• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA SMAN UNGGULAN BERDASARKAN NILAI UN DI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA SMAN UNGGULAN BERDASARKAN NILAI UN DI DKI JAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN

DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI DALAM

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA

SISWA SMAN UNGGULAN BERDASARKAN

NILAI UN DI DKI JAKARTA

Agnes Resti Paramita

Antonina Pantja Juni Wulandari S.Sos., M.Si

Universitas Bina Nusantra Kampus Kijang

Jalan Kemanggisan Ilir No. 45 Kemanggisan – Palmerah Jakarta Barat 11480

ABSTRACT

The aim of the research was to investigate the relationship between anxiety with achievement motivation in the face of the National Examination in featured high school students based on the value of the National Examination in DKI Jakarta. The subjects were 130 students from SMAN X and SMAN Y South Jakarta were taken using simple random sampling technique. The research used Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) and achievement motivation scale. Data analysis used Spearman correlation statistics and showed the correlation values of r = -0.868 with a significance value of p = 0.000. Based on the results of this study indicate that there is a significant negative relationship between anxiety with achievement motivation in the face of National Examination in featured high school students based on the value of the National Examination in DKI Jakarta. The negative relationship indicates that the two variables have an inverse relationship is not unidirectional. So, if anxiety is high then achievement motivation is low, and if anxiety is low then achievement motivation is high.

Keywords: Anxiety, achievement motivation

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta. Subjek penelitian ini adalah 130 siswa dari SMAN X dan SMAN Y Jakarta Selatan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan skala motivasi berprestasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik statistik korelasi Spearman dan diperoleh nilai korelasi sebesar r = -0,868 dengan nilai signifikansi p =0,000. Berdasakan hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan dengan

(2)

motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta. Hubungan negatif menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang terbalik tidak searah. Jadi, apabila kecemasan tinggi maka motivasi berprestasi rendah, dan apabila kecemasan rendah maka motivasi berprestasi tinggi.

Kata Kunci: Kecemasan, Motivasi Berprestasi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah menetapkan Ujian Nasional (UN) pada siswa kelas XII sebagai salah satu syarat yang paling menentukan kelulusan siswa (Made, 2009). Kelulusan SMA ini juga sangat penting untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.

Menurut Menteri Pendidikan Nasional RI, Mohammad Nuh menyatakan bahwa Ujian Nasional (UN) merupakan bagian dari metode evaluasi dalam proses belajar mengajar (Haryo, 2010). Mengenai nilai minimal kelulusan UN, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan nilai minimal tersebut setiap tahunnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.97 Tahun 2013, bahwa nilai rata-rata UN pada tahun 2014 ini minimal sebesar 5,5 dan pemerintah juga menyediakan 20 paket variasi soal untuk setiap ruangan (Bali post, 2013).Sehingga tiap anak dalam satu kelas yang terdiri dari 20 siswa akan mendapatkan soal yang berbeda-beda.

Banyaknya materi yang akan diujikan dalam UN, mulai dari pelajaran kelas X sampai kelas XII dengan enam mata pelajaran yang berbeda dan di tambah dengan meningkatnya standar nilai kelulusan UN hampir setiap tahun ini dapat menyebabkan siswa merasa stres, cemas, bahkan depresi dalam menghadapi Ujian Nasional (Zamroni, 2008). Hal tersebut sejalan dengan Nasution (2010) dalam artikelnya yang menyebutkan bahwa hal-hal yang dicemaskan oleh para siswa dalam menghadapai Ujian Nasional antara lain adalah bahan ujian yang terlalu banyak (meliputi materi kelas X, XI, dan XII), tidak mampu menguasai materi, sulitnya soal-soal yang keluar pada saat UN, standar nilai kelulusan yang tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya, banyaknya mata pelajaran yang diujikan, hasil ujian yang tidak memuaskan, dan rasa takut tidak lulus karena merupakan salah satu penentu kelulusan. Ditambah Ujian Nasional pada saat ini tidak hanya sekadar masalah kelulusan, tapi juga telah menjadi syarat utama bagi seorang siswa untuk dapat tembus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) (Afifah, 2013). Dimana hal tersebut dapat menambah kecemasan yang dirasakan siswa.

Terlebih kecemasan yang dirasakan oleh siswa-siswi yang bersekolah pada sekolah unggulan. Fiyanti (2003 dalam Ema, 2011) menyatakan bahwa kecemasan terhadap lingkungan sekolah dan ujian sekolah sering di alami oleh siswa yang berada di sekolah unggulan. Sebagai sekolah unggulan, pasti sekolah tersebut akan berusaha mempertahankan atau bahkan meningkatkan lagi prestasinya dengan berbagai cara.

Seperti yang dikemukakan oleh Conner et.al (dalam Feld, 2011) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa ketakutan dan kecemasan merupakan kondisi psikologis yang dimiliki oleh siswa yang dihadapkan dengan ujian terstandar. Menurut Slameto (2010) siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi tidak memiliki prestasi sebaik siswa yang tingkat kecemasannya lebih rendah. Yousefi et.al., (2010) juga menyatakan bahwa kecemasan dalam tes dapat menurunkan motivasi terhadap kemampuan untuk memperhatikan, konsentrasi, dan yang paling buruk adalah kegagalan dalam prestasi akademis. Menurut Chabran (dalam Ormrod, 2003), beberapa siswa memiliki motivasi yang rendah untuk melakukan tes yang berisiko tinggi dan yang lain menjadi sangat cemas ketika mereka tidak dapat menyelesaikan tes tersebut secara baik. Bernstein (dalam Dewi & Amrizal, 2008) menambahkan bahwa siswa yang mengalami

(3)

kecemasan berisiko mengalami underachievement di sekolah yakni ditunjukkan dengan kurangnya motivasi berprestasi dan merasa tidak berharga.

Berkaitan dengan kecemasan dan motivasi berprestasi, Subiyantoro (2009) melakukan penelitian mengenai hubungan antara kecemasan terhadap tes dan motivasi berprestasi pada siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang menunjukan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan, antara kecemasan terhadap tes dan motivasi berprestasi pada siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Malang. Kesimpulan penelitian tersebut adalah semakin tinggi kecemasan terhadap tes maka motivasi berprestasi semakin rendah, sebaliknya semakin rendah kecemasan terhadap tes maka motivasi berprestasi semakin tinggi.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta.

KAJIAN PUSTAKA

Kecemasan adalah keadaan suasan perasaan yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan (American Psychiatric Association, 1994 dalam Durand & Barlow 2006). Sementara menurut Rollo May (dalam Feist & Feist, 2006) kecemasan adalah kondisi subjektif individu yang menyadari bahwa adanya ancaman bagi eksistensi dirinya.

Kemudian Mowrer (1950 dalam Phares, 1984) menjelaskan bahwa kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap seperangkat stimulus yang memperingatkan kita bahwa suatu peristiwa yang tidak menyenangkan segera terjadi. Selanjutnya menurut Durand & Barlow (2006) kecemasan merupakan suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang berorientasi pada masa yang akan datang, yang ditandai dengan kekhawatiran karena kita tidak dapat memprediksi dan mengontrol kejadian yang akan datang. Menurut Taylor (1953 dalam Pisani, 1959) dalam Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) kecemasan adalah suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.

Sementara motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan (McClelland dalam Santrock, 2003). Kemudian McClelland (1987 dalam Elliot et.al., 1999) menambahkan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki individu untuk mencari tantangan, menyukai tugas yang cukup sulit dan menginginkan semua kemungkinan umpan balik. Sedangkan menurut Hawadi (2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin, sesuai dengan yang ditetapkan oleh siswa itu sendiri.

Selanjutnya McClelland (1987) juga mengemukakan bahwa motivasi beprestasi merupakan salah satu jenis motivasi yang paling penting dalam dunia pendidikan. Menurut Atkinson & Raynor (1974 dalam Santrock, 2003) seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi memiliki harapan untuk sukses yang lebih besar daripada ketakutan akan kegagalan, lebih memilih tugas dengan risiko sedang, dan tekun dalam usahanya ketika menghadapi tugas yang semakin sulit.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA yang termasuk kedalam remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Golinko, 1984 dalam Jahja, 2011). Istilah adolensence menurut Hurlock (dalam Kalra, 2008) mempunyai arti yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2007), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal 20 tahun.

Papalia et.al., (2007) membatasi usia remaja yang diawali pada usia 11 sampai 12 tahun, dan berakhir pada usia 20 tahun. Sementara Steinberg (2005) membatasi usia remaja dalam 3 periode, yaitu remaja awal (early adolescence) dalam rentang usia 11-14 tahun, remaja tengah (middle adolescence) dalam rentang usia 15-18 tahun, dan remaja akhir (late adolescence)

(4)

dalam rentang usia 19-22 tahun.

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14 tahun) sampai usia sekitar 18 tahun, yang dikenal sebagai masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa (Jahja, 2011). Dimana masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Menurut Salzman (dalam Jahja, 2011) remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini digambarkan dalam pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Apakah ada hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi ujian nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta?

2. Apakah semakin tinggi kecemasan maka motivasi berprestasi semakin rendah? 3. Apakah semakin rendah kecemasan maka motivasi berprestasi semakin tinggi?

TUJUAN PENELITIAN

Secara teoritis, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta

2. Semakin tinggi kecemasan maka motivasi berprestasi semakin rendah 3. Semakin rendah kecemasan maka motivasi berprestasi semakin tinggi

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian di dalam penelitian ini adalah 130 siswa kelas XII pada 2 SMAN unggulan berdasarkan peringkat nilai UN 2013 di DKI Jakarta. Sedangkan untuk teknik sampling menggunakan simple random sampling dimana setiap subyek di dalam populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi subyek penelitian (Bordens & Abbott, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena hubungan antara variabel konstan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari satu set rumus matematika (Bordens & Abbott, 2008). Untuk desain penelitiannya merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan dua (atau lebih) variabel serta untuk menetapkan arah, besaran, dan bentuk hubungan yang diamati (Bordens & Abbott, 2008).

Untuk metode pengumpulan data, penulis menggunakan kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang berisikan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan tertulis yang nantinya akan diisi oleh responden (Sugiyono, 2012). Kuesioner tersebut berisikan alat ukur TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) yang terdiri dari 50 item hasil adaptasi dari Janet Taylor dengan nilai r = 0.886 dan alat ukur motivasi berprestasi yang terdiri dari 45 item hasil adaptasi dari Widyasari (2005) berdasarkan karakteristik motivasi berprestasi teori McClelland dengan nilai r = 0,882.

Dari data yang diperoleh, dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi

Statistical Package for the Sosial Sciences (SPSS) versi 22, yang nantinya hasil yang diperoleh

tersebut dapat dilakukan analisa lebih lanjut. Teknik uji korelasional yang digunakan adalah

Spearman Correlation. Teknik Spearman Correlation dapat digunakan untuk data yang tidak

(5)

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, diperoleh data yang dapat menggambarkan karakteristik yang dimiliki dai 130 responden dalam penelitian ini. Berikut akan dijabarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Responden

Kategori Data Responden Persentase

Usia 17 tahun (75,4%)

Jenis Kelamin Perempuasn (59,2%)

Program Kelas IPA (53,8%)

Tempat Tinggal Jakarta Selatan (40,7%)

Gambaran Kecemasan Sedang (49,2%)

Gambaran Motivasi Berprestasi Sedang (47,7%)

Dari data yang dijabarkan dalam tabel di atas, perolehan data menunjukkan mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 71 tahun, yakni dengan persentase sebesar 75,4%. Untuk jenis kelamin, dari 130 responden, responden dengan jenis kelamin perempuan lebih mendominasi dibandingkan dengan responden dengan jenis laki-laki. Sementara itu, responden dengan program kelas IPA mendominasi sebesar 53,8%. Untuk wilayah tempat tinggal, wilayah Jakarta Selatan menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 40,7%. Selanjutnya, responden sebagian besar memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang, begitu juga dengan motivasi berprestasi, responden memiliki tingkat motivasi berprestasi juga dalam kategori sedang.

Sementara itu, dalam penelitian ini terdapat hipotesa yang hendak di uji. Hipotesa tersebut adalah ingin menguji ada atau tidaknya hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil uji hipotesa yang dilakukan, diperoleh hasil yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Uji Korelasi Correlations

Kecemasan MBerprestasi

Spearman's rho Kecemasan Correlation

Coefficient 1.000 -.868 ** Sig. (2-tailed) . .000 N 130 130 Motivasi Berprestasi Correlation Coefficient -.868 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 130 130

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil olah SPSS

Berdasarkan data yang disajikan diatas, dapat dilihat bahwa hubungan antara kedua variabel yaitu variabel kecemasan dan motivasi berprestasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 dengan angka korelasi r = -0,868. Oleh karena itu, dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga hal ini menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta. Berdasarkan data yang didapat mengenai angka korelasi sebesar -0,868 menunjukan bahwa tingkat korelasi sangat kuat

(6)

dan tanda negatif menandakan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang terbalik tidak searah. Jadi, apabila kecemasan tinggi maka motivasi berprestasi rendah, dan apabila kecemasan rendah maka motivasi berprestasi tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta. Hasil yang diperoleh peneliti didapat dengan bantuan pengolahan data menggunakan software IBM SPSS Statistics (version 22), yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan peneliti kepada subjek penelitian yaitu 130 siswa-siswi SMAN Unggulan di DKI Jakarta. Peneliti melakukan uji coba alat ukur dan mendapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,886 untuk skala kecemasan dan sebesar 0,882 untuk skala motivasi berprestasi, serta nilai validitas kecemasan antara 0,226-0,542 dan nilai validitas motivasi berprestasi antara 0,216-0,530. Kemudian berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji hipotesis menggunakan uji

Spearman, maka diperoleh hasil bahwa “Ada hubungan negatif yang signifikan antara

kecemasan dengan motivasi berprestasi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMAN unggulan berdasarkan nilai UN di DKI Jakarta”. Signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 dengan angka korelasi r= -0,868. Hubungan negatif menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang terbalik tidak searah. Jadi, apabila kecemasan tinggi maka motivasi berprestasi rendah, dan apabila kecemasan rendah maka motivasi berprestasi tinggi.

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian ini, yaitu bagi siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional diharapkan untuk selalu memiliki pemikiran yang positif, dengan cara berpikir tenang, optimis bahwa pasti mampu lulus dengan baik, belajar lebih giat dan juga menjaga kesehatan badan.

Bagi Orang tua dan Guru diharapkan mampu memberikan pengarahan yang bersifat membangun dan memberi rasa nyaman sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan pada siswa-siswi yang akan menghadapi Ujian Nasional dan juga diharapkan untuk selalu memberikan motivasi maupun dukungan dalam hal prestasi sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menerjemahkan alat ukur Taylor Manifest

Anxiety Scale (TMAS) dari bahasa asli yaitu bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

sebaiknya menggunakan tenaga expert dalam bidang bahasa Inggris dan melakuan back

(7)

REFERENSI

Afifah, R. (2013). Ini pesan Mendikbud untuk Siswa Peserta UN. Di unduh pada tanggal 31 Maret 2013 dari

http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/28/11334835/Ini.Pesan.Mendikbud.Untuk.Sisw a.Peserta.UN?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=

Bali Post. (2013). UN 2014 Kembali Terapkan 20 Paket Soal Standar Nilai Kelulusan Tetap

5,50. Di unduh pada tanggal 16 Februari 2014 dari

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=80495 Bordens K.S., & Abbott, B.B. (2008). Research Design and Methods, 7th edition. New York:

MC-Graw Hill.

Dewi, N.S., & Amrizal. (2008). Perbedaan Kecemasan Menghadapi SPMB antara siswa kelas

akselerasi dengan kelas regular. Jurnal Pusat Keterbakatan. Di unduh pada tanggal 3 Juli

2014 dari http://issuu.com/puskat/docs/jurnal_edisi_3/59

Ema, S. (2011). Gambaran Kecemasan Akademik Siswa di SMA N Unggul Aceh Timur. Program Pascasarjana. Universitas Sumatra Utara. Di unduh pada tanggal 14 Oktober 2013 dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/22353.

Feld, L. D. (2011). Student Stress in High-Pressure College Preparatory Schools. Honors

Theses – All. Paper 685.

Haryo, C. W. (2010). Mendiknas Apresiai Tentang Ujian Nasional. Di unduh pada tanggal 6 Oktober 2013 dari

http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/08/18550691/Mendiknas.Apresiasi.Semua.Pand angan.tentang.UN.

Made. (2009). Mendiknas: UN Teteap untuk Kelulusan. Di unduh pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://edukasi.kompas.com/read/2009/12/14/2019478/mendiknas.un.tetap.untuk.kelulusa n

Nasution, S. (2010). Hambatan Psikologis Menjelang UN. Di unduh pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/21/hambatan-psikologis-menjelang-un-98943.html

Ormrod, J.E. (2003). Educational Psychology : Development Learners (4th ed.). New Jersey: Merrill Prentice Hall, Inc.

Pratiwi, A.P. (2009). Hubungan antara Kecemasan Akademis dengan Self-Regulated Learning

pada Siswa Rintisan Sekolah bertaraf Internasional di SMAN 3 Surakarta. Semarang,

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subiyantoro. (2009). Hubungan antara Kecemasan terhadap tes dan Motivasi Berprestasi pada

Siswa Kelas Akselerasi SMAN 3 Malang. Malang, Fakultas Psikologi Universitas Negeri

Malang. Di unduh pada tanggal 14 Oktober 2013 dari http://library.um.ac.id/free- contents/index.php/pub/detail/hubungan-antara-kecemasan-terhadap-tes-dan-motivasi-berprestasi-pada-siswa-kelas-akselerasi-sman-3-malang-subiyantoro-38059.html. Sudrajat, A. (2008). Upaya Mencegah Kecemasan Siswa di Sekolah. Di unduh pada tanggal 14

Oktober 2013 dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/01/upaya-mencegah-kecemasan-siswa-di-sekolah/.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Widyasari, P. (2005). Hubungan antara Interaksi Kelas dengan Motivasi Berprestasi pada

Murid SMA Negeri Peringkat Atas. Depok, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Yousefi, F., Talib, M.A., Mansor, M.B., Juhari, R.B., & Redzuan, M. (2010). The Relationship

between Test-Anxiety and Academid Achievement among Iranian Adolescents. Journal of

Asian Social Science. Vol. 6, No. 5.

Zamroni, M. I. (2008). Potret Kegelisahan Sekolah dalam Melaksanakan Ujian Nasional.

UNISIA, Vol. XXXI No. 69. Di unduh pada tanggal 7 Oktober 2013 dari

(8)

RIWAYAT PENULIS

PERSONAL DETAILS

Full Name : Agnes Resti Paramita

Sex : Female

Place, Date of Birth : Jakarta, August 18th, 1992 Nationality : Indonesian

Marital Status : Single

Religion : Moslem

Address : Komp. DPR RI II D, 97 Meruya Selatan – Kembangan, West Jakarta 11650

Mobile : 081298859003

Phone : (021) 5850157

Email : agnesrestiparamita@ymail.com

EDUCATIONAL BACKGROUND

1998-2004 : SD 03 State Elementary School, West Jakarta, Indonesia 2004-2007 : SMP 206 State Junior High School, West Jakarta, Indonesia 2007-2010 : SMA 85 State Senior High School, West Jakarta, Indonesia 2010-present : Binus University Major of Faculty of Psychology

ORGANIZATIONAL EXPERIENCE

Secretary of OSIS SMP 206 Jakarta, for Period 2005-2006

Secretary of Karang Taruna Remaja Komplek DPR RI II, for Period 2013

WORKING EXPERIENCE

Internship as assistant Psychologist at Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta for Period July – September 2013.

SKILLS

Computer Ability

Microsoft Office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point)

Languages

Gambar

Tabel 1. Data Responden  Kategori Data Responden  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Dan apabila yang terjadi adalah yang sebaliknya yaitu ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

Justeru, HA yang disinter dalam atmosfera N 2 pada 1300°C dalam kajian ini dijangka mempunyai sifat kekerasan yang lebih sesuai untuk dijadikan sebagai korona gigi jika

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap kemampuan

Sedangkan nilai uji reliabilitas dapat dinyatakan reliabel karena diperoleh nilai cronbach alpha lebih tinggi dari 0,70 yaitu nilai variabel komitmen organisasi (X1) senilai

Dikatakan sebagai pengayaan ( enrichment ), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka

Dengan demikian teori tentang isnad hadis yang berkembang dalam tradisi kesarjanaan Barat sebagian besar, kalau tidak ingin dikatakan seluruhnya, telah dibangun

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga

Berdasarkan hasil dapatan kajian daripada setiap laluan khas, didapati keputusan ujian korelasi yang diperolehi menunjukkan nilai pekali korelasi di antara kekuatan bahagian atas