Gambaran Sikap dan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NOR AFIFAH BINTI MOHD FADZIL 070100409
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Sikap dan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.
Nama : Nor Afifah Binti Mohd Fadzil NIM : 070100409
Pembimbing Penguji I
(Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed)
Penguji II
ABSTRAK
Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi hati akibat serangan oleh virus hepatitis B (VHB). Di seluruh dunia diperkirakan ada lebih 200 juta orang sebagai karier VHB dan jumlahnya diperkirakan semakin meningkat setiap tahun. Seperti kita ketahui infeksi VHB sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit hati menahun, sirosis dan karsinoma hepatoselular.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan pencegahan tentang penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi USU Tahun 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 50 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai November 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner sikap dan tindakan yang berjumlah 12 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak jenis kelamin laki- laki bersikap baik yaitu 53% berbanding jenis kelamin perempuan yaitu 48,5% sahaja. Sebagian besar angkatan 2006 pula bersikap baik yaitu sebanyak 67% berbanding angkatan 2004 dengan hanya 23% yang bersikap baik. Berdasarkan tindakan diperoleh lebih banyak jenis kelamin perempuan memiliki tindakan baik yaitu 85% berbanding jenis kelamin laki- laki yaitu 76% sahaja. Kesemua mahasiswa dari angkatan 2002 dan 2003 memiliki tindakan baik yaitu 100% berbanding angkatan 2006 dengan hanya 67% sahaja yang memiliki tindakan baik.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti serta menjadi masukan bagi Fakultas Kedokteran Gigi USU sehingga penyakit hepatitis B dapat dicegah sepenuhnya di kalangan mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik.
ABSTRACT
Hepatitis B is an inflammatory disease caused by hepatitis B virus (HBV) which attacks the liver. There are nearly 200 million HBV carriers with the amount increasing every year worldwide. HBV has caused an epidemic causing chronic liver disease, cirrhosis and hepatocellular carcinoma.
The purpose of this study is to describe the attitudes and actions of clinical students studying at the Faculty of Dentistry USU towards hepatitis B years 2010. A cross-sectional study was conducted from March 2010 till November 2010 and questionnaires with a total of 12 questions were distributed to a total sample of 50 students.
The results showed 53% male students possess a good level of attitude compared to only 48.5% female students. Class of 2006 showed to have better results in their level of attitude when compared to class of 2004 with 67% and 23% each. Based on act, female students displayed better results compared to male students with 85% and 76% each. Students from classes of 2002 and 2003 comprise a good level of action with the end result of 100% while class of 2006 results in only 67%.
Outcome of this study is hoped to be useful to the students, researchers and the Faculty of Dentistry, USU in order to fully prevent the disease especially among students undergoing their clinical years.
KATA PENGHANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Sikap dan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., PhD selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah membenarkan penulis untuk melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teman- teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kepala Batas, 23 November 2010
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGHANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR SINGKATAN... x
BAB 1 PENDAHULUAN……… 1
1.1. Latar Belakang……….... 1
1.2. Rumusan Masalah………... 2
1.3. Tujuan Penelitian………. 2
1.4. Manfaat Penelitian………... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 4
2.1. Sikap... 4
2.2. Tindakan... 5
2.3. Hepatitis B... 6
2.3.1. Definisi... 6
2.3.2. Agen Penyebab... 6
2.3.3. Epidemiologi... 7
2.3.4. Transmisi...………. 7
2.3.5. Manifestasi klinis... 8
2.3.7. Pencegahan... 10
2.3.8. Prognosis... 11
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL... 13
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 13
3.2. Defenisi Operasional... 13
BAB 4 METODE PENELITIAN... 15
4.1. Jenis penelitian... 15
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 15
4.2.1. Waktu Penelitian... 15
4.2.2. Tempat Penelitian... 15
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 16
4.3.1. Populasi Penelitian... 16
4.3.2. Sampel Penelitian... 16
4.3.3. Besar Sampel... 16
4.4. Teknik Pengumpulan Data... 17
4.4.1. Data Primer... 17
4.4.2. Data Sekunder... 18
4.5. Pengolahan dan Analisa data... 18
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 19
5.1. Hasil Penelitian... 19
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 19
5.1.3. Sikap Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B... 21
5.1.4. Tindakan Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B... 24
5.1.5. Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Terhadap Penyakit Hepatitis B... 27
5.2. Pembahasan... 28
5.2.1. Sikap Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B... 28
5.2.2. Tindakan Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B... 30
5.2.3. Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Terhadap Penyakit Hepatitis B... 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32
6.1. Kesimpulan... 32
6.2. Saran... 33
DAFTAR PUSTAKA... 34
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1. Definisi Operasional... 13 5.1. Distribusi Jumlah Mahasiswa Yang Sedang Menjalani
Kepaniteraan Klinik Di FKG USU Tahun 2010... 19 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan
Mahasiswa di FKG USU ... 20 5.3. Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Secara Keseluruhan ... 20 5.4. Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Jenis Kelamin
Mahasiswa ... 21 5.5. Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Angkatan
Mahasiswa ... 21 5.6. Penyataan Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B ... 22 5.7. Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Secara
Keseluruhan ... 23 5.8. Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Jenis
Kelamin Mahasiswa ... 23 5.9. Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan
Angkatan Mahasiswa ... 24 5.10. Penyataan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B ... 24 5.11. Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Pencegahan Terhadap
DAFTAR SINGKATAN
FKG : Fakultas Kedokteran Gigi
VHB : Virus Hepatitis B
HepB : Hepatitis B
SPSS : Statistical Package for the Social Sciences
ABSTRAK
Hepatitis B merupakan penyakit inflamasi hati akibat serangan oleh virus hepatitis B (VHB). Di seluruh dunia diperkirakan ada lebih 200 juta orang sebagai karier VHB dan jumlahnya diperkirakan semakin meningkat setiap tahun. Seperti kita ketahui infeksi VHB sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit hati menahun, sirosis dan karsinoma hepatoselular.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan pencegahan tentang penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi USU Tahun 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 50 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai November 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner sikap dan tindakan yang berjumlah 12 pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak jenis kelamin laki- laki bersikap baik yaitu 53% berbanding jenis kelamin perempuan yaitu 48,5% sahaja. Sebagian besar angkatan 2006 pula bersikap baik yaitu sebanyak 67% berbanding angkatan 2004 dengan hanya 23% yang bersikap baik. Berdasarkan tindakan diperoleh lebih banyak jenis kelamin perempuan memiliki tindakan baik yaitu 85% berbanding jenis kelamin laki- laki yaitu 76% sahaja. Kesemua mahasiswa dari angkatan 2002 dan 2003 memiliki tindakan baik yaitu 100% berbanding angkatan 2006 dengan hanya 67% sahaja yang memiliki tindakan baik.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti serta menjadi masukan bagi Fakultas Kedokteran Gigi USU sehingga penyakit hepatitis B dapat dicegah sepenuhnya di kalangan mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik.
ABSTRACT
Hepatitis B is an inflammatory disease caused by hepatitis B virus (HBV) which attacks the liver. There are nearly 200 million HBV carriers with the amount increasing every year worldwide. HBV has caused an epidemic causing chronic liver disease, cirrhosis and hepatocellular carcinoma.
The purpose of this study is to describe the attitudes and actions of clinical students studying at the Faculty of Dentistry USU towards hepatitis B years 2010. A cross-sectional study was conducted from March 2010 till November 2010 and questionnaires with a total of 12 questions were distributed to a total sample of 50 students.
The results showed 53% male students possess a good level of attitude compared to only 48.5% female students. Class of 2006 showed to have better results in their level of attitude when compared to class of 2004 with 67% and 23% each. Based on act, female students displayed better results compared to male students with 85% and 76% each. Students from classes of 2002 and 2003 comprise a good level of action with the end result of 100% while class of 2006 results in only 67%.
Outcome of this study is hoped to be useful to the students, researchers and the Faculty of Dentistry, USU in order to fully prevent the disease especially among students undergoing their clinical years.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hepatitis B merupakan penyakit inflammasi hati akibat serangan oleh virus hepatitis B (VHB). Di seluruh dunia diperkirakan ada lebih 200 juta orang sebagai karier VHB dan 2 miliar penduduk mempunyai bukti terinfeksi dengan VHB secara serologik. Infeksi VHB sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit hati menahun, sirosis dan karsinoma hepatoselular (Suwandi, 1991).
Hepatitis B merupakan penyakit endemik di banyak kawasan di seluruh dunia.Di Asia, 8% - 15% penduduk dewasanya menderita infeksi hepatitis B kronis. Hal ini menyebabkan hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat di Asia terutama di Indonesia sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi (Sanityoso, 2006).
Berdasarkan hasil berbagai penelitian di beberapa daerah, diperkirakan ±7,8% atau ± 13.728.000 orang penduduk Indonesia merupakan HBsAg carriers yang setelah jangka waktu tertentu akan menjadi pengidap kanker hati, sirhosis hepatis dan nekrosis hepar. HBsAg carriers paling banyak dijumpai pada kelompok umur sekitar 20 tahun. Angka kesakitan hepatitis B ± 8.273 orang/tahun dengan kematian ± 2.868 orang per tahun (Atmosukarto, 1991).
VHB ditemukan dalam darah, juga dalam berbagai sekret tubuh seperti saliva, keringat, urine dan feses (Ganem dan Prince, 2004). Oleh itu, penularan dapat berlangsung secara parenteral yaitu melalui darah karena luka, suntikan, gigitan, infus atau transfusi darah dan secara non parenteral. Masa inkubasi bagi penyakit ini adalah ± 70 hari (50 – 100 hari) (Atmosukarto, 1991).
Disebabkan infeksi VHB mudah ditularkan, maka pada tahun 1981 Food and Drug Administration (FDA) telah memperkenalkan vaksin Hepatitis B yang pertama
beresiko tinggi seperti tenaga medis dan sebagai imunisasi dini pada bayi (Gunawan, 1991).
Doktor gigi merupakan sebagian dari tenaga medis yang beresiko tinggi untuk tertular atau menularkan VHB. Hal ini karena mereka sering berhadapan dengan saliva atau air liur yang merupakan salah satu dari jalur penularan VHB. Pada suatu penelitian yang melibatkan 107 mahasiswa dan 108 dokter gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia di Jakarta telah menyimpulkan adanya HbsAg positif pada 1,86% mahasiswanya dan 3,70% HbsAg positif pada staf pengajarnya (Atmosukarto, 1991).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terbuktilah bahwa mahasiswa FKG yang sedang menjalani kepaniteraan klinik merupakan salah satu golongan yang rentan untuk terinfeksi dengan VHB melalui air liur sewaktu bekerja. Oleh itu, peneliti tertarik untuk mengetahui akan gambaran sikap dan tindakan pencegahan mahasiswa tentang penyakit hepatitis B karena sikap dan tindakan yang benar merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah mahasiswa daripada terinfeksi dengan VHB sewaktu bekerja.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikembangkan adalah:
Bagaimanakah gambaran sikap dan tindakan pencegahan tentang penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus,
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran sikap tentang penyakit hepatitis B berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap tentang penyakit hepatitis B berdasarkan angkatan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.
3. Untuk mengetahui gambaran tindakan pencegahan tentang penyakit hepatitis B berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.
4. Untuk mengetahui gambaran tindakan pencegahan tentang penyakit hepatitis B berdasarkan angkatan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi FKG USU dalam rangka menurunkan angka
kejadian terinfeksi oleh VHB di kalangan mahasiswanya yang sedang menjalani kepaniteraan klinik.
2. Sebagai masukan bagi FKG USU agar dapat mengambil langkah-langkah atau kebijaksanaan mengenai vaksinasi hepatitis B sebelum mahasiswa menjalani kepaniteraan klinik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sikap
Sikap merupakan suatu respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu:
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain: a. Menerima (receiving)
Mahu dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
2.2. Tindakan
Tindakan merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu: a. Persepsi (perception)
Merupakan suatu proses mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response)
Merupakan suatu kebolehan dalam melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator raktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
2.3. Hepatitis B 2.3.1. Definisi
Menurut Sanityoso (2006), hepatitis B diartikan sebagai penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh VHB. Hepatitis B yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis B akut manakala hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis B kronis.
Penyakit hepatitis B juga didefinisikan sebagai infeksi yang disebabkan oleh VHB yang menyerang hati dan bisa mengakibatkan infeksi akut atau kronik (WHO, 2009)
2.3.2. Agen Penyebab
Menurut Sanityoso (2006), sifat-sifat agen penyebab bagi penyakit ini adalah seperti berikut:
• Virus hepatitis B (VHB)
• Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae
• Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait dengan derajat beratnya dan respon terhadap terapi
• 42nm partikel sferis dengan :
- Inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27nm - Selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7nm
• Inti VHB mengandung, ds DNA partial (3,2 kb) dan:
- Protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase - Antigen hepatitis B core (HbcAg), merupakan protein struktural
- Antigen hepatitis B e (HbeAg), protein non-struktural yang berkorelasi secara tidak sempurna dengan replikasi aktif VHB.
• Selubung lipoprotein VHB mengandung:
- Lipid minor dan komponen karbohidrat
- HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22nm atau tubular.
• Satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman protein HbsAg.
• Virus VHB mutan merupakan konsekuensi kemampuan proof reading yang terbatas dari reverse transcriptase atau munculnya resistensi. Hal tersebut meliputi:
- HbeAg negatif mutasi precore/core - Mutasi yang diinduks i oleh vaksin VHB - Mutasi YMDD oleh karena lamivudin.
• Hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya.
2.3.3. Epidemiologi
Menurut Sanityoso (2006), masa inkubasi bagi virus hepatitis B adalah 15-180 hari dan rata-rata sekitar 60-90 hari. Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut. Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten. Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati (Atmosukarto, 1991). VHB ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, dan cairan tubuh lain (Ganem dan Prince, 2004).
2.3.4. Transmisi
penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik, atau penggunaan sikat gigi bersama. Transmisi maternal-neonatal juga dapat menularkan virus hepatitis B ini dan sampai sekarang masih tidak ditemukan bukti penyebaran melalui fekal-oral.
2.3.5. Manifestasi Klinis
VHB masuk ke dalam darah secara parenteral (Atmosukarto, 1991). Dari peredaran darah partikel Dane masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus. Selanjutnya sel-sel hati akan memproduksi dan mensekresi partikel Dane utuh, partikel HbsAg bentuk bulat dan tubuler, dan HbeAg yang tidak ikut membentuk partikel virus (Soemohardjo dan Gunawan, 2006).
VHB juga marangsang respons imun tubuh dan mengaktivasi sel limfosit B yang akan menyebabkan produksi antibodi antara lain HBs, HBc dan anti-Hbe. Fungsi anti-HBs adalah menetralisasi partikel VHB bebas dan mencegah masuknya virus ke dalam sel. Dengan demikian, anti-HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel. Bila proses eliminasi virus berlangsung efisien maka infeksi VHB dapat diakhiri, sedangkan bila proses tersebut kurang efisien maka terjadi infeksi VHB yang menetap (Soemohardjo dan Gunawan, 2006).
Seseorang yang telah terinfeksi dengan VHB bisa menunjukkan gejala seperti demam, rasa kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah atau urin berwarna gelap. Gejala ini menunjukkan bahwa seseorang telah menderita hepatitis B akut yang juga dapat ditandai dengan keberadaan dari IgM antibodi terhadap antigen core hepatitis (IgM anti HBc dan HbsAg) dan bisa sembuh dengan sendirinya. Selepas sembuh dari infeksi maka seseorang itu sudah memiliki antibodi terhadap HbsAg (anti HBs). Antibodi ini merupakan antibodi penetral yang secara umum mengindikasikan kesembuhan dan kekebalan terhadap reinfeksi (Sanityoso, 2006).
sirosis atau karsinoma hepatoselular (Suwandi, 1991). Pada pemeriksaan serologis menunjukkan adanya persistensi VHB lebih dari 6 bulan atau terdapat HbeAg yang positif di dalam darah (Sanityoso, 2006).
2.3.6. Penatalaksanaan
Menurut Sanityoso (2006), jika pasien terinfeksi dengan virus hepatitis B dan sembuh spontan, pasien tersebut hanya perlu dirawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan diare. Aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan juga perlu dihindari. Pemberian obat antivirus seperti lamivudin atau adefovir masih belum jelas kepentingannya sampai saat ini.
Pada saat ini dikenal 2 kelompok terapi untuk penderita jika sudah didiagnosa menderita hepatitis B tipe kronik yaitu:
1. Kelompok Imunomodulasi
• Interferon
• Timosin alfa 1
• Vaksinasi terapi 2. Kelompok Terapi Antivirus
• Lamivudin
• Adefovir Dipivoksil
Tujuan pengobatan hepatitis B adalah mencegah atau menghentikan progresi jejas hati (liver injury) dengan cara menekan replikasi virus atau menghilangkan injeksi.
sebagai titik akhir terapi dan respons terapi hanya dapat dinilai dengan pemeriksaan DNA VHB.
2.3.7. Pencegahan
Infeksi virus hepatitis B dapat dicegah melalui pemberian vaksin hepatitis B sebelum paparan terjadi (Gunawan, 1991). Pelaksanaan vaksinasi terhadap virus hepatitis B pada manusia, pertama kali dilakukan oleh Krugman dan koleganya pada tahun 1971 yaitu menggunakan sediaan serum yang diperoleh dari karier virus hepatitis B dan diinaktifasi menggunakan panas. Hasilnya 20 dari 29 anak terlindung dari infeksi virus hepatitis B. Imunitas dijumpai pada anak-anak yang mempunyai antibodi terhadap Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg). Hasil ini memacu perkembangan pembuatan vaksin hepatitis B lebih maju, terutama untuk produksi skala besar dari plasma karier (Suwandi, 1991).
Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang digunakan untuk vaksinasi hepatitis B dan yang paling utama adalah HbsAg yang dimurnikan dari plasma karier. Metode ini telah berhasil dan efikasinya tidak disangsikan. Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan teknologi rekombinan DNA, dengan memasukkan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke dalam sel ragi dan sel mamalia. Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E. coli, namun jumlahnya relatif kecil, demikian juga sifat antigeniknya (Suwandi, 1991).
Menurut Gunawan dalam artikelnya yang berjudul Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di Indonesia (1991), apabila vaksin disuntikkan, tubuh akan membentuk anti-HBs. Satu seri vaksinasi yang tepat dapat membentuk antibodi yang cukup pada 95% orang sehat. Respons pembentukan antibodi berkurang pada usia lebih tua dan adanya gangguan daya tahan tubuh.
sudah cukup baik untuk mengurangi jumlah pengidap kronik, sekalipun booster tidak diberikan.
Menurut World Health Organization (2001), pemberian vaksinasi hepatitis B sangat dianjurkan kepada semua bayi yang baru dilahirkan dan kepada semua anak sehingga berusia 18 tahun. Selain itu, vaksinasi juga sangat direkomendasikan kepada kelompok populasi dengan resiko tertular virus hepatitis B yang tinggi yaitu:
- Pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan karier hepatitis B - Pekerja kesehatan dan pekerja yang terpapar darah
- Homoseksual dan biseksual pria
- Individu dengan banyak pasangan seksual - Resipien transfusi darah
- Pasien hemodialisis - Sesama narapidana
- Individu dengan penyakit hati yang sudah ada (hepatitis C kronik)
Pemberian vaksinasi hepatitis B biasanya diberikan secara suntikan. Suntikan sebaiknya diberikan ke dalam otot deltoid pada orang dewasa dan ke dalam otot pada bayi dan anak. Suntikan di pantat (gluteus) tidak dianjurkan karena terbukti mengakibatkan respons antibodi yang rendah. Berbagai percobaan memberikan suntikan secara intradermal menunjukkan bahwa dengan dosis 1/10 dapat diperoleh respons yang cukup baik. Suntikan intradermal secara teknis lebih sulit dan memerlukan latihan khusus untuk petugas. Apakah cara ini bisa dipakai dalam program skala besar masih diteliti dengan lebih lanjut (Gunawan, 1991).
2.3.8. Prognosis
akut terjadi pada <1% infeksi akut. Infeksi persisten (HbsAg positif dengan atau tanpa replikasi aktif VHB) :
- Karier asimtomatik dengan gambaran histologi normal atau non-spesifik - Hepatitis kronik, sirosis, karsinoma hepatoselular
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
3.1. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1. Sikap Tanggapan atau
reaksi responden mengenai penyakit hepatitis B
Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Sedang 3. Kurang
Ordinal
2. Tindakan Segala sesuatu yang telah dilakukan responden
sehubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang penyakit hepatitis B
Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Sedang 3. Kurang
Ordinal
3. Mahasiswa Mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara tahun 2010.
Wawancara Kuesioner Berdasarkan jenis kelamin dan angkatan mahasiswa Nominal Mahasiswa FKG USU
Sikap dan tindakan pencegahan mengenai
a. Sikap
Sikap diukur melalui 5 pertanyaan. Responden yng menjawab benar akan diberi skor 1, sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0, sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang, dengan definisi sebagai berikut: (Pratomo, 1990)
a. Baik, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian besar atau seluruhnya tentang penyakit hepatitis B (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi).
b. Sedang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian tentang penyakit hepatitis B (skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi).
c. Kurang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian kecil tentang penyakit hepatitis B (skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi).
b. Tindakan
Tindakan diukur melalui 7 pertanyaan, responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 7.
Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yakni menggambarkan sikap dan tindakan pencegahan mengenai penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional studi, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan pencegahan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinis di FKG USU yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang telah disediakan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama Maret-Desember 2010, sedangkan pengambilan data telah dilakukan selama bulan Mei-Juni 2010. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil laporan.
4.2.2. Tempat penelitian
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran gigi yang sedang menjalani kepaniteraan klinik manakala populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara tahun 2010.
4.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan Convenient Sampling. Tehnik penarikan sampel ini dilakukan secara subjektif oleh peneliti
ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Tehnik ini disebut juga pengambilan sampel seadanya (accidental sampling) (Wahyuni, 2007).
4.3.3. Besar Sampel
Penentuan besar sampel digunakan menurut rumus (Wahyuni, 2007). Pemilihan rumus ini berdasarkan populasi mahasiswa yang sudah diketahui yaitu sebanyak 284 orang mahasiswa.
N Z21-α/2 P (1-P) n =
(N-1) d2 + Z21-α/2 P (1-P)
Keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel
Z21-α/2 = Nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu
N x Z21-α/2 x P x (1-P) n =
(N-1) x d2 + Z21-α/2 x P x (1-P)
n = 284 x 1,96 x 0,5 x (1-0,5)
284-1 x (0,1)2 + (1,96) x 0,5 x 0,5
n = 41,9 ≈ 50
Oleh itu, sebanyak 50 sampel akan diambil untuk penelitian ini.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas terlebih dahulu. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian kuesioner tersebut akan diberikan kepada sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.
Formulir A:
Formulir B:
Adalah surat persetujuan dari responden yang memuat tanda tangan responden dan persetujuan responden.
Formulir C:
Kuesioner yang akan diisi oleh responden.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, yakni berupa informasi dan jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi yang sedang menjalani kepaniteraan klinik tahun 2010.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu seperti editing, coding, entri, dan cleaning data. Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Fakultas Kedokteran Gigi USU berada di dalam kampus USU dengan alamat Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Padang Bulan, Medan-20155.
[image:32.612.107.535.417.563.2]Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik adalah sebanyak 284 orang dengan angkatan 2005 merupakan angkatan yang jumlah mahasiswanya paling banyak menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi USU pada tahun ini yaitu sebanyak 106 orang.
Tabel 5.1.
Distribusi Jumlah Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik Di FKG USU Tahun 2010
Angkatan Jumlah Persen (%)
2002 25 8.8
2003 30 10.6
2004 82 28.9
2005 106 37.3
2006 41 14.4
Jumlah 284 100
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Angkatan Mahasiswa di FKG USU
Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%)
Jenis Kelamin
Laki- laki 17 34
Perempuan 33 66
Angkatan
2002 4 8
2003 3 6
2004 13 26
2005 18 36
2006 12 24
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi USU Tahun 2010. Karakteristik mahasiswa dapat dibagi menurut jenis kelamin dan angkatan.
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 33 orang (66%) dan angkatan yang paling banyak adalah angkatan 2005 yaitu sebanyak 18 orang (36%).
5.1.3. Sikap Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B
Sikap mahasiswa dinilai berdasarkan 5 pertanyaan mengenai pandangan mereka tentang penyakit hepatitis B.
Tabel 5.3.
Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Secara Keseluruhan
Sikap Jumlah Persen (%)
Baik 25 50
Sedang 24 48
Kurang 1 2
[image:33.612.109.535.626.698.2]Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian responden memiliki sikap atau pandangan yang baik tentang penyakit hepatitis B yakni sebanyak 25 orang (50%) dan yang paling sedikit adalah responden yang memiliki sikap atau pandangan kurang yakni sebanyak 1 orang (2%).
Tabel 5.4.
Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa
Sikap Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Baik 9 53 16 48.5
Sedang 8 47 16 48.5
Kurang 0 0 1 3
Jumlah 17 100 33 100
[image:34.612.105.573.507.612.2]Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki persentase sikap atau pandangan baik yang paling tinggi yakni sebanyak 53% (9 orang) dan jenis kelamin perempuan memiliki persentase sikap atau pandangan kurang yang paling tinggi yaitu sebanyak 1 orang (3%).
Tabel 5.5.
Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Angkatan Mahasiswa
Sikap Angkatan
2002 2003 2004 2005 2006
(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)
Baik 2 50 1 33 3 23 11 61 8 67
Sedang 2 50 2 67 9 69 7 39 4 33
Kurang 0 0 0 0 1 8 0 0 0 0
Jumlah 4 100 3 100 13 100 18 100 12 100
Tabel 5.6.
Penyataan Sikap Tentang Penyakit Hepatitis B Sikap
Setuju Tidak setuju
No Item (n) (%) (n) (%)
1 Tempat pemeriksaan gigi yang telah dikotori oleh VHB bisa menjadi jalur penularan VHB dalam 7 hari.
26 52 24 48
2 Vaksinasi hepatitis B perlu karena pemakaian sarung tangan sahaja tidak mencukupi sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien
47 94 3 6
3 Pemakaian sarung tangan perlu karena vaksinasi hepatitis B sahaja tidak mencukupi sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien
47 94 3 6
4 Vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali perlu sebelum mahasiswa FKG menjalani kepaniteraan klinik.
30 60 20 40
5 Vaksinasi hepatitis B dosis kedua dan ketiga tidak perlu karena hanya membuang uang dan masa sahaja.
29 58 21 42
5.1.4. Tindakan Pencegahan Mahasiswa Terhadap Penyakit Hepatitis B
Tindakan pencegahan mahasiswa dinilai berdasarkan 7 pertanyaan mengenai tindakan mereka terhadap pencegahan penyakit hepatitis B.
Tabel 5.7.
Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Secara Keseluruhan
Tindakan Jumlah Persen (%)
Baik 41 82
Sedang 9 18
Kurang 0 0
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa bertindak dengan kategori baik yaitu sebanyak 41 orang (82%) dan tidak ditemukan mahasiswa dengan kategori kurang.
Tabel 5.8.
Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa
Tindakan Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Baik 13 76 28 85
Sedang 4 24 5 15
Kurang 0 0 0 0
Jumlah 17 100 33 100
[image:36.612.106.535.231.304.2]Tabel 5.9.
Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Berdasarkan Angkatan Mahasiswa
Tindakan Angkatan
2002 2003 2004 2005 2006
(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)
Baik 4 100 3 100 10 77 16 89 8 67
Sedang 0 0 0 0 3 23 2 11 4 33
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 4 100 3 100 13 100 18 100 12 100
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa angkatan 2002 dan 2003 memiliki persentase tindakan dengan kategori baik yang paling tinggi yaitu sebanyak 100% dan angkatan 2006 memiliki persentase tindakan dengan kategori sedang yang paling tinggi yaitu sebanyak 33% (4 orang).
Tabel 5.10.
Penyataan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Tindakan
Benar Salah
No Item (n) (%) (n) (%)
1 Sudah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B 34 68 16 32
2 Menukar sarung tangan 47 94 3 6
3 Tempat pemeriksaan gigi tetap dalam keadaan bersih dan kering
45 90 5 10
4 Penggunaan peralatan pemeriksaan gigi yang steril
46 92 4 8
5 Pemakaian masker ketika memeriksa pasien 47 94 3 6
6 Menukar gelas berkumur yang baru 49 98 1 2
[image:37.612.110.552.434.686.2]Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa tindakan mahasiswa yang paling banyak benar adalah tentang penukaran gelas berkumur yang baru yaitu sebanyak 49 orang (98%) yang melakukan dengan benar dan tindakan mahasiswa yang paling banyak salah adalah tentang mendapatkan vaksinasi hepatitis B sebelum menjalani kepaniteraan klinik yaitu sebanyak 16 orang (32%) yang melakukan dengan salah.
Tabel 5.11.
Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit Hepatitis B
Sikap Tindakan
Baik Sedang Jumlah
Baik 21 4 25
Sedang 19 5 24
Kurang 1 0 1
Jumlah 41 9 50
5.2. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi USU tahun 2010, diperolah data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 orang mahasiswa. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut :
5.2.1. Sikap Mahasiswa Tentang Penyakit Hepatitis B di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Awalnya ada 6 soal yang dibuat untuk mengukur sikap mahasiswa mengenai penyakit hepatitis B, namun setelah dilakukan uji validitas ternyata hanya 3 soalan yang valid. Lalu dilakukan uji validitas ulang dengan penambahan 4 pertanyaan yang baru menjadikan kesemuanya 7 pertanyaan, dan didapatkan 5 pertanyaan yang valid.
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan sikap mahasiswa mengenai penyakit hepatitis B secara keseluruhannya tampak tiada perbedaan yang nyata antara sikap baik yaitu sebanyak 50% dengan sikap sedang yaitu sebanyak 48% dan hanya 2% saja yang memperoleh sikap kurang. Oleh itu dapat disimpulkan bahwa mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi USU memiliki sikap baik dan sedang tentang penyakit hepatitis B.
Berdasarkan tabel 5.4 pula diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki sikap baik (53%), lebih tinggi berbanding jenis kelamin perempuan (48.5%). Menurut suatu penelitian yang telah dilakukan menyimbulkan bahwa walaupun terdapat perbedaan hasil sikap yang diperoleh namun perbedaan yang didapatkan itu tidak bermakna antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan (Atmosukarto, 1991).
mengingat tentang pelajaran mengenai penyakit hepatitis B berbanding angkatan lain yang mungkin sudah mulai lupa dengan pelajaran mengenai penyakit hepatitis B.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 97% mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa vaksinasi hepatitis B perlu karena pemakaian sarung tangan sahaja tidak mencukupi sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien dan pemakaian sarung tangan perlu karena vaksinasi hepatitis B sahaja tidak mencukupi sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien. Hal ini sangat bertepatan sebagai pencegahan yang paling tuntas daripada terinfeksi dengan VHB sewaktu memeriksa pasien. Hasil penelitian yang telah dijalankan menunjukkan bahwa vaksinasi hepatitis B tidak dapat sepenuhnya mencegah seseorang daripada terinfeksi dengan VHB. Oleh itu, diperlukan tindakan pencegahan lain yaitu dengan pemakaian sarung tangan sewaktu memeriksa pasien bagi terhindar dari terinfeksi dengan VHB sepenuhnya (WHO, 2001).
Sikap baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak terlepas dari pengaruh interaksi manusia dengan yang lainnya.
Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi akan memegang peranan penting. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoatmodjo, 2003).
5.2.2. Tindakan Mahasiswa Tentang Penyakit Hepatitis B di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Pada tabel 5.7 diperoleh sebagian besar mahasiswa memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 41 orang (82%) dan tidak ditemukan mahasiswa yang memiliki tindakan yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari bahwa sewaktu memeriksa pasien, pencegahan primer mestilah dilakukan supaya terhindar dari terinfeksi dengan HBV seterusnya menghasilkan tindakan yang baik tentang penyakit hepatitis B.
Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh bahwa jenis kelamin perempuan bertindak dengan kategori baik (85%) lebih tinggi berbanding jenis kelamin laki-laki (76%). Walaupun jenis kelamin laki-laki menunjukkan sikap baik yang tinggi berbanding jenis kelamin perempuan namun, ini menunjukkan bahwa tidak semua sikap yang baik akan menghasilkan tindakan yang baik.
Tabel 5.9 pula menunjukkan bahwa angkatan 2002 dan 2003 bertindak dengan kategori baik (100%) berbanding dengan angkatan lain. Hal ini mungkin disebabkan pengalaman angkatan 2002 dan 2003 yang lebih lama di bidang kepaniteraan klinik menyebabkan mereka lebih terampil dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit hepatitis B berbanding angkatan lain yang masih kurang berpengalaman.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa paling banyak mahasiswa bertindak dengan benar pada penukaran gelas berkumur yang baru (98%) dan tidak ada perbedaan yang ketara antara kesemua tindakan yang dilakukan kecuali tindakan mendapatkan vaksinasi hepatitis B yaitu dengan hanya 68% sahaja mahasiswa yang sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis B sebelum mereka menjalani kepaniteraan klinik.
tidak sepenuhnya mencegah dari terinfeksi dengan VHB namun setidaknya dapat mengurangi resiko untuk tertular VHB sewaktu mereka menjalani kepaniteraan klinik.
5.2.3. Hasil Perbandingan Sikap dan Tindakan Terhadap Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi USU
Pada tabel 5.11 diperoleh bahwa daripada jumlah mahasiswa yang memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 25 orang, hanya didapatkan 21 orang sahaja yang memiliki tindakan baik selebihnya 4 orang memiliki tindakan sedang.
Hal ini disebabkan tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap menjadi perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Tetapi tidak selalu orang yang berpengetahuan dan sikap yang baik langsung melakukan tindakan yang benar dalam kehidupan. Hal ini mungkin dikarenakan mereka masih ragu dalam tindakan yang dilakukan (Notoadmodjo, 2003).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran sikap dan tindakan tentang penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi USU tahun 2010 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Sikap tentang penyakit hepatitis B pada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki sikap baik yaitu sebanyak 25 orang (50%), sebanyak 24 orang (48%) memiliki sikap sedang dan sebagian kecil memiliki sikap kurang yaitu 1 orang ( 2%).
6.2. Saran
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti dimasa yang akan datang dapat dilakukan penelitian dibeberapa lokasi yang berlainan dan mengurangi kekurangan yang ada pada penelitian ini yaitu dengan menilai sendiri tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa melalui observasi dan bukan dinilai hanya melalui kuesioner sahaja .
b. Bagi FKG USU
DAFTAR PUSTAKA
Atmosukarto, K., 1991. Masalah Hepatitis B di Indonesia menurut Berbagai Penelitian. Cermin Dunia Kedokteran, 68: 33-36.
Dienstag, J. L., 2008. Hepatitis B Virus Infection. New England Journal of Medicine, 359 (26): 2743-2745.
Ganem, D. & Prince, A.M., 2004. Hepatitis B Virus Infection- Natural History and Clinical Consequences. New England Journal of Medicine, 350 (11):
1118-1129.
Gunawan, S., 1991. Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran, 68: 5-7.
Hoofnagle, J. H., 2006. Hepatitis B- Preventable and Now Treatable. New England Journal of Medicine, 354 (10): 1074-1076.
Immunization Action Coalition, 2008. Vaccine Information for the public and health professionals: Hepatitis B Disease. Mannesota: Immunization Action
Coalition. Available from:
st March
2010]
Lok, A. S., 2005. The Maze of Treatment for Hepatitis B. New England Journal of Medicine, 352 (26): 2743-2745.
National Foundation for Infectious Disease, 1997. Hepatitis B: What every teen should know. National Coalition for Adult Immunization, Hepatitis B Action
Group.
National Foundation for Infectious Disease, 2002. Facts About Hepatitis B For Adults. National Coalition for Adult Immunization, Hepatitis B Action Group.
Notoadmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pratomo, H., 1990. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat Dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta:Unit Pelaksana
Proyek Pengembangan SKM di Indonesia.
Sanityoso, A., 2006. Hepatitis Virus Akut. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi IV. Jakarta: IPD FKUI, 427-432.
Sastroasmoro, S. & Ismael S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Sharma, S. K., Saini, N. & Chawla, Y., 2005. Hepatitis B Virus: Inactive carriers. Virology Journal, 82 (2): 1-5.
Suwandi, U., 1991. Perkembangan Vaksin Hepatitis B. Cermin Dunia Kedokteran, 68: 22-25.
Wahyuni, A. S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.
World Health Organization, 2001. Introduction of hepatitis B vaccine into childhood immunization services. Department of Vaccines And Biologicals.
World Health Organization, 2008. Hepatitis B. Available from:
th April
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nor Afifah Binti Mohd Fadzil Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 10 Mei 1988 Agama : Islam
Alamat : Perak, Malaysia
Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Keroh, Perak.
2. Sekolah Raja Perempuan Ta’ayah, Ipoh, Perak. 3. Maktab Rendah Sains MARA Transkrian, Nibong Tebal, Pulau Pinang.
4. Allianze College of Medical Sciences (ACMS), Kepala Batas, Pulau Pinang.
Riwayat Pelatihan : Seminar and Training in Presentation of Research Proposal
Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa USU
2. Pertubuhan Kebangsaan Pelajar- Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI)
LAMPIRAN II Inform Consent
Kepada Yth : Calon Responden Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Nor Afifah Bt Mohd Fadzil NIM : 070100409
Alamat : Jl. Intan, No.15, Medan
Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian berjudul ” Gambaran Sikap dan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010”.
Informasi yang akan diambil untuk penelitian ini akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian sahaja. Penelitian ini tidak akan mendatangkan akibat yang merugikan bagi saudari sebagai responden. Jika saudari tidak bersetuju untuk menjadi responden, maka tiada ancaman bagi saudari tetapi jika saudari bersetuju, maka saya mohon kesediaanya untuk menandatangi persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi responden saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2010 Peneliti,
LAMPIRAN III Persetujuan Penelitian
Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Nor Afifah Bt Mohd Fadzil, NIM 070100409, dengan judul “Gambaran Sikap dan Tindakan Pencegahan Tentang Penyakit Hepatitis B Pada Mahasiswa yang Sedang Menjalani Kepaniteraan Klinik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2010”.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Medan, Juni 2010 Responden
LAMPIRAN 1V
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN SIKAP DAN TINDAKAN PENCEGAHAN TENTANG PENYAKIT HEPATITIS B PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK DI FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2010.
Identitas Responden Nama:
NIM: Angkatan: Jenis Kelamin:
SIKAP
PERTANYAAN
NILAI
SETUJU TIDAK
SETUJU 1. Tempat pemeriksaan gigi yang telah
dikotori oleh virus hepatitis B bisa menjadi jalur penularan virus hepatitis B dalam tempoh 7 hari.
2. Vaksinasi hepatitis B perlu karena pemakaian sarung tangan saja belum cukup selamat sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien.
3. Pemakaian sarung tangan perlu karena vaksinasi hepatitis B saja belum cukup selamat sebagai pelindung diri sewaktu memeriksa pasien.
4. Vaksinasi hepatitis B sebanyak tiga kali adalah perlu sebelum seseorang mahasiswa FKG menjalani kepaniteraan klinik.
TINDAKAN
PERTANYAAN
NILAI
YA TIDAK
1. Adakah Anda sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis B ? 2. Adakah Anda memastikan bahwa tempat pemeriksaan gigi tetap dalam keadaan bersih dan kering sebelum anda memeriksa pasien anda ?
3. Adakah Anda menukar sarung tangan yang baru setiap kali memeriksa pasien yang berbeda?
4. Adakah Anda menggunakan peralatan pemeriksaan gigi yang sudah disterilisasi setiap kali memeriksa pasien yang berbeda ?
5. Adakah Anda memakai masker setiap kali memeriksa pasien anda?
6. Adakah Anda menukar cawan berkumur yang baru setiap kali memeriksa pasien yang berbeda ?
LAMPIRAN V
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Variabel Nomor Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Sikap 1 0.507 Valid 0.798 Reliabel
2 0.686 Valid Reliabel
3 0.558 Valid Reliabel
4 0.687 Valid Reliabel