• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN

TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA

Nurjamal

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

Abstract: Kontribusi Daya Ledak Lengan dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Smash dalam Permainan Bulutangkis pada Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk pemperoleh jawaban

atas permasalahan (1). Apakah ada kontribusi daya ledak lengan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. (2). Apakah ada kontribusi koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. (3). Apakah ada kontribusi secara bersama-sama daya ledak lengan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Populasi dan sampel adalah Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara, secara random sampling diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data yang digunakan regresional (uji-r). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Ada kontribusi ada kontribusi daya ledak lengan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis diperoleh nilai β = 0.745 dengan nilai t hitung (to) = 5.888 (P < 0.05). Dimana bahwa daya ledak lengan memberikan kontribusi atau sumbangan 54,10%. (2). Ada kontribusi koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis, diperoleh nilai β = 0.650 dengan nilai t hitung (to) = 4,314 (P < 0.05). Dimana bahwa Koordinasi mata tangan memberikan kontribusi atau sumbangan 41,20%. (3). Ada kontribusi secara bersama-sama daya ledak lengan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis, diperoleh dengan nilai Ro= 0.762 (P < 0.05). Dimana bahwa secara bersama-sama daya ledak lengan dan koordinasi mata tangan memberikan kontribusi atau sumbangan 56.50%.

Kata kunci: daya ledak lengan, koordinasi mata-tangan, smash, bulutangkis. Kegiatan olahraga bulutangkis merupakan

kegiatan yang mengajarkan tentang diri pribadi untuk bersaing secara sportivitas, belajar menerima kegagalan, fair play, menumbuhkan semangat pantang menyerah dan juga dari sisi lain dengan kegiatan olahraga dapat meningkatkan kondisi fisik. Salah satu kegiatan olahraga dari sekian banyak cabang olahraga adalah olahraga bulutangkis Bulutangkis adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Bulutangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttle cock") melewati jaring agar jatuh dibidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dikatakan "keluar". Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat

mengembalikan kok (karena menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan memperoleh poin. Menurut James Poole (1982:10) mengemukakan bahwa “Teknik dasar permainan bulutangkis terdiri dari; pukulan servis, netting, drive, lob, dan smash”. Dan yang menjadi titik focus dalam penelitian ini adalah pukulan smash.

Salah satu teknik dasar permainan bulutangkis yang menjadi titik lemah pada saat permainan berlangsung adalah kemampuan smash. Dimana pukulan smash memegang peranan sentral dalam menyerang. Sebaik apapun teknik seseorang dalam bermain bulutangkis, belum lengkap tanpa ditunjang oleh pukulan smash yang baik. James Poole (1982:38), mengemukakan bahwa “pukulan smash adalah kekuatan seorang pemain yang dapat mengumpulkan angka bagi anda

(2)

dalam bertanding”. Smash atau biasa pula disebut dengan serangan, merupakan pukulan yang keras dan curam yang mengarah ke bidang lapangan lawan yang bertujuan untuk mematikan pertahanan lawan. Oleh karena itu, teknik smash sangat penting dikuasai oleh seorang pemain, karena pemain yang memiliki keterampilan smash yang tinggi mempunyai peluang yang besar untuk menjadi pemenang dalam suatu pertandingan. Pola gerakan dalam pukulan smash dimulai dengan menarik kaki kanan kebelakang kira-kira selebar bahu, tangan diangkat keatas hampir lurus, dalam posisi tersebut tangan diayunkan dengan kekuatan dan kecepatan penuh (daya ledak) dengan pergerakan dalam pergelangan tangan. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa olahraga bulutangkis termasuk salah satu cabang olahraga yang sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik khsusnya pada gerakan smash. Oleh karena itu, salah satu komponen penting yang harus dipersiapkan seseorang sebelum bermain bulutangkis adalah memiliki kemampuan fisik yang baik. Tanpa kemampuan fisik yang baik, seseorang/atlet tidak akan bisa bermain dengan baik atau sulit memperoleh prestasi walaupun memiliki keterampilan teknik dan taktik yang baik. Untuk itu di perlukan latihan yang baik serta berkesinambungan

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan tidak optimalnya hasil pukulan smash yang dilakukan oleh seorang pemain, diantaranya adalah karena tidak didukung oleh kemampuan fisik, seperti; daya ledak lengan, koordinasi mata tangan, dari setiap pemain bulutangkis. Daya ledak merupakan salah satu komponen kemampuan fisik yang sangat diperlukan dalam aktivitas berbagai cabang olahraga bulutangkis. Hal ini sesuai dengan hakekat dalam daya ledak bahwa kekuatan otot dan kecepatan otot yang dikerahkan secara bersama-sama dalam melakukan pola gerak guna mengatasi tahanan beban pada gerakan tersebut Sajoto (1988:17) Dari sekian banyak jenis kondisi fisik tersebut, salah satu yang sangat penting untuk menunjang gerakan-garakan dalam olahraga bulutangkis adalah daya ledak dan koordinasi. Daya ledak (Power) adalah

kemampuan otot untuk mengatasi tahan dengan waktu yang sangat cepat (Harsono,1988:199). Sedangkan koordinasi adalah suatu kemampuan biomotor yang sangat kompleks, berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Menurut Singer (1983 : 167) mengatakan, bahwa koordinasi dari berbagai macam bagian tubuh termasuk suatu kemampuan untuk menampilkan suatu model gerak. Kemampuan daya ledak dan koordinasi diprediksikan mempunyai peranan terutama untuk mendapatkan smash yang baik. Jika seseorang memiliki kemampuan daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan yang baik maka akan memiliki pukulan yang baik untuk melakukan smash. Berdasarkan penjelasan diatas, maka mendorong peneliti untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Kontribusi Daya Ledak Lengan Dan Koordinasi mata tangan Terhadap Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis pada Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara”.

METODE

Variabel penelitian ini ada dua variabel yang terlibat, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: Variabel bebas yaitu: Daya ledak lengan, Koordinasi mata-tangan. Variabel terikat yaitu kemampuan smash bulutangkis. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi daya ledak lengan, koordinasi mata-tangan dan Koordinasi mata tangan dengan kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan sebagai berikut: Daya Ledak Lengan yaitu kemampuan lengan seseorang dalam melakukan suatu gerakan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam waktu yang relative singkat. Untuk mengetahui daya ledak lengan seseorang, maka dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes melempar bola medicine.

(3)

Koordinasi mata-tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa mengintegrasikan gerakan yang berbeda antara mata dengan tangan ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Kemampuan smash bulutangkis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk melakukan gerakan smash.

Salah satu faktor yang menentukan kelancaran untuk memperoleh data dengan penelitian adalah populasi. Suharsimi, (1996: 84) mendefinisikan bahwa ”Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti”, maka populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara yang telah mendapatkan belajar bulutangkis. Sampel merupakan sebahagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Suharsimi (1996:116) mendefinisikan sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak, maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan secara acak dengan mempergunakan teknik “Simple Radom Sampling” dengan cara undian, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara yang berjenis kelamin laki-laki.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini sesuai dengan variabel yang terlibat, yakni data daya ledak lengan, koordinasi mata-tangan, Koordinasi mata tangan dana data kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Pengukuran daya ledak lengan. Tujuan: Tes ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur daya ledak lengan seseorang. Alat dan Perlengkapan: Kursi, Meteran Gulung, Bola medicin dengan berat 3 Kg, Formulir Tes, dan Alat tulis menulis. Pelaksanaan Tes: Testee duduk tegak dengan posisi badan bagian belakang atau punggung rapat pada bagian sandaran kursi, dan kedua tangan testee memegang bola madicine secara penuh pada posisi di belakang atas kepala. Badan testee dipasangi tali pembntu yang telah

tersedia sebelumnya di bagian sandaran kursi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar testee pada waktu menolak atau melemparkan bola tidak dibantu oleh gerakan badan kedepan. Setelah aba-aba “Ya” diberikan, testee melmparkan bola tersebut dengan kedua tangannya sejauh mungkin ke depan. Setiap testee diberi kesempatan untuk melakukan tes sebanyak 3 (tiga) kali. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah jarak lemparan yang dapat dicapai testee, yang diukur mulai dari batas tempat melempar sampai pada titik tempat dimana bola tersebut jatuh, dan yang diambil adalah jarak yang terjauh dari 3 (tiga) kali pelaksanaan tes (Johnson,1979:203).

Pengukuran koordinasi mata-tangan dengan Tes Koordinasi Mata-tangan. Tujuan: Untuk mengukur koordinasi mata-tangan. Fasilitas/Alat: Sasaran berbentuk lingkaran terbuat dari kertas dengan garis tengah 30 Cm. Kapur atau pita untuk membuat batas, Meteran, Blanko/kertas, Alat tulis menulis, Petugas: Pemandu tes, Pencatat skor. Pelaksanaan: Sasaran ditempatkan di tembok setinggi bahu peserta tes. Peserta tes di belakang garis batas lemparan sejauh 2,5 meter. Peserta tes diberi kesempatan untuk melempar bola ke arah sasaran, dan menangkap bola kembali sebanyak sepuluh kali ulangan dengan menggunakan salah satu tangan. Peserta tes diberikan lagi kesempatan untuk melakukan lempar tangkap bola dengan menggunakan salah satu tangan dan ditangkap oleh tangan yang berbeda sebanyak 10 kali ulangan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan percobaan agar mereka dapat beradaptasi dengan alat tes yang digunakan. Penilaian: Skor yang dihitung adalah lemparan yang sah, yaitu lemparan yang mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali, serta pada pelaksanaan lempar tangkap bola, peserta tes tidak menginjak garis batas. Sebuah lemparan akan memperoleh skor 1 (satu) apabila lemparan tersebut mengenai sasaran dan dapat ditangkap kembali dengan benar. Jumlah skor adalah keseluruhan hasil lempar tangkap bola dengan tangan yang sama dan dengan tangan yang berbeda.

Tes Kemampuan Smash Bulutangkis. Tujuan: Untuk mengukur kemampuan

(4)

smash bulutangkis. Fasilitas/Alat: Raket bulutangkis. Shuttle cock, Blanko/kertas, Alat tulis menulis, Lapangan bulutangkis, Petugas: 3 Pemandu tes, 4 Pencatat skor. Pelaksanaan: Testee berdiri dalam lapangan yang telah ditentukan sambil memegang raket. Pengumpan memukul shuttle cock secara melambung/lob ke arah testee dan selanjutnya testee memukul shuttle cock tersebut dengan pikulan smash ke daerah sasaran melewati atas net dan di bawah tali rentangan sejajar dengan net setinggi 30 cm. Jika pengumpan memukul shuttle cock mengenai tali atau pengumpan kurang baik memberikan pukulan lob, maka kesempatan itu tidak dihitung. Tali setinggi 30 Cm di atas net sebagai pembantu apabila shuttle cock yang di smash itu melewati atas net dan di bawah tali serta jatuh tepat di daerah sasaran, berarti pukulan smash benar dan mendapat poin 1 (satu) untuk setiap pukulan smash dari 12 kali kesempatan diberikan. Penilaian: Hasil yang dicatat adalah jumlah keseluruhan point yang dapat diperoleh testee dari 12 kali melakukan pukulan smash yang benar, dan yang diambil adalah jumlah poin terbaik dari 3 kali pelaksanaan tes. Setelah seluruh data penelitian terkumpul yakni data daya ledak lengan, koordinasi mata-tangan, Koordinasi mata tangan dan data kemampuan smash bulutangkis, maka untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis statistik dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 14.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data empiris yang diperoleh di lapangan berupa hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan pengujian selanjutnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dianalisis dengan teknik statistik infrensial. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran umum data meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, data maximum, data minimum, range, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik jika data daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash pada permainan bulutangkis Siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara berdistribusi normal atau uji nonparametrik jika data tidak berdistribusi normal.

Analisis deskriptif. Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk data daya ledak lengan, koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara sehingga lebih mudah di dalam menafsirkan hasil analisis data tersebut. data daya ledak lengan, koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara sebagai berikut: Daya ledak lengan pada siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara diperoleh nilai rata-rata 1.85, standar deviasi 38.74, nilai minimum 140, nilai maksimum 270, rentang 130. Koordinasi mata tangan pada siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara diperoleh nilai rata-rata 1.56, standar deviasi 18.26, nilai minimum 124, nilai maksimum 190, rentang 66. Kemampuan smash pada siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara diperoleh nilai rata-rata 22.76, standar deviasi 4.74, nilai minimum 15, nilai maksimum 30, rentang 15.

Uji Normalitas Data. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan adalah data mengikuti sebaran normal. Apabila pengujian ternyata data berdistribusi normal maka berarti analisis statistik parametrik telah terpenuhi. Tetapi apabila data tidak berdistribusi normal, maka analisis statistik yang harus digunakan adalah analisis statistik non parametrik. Untuk mengetahui apakah data daya ledak lengan, koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara berdistribusi normal,

(5)

maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas Gambaran bahwa

pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil sebagai berikut:

Nilai

Statistik N Rata-rata Std.D Minimal Maksimal Rentang

DLL 30 1.85 38.74 140 270 130

KMT 30 1.56 18.26 124 190 66

KS 30 22.76 4.74 15 30 15

Daya ledak lengan diperoleh nilai KS-Z = 0.847 ( P > 0.05), maka hal ini menunjukkan bahwa data daya ledak lengan pada siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Koordinasi mata tangan diperoleh nilai KS-Z = 0.719 ( P > 0.05), maka hal ini menunjukkan bahwa data koordinasi mata tangan pada siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Kemampuan smash diperoleh nilai KS-Z =

0.988 ( P < 0.05), maka hal ini menunjukkan bahwa data kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal. Oleh karena data penelitian untuk daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan dan kemampuan smash berdistribusi normal maka pengujian hipotesis akan digunakan analisis statistik parametrik, sehingga untuk pengujian hipotesis akan digunakan uji statistik parametrik yaitu regresi Pearson.

Variabel Absolut Positif Negatif KS-Z Prob Ket

DLL 0.155 0.155 -0.119 0.847 0.470 Normal

KMT 0.131 0.079 -0.131 0.719 0.680 Normal

KS 0.180 0.145 -0.180 0.988 0.283 Normal

Analisis Regresi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara statistik. Karena data penelitian daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash mengikuti sebaran

normal, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis regresional. Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi data daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, dan kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara dengan menggunakan teknik regrsional.

Variabel Β to P Keterangan

DLL (X1)

KS (Y) 0.745 5.888 0.000 Signifikan

Regresi sederhana daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Untuk mengetahui kontribusi daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara dilakukan analisis regresi. Hasil perhitungan regresi,

diperoleh nilai β = 0.745 dengan nilai t hitung (to) = 5.888 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Dengan demikian jika atlet memiliki daya ledak lengan yang baik akan memberikan

(6)

kontribusi terhadap hasil kemampuan smash.

Regresi sederhana koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai β = 0.650 dengan nilai t hitung (to) = 4.314 (P <

0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Dengan demikian jika atlet memiliki Koordinasi mata tangan yang baik akan memberikan kontribusi terhadap hasil kemampuan smash.

Variabel Β to P Keterangan

KMT (X2)

KS (Y) 0.650 4.314 0.000 Signifikan

Regresi ganda daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis pada atlet siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Regresi ganda dilakukan untuk mengetahui keterkaitan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui keeratan kontribusi daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada

permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. hasil perhitungan regresi Ganda, diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.762, setelah dilakukan uji signifikan dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung = 17.486 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan terhadap hasil kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara.

Variabel Ro Fo P Keterangan

DLL (X1), KMT (X2)

KS (Y) 0. 762 17.486 0.000 Signifikan

Pengujian Hipotesis. Ada tiga buah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Ketiga hipotesis tersebut harus diuji kebenarannya melalui data empiris. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji regresi (statistik parametrik) maka diperoleh hasil seperti berikut ini: Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan terhadap kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hipotesis statistik yang akan di uji: H0 : βx1y = 0, H1 : βx1y  0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data daya ledak lengan diperoleh nilai β = 0.745 dengan nilai t hitung (to) = 5.888 (P < 0.05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Untuk nilai R Square = 0.541, berarti bahwa 54,10% daya ledak lengan memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Sedangkan sisanya

(100% - 56,20% = 45,90%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hal ini mengandung makna bahwa apabila atlet memiliki nilai daya ledak lengan yang baik maka diikuti dengan kemampuan smash yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila atlet memiliki nilai daya ledak lengan yang kurang maka akan diikuti pula dengan kemampuan smash yang kurang.

Ada kontribusi yang signifikan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hipotesis statistik yang akan di uji: H0 : βx2.y = 0, H1 : βx2.y 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data Koordinasi mata tangan diperoleh nilai β = 0.650 dengan nilai thitung (to) = 4,314 (P < 0.05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Untuk nilai R Square = 0.412, berarti bahwa 41,20% Koordinasi

(7)

mata tangan memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash dalam permainan bulutangkis. Sedangkan sisanya (100% - 41,20% = 58,80%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila atlet memiliki nilai Koordinasi mata tangan yang baik, maka akan diikuti dengan kemampuan smash yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila atlet memiliki nilai Koordinasi mata tangan yang kurang maka akan diikuti pula dengan kemampuan smash yang kurang.

Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan lengan dan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hipotesis statistik yang akan di uji: H0 : Rx1,2,.y = 0, H1 : Rx1,2.,y  0, hasil pengujian. Dari hasil analisis data regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0.762, setelah dilakukan uji signifikansi terhadap menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung = 17,486 (P < 0.05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, secara bersama-sama terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis. Nilai R Square diperoleh = 0.565 berarti bahwa 56.50% kemampuan smash pada permainan bulutangkis dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas secara bersama-sama. Sedangkan sisanya 43.50 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati terhadap penelitian ini.

Pembahasan

Hasil analisis korelasi, maka hubungan ketiga variabel bebas dengan satu variabel terikat dalam pengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interprestasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka

berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila atlet memiliki daya ledak lengan yang kuat dapat memberikan kontribusi terhadap gerakan smash pada permainan bulutangkis dengan kuat dan akurat. Daya ledak lengan sebagai kemampuan ayunan lengan untuk memberikan daya ledak lengan maksimal merupakan komponen yang sangat penting pada permainan bulutangkis, khususnya smash. Selain itu daya ledak lengan adalah komponen fisik yang menyangkut kemampuan seorang pemain pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja. Peranan daya ledak lengan sangat penting pada gerakan smash pada permainan bulutangkis, sebab dalam gerakan ini pemain bulutangkis harus mempunyai gerakan ayunan lengan yang kuat dan cepat pada saat mengayunkan lengan pada saat melakukan pukulan smash. Selain itu daya ledak lengan sangat menunjang ketangkasan atau keterampilan bermain bulutangkis. Adapun sumbangan yang diberikan daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis sebesar 54,10 %.

Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata tangan dengan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, maka pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. koordinasi adalah suatu kemampuan biomotor yang sangat kompleks, berkaitan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Makin kompleks gerak yang dilakukan, makin tinggi tingkatan koordinasi yang diperlukan untuk melakukan atau melaksanakan keterampilan suatu aktivitas gerak motorik. Gerak motorik peranannya sangat penting termasuk koordinasi dalam melakukan gerakan pukulan smash. Sehingga

(8)

koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan sangat erat hubungannya seperti dengan kondisi fisik lainnya. Kebutuhan akan koordinasi gerakan pada melakukan pukulan smash pada permainan bulutangkis adalah untuk menyempurnakan teknik dasar pukulan smash agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam gerakannya. Baik tidaknya tingkat Koordinasi mata tangan dapat tercermin pada kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, seperti melakukan gerakan pukulan smash dengan efisien. Dalam melaksanakan gerakan pukulan smash merupakan gerakan yang dilakukan secara terkoordinir, artinya pelaksanaan yang dilakukan secara berurutan. Dengan kata lain bahwa mulai pelaksanaan mengambil ancang-ancang pada saat untuk pukulan smash sampai perkenaan bola dengan tangan Adapun sumbangan atau kontribusi Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis sebesar 41,20%.

Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan dan secara bersama-sama terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis siswa SMA Negeri 2 Sebulu Khutai Kartanegara. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Apabila atlet memiliki unsur daya ledak lengan, Koordinasi mata tangan, dan secara bersama-sama dalam kondisi yang baik akan mampu melakukan seluruh rangkaian pada pelaksanaan pukulan smash pada permainan bulutangkis dengan sumbangan sebesar 56.50 %.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis. Ada kontribusi yang signifikan Koordinasi mata tangan

terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis. Ada kontribusi yang signifikan daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash pada permainan bulutangkis.

Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat disarankan atau direkomendasikan beberapa hal: Untuk meningkatkan kemampuan smash bulutangkis maka perlu diperhatikan bentuk kekuatan lengan, dan Koordinasi mata tangan Kepada pada pelatih dan guru olahraga agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam mengajar atau melatih olahraga bulutangkis. Dalam hal ini komponen fisik, daya ledak lengan dan Koordinasi mata tangan dengan memberikan bentuk daya ledak lengan dan koordinasi mata tangan.

DAFTAR RUJUKAN

Ateng A.K. 1992, Azas dan landasan Pendidikan Jasmani. Dirjen Dikti, Jakarta.

Ferducci, Frank, K., 1980. Measurement In Physical Education. The CV. Morsby Company. London

Fox EL, Bowers RW, Foss ML, 1993. The Physiological Basis for Exercise and Sport, fifth ed. Iowa: WCB Brown & Benchmark.

Grice Tony, 2007. Bulutangkis: Petunjuk Praktis Untuk Pemula Dan Lanjut. Jakarta: PT. Jajagrafindo Persada. Halim, Nur Ichsan, 2009. Tes Dan

Pengukuran Kesegaran Jasmani. Badan Penerbit UNM Makassar. Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek

psikologi dalam coaching. Jakarta : P2LPTK Depdikbud.

Janssen PGJM, 1989. Training Lactate Pulse-Rate. Finland: Polar Electro Oy.

Johnson, L. Barry, 1979. Practical Measurement For Evaluation In Physical Education. Burgess

(9)

Publishing Company. Minneapolis Minnesata.

PB.PBSI, 1985. Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. Penerbit Oleh PB.PBSI. Jakarta.

PB.PBSI, 2002. Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Penerbit Oleh PB.PBSI. Jakarta.

Poole James, 1982., Belajar Bulutangkis. Penerbit Pioner Jaya. Bandung Pujuianto. 1979. Dasar –dasar permainan

bulutangkis. Jakarta di : terbitkan PB. PBSI

Rani AA. 1993. Pembinaan prestasi olahraga. FPOK IKIP Ujung Pandang.

Sajoto M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Bidang Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta. Siregar, MF, 1981. Ilmu Pengetahuan

Melatih. Proyek Pembinaan Olahraga DKI Jakarta. Jakarta.

Sugiardo, Tjaliek. 1992. Ilmu Faal. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sukadiyanto, 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik, pendidikan kepelatihan olahraga, fakultas ilmu keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Sumosardjono Sadoso.1987. Petunjuk

Praktis Kesehatan Olahraga. PT. Gramedia Jakarta.

Sulaiman. Naim.1995. Analisis

kemampuan dasar dan

keterampilan bermain bulutangkis. Ujung Pandang. Lembaga penelitian IKIP Ujung Pandang Temat T dan Mirman M. 2001. Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. Pusat penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan

Banyaknya Rumah Tangga Perikanan Laut Menurut Desa dan Jenis Perahu Penangkap Ikan ... Banyaknya Perahu/ Kapal Penangkap Ikan Menurut Desa dan Jenis Perahu/

Puslitbang-puslitbang sebagai pusat penghasil karya ilmiah mempunyai fungsi melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK sehingga berkewajiban pula untuk

Penerima Pendanaan Program Rekognisi Tugas Akhir Tahun 2021 dimohon untuk mengunggah revisi proposal sesuai dengan format proposal Program Rekognisi Tugas Akhir

Pengamatan dan Pengolahan Data Indikator pertumbuhan dan produksi yang diamati yaitu : tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif tanaman padi, berat

Dari fenomena dan problematika wirausaha inilah diperlukan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi terkait strategi pemasaran yang tepat guna (analisis

Adapun kuisioner ini merupakaan survey tentang ‘’Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Honda Beat di Deler MPM

Dengan memanfaatkan aplikasi e-learning ini guru dapat membimbing dan mengajarkan do’a dan iqra’ disekolah serta dapat membuat atau mencetak laporan nilai hasil belajar