5
A. PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Manusia atau individu yang termasuk diantaranya perawat dan paramedis diseluruh dunia ini, perilakunya dapat dirumuskan dalam suatu pola perilaku yang akan disikapkan dalam bahasan psikologi, oleh karena itu sebaiknya kita mengenal lebih dahulu psikologi tersebut. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilakumanusia dalam dua jalur sistematika ilmunya yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Sedangkan perilaku manusia yang lebih berorientasi kearah teoritis masuk dalam kategori psikologi umum. Bicara tentang perilaku, perilaku manusia itu selalu unik atau khusus. Artinya tidak sama anatar manusia satu dengan manusia yang lainnya, baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan, dengan adanya kebutuhan dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi atau pendorong. Sehingga manusia berperilaku atau beraktivitas untuk mencapai tujuan dan akan puas setelah tujuan tercapai. Siklus akan terus melingkar seperti ini untuk memenuhi kebutuhan yang lain atau berikutnya dan inilah proses terjadinya perilaku manusia (Rusmi, 1999).
Perilaku atau aktiviatas merupakan manifestasi dari kehidupan psikis. Perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu tersebut. Perilaku merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang ada, sedangkan respon merupakan fungsi yang tergantung pada stimulus dan individu (Wood worth & Schlosberg, 1971 dalam Walgito,2004).
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari (Robert Kwik, 1997 dalam Mubarak, 2006). Perilaku tdak sama dengan sikap, sikap adalah hanya sesuatu yang lebih cenderung untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda - tanda untuk senang atau tidak senang pada obyek tersebut (Mubarak, 2006).
Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan indivudu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata, tidak seperti pikiran atau perasaan. Perilaku merupakan sesuatu yang dapat diobservasi, direkam maupun dipelajari (Morgan, 2006). Perilaku juga dapat diartikan dalam dua arti, pertama perilaku dalam arti luas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami seseorang. Pengertian yang kedua adalah, perilaku dalam arti sempit yaitu segala sesuatu yang mencakup reaksi dan dapat diamati (Chaplin, 2008).
Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata, tidak seperti pikiran atau perasaan. Perilaku merupakan sesuatu yang dapat diobservasi, direkam maupun dipelajari. Selain itu perilaku juga dapat disebut aktivitas dan diartikan dalam pengertian yang luas yaitu perilaku yang tampak ( Overt Behavior ) dan perilaku yang tidak tampak ( Innert Behavior ). Aktivitas – aktivitas tersebut merupakan aktivitas – aktivitas motoris, aktivitas emosional, dan aktivitas kognitif (Morgan, 2006).
Perilaku juga dapat diartikan dalam dua arti, pertama perilaku adalah segala sesuatu yang dialami sesorang. Sedangkan pengertian perilaku yang kedua adalah segala sesuatu yang mencakup reaksi dan dapat diamati (Chaplin, 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif.
2. Jenis Perilaku
a. Perilaku Reflektif
Perilaku Reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang diterima oleh individu tidak sampai ke pusat susunan saraf atau otak, tapi langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor respon timbul melalui afektor tanpa melalui pusat kesadaran atau otak (Walgito, 2004).
b. Perilaku Non – Reflektif
Perilaku Non – Reflektif merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Setelah stimulus diterima oleh reseptor akan diteruskan ke otak dan terjadi respon melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut sebagai proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar psikologis disebut sebagai aktivitas psikologi atau perilaku psikologis (Branca, 1994 dalam Walgito).
3. Klasifikasi Perilaku Kesehatan (Becker, 1979 dalam Anies, 2006) a. Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup makan dengan minum seimbang, olah raga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, istirahat yang cukup, mengendalikan stress dan perilaku dan gaya hidup positif. b. Perilaku Sakit
Perilaku sakit merupakan respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyebab, gejala penyakit, serta pencegahannya.
c. Perilaku Peran Sakit
Perilaku peran sakit adalah tindakan atau kegiatan seseorang yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Dari aspek sosiologi, orang yang sakit memiliki peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri, orang lain, maupun keluarga.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku (Lawrence Green, 1980 dalam Mubarak, 2006)
a. Faktor Predisposisi (predispisising factors)
Faktor predisposisi terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor Pendukung (enabling factors)
Faktor pendukung terwujudnya dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya tempat layanan kesehatan.
c. Faktor Pendorong (reinforcing factors)
Faktor-faktor pendorong terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain yang merupakan kelompok referensial dari perilaku masyarakat.
5. Alasan pokok yang menyebabakan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku (WHO, 2000 dalam Anies, 2006)
a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek kesehatan.
b. Adanya anjuran atau larangan dari orang penting atau kelompok referensi.
c. Adanya sumber daya, yang mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga. d. Kebudayaan, yang berupa perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan
penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat yang akan menghasilkan pola hidup (way of life).
B. PERILAKU MEROKOK 1. Pengertian
Saat ini merokok merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh semua orang termasuk perempuan. Perokok biasanya berasal dari berbagai kalangan dan umur, hal ini disebabakan karena rokok dapat dengan mudah diperoleh dimana saja, sedangkan definisi rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut daun nipah atau kertas (Poerwadaminta, 2005).
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rostica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tannpa tambahan (Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007). Rokok berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah, ditambah sedikit racikan seperti ngkeh, saus rokok, serta racikan lainnya. Untuk menikmati sebatang rokok perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lain (Triswanto, 2007).
Rokok mengandung zat psikoaktif yaitu nikotin yang menberikan perasaan nikmat, rasa nyaman, fit dan meningkatkan produktivitas. Perokok akan menjadi ketagihan karena nikotin bersifat adikif. Bila kebiasaan merokok dihentikan dlam waktu tertentu, perokok akan mengalami withdrawal effect atau sakau, sebab rokok adalah narkoba (Partodiharjo, 2007).
Rokok merupakan salah satu industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsure – unsure yang penting antara lain: tar, nikotin, benzopirin, metilkloride, aseton, ammonia, dan karbon monoksida. Sedangkan merokok adalah menbakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperature pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok (Mangku Sitopoe, 2000 dalam Istiqomah, 2003).s
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar (Armstrong, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang – orang disekitarnya (Levy,2004).
Perilaku merokok ada 4 tahap sehingga mencapai tahap perokok, antara lain:
a. Tahap Prepatory, seseorang mendapat gambaran yang menyenangkan dengan cara mendengar, melihat, dan membaca, sehingga menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap Innitation, tahapan dimana seseorang mulai merintis atau mencoba untuk merokok dan apakah akan melanjutkan perilku merokoknya.
c. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang mulai merokok sebanyak empat batang sehari, maka dia mempunyai kecenderungan untuk menjadi perokok.
d. Tahap Maintenance of Smoking, pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu pengaturan diri ( self regulating ). Dan merokok
dilakukan untuk memperolrh efek psikologis yang menyenangkan (Clearly, 2000).
Tipe perokok dapat diklasifikasikan menjadi 3 menurut jumlah rokok yang dihisap, antara lain:
a. Perokok berat menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. b. Perokok sedang menghisap lebih dari 5 -14 batang rokok dalam
sehari.
c. Perokok ringan menghisap lebih dari 1 -4 batang rokok dalam sehari( Komasari, 2008).
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang merokok. Setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut diperkuat dangan pernyataan bahwa seseorang merokok karena factor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas social, gengsi, dan tingkat pendidikan (Levy, 2004).
Menurut Lewin perilaku merokok merupakan fungsi lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan faktor – factor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan. Disebutkan juga bahwa merokok pada tahap awal dilakuakan dengan teman – teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tu (23%), dan orang tua (14%). Hal ini yang mendukung hasil penelitian Komasari dan Helmi yang menyebutkan bahwa ada 3 faktor penyebab merokok pada perempuan yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua dengan periaku merokok, dan pengaruh teman sebaya (Komasari. dkk, 2008).
2. Kandungan Racun pada Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia, dan 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Bahan yang paling utama terdapat pada rokok diantaranya adalah:
a. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam. Merupakan subtansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada apru – paru, yang dapat menyebabkan kanker paru.
b. Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan dapat memicu kanker paru. Selain itu nikotin juga dikenal mempunyai efek adiksi, artinya dapat menyebabkan ketergantungan dan sifat adiksi inilah yang biasanya dapat mendorong seseorang untuk mengkonsumsi rokok secara berlebihan.
c. Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak mempuyai bau dan dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari unsure zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracunkarena dapat mengikat hemoglobin yang terdapat dalam darah, sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (Mathub, 2003).
d. Bahan Kimia lain 1) Acrolein
Merupakan zat cair yang tidak berwarna, zat ini banyak mengandung kadar alkohol sehingga sering disebut sebagai alkohol cair dan zat inin sangat mengganggu kesehatan.
2) Ammonia
Merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini sangat tajam baunya. Racun yang terdapat pada ammonia sangat keras sehingga apabila masuk dalam peredaran darah dapat mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
Sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat melepuh bila terkena kulit. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya.
4) Hydrogen Cyanida
Sejenis gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanide adalah salah satu zat beracun yang sangat berbahaya, karena jika cyanide masuk dalam tubuh sedikit saja dapat mengakibatkan kematian.
5) Nitrous Oxide
Sejenis gas yang tidak berwarna dan apabila terhisap akan menyebabkan hilangnya rasa sakit. Nitrous oxide awalnya digunakan sebagai obat bius oleh dokter saat melakukan operasi. 6) Formaldehyde
Sejenis gas tidak berbau dan berwarna, yang biasanya digunakan untuk membasmi hama. Zat ini sangat beracun bagi organisme – organisme hidup.
7) Phenol
Merupakan campuran dari Kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik, seperti kayu dan arang. Zat ini sangat berbahaya karena dapat mengikat protein dan menghalangi aktifitas enzim.
8) Acetol
Merupakan hasil pemanasan dari Adelhyde (zat tidak berwarna dan dapat bergerak bebas) dan mudah menguap dengan alkohol.
9) Pyridine
Sejenis cairan yang tidak berwarna dan tajam baunya. Zat ini biasa digunakan untuk mengubah alkohol sebagai pelarut dan untuk membunuh hama.
10) Methanol
Sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Mengkonsumsi methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan kematian (Berita Kesehatan, 2009).
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK 1. Faktor Ekstrinsik
a. Pengaruh Orang Tua
Menurut Baer dan Corado, remaja perokok adalah anak – anak yang berasal dari rumah tangga tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak – anaknya dibandingkan dengan keluarga yang bahagia. Remaja yang berasal dari lingkungan konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat – obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua menjadi figure cotoh yaitu perokok berat, maka kemungkinan besar anak – anaknaya akan mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua ( Single Parent ). Apabila ibu merokok maka akan menyebabkan remaja berperilaku merokok juga, terlebih pada remaja putri.
b. Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman _ temnnya adalah
perokok juga dan sebaliknya. Kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut adalah remaja terpengaruh oleh teman – temannya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempuyai satu atau lebih sahabat yang perokok bigitu pula dengan remaja non merokok.
c. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa merokok adalah lambang kejantanan dan glamor, membuat remaja mempuyai keinginan untuk mengikuti apa yang ada pada iklan tersebut (Mu’tadin, 2002).
2. Faktor Intrinsik Faktor Kepribadian
Seseorang mencoba merokok karena alasan rasa ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosannan. Salah satu kepribadian yang yang bersifat pada perokok adalah konformitas social (Mu’tadin, 2002).
Selain itu ada juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok pada perempuan, yaitu:
a. Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin yang terdapat pada rokok bisa menimbulkan efek ketergantungan merokok.
b. Faktor Psikologis
Merokok dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, menghilangkan rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat menimbulkan kesan modern dan berwibawa, sehingga untuk individu yang sering bergaul dengan orang lain perilaku merokok akan sulit untuk dihindari.
Lingkungan social berpengaruh pada sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Orang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.
d. Faktor Demografis
Meliputi umur dan Janis kelamin, orang yang merokok pada usia dewasa sudah semakin banyak, akan tetapi pengaruh jenis kelamin di jaman sekarang tidak begitu berpengaruh karena saat ini baik laki – laki dan perempuan banyak yang merokok (Hansen, 2009).
Masalah yang berkaitan dengan interaksi teman sebaya dan peranan sebagai laki – laki atau wanita, dapat diartikan dalam bentuk sebagai berikut ini :
a. Pergaulan dalam remaja akan menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Sejak awal, remaja mulai mencari kelompok teman sebaya dan dia memikirkan bagaimana cara diterima dikelompoknya dan dikenal. b. Pergaulan dengan temn sabaya lain jenis, menimbulkan masalah yang
cukup banyak terjadi pada remja awal dan akhir berkaitan dengan ketertarikan antara lawan jenis, menghilangakan rasa malu, berkencan dan sebagainya.
c. Peranan sebagai laki – laki atau permpuan akan timbul pertanyaan pada diri untuk menghilangkan keraguannya, remaja mempertanyakan kepada orang dewasa, dan biasanya ada kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
D. DAMPAK MEROKOK PADA PEREMPUAN
Perilaku merokok memang merupakan perilaku yang merugikan bagi kesehatan salah satunya adalah bagi perempuan yang merokok. Banyak fakta
tentang kesehatan seputar perempuan merokok di Amerika. Fakta tersebut antara lain:
1. Resiko meninggal akibat kanker paru-paru 12 kali lebih tinggi pada perempuan yang merokok dibandingkan dengan perempuan yang tidak pernah merokok.
2. Merokok dapat mempengaruhi kemampuan untuk hamil.
3. Merokok selama hamil meningkatkan resiko keguguran, kelahiran mati, prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan dapat menurukan fungsi paru pada janin (Prima, 2010).
Perempuan yang tidak merokok lebih sedikit mempunyai komplikasi pada kehamilan dan mempunyai bayi yang lebih sehat dibandingkan perempuan yang merokok. Merokok saat hamil sangat berbahaya karena dapat mengganggu perkembangan janin, ini disebabkan karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah pada tali pusat dan uterus, sehingga jumlah oksigen yang diterima oleh janin akan berkurang. Nikotin juga dapat menurunkan jumlah darah dalam aliran darah janin yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada perempuan yang merokok selama hamil dapat menyebabkan pecahnya selaput membrane pembungkus janin, sehingga menyebabkan kelahiran premature bahkan kematian bayi.
4. Penyebab kematian pada perempuan terkait merokok adalah kanker paru-paru, dan penyakit paru-paru kronis.
Pada perempuan yang merokok diusia remaja akan mengganggu perkembangan paru – paru, sehingga dapat menyebabkan batuk kronis dan nafas berbunyi. Fungsi paru adalah memindahkan udara dari luar ke dalam tubuh begitu juga sebaliknya, akan mengalami penurunan secara alami sejalan dengan usia, dan penurunan ini akan semakin cepat terjadi pada perokok (Prima, 2010).
5. Penyakit jantung merupakan pembunuh perempuan nomor satu di Amerika (Ginnis. dkk, 2007).
Perempuan biasanya menderita penyakit jantung lebih lambat daripada pria, namun tidak begitu halnya jika perempuan merokok. Faktanya perempuan perokok akan menderita serangan jantung lebih cepat 12 tahun daripada perempuan yang tidak merokok. Hal ini terkait hormon terpenting perempuan yaitu estrogen. Pada masa remaja dan usia produktif, hormon ini melindungi perempuan dari penyakit jantung. Estrogen juga meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh dan juga membantu menjaga peredaran darah, sehingga mencegah penyumbatan pada pembuluh darah yang beresiko memicu serangan jantung Selain itu perempuan perokok mempunyai risiko terhadap kanker mulut, faring, laring (pita suara), esophagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, leher rahim khususnya kanker paru-paru lebih tinggi dibandingkan laki-laki perokok (Juniarti, 2008).
6. Pada perempuan yang merokok lebih sulit melepaskan ketergantungan terhadap nikotin. Perempuan bisa saja melepaskan diri dari rokok tapi perlu banyak dukungan psikologis untuk mewujudkannya (Hindarto 2008).
Rokok telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Diduga hingga menjelang tahun 2030, kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang per tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2030 tidak kurang dari 70% kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi di negara berkembang (Anies , 2006).
E. KERANGKA TEORI
Gambar 2.1 Modifikasi Clearly, 2000; dan Mu’tadin, 2002
F. FOKUS PENELITIAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :
1. Faktor Ekstrinsik • Pengaruh Orang tua • Pengaruh teman • Pengaruh iklan 2. Faktor Instrinsik
• Faktor Kepribadian
Perilaku merokok pada mahasiwi
Alasan Mahasiswi berperilaku merokok
Pengetahuan mahasiswi tentang akibat merokok Tahap perilaku merokok
1. Tahap prepatory 2. Tahap innitation 3. Tahap becoming a smoker Perilaku merokok mahasiswi
Gambar 2.2 Skema Fokus Penelitian
G. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian ini adalah fenomenologi tentang perilaku merokok pada mahasiswi.
Faktor pendorong perilaku merokok
Persepsi mahasiswi terhadap orang tua tentang perilaku merokok mahasiswi