• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II dan BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II dan BAB III"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Istilah “model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya.

Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Menurut Ismail (2003) menyatakan istilah model pembelajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :

a. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(2)

Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Picture And Picture

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

c. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

Pembelajaran tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

d. Model Pembelajaran Cooperative Script

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

e. Model Pembelajaran STAD (Student Teams- Achievement Divisions) Model Pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).

f. Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

g. Model Pembelajaran Saintifik

(3)

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

h. Model Pembelajaran Mind Mapping

Model Pembelajaran Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak.

i. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

j. Model Pembelajaran Make A Match

Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi.

k. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share)

Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagai adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

l. Model pembelajaran Discovery Learning

Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

m. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( PJBL )

(4)

n. Model Pembelajaran Debat

Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan.

Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang diterapkan dalam sistem persekolahan pada sekolah-sekolah yang tersebar dipenjuru dunia.

3. Model Pembelajaran Yang Tepat Diterapkan Dalam sistem Persekolahan Dalam sistem persekolahan banyak macam model pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebijakan dari sekolah atau dari dinas kependidikan yang ada didaerah persekolahan itu sendiri. Beberapa model pembelajaran yang menurut saya tepat diterapkan dalam sistem persekolahan dan sering diterapkan dalam sistem persekolahan adalah :

1. Model Pembelajaran Saintifik

Pembelajaran saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.

(5)

dapat mengembangkan karakter siswa. Proses pembelajaran dengan pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:

a. mengamati b. menanya

c. mengumpulkan informasi d. mengasosiasi

e. mengkomunikasikan

Contoh penerapan pada model pembelajaran saintifik ialah seorang siswa yang bertanya dengan apa yang ia lihat dan perhatikan serta siswa yang dianjurkan untuk mengumpulkan data dengan cara mencari informasi dan melakukan kunjungan atau observasi.

2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

a. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

(6)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill) dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. c. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat

masalah-masalah yang muncul.

Setelah itu tugas guru adalah merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Contoh penerapannya ialah memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

(7)

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PJBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PJBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja pada bidang masing-masing.

Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik berikut ini, yaitu :

1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;

2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

(8)

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;

6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;

7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan 8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki kelebihan dan kelemahan.

1. Beberapa kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya :

- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

- Meningkatkan kolaborasi.

- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

- Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber. 2. Beberapa kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya : - Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. - Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

- Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

- Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.

(9)

Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

(10)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model pembelajaran sangat beragam macamnya dan dengan karakteristik, lingkungan, kelebihan, kelemahan serta sistem penilaiannya yang juga berbeda-beda. Namun, tetap satu tujuannya yaitu agar peserta didik merasa nyaman dalam menjalankan proses belajar mengajar.

Model pembelajaran yang diterapkan dalam masing-masing sekolah pasti berbeda, tergantung bagaimana kebijakan serta sistem pelajaran yang berlaku disekolah atau dinas pendidikan yang ada didaerah sekolah tersebut.

B. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Dadan. 2014. Pengertian Pendekatan. [online]. Tersedia :http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/pengertiandefnisii pendekatanisaintifk.html 13.48. (20 April 2015)

Djaelani. 2014. Defnisi model pembelajaran. [online]. Tersedia : http://djaelanicilukba.blogspot.com/2014/01/defnisiimodeli

pembelajaranimenurut.html 13.45. (20 april 2015)

Eka. 2014. Model Pembelajaran. [online]. Tersedia :http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaranimodeli discoveryilearning.html 13.53. (20 April 2015)

Tim Pengembangan MKDP.2011. Kurikulum Pembelajaran. Bandung : Rajawali Pers

Purtadi. 2013. Perbedaan problem base learning dan projek. [online].

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat pula pada hasil ANOVA pada gambar 4 dan yang memberikan nilai F test untuk X4 (konduktifitas) yang cukup kecil bila dibandingkan dengan efek dari tiga

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan ketentuan Pasal 4 ayat (3)

Harga pakan yang semakin tinggi menyebabkan para debitur penerima kredit sapi perah beralih ke instansi atau lembaga lain yang bergerak dibidang persusuan mengingat harga

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah wanita usia 30 - 50 tahun, bersedia menjadi subjek penelitian, belum mengalami menopause, tidak memiliki riwayat

Dengan melihat kecenderungan skor pada variabel kemampuan guru PAI, dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan mengelola kelas SMK Negeri 2 Kota Pangkalpinang termasuk

Peneliti akhirnya meminta bantuan kepada guru-guru tersebut untuk menunjukkan siapa saja guru ekonomi yang berasal dari lulusan Pendidikan Ekonomi UNY dan

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan tentang proses pembelajaran pada materi tari tradisional Laweut berdasarkan pola lantai dengan menggunakan metode pemodelan