• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di masa mendatang. Di Tahun 2013 kisaran kelompok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di masa mendatang. Di Tahun 2013 kisaran kelompok"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan investasi masa depan bangsa karena mereka merupakan generasi penerus yang produktif dan sangat berharga bagi keberlangsungan serta keberhasilan pembangunan di masa mendatang. Di Tahun 2013 kisaran kelompok remaja ini cukup besar, sekitar 30,2% dari total penduduk di Indonesia (Marmi, 2013).

Masa remaja juga merupakan masa yang sangat penting setelah melewati masa kanak-kanak menuju masa dewasa dimana pada periode ini terjadi pematangan organ dan fungsi termasuk hormon sekunder yang berdampak terjadi perubahan-perubahan. Pada masa ini remaja memerlukan informasi dan pengetahuan yang cukup agar memahami dan mampu menghadapi perubahan yang dialaminya (Kemenkes RI, 2011a).

Dalam masa remaja, para remaja baik putra maupun putri memiliki rasa ingin tahu yang tidak habis-habisnya mengenai seks. Mereka bertanya-tanya apakah mereka memiliki daya tarik seksual, bagaimana caranya berperilaku seks dan bagaimana kehidupan mereka di masa depan. Salah satu permasalahan seksualitas yang melibatkan remaja adalah kehamilan pada usia remaja (Dewi, 2012). Kehamilan usia remaja ini merupakan kehamilan yang terjadi pada usia 14-19 tahun akibat disengaja (sudah menikah) ataupun tidak sengaja (belum menikah) (Pudiastuti, 2011). Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan pada

(2)

usia remaja ini adalah kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (Rosa, 2012). Hanya 17,1% perempuan dan 10,4% laki-laki mengetahui secara benar tentang masa subur dan resiko kehamilan (Marmi, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cecep dkk di Desa Setianegara tahun 2008 diungkapkan bahwa tingkat pengetahuan yang rendah/kurang tentang kesehatan reproduksi berhubungan dengan terjadinya kehamilan pranikah di kalangan remaja. Sedangkan menurut Dewi (2012) rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini dikarenakan masih adanya budaya tabu untuk membicarakannya, serta anggapan dari orang tua kalau seks merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah. Orang tua cenderung risih dan tidak mampu memberikan informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi (Respati, 2012).

Remaja sebenarnya mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan dirinya untuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki dengan diberikan pengetahuan yang memadai tentang seks sedini mungkin. Menurut penelitian Zelnik & Kim tahun 1982, remaja yang belum mendapat pengetahuan tentang seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki (Sarwono, 2011).

Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi umur perkawinan yang terbanyak terjadi pada umur 15-19 tahun yaitu sebesar 41,9% dan sebanyak 16,7% ibu yang melahirkan berada pada umur terlalu muda (<20 tahun). Pada masa remaja alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya, dimana rahim (uterus) akan siap melakukan fungsinya setelah wanita berumur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal akan bekerja maksimal. Resiko kehamilan

(3)

yang terjadi akan menyebabkan kematian ibu dan bayi 2-4 kali lebih besar dibandingkan kehamilan dan persalinan pada usia produktif sehat yakni usia 20-35 tahun (Marmi, 2013).

Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang dapat memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran). Seperti tercatat dari laporan Kematian Ibu (AKI) bulan Januari sampai Juli 2013 Provinsi Bali, tercatat 3 orang (9,09%) meninggal dengan kehamilan remaja. Penyebab kematiannya antara lain : abortus, eklamsi dan sepsis dengan anemia (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013). Resiko lain yang mungkin terjadi pada kehamilan pada usia remaja adalah kelahiran prematur, Berat Badan Bayi Rendah (BBLR), Bayi kecil Menurut Kehamilan (KMK), perdarahan persalinan, melakukan aborsi tidak aman dan lebih sering menimbulkan kanker leher rahim (Kemenkes RI, 2011b).

Data dari klinik PKBI Provinsi Bali yakni pada laporan kunjungan pada bulan Januari sampai Juli tahun 2013 kejadian kehamilan remaja cenderung meningkat. Tercatat sebanyak 36 orang yang berasal dari beberapa kota di Bali, dengan 97,22% merupakan kehamilan yang terjadi di luar nikah. Sebanyak 29 orang (80,56%) dengan status pelajar, 1 orang (2,78%) dengan status tidak bekerja dan 6 orang (16,67%) dengan status bekerja. Sedangkan dari segi umur kasus terbanyak pada umur 17 tahun sebanyak 13 orang (36,11%) dan termuda pada umur 15 tahun sebanyak 2 orang (5,56%) (PKBI Provinsi Bali, 2013).

Peningkatan kejadian kehamilan ini, terjadi juga di Kabupaten Gianyar dengan Jumlah remaja pada tahun 2013 sebanyak 96.920 orang. Dari laporan remaja

(4)

UPT Kesmas yang ada di Kabupaten Gianyar tahun 2012 tercatat jumlah kasus kehamilan remaja sebanyak 411 orang dengan kasus tertinggi ada di UPT Kesmas Payangan yakni 57 orang (13,87%). Demikian juga laporan remaja dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Ibu pada bulan Januari sampai Mei 2013 tercatat sebanyak 134 orang dengan kasus tertinggi masih ada di UPT Kesmas Payangan yakni sebanyak 30 kasus (22,39%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2013).

Berbagai intervensi telah dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun lembaga sosial masyarakat (LSM), Salah satunya adalah program dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yaitu Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Program ini berfokus pada kesehatan reproduksi remaja guna dapat memberikan informasi kesehatan reproduksi sedini mungkin, agar pengetahuan remaja meningkat sehingga nantinya remaja mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab (Kemenkes RI, 2011). Dari hasil wawancara pada tanggal 2 Agustus 2013 dengan petugas pemegang program remaja Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, di UPT Kesmas Payangan ini pada tahun 2011 telah dilakukan ujicoba penerapan Puskesmas PKPR oleh Kemenkes RI, dan sebagai tindak lanjutnya telah dibentuk dan dilatih konselor sebaya sebanyak dua orang siswa-siswi dan sudah berkembang menjadi 20 orang pada tahun 2012. Salah satu tugas konselor sebaya adalah memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja kepada teman-teman mereka.

Hasil wawancara pada tanggal 9 Agustus 2013 dengan pemegang program remaja UPT Kesmas Payangan diperoleh data bahwa sekolah-sekolah yang ada di

(5)

wilayah kerja UPT Kesmas Payangan baik itu tingkat SMP, SMA atau sederajatnya sudah dilakukan penyuluhan setiap hari sabtu yang diberikan secara bergiliran sesuai yang telah dijadwalkan oleh UPT Kesmas Payangan. Salah satu materi penyuluhan yang diberikan adalah mengenai kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan uraian diatas dan belum pernah diadakannya penelitian maka peneliti tertarik ingin mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kehamilan pada usia remaja di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan Tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “adakah hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kehamilan pada usia remaja di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan Tahun 2014?”

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membedakan tujuan penelitian menjadi dua yaitu : 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kehamilan pada usia remaja di Wilayah Kerja UPT Kesmas Payangan Tahun 2014.

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan.

b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan.

c. Mengidentifikasi kehamilan pada usia remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan.

d. Menganalisa hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kehamilan pada usia remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1.4.1 Manfaat secara teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta memberikan informasi ilmiah khususnya bidang keperawatan dalam hal remaja dan keperawatan komunitas guna mendapatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja dan kehamilan pada usia remaja.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.

(7)

1.4.2 Manfaat secara praktis a. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat khususnya orang tua dan remaja dapat dijadikan gambaran dan cerminan tentang kesehatan reproduksi remaja dan kehamilan pada usia remaja sehingga masyarakat khususnya orang tua dapat membantu remaja dalam memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi remaja.

b. Bagi institusi Kesehatan

Bagi Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, UPT Kesmas dan instansi terkait lainnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk merencanakan dan mengembangkan program yang berkaitan dengan remaja guna meningkatkan pelayanan kesehatan bagi remaja khususnya mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sesuai usia perkembangannya.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan program-program di dalam bidang bimbingan dan konseling siswa dan juga sebagai masukan dalam pengembangan kelompok bakat-minat khususnya dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk mengisi waktu luang dengan menyalurkan potensi peserta didik yang cenderung hidup berkelompok dengan teman sebaya seperti: Palang Merah Remaja (PMR), klub olah-raga.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian Widodo (2007) di Tasikmalaya dengan menggunakan desain Case Control , hasil analisis statistik menunjukkan status gizi berhubungan secara bermakna

Penelitian yang berjudul PERKEMBANGAN CV DAYA CIPTA DAN PENGARUHNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA PASIR WETAN KECAMATAN KARANG LEWAS 1985-2010

Pengujian kandungan Mn menggunakan metode pengujian yang mengacu pada SNI 06-6989.4-2004 dengan penambahan asam nitrat yang bertujuan untuk melarutkan analit logam Mn

digunakan dalam pengkajian penggemukan sapi di Desa Satra, sapi-sapi yang mendapatkan perlakuan pakan tambahan (baik dedak padi maupun dedak kopi) memberikan pengaruh yang

Menurut beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lyden et al (2004), Legge et al (2006), Schellinger et al (2010), dan Hedna et al (2013) dalam penelitiannya menyebutkan

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini untuk merancang suatu program aplikasi pemeliharaan mesin terjadual yang mampu mengelola dan mendokumentasikan data pribadi mesin,

terakhir ini di kenal dengan perlakuan salah terhadap anak atau child abuse yang merupakan bagian dari kekerasan dalam rumah tangga ( domestic violence ) 5. Menurut WHO (World

156 4.22 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Seni Eti Juhaeti, 2012 Meningkatkan Kemampuan Mengingat Dan Membaca Anak Usia Dini Melalui Bermain Puzzle Huruf :