• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1104792 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SOS 1104792 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Andika Prabowo, 2015

FENOMENA KUPU-KUPU ABU-ABU SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI CIANJUR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

FENOMENA “KUPU-KUPU ABU-ABU” SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI CIANJUR

Penelitian ini mengupas secara mendalam mengenai fenomena kupu-kupu abu-abu yang menjangkit beberapa remaja siswi di Cianjur. Kupu-kupu abu-abu-abu-abu merupakan sebutan bagi gadis remaja berstatus pelajar yang memiliki perilaku menyimpang di mana mereka sering melakukan hubungan seks di luar nikah dengan kekasihnya atau pun laki-laki yang baru dikenal tanpa menuntut bayaran. Melakukan hubungan seks atas dasar kesanangan menjadikannya pembeda antara kupu-kupu abu-abu dengan WTS (Wanita Tuna Susila) pada umumnya. Bebagai macam faktor melatarbelakangi dimulai dari rendahnya tingkat ekonomi, keluarga tidak harmonis, lingkungan, konsumsi munuman keras, hingga faktor paling

mengerikan yaitu para pelaku memiliki kelainan seks yang disebut hypersexual.

Maka dari itu kupu-kupu abu-abu dalam melakukan hubungan seksnya tidak meminta bayaran karena yang mereka cari adalah kepuasan. Aktifitas pelaku sebagai kupu-kupu abu-abu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sangat rapih hingga untuk mendapatkan informasi mengenai mereka sangatlah sulit karena untuk mendapatkan kupu-kupu abu-abu hanya bisa melalui laki-laki yang pernah berkencan bersamanya. Pada hakikatnya kupu-kupu abu-abu tidak mempromosikan diri layaknya WTS (Wanita Tuna Susila) di lokalisasi akan tetapi peran laki-laki disini lebih aktif untuk dapat kencan bersama kupu-kupu abu-abu. Penyakit kelamin hingga sanksi sosial menjadi suatu momok yang tak dapat dielakan dari perilaku seks bebas gadis kupu-kupu abu-abu. Berbagai upaya sudah dilakukan pihak sekolah untuk meredap perilaku menyimpang tersebut dimulai dari memperketat peraturan sekolah sampati melakukan pendekatan personal terhadap peserta didik. Akan tetapi alangkah lebih baik ketika berbagai pihak dapat berperan aktif untuk menanggulangi fenomena kup-kupu abu-abu seperti keluarga, masyarakat dan pihak berwenang.

(2)

Andika Prabowo, 2015

FENOMENA KUPU-KUPU ABU-ABU SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI CIANJUR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE PHENOMENON OF “KUPU-KUPU ABU-ABU” AS DEVIATION AMONG TEENAGERS IN CIANJUR

This study describes phenomenon about Kupu-kupu Abu-abu who happens to

some students (girls) in Cianjur. Kupu-kupu Abu-abu is called for teenage girls

who are students do some deviations where they often have a sex with their boyfriend or man whom they meet at first time without getting paid. Usually

prostitute to get laid is based on need for money but it is different for Kupu-kupu

Abu-abu, they have a sex for pleasure. Various factors can be the reason for people to get laid such as low payment, complicated family, influence of society, alcohol, until terrible factor that can be the reason is hypersexual. Therefore, girls of Kupu-kupu Abu-abu get laid not for money due to seeking for pleasure. Kupu-kupu Abu-abu do secret things and organize their activities so that to find out about them is vary difficult because of knowing and meeting one of them can be

carried ou through man who ever had a date before with them. Common

Kupu-kupu Abu-abu do noy sell themselves or in other words do not promote themselves like the other prostitutes in prostitution but in this case man who wish to have a date with them should be more active to approach. Venereal disease or social sanction become something horrible that cannot be avoided by the girls of

Kupu-kupu Abu-abu who do free sex. Various attempts have been treated by school to decrease deviations such as tight rules until organizing counseling or personal approach on puppils. But it will be more effective when all sides such as family, society, and government must get involved to fight againts phenomenon of Kupu-kupu Abu-abu.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Syahrul, Sri Nurhayati, dan Muhammad Juhri (2012) mengenai “Desain Dan Implementasi Sistem Pemantau Cuaca

Perlakuan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, jumlah buah panen per tanaman, dan bobot buah per tanaman Tabel 5 dan Tabel 6 KESIMPULAN Perlakuan cekaman tidak

peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah penelitian sebagai berikut. 1) Perasaan individualisme yang meningkat dalam keseharian siswa,. membuat berkurangnya perasaan

Teori cultural ecology Steward (1955) menjadi rujukan dalam menjelaskan respons masyarakat terhadap perubahan lingkungan dalam pengelolaan sumber daya hutan adat

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa media pembelajaran permainan shaking stick dapat meningkatkan situational interest siswa dalam materi bola basket dibandingkan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi ubi jalar, daun bengkuang, daun mimba, rimpang jeringau, rimpang kencur, hama Cylas formicarius 30 ekor (15 pasang) per

sama dengan lapisan hidrofobik berbasis TEOS, sehingga water glass dapat dijadikan alternatif precursor lapisan hidrofobik pada. kaca untuk menggantikan