• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FOURSU MITRA LESTARI BEKASI- JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FOURSU MITRA LESTARI BEKASI- JAWA BARAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. FOURSU MITRA LESTARI

BEKASI- JAWA BARAT

Bunga Arum Wulandari

1

, Asc. Prof. Dr. H. Taufiq Rachman.,M.M

2

Prodi Manajemen Universitas Pelita Bangsa

Email : wulandaribunga1@gmail.com

ABSTRAK

Kinerja karyawan PT. Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi yang menurun mengakibatkan

keuntungan perusahaan menurun. Masalah yang terjadi yaitu kepemimpinan yang masih kurang

baik dan motivasi kerja yang masih kurang diberikan. Metode pengambilan sample yang

digunakan adalah nonprobability sampling yaitu dengan metode sample jenuh. Sample pada

penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi yaitu 40

orang Analisis data yang digunakan dengan analisis linear berganda.

Hasil penelitian variabel kepemimpinan diperoleh t hitung sebesar 0,000 dengan standar nilai

signifikan < 0,05, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil

penelitian variabel motivasi kerja diperoleh nilai t hitung 0,003 < 0,05 yang berarti motivasi

kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian membuktikan bahwa

terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dan terdapat

pengaruh signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian

kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan mempengaruhi kinerja karyawan dengan F

hitung sebesar 22,708 > F tabel (3,25). Dan hasil dari uji koefisien determinasi didapat R square

yaitu 0,551. Maka dapat dikatakan, kepemimpinan dan motivasi kerja mempengaruhi kinerja

karyawan sebesar 55,1%.

Kata kunci : Kinerja, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja

Pendahuluan

Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi organisasi dan menjadi prioritas utama, karena sumber daya manusia sebagai penggerak utama jalannya organisasi. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan ditentukan oleh

manusia yang menjadi anggota perusahaan.

Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang berpotensi baik pemimpin maupun karyawan pada penempatan dan penugasan kerja yang diawasi agar tercapainya tujuan perusahaan. Agar aktivitas manajemen perusahaan

berjalan dengan baik, maka perusahaan harus

memiliki karyawan yang berpengetahuan dan keterampilan yang berpotensi untuk mengelola perusahaan semaksimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan,

seharusnya manajemen mengetahui apa saja

kebutuhan karyawannya. Hal-hal tersebut berguna untuk memberikan kesan kepada karyawan bahwa mereka diperhatikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, dan ikut serta dalam mencapai tujuan perusahaan. Maka tujuan perusahaan akan sejalan dengan tujuan karyawannya. Seorang karyawan

(2)

2

yang memiliki kinerja yang baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.. Kinerja karyawan

merupakan

suatu tingkat

keberhasilan karyawan ata hasil dari usahanya untuk meningkatkan kemampuan dalam bekerja.

Dalam suatu organisasi, bawahan bekerja selalu tergantung pada pimpinan. kepemimpinan

merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari

seluruh organsasi dan manajemen perusahaan,

karena kepemimpinan

didalam suatu

perusahaan

merupakan pondasi utama bagi seluru kegiatan perusahaan untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Bila pimpinan tidak memiliki

kemampuan memimpin, maka tugas-tugas yang kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. Apabila seorang pemimpin mampu menjalankan fungsi-fungsinya maka hasil yang didapatkan akan sesuai dengan sasarannya. Menurut George R Terry, 2007: 249, (dalam Kustrianingsih dkk, 2016 :02), Kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan atau aktivitas untuk mempengaruhi kemauan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi

membutuhkan pemimpin yang efektif, yang

mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya. Jadi, seorang pemimpin akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah tujuan organisasi. Seorang pemimpin mampu membuat pegawainya berprestasi dan memberikan hasil kinerja terbaik. Seorang pemimpin juga sangat penting dalam menjalankan tugasnya pada suatu organisasi , visi, misi, dan tujuan oragnisasi tidak akan terwujud apabila pemimpin tidak menghendaki.

Kinerja sumber daya manusia perlu senantiasa ditingkatkan melalui berbagai upaya berkelanjutan. Motivasi juga salah satu upaya

penting bagi peningkatan kinerja karyawan.

Perusahaan perlu memperhatikan motivasi kerja karyawan agar kinerjanya semakin meningkat. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, 2011, (dalam Eliyanto, 2018) Motivasi dapat dikatakan sebagai energi yang membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Pemenuhan kebutuhan (eksternal

maupun internal) merupakan suatu usaha

memotivasi karyawan dalam bekerja. Hal tersebut sebagai langkah strategis untuk dapat mendorong karyawan bekerja semakin produktif.

Pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan harapan karyawan, terutama imbalan finansial serta apresiasi non materi perlu diberikan kepada karyawan, agar memungkinkan karyawan lebih fokus dan nyaman terhadap pekerjaannya. Dengan semangat kerja tinggi, otomatis produktivitas kerja juga akan meningkat, sehingga proses produktifitas

semakin efektif dan efisien. Oleh karena itu, pemberian motivasi dan kesempatan kepada setiap karyawan dalam bekerja dan mengembangkan kompetensi serta karirnya harus dilakukan. Dalam memberikan motivasi kepada karyawan pimpinan perlu mengetahui adanya perangsang mana yang jitu untuk diterapkan agar karyawan dapat memberikan prestasi kerja dan produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

Pada suatu perusahaan, kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan motivasi kerja. Jika motivasi kerja rendah akan berakibat pada hasil kinerja yang menurun. Begitu juga dengan kepemimpinan diperusahaan tersebut, apabila seorang pemimpin mampu menjalankan tugas nya dengan baik maka kinerja perusahaan akan meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Saputri dan Nur Rahma Andayani (2018).

Hal ini terjadi pada PT. Foursu Mitra Lestari, perusahaan ini didirikan pada bulan april 2019 di Cikarang Selatan, Indonesia. PT. Foursu Mitra Lestari melayani dalam bidang packaging seperti Karton Box, Paper Pallet, Wooden Pallet,

Wooden Case, Paper Angle, Box Duplek, dan Box Hardboard. Menarik untuk diteliti karena perusahaan ini terletak disebuah perumahan yang cukup jauh dari kawasan industri seperti kebanyakan perusahan packaging lainnya. Perusahaan ini tergolong masih sangat baru dengan jumlah karyawan yang masih sedikit akan tetapi bisa terus bertahan ditengah persaingan dengan perusahaan packaging lainnya yang lebih besar.

Akan tetapi, kinerja perusahaan dari bulan ke bulan mengalami penurunan.

Hal ini dapat dilihat dari tabel kinerja perusahaan tersebut.

Gambar Grafik Hasil Produksi PT. Foursu Mitra Lestari

Sumber : PT. Foursu Mitra Lestari Tahun 2020 Dari hasil Production report PT. Foursu Mitra Lestari diatas menunjukan bahwa kinerja mengenai output produk berupa Karton Box, Paper

Janu ar i Febr ua r i Mar et Apr il M ei Ju ni Terg et 1890 0 2500 0 1850 0 1755 0 760 0 572 5 Aktu al 1867 0 2481 0 1830 0 1735 5 732 5 544 5 0 500 0 1000 0 1500 0 2000 0 2500 0 3000 0 Priode Januari-Juni 2020

(3)

3

Pallet, Wooden Pallet, Wooden Case, Paper Angle,

Box Duplek, dan Box Hardboard. Mengalami

penurunan derastis mulai dari bulan februari hingga juni. Terdapat peningkatan pada bulan februari sebanyak 24.870 produk , lalu pada bulan-bulan

berikutnya perusahaan mengalami penurunan

penjualan yang sangat signifikan, tepatnya pada bulan juni , perusahaan hanya menerima pesanan sebanyak 5.490 produk saja.

Salah satu faktor kinerja karyawan

menurun dikarenakan ketidakhadiran karyawan yang masih tinggi. Lalu faktor lainnya adalah kurangnya pengawasan dari pimpinan perusahaan tersebut.

Berdasarkan berbagai uraian dan

permasalahan diatas, maka penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari. Variabel yang digunakan adalah

kepemimpinan, motivasi kerja, dan kinerja

karyawan.

Tinjauan Pustaka

Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah hasil terbaik baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh karyawan menurut kriteria tertentu dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan meminimalisir kerugian. Kinerja karyawan menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2006 (dalam Estianingsih, 2018: 51) adalah sebagai berikut:

1.

Kuantitas

2.

Kualitas

3.

Keandalan

4.

Kehadiran

5.

Kemampuan bekerja sama

Dari berbagai uraian diatas dapat di tegaskan bahwa kinerja karyawan adalah, perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Aspek-Aspek Kinerja

Sedarmayanti (dalam Surya Akbar,

2013 :2018), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu:

1.

Quality of work (kualitas pekerjaan),

2.

Promptness (kecepatan),

3.

Initiative (prakarsa),

4.

Capability (kemampuan),

5.

Communication (komunikasi).

Kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang.

Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut

Leadership. Kepemimpinan merupakan bagian

dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi.

Kepemimpinan hanya bisa dilakukan oleh seorang pemimpin, seorang pemimpin adalah

seseorang yang dapat memimpin dan

mempengaruhi pendirian seseorang kearah yang lebih baik dan menciptakan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, dengan arahan atau perintah agar orang lain dapat merespon atau bertindak yang dapat menimbulkan pencapaian yang positif agar tujuan organisasi dapat tercapai. Hal ini sependapat dengan George R. Terry 2007: 249, (dalam Kustrianingsih dkk, 2016 :02), Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Fungsi Kepemimpinan

Menurut Veithzal Rivai, 2005 :55 (dalam Farid Riadi, 2019 : 65) Kepemimpinan secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu :

1 .Fungsi Instruktif

Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan pemberi tugas terhadap para bawahannya. Sementara itu, para bawahan bertugas untuk menjalankan segala instruksi yang diperintahkan oleh para pemimpi.

2.

Fungsi Konsultatif

Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi

konsultatif sifatnya dua arah. Bawahan dapat berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik dalam mencapai tujuan bersama.

Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang sedang dikerjakan supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.

3.

Fungsi Partisipasi

Dalam fungsi ini, pemimpin mampu

mengaktifkan partisipasi para pesertanya sehingga mereka juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam suatu proyek. Para bawahan tidak hanya sekadar menjalankan perintah saja.

(4)

4

Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu wewenang kepada orang lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut. Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu

untuk mengetahui tugas-tugas yang cocok

didelegasikan kepada bawahannya.

5.

Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala aktivitas bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak keluar jalur.

Motivasi

Motivasi merupakan kebutuhan yang telah ada sejak manusia dilahirkan yang tersusun dalam

suatu tingkatan yaitu, kebutuhan fisiologis,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan memiliki cinta, dan kebutuhan akan penghargaan. Maslow (dalam Estianingsih, 2018: 50) berpendapat bahwa ada dua klasifikasi motivasi, yaitu motivasi primer (makan, minum, pakaian) dan motivasi spiritual (keindahan, kebaikan, keadilan, dan lain sebagainya).

Motivasi didalam pribadi orang akan

berpengaruh langsung terhadap tindakan yang akan

dilakukannya, karena motivasi merupakan

kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan keinginan yang memuskannya. Menurut Robbins dan Judge, 2015 (dalam Saputri dan Andayani, 2018: 316) Motivasi didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah dan ketentuan seseorang dalam upaya untuk mencapai

tujuan. Kekuatan menggambarkan seberapa

kerasnya seseorang dalam berusaha. Ketekunan

mengukur berapa lama seseorang dapat

mempertahankan upayanya. Setiap individu karyawan yang termotivasi akan bertahan cukup lama dengan tugasnya untuk mencapi tujuan yang mereka inginkan.

Faktor- Faktor Motivasi

Fredick Hezberg, 1959 (dalam Arka’a, 2018: 5) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi kerja :

a.

Faktor Motivasi : faktor yang ada dalam

pekerjaan, faktor inilah yang dapat menimbulkan kepuasan kerja dan kemauan untuk bekerja lebih keras.

Faktor ini akan mendorong lebih banyak upaya.

b.

Faktor penyehat : faktor ini disebut

penyehat karena berfungsi mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja, faktor penyehat adalah faktor yang jumlahnya mencukupi faktor motivator. Jika jumlah faktor pemelihara tidak mencukupi akan menimbulkan ketidakpuasan kerja. Jadi faktor pemelihara tidak menciptakan kepuasan kerja akan tetapi dapat mencegah terjadinya ketidakpuasan kerja.

Fredick Herzberg 1959, (dalam

Arka’a, 2018: 8) juga mengemukakan faktor lain megenai Motivasi yaitu:

a.

Supervise

b.

Hubungan interpersonal

c.

Kondisi kerja fisikal

d.

Gaji

e.

Kebijakan dan praktik perusahaan

f.

Benefit dan sekuritas pekerjaan

Hipotesis Penelitian

H1 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari H2 : Terdapat pengaruh Motivasi terhadap kinerja

karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari

H3 : Terdapat pengaruh Kepemimpinan dan

Motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari.

Metologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneltian ini menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Terdapat tiga variabel penelitian yaitu, dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang pertama yaitu kepemimpinan dengan simbol X1, dan yang kedua yaitu motivasi dengan simbol X2. Satu variabel dependen yaitu kinerja karyawan dengan simbol Y.

Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer yang didapat dari penyebaran keusioner kepada karyawan PT. Foursu Mitra Lestari Cikarang yang dijadikan sampel penelitian. Dan data sekunder berupa profile perusahaan dan jumlah karyawan PT. Foursu Mitra Lestari.

Sumber Data

1.

Sumber Data Primer : Sumber data yang

diperoleh langsung dari informasi Manager Produksi, Team Leader Produksi dan Admin Staff.

2.

Sumber Data Sekunder : Sumber data

dalam bentuk informasi dan dokumen yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan dalam bentuk laporan yang terkait dengan masalah penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode field

research yaitu penelitian yang dilakukan langsung

di lokasi penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang berisi observasi dan kuesioner. Observasi yaitu dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara kunjungan dan pengamatan secara langsung di PT. Foursu Mitra Lestari. Angket tersebut diberikan kepada karyawan PT. Foursu

(5)

5

Mitra Lestari adalah angket kuesioner

menggunakan sistem online. Bentuk jawaban yang digunakan adalah dari skala Sangat Tidak Setuju yang bernilai satu sampai dengan Sangat Setuju yang bernilai lima.

P

opulasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua karyawan di PT. Foursu Mitra Lestari yang berjumlah 40 karyawan.

Berdasarkan populasi di PT. Foursu Mitra Lestari, maka sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan teknik sample jenuh.

Metode Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data yang didapatkan dari jawaban para responden atau kuisioner yang dibagikan. Analisis data ini bertujuan menyajikan data secara lebih mudah dipahami. Berikut tahap- tahap yang dilakukan oleh penulis dalam analisis data :

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai rhitung (kolom Corrected

Item-Total Correlation) dengan rtabel (harus lihat

tabel r) dimana butir pernyataan valid apabila memiliki rhitung > rtabel. Untuk mempermudah maka beberapa ahli menyatakan bahwa pernyataan valid apabila nilai Korelasi (kolom Corrected

Item-Total Correlation) > 0,3.

Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur (daftar pernyataan) dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan terhadap keseluruhan butir pernyataan yang telah valid. Uji ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha. Reliabilitas terpenuhi jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Arifin (2017: 156) pada regresi berganda terdapat satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Analisa tersebut diperlukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian menggunakan analisa regresi berganda dkarenakan terdapat dua variabel bebas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y), sehingga dapat mengetahui pengaruh kepemimpinan dan morivasi kerja terhadap kinerja karywan.

Persamaan regresinya sebagai berikut : Y’ : a + b1X1+b2X2+e Y’ : 22,432+0,967+0,505+0,05 Keterangan : Y’ = Kinerja a = Konstanta b1b2 = Koefisien Regresi X1 = Kepemimpinan X2 = Motivasi Kerja e = Standar Eror

Uji Asumsi Klasik

Untuk memenuhi asumsi asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedasititas.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Dan unutuk mengethaui

signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pengujian hipotesis secara parsial ( uji t) adalah sebagai berikut :

Uji T (Parsial)

Menurut Sugiyono (2016:121) T-test adalah statistik parametrik yang berguna untuk menguji hipotesis komparatif ratarata dua sample dengan bentuk data interval maupun rasio. Nilai signifikan t < 0,05, maka dapat dkatakan variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial.

Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2016: 96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama– sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen), dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas (n - k), dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel. Kriteria keputusan :

a)

Uji Kecocokan model ditolak jika α

> 0,05

b)

Uji Kecocokan model diterma jika

α < 0,05

Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel – variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Nilai R2 yang kecil berarti kemapuan variabel– variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai rhitung ( kolom Corrected Item-

Total Correlation) dengan rtabel dimana butir

pernyataan valid apabila memiliki rhitung > r tabel.

(Arikunto, 2006, dalam Nadya Hanum Larasati, 2018 :51). Berikut dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner yang diukur menggunakan SPSS versi 22.0

(6)

6

Tabel Hasil Uji Validitas Kepemimpinan.

No Item Rhitung Rtabel 5% (40) Keterangan 1. 0,362 0,312 Valid 2. 0,548 0,312 Valid 3. 0,569 0,312 Valid 4. 0,541 0,312 Valid 5. 0,494 0,312 Valid 6. 0,488 0,312 Valid 7. 0,481 0,312 Valid 8. 0,561 0,312 Valid 9. 0,548 0,312 Valid 10. 0,606 0,312 Valid

Tabel Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja

No Item Rhitung Rtabel 5% (40) Keterangan 1. 0,417 0,312 Valid 2. 0,539 0,312 Valid 3. 0,630 0,312 Valid 4. 0,568 0,312 Valid 5. 0,536 0,312 Valid 6. 0,554 0,312 Valid 7. 0,368 0,312 Valid 8. 0,543 0,312 Valid 9. 0,620 0,312 Valid 10. 0,596 0,312 Valid

Tabel Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan

No Item Rhitung Rtabel 5% (40) Keterangan 1. 0,640 0,312 Valid 2. 0,852 0,312 Valid 3. 0,766 0,312 Valid 4. 0,636 0,312 Valid 5. 0,524 0,312 Valid 6. 0,726 0,312 Valid 7. 0,461 0,312 Valid 8. 0,607 0,312 Valid 9. 0,561 0,312 Valid 10. 0,536 0,312 Valid

Sumber : Data yang diolah SPSS, 2021

Hasil perhitungan uji validitas pada variabel kinerja karyawan sebagaimana seperti data tabel diatas menunjukan bahwa semua harga rhitung > rtabel pada

nilai signifikan 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua item dalam angket penelitian ini valid, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan metode Cronbach’ Alpha, dengan

metode pengambilan keputusan menggunakan

batasan 0,60, apabila Nilai Cronbach’s Alpha > 0,60,

maka reliabel, sebaliknya apabila Cronbach’s Alpha< 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.

Berikut adalah hasil Uji Reliabel yang diolah menggunakan SPSS versi 22.0

Tabel Hasil Uji Reliabilitas rhitung > Batas Minimal 0,60

Variabel Rhitung Batas

Minimal

Keterangan

X1 0,701 0,60 Reliabel

X2 0,725 0,60 Reliabel

Y 0,824 0,60 Reliabel

Sumber : Data yang diolah SPSS, 2021

Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas angket X1 sebesar 0,701, angket X2 0,725, dan angket Y 0,824. Berdasarkan koefisien reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa semua angket dalam penelitian ini adalah reliabel atau

konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen penelitian. Dan apabila menggunaka rumus hitung rhitung > 0,60 adalah data reliabel yang

berdasarkan teori Ghozali (2016:104), maka semua data tersebut dinyatakan reliabel.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2016 :154) uji normalitas dilakukan untuk mneguji apakah dalam model regresi

variabel residual memiliki distribusi normal.

Penyebab terjadinya kasus normalitas umumnya dikarenakan terdapat data residual dari model regresi dengan nilai yang jauh dari himpunan data sehingga penyebaran data menjadi tidak normal dan terdapat kondisi alam dari data yang pada dasarnya tidak terdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas menggunkan SPSS versi 22. Sebagai berikut :

Gambar Grafik Histogram

Sumber : Data yang diolah SPSS, 2021

Berdasarkan pada grafik histogram, residual

data telah menunjukan kurva normal yang

(7)

7

Gambar Hasil Uji Normal P-Plot

Sumber : Data yang diolah SPSS, 2021.

Dari grafik diatas, terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal serta

penyebarannya mengikuti arah diagonal. Maka model regresi tersebut berdistribusi normal dan layak dipakai untuk memenuhi syarta dilakukan analisis regresi berganda.

Selain dengan gambar dan grafik diatas, untuk membuktikan bahwa nilai tersebut termasuk data normalitas atau tidak juga menggunakan uji Kolmogrov. Kriteria pengujian dilihat dari angka probabilitasnya, dimana jika probabilitasnya > 0,05 maka residual terdistribusi normal. Sebaliknya jika probabilitasnya < 0,05 maka tidak terdistribusi normal (Imam Ghozali, 2016 :154).

Tabel UjiNormalitas One-Sample Kolmogrov – Smirov Test. Unstandardiz ed Residual N 40 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 3,39281324 Most Extreme Differences Absolute ,137 Positive ,075 Negative -,137 Test Statistic ,137

Asymp. Sig. (2-tailed) ,057c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction. Sumber : Data diolah SPSS, 2021.

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa terdapat nilai KS2 0,137 dan Asymp. Sig sebesar 0,057 sama dengan 0,06 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data diatas merupakan data berdistribusi normal.

Pengujian multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Gejala

multikolinieritas juga dapat dideteksi dengan melihat besarnya VIF (Variance Inflution Factor), tidak terjadi gejala multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,100 dan nilai VIF< 10,00 (Ghozali, 2016 :103). Berikut adalah data tabel yang diperoleh dengan menggunkaan SPSS versi 22.0

Tabel Hasil Uji Multikolinierias

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Kepemimpinan ,999 1,001 Motivasi Kerja ,999 1,001

a.

Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber : Data yang diolah oleh SPSS, 2021.

Berdasarkan data diatas menunjukan nilai

tolerance X1 = 0,999 > 0,100 dan VIF X1= 1,001<

10,00. Nilai tolerance X2 = 0,999 > 0,100 dan nilai VIF X2 =1,001 < 10,00, maka tidak terjadi multikolenieritas.

Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber : Data yang diolah SPSS, 2021.

Berdasarkan gambar diatas terdapat grafik

scatterplot yang tidak jelas, acak, dan tidak berpola

(melebar atau menyempit). Maka tidak ada gejala heterokedastisitas pada model regresi, sehingga data yang digunkan memenuhi syarat untuk dilakukan Regresi Berganda.

Hasil Uji Analisis Linier Berganda

Menurut Arifin (2017 :156) pada regresi berganda terdapat satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Analisa tersebut diperlukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat:

(8)

8

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficient s B Std. Error Beta 1 (Constant) 22,432 10,070 Kepemimpinan ,967 ,165 ,647 Motivasi ,505 ,161 ,345

a. Dependent variabel : kinerja karyawan 1. Nilai constan adalah 22,432, artinya jika

tidak terjadi perubahan variabel

kepemimpinan dan motivasi kerja ( nilai X1 dan X2 adalah 0) maka nilai kinerja karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari adalah sebesar 22,432.

2. Nilai koefisien regresi Kepemimpinan

adalah 0,967, artinya jika variabel

Kepemimpinan (X1) meningkat 1% dengan asumsi variabel motivasi kerja (X2) dan konstanta (a) adalah 0, maka kinerja karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari sebesar 0,967. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel Kepemimpinan berdistribusi positif bagi kinerja karyawan, sehingga

semakin tinggi kepemimpinan maka

semakin baik kinerja karyawan.

3. Nilai koefisien regresi Motivasi adalah 0,505, artinya jika variabel Motivasi Kerja (X2) meningkat 1% dengan asumsi variabel kepemimpinan (X1) dan konstanta (a) adalah 0, maka kinerja karyawan pada PT. Foursu Mitra Lestari

4. sebesar 0,505. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel motivasi kerja berdistribusi positif bagi kinerja karyawan, sehingga semakin tinggi motivasi kerja maka semakin baik kinerja karyawan.

Hasil Uji T (Parsial)

Menurut Sugiyono (2016:121) T-test adalah statistik untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sample dengan bentuk data interval maupun rasio. Nilai signifikan t < 0,05, maka dapat dikatakan variabel independen memiliki pengaruh signifikan secara parsial.

Tabel Hasil Uji T (Parsial) Coefficientsa

Model T Sig.

1 (Constant) 2,228 ,032

Kepemimpinan 5,869 ,000

Motivasi 3,129 ,003

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Menurut data di atas nilai sig. X1= 0,000 dan thitung = 5,869. Untuk X2 = 0,003dan thitung = 3,129

dengan tingkat signifikan 5% dimana N-k = 40-2 = 38. Maka dapat diperoleh nilai ttabel = 2,024. Karena

X1 nilai thitung 5,869 > nilai ttabel 2,024 dan X2 nilai

thitung = 3,129 > nilai ttabel 2,024. Dan diperoleh nilai

sig 0,000 < 0,05 dan nilai sig, 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2016; 96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen) dan jika nilai sig < 0,05 maka artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel Hasil Uji F (Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressi on 551,039 2 275,519 22,708 ,000 b Residual 448,936 37 12,133 Total 999,975 39

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja,

Kepemimpinan Kerja

Dasar pengmabilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai F hitung dan F tabel :

a. Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel

independen secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai signifikansi :

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka variabel

independen secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(9)

9

Berikut data yang diperoleh dari pengukuran data dengan SPSS versi 22.0, peneliti akan melakukan interpretasi menggunakan dua dasar pengmabilan keputusan dalam uji F seperti sebagai berikut :

a. Pengambilan Keputusan berdasarkan nilai F hitung dan F tabel

Rumus untuk mencari F tabel :

df1 = k-1 dan df2 = n-k

keterangan :

k = jumlah variabel (bebas + terikat)

n = jumlah responden atau sample penelitian

Data di atas, menunjukan bahwa k= 3 (X1 = Kepemimpinan, X2 = Motivasi Kerja dan Y = Kinerja ), dan n = 40. Dari rumus yang ada maka akan menghasilkan angka n = 40-3 = 37, angka ini kemudian menjadi acuan untuk mengetahui nilai F tabel pada distribusi nilai F tabel statistik. Maka diketahui bahwa nilai F tabel sebesar 3,25.

Tabel diatas dapat memperlihatkan jika F hitung sebesar 22,708 > F tabel (3,25) berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut bermakna Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).

b. Pengambilan Keputusan dalam uji F berdasarkan nilai Signifikansi

Dari data di atas terdapat nilai sig, 0,000 dan < 0,05, maka Kepemimpinan (X1) dan Motivasi kerja (X2) bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel- variabel dependen (Ghozali, 2016 :95). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Berikut dibawah adalah data tabel yang diperoleh dari pengukuran SPSS versi 22.0 :

Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,742a ,551 ,527 3,483

b.

Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kerja

Keterangan :

1. Nilai R sebesar 0,742 nilai ini menunjukan

adanya hubungan antara variabel

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan karena nilai R> 0,05.

2. Nilai R square sebesar 0,551 hal ini

menunjukan adanya pengaruh

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Maka akan mnedapat nilai presentase 55,1 %.

PEMBAHASAN

Analisa yang telah dilakukan dengan menggunkaan uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian analisa uji

normalitas, uji multikoleniaritas, uji

heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji hipotesis (uji T-test dan uji F simultan) dan tambahan uji koefisien determinasi kemudian mencari nilai sumbangan

efektif dan sumbangan relatif. Maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pembahasan atas semakin baik

kepemimpinan maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan

Berdasarkan semua pengujian yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 di atas tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi, maka diperoleh nilai R sebesar 0,742 nilai ini menunjukan adanya hubungan antara variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai R square sebesar 0,551 hal ini menunjukan adanya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Maka akan mendapat nilai presentase atau koefisien determinasi sebesar 55,1% dan 44,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Sumbangan Efektif (SE) variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 42,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SE) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 12,5%

terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa

memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Sumbangan relatif (SR) variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 77,1% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SR) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 22,6%

terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa

memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kemudian pada penelitian pengaruh

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan terdapat semua data valid dan reliabel karena semua data yang diuji menunjukan bahwa thitung >ttabel pada nilai signifikan 5%. Berdasarkan

data uji t diperoleh nilai sig 0,000 dengan standar nilai signifikan 0,05 maka 0,000 < 0,05. Dan diperoleh thitung = 5,869 dengan tingkat signifikan 5%

dimana N-k = 40-2 = 38. Maka dapat diperoleh nilai ttabel =2,024 sehingga X1 nilai thitung 5,869> nilai ttabel

(10)

10

2,024. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hasil perhitungan tersebut juga didukung oleh hasil argumen dari para responden yang menyatakan bahwa semakin baik kepemimpinan maka dapat

mempengaruhi kinerja yang dihasilkan oleh

karyawan pada perusahaan.

2. Pembahasan atas semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi kinerja karyawan.

Berdasarkan semua pengujian yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 di atas tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi, maka diperoleh nilai R sebesar 0,742 nilai ini menunjukan adanya hubungan antara variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai R square sebesar 0,551 hal ini menunjukan adanya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Maka akan mendapat nilai presentase atau koefisien determinasi sebesar 55,1% dan 44,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Sumbangan Efektif (SE) variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 42,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SE) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 12,5%

terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa

memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Sumbangan relatif (SR) variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 77,1% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SR) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 22,6%

terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa

memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kemudian pada penelitian pengaruh

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan terdapat semua data valid dan reliabel karena semua data yang diuji menunjukan bahwa thitung >ttabel pada nilai signifikan 5%. Berdasarkan

data uji t diperoleh nilai sig 0,003 dengan standar nilai signifikan 0,05 maka 0,003 < 0,05. Dan diperoleh thitung = 3,129 dengan tingkat signifikan 5%

dimana N-k = 40-2 = 38. Maka dapat diperoleh nilai ttabel = 2,024, sehingga nilai thitung = 3,129 > nilai ttabel

2,024. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil perhitungan tersebut juga didukung oleh hasil argumen dari para

responden yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi kerja maka dapat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas serta tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat kepemimpinan yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan PT. Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan semua pengujian yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 di atas tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi, maka diperoleh nilai R sebesar 0,742 nilai ini menunjukan adanya hubungan antara variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai R square sebesar 0,551 hal ini menunjukan adanya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Maka akan mendapat nilai presentase atau koefisien determinasi sebesar 55,1% dan 44,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Sumbangan Efektif (SE) variabel

kepemimpinan (X1) adalah sebesar 42,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SE) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 12,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Sumbangan relatif (SR) variabel

kepemimpinan (X1) adalah sebesar 77,1% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SR) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 22,6% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kemudian pada penelitian pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan terdapat semua data valid dan

reliabel karena semua data yang diuji

menunjukan bahwa thitung >ttabel pada nilai

signifikan 5%. Berdasarkan data uji t diperoleh nilai sig 0,000 dengan standar nilai signifikan 0,05 maka 0,000 < 0,05. Dan diperoleh thitung =

5,869 dengan tingkat signifikan 5% dimana N-k = 40-2 = 38. Maka dapat diperoleh nilai ttabel

(11)

11

2,024. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Dan sebagian responden meyakini bahwa semakin baik kepemimpinan maka dapat meningkatkan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan pada perusahaan.

2. Tingkat motivasi yang tinggi akan mempengaruhi kinerja keryawan PT. Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan semua pengujian yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 di atas tentang pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Foursu Mitra Lestari Kabupaten Bekasi, maka diperoleh nilai R sebesar 0,742 nilai ini menunjukan adanya hubungan antara variabel kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai R square sebesar 0,551 hal ini menunjukan adanya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Maka akan mendapat nilai presentase atau koefisien determinasi sebesar 55,1% dan 44,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.

Sumbangan Efektif (SE) variabel

kepemimpinan (X1) adalah sebesar 42,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sumbangan relatif (SE) motivasi kerja (X2) adalah sebesar 12,5% terhadap variabel kinerja (Y) dengan tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahadi, Taufiq, O. H., & Wardani, A. K. (2020). KARAKTER KEPEMIMPINAN IDEAL

DALAM ORGANISASI. Jurnal

MODERAT, 513-523.

Akbar, S. (2018). ANALISA FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI KINERJA.

JIAGANIS, Vol. 3, 1-17.

Bahrum, S. P., & Sinaga, I. W. (2015). PENGARUH

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN (Studi Pada Pegawai

Lembaga Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Bintan Karimun). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan

Manajemen Bisnis, vol 3 no 2, 135-141.

Budiyono, R. (2016, oktober). PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DENGAN TEKANAN KERJA SEBAGAI

VARIABEL MEDIASI. Jurnal STIE

SEMARANG, VOL 8 No. 3, 123-142.

Dwiyanti, N. K., Heryanda, K. K., & Susila, G. A.

(2019, Oktober). PENGARUH

KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

Bisma: Jurnal Manajemen, Vol. 5 No. 2,

121-130.

Estiningsih. (2018). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja. MBIA, VOL 17 NO

2.

Kustrianingsih, M. R., Minarsih, M. M., & Hasiolan,

L. B. (2016). Pengaruh Motivasi,

Kepemimpinan, dan Iklim Organisasi

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.

Journal Of Management, VOL 02 NO 2.

Mahajaya, G. R., & Subudi, M. (2016). Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat Kabupaten Badung. E- Jurnal Manajemen

Unud, vol 5 no 11, 7072-7099.

Marjaya, I., & Pasaribu, F. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio:

Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, VOL 2 NO 1 , 129-147. doi:DOI: https://doi.org/

10.30596/maneggio.v2i1.3650

Pratiwi, S. D., Hidayat, T., & Anoraga, P. (2019). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel Intervening.

Jurnal Magisma, VOL VII NO 2, 147-164.

Rulianti, E. (2016). Pengantar Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Salutondok, Y., & Soegoto, A. S. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, kondisi Kerja, dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Sekretariat DPRD Kota Sorong.

Jurnal EMBA, VOL 3 NO 3, 849-862.

Saputri, R., & Andayani, N. R. (2018). Pengaruh

Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Departemen

Production di PT Cladtek BI-Metal

Manufacturing Batam. Journal Applied

Business Administration, vol 2 no 2,

307-316.

Seta, A. B. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Konflik Kerja, Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV Enigma. Jurnal Semarak, vol 2 no

1 , 97-110.

Sitompul, T. I., & Ratnasari, S. L. (2019). Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan

Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Takamori Indonesia Batam. DIMENSI,

(12)

12

Wijaya, C. (2017). Perilaku Organisasi. (N. S. Chaniago, Penyunt.) Medan: Lembaga

Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Gambar

Gambar  Grafik  Hasil  Produksi  PT.  Foursu  Mitra Lestari
Tabel Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja  No  Item  R hitung  R tabel     5% (40)  Keterangan  1
Tabel  UjiNormalitas  One-Sample  Kolmogrov  – Smirov Test.  Unstandardiz ed Residual  N  40  Normal  Parameters a,b Mean  ,0000000 Std

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pemanfaata n Teknik RAPD dalam Deteksi Keragaman Genetik Padi ( Oryza sativa L.) varietas Bahbutong Tahan Cekaman

Dari hasil survey ruang tunggu A5 pada tabel 4.7 , telah didapatkan data-data untuk menghitung luas standar dari ruang tunggu keberangkatan berdasarkan

Dalam tugas akhir ini, penelitian dilakukan di PT Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Mojokerto dengan metode wawancara, memanfaatkan data sekunder, dan metode studi

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penting bagi atasan untuk selalu memperhatikan sistem penilaian kinerja pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Batam,

Design keseluruhan baik dari kemasan, warna dan label Produk Prima XP memiliki kemampuan baik dalam menjelaskan produk inti dari sebuah pelumas. 0 12 21 49

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur