protection. Indian J Dermatol Venereol

Leprol, Vol. 78.

Barnetson, R.S.C., 2003. The sun and the skin. In: Buxton, P. K. (Eds.). ABC of

dermatology, Edisi ke-4, London: BMJ Publishing Group Ltd., p. 65-7.

Barry, B.W., 1983. Dermatological Formulation, Percutaneous, Absorption. New

York: Marcel Dekker Inc, Vol.18 pp.1-33, 49-67, 95-116, 234-255,

396-400.

Benson, H.A.E., 2008. Sunscreens: efficacy, skin penetration, and toxicological aspects. In: Walters, K. A., and Roberts, M. S. (Eds.). Dermatologic,

cosmeceutic, and cosmetic development - therapeutic and novel approaches, New York: Informa Healthcare, h. 419-36.

Block, L.H., 1996. Pharmaceutical Emulsions and Microemulsions, in Lieberman H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds), Pharmaceutical Dosage

Forms: Disperse System, Vol. 2, 2nd edition, Revised and Expanded.

New York: Marcel Dekker, Inc., p.52,59, 76.

Budiman, F., Ambari, O., Surest, A.H., 2012. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Perbandingan Volume Santan dan Sari Nanas Pada Pembuatan Virgin

(18)

92

Caesaria, C., Tjiptasusrasa dan Nurulita, N.A., 2009. Isolasi Etil P-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Identifikasinya dengan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa. Journal

Pharmacy, Vol. 06 No. 02.

Cefali, L.C., Ataide, J.A., Moriel, P., Foglio,M.A., and Mazzola, P.G., 2016. Plant-based active photoprotectants for sunscreen. Int J Cosmet Sci., doi: 10.1111/ics.12316.

Chen BH, Diosady LL., 2003. Enzymatic aqueous processing of coconuts. Int J

App Sci Eng 1: 55-61.

Coelho, S.G., Choi, W., Brenner, M., Miyamura, Y., Yamaguchi, Y., Wolber, R., Smuda, C., Batzer, J., Kolbe, L., Ito, S., et al., 2009. Short and long-term effects of UV radiation on the pigmentation of human skin. J. Investig.

Dermatol. Symp. Proc, Vol. 14, p. 32–35.

D’Orazio, J., Jarrett, S., Amaro-Ortiz, A., Scott, T., 2013. Review: UV Radiation and the Skin. International Journal of Molecular Sciences, Vol. 14, p. 12222-12248.

Darmoyuwono, W., 2006. Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil, Cetakan Pertama, Penerbit Indeks-kelompok Gramedia, Jakarta.

Darvin M, Lademann J., 2008. Antioxidants in the skin: dematological and cosmeceutical aspects. Dalam: Walters KA, Roberts MS, editor. Dermatologic, cosmeutic, and cosmetic development-therapeutic and novel approaches. New York: Informa Health Care; h.373-84.

Depkes. RI., 1993. Kodeks Kosmetika Indonesia Edisi ke-II. Vol I. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta: Depatermen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. RI., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depatermen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes.RI., 2000. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 55/MenKes/SK/I/2000 Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: Depatermen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. RI., 2014. Farmakope Indonesia. Edisi ke-5, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Ditjen POM., 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Halaman. 32-36, 399.

Djajadisastra, Tranggono, R.I.S, F. Latifah & J., 2007. Buku Pegangan Ilmu

(19)

93

Djajadisastra, Joshita. 2004. Cosmetic Stability “Disampaikan Pada Seminar Setengah Hari HIKI”. 18 November 2004

Djuanda, A., 2001. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 4.

Dubey, A., Goswami, M., Yadav, K., and Chaudhany, D., 2015. Oxidative stress and nano-toxicity induced by TiO2 and ZnO on WAG cell line, PLoS

One, 10(5) e0127493: 10.1371/journal.pone.0127493.

Dyatmiko, W., Santosa, M.H., Hafid, A.F., dan Budiati, A.S., 1995. Validasi Senyawa Etil-p-Metoksi Sinamat Secara Densitometer Dalam Standarisasi Produk Jadi yang Mengandung Ekstrak Etanol Dari Rimpang Kencur (Kaemferia galangga L.). Surabaya: Laporan

Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.

Elya, B., Dewi, R., Budiman. M. H., 2013. Antioxidants Cream Of Solanum lycopersicum L. International Of Journal Pharmatech Vol.5, No.1, pp. 233-238.

Erdem, A., Metzler, D., Cha, D.K., Huang, C.P., 2015. The short-term toxic effects of TiO2 nanoparticles toward bacteria through viability, cellular

respiration, and lipid peroxidation, Environ Sci Pollut Res Int.22(22) 17917-24:10.1007/s11356-015-5018-ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26165996 Fife, B., 2009. The Healing Miracles of Cocont Oil, diterjemahkan oleh

Setiaji,B., Menyingkap Keajaiban Minyak Kelapa Virgin,

Yogyakarta: Media Ilmu.

Fitzpatrick, T.B., & Freedberg, I.M., 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in

General Medicine, 7th Ed, Volume 1, 30, McGraw-Hill Companies Inc,

New York.

Firdausi, Nur Indah., 2009, Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat

(EPMS) Dari Rimpang Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang, Malang.

Fujishima, A., Hashimoto, K., and Irie, H., 2005. TiO2 Photocatalysis: A

Historical Overview and Future Prospects. Japanese Journal of Applied

Physics, Vol. 44 No. 12, p. 8269-8285.

Gani, Z., Yuni, H., dan Dede., 2005. Bebas Segala Penyakit dengan VCO. Jakarta: Penerbit Puspa Swara. Halaman 42.

Gaud, R.S.,Surana Talele, S.G., Talele, G.S., Talele Gokale S.B., 2008. Natural

Excipients, Nirali Prakashan, Shivaji Nasgar, hal. 479.

Gediya, S.K., 2011. Herbal Plants: Used as a Cosmetics, Journal Nature

(20)

94

Ghiasvand, R., Weiderpass, E., Green, A.C., Lund, E., and Veiered, M.B, 2016. Sunscreen use and subsequent melanoma risk: A population-based cohort study, J Clin Onco, pii: JCO675934; ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27621396. Hamzah, N., Ismail, I., Saudi, A.D.A., 2014. Pengaruh Emulgator Terhadap

Aktifitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn). Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No.2, Hal.376-385.

Hanafi. (2013). Mengenal Manfaat Buah Kelapa dan Kandungan Buah Kelapa. Diakses Tanggal: 14 desember 2016 http://manfaat-buah-sayur.blogspot.com

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Terbitan ke-II. a.b. Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung.

Harahap, M., 2000. L. Rachmah dan P. Cahanar (Eds.). Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan I , Jakarta: Hipokrates.

Hasibuan, S.S., 2011. Penggunaan Minyak Kelapa Murni (VCO) sebagai Pelembab dalam Sediaan Krim. Medan. Skripsi, Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

Havas, Magda., 2008. Environmental and Health Concerns Associated with

Compact Fluorescent Lights, Environmental Petition submitted to the

Auditor General of Canada, Canada.

Henry, A., 2012. Why You Should ...Try Coconut VCO, Ultrafit Magazine,

Oktober/November 2012 , 119.

Herman. & Rusli, R,. 2011. Analisis Kadar Mineral Dalam Abu Buah Nipa Kaliwanggu Teluk Kendari Sulawesi Tenggara. J.Trop.PharChem, 2011.Vol 1. No. 2.

Hernanto, M., Suswardana, Saraswati, P.D.A. dan Radiono, S., 2008. Virgin

Coconut Oil Protection Against UV BInduced Erithema and Pigmentation, BIKKK (Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin),

Desember 2008, 3, 20, 208-211.

Hexsel, C.L., Bangert, S.D., Hebert, A.A. & Lim, H.W., 2008. Current sunscreen issues: 2007 Food and Drug Administration sunscreen labelling

recommendations and combination sunscreen/insect repellent products. Journal of the American Academy of Dermatology, 59:316–

323.

Hidajati, Nurul dan Suyatno., 2008. Sintesis Senyawa Tabir Matahari N-Oktil Para-Metoksi Sinamat Menggunakan Material Awal Etil Para Metoksi Sinamat Hasil Isolasi Dari Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.).

(21)

95

Ikhsanudin, A., 2012. The Vanishing Cream Formulation Of Ginger Rhizome Essential Oil And Its Repellant Effect To Female Aedes Aegypti Mosquito, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 2, 175 – 186.

Iswindari, D., 2014. Formulasi dan uji aktvitas antioksidan krim rice bran oil, Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Kedokteran, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jatmika, A., 1998. Aplikasi Enzim Lipase dalam Pengolahan Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Untuk Produk Pangan. Warta Pusat Penelitian

Kelapa Sawit, Vol. 6 No. 1, hal. 31-37.

Juwita, Paulina, Hosea, Jaya., 2013. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun

(Syringodium isoetifolium. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No. 22.

Khor, Y.P., Koh, S.P., & Long, K., et al.,2014. A Comparative Study of the

Physicochemical Properties of a Virgin Coconut Oil Emulsion and Commercial Food Supplement Emulsions. Molecules 2014. 19.

9187-9202; doi:10.3390/molecules19079187. ISSN 1420-3049

Kim, J.E., Kim, Y.K., Kim, Sungsoo., Kim, J.Y., 2016. UV-induced inhibition of adipokine production in subcutaneous fat aggravates dermal matrix degradation in human skin, Sci Rep., doi: 10.1038/srep25616.

Kusatanti, Herni., 2008. Tata Kecantikan kulit. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.

Lachman, L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Ed ke -3. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, UI Press.

Lee, A., &Kaplan, M.D., 1992. Suntan, Sunburn, and Sun Protection, Journal of

Wildernes Medicine 3, 174-175, 179.

Lestario, L.N., Rahayuni, E., & Timotius, K.H., 2011. Kandungan Antosianin dan Identifikasi Antosianidin dari Kulit Buah Jenitri (Elaeocarpus angustifolius Blume), Agritech, Vol.31, No.2.

Levy, S.B., 2007. Sunscreens. Dalam: Wolverton SE, editor. Comprehensive

dermatologic drug therapy. Edisi ke-2.Philadelphia: Saunders

Elsevier;. h. 703-17ia.

Liony, B., 2014. Pengaruh Penambahan Ekstrak Gambir Terhadap Sifat Fisik dan Nilai Sun Protection Factor (SPF) Pada Hasil Jadi Krim Tabir Surya.

e-Journal. Vol. 03 No. 01, Hal. 209-216.

Li, S., Lu, G., Xie, Z., Ding, J., Liu, J., Li, Y., 2016. Sorption and degradation of selected organic UV filters (BM-DBM, 4-MBC, and OD-PABA) in

(22)

96

laboratory water-sediment systems, Environ Sci Pollut Res Int.,

ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26846244.

Lohan, S.B., Muller, R., Albrecht, S., Mink, K., 2016. Free radicals induced by sunlight in different spectral regions—In vivo vs. ex vivo study, Exp

Dermatol: 10.1111/exd.12987.

Lowe, N.J., Shaath, N.A., dan Pathak, M.A., 1997, Sunscreen: Development,

Evaluation, and Regulatory Aspects, Second edition, Marcel Dekker,

Inc., New York, hal. 12.

Lucida, H., Salman, Hervian, M.S., 2008. Uji Daya Peningkat Penetrasi Virgin

Coconut Oil (VCO) Dalam Basis Krim. Jurnal Sains dan Teknologi

Farmasi, Vol. 13, No. 1, Hal. 23-30.

Lucyani, N. 2014. Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Pontianak (Citrus nobilis Lour. Var. microcarpa) Terhadap Isolat Proponilbacterium Acnes Secara In Vtro.

Skripsi. Universitas Tanjungpura.

Martin, A., J. Swarbick, and A. Cammarata., 1993. Farmasi Fisik. Edisi Ketiga Terjemahan Yoshita, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1144. Martindale., 1989. The Pharmacopeia. 29th Edition, London: The

Pharmaceutical Press.

Marwal, Harahap., 2000. Ilmu penyakit kulit : Acne vulgaris. Jakarta : Hipokrates. H.35-45.

Menkes. RI., 1998. Permenkes RI No.445/Menkes/Per/V/1998. 1998 tentang

Kosmetik Yang Mengandung Bahan Dan Zat Warna Yang Dilarang.

Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Mitsui, T., 1997. New Cosmetic Science, 385-388, Elseview, Amsterdam

Mollet H, Grubenmann A., 2001. Formulation Technology: Emulsions,

Suspensions, Solid Forms. German: Wiley-vch.

Mu’awanah, I,A,U., Setiaji, B., dan Syoufian, A., 2014. Pengaruh Konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Stabilitas Emulsi Kosmetik dan Nilai Sun Protection Factor (SPF). Jurnal Berkala MIPA, Vol. 24 No.1, p.1-10.

Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif,

Jurnal Kesehatan, Vol. 7 No. 2, Hal. 361-167.

Nasution, M.Z., Suryani, A., dan Susanti, I., 2004. Pemisahan dan Karakterisasi Emulsifier dalam Minyak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Tek. Ind.

(23)

97

Newmann, M. D., M. Stotland, and Ellis, J.I., 2009. The Safety of Nanosized Particles in Titanium Dioxide and Zinc Oxide Based Sunscreen,

J.Am.Acad.Dermatol , 61:4, 687-692.

Nugraha S, Siadi K, dan Sudarmin., 2012. Uji Antimikroba Etil P-Metoksi Sinamat Dari Rimpang Kencur Terhadap Bacillus Subtilis. Indonesian

Journal of Chemical Science.Vol. 1 No. 2.

Oh,Changyong.,Yoon Serim., Kim Eunjoo., Han Jintae.,Chung Hoeil., Jeong Hye-Jin., 2010. Non-destructive determination of TiO2 concentration in cream formulation using Raman spectroscopy.Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 53 (2010) 762–766.

Phillips, L.G. and Barbano, D.M., 1997. The influence of fat substitutesbased and titanium dioxide on the sensory properties of lowfat milks. Journal of

Dairy Science, Vol. 80 No. 11, p. 2726-2731.

Poskitt, E.M., Cole, T.J., Lawson, D.E., 1979. Diet, Sunlight, and 25-hydroxy-Vitamin D in Healthy Children and Adults. Brit Med,1, 221.

Priani, S.E., Humanisya Darusman, F., 2014. Development Of Sunscreen Emulgel Containing Cinnamomum Burmanni Stem Bark Extract. International

Journal Of Science And Research, Volume 3, Issue 12,page

2338-2341.

Preetha TS, Hemantha Kumar AS, Krishnan PN., 2016. A Comprehensive Review Of Kaempferia Galanga L. (Zingiberaceae): A High Sought

Medicinal Plant In Tropical Asia. Vol. 4 No. 3

Purwanti, T., Erawati T., & Kurniawati, E., 2005. Penentuan Komposisi Optimal Bahan Tabir Surya Kombinasi Oksibenson-Oktildietil PABA dalam Formula Vanishing Cream, Journal Medicinal Plants Studies. Majalah Farmasi Airlangga, 5, 2.

Puspita, A.M. 2012. Pengaruh Penambahan Polysorbate 80 Dan Sorbitan Monolaurate sebagai Emulsifying Agent Dalam Lotion Rapelan Minyak Peppermint (Mentha piperita) Terhadap Sifat Fisis Dan Stabilitas Sediaan. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.

Rai, R., and Srinivas, C.R., 2007. Photoprotection. Indian J Dermatol Venereol

Leprol, Vol. 2 No. 73, p. 73-9.

Restuti H., 2005. Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang Kencur. Jurnal Kimia. Semarang.

Rosenthal, A.,D.L Pyle, dan K. Niranjan., 1996. Aqueous and enzymatic processes foredible oil extractin. Jurnal of Enzymology Microbial

(24)

98

Rowe, R. C., Sheskey, P.J., Weller., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipient, 6th Edition, London: The Pharmaceutical Press and The

American Pharmaceutical Association.

Rukmana, R., 1994. Kencur Kanisius, Yogyakarta, hal 13.

Rusmanto DP., 2004. Analisis kualitatif dan kuantitatif minyak kelapa hasil

ekstraksi secara fermentasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Scott, T.L., Christian, P.A., Kesler, M.V., Donohue, K.M., Shelton, B., Wakamatsu, K., Ito, S., D’Orazio, J., 2012. Pigment-independent cAMP-mediated epidermal thickening protects against cutaneous UV injury by keratinocyte proliferation. Exp. Dermatol, Vol. 21, p. 771-777.

Septian Alif Nugraha.,Kusoro Siadi., dan Sudarmin., 2012. Uji Antimikroba Etil P-Metoksi Sinamat Dari Rimpang Kencur Terhadap Bacillus Subtilis.

Indonesian Journal of Chemical Science., 1 (2) (2012).

Setiawan, T., 2010. Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir Surya yang Mengandung Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L), Oktil metoksisinamat dan Titanium Dioksida. Depok. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Farmasi.

Setyawan E, Putratama P, Ajeng A, dan Rengga W., 2012. Optimasi Yield Etil P-Metoksisinamat Pada Ekstraksi Oleoresin Kencur (Kaempferia Galanga) Menggunakan Pelarut Etanol. Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol. 1 No. 2

Sharma, S. dan Sultana S., 2004. Effect of Hibiscus Rosa Sinensis Extract on

Hyperproliferation and Oxidative Damage Caused by Benzoyl Peroxide and UV Radiations in Mouse Skin, Basic Clin. Pharmacol. Toxicol., 95, 220-225.

Sharon, N., Anam, S., Yuliet., 2013. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr), Online Jurnal of

Natural Science, Vol 2 (3) : 111-122.

Shovyana, H.H. dan Zulkarnain, A.K., 2013. Stabilitas Fisik dan Aktivitas Krim W/OEkstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleriamacrocarpha (scheff.) Boerl,) Sebagai Tabir Surya. Traditional Medicine Journal.18(2): 109-117.

Slominski, A.T., Zmijewski, M.A., Skobowiat, C., Zbytek, B., Slominski, R.M., Steketee, J.D., 2012. Sensing the environment: Regulation of local and global homeostasis by the skin’s neuroendocrine system. Adv. Anat.

(25)

99

Silalahi, K.N., Fahrurroji, A., dan Kusharyanti, I., 2015. Vitamin E Sebagai Antipenuaan Kulit Serta Uji Stabilitas Losio. Pontianak: Naskah

Publikasi Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Soraya, N., 2006. Cantik Dengan VCO, PT. Angro Media Pustaka, Jakarta. Stiefel, C., and Schwack, W., 2015. Photoprotection in changing times—UV filter

efficacy and safety, sensitization processes and regulatory aspect, Int J

Cosmet Sci., Vol. 37 No. 1, p. 2-30: 10.1111/ics.12165.

Suardi M., Armenia, dan Maryawati A., 2005, Formulasi dan Uji klinik Gel Anti Jerawat Benzoil Peroksida-HPMC: Karya Ilmiah.Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Sumatra Barat.

Sutthanont, N., Choochote, W., Tuetun, B., Junkum, A., Jitpakdi, A., Chaithong, U., Riyong, D., and Pitasawat, B., 2010. Chemical composition and larvicidal activity of edible plant- derived essential oils against the pyrethroid-susceptible and -resistant strains of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). J. Vector Ecol., Vol. 35, p. 106-115.

Swarbrick, J. and J.C. Boylan., 1992. Encyclopedia Of Pharmaceutical Of

Technology, vol. V. Marce Dekker Inc., New York, 137-183.

Swastika, A, Mufrod & Purwanto., 2013 Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Sari Tomat (Solanumlycopersicum L.) Traditional Medicine Journal. 18 (3):132-140.

Sweetman, S.C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth

edition., London: The Pharmaceutical Press.

Standar Nasional Indonesia.,1996. Sediaan Tabir Surya SNI 16-4399-1996. Badan Standarisasi Nasional.

Tanjung, M., 1997. Isolasi dan Rekayasa Senyawa Turunan Sinamat dari

Kaempferia galanga L. Sebagai Tabir Surya. Lembaga Penelitian

Universitas Airlangga. Surabaya.

Tarr, D.A., and Miessler, G.L., 2003. Inorganic Chemistry, 3rd ed., New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Taufikurrohman, T., 2005. Synthesis of p- Methoxy-Cynamil-p-Methoxycinamate from Ethyl p- Methoxycinamat was Isolated from Dried Rhizome

Kaempferian galanga L. As Sunscreen Compound. Indonesia Journal

Chemistry, Vol.5 No.3, p. 193-197

Tjitrosoepomo, G., 1996. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 60

Tranggono, RIS. & Fatma Latifah., 2007. Buku Peganggan Ilmu Pengetahuan

(26)

100

Villarino, B.J., Dy, L.M., and Lizada, C.C., 2007. Descriptive Sensory Evaluation of Virgin Coconut Oil and Refined, Bleached and Deoderized Coconut Oil, LTW-Food Sci. Technol., Vol. 40, p. 193-199.

Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendani Noerono Soewandhi, Edisi 5, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wardiyah, S., 2015. Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep Yang Mengandung Etil P-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Jakarta: Skripsi Program Studi Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah.

Weir, A.; Westerhoff, P.; Fabricius, L.; Hristovski, K.; van Goetz, N., 2012. Titanium dioxide nanoparticles in food and personal care products.

Environ. Sci. Technol., 46, 2242<2250.

Widodo, H., 2013. Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker. Yogyakarta: D’Medika Willis, I., & Cylus, L., 1977. UVA Erythema in Skin: Is It a Sunburn?, J Invest Dermato. 9, 68, 128 cit Lee, A., Kaplan, M.D., 1992, Suntan, Sunburn, and Sun Protection, Journal of Wildernes Medicine 3, 174-175, 179 Wahyuni, Mita., 2000. Bertanam Kelapa Kopyor. Jakarta: Penebar Swadaya.

Halaman 8.

Wahyuningsih, T.D., Tri, J.R., Tahir, I., Sri, N., 2002. Sintesis Senyawa Tabir Surya 3,4-dimetoksi Isoamil Sinamat dari Bahan Dasar Minyak Cengkeh dan Minyak Fusel. Indonesian Journal of Chemistry, Vol. 2, Hal. 1-8. Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, 3, 4, 11-15, 23,

117-120, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Widiyanti, R.A. 2015. Pemanfaatan Kelapa Menjadi VCO (Virgin Coconut

Oil) Sebagai Antibiotik Kesehatan Dalam Upaya Mendukung Visi

Indonesia Sehat 2015. Halaman 577-584.

Yang et al., 2004. Studying the mechanism of titanium dioxide as ultraviolet-blocking additive for film and fabrics by an improved scheme, J Applied Sci. 92320120.

Yati, K dan Nursal, F.K. (2011). Formulasi Mikroemulsi Minyak Kelapa

Murni (Virgin coconut oil) dengan Tween 80 sebagai surfaktan.

Laporan Penelitian Fakultas Farmasi. Universitas Muhamadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta

Yulia., 2009. Penentuan Komposisi Optimal Kombinasi Sulisobenzon dan

Dietilamino Hidroksibenzoil Heksil Benzoat dalam Sediaan Krim Tabir Surya. Bandung: Universitas Jenderal Achamad Yani.

(27)

101

Zimmer, 2015. Unique co-existence of cold and solar urticaria and its efficient treatment. Br J Dermatol, doi: 10.1111/bjd.14354.

Referensi

Dokumen terkait

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Batasan Variabel Operasional ... Tempat dan Waktu Penelitian ... Alat dan Bahan... Alat yang digunakan ... Bahan yang digunakan ...

yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedik terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (Frame, 2003). Survei primer bantuan hidup dasar merupakan

By utilizing a phenomenographic approach to capture the participation, perception and understanding of party leaders and members, this paper focuses on three research

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen payout ratio pada perusahaan publik yang terdaftar di BEJ

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui mengetahui kondisi eksisting site jembatan penyeberangan orang di Plaza dan Mall Depok, mengetahui aktivitas yang terjadi di sekitar dan

Alamat : Jetis IV, Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta. Harga penawaran :

mobil otomatis antara lain : konveyor, hidrolik, alat pembersih, alat pengt&gt;ring, sensor.. tracing ketinggian permukaan mobil, dan sistem penyemprot

Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor pendidikan responden terhadap fertilitas pekerja wanita di Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh