• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. element. At perhaps the most fundamental level, the termindicates that one or

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. element. At perhaps the most fundamental level, the termindicates that one or"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

1.1 Aspirasi Pekerjan

2.1.1 Tingkat Aspirasi Pekerjaan

Berbicara aspirasi adalah harapan dan tujuan hidup yang akan datang. Setiap orang memiliki aspirasi tersendiri. Karena setiap orang memiliki harapan dan tujuan yang berbeda. Harapan dan tujuan ini, guna untuk mencapai setiap cita-cita. Hanya saja, untuk menempuh semua itu dibutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi yang terpenting adalah ada keinginan dari diri sendiri dan juga dalam benak seseorang memiliki aspirasi dalam dirinya dalam melakukan sesuatu. Dalam Lewin et.al, (1944), the concept level of aspirationincludes several element. At perhaps the most fundamental level, the termindicates that one or more persons are oriented toward a goal, yang artinya tingkatan konsep aspirasi terdiri dari beberapa elemen, pada tingkatan yang paling mendasar, aspirasi mengindikasikan seseorang atau kelompok yang berorientasi pada suatu tujuan.

Tingkat konsep aspirasi yang meliputi beberapa elemen menurut beberapa ahli diantaranya Lewin et.al (1944)

(1) Tujuan seseorang adalah pilihan salah satu dari alternatif tinkat perilaku yang berkaitan dengan penghargaan suatu objek. Alternatif tingkatan perilaku dalam tingkatan-tingkatan, yang mana tingkatan – tingkatan tersebut sulit untuk dicapai. Yaitu bahwa alternatif – alternatif yang disusun dalam sebuah kesulitan.

(2)

11 (2) Orientasi seseorang adalah variabel dalam 2 cara, salah satunya telah menerima banyak perhatian dalam tulisan, dan yang lainnya telah sebagian besar diabaikan.

1. Orientasi orang adalah variabel dalam kecenderungan pusat mungkin terletak pada titik manapun atau kisaran terbatas poin sepanjang tahapan/tingkat kesulitan.

2. Orientasi orang yang kedua adalah kecenderungan sentral dapat bervariasi pada rentang titik pada tingkat kesulitan

Kisaran tingkat tujuan dimana valensi dari semua tingkatan tujuan tertentu relatif tinggi: beberapa ahli memandang tingkat aspirasi seseorang berkonsentrasi pada satu titik. Tendesi pusat dari orientasi seseorang adalah titik /kisaran terbatas dari titik yang mempunyai valensi tertinggi baginya, itu adalah tingkat aspirasi seseorang, dalam Lewin et.al (1944). tetapi beberapa penulis memandang bahwa aspirasi seerang berkonsentrasi pada1 titik. Diantara individu yang mengakui keberadaan kisaran titik daripada 1 titik ada 2 penekanan yan berbeda, beberapa penekanan variasi pada tingkat aspirasi pada 1 waktu.

2.1.2 Fungsi Tingkat Aspirasi Pekerjaan

Aspirasi pekerjaan disini berfungsi dalam mencapai suatu tujuan yang diharapakan oleh seseorang. Juga untuk mengetahui seberasa besar tingkat aspirasi seseorang dalam pekerjaan atau jua seberapa antusias seseorang dalam pekerjaan.

(3)

12 2.1.3 Aspek Tingkat Aspirasi Pekerjan

Aspek - aspek Tingkat Aspirsi Pekerjaan menurut Lewin et.al (1944) yaitu sebagai berikut :

1. Gaji

Adalah imbalan finansial yang di bayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahun, caturwulan, bulanan atau mingguan atau bisa juga balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.

2. Gengsi

Adalah kehormatan dan pengaruh yang sesuai atau tidaknya pada keadaan pada diri individu tersebut.

3. Kecerdasan

Adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Cerdas dapat diartikan sebagai sikap manusia yang mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap persoalan sekaligus upaya mereka untuk menjadi lebih baik lagi di masa depan.Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu

(4)

13 latar belakang budaya atau lebih. Dengan kata lain kecerdasan dapat bervariasi menurut konteknya.

4. Ketertarikan

Adalah senang atau tertarik pada dunia kerja yang sesuai dengan keinginan individu tersebut.

5. Keahlian

Adalah memiliki kemampuan yang khusus dibidang individu yang digeluti. Jadi individu lebih memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

1.2 Self - Efficacy

2.2.1 Pengertian Self - Efficacy

Istilah self-efficacy diperkenalkan pertama kali oleh Bandura. Dalam penelitiannya Bandura menyampaikan bahwa prediksi tetang kemungkinan hasil dari tinkah laku dalam sumber penting dai motivasi. “Saya akan berhasil atau gagal”. Prediksi ini dipengaruhi oleh selft-efficacy (Bandura dalam Woolfolk, 2004). Self-efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bias atau tidak bias mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Self-efficacy ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Perubahan tingkah laku dalam sistem Bandura kuncinya adalah perubahan ekspektasi efikasi (self efficacy). Self Efficacy atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat diperoleh, diubah,

(5)

14 ditingkatkan, atau diturunkan melalui salah satu atau kombinasi empat sumber yakni :

1. Pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment), 2. Pengalaman Vikarius (vicarious experience),

3. Persuasi Sosial (Social Persuation) dan

4. Pembangkitan Emosi (Emotional/Psysilogical states).

Berbicara self efficacy sama juga berbicara tentang keyakinan diri seseorang. Setiap orang mempunyai tingkat kepercayaan diri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Secara definitif, menurut Bandura (1997) Self Efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa individu dapat menguasai situasi dan menghasilkan luaran yang positif. Menurut Wallatey (2001) efikasi didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yangdiinginkannya, dan orang yang diinginkan. Definisi lain dari self-efficacy antara lain adalah keyakinan seseorang tentang kemampuanya untuk melaksanakan suatu tingkah laku dengan berhasil (Jones, dkk 1998). Secara keseluruhan, self-efficacy berarti kepercayaan diri terhadap kompetensi diri. Kepercayaan terhadap kompetensi ini berkaitan dengan sifat sifat yangmengantarkan seseorang untuk mencapai keberhasian, antara lain integritas, kerendahan hatikesetiaan, pengontrolan diri, keberanian, keadilan, kesabaran, kerajinan, kreatifitas dan kesederhanaan.

Self-efficacy merupakan masalah kemampuan yang dirasakan individu untuk mengatasi situasi khusus sehubungan dengan penilaian atas kemampuan untuk melakukan satu tindakan yang ada hubungannya dengan tugas khusus atau situasi tertentu. Self-efficacy ini bersumber dari teori belajar sosial, yaitu

(6)

15 menekankan hubungan kausal timbal balik antara faktor lingkungan dengan faktor personal yang saling berkaitan (Norwich, 1987). Melihat self-efficacy disini, melihat bagaimana seseorang menjalani kehidupannya. Mengukur kapasitas diri berhubungan dengan seberapa jauh seseorang mengerti konsep dirinya sendiri. Konsep diri adalah sebuah pandangan yang lahir daripengalaman langsung individu selama hidup dan bagaimana orang yang berpengaruh disekitar individu memberikan penilaian kepada dirinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana individu itu dapat menimbang perbedaan antara dirinya yang ideal dan aktual.

Self-efficacy ditentukan oleh pengalaman sebelumnya (kesuksesandan kegagalan), pengalaman yang diakui oleh orang lain (dengan mengamati kesuksesan dan kegagalan orang lain), persuasi verbal (dari teman, kolega, saudara) dan keadaan emosi (kekhawatiran). Persepsi yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya untuk melaksanakan tugas akan meningkatkan kemungkinan tugas tersebut dapat diselesaikan dengan sukses. Secara ringkas dapat disebutkan dua pengertian penting dari efikasi diri yaitu: self-efficacy atau efikasi ekspektasi (self effication – efficacy expectation) adalah “Persepsi diri sendiri mengenai seberapabaik dirinya dapat berfungsi dalam situasi tertentu’’. Seilf-efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa individu memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Ekspektasi hasil (outcome expectation): perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu. Self-efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan

(7)

16 aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Self-efficacy menurut Kinicky (2007) menguatkan jalan menuju keberhasilan ataupun kegagalan. Menurut Wallatey (2001), self -efficacy didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendapatkan hasil atau pengaruh yang diinginkannya, dan orang yang diinginkan. Definisi lain dari self-efficacy antara lain adalah keyakinan seseorang tentang kemampuanya untuk melaksanakan suatu tingkah laku denganberhasil (Jones, dkk 1998).

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, self-efficacy merupakan keyakinan sesorang akan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya shingga dapat mempenaruhi dan mengatur fungsi kemampuan individu melalui cara berfikir memotivasi diri sendiri, merasakan, dan proses pengambilan keputusan.

2.2.2 Sumber-sumber Self - Efficacy

Bandura (1997) menyatakan bahwa self-efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi. Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada kosep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas self-efficacy (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980). Adapun sumber-sumber efikasi diri tersebut yang diartikan dibawah ini.

(8)

17 Pertama, Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), yaitu sumber ekspektasi self-efficacy yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap self-efficacy. Pengalaman keberhasilan indidu ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.

Kedua, Vicarious experience (pengalaman orang lain), yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini self-efficacy individu dapat meningkat, terutama jika individu merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya. individu akan mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya self-efficacy individu ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi diri ini akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.

Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal), yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa individu dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi self-efficacy yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama,

(9)

18 apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.

Keempat, Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Situasi yang menekan kondisi emosional dapat mempengaruhi self-efficacy. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung dihindari.

Empat hal tersebut dapat menjadi sumber bagi tubuh dan perkembangan efikasi diri satu siswa. Dengan kata lain efikasi diri dapat diupayakan untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.2.3 Komponen Self - Efficacy

Bandura (1986) mengungkapkan bahwa perbedaan self-efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang individu persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang individu persepsikan di luar batas kemampuannya.

(10)

19 Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

2.2.4 Fungsi Self – Efficacy

Fungsi self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (1986) adalah sebagai penentu aktif tindakan atau perilaku yang harus dipilih, menentukan besarnya usaha yang harus dilakukan, serta mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosi yang harus dilakukan individu.

Secara esensial self-efficacy memiliki dua pengertian penting, yaitu : 1. self-efficacy atau efikasi ekspektasi (self effication – efficacy expectation)

adalah Persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. self-efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan; dan

(11)

20 2. Ekspektasi hasil (outcome expectation) atau perkiraan atau estimasi diri

bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Self - Efficacy

Banyak faktor yang memang sangat mempengaruhi self-efficacy seseorang. Self-efficacy beragam dalam tiap-tiap situasi, individu dapat memiliki self-efficacy yang relatif tinggi dalam satu situasi, tetapi tidak pada situasi lainnya, misalnya. Hal ini tergantung dari kompetensi dirinya bagi aktivitas yang berbeda-beda dalam tuntutan, tingkat persaingan diantara individu, predisposisi pribadi dalam menghadapi kegagalan, dan kondisi fisiologis berkaitan juga dengan kesehatan diri secara fisikal mapun psikis.

Di sisi lainnya juga dipengaruhi oleh penilaian pribadi tentang hal kemampuan dirinya tersebut. Penilaian yang salah atau keliru terhadap kemampuan diri akan berdampak signifikan terhadap efikasi diri orang tersebut. Penilaian diri yang tepat akan mendorong individu untuk melakukan suatu tugas atau tantangan dengan realistis dan memberikannya motivasi internal untuk pengembangan diri dalam mencapai proses aktualisasi diri yang sehat (Maslow, melalui Hall, 1993).

Menurut Bandura, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan self-efficacy seseorang antara lain :

1. Pencapaian secara aktif

Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi seseorang karena hal ini berdasarkan kepada

(12)

21 kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau ketrampilan tertentu akan meningkatkan self-efficacy dan kegagalan yang berulang akan mengurangi efikasi diri.

2. Pengalaman tidak langsung

Dengan melihat kesuksesan orang lain yang memiliki kesamaan dengan pengamat akan dapat meningkatkan harapan self-efficacy pengamat, dapat menilai dirinya memiliki kemampuan seperti yang dimiliki orang yang diamati sehingga dapat melakukan usaha-usaha untuk memperoleh atau meningkatkan ketrampilannya. Dengan prinsip yang sederhana, jika orang lain dapat melakukannya begitu pula dengan saya. Pengamat dapat melihat cara-cara dan ketrampilan orang yang diamatinya. Dengan model yang kompeten pengamat dapat belajar cara-cara yang efektif untuk menghadapi hambatan maupun keadaan yang menakutkan. 3. Persuasi verbal

Persuasi verbal sering digunakan untuk meyakinkan seseorang tentang kemampuannya sehingga dapat memungkinkan dia meningkatkan usahanya untuk mencapai yang ditujunya. Persuasi verbal ini akan berlangsung efektif bila berdasarkan realita dan memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa individu dapat mencapai apa yang ditujukannya melalui tindakan nyata. Namun tidak efektif bila tidak berdasarkan alasan yang kuat dan realita. Persuasi akan meningkatkan dan menguatkan self-efficacy seseorang sehingga mengarahkan untuk berusaha keras mencapai tujuan. Dalam hal ini pengaruh persuasi pada seseorang

(13)

22 berlangsung untuk meningkatkan perkembangan keterampilan dan self-efficacy.

4. Keadaan fisiologis

Seseorang akan memperoleh informasi melalui keadaan fisiologisnya dalam menilai kemampuannya sehingga akan cenderung memiliki harapan kesuksesan dalam melakukan tugas yang lebih besar, bila dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somatis dalam dirinya. Sebab ketegangan akan mengakibatkan seseorang menjadi terhambat dalam berunjuk kerja yang baik. Dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi kegiatan stamina dan kekuatan fisik, seseorang akan melihat kelelahan dan sakit sebagai indikasi ketidak efektifan fisiknya sehingga akan mempengaruhi unjuk kerjanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap efikasi dirinya, sehingga unjuk kerjanya menjadi tidak optimal. (Astutik,2003)

2.2.6 Aspek –aspek Self - Efficacy

Menurut Bandura (1997) aspek-aspek self efficacy adalah sebagai berikut : a. Outcome Expectancy

Adalah suatu kemungkinan hasil dari suatu perilaku yaitu suatu perkiraan laku, tindakan tertentu yang bersifat khusus. Outcome Expectancy mengandung keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan konsekuensi tertentu.

(14)

23 Adalah harapan akan dapat membentuk perilaku secara tepat suatu keyakian bahwa seseorang akan berhasil dalam bertindak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan seseorang berkaitan dengan kesanggupan melakukan suatu perilaku yang dikehendaki Efficacy expectancy tergantung pada situasi dan berupa persepsi dari hasil suatu tindakan yang didapatkan melalui kehidupan, modeling, persuasi verbal, dan keadaan emosi yang mengancam.

c. Outcome value

Adalah nilai yang mempunyai arti dari konsekuensi-konsekuensi yang terjadi bila suatu pilihan dilakukan dan seseorang harus mempunyai outcome value yang tertinggi untuk mendukung outcome expectancy yang dimiliki.

1.3 Teori Hubungan Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan

Dalam Bandura, efikasi diri akan mempengaruhi bagaimana individu merasakan, berfikir, memotivasi diri sendiri, dan bertingkah laku. Efikasi diri, kapabilitas yang memiliki individu akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam beberapa hal, seperti:

1. Tindakan individu, efikasi diri menentukan kesiapan individu dalam merencanakan apa yang harus dilakukannya. Individu dengan keyakinan diri tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan efikasi yang tinggi individu memiliki tujuan yang sesuai dengan harapannya.

(15)

24 2. Usaha, efikasi diri mencerminkan seberapa besar upaya yang dikeluarkan individu untuk mencapai tujuannya. Individu dengan keyakinan terhadap kemampuan diri tinggi akan berusaha maksimal untuk mengetahui cara – cara belajar serta kegiatan - kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Individu dengan keyakinan terhadap kemampuan diri tinggi akan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Tingkat pencapaian yang akan terealisasikan, individu dengan efikasi diri yang kini dapat membuat tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta mempu menentukan bidang pendidikan sesuai dengan minat dan kemampuannya tersebut.

1.4 . Penelitian yang Relevan

Sampai saat ini belum ditemukan adanya penelitian yang relevan atau peneliti lain yang mengungkap tentang Hubungan Tingkat Aspirasi Pekerjaan dan Efikasi Diri Siswa SMK. Akan tetapi penulis mendapatkan penelitian “Efikasi Diri dengan Minat Berwirausaha Siswa, yaitu penelitian Arista Lukmayanti (2012), dengan judul “ Hubungan Efikasi Diri dengan Harapan Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK Negeri 6 Yogyakarta”.

Dengan uji hipotesis analisis korelasi diperoleh hasil bahwa konsep diri dan efikasi diri secara stimultan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan signifikan p 0,004 < p table 0,05 dan menunjukan ada korelasi.

(16)

25 2.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat Hubungan yang Signifikan Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapat ketepatan klasifikasi sebesar 84,5% menggunakan analisis CART dengan 3 peubah penjelas yang mempengaruhi status pembayaran

membantu para guru mendidtribusikan kertas lembar kerja dan modul untuk para siswa, praktik ini diambil dari pengalaman positif di Prancis. Membentuk Gugus Kerja di Daerah

Tujuan dari rencana penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan jenis pelatihan keterampilan kriya keramik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir,

Hasil penelitian berdasarkan regresi linier sederhana menunjukkan penggunaan fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X dan XI IPS di SMAN 1 Teluk

Otroci, ki so brali besedilo na tiskanem mediju, so imeli takojšni dostop do vsega besedila štiri strani so lahko razporedili, na računalniku pa so lahko otroci videli le eno

Untuk mendapatkan gambaran yang rinci dan lengkap terkait daftar program, kegiatan, keluaran, lokasi, waktu pelaksanaan dan anggaran dapat dilihat dalam lampiran, yang

Ekstrak etanol daun delima merah dalam berbagai konsentrasi, menunjukkan aktivitas antimikroba dari daun delima merah dalam menghambat pertumbuhan mikroba patogen..

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap gangguan pertumbuhan pada bayi usia 6-12 bulan (OR= 3,429; 95%CI= 1,076-10,932)