• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL) DI PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG(PKL) DI PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh:

ANANIAS LOPES NIM. 100500072

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

ii Nim : 100 500 072

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Lulus ujian pada tanggal

Penguji I,

Erina Hert ianti, S. Hut.M P NIP. 19700503 199512 2 002 Pembimbing,

Ir. Yusdiansyah, MP NIP. 1951216 198903 1002

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi

Ir. H. Syafii,MP. NIP.19680610 199512 1 001

Penguji II ,

Ir. H. Taman Alex,M P NIP. 19601212 198903 1 008

(3)

iii laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL ) ini dengan baik.

Pada kesempatan, penulis mengucapkan terima kasih pada kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapakan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Polteknik Negeri Samarinda..

3. Bapak Heried Daud Salusu, S. Hut. MP selaku Ketua Jurusun Teknologi Hasil Hutan .

4. Bapak Ir. H. Syafii, MP selaku Ketua Program Studi Teknologi Pangolahan Hasil Hutan

5. Bapak Ir.Yusdiansyah, MP. selaku dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL).

6. Bapak Ir. H Taman Alex, MP dan Ibu Erina Hertianti.S. Hut,MP selaku dosen penguji Praktek Kerja Lapangan (PKL)

7. Kepala Bagian dan seluruh staf/karyawan PT. ITCI Hutani Manunggal (Estet Senoni) yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL di perusahaan tersebut.

(4)

iv Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

(5)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B.Maksud dan Tujuan ... 2

C. Hasil Yang di Harapkan ... 2

II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 3

A. Tinjauan umum PT. IHM ... 3

B. Manajemen perusahaan ... 8

C. Lokasi dan waktu PKL …. ... 9

III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG... 10

A. Operasioan Perencanaan (Planning Operational ) ... 10

1. Survey ... 10

a. Tujuan ... 10

b. Dasar teori ... 10

c. Alat dan Bahan ... 10

d. Prosedur kerja ... 11

e. Hasil yang dicapai ... 11

2.Penilaian Monitor penanaman ( Plantation Monitoring assessment) 11 a. Tujuan ... 11

(6)

vi

e. Hasil yang dicapai ... 14

3. Perputarn Inventarisai menengah (Mid Rotation Inventory ) ... 15

a. Tujuan ... 15

b. Dasar teori ... 15

c. Alat dan Bahan ... 15

d. Prosedur kerja ... 15

e. Hasil yang dicapai ... 17

4. Inventarisasi sebelum penebangan (Pre-Harvesting Inventory) ... 18

a. Tujuan ... 18

b. Dasar teori ... 18

c. Alat dan Bahan ... 18

d. Prosedur kerja ... 18

e. Hasil yang dicapai ... 19

B. Operasianal Persemaian ( Operatioanal Nursery ) ... 19

a. Tujuan ... 19

b. Dasar teori ... 19

c. Alat dan Bahan ... 19

d. Prosedur kerja ... 20

e. Hasil yang dicapai ... 22

C. Operasianal Penanaman ( Operatioanal Plantatioan ) ... 23

(7)

vii

d. Prosedur kerja ... 24

e. Hasil yang dicapai ... 25

2.Penanaman ( Planting )... 25

a. Tujuan ... 25

b. Dasar teori ... 25

c. Alat dan Bahan ... 25

d. Prosedur kerja ... 26

e. Hasil yang dicapai ... 28

3.Penyulaman ( Blanking )... 29

a. Tujuan ... 29

b. Dasar teori ... 29

c. Alat dan Bahan ... 29

d. Prosedur kerja ... 29

e. Hasil yang dicapai ... 30

4.Perawatan ( Maintenance ) ... 30

a. Tujuan ... 30

b. Dasar teori ... 30

c. Alat dan Bahan ... 30

d. Prosedur kerja ... 31

(8)

viii

c. Alat dan Bahan ... 33

d. Prosedur kerja ... 33

e. Hasil yang dicapai ... 35

IV. KESIMPULAN dan SARAN ... 37

A. Kesimpulan.. ... 37

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(9)

ix

1. Hasil pengisian media ... 22

2. Hasil pemupuken bibit ... 22

3. Hasil penebangan ... 35

4. Hasil potong batang dan pucuk ... 35

5. Hasil Pengupasan Manual ... 35

6. Hasil Pengupasan mekanis ... 36

(10)

x

1. Kegiatan pembersihan areal ( Imas )... 41

2. Kegiatan Penebangan ( Felling )... 41

3. Kegiatan pengaturan Kayu (pre-bunching )... 41

4. Kegiatan pemotongan cabang dan ranting ( Dilimbing ) ... 42

5. Kegiatan potong pucuk dan batang ( Bucking & Topping )... 42

6. Kegiatan pengupasan manual ( Debarking Manual ) ... 43

7. Kegiatan pengupasan Mekanikal ( Debarking Mechanical )... 43

8. Kegiatan muat log ke truck ( Loading ) ... 44

9. Kegiatan pengukuran tinggi muatan ( Dispatcher )... 45

10. Kegiatan pencampuran media ( Mixing ) ... 45

11. Kegiatan pengisian media ... 46

12. Kegiatan tugal ( Sowing )... 46

13. Kegiatan pemupukan ( Fertilizing ) ... 47

14. Kegiatan penyiraman ( watering ) ... 47

15. Kegiatan penjarangan & seleksi ( spacing & Grading ) ... 48

16. Kegiatan pengepakan ( Packing ) ... 48

17. Kegiatan mutasi ( Transplanting ) ... 49

18. Kegiatan penyemprotan sebelum penanaman ( Pre-plant spraying )... 49

19. Kegiatan penanaman ( planting ) ... 50

20. Kegiatan penyulaman (Blanking )... 50

(11)

xi

25. Kegiatan ( PHI ) penentuan titik plot ... 52

26. Kegiatan pengukuran jari-jari ... 53

27. Kegiatan pengukuran diameter ... 53

(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya alam yang termasuk terbesar yaitu sumber daya hutan, karena hutan Di negara kita termasuk yang terbesar di dunia. Berbagai hasil yang dapat diperoleh dari hutan, misalnya rotan, damar dan terutama kayu. Seiring dengan berkembang teknologi dan pertambahan penduduk, penggunaan kayu juga semakin bertambah, sehingga turut memicu kelahiran dan perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia, salah satunya adalah industri Chiper/ HTI ( hutan Tanaman Industri ).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda bidang studi Kehutanan merupakan kurikulum yang sudah ditentukan. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari perkuliahan yang ditempuh selama dibangku kuliah, dan mempunyai acuan kepada mahasiswa yang bersangkutan sehingga mempunyai koordinasi antara Mahasiswa, Akademik dan perusahaan yang ditempati, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik.

Dalam rangka memantapkan materi perkuliahan yang didapatkan dibangku kuliah maka diadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama kurang lebih dua bulan untuk menambah pengalaman.

B. Tujuan PK

Tujuan dari pelaksanaan ini adalah agar mahasiswa lebih memahami prinsip kerja kegiatan hutan tanaman Industri ( HTI ) dan Industri Chipswood , memiliki pengetahuan teknis dan keterampilan praktis tertentu, pengetahuan untuk menambah kepercayaan diri, melatih menggunakan daya nalar terhadap kegiatan di lapangan, disamping itu juga memahami penggunaan alat sarana yang lainnya dalam tahapan industri pengolahan kayu.

(13)

C. Hasil Yang Diharapkan

Diharapakan setelah mahasiswa selesai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menambah pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan, juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat langsung kegiatan di lapangan, sehingga dapat membandingkan antara teori yang diterima dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

(14)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya PT. Itci Hutanai Manunggal (IHM )

PT. Itci Hutani Manungal (PT. IHM ) adalah perusahaan patungan yang didirikan tahun 1993 oleh PT. ITCI Kartika Utama dan PT. Inhutani-I ( Persero ). Pada akhir 2004 s.d tahun 2006 komposisi pemegang saham mengalami perubahan sebagai berikut :

a. Tahun 2004, terdiri dari :

1) . PT. ITCI Kartika Utama = 30% 2). PT. Kreasi Lestari Utama = 30% 3). PT. Inhutani-I ( Persero ) = 40% b. Tahun 2005, terdiri dari :

1) .PT. Kreasi Lestari Pratama = 60% 2) PT. Inhutani –I (persero ) = 40% c. Tahun 2006, terdiri dari :

1). PT. Kreasi Lestari Pratama = 90% 2). PT. Inhutani –I ( Persoro ) = 10%

Dengan pengalihan saham seperti tersebut diatas, maka sejak tanggal 02 Agustus 2006 komposisi saham PT. IHM adalah PT. Kreasi Lestari Pratama (KLP ) sebanyak 90% dan PT. Inhutani-I ( Persero ) sebanyak 10%. Pada awal berdirinya,PT. IHM dimaksudkan untuk menyediakan bahan baku kayu serat sebanyak 2.000.000 m3/tahun untuk memasok kebutuhan pabrik pulp yang mempunyai kapasitas

(15)

375.000 ton pulp kering/tahun. Dalam perjalanannya pabrik tersebut tidak jadi dibangun, karena berbagai kendala.

Maksudnya PT.KLP membawa perubahan baik dari segi kebijakan perusahaan maupun sasaran yang akan dicapai. Pemanfaatan kayu tidak lagi berorientasi kepada pembeli kayu tetepi lebih diarahkan pada pemenuhan kebutuhan grup sendiri. Dibidang teknis HTI menerapkan system intensifikasi dengan persiapan lahan yang hampir seluruhnya mekanis dan pada kegiatan penananman dilengkapi dengan pemupukan dan perlakuan silvikultur intensif lainya serta pemanfaatan benih berkualitas terseleksi.

Sebagai acuan dalam mengaktualisasikan program kerja PT. IHM disusunlah Rencana Kerja usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman jangka panjang selama waktu 10 (Sepuluh ) tahun untuk seluruh areal kerja. RKUPHHK revisi berbasis IHM PT.IHM telah disyahkan berdasarkan surat keputusan mentri kehutanan Nomor : SK.55/VI-BUHT/2012 tentang Persutujuan Revisi Rencana Kerja Usaha pemanfaatan Hasil hutan kayu Pada Hutan Tanaman Industri Untuk jangka Waktu 10 ( Sepuluh ) tahun periode tahun 2008-2017 atas nama PT. Itci Hutani Maunggal di propinsi Kalimantan Timur.

RUPHHK HTI hutan tanama ini membuat program kerja perusahan secara makro mulai dari kegiatan perencanaan, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pembinaan social, dan lain-lain serta menjadi acuan pokok atau kerangka utama

(16)

program kerja perusahaan.penjabarannya secara lebih detail dituangakan dalam setiap penyusunan rencana kerja tahunan (RKT).

Berdasarkan peraturan mentri kehutanana Nomor : P. 62/Menhut-II/2008 jo peraturan mentri kehutanan nomor P.14/Menhut-II/2009 tentang perubahan peraturan mentri kehutanan nomor : P. 62/Menhut-II/2008 tentang rencana kerja usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanama industri dan hutan tanama rakyat, disebutkan bahwa usulan RKTUPHHK-HTI di ajukan selambat-lambatnya 2 ( dua ) bulan sebelum berakhirnya tahun RKUPHHK-HTI yang telah disetujui serta disusun oleh GANISPHPL-TC atau GANISPHPL-CANHUT dan ditandatangani /disetujui oleh direksi perusahaan pemegang IUPHHK-HTI, selanjutnya pada pasal 13 ayat (1) Disebutkan “ dalam hal perusahaan pemegang IUPHHK-HTI mendapat sertifikat PHPL dibidang hutan tanaman secaara

mandatory dengan kategori kinerja sekurang-kurangnya baik atau

sertifikat PHPL secarah valuntry, pemegang IUPHHK-HTI diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk menyusun RKTUPHHK_HTI secarah mandiri dan ditandatanganani/setujui oleh direksi pemegang IUPHHK-HTI ( self-approval ) tanpa persetujuan dari pejabat yang berwewenang.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dan tujuan penyusunan RKTUPHHK HTI pada hutan tanaman PT. IHM adalah terwujudnya kelestarian hutan berdasarkan penetapan kelestarian hasil yang progresife ( sustained yield progresive ), kelestarian usaha serta keseimbangan lingkungan, sosial ekonomi dan budaya

(17)

masyarakat setempat. Sasaran kegiatan RKTUPHHK HTI pada hutan tanaman PT IHM adalah diperolehnya kegiatan yang terencana dan terukur selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun anatara lain meliputi tata hutan , pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, inventarisasi tegakan, monitoring dan evaluasi, inventasi, pemanenan, pengankutan, pengolahan, pemasaran serta pengawasan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai dasar rencana kerja.

Maksud RKTUPHHK HTI

Rencana kerja tahunan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu

(RKTUPHHK) pada hutan tanaman yang disusun merupakan pedoman penting dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip dasar pengolahan hutana tanaman selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun.

Adapun maksud rencana kerja tahunan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu ( RKTPHHK ) pada hutan tanaman adalah :

a. Merencanakan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman dalam jangka waktu 1 ( satu ) tahun.

B. Memberikan arahan dan pedoman mengenai landasan strategi

pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman yang meliputi kegiatan silvikultur, pengamanan/perlindungan hutan, pengelolan

kingungan dan pemanfaatan sumberdaya.

Tujuan RKTUPHHK HTI

Tujuan rencana kerja tahunan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu ( RKTUPHHK ) pada hutan tanaman ini adalah :

(18)

a. Untuk membuat pedoman /dasar-dasar, arahan dan target kegiatan usaha pemanfataan hasil hutan kayu pada hutan tanaman selama 1 ( satu ) tahun.

b. Sebagai penyediaan bahan baku industri pulp, pertukangan, veneer serta kayu bulat kecil (KBK )

3. Ketenagakerjaan

PT. IHM memiliki komitmen terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efesien dan selamat serta bertanggung jawab. Seluruh karyawan IHM yang eksis dalam perusahaan tersebut berjumlah kurang lebih 363 orang. Seluruh karyawan memiliki tanggung jawab pada tiap satu unit bagian dan menggunakan sistem kerja berupa shift atau rolling.

Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen PT. IHM telah mempersiapkan sistem pelatihan yang menyeluruh, baik menagerial maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi professional

4. Struktur Organisasi

PT. Itci Hutani Manunggal State III senoni Kutai karta negara ,struktur organisasi perusahaan dapat di lihat pada halaman lampiran.

(19)

B. Manajemen Perusahaan

1. Bahan Baku

IHM (ITCI Hutani Manunggal) State III Senoni, merupakan sebagai penyuplai yang menentukan produk dengan jaminan mutu chipswood dan produksi HTI (Hutan Tanaman Idustri ) sabagai pengolahaan Hutan.

2. Produk yang Dihasilkan

Produk kayu yang di hasilkan berupa RST: a. Chipswood

b. Veneer

3. Pemasaran

IHM (Itci Hutani Manunggal) Hutan Tanaman Indusri Unit III state/sector senoni memproduksi kayu Akasia dan chipswood dengan kualitas ekspor. Dan dipasarkan ke internasional seperti Negara Jepang.

C.

Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

1. Lokasi

Areal IHM dengan luas areal 161.127. ha berlokasi di desa bumi harapan, kecamatan Sepaku,Kota bangun,Muara muntai, Sebulu,Tenggarong, Loa Kulu, kabupaten penajam paser utara,dan Kutai Karta Negara.

2. Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. IHM ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2013 sampai dengan tanggal 13 Mei 2013 dengan waktu kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.

(20)

III.

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Operasioanal Perencanaan (Planning operational)` 1. Survey areal

a. Tujuan

Kegiatan survey ini dilakukan tujuan nya untuk mengetahui areal atau kawasan lahan HTI PT.IHM,dan untuk mengetahui berapa banyak areal atau lahan yang telah di kelolah dan di produksi oleh PT.IHM.

b. Dasar teori

Survey adalah kegiatan operasional yang mengoperasi tentang perencanaan penanaman pada suatu areal atau lahan. Kegiatan survey yang di gunakan dalam operasional PT. IHM ini adalah sebagai berikut, .Mengukur areal yang akan di jadikan lahan atau lokasi Harvesting dan mengukur luas areal yang tidak dapat dilakukan penanaman,contohnya seperti alur air, rawa, bebatuan. Mengukur lahan atau areal yang sudah dilakukan penanaman. c. Alat 1. GPS 2. Kompas 3. Klino 4. Meteran d. Prosedur kerja

1. Menentukan atau menemukan lokasi yang akan di ukur 2. Memasukan data atau nama lokasi yang akan diukur kedalam

(21)

3. Proses pengukuran atau mengambil data dilapangan dengan menggunakan GPS

4. Pengolahan data di computer e. Hasil yang dicapai

Untuk kegiatan survey ketentuan norma yang diberlakuakan oleh PT. ITCI Hutani Manungagal per hari mencapai > 20 ha.

2. Penilaian Monitor penanaman (Plantation Monitoring Assesment)

a. Tujuan

Untuk mengetahui kualitas tanam, kondisi tanam,dan pertumbuhan tanam pada tanaman berumur 6 bulan dan 12 bulan.

b. Dasar teori

Plantation Monitoring Assesment ( PMA ) adalah kegiatan

assessment yang dilaksanankan pada tanaman yang berumur 6 bulan dan 12 bulan setelah tanam. Ruang lingkup prosedur ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan kalkulasi data tanaman berumur 6 bulan dan 12 bulan setiap kompartemen.

c. Alat 1. Kompas 2. Klino meter 3 GPS 4 Hasting stick 5 Meteran 6. Tally sheet

(22)

d. Prosedur Kerja 1. Sampling desing

a). Jalur plot sistematis digunakan untuk menempatkan unit-unit sampling plot dan tanaman

b). Bentuk plot adalah lingkaran dengan luas 0.04 ha atau dengan jari-jari 11,28 m

c). Intensitas sampling ditentukan untuk PMA 1% d). Jarak anatara jalur survey adalah 200 x 200 m 2. Persiapan peta

a). Siapkan peta skala 1 : 5.000 yang sudah disediakan yang menggambarkan compartemen yang direncanakan untu Dilakukan inventory

b). Perhatikan peta kemudian buat perencanaan lapangan seperti titik ikat, arah jalur cruising, jarak kepusat plot pertama

3. Persiapan logistic dan peralatan

4. Penorganisasian dan pembagian tugas Crew Inventory

5. Pembuatan jalur survey,plot dan penandaan pohon dalam plot a). Mulai dari suatu titik ikat yang diketahui dengan jelas

( Seperti cabang jalan ), tentukan lokasi plot pertama dari titik ikat dengan menggunakan compass dan meteran, atau dengan coordinat GPS sesuai dengan rencana yang sudah dibuat

b). Tandai pusat plot dengan pancang kayu ukuran tinggi 1,5m – 1,75 m, pada bagian atas kayu dikupas dan diberi identitas jenis survey,No Compartement, No plot, arah jalur dsb, supaya pusat plot dikenal dengan mudah

(23)

c). Arah jalur ditentukan dengan compass dan jarak datar diukur dengan ketelitian hingga 1 m terdekat. Untuk permukaan tanahyang mirimg, jarak datar ditentukan dari jarak miring dan derajat kemiringan ( slope ) diukur dengan klinometer.

6. Pengukuran dan pencatatan tegakan dan data dalam plot

a). Isi deskripsi yang diperlukan pada tally sheet berdasarkan i mformasi dari peta compartement dan layout sampling yang sudah disiapkan sebelumnya.

b). Nomor plot dimulai dari 1 dan nomor jalur dimulai dari A, penomoran plot selanjutnta dilakukan secara berurutan. Plot kosong ( Void ) tetap dinomori tetapi didokumentasikan sebagai plot kosong.

c). Catat hasil pengukuran kedalam tally sheet frkuensi dengan menuliskan nomor pohon. Batang tunggal dan batang utama dicatat pada kolom “ Main Stem “, sedangkan cabang lainya dicatat pada kolom “ 2nd, 3rd,4th

d). Lakukan pengamatan setiap tanaman yang masuk dalam plot ( PMA 6 bulan dan 12 bulan ) dengan criteria sbb :

(1).Sehat ( Healthy)

(2). Sakit/Rusak ( diseased /demaged ) (3). Mati /hilang ( dead/ Vacant )

e). Ukur tinggi pohon ( PMA 6 bulan dan 12 bulan ) dengan menggunakan stick ukur tinggi.

f). Ukur diameter setinggi dada ( PMA 6 bulan dan 12 bulan ) untuk semua pohon dengan menggunakan diameter tape.

(24)

e. Hasil yang dicapai Stocking = 71,92 % Survival = 86.32%

Diameter rata-rata = 3.91 cm/pohon Tinggi rata-rata = 4.24 meter/pohon

3. Perputarn Inventarisai menengah (Mid Rotation Inventory)

a. Tujuan

Untuk mengetahui riap, tanam pada umur tanaman 3 tahun b. Dasar teori

Mid Rotation Inventory ( MRI ) adalah kegiatan assessment yang

dilaksanankan pada tanaman yang berumur 3 tahun setelah tanam. Ruang lingkup prosedur ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan kalkulasi data Riap tanaman berumur 3 tahun setiap kompartemen

c. Alat 1. Kompas 2. Klino meter 3. GPS 4. Meteran 5. Vertex hypsometer 6. Parang 7. Hasting stick d. Prosedur kerja 1. Sampling desing

a). Jalur plot sistematis digunakan untuk menempatkan unit Unit sampling plot dan tanaman

(25)

b). Bentuk plot adalah lingkaran dengan luas 0.04 ha atau dengan jari-jari 11,28 m

c). Intensitas sampling ditentukan untuk PMA 1% d). Jarak ana tara jalur survey adalah 200 x 200 m 2. Persiapan peta

a). Siapkan peta skala 1 : 5.000 yang sudah disediakan yang

menggambarkan compartemen yang direncanakan untuk dilakukan inventory

b). Perhatikan peta kemudian buat perencanaan lapangan seperti titik ikat, arah jalur cruising, jarak kepusat plot pertama

3. Persiapan logistic dan peralatan

4. Penorganisasian dan p embagian tugas Crew Inventory 5. Pembuatan jalur survey,plot dan penandaan pohon dalam plot

a). Mulai dari suatu titik ikat yang diketahui dengan jelas (Seperti cabang jalan),tentukan lokasi plot pertama dari titik ikat dengan menggunakan compass dan meteran, atau dengan coordinat GPS sesuai dengan rencana yang sudah dibuat

b). Tandai pusat plot dengan pancang kayu ukuran tinggi 1,5m – 1,75 m, pada bagian atas kayu dikupas dan diberi identitas jenis survey, No Compartement, No plot, arah jalur dsb, supaya pusat plot dikenal dengan mudah

c). Arah jalur ditentukan dengan compass dan jarak datar diukur dengan ketelitian hingga 1 m terdekat. Untuk permukaan tanah yang mirimg, jarak datar ditentukan dari jarak miring dan derajat kemiringan ( slope ) diukur dengan klinometer.

(26)

6. Pengukuran dan pencatatan tegakan dan data dalam plot a). Isi deskripsi y ang diperlukan pada tally sheet berdasarkan

imformasi dari peta compartement dan layout sampling yang sudah disiapkan sebelumnya.

b). Nomor plot dimulai dari 1 dan nomor jalur dimulai dari A, penomoran plot selanjutnta dilakukan secara berurutan. Plot kosong (Void) tetap dinomori tetapi didokumentasikan sebagai plot kosong.

c). Catat hasil pengukuran kedalam tally sheet frkuensi dengan menuliskan nomor pohon. Batang tunggal dan batang utama dicatat pada kolom “ Main Stem “, sedangkan cabang lainya dicatat pada kolom “ 2nd, 3rd,4th

d). Lakukan pengamatan setiap tanaman yang masuk dalam plot ( MRI 3 tahun ) dengan criteria sbb :

1). Untuk mengetahui riap tanaman

e). Ukur tinggi pohon ( MRI 3 tahun ) dengan menggunakan Vertex hypsometer

f). Ukur diameter setinggi dada (MRI 3 tahun) untuk semua pohon dengan menggunakan diameter tape.

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan kegiatan (MRI )yang telah dilakukan norma yang dilakukan oleh PT IHM 3 - 4 plot/hari. Dan kegiatan MRI ini dilakukan dengan sistem harian.

(27)

4. . Inventarisasi sebelum penebangan (Pre-harvesting inventory )

a. Tujuan

Untuk mengetahui kubikasi kayu, tanam pada umur tanaman 4 tahun. tahun sebelum sebelum dilakukan penebangan.

b. Dasar teori

Pre-harvesting Inventory ( PHI ) adalah kegiatan assessment yang dilaksanankan pada tanaman yang berumur 4 tahun sebelum penebangan. Ruang lingkup prosedur ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan kalkulasi data Kubikasi tanaman berumur 4 tahun setiap kompartemen

c. Alat dan bahan 1. Kompas 2. Klino meter 3. GPS 4. Meteran 5. Vertex hypsometer 6. Parang d. Prosedur kerja

1. Membersihkan areal kerja sebelum dilakukan pengukuran 2. Menenmtukan as tengah( center point )

3. Menentukan jari-jari arah utara timur, barat selatan dengan jarak 11.28 meter

4. Menentukan tinggi diameter pohon dengan stick ukur dengan jarak 1.3 meter

(28)

6. Mengukur tinggi pohon dengan menggunakan Vertex hypsometer dan memasukan data kedalam tally sheet

e. Hasil yang dicapai

Dalam sehari dapat mengukur 4 (empat ) Plot dalam satu compartemen.

B. Operasional Persemaian ( Operational Nursery) 1. Persemaian (Nursery)

a. Tujuan

Menghasilkan bibit yang berkualiatas tinggi, bebas dari penyakit dan hama, siap tanam pada lahan tanam yang sudah siap.

b. Dasar teori

Nursery adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses beni menjadi bibit/semai yang siap untuk di tanam dilapangan. Nurser berdiri sejak tahun 1988 oleh PT. ITCI, namun beroperasional di PT. IHM sejak tahun 1993. Pada sector senoni mulai beroperasi pada mei 2010, terdiri dari 4 site khusus penampungan bibit (Open area 2.3ha ),total kapasitas sitmencapai 1. 518.480 bibit, dan kapasitas penampungan pada open area mencapai ± 300.000 batang.

c. Alat dan bahan 1. Arco 2. Skop 3. Box media 4. Karung 5. Kursi 6. Selang 7. Topi

(29)

8. Sarung tangan 9. Ssdepatu boots Bahan 1. Pupuk 2. Sekam 3. Gambut 4. Air e. Prosedur Kerja

1. Persiapan media ( Gambut dan sekam padi )

2. Pencampuran media (Mixing) komposisinya gambut 70%, sekam padi 30% dan pupuk dasar yang digunakan kalium phospate 1 kg, NPK ( Natrium Posfor Kalium )

3. Persiapan bedeng , mempersiapkan kawat ram mesh 50, terpal mulsa, ploybag dengan ukuran lebar, 7cm, tinggi 15 cm, volume 180 cc.

4. Pengisian media/polybag , setelah persiapan bedeng dilakukan proses pengisian media

5. Tugal (sowing ) sebelum kegiatan tugal/sowing siram terlebih dahulu media untuk menjaga kelembaban dan tugal 1 benih per polybag dengan kedalaman ± 1 cm dan tugal dilakukan dibawah shade net yang terpasang selama ±14 hari. Setelah 14 hari sowing gulung shade net untuk adaptasi sinar matahari penuh dan pisahkan polybag yang benihnya gagal tumbuh

6. Pemeliharaan(Maintenance) pemeliharaan dibagi dalam 2 bagian yaitu, pemupukan dan penyiraman. Penyiraman dilakuakan 2x sehari

(30)

pagi dan sore.sedangkan pemupukan setelah 3-11 minggu, diaplikasikan kaliphos 2x - 3x per- minggu dengan konsentrasi 0,2% (400gr/200liter air) bila ada kecendrungan daun menguning, diaplikasikan NPK hydrocomplex dengan konsentrasi 0,2 %

7. Pemberantasan hama dan penyakit (Chemical) 1x per-minggu atau bila ditemukan adanya gejala serangan hama/penyakit dengan pestisida konsentrasi 0,2%

8. Penjarangan &seleksi (Spacing&Grading)penjarangan dilakukan dengan dua metode yaitu sapacing 70% (5-6 minggu ) dan double spacing 50% ( 7 minggu )

9. Pengepakan ( Packing) sebelumnya bibit diseleksi terlebih dahulu, yang sedang, kecil dan yang besar dipisahkan. Bibit yang memenuhi standar (diameter 3mm, tinggi 20-30cm, jumlah daun 4helai,perakaran semi kompak dan bebas hama dan penyakit) akan segera di mutasi/tarnsplanting

10. Mutasi (Transplanting) bibit yang sudah di seleksi segera dimutasi ke areal atau lapangan dan siap ditanam.

f. Hasil yang dicapai

Tabel 1. Hasil Pengisian Media Kedalam Polybag

No Aktifitas Waktu Hasil Ket

1 Pengisian media 20 menit 1 potres= 96 polybeg Sistem borongan beda dengan sistem harian 4.8 det 1 polybag 1 jam 3 potres 7 jam 21 potres/orang Table 2. Hasil Proses Pemupukan

(31)

No Aktifitas Waktu Hasil

1 Pemupukan 38 menit

1 drum dapat menyiran 4 baris/bedeng 1 gembor dapat menyiram 1088 batang. 1 bedeng dapat menghabiskan 5 gembor 5 gembor = 200 liter dapat menyiram 4845

btang/semai/orang

C. Operasional Penanaman (Operational Plantation)

1. Penyemprotan sebelum penanaman (Pre-plant spraying)

a Tujuan

1). untuk pengendalian gulma yang terdapat di dalam lokasi a 2). Sehingga tanaman tumbuh dengan cepat dan tanpa gangguan 3). Untuk memudahkan dalam penanaman

b. Dasar Teori

(Pre-plant spraying) adalah kegiatan penanganan gulma sebelum dilakukan penanaman di lapangan. (Pre-plant spraying) dilakukan setelah kegiatan handing over area.

c. Alat dan Bahan

1. Knapsack solo

2. Nozzle kuning ow-Drift Nozzle

3. Baju lengan panjang

4. Celana panjang

5. Apron

6. Topi

(32)

8. Kacamata

9. Bendera

d. Prosedur kerja

1. Persiapan alat dan bahan seperti, solo, apron, topi, kacamata,

sarung tangan, bendera, celana, dan baju lengan panjang.

2. Menunju lokasi kerja

3. Persiapan penyemprotan dengan cara cek terlebih dahulu

jumlah dan kesehatan kerja

4. Pencampuran yang standar dengan menggunakan standar

sesuai dosis dan siapkan air yang bersih

5. Memastikan strategi penyemprotan sesuai dengan umur

tanaman

6. Mengisi larutan kedalam Knapsack Sprayer

7. Setelah larutan di isikan kedalam Knapsack, maka Knapsack

Sprayer digendong

8. Hati-hati dalam meletakkan Knapsack agar tidak jatuh

9. Lakukan dengan cepat dan segera memompa kembali.

10. Pompa 8-10 kali terlebih dahulu Knapsack Sprayer baru

dilakukan Spraying

11. Setiap 2-3 langka lakukan pemompaan, sehingga tekanan dan

Drip yang keluar merata/sama.

12. Tinggi Nozzle dengan permukaan gulma

juga harus

diperhatikan, 30-40 cm diatas permukaan tanah.

(33)

13. Arah pergerakan penyemprotan harus sistematis

e. Hasil yang dicapai

Dalam satu hari dapat menghabiskan > 10 Knapsack

solo/orang/ha

2. Penanaman (Planting)

a. Tujuan

1).untuk menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam

negeri dan devisa

2).meningkatkan produktifitas lahan dan kualitas lingkungan

3). menigkatkan lapangan kerja lapangan usaha

4). untuk menghasilkan kayu bulat khususnya bahan baku pulp dan

kertas

b.

Dasar Teori

Penanaan (Planting) Adalah kegiatan atau aktivitas

penanaman Akasia dengan cara pembuatan lubang dan

pemberian pupuk dasar.

c. Alat dan Bahan

1. Dodos

2. Tempat dan takaran pupuk 3. Set Net untuk naungan bibit 4. Drum

5. Stik ukur 6. Sling tanam 7. Jergen

(34)

d. Prosedur Kerja

1. Strategi penanaman

a). Pemilihn tenaga kerja yang sudah terlatih apabila pekerja

tersebut baru maka harus dilakukan training tanam terlebih

dahulu

b). Tempatkan atau langsir pupuk dan bibit ke areal dimana

diperkirakan pupuk dan bibit sebelumnya akan habis

c). Selalu memulai pekerjaan dari belakang (agar tanaman

tidak terinjak dan control kualitas tanam).

d) Selalu cek kualitas tanaman sesuai SOP

e). Selalu cek kualitas dan ukuran alat kerja

2. Tempat transit bibit dan pupuk

a).Pilih tempat yang bagus, dekat air, tidak ada gulma, dan

tidak banjir

b).Siapakan (Set Net) tempat naungan bibit, pupuk dikasih

naungan/penutup.

c). Siapkan tempat air untuk penyiraman bibit

d).Batasi jangan menjadi lalu lintas umum sehingga dapat

menyebabkn bibit rusak, dan pastikan material aman.

3. Perlakua n terhadap bibit setelah sampai dilokasi

a). Hitung bibit yang ada

b). Seleksi bibit yang masuk, hitung presentasi bibit

rijek/rusak

(35)

c). Susun bibit di bawah shadenet

d). Siram bibit 4x sehari, pagi 2x maksimal sampai jam 10, sore

2x mulai dari jam 2 siang.

4. Kualitas dan standar bibit

a). Kualitas bibit yang bias ditanam:

Tinggi

: > 20cm

Jumlah Daun

: 3 daun dewasa

Diameter

: >2mm

Perakaran

: Kompak ( > 70% )

Umur

: 8-12 Minggu

Hama dan penyakit

: Bebas

5. Persiapan sebelum tanam

a). Pemilihan titik tanam ( Bebas dari sampah)

b). Penanganan bibit (Ternaungi dan disiram )

c). Penempatan bibit yang baik

d). Alat yang sesuai standar

e). Ukuran lubang tanam standar

f). Pemupukan sesuai dengan dosis per pokok tanaman

g) Kualitas bibit

h). Kondisi perakaran yang kompak

6. Cara aplikasi penanaman

a). Menentukan base line/garis awal ( Center Point )

(36)

(as jarak 3 meter) sehingga barisan tanaman menjadi utara

selatan

c). Jarak tanam 3 x 2 meter

d). Buat lobang tanam dengan menggunakan dodos

e). Ukuran lobang 20 x 20 x 20 cm pada tanah normal dan

30 x 30 x 40cm pada tanah padat dan ex -TPN

f). Pupuk TSP sebanyak 60 gr/pokok dicampur merata dalam

lubang tanam, untuk pupuk KCL 40 gr/pokok aplikasi dengan

membuat kupingan disamping pokok tanaman

g). Bibit dimasukkan kelubang tanam,memastikan bibit

ditanam dengan kondisi tegak

7. Hasil yang dicapai

Hasil yang diperoleh dalam penanaman sehari dapat

menanam 1-2 ha/hari

3. Blanking ( Penyulaman )

a. Tujuan

1. Blanking atau penyulaman tujuan untuk menggantikan tanaman

yang mati.

2. Meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas

tertentuh

(37)

b. Dasar teori

Penyulaman (Blanking) adalah kegiatan penanaman kembali

bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati /diduga akan

mati atau

rusak sehingga terpenuhi jumlah tanam normal dalam

satu kestuan luas tertentuh sesuai dengan jarak tanamnya.

c. Alat dan bahan

1. Dodos

2. Parang

3. Bibit/ anakan tanaman

d. Prosdur kerja

1. Persiapan alat dan bahan seperi Dodos dan bibit

2. Memeriksa bagian tanam yang kosong/mati

3. Menanam pada titik tanam yang mati/kosong

e Hasil yang dicapai .

Hasil penyulaman dalam sehari dapat mencapai ± 10 ha

4. Maintenance ( Pemeliharaan )

a. tujuan

1). untuk pengendalian gulma yang terdapat di dalam lokasi 2). Sehinga tanaman tumbuh dengan cepat dan tanpa ganguan 3). Untuk menghindari dari kebakaran dan memudahkan pada saat

penebangan b. Dasar teori

Maintanance adalah kegiatan penanganan gulama sesudah tanaman berumur 1,3,6,10, 14 bulan dilakukan penyemprotan di lapangan. Dengan

(38)

dosis dan konsentrasi yang berbeda dan berdasrkan jenis gulma yang ada.

c. Alat dan Bahan

1. Knapsack solo

2. Nozzle hitam

3. Baju lengan panjang

4. Celana panjan

5. Apron

6. Topi

7. Sarung tangan

8. Kacamata

9. Bendera

d. Prosedur kerja

1. Persiapan alat dan bahan seperi solo,apron, topi,sepatu

safety, baju dan celana panjang, sarung tangan, kaca mata

dan bendera.

2. Menunju lokasi kerja

3. Persiapan penyemprotan dengan cara cek terlebih dahulu

jumlah dan kesehatan kerja

4. Pencampuran yang standar dengan menggunakan standar

sesuai dosis dan siapkan air yangbersih

5. Memastikan strategi penyemprotan sesuai dengan umur tanam

6. Mengisi larutan kedala m knapsack sprayer

(39)

7. Setelah larutan di isikan kedalam knapsack, maka knapsack

sprayer digendong

8. Hati-hati dalam meletakkan knapsack agar tidak jatuh

9. Lakukan dengan cepat dan segera memopa kembali.

10. Pompa 8-10 kali terlebih dahulu knapsack sprayer baru

dilakukan spraying

11. Setiap 2-3 langka lakukan pemompaan, sehingga tekanan dan

drip yang keluar merata/sama.

12. Tinggi nozzle dengan permukaan gulma juga harus

diperhatikan, 30-40 cm diatas permukaan tanah.

13. Arah pergerakan penyemprotan harus sistematis, yaitu ikut jalur

tanam.

f. Hasil yang dicapai

Dalam satu hari dapat menghabiskan 8-10 knapsack

solo/orang/ha

D. Operasional Penyuplai kayu (Wood supply operational) 1. Pemanenan (Harvesting)

a. Tujuan

Kegiatan harvesting bertujuan untuk mendapatkan kayu log tinggi bebas cabang ( TBC ) yang tinggi,dengan diameter > 20, memperoleh rendimen yang baik,biaya panen yang efisien, expolitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai target yang ditentukan oleh

(40)

b. Dasar teori

Pengertian harvesting, yaitu suatu proses persiapan lahan dan pemanenan kayu yang dilakukan pada usia >5 tahun dengan system yang telah ditata sesuai dengan prosedur dan rencana kerja. sistem harvesting dilakukan dengan 2 (dua) Metode yaitu, metode full mecahanical yaitu suatu kegiatan pemanenan kayu yang menerapkan system mekanisasi pada semua kegiatan harvesting ,dan semi mechanical yaitu suatu kegiatan pemanenan kayu yang menerapkan system kombinasi antara system manual dan mekanisasi pada kegiatan harvesting.

c. Alat dan Bahan 1. Parang

2. Helmet dan Sepatusafety 3. Chainsaw

4. Pelindung Telinga ( Earplug ) 5. Sarung tangan

6. Excavator ( Fix grapple, Rotataor ) 7. Skidder /Buldozer

8. Ponton darat 9. Debarked

10. Truck ( Colt Dieselt, Tronton ) b. Prosedur Kerja

1. Persiapan alat dan bahan seperti chain saw, parang, bahan bakar soalr , bensin dan oli.

(41)

2. Pembersihan sekeliling pohon (Imas/underbrushing ) sebelum penebangan dengan mengunakan parang.sehingga untuk mempermudah pada saat penebangan.

3. Tebang (Felling )proses penebangan dilakukan oleh operator chainsaw sesuai dengan jalur tebang /Strip line dan arah tebang yang telah ditentukan.

4. Pengumpulan kayu ( Pre-bunching ) atau pengaturan posisi kayu dilapangan dengan cara excavator merapikan pohon – pohon sejajar dengan jalur extraction, menyusun pangkal dan pangkal, pucuk dengan pucuk sehingga mudah untuk di bucking oleh operator chainsaw.

5. Pemotongan cabang dan ranting ( Delimbing )setelah pohon di tebang dilakukan proses pemotongan cabang dan ranting pemotongan cabang dan ranting harus habis rata jangan ada bagian yang tersisa

6. Pemotongan pucuk dan batang pohon (bucking and topping )Proses pemotongan batang pohon secara membujur (crosscutting) dengan menggunakan chainsaw sesuai dengan standar panjang kayu yang telah ditetapkan. ±4 meter.

7. Pengupasan kayu (Debarking) pengupasan kulit kayu dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu , Secara Manual :Pengupasan kulit kayu yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan Secara mekanis :Pengupasan kulit kayu yang dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin ( waratah)

(42)

8. Penarikan kayu ( Extraction ) penarikan kayu dari tempat/ areal penebangan ke Tpn (tempat penumpukan kayu sementara) dengan menggunakan ponton darat,excavator,Skidder dan bulldozer

9. Penumpukan kayu ( Stacking )Posisi stacking kayu di TPN (hasil (extraction ) tegak lurus dengan jalan untuk memudahkan proses loading ke Truck.

10. Pemuatan kayu ( Loading )roses pengangkutan kayu dari tempat penumpukan kayu (TPn )/ areal pemanenan, menuju ke log pond dengan menggunakan truck jenis colt dieseldan tronton.selanjutnya untuk dikirim ke Chip

11. Penyerahkan Sampah ( Spreading ) setelah kegiatan loading segera dialkuakan penyerahkan samaph sisa hasil penebanga sehingga lahan siap di serahakan department penanaman.

12. Penyerahan areal (Hand over area) penyerahan lahan yang siap ditanam dari departemen penebangan ke departemen penanaman dan siap ditanam kembali.

c. Hasil yang dicapai

Dengan adanya dasar teori dan prosedur kerja di PT.IHM yang dipraktekkan dalam bekerja, hasil yang dicapai sangat memuaskan yaitu,

Tabel 1. Hasil Penebangan ( felling )

No Waktu hasil Ket

1 9 detik 1 pohon Diameter >20 1 menit 7 pohon/menit 1 jam 400 pohon/orang 7 jam 2800 pohon/hari/orang

(43)

Table 2. Hasil Potong Batang dan Pucuk ( Bucking & topping)

No Waktu hasil Ket

1 8 detik 1 batang/orang Diameter > 20 1 menit 7 batang/orang 1 jam 450 batang/orang 7 jam 3150 batang/hari/orang

Table 3. Hasil Pengupasan (Debarking) Secara Manual

No Waktu hasil Ket

1 4 menit 1 jam 15 batang/jam/orang 1 batang/orang Diameter > 20

7 jam 102 batang/hari/orang

Table 4. Hasil Pengupasan (Debarking) Secara Mekanis

Table 5. Hasil Penarikan ( Extraction ) Pada Pontoon Darat

No Waktu hasil Ket

1 32 detik 1 jam 112 batang/orang 1 batang/orang Diameter > 20 7 jam 787 batang/harI /orang

No Waktu hasil Ket

1 52 menit 1x angkutan dng jarak 120 meter

(44)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan HTI PT. Itci Hutani Manunggal ( IHM ) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL ( HT I ) dapat menjadi acuan karena dapat melakukan pengelolaan hutan secar lestari dan berkelanjutan (continuosly) dan perusahaan ini telah mendapatkan sertifikasi dari ISO dan OSAS.

2. Dalam kegiatan HTI PT. itci Hutani Manunggal terbagi dalam beberapa department yaitu, Department Wood supply, Department Planning, Department Plantation, dan Department Operational Nursery.

3. PT Itci Hutani Manunggal menggunakan jenis tanaman (Akasia

mangium) sebagai tanaman utama dan dengan menggunakan

jarak tanam 2 x 3 meter.

4. Didalam kegiatan pemanenan (Harvesting) proses penebangan (felling) tidak menggunakan takik rebah dan takik balas

5. Didalam kegiatan pengupasan (Debarking) PT ITCI Hutani Manunggal mungunakan 2 (Dua) metode yaitu metode pengupasan manual dan pengupasan mekanikal

6. Di departemen persemaian (Nursery) PT IHM mengunakan jenis pupuk seperti ; Dilomite,NPK 16, rock phospate, TSP, Kalium Phospate, KCL, Za

(45)

B. Saran

Dari hasil praktek kerja lapang ( PKL ) dapat disarankan :

1. Agar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan, karna efektifitas produksi tergantung dari kondisi karyawan..

2.

Sisa potongan pucuk (Topping) yang tidak terpakai supaya

dimanfaatkan untuk proses pembuatan briket arang Karna masih efektif

dan ramah lingkungan bagi masyarakat jika digunakan untuk proses

pembuatan briket.karena dilihat dari mahalnya Bahan bakar minyak

sekarang ini.

3. Dari sisa penebangan daun eucaliptus dan pengupasan kulit Eucaliptus isa dimanfaatkan untuk digunakan pembuatan minyak kayu putih

(46)
(47)

1. Kegiatan pemanenan (Harvesting)

Lampiran 1. Pembersihan arael Lampiran 2.Proses penebangan

(48)

Lampiran 4. Kegiatan pemotongan cabang dan ranting

(49)

Lampiran .6 Pengupasan secara Manual dengan tangan

(50)

Lampiran 8. Muat log ke truck dengan mengunakan excavator

(51)

2. Kegiatan Persemaian ( Nursery )

Lampiran 10. Pencampuran media ( gambut, sekam, pupuk )

(52)

Lampiran 12. Kegiatan tugal ( Sowing ) dengan mengunakan stick

(53)

Lampiran 13. Kegiatan penyiraman ( watering ) 2x sehari

(54)

Lampiran 15. Kegiatan Packing dengan mengunakan Plastik

(55)

3. Kegiatan penanaman (Plantation )

Lampiran 17. Penyemprotan sebelum penanaman

(56)

Lampiran 19. Kegiatan penyulaman ( Blanking ) setelah 1 bulan penanaman

(57)

4.

Planting Monitoring assesment( PMA

)

Lampiran 21. Penandaan titik plot dengan mengunakan ribon tip

(58)

Lampiran 23. Pengukuran tinggi pohon dengan mengunakan hasting stick pada umur tanaman 6 bulan.

(59)

5.

Kegiatan Pre-harvesting Inventory (PHI )

Lampiran 24. Penentuan titik plot sebelum dilakukan kegiatan PHI

(60)

Lampiran26. Pengukuran diameter Pohon pada umur tanaman 4 tahun

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengisian Media Kedalam Polybag
Table 3. Hasil Pengupasan (Debarking) Secara Manual

Referensi

Dokumen terkait

• Sering terdapat pada individu dewasa yang asymptomatis • Hanya terdapat 1% pada penderita LBP. • Biasanya dicetuskan oleh aktivitas

Dari pasien atau keluarga perlu diperoleh keterangan yang mendeskripsikan nyeri punggungnya seperti : sudah berapa lama keluhan nyeri punggung dialami, di

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Pada posisi tidur, metode pengukuran dengan third point loading menghasilkan E true jauh lebih tinggi daripada yang diperoleh dengan cara koreksi modulus geser. Hal serupa terjadi

 Memiliki konsesi jalan tol selama 45 tahun untuk 3 jalan tol baru sejak 2006 (Bogor Outer Ring Road, Semarang-Solo dan Gempol-Pasuruan); konsesi 35 tahun untuk 2 jalan tol baru

Menyetujui rencana Perseroan untuk memperoleh pinjaman dari bank dan/atau lembaga pembiayaan lainnya senilai setinggi-tingginya USD 250 juta atau jumlah lainnya

Dari penelitian Rizka Persia Pasadena (2013) dalam (Handayani dan Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar

Dalam hal Surat Panggilan disampaikan secara langsung dan Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak menolak untuk menerima Surat Panggilan tersebut, Wajib Pajak, wakil, atau