• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

Karya Tulis Ilmiah

”Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi”

Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tanaman buah naga (dragon fruit) yang awalnya dikenal sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun thailand. Terlebih saat diketahui bahwa buahnya dapat dimakan, semakin banyak yang mengenalnya. Buahnya terasa enak. Bagi masyarakat didaerah tersebut, usaha budidaya tanaman buah naga terus dilakukan karena sangat menguntungkan.

Perluasan dan rencana produksi memang merupakan orientasi jangka panjang, terlebih untuk memenuhi produksi dalam negeri. Namun demikian upaya untuk mengekspor buah naga tetap akan dilakukan sepanjang kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi. Bagaimana melakukan ekspor bila kebutuhan dalam negeri saja belum terealisasi? Padahal, konsumen di negara Eropa berselera tinggi terhadap rasa buah naga tersebut, Terbukti, Perancis mendatangkan buah naga dari Thailand dan Vietnam.

Dalam upaya pengembangan buah naga, iklim Indonesia sangat mendukung pembudidayaannya. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bila buah naga dapat memasyarakat di Indonesia.

Buah naga tergolong jenis tanaman yang merambat sehingga membutuhkan media sebagai tiang panjatnya. Tiang tiang panjat tersebut harus kuat agar dapat menopang tanaman. Selain kuat tiang tiang panjat harus mampu bertahan selama beberapa tahun. Hal ini bertujuan agar usaha budidaya tanaman mendapatkan keuntungan.

Dalam budidaya buah naga sangat membutuhkan nutrisi. Nutrisi tersebut dapat diperoleh dari pemberian media tanam. Media tanam buah naga berupa tanah topsoil, pasir, dan pupuk kandang. Pasir yang digunakan berupa pasir sungai atau bangunan. Tanah topsoil digunakan karena memiliki unsur hara lebih banyak dibandingkan tanah subsoil. Pupuk yang dapat digunakan antara lain pupuk kandang (pupuk dari kotoran ayam, sapi, kambing, dan lain-lain), maupun pupuk buatan ( Urea, SP 36, KCl, NPK).

Untuk mengatahui pertumbuhan buah naga pada tiang panjat beton Terhadap penggunaan media tanam maka dilakukan kegiatan penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Para petani/pembudidaya buah naga belum banyak mengetahui peranan dan manfaat media tanam buah naga terhadap pertumbuhan tanaman buah naga.

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam kajiwidya yaitu tentang penggunaan media tanam belum sepenuhnya dilakukan dengan baik sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman buah naga.

(2)

2 D. Tujuan

Mengetahui pertumbuhan buah naga terhadap penggunaan media tanam serta mendapatkan media tanam yang baik untuk tanaman buah naga.

II. KERANGKA TEORITIK

Tiang panjat bentuk tunggal dapat berupa tiang panjat kayu, tiang panjat hidup dan tiang panjat dari tiang beton. Kedua jenis tiang panjat ini digunakan untuk menopang sebanyak empat tanaman yang sedang berproduksi dengan produkstifitas rata-rata 3 kg per tanaman.

Media tanam buah naga biasanya terdiri dari campuran tanah, pasir dan pupuk kandang, dengan komposisi yang disesuaikan dengan kesuburan tanah.

A. Tiang Panjat Beton

Tiang panjat yang umum digunakan ialah tiang panjat berbentuk tiang beton segiempat yang berukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 m – 2,5 m. Selain segi empat, tiang panjat dapat dibuat berbentuk bulat ataupun segitiga. Penggunaan tiang panjat beton lebih baik karena kuat, tahan lama, dan kokoh menahan beratnya tanaman.

Pada bagian permukaan ujung tiang terdapat lubang sedalam 25 -30 cm. Lubang tersebut berfungsi untuk menempatkan piringan penyangga sulur atau cabang. Tiang panjat tiang beton ini ditancapkan ditanah dengan cara dicor. Pengecoran dimaksudkan agar tiang dapat kokoh berdiri dan mampu menyangga tanaman. Kedalam pengecoran sebaiknya sekitar 50 cm.

Bagian atas atau ujung beton dipasangkan besi melingkar berdiamater sekitar 60-80 cm. Oleh karena bentuknya bulat, sekilas besi tersebut tampak seperti setir mobil. Besi lingkaran ini berfungsi sebagai tempat bertenggernya cabang dan anak cabang atau tunas. Ditengah lingkaran diberi dua potongan besi beton yang berbentuk menjadi tanda “ + “ pada titik tengah besi bertanda “ + “ tersebut dihubungkan dengan besi beton memanjang sepanjang 30 cm kearah bawah sehingga membentuk seperti pegangan payung. Tiang besi ini ditancapkan pada lubang yang ada dipermukaan tiang. Bila penggunaan besi untuk penyangga cabang dianggap terlalu mahal, maka dapat diganti dengan kayu dan ban bekas sepeda motor pun dapat digunakan. Ada juga beberapa petani yang menggunakan para-para dari kayu yang dibentuk menyilang.

(3)

3 B. Media Tanam Buah Naga

Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman buah naga perlu media yang cocok untuk pertumbuhannya. Media untuk penanaman buah naga berupa: tanah topsoil, pasir, dan pupuk kandang.

1. Media Tanah

Lapisan tanah terdiri dari 2 yaitu lapisan tanah topsoil dan lapisan tanah subsoil. Lapisan topsoil adalah lapisan tanah teratas yaitu dari permukaan tanah dengan ketebaalan sekitar 20 cm atau tergantung dengan keadaan dan jenis tanah. Lapisan ini memiliki ciri yaitu; lapisan yang subur pada tanah, terdapat kandungan bahan organik, tempat hidup mikroorganisme tanah, umumnya berwarna kehitaman atau kecoklatan. Lapisan subsoil yaitu: lapisan yang berada dibawah topsoil, kandungan bahan organik rendah, berwarna agak kekuningan, dan mikroorganisme sulit berkembang.

Lapisan tanah yang biasanya digunakan dalam media tanam yaitu lapisan tanah topsoil karena memiliki kesuburan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan lapisan subsoil.

2. Media Pasir

Pasir yang digunakan dapat berupa pasir bangunan. Buah naga sangat perlu tata udara yang baik, hal ini dapat dipenuhi dengan pemberian pasir sebagai media tanam buah naga.

Pasir mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut. a. Memperlancar sirkulasi udara (Aerase)

b. Mencegah terjadinya penggumpalan tanah karena pasir bersifat lepas c. Mencegah tergenangnya air, karena pasir bersifat porous

d. Memperbesar rongga udara dalam tanah 3. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan media yang penting dalam budidaya buah naga. Tanpa pupuk kandang buah naga tidak akan berkembang dengan baik. Pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pupuk kandang terdapat unsur hara yang lengkap baik makro maupun mikro

Pupuk kandang yang digunakan sebaiknya dalam kondisi matang. Pupuk kandang yang belum matang jika digunakan akan menyebabkan serangan penyakit busuk batang pada buah naga. Pupuk kandang dapat diberikan satu karung per lubang tanam atau tergantung dengan kesuburan tanah. Semakin kurang subur tanah maka penggunaan pupuk kandang akan semakin besar.

Jenis pupuk kandang yang banyak digunakan dalam budidaya tanaman yaitu pupuk kandang ayam, sapi, kambing, dan guano.

(4)

4 III. METODOLOGI

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian pengaruh penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan buah naga pada tiang panjat beton sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 P3 P7 P71 P7 P7 P72 P7 P7 P7 P7 P3 P7 P7 P73 P7 P7 P74 P7 P7 P75 P7 P7 P2 P3 P6 P6 P61 P6 P6 P62 P6 P6 P6 P6 P63 P6 P6 P64 P6 P6 P65 P6 P6 P6 P2 P2 P5 P5 P5 P51 P5 P5 P5 P52 P5 P5 P5 P53 P5 P5 P5 P54 P5 P5 P55 P5 P4 P41 P4 P4 P42 P4 P43 P4 P4 P4 P4 P44 P4 P4 P4 P4 P45 P4 P4 P4 P3 P3 P31 P3 P32 P3 P3 P3 P3 P33 P3 P3 P34 P3 P3 P35 P3 P2 P21 P2 P22 P2 P2 P23 P2 P2 P2 P24 P2 P2 P2 P25 P2 P2 P P1 P11 P1 P12 P1 P1 P1 P1 P13 P1 P14 P1 P1 P1 P15 P P P01 P0 P02 P0 P03 P0 P0 P0 P0 P04 P0 P0 P05 P0 P0 P Keterangan:

Perlakuan 1 (P1) media tanah, pasir, pupuk kandang ayam (1:1:1) 20 ulangan Perlakuan 2 (P2) media tanah, pasir, pupuk kandang sapi (1:1:1) 20 ulangan Perlakuan 3 (P3) media tanah, Pasir, pupuk kandang kambing) (1:1:1) 20 ulangan Perlakuan 4 (P4) media tanah dan pupuk kandang ayam (1:1) 20 ulangan

Perlakuan 5 (P5) media tanah dan pupuk kandang sapi (1:1) 20 ulangan Perlakuan 6 (P6) media tanah dan pupuk kandang kambing (1:1) 20 ulangan Perlakuan 7 (P7)media tanah dan pasir) (1:1) 15 ulangan

Perlakuan 0 ( P0) media tanah /Kontrol) 15 ulangan

Simbol P11, P21, P31, dan seterusnya menunjukkan sampel pengamatan pada perlakuan.

Rancangan kajiwidya diatas menunjukkan 8 perlakuan yaitu Perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3, perlakuan 4, perlakuan 5, perlakuan 6, perlakuan 7, dan kontrol/perlakuan 0. Pada masing – masing perlakuan ada 15 – 20 ulangan, dan setiap ulangan diambil 5 sampel pengamatan yang diberi tanda garis bawah misalnya P11, P21, P31, dan seterusnya. Nomor urut 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya menunjukkan barisan tanaman buah naga dilapangan.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mempunyai ruang lingkup yaitu pembuatan tiang panjat buah naga dari bahan beton dan pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas dan warna daun. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan 10 hari sekali sampai tanaman berumur 4 bulan (120 hari).

C. Populasi Sampel dan Besaran Sampel

Dari delapan perlakuan populasi secara keseluruhan berjumlah 150 populasi. Besaran sampel yang diambil dari masing-masing perlakuan sebanyak 5 (lima) sampel sehingga total sampel dari 8 perlakuan tersebut yaitu 40 sampel pengamatan.

(5)

5 D. Instrumen Kajiwidya

Penelitan ini menggunakan instrumen berupa blangko pengamatan pertumbuhan buah naga yang berisi tanggal pengamatan, Jenis perlakuan, sampel, dan parameter pengamatan yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas dan warna daun.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan 10 (sepuluh) hari sekali.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membuat tabulasi dan rata-rata dari pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah tunas, dan warna daun.

Data dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh perlakuan yang lebih baik. IV. PELAKSANAAN

A. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan penelitian yaitu pembuatan tiang panjat dari beton, penyiapan populasi tanaman, penentuan sampel pengamatan, proses pengamatan pertumbuhan dan tabulasi/analsis data.

B. Lokasi dan Waktu

Kegiatan penelitian dilakukan di lahan praktek/unit pembelajaran budidaya buah naga Balai Pelatihan Pertanian Jambi.

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan, dimulai pada Bulan Oktober 2012 s.d April 2013.

C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal kegiatan penelitian penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan buah naga sebagai berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kajiwidya

No Kegiatan Waktu

1. Pembuatan tiang beton Minggu ke-1 s.d ke-3 Oktober 2012

2. Pengajiran Minggu ke-4 Oktober 2012

3. Pembuatan lubang tanam Minggu ke-4 Oktober 2012

4. Pemancangan tiang Minggu ke-1 Nopember 2012

5. Pemberian media Minggu ke-2 Nopember 2012

6. Penanaman 1 Desember 2012

7. Pengamatan 10 hst 11 Desember 2012

8. Pengamatan 20 hst 21 Desember 2012

9. Pengamatan 30 hst 31 Desember 2012

(6)

6 11. Pengamatan 50 hst 20 Januari 2013 12. Pengamatan 60 hst 30 januari 2013 13. Pengamatan 70 hst 9 Februari 2012 14. Pengamatan 80 hst 19 Februari 2013 15. Pengamatan 90 hst 1 Maret 2013 16. Pengamatan 100 hst 10 Maret 2013 17. Pengamatan 110 hst 21 Maret 2013 18. Pengamatan 120 hst 31 Maret 2013 Keterangan:

hst = hari setelah tanam

V. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan tiang panjat dari beton

Kegiatan awal dalam melaksanakan penelitian ini yaitu pembuatan tiang panjat dari beton.

Alat yang digunakan untuk membuat tiang panjat yaitu: cangkul, angkong/lori, centong semen, cetakan papan (panjang 200 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 12 cm), plastik cor, palu, paku, dan ember, besi/behel ukuran 8 mm (panjang behel yaitu 230 cm), gerinda (alat pemotong besi/behel) dan lingkaran ban. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : semen, pasir, kerikil, dan air.

Langkah kerja pembuatan tiang panjat dari beton sebagai berikut: 1. Siapkan alat dan bahan seperti disebutkan diatas

2. Pembuatan cetakan (ukuran panjang 200 cm, lebar 12 cm) dari papan yang lurus dan kuat agar cetakan tidak mudah rusak dan tahan lama.

3. Pembuatan adukan semen, pasir, dan kerikil (1 : 3 : 0,5). Untuk 1 sak semen diaduk dengan pasir sebanyak 3 lori/angkong ditambah dengan air secukupnya, dapat menghasilkan 9 buah tiang panjat buah naga. Adukan semen, pasir dan kerikil harus betul-betul homogen, bila tidak akan mempengaruhi kekuatan tiang panjat. Campuran yang homogen akan menghasilkan tiang panjat yang kokoh dan tidak mudah patah.

4. Siapkan cetakan, dasar cetakan dilapisi dengan plastik cor, masukkan besi behel yang telah dipotong-potong sepanjang 230 cm. Dalam pemasangan behel 200 cm sebagai penguat tiang dan 30 cm sebagai penyangga lingkaran ban. Supaya lebih kuat dan kokoh, besi behel yang dimasukkan kedalam cetakan berjumlah 3 - 4 buah dan dirangkai menggunakan cincin dan kawat ikat.

5. Adukan yang telah homogen dimasukkan kedalam cetakan yang dasarnya sudah di lapisi dengan plastik cor. Harus dipastikan bahwa semua sudut dan bagian cetakan betul-betul terisi oleh adukan semen, bila ada yang tidak terisi maka akan menghasilkan tiang yang kurang kokoh dan bentuknya juga kurang menarik. Selanjutnya Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan centong semen. 6. Adukan semen yang ada dicetakan dikeringkan selama 2 – 3 minggudengan cara

dijemur (tergantung keadaan cuaca). Jika hari hujan maka cetakan ditutup dengan menggunakan terpal/plastik cor. Selama 1 minggu adukan tetap dicetakan, kemudian memasuki minggu kedua cetakan dibuka, pengeringan tetap dilakukan

(7)

7 dan hasil cetakan dibalik-balik agar pengeringan tiang merata dan tiang tidak mudah patah.

7. Tiang yang sudah kering dipancang pada lubang yang telah disiapkan. Dalam pemancangan tiang, harus diperhatikan posisi tiang jangan sampai miring karena akan mempengaruhi kekuatan tiang dalam jangka panjang. Demikian pula ketika memadatkan tanah di dasar tiang harus benar-benar padat karena bila tidak maka tiang panjat akan banyak yang terlihat miring, karena tanah disekitar tiang tidak dapat menahan dan menopang.

8. Setelah tiang terpancang dengan baik dilahan maka selanjutnya lingkaran ban dapat dipasang. Dari pengalaman, pemasangan lingkaran ban setelah tiang dipancang lebih cepat jika dibandingkan pemasangan lingkaran ban sebelum tiang dipancang. Untuk pemasangan lingkaran ban dilapangan dapat dilakukan oleh satu orang, sedangkan jika pemasangan dilakukan sebelum pemancangan tiang membutuhkan tenaga minimal 2 orang.

B. Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tinggi Tanaman Buah Naga

Data hasil pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman buah naga sebagai berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Buah Naga

Waktu Pengamatan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 10 hst 36 38,2 32,4 35,3 39,8 30,4 34 33,2 20 hst 39 41,94 36,66 38,2 50,16 35,8 43,3 37,7 30 hst 42,6 44,6 37,44 40,3 56,9 36,4 57,1 49,1 40 hst 46,9 51,6 45,4 43,1 62 42,2 65,2 57,9 50 hst 48,7 56,2 47,6 44,3 70 49 72,4 61,8 60 hst 49,5 61,9 49,2 47,6 76,3 54,4 84 64,8 70 hst 53,5 70,2 52,9 53,9 82,7 64,3 95 70,8 80 hst 56,6 76,4 60,3 58,3 91,4 71,5 103,4 75,4 90 hst 59,8 82,5 71,5 67,9 98,5 83,6 114,6 80,4 100 hst 60,3 90,2 77,3 77,4 111,2 94,5 131,1 82 110 hst 67,2 102,5 86,7 84,5 118,6 110,6 141,4 88 120 hst 69 109,8 96,8 95,5 126 120,2 143,2 90,2 Keterangan:

1. Tinggi tanaman dalam satuan cm. 2. Hst = hari setelah tanam

3. Perlakuan:

Perlakuan 1 (P1) media tanah , pasir, pupuk kandang ayam (1:1:1) Perlakuan 2 (P2) media tanah, pasir, pupuk kandang sapi (1:1:1) Perlakuan 3 (P3) media tanah, Pasir, pupuk kandang kambing) (1:1:1) Perlakuan 4 (P4) media tanah dan pupuk kandang ayam (1:1) Perlakuan 5 (P5) media tanah dan pupuk kandang sapi (1:1) Perlakuan 6 (P6) media tanah dan pupuk kandang kambing (1:1) Perlakuan 7 (P7) media tanah dan pasir) (1:1)

Perlakuan 0 (P0) media tanah/Kontrol)

Pada tabel 2 terlihat bahwa dari masing-masing perlakuan media tanam buah naga memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tanaman yang berbeda-beda. Perlakuan yang menunjukkan pertumbuhan tanaman tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain yaitu perlakuan 6 (P6) media tanah dan pupuk kandang kambing. Pada

(8)

8 perlakuan media tanam ini pertumbuhan pada umur 120 hari setelah tanam lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 143,2 cm, kemudian di ikuti perlakuan 5 (P5) media tanah dan pupuk kandang sapi dengan tinggi tanaman 120,2 cm. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan tinggi tanaman, terutama pupuk kandang kambing dan sapi. Untuk perlakuan media pupuk kandang, pasir, dan tanah yaitu perlakuan 1 (P1) media tanah, pasir, dan pupuk kandang ayam dengan tinggi tanaman pada 120 hst yaitu 109,8 cm. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pasir berperan dalam memperlancar porositas tanah, sedangkan pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor yang tinggi sehingga pertumbuhan tinggi tanaman untuk perlakuan 1 terdapat perbedaan pertumbuhan dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan media yang memiliki pertumbuhan tinggi tanaman terendah yaitu perlakuan 0 (P0/kontrol) media tanah dengan tingkat pertumbuhan tinggi pada 120 hst yaitu hanya 69 cm. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penanaman buah naga jika hanya menggunakan tanah, maka kebutuhan unsur hara tanaman terutama nitrogen tidak dapat terpenuhi, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman buah naga. Oleh karena itu, dalam budidaya buah naga harus menggunakan pupuk organik/pupuk kandang dan diimbangi dengan penggunaan pasir, sehingga porositas tanah menjadi lebih baik.

Untuk lebih jelasnya perbedaan tinggi tanaman buah naga pada perlakuan media tanam disajikan pada grafik berikut ini.

Grafik 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Buah Naga

Dari grafik 1 di atas terlihat bahwa perlakuan 6 (P6) dengan simbol garis berwarna kuning menempati posisi teratas dalam segi pertumbuhan tinggi tanaman dan perlakuan 0 (P0) dengan simbol garis warna biru tua berada pada posisi terbawah.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 10 hst 20 hst 30 hst 40 hst 50 hst 60 hst 70 hst 80 hst 90 hst 100 hst 110 hst 120 hst Ti n gg i T an a m an ( cm ) Waktu Pengamatan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

(9)

9 Sehingga dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap tinggi tanaman buah naga.

C. Hasil Pengukuran Pertumbuhan Diameter Batang Buah Naga

Hasil pengamatan pertumbuhan diameter batang buah naga terdapat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Diameter Batang Buah Naga Waktu Pengamatan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 10 hst 3,7 3,6 4 4,2 4,4 4 4,2 3,71 20 hst 3,78 3,62 4,08 4,28 4,42 4 4,26 3,78 30 hst 3,84 3,72 4,12 4,3 4,56 4 4,3 3,86 40 hst 3,96 3,8 4,22 4,4 4,63 4,14 4,38 4,32 50 hst 4,02 3,94 4,24 4,5 4,86 4,56 4,42 4,3 60 hst 4,04 3,98 4,28 4,55 4,96 4,8 4,48 4,3 70 hst 4,05 4,24 4,3 4,6 5,03 4,8 4,5 4,5 80 hst 4,08 4,32 4,38 4,7 5,1 4,9 4,59 4,5 90 hst 4,1 4,38 4,45 4,8 5,18 5,06 4,6 4,5 100 hst 4,3 4,4 4,5 5 5,1 5,1 4,6 4,6 110 hst 4,4 4,5 4,6 5,1 5,2 5,1 4,7 4,6 120 hst 4,5 4,6 4,8 5,2 5,3 5,2 4,7 4,6 Keterangan:

*Pengukuran diameter batang dalam satuan cm

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan yang memiliki pertumbuhan diameter tertinggi yaitu perlakuan 4 (P4) media tanah dan pupuk kandang ayam (1:1) dengan ukuran diameter batang yaitu 5,3 cm. Perlakuan yang memiliki ukuran diameter batang terendah yaitu perlakuan 0 (P0) yaitu 4,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media tanam pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan diameter batang buah naga, karena pada pupuk kandang terdapat unsur hara yang dapat memenuhi kebutuhan hara sehingga meningkatkan pertumbuhan diameter batang.

Perlakuan 0 ( P0) memiliki ukuran diameter terpendek karena pada media tanah hanya dapat menyediakan unsur hara sekedarnya untuk membantu pertumbuhan diameter batang buah naga. Oleh karena itu penggunaan pupuk kandang terutama pupuk kandang ayam sangat berperan dalam menambah dan memperbesar diameter batang. Untuk itu, para pembudidaya buah naga sangat dianjurkan menggunakan pupuk kandang tersebut.

(10)

10 D. Hasil Penghitungan Pertumbuhan Jumlah Tunas Buah Naga

Data hasil penghitungan jumlah tunas buah naga pada perlakuan media tanam pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Jumlah Tunas Buah Naga Waktu Pengamatan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 10 hst 1 1,2 2 1,6 1,8 1,8 1,6 1,6 20 hst 1,2 1,2 2 1,8 1,8 1,8 1,6 1,6 30 hst 1,2 1,4 2,8 1,8 2,6 1,8 1,8 2 40 hst 1,2 1,4 2,8 1,8 2,8 1,8 1,8 2 50 hst 1,4 1,4 2,8 1,8 2,8 1,8 1,8 2 60 hst 1,4 1,4 2,8 1,8 2,8 1,8 2,2 2 70 hst 1,6 1,4 2,8 2,2 2,8 1,8 2,4 2 80 hst 1,6 1,4 3 2,2 3 2 2,4 2,2 90 hst 1,8 1,4 3 2,4 3 2 2,4 2,2 100 hst 1,8 1,4 3 2,4 3 2,2 2,4 2,2 110 hst 1,8 1,6 3 3 3,2 2,2 3,2 2,2 120 hst 1,8 1,6 3,2 3 4,2 2,2 3,2 2,2

Dari data rata-rata hasil penghitungan pertumbuhan tunas buah naga pada tabel 3 terlihat bahwa rata-rata jumlah tunas paling banyak pada waktu pengamatan 120 hst yaitu pada perlakuan 4 (P4) dengan jumlah rata-rata jumlah tunas 4,2 tunas, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pupuk kandang ayam berperan dalam memperbanyak jumlah tunas dibandingkan media lainnya. Namun demikian jika jumlah tunas terlalu banyak akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Untuk perlakuan 1 (P1) dan perlakuan 0 (P0) rata-rata jumlah tunas hanya 1,6 tunas dan 1,8 tunas, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan 4 (P4) mempunyai pertumbuhan jumlah tunas yang baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

E. Hasil Penentuan Keadaan Warna Daun Buah Naga

Penentuan warna daun dilakukan dengan kategori warna berdasarkan kriteria warna daun yang telah ditentukan yaitu warna daun hijau tua nilai skor 3, warna daun hijau muda skor 2, dan warna daun kekuningan nilai skor 1.

Pada tabel 5 Berikut halaman berikut ini hasil pengamatan warna daun buah naga untuk perlakuan media tanam.

Dari tabel 5 terlihat bahwa keadaan warna daun pada waktu pengamatan 120 hst untuk perlakuan 4, perlakuan 5, dan perlakuan 6 memiliki daun dengan warna hijau tua ( nilai skor 3/ kategori hijau tua) dan keadaan rata-rata warna daun per pengamatan dengan skor 2,7 – 2,85. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap keadaan daun buah naga. Untuk perlakuan 0 (P0) mempunyai skor nilai warna daun yaitu 2,05 (kategori hijau muda) hal ini disebabkan kandungan nitrogen yang kurang pada perlakuan tersebut.

(11)

11 Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Penentuan Warna daun Buah Naga

Waktu Pengamatan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 10 hst 2 2 1,6 2,4 2,2 2,2 2,4 2,6 20 hst 2,4 2 1,8 2,4 2,2 2,2 2,8 2,4 30 hst 2 2,4 3 2,6 2,8 3 2,8 2,4 40 hst 2 2,4 2,6 2,8 3 3 3 2,2 50 hst 2 2,4 2,4 3 2,8 3 3 2 60 hst 2,2 2,6 2,2 2,8 3 3 2,4 2,2 70 hst 2,2 2,6 2,6 2,6 3 2,8 2,4 2,4 80 hst 2 2,8 2,8 3 3 3 3 2,2 90 hst 2,2 3 3 3 3 3 3 2,2 100 hst 1,8 2,8 2,6 3 3 3 2,8 2 110 hst 1,8 2 1,6 1,4 2,2 3 3 3 120 hst 2 2,4 2,4 2,4 3 3 3 2,2 Rerata 2,05 2,45 2,38 2,6 2,7 2,85 2,8 2,31 Keterangan:

Kriteria pengukuran warna daun buah naga : Warna hijau tua skor 3

Warna hijau muda skor 2 Warna kekuningan skor 1

F. Rekomendasi penerapan

Berikut ini pemeringkatan hasil pengamatan pertumbuhan buah naga untuk perlakuan media tanam.

Tabel 6. Pemeringkatan Hasil Pengamatan Pertumbuhan Buah Naga

Peringkat Parameter Pengamatan

Tinggi tanaman

Diameter batang

Jumlah daun Warna daun

1 P6 P4 P4 P5 2 P4 P5 P6 P6 3 P5 P3 P2 P4 4 P1 P2 P3 P3 5 P2 P6 P5 P1 6 P3 P1 P7 P2 7 P7 P7 P0 P7 8 P0 P0 P1 P0

Tabel 6 menunjukkan pemeringkatan hasil pengukuran pertumbuhan buah naga. Peringkat pertumbuhan tertinggi (Peringkat 1) yaitu perlakuan 6 (P6) untuk tinggi tanaman, perlakuan (P4) untuk diameter batang dan jumlah daun, dan perlakuan 5 (P5) untuk warna daun. Sedangkan untuk peringkat terakhir (8), perlakuan P0 untuk tinggi tanaman, diameter batang, dan warna daun, serta perlakuan 1 (P1) untuk jumlah daun.

(12)

12 Dari data pada tabel di atas maka didapatkan rekomendasi penggunaan media tanam buah naga seperti pada tabel 7.

Tabel 7. Rekomendasi Penggunaan Media Tanam Buah Naga Di Lapangan Peringkat terapan teknologi Perlakuan Kriteria Teknologi anjuran

7 dan 8 P0 Tidak dianjurkan

4,5,6,8 P1 Dianjurkan 3,4,5,6 P2 Dianjurkan 3,4,6 P3 Dianjurkan 1,2,3 P4 Sangat dianjurkan 1,2,3,5 P5 Sangat dianjurkan 1,2,5 P6 Sangat dianjurkan

6 dan 7 P7 Tidak dianjurkan

Pada tabel 7 menunjukkan rekomendasi penggunaan media tanam buah naga. Untuk perlakuan yang sangat dianjurkan/ direkomendasikan yaitu perlakuan 4 (media tanah dan pupuk kandang ayam), perlakuan 5 (Tanah dan pupuk kandang sapi) dan perlakuan 6 (tanah dan pupuk kandang kambing). Perlakuan yang dianjurkan yaitu perlakuan 1 (tanah, pasir, pupuk kandang ayam), perlakuan 2 (tanah, pasir, pupuk kandang sapi), dan perlakuan 3 (tanah, pasir, pupuk kandang kambing).

Untuk perlakuan media yang tidak dianjurkan berarti tidak boleh dilakukan karena apabila dilakukan maka pertumbuhan tanaman buah naga tidak akan sebaik jika dibandingkan dengan perlakuan yang dianjurkan dan sangat dianjurkan.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah pelaksanaan penelitian pengaruh penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan buah naga, sebagai berikut.

1. Penelitian ini menambah pengetahuan dan keterampilan dalam aspek pembuatan tiang buah naga dari beton dan pengetahuan pertumbuhan tanaman pada perlakuan buah naga tersebut.

2. Pembuatan tiang panjat buah naga dari beton harus mempunyai komposisi perbandingan bahan yang sesuai agar menghasilkan tiang yang kuat dan kokoh. 3. Penggunaan media tanam berupa pupuk kandang sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan tanaman buah naga. B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan kajiwidya pengamatan pertumbuhan buah naga merah pada tiang panjat beton terhadap penggunaan media tanam yaitu.

1. Perbandingan bahan dalam pembuatan tiang panjat buah naga yaitu semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 0,5.

2. Dalam budidaya buah naga direkomendasikan menggunakan media berupa campuran tanah topsoil dan pupuk kandang atau tanah topsoil, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

Hardjadinata, Sinatra. 2011. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik, Penebar Swadaya, Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah. 2011. Profil Sentra Produksi Buah Naga, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Budidaya Tanaman Buah. 2009. Pedoman Baku Budidaya, Standard Operaqting Procedure (SOP) Buah Naga (Hylocereus undatus) Kabupaten Sleman. Kementerian Pertanian, Jakarta.

Kristanto, Daniel (2007) Buah Naga pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta.

(14)

14 LAMPIRAN 1. Dokumentasi Kegiatan Penelitian/Kajiwidya Buah Naga

Foto 1. Lokasi Unit Pembelajaran Buah Naga

(15)

15 Foto 3. Bahan Pembuatan Tiang panjat Buah Naga

Foto 4. Alat yang digunakan dalam pembuatan Tiang panjat Buah Naga

Foto 5. Pengadukan Adonan semen, pasir, kerikil dan ditambah air

(16)

16 Foto 7. Tiang yang sudah tercetak

Foto 8. Pengajiran lahan Buah Naga sebagai tempat pemancangan tiang.

(17)

17 Foto 10. Media tanam pupuk kandang

(18)

18 Foto 12. Buah Naga Pada Tiang Panjat Kayu

Gambar

Gambar 1. Tiang panjat beton
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kajiwidya
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Buah Naga   Waktu  Pengamatan   Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4  P5  P6  P7  10 hst  36  38,2  32,4  35,3  39,8  30,4  34  33,2  20 hst  39  41,94  36,66  38,2  50,16  35,8  43,3  37,7  30 hst  42,6  44,6  37,
Grafik 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Buah Naga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi operasi terbaik dan memenuhi SNI susu bubuk dalam proses pengeringan busa susu kedelai adalah pada temperatur pengeringan 50°C dengan tebal lapisan susu

menyelesaikan persoalan hidupnya dengan lebih maslahat. Partai Kebangkitan Bangsa berketetapan bahwa kekuasaan yang hakekatnya adalah amanat itu haruslah dapat

Hasil refleksi yang dilakukan dari hasil pada siklus pertama didapatkan beberapa hal yang perlu diperbaiki pada tahap berikutnya yaitu guru berusaha agar penjelasan yang

Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, di mana pada siklus I ketuntasan siswa masih rendah

Meskipun begitu dari sisi bisnis, konsep alternatif kedua ini cocok untuk diterapkan pada Lapis Bogor Sangkuriang karena sesuai dengan visi dan misi

a) Adopsi IFRS berdampak pada perubahan kualitas informasi akuntansi yang diukur dengan nilai laba bersih yaitu laba bersih per lembar saham. Hasil pengujian

Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat serta minat siswa terhadap Seni dan Budaya di sekolah sesuai amanat tersebut di atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Seperti yang dinyatakan dalam Bahagian 1.1, kaedah berangka merupakan kaedah alternatif yang memberikan suatu penyelesaian hampiran kepada suatu masalah matematik