• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Tinjauan Teori 1. Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Menurut Nasrul Effendi 1998 via Eny (2009), kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dan bersama masyarakat, untuk memperbayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011). b. Tujuan penyelenggaraan posyandu.

Tujuan dari diselengarakan posyandu terbagi menjadi 5 macam yaitu menurut Cahyo (2010 ) adalah sebagai berikut:

1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi, meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan.

(2)

2) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.

3) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat. 4) Membudayakan (Norma Keluarag Kecil Bahagia Sejahtera)

NKKBS.

5) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

c. Manfaat Posyandu

Beberapa manfaat posyandu menurut Ratna (2011) dibagi menjadi dua yaitu :

1) Bagi masyarakat

a) Pertumbuhan anak balita terpadu sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

b) Bayi dan balita mendapatkan Vitamin A.

c) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita.

d) Ibu hamil akan terpadu berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta inumisasi Tetanus Toksoi (TT). e) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

(3)

f) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak balita.

g) Memproleh penyuluhan kesehatan yang terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

h) Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

2) Bagi kader

a) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu.

b) Mendapatkan berbagai macam informasi kesehatan lebih dahulu dan lengkap.

c) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

d) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

d. Fungsi Posyandu

Fungsi posyandu dibagi menjadi tiga menurut Niken (2009) yaitu sebagai berikut:

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.

(4)

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan

3) penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

e. Sasaran posyandu

Sasaran posyandu terbagi menjadi empat yaitu menurut Ratna (2011) adalah sebagai berikut:

1) Bayi atau balita

2) Ibu hamil dan ibu menyusui

3) Wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) 4) Pengasuh anak

f. Kegiatan posyandu

Kegiatan posyandu dibagi menjadi dua menurut yaitu sebagai berikut:

1) Lima kegiatan posyandu (panca krida posyandu) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Keluarga Berencana (KB) b) Imunisasi

c) Gizi

d) Penanggulangan diare.

2) Tujuh kegiatan posyandu (sapta krida posyandu) a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

(5)

c) Imunisasi

d) Peningkatan Gizi e) Penanggulangan Diare f) Sanitasi Dasar

g) Penyediaan Obat Essensial

h) Pembentukan Posyandu (Eny, 2009). g. Sistem Lima Meja

Menurut Niken (2009), Sistem yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya menggunakan sistem lima meja yang meliputi:

1) Meja 1

a) Pendaftaran

b) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu meneteki, pasangan usia subur.

2) Meja 2

Penimbangan berat badan. 3) Meja 3

Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) berdasarkan hasil penimbangan berat badan

4) Meja 4

a) Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan usia subur yang belum mendapatkan aseptor KB (Keluarga Berencana)

(6)

b) Penyuluhan kesehatan

c) Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, Vitamin A, tablet zat besi, kondom, pil KB untuk kunjungan ulang. 5) Meja 5

a) Pemberian imunisasi b) Pemeriksaan kehamilan

c) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan d) Pelayanan KB IUD/Suntik

h. Jenjang Posyandu

Cahyo (2010), mengatakan jenjang posyandu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut:

1) Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu pratama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan belum mantap

b) Kegiatan belum rutin c) Jumlah kader terbatas

2) Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu madya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan lebih teratur

b) Jumlah kader 5 (lima) orang 3) Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu purnama memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan sudah teratur

(7)

b) Cakupan program atau kegiatan baik c) Jumlah kader 5 (lima) orang

d) Mempunyai program tambahan 4) Posyandu mandiri (warna biru)

Posyandu mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Kegiatan secara teratur dan mantap

b) Cakupan program dan kegiatan baik

c) Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

2. Balita

a. Pengertian balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).

Menurut Sutomo B dan Anggraeni DY, Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

(8)

3. Kunjungan balita

a. Pengertian kunjungan

Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat. Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk mendapaatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun.

Posyandu yang frekuensi penimbang atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan. Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekunsi penimbangan tergantung dari jenis posyandunyan (profil kesehatan tahun 2007).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu.

Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu dalam Teori Lawrence Green (1980) : a. Faktor predisposisi

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setalah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu

(9)

objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo, 2010) a) Tingkat pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain mempunyai 6 tingkatan yaitu :

(1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat semua materi yang telah di pelajari sebelumnya.

(2) Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

(3) Aplikasi (aplicatiozzn)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

(4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

(10)

(5) Sintesis

Sisntesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. b) Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahuai dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

(1) Baik : Hasil presentase 76% - 100% (2) Cukup : Hasil presentase 56% - 75% (3) Kurang : Hasil presentase < 56% 2) Sikap.

Berdasarkan Notoatmodjo (2005), sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

(11)

Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya (Wahit, 2011).

Kriteria pengukuran sikap (azwar, 2009)

a) Sikap positif (mendukung) jika skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≥ 50%.

b) Sikap negatif (tidak mendukung) jika skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≤ 50%.

b. Faktor penguat. 1) Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang (Tirtarahardja, 2008).

Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorng terhadap perkembangan orng lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselarasan dan kehadiran. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

a) Tingkat pendidikan

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003, ditinjau dari sudut tingkatannya, jalur pendidikan sekolah terdiri dari :

(12)

(1) Pendidikan dasar

Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs) dan bentuk lain yang sederajat (Depdiknas, 2003).

(2) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah meliputi : sekolah menengah umum (SMU) dan kejuruan serta madrasah aliyah (Depdiknas, 2003)

(3) Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi meliputi: akademi, istitut, sekolah tinggi dan universitas (Depdiknas, 2003)

2) Status Sosial ekonomi

Menurut Rianto (2005), suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Keadaan ekonomi adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudahdijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap

(13)

terhadap megeluarkan lawan menabuang (Nugroho, 2010) Keputusan Gubenur Jawa Tengah nomor 560/60 tahun 2013 tentang upah minimum pada 35 (tiga puluh lima) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2014 yaitu sebesar Rp

1.423.500,-3) Umur

Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorng diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama.

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoatmodjo, 2007).

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu remaja(12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun) dan dewasa tengah (35-60 tahun) (Deswita, 2006) 4) Pekerjaan

Menurut Panji Anoraga (2009:11-15) kerja adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dibutuhkan oleh manusia, sesuai kategori dari individu diri sendiri. Kategori yang pertama adalah untuk mencari nafkah dan kategori yang kedua

(14)

adalah sebagai motivasi untuk mencapai suatu tujuan (non-materiil). Pengertian kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan melakukan sesuatu yang diperbuat hanya untuk (makan, minum, mencari nafkah, dan mata pencaharian). Sedangkan praktik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara melaksanakan secara nyata sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori (latihan kerja, belajar).

a) Jenis – jenis pekerjaan

Jenis-jenis pekerjaan antara lain: (Rahmawati 2008) (1) Survice occupation

Termaksud di dalamnya adalah semua jenis pekerjaan yang mengutamakan pelayanan. Contoh pelayan toko, pelayan dirumah makan, pramugari dan bagian keamanan.

(2) Professional

Dalam kelompok ini, pendidikan tertentu setelah SMA sangat diperlukan. Pendidikan yang dimaksud disini sangatlah mendukung pekerjaan seseorang pada masa yang akan datang. Misalnya jika ingin menjadi guru, harus kuliah di perguruan tinggi atau yang setara dengannya. Contoh pekerjaan ini adalah dokter, perawat, dan arsitek.

(15)

(3) Menagement position

Termasuk kelompok ini adalah mereka yang bergerak dalam bidang pengelolaan. Misalnya meneger, direktur dan supervisior.

(4) Office work

Pekerjaan-pekerjaan dalam kelompok ini umumnya tidak memerlukan sekolah khusus, tetapi hanya jenis kursus singkat. Contohnya receptionis, customer service officel, namun ada juga perusahan yang meninta karyawannya agar semua karyawannya didalam kelompok ini minimal memiliki ijazah D III

(16)

B. Kerangka teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) di modifikasi Perubahan negatif Perubahan positif

Tidak melakukan kunjungan posyandu

Melakukan kunjugan posyandu FAKTOR PENGUAT

(Tenaga kesehatan, Tokoh masyarakat)

FAKTOR PREDISPOSISI

(pengetahuan, sikap, umur, status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan, norma)

FAKTOR PEMUNGKIN

(ketersediaan sumberdaya kesehatan, ketrjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen

masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan, keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan)

(17)

C. Kerangka konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

1. Ada hubungan atara karaateristik (umur, pekerjaan, sosial ekonomi, dan pendidikan) dengan jumlah kunjungan balita ke posyandu.

2. Ada hubungan atara pengetahuan dengan jumlah kunjungan balita ke posyandu.

3.

Ada hubungan antara sikap dengan jumlaah kunjanga balita ke posyandu.

Umur

Pendidikan pekerjaan Pengetahuan

Status sosial ekonomi Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi farmakodinamik sinergi adalah apabila dua obat atau lebih digunakan secara bersamaan dapat memberikan efek sinergi atau memberikan efek ya ng lebih

ternyata tidak ada negara lain yang memiliki keindahan pemandangan se-eksotis indonesia dimana dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa kita temui

Pemerintah pun memperketat persyaratan untuk mengikuti kolonisasi yaitu: (1) peserta harus benar-benar petani, sebab jika bukan dapat menyebabkan ketidakberhasilan

Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara, yakni ;.. 1) Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan, lama-kelamaan secara

Bahwa apa yang dinyatakan Tergugat dalam angka (6) dan (7) merupakan pembohongan besar dan berusaha untuk melakukan pembodohan kepada staff, pegawai dan

[r]

Berangkat dari pemikiran tersebut, dikaitkan dengan kondisi rill sementara Aparat Desa Tempang III, Kecamatan Langowan Utara, Kabupaten Minahasa sebagai tempat penelitian

Permeabilitas adalah sifat dari tanah atau kemampuan dari tanah dimana air   bebas mengalir melalui ruang – ruang kosong atau pori – pori yang ada di antara  butiran –